Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Karena itu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar (SD) bahkan TK untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Penguasaan dasar-dasar matematika yang kuat sangat diperlukan oleh siswa utamanya konsep-konsep dasar matematika, sebab jika konsep matematika yang diberikan kurang tepat dan diterima oleh siswa, maka sangat sulit mengubah pengertian tersebut. Sehingga pembelajaran matematika pada jenjang SD haruslah menjadi fondasi yang kuat bagi siswa utamanya penanaman konsep-konsep dasar matematika berdasarkan karakteristik matematika itu sendiri. Hal ini dapat diumpamakan seperti sebuah bangunan. Apabila fondasi dari bangunan tersebut kuat InsyaAllah bangunan tersebut akan berdiri dengan kokoh. Sebaliknya, jika fondasi dari bangunan tersebut tidak kuat maka bangunan tersebut tidak akan berdiri dengan kokoh. Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika, siswa banyak mengeluhkan soal pelajaran matematika. Celakanya, kalau keadaan ini terus berlanjut hingga ke jenjang pendidikan berikutnya, maka sepanjang

ii

masa pendidikan mereka menganggap matematika menjadi pelajaran yang paling menyeramkan dan sangat sulit untuk dimengerti. Untuk mengatasi hal tersebut di atas berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perbaikan-perbaikan dapat dilakukan oleh pihak guru dan sekolah baik pada aspek proses pembelajaran, maupun pada aspek evaluasi yang diterapkannya. Oleh karena itu, diperlukan metode-metode yang tepat guna meningkatkan penguasaan bahan ajar. Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh kurangnya pemahaman konsep matematika itu sendiri. Siswa dituntut untuk selalu menghafalkan setiap rumus yang akan digunakan dalam pembelajaran tanpa tahu cara mendapatkan rumus tersebut. Sehingga menyebabkan siswa menjadi lupa dan bahkan tidak mengerti dengan rumus yang ada. Pada materi bangun datar, siswa sulit mengingat rumus luas bangun datar lainnya bahkan sulit menghitung luas daerah tertentu yang merupakan gabungan dari beberapa bangun datar. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan guru tentang cara mendapatkan rumus tersebut. Tentu saja berdampak negatif pada pembelajaran di kelas, di mana siswa hanya diberikan rumus untuk dihafal tanpa tahu bagaimana cara mendapatkan rumus tersebut. Oleh karena itu, maka kami menganggap perlu untuk membahas materi bangun datar, khususnya menentukan rumus bangun datar dengan memanfaatkan rumus bangun datar lain dan menghitung luas bangun (daerah) tertntu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana cara menentukan rumus bangun datar dengan memanfaatkan rumus bangun datar lain dan menghitung luas daerah tertentu?.

ii

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini adalah: Untuk mengetahui cara menentukan rumus bangun datar dengan memanfaatkan rumus bangun datar lain dan menghitung luas daerah tertentu. D. Manfaat Manfaat makalah ini, yaitu: 1. Menambah wawasan sehingga dapat memperkaya ide-ide konsep matematika. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam menambah wawasan utamanya tentang luas daerah bangun datar. 3. Sebagai salah satu acuan bagi guru utamanya guru SD dalam penanaman konsep luas daerah bangun datar. 4. Sebagai sumber belajar bagi siswa dan memudahkan dalam penanaman konsep luas daerah bangun datar. 5. Sebagai Intelectual Exercise bagi kami

E. Batasan Masalah Pada tulisan ini, pembahasan akan difokuskan pada menentukan luas bangun datar dengan memanfaatkan rumus luas daerah bangun datar lainnya. Yang kami maksudkan daerah tertentu adalah suatu daerah yang mana terbentuk dari beberapa bangun datar.

ii

BAB II LANDASAN TEORI A. Bangun Datar Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996) Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Berikut ini kami memaparkan beberapa jenis-jenis bangun datar di ataranya adalah terdiri dari bangun datar segi empat (persegi pangang, pesegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang serta trapesium) dan bangun datar segitiga. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa bangun datar adalah bagian dari bdang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung, maka kami juga menyertakan lingkara sebagai bagian dari bangun datar. Persegi Panjang Persegi panjang adalah segiempat yang sisinya berhadapan sejajar dan sama panjang, serta keempat sudutnya siku-siku. Sifat-sifat persegi panjang a) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. b) Setiap sudutnya siku-siku. c) Mempunyai duah buah diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan dititik pusat persegi panjang. Titik tersebut membagi diagonal sama panjang. d) Mempunyai dua sumbu simetri yaitu sumbu Vertikal dan Horisontal.

ii

Persegi Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat bangun datar yang berbentuk persegi panjang, tetapi panjang sisinya sama, bangu ini disebut persegi. Jadi persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang. Sifat-sifat persegi a) Semua sisinya sama panjang dan sisi yang berhadapan sejajar. b) Setiap sudutnya siku-siku c) Mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang, berpotongan ditengahtengah, dan membentuk sudut siku-siku. d) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya e) Memiliki empat sumbu simetri Segitiga Segitiga adalah bidang datar yang dibatasi oleh tiga garis lurus dan membentuk tiga sudut.segitiga dibagi menjadi tiga jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya dan besar sudutnya yaitu: segitiga sama kaki adalah sebuah segitiga yang kedua sisinya mempunyai panjang yang sama. Dimana segitiga sama kaki berasal dari dua buah segitiga siku-siku kongruen yang diletakkan berimpitan pada sisi siku-siku yang sama panjang segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang Jajargenjang Jajargenjang adalah segiempat dengan kekhususan yaitu sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. Sifat-sifat jajargenjang adalah a) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
ii

b) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. c) Mempunyai duah buah diagonal yang berpotongan disatu titik dan saling membagi dua sama besar. d) Mempunyai simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat. Trapesium Trapesium adalah sutu bangun dua demensi segiempat yang mempunyai dua sisi yang sejajar namun panjangnya tidak sama. Trapesium dibagi menjadi tiga bagian yaitu: trapesium sama kaki adalah trapesium yang kedua kakinya (sisi) sama panjag. trapesium sama siku-siku adalah trapesium yang memilki sudut siku-siku trapesium sembarang adalah trapesium yang semua sisinya tidak sama panjang dan bukan siku-siku. Sifat-sifat trapesium adalah : a) terdapat dua pasangan sudut yang berdekatan sama besar. b) Dalam trapesium sama kaki terdapat panjang. Belah Ketupat Belah ketupat adalah bangun datar yang dibentuk dari segitiga sama kaki dan bayangannya, dengan alas sebagai sumbu cermin. Atau Belah ketupat adalah sebuah segi empat yang diperoleh dengan mempertemukan alas dua buah segitiga sama kaki yang kongruen Sifat-sifat belah ketupat adalah : a) Semuah sisinya sama panjang b) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. diagonal-diagonal yang sama

ii

c) Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus d) Kedua diagonal belah ketupat merupakan sumbu simetri. Layang-layang Laying-layang merupakan segi empat yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki asalnya sama panjang dan berhimpit. Sifat-sifat laying-layang adalah : a) Pada layang-layang terdapat dua pasang sisi yang sama panjang b) Pada layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama besar. c) Pada layang-layang terdapat satu sumbu simetri yang mrupakan diagonal terpanjanag. d) Pada layang-layang salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal lainya secara tegak lurus. Lingkaran Dalam geometri Euclides, sebuah lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu, yang disebut jari-jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut pusat. Lingkaran adalah contoh dari kurva tertutup sederhana, yang membagi bidang menjadi bagian dalam dan bagian luar. Elemen-elemen yang terdapat pada lingkaran, yaitu sebagai berikut: Elemen lingkaran yang berupa titik, yaitu: Titik Pusat (P) Merupakan sebuah titik di dalam lingkaran yang menjadi acuan untuk menentukan jarak terhadap himpunan titik yang membangun lingkaran sehingga sama. Jarak antara titik pusat dengan lingkaran harganya konstan dan disebut jari-jari.

ii

Elemen lingkaran yang berupa garisan, yatu: o Jari-jari (Radius) Merupakan garis lurus yang menghubungkan titik pusat dengan suatu titik pada lingkaran. Dan semua jari-jari lingkaran sama panjang. Jari-jari selalu dilambangkan dengan huruf r atau R. Panjang jarijari =
1 1 diameter atau r = d. 2 2

.
P r

o Tali busur Merupakan garis lurus di dalam lingkaran yang memotong lingkaran pada dua titik yang berbeda. TB atau Tali busur adalah ruas garis yang
B

menghubungkan

dua

titik

pada

suatu
A C

lingkaran. AB dan CD adalah tali busur. Tali busur yang melalui pusat lingkaran disebut garis tengah atau diameter. Perlu diperhatikan dua ketentuan berikut:

.
P

a. Setiap garis tengah juga merupakan tali busur. Tetapi tidak setiap tali busur merupakan garis tengah. b. Tali busur yang tidak melalui pusat selalu lebih kecil dari garis tengah.

ii

o Busur (B)
a

Merupakan garis lengkung baik terbuka, maupun tertutup yang berimpit dengan lingkaran. Busur adalah bagian kontinu dari suatu lingkaran. Setengah lingkaran adalah suatu busur yang b berukuran setengah keliling lingkaran, jadi mencakup 180o.

Harus dibedakan antara garis lengkung dengan busur. Garis lengkung belum tentu dapat membentuk lingkaran. Tetapi semua busur adalah garis lengkung yang dapat membentuk lingkaran. o Keliling lingkaran (K) Keliling suatu lingkaran adalah panjang jarak mengelilingi lingkaran tersebut. Keliling ini mencakup 360o. Keliling merupakan busur terpanjang pada lingkaran o Diameter Diameter atau garis tengah lingkaran adalah tali busur yang melalui pusat lingkaran; diameter merupakan tali busur terpanjang dan panjangnya dua kali panjang jari-jari. Diameter membagi lingkaran sama luas. Diameter sekaligus merupakan simetri lipat atau simetri balik suatu lingkaran. Lingkaran mempunyai simetri lipat yang tak terhingga banyaknya. Diameter biasanya dinyatakan dengan d. d = 2r atau d = 2 x jari-jari. Elemen lingkaran yang berupa luasan, yaitu : o Juring (J) Juring adalah daerah lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan sebuah busur. Juring kadang-kadang disebut juga sektor.

ii

o Tembereng (T) Merupakan daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh sebuah busur dengan tali busurnya. o Cakram (C) Merupakan semua daerah yang berada di dalam lingkaran. Luasnya yaitu jari-jari kuadrat dikalikan dengan pi. Cakram merupakan juring terbesar.

ii

BAB III PEMBAHASAN

A. Menentukan rumus luas daerah bangun datar dengan memanfaatkan rumus luas daerah bangun datar lain. Dalam pembahasan ini kami akan mencoba menerapkan beberapa rumus luas daerah bangun datar dengan memanfaatkan rumus luas daerah bangun datar lain. Yang menjadi permulaan dari pemanfaatan rumus luas daerah bangun datar di mulai dari rumus yang diketahui terlebih dahulu yaitu rumus luas darah persegi. Rumus Luas Daerah persegi s

Sebuah persegi dengan panjang sisi adalah s, dan luasnya adalah L, maka luas daerah persegi adalah:

s Rumus Luas persegi panjang

L= ss

Sebuah persegipanjang dengan panjang adalah p, lebar adalah , dan luasnya

adalah L, maka luas daerah persegipanjang adalah: p L= p

Perseg panjang adalah suatu segi empat yang hamper mirip dengan persegi, yang menjadi perpedaanya persegi panjang memiliki panjang dan lebar. Dimana rumus: Luas persegi panjang = luas persegi = sisi x sisi = panjang x lebar Atau:
ii

Sebuah persegi panjang merupakan gabungan dari dua buah segitiga siku-siku seperti tampak pada gambar berikut ini :

= Dimana rumus luas segitiga yang di ketahui adalah sehingga Luas persegi panjang = 2 kali luas segitiga = 2 ( = = panjang x lebar = Rumus Luas Jajargenjang Jajar Genjang atau Jajaran Genjang adalah suatu bangun datar yang terbentuk oleh segitiga dengan bayangannya jika diputar setengah putaran pada salah satu sisi yang dimilikinya. Sebuah jajargenjang dengan alas adalah a,
t

tinggi adalah t, dan luasnya adalah L, maka luas daerah jajargenjang adalah:

L= at

Yang menjadi pertanyaan dari mana rumus di atas ? Berikut ini kami mencoba memanfaatkan rumus persegi panjang untuk memeroleh rumus jajargenjang dengan mengubah bentuk jajargenjang diatas menjadi persegi panjang dengan cara memotong sebagian kiri dari

ii

jajargenjang

dan diletak pada bagian kanan jajargenjang sehingga

membntuk persegi panjang. Lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:

t o a r

= r a o

Dari hasil perpotongan gambar di atas maka dapat diper oleh Luas jajargenjang = luas persegi panjang = panjang x lebar = (r +o)xt = a x t, dimana a = alas dan t = tinggi jajargenjang Rumus Luas Lingkaran Pada umunya kita ketahui luas daerah lingkaran adalah L = r2 . berikut ini kami menguraikan proses menemukan rumus luas daerah

lingkaran dengan memanfaatkan rumus luas bangun datar lainya. Pada rumus luas lingkaran. Lingkaran dapat juga diuraikan dengan

memanfaatkan rumus bangun datar lainya yaitu persegi panjang, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan segitiga. Namu dalam penjelasan makalah ini kami hanya memanfaatkan rumus persegi panjang untuk menentukan rumus luas lingkaran. Lingkaran dipotong-potong menjadi 6 atau 8 atau 10 juring (semakin banyak juring maka akan semakin membentuk persegipanjang dengan syarat jumlahnya genap), dan salah satu juring dibagi dua sama menurut jari-jari. Selanjutnya disusun secara zigzag ke samping dengan menempelkan sisi jari-jari dari masing-masing juring sehingga mendekati bentuk

persegipanjang seperti terlihat pada gambar berikut:


ii

Gbr: 1

Gbr: 2

Perhatikan gambar di atas: Gambar 1 adalah lingkaran dan gambar 2 adalah bagian-bagian juring dari lingkaran pada gambar 1 yang disusun hingga menyerupai persegi panjang. Diama dimana panjang dari persegi panjang tersebut = 4 busur juring = keliling lingkaran (2 ) pada gambar 1 = (2 ), sedangkan lebar dari persegi

panjang adalah jari-jari lingkaran pada gambar 1 = r. sehingga dapat dinyatakan bahwa :

Luas daerah Gbr 1 Luas daerah lingkaran

= =

luas daerah Gbr 2 Luas daerah yang menyerupai persegi Panjang, Sehingga

Luas daerah lingkaran

= = = = = = =

Luas daerah persegi panjang pada Gbr 2 panjang x lebar Keliling x jari-jari lingkaran (2r) x r x2xxrxr xrxr r2 L = r2

Sehingga, Luas daerah lingkaran adalah

ii

Rumus Luas Segitiga Segitiga adalah bangun datar yang terbentuk dari tiga buah garis dan tiga buah sudut. Sebagaimana telah diketahu bahwa rumus luas segitiga adalah L segitiga = alas x tinggi Dimana segitiga juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu segitiga siku-siku, sembarang dan sama kaki serta segitiga sama sisi. Berikut ini kami membuktikan rumus segitiga khusunya segitiga siku-siku) dengan

memanfaatkan rumus persegi panjang. Perhatikan gambar berikut:

t t

t a a

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa dua buah segitiga siku-iku dapat membentuk satu buah persegi panjang dengan panjang persegi panjang = tinggi segitiga dan lebar persegipanjang = alas segitiga, sehingga dapat ditulis bahwa: Luas persegi panjang = 2 x luas segitiga Luas segitiga = = = = atau

x luas persegi panjang x panjang x lebar x tinggi x alas atau x alas x tinggi

Rumus Luas Trapesium Luas trapesium adalah = Mengapa demikian ?


ii

x (jumlah sisi sejajar) x tinggi

Kami akan menjelaskan tentang pertanyaan di atas. Trapesium adalah bangun datar yang terbuat dari dua jenis bangun datar lain. Yaitu segitiga dan segi empat, perhatikan gambar berikut:
a

t a b

Jika kita kaji kempali luas persegi panjang adalah . Karena itu dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

dan luas segitiga

Luas trapesium = L. segitiga 1 + L. persegi panjang + L. segitiga 2 =( ) + (panjang x lebar ) +( )

Jika kita masukkan variabel pada gambar, maka persamaan diatas menjadi: Luas trapesium = ( = ( + )+( + )+( ).( ).
lalu gunakan sifat distribusi

.lalu gunakan sifat distribisi lagi

Sehingga = ( = ( = ( Karena = ( ).( + + + + + + ).( . Karena 2a = a + a, maka . Lalu gunakan metode subtitusi, maka .
Sifat asosiatif

).( ).(

= b, maka

ii

Rumus Luas Belah Ketupat Sebuah belahketupat dengan diagonal adalah d1


d2 d1 d2

dan d2 , sedangkan luas adalah L, maka luas daerah belahketupat tersebut adalah: L = x d1 x d2

Tidak2 ada atauran bahwa d1 harus yang panjang atau yang pendek, begitu d juga dengan d2. Yang menjadi masalah dari mana asal rumus ini. Untuk menentukan rumus luas belah ketupat, kita dapat mengunakan rumus luas persegi panjang yaitu panjang x lebar. Perhatikan gambar berikut:
d1 d1 d1

R P R Q
d2

R P Q
d2

Q
d2

Atau

S P

Berdarasankan gambar di atas bila d1 dan d2 adalah panjang diagonaldiagonal sebuah belah ketupat, maka belah ketupat dapat diubah menjadi persegi panjang dengan panjang sisi tulis sebagai berikut: Luas Belah ketupat = Luas persegi panjag = panjang x lebar = d1 x d2
=

d1 dan lebarnya d2, sehingga dapat di

(d1 x d2)

ii

Rumus Luas Layang-layang Laying-layang merupakan segi empat yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang asalnya sama panjang dan berhimpit. bertolakk dari defenisi di atas maka dapat ditentukan luas layang dengan memanfaatkan rumus segitiga. Perhatikan gambar berikut ini:

d1

1
d2 a1

b1

2
a2

3
b2

Berdasarkan gambar di atas maka luas daerah layang-layang adalah L = L segitiga 1 + L segitiga 2 + L segitiga 3 + L segitiga 4 = ( a1 x b1) + ( a2 + b1) + ( a1 x b2) + ( a2 x b2) = = b1 (a1 + a2) b1 x d1 + b2 ) + b2 (a1 + a2) b2 x d1

= d1 ( b1 + = = d1(b1 + b2 ) (d1. d2)

ii

B. Pengunaan rumus luas bangun datar untuk tertentu

menghitung luas daerah

Pada pembahasan ini kami hanya menjelaskan bagaimana pengunaan rumus luas bangun datar yang telah diperoleh dari pembahsan pertama. Dimana pada pembahasan poin ini kami menyajikan beberapa soal yang berkaitan dengan pengunaan rumus luas bangun datar untuk menghitung luas daerah tertentu atau gabungan beberpa bangundatar. Bangun datar tertentu yang di maksud adalah suatu daerah bangun datar yang terbentuk dari gabungan beberapa bangun datar. Contoh 1 . Tentukan luas daerah yang diraster pada bangun berikut ini

4 cm 21 cm
3 cm

10 cm

31 cm

Berdasarkan gambar di atas kita dapat dilihat bahwa gambar bangun datar tersebut terbentuk dari beberapa bangun datar yaitu :
4 cm 21 cm
3 cm

4 cm

10 cm

10 cm

31 cm

3 cm

4 cm

Maka dapat luas bangun di atas merupakan gabungan atau jumlah dari ke tiga bangun datar yaitu : o Luas daerah trapesium dengan tinggi = 3 cm, dan sisi yang sejajar a = 10 cm dan b=21 cm o Luas persegi panjang yang pertama, dengan panjang = 4 cm dan lebar = 10 cm.
ii

o Luas persegi panjang yang kedua, dengan panjang = 4 cm dan lebar = 31 cm Lus daerah yang diraster adalah : L = L. trapesium + L. persegi panjang 1 + L. persegi panjang 2 = ( )t + ( ) + ) = (10 ) (3) + ( 4 x 10) = 46,5 + 40 = 46,5 + 164 = 210,5 cm2 2. Perhatikan gambar berikut ini:
A L K M P J R S I H T G T F N O Q E B C D

+ ( 4 x 31) + 124

Tentukan luas daerah yang diraster apabilah diketahui : AB = HG = 15 cm, AH = BG = 20 cm, CD = EF = IJ = LK = MP = NO = 3 cm, MN = PO = RQ = 5 cm, DAN ST = 6 cm Penyelesaian: Perhatikan ilustrasi yang disajikan dalam bentuk gambar berikut ini. Dimana daerah tersebut di ubah hingga menjadi sebua persegi panjang yang di dalamnya terdapat satu buah segitiga sama kaki dan sebuah persegi panjang.

ii

L K

A A M P J R S T N O Q

B B

A C D L K M P N O Q S T H

B C D

E J F G I

E F G

I H

Perhatkan gambar di atas setengah lingkaran JI dan EF = CD dan KL yang bolong, maka setengah lingkaran JI dan EF menutupi bagian yang bolig di CD dan KL, sehingga terbentuk seperti gambar di atas. Berdasarkan gambar tersebut maka luas daerah yang diraster adalah: L. daerah Raster = Luas persegi panjang (luas MNOP + luas segitiga RQS) = (panjang x lebar) - ((panjang x lebar) + ( alas x tinggi) = (HG x BG) - ((PO x ON) + ( x RQ x ST) = (15 x 20 ) - ((5 x 3) + ( x 5 x 6) = (300) - (30) = 270 cm2 Dengan mengunakan rumus luas bangundatar kita dapat menghitung daerah tertentu seperti yang tampak pada kedua contoh di atas. Siswa dapat dengan mudah menyelesaikan saol tersebut apa bilah siswa menguasai bukan sekedar menghafal konsep dasar. Oleh sebab itu siswa diharapkan dapat menemukan sendiri rumus luas bangun datar dengan memanfaatkan luas bangun datar lain. Karena dengan menemukan sendiri siswa lebih memahami dan bias menyelesaikan soal yang bedah (tidak sama dengan contoh).

ii

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatasa maka kami dapat menyimpulkan bahwa Rumus luas daerah bangun datar dapat diturunkan dengan memanfaatkan rumus bangun lainnya : Menentukan Persegi panjang Menentukan panjang Menentukan Rumus Luas trapesium dengan memanfaatkan Rumus Luas Rumus jajargenjag dengan memanfaatkan Rumus Luas persegi Rumus Luas Lingkaran dengan memanfaatkan Rumus Luas

Segitiga dengan persegi panjang. Menentukan Rumus Luas belah ketupat dengan memanfaatkan Rumus Luas persegi panjang. Menentukan Rumus Luas layang-layang dengan memanfaatkan dari Rumus

Luas empat segitiga yang di jumlahkan Dengan mengunakan rumus laus bangun datar kita dapat Menghitung luas daerah bangun datar tertentu yang merupakan gabungan dari beberapa bangun datar baik menjumlahkannya maupun menguranginya.

B. Saran Dengan terselesainya urayan dari makalah ini kami sangat mengharapkan kepada pembaca khususnya guru untuk dapat menerapkan kepada peserta didik. Dimana dengan menentukan rumus bangun datar ini dengan memanfaatkan rumus bangun datar lain juga merupakan penguatan terhadap siswa terhadap penguasaan rumus luas daerah bangun datar tertentu.

ii

DAFTAR PUSTAKA

http://ian43.wordpress.com/2010/12/27/pengertian-bangun-datar/ http://mat-redaksi.blogspot.com/2008/05/pengertian-definisi-jajaran-genjang.html
m.artikel.com/arti-326431-empiris.html Nur Aksin. MAtematika Kelas 6. 2006 Jakarta. Cempaka Putih. Sikino, Wilson Simangusong, Matematika untuk SMP Kelas VII. Erlangga 2006. www.scribd.com/mobile/documents/51711412 Y.D Sumanto. Gemar Matemtika 6. 2008. Jakarta PT intan Pariwara

ii

Makalah: Problematika Pendidikan Matematika Dosen Pengasuh: Prof.Dr. Suradi Tahmir.M.S

MENENTUKAN RUMUS BANGUN DATAR DENGAN MEMANFAATKAN RUMUS BANGUN DATAR LAIN DAN MENGHITUNG LUAS DAERAH TERTENTU

Oleh: Rusdyi Habsyi Andi Asharati Syamsudin

KELAS D

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga tugas Problematika Pendidikan Matematika, dengan judul menentukan rumus bangun datar dengan memanfaatkan rumus bangun datar lain dan menghitung luas daerah tertentu dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabat, keluarga dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang kostruktif diharapkan demi penyempurnaan, peningkatan kualitas dan perbaikan selanjutnya. Untuk sekecil apapun bantuan dan dedikasi yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga makalah ini memiliki nilai ibadah kepada Allah Subhanahu Wataala bagi kami dan bermanfaat bagi pembacanya. Amin.

Makassar, 6 Januari 2012

Kami

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI .. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .. 1 B. Rumusan Masalah .. 2 C. Tujuan ... D. Manfaat .. E. Batasan Masalah ... 3 3 3

BAB II LANDASAN TEORI A. Bangun datar . 4

BAB III PEMBAHASAN A. Menentukan rumus luas daerah bangun datar dengan memanfaatkan rumus luas daerah bangun datar lain.......................... 11 B. Pengunaan rumus luas bangun datar untuk menghitung luas daerah tertentu 19

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan . 22 B. Saran . 22 DAFTAR PUSTAKA

23

ii

Anda mungkin juga menyukai