Anda di halaman 1dari 126

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RISK AVERSION, BRAND TRUST, BRAND AFFECT, PURCHASE LOYALTY, ATTITUDINAL LOYALTY TERHADAP BRAND PERFOMANCE PENGGUNA LAPTOP MEREK ACER

(Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman)

OLEH : MEGA AYU PUSPITA NIM : C1B007139

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2011 i

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RISK AVERSION, BRAND TRUST, BRAND AFFECT, PURCHASE LOYALTY, ATTITUDINAL LOYALTY TERHADAP BRAND PERFOMANCE PENGGUNA LAPTOP MEREK ACER

(Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman)

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

OLEH : MEGA AYU PUSPITA NIM : C1B007139

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2011 ii

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RISK AVERSION, BRAND TRUST, BRAND AFFECT, PURCHASE LOYALTY, ATTITUDINAL LOYALTY TERHADAP BRAND PERFOMANCE PENGGUNA LAPTOP MEREK ACER

(Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman)

Oleh: MEGA AYU PUSPITA NIM : C1B007139

Diterima dan disahkan Pada tanggal: ..

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr.Suliyanto, SE, MM. NIP. 19740401.199802.1.001

Drs. Untung Kumorohad, Msi. NIP. 19530102.31986.011

Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

Dr. Suliyanto, SE, MM. NIP. 19740401.199802.1.001 iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama NIM Jurusan Fakultas

: Mega Ayu Puspita : C1B007139 : Manajemen : Ekonomi

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang dibuat dalam keadaan sadar dan bukan jiplakan dari tulisan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali yang secara tertulis dalam skripsi ini dan telah disebutkan di dalam daftar pustaka. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Purwokerto,

November 2011

Yang membuat pernyataan

Mega Ayu Puspita NIM : C1B007139

iv

PERSEMBAHAN

AnnYeongHaSeYo Chingu ^-^ EgHa Mw NguCapin TeRima KaSih Buat : _^ ALLAH S.W.T (Tuhan Saya) yang teLah MeLipahkan RahMat-Nya,, Hidayah-Nya,, (SeMoga EgHa SeLaLu BiSa Jadi Hambamu Yang Lebih baik & bEruSaha Untuk seLaLu MeLakSanakan PeRintah-MU & MenJauhi LaRanganMU,, Amiennn Ya ALLAH S.W.T). _^ Mamah & PaPah TeRsaYang

MaKaSih BaNyak AtAs Doanya,, Nasehat2nya,, SuDah MeRawat dan MembeSarkan EgHa SamPai Saat Inih,, MaAfin EgHa SeLama Inih SuKa MeRePotkAn MaMah Dan PaPah SeMoGa KeLak EgHa SeLaLau BiSa MemBaHagiaKan MaMah Dan PaPah,, ( PaPaH Mamah SeLamanya,, SeHat SeLaLu,, PanJang UmuR dan BaHaGia SeLamanya Amiennn...) Luv u :* _^ Pak SuLiyanto Dan Pak Untung Yang Baik Hati SeLaku Pembimbing SkRipSweetzz Saya ,, TeRima Kasih BaPak,, Maaf JiKa SeLama EgHa jadi Anak bimbingan Skipsi Bapak teRdaPat KeSaLahan Sikap Maupun PeRkaTaan,, Im Proud Of You

_^ Adik2Quw Yang Unyu2

Anita Dan BaGas ,,MaKaSih UdaH MeWarnai HaRi-Harinya Kakak,, SeMoga KeLak KaKak biSa MeNjadi wanita sUksEs,, biSa MemBaHagiakan KaLian,, SeLamanya Qt SeBAgai Anak Mamah dan Papah hARus KomPak Dan HiduP Rukun Yah seRta MembanggakAn,,, SeMangAd Qt BiSa ^^ Luv U gUys :* _^ My BeLoved TerSaYonkkz DaNang WiSangGeni

MaKaSiH Udah HaDiR dLm KeHiDupan EgHa,,Tak Henti-Henti MenyemangatiQ dLm BeRbagai HaL,,MeNgaJaRkan KeHiduPan Sesungguhnya SePerti Apa,, Gag PeRnaH MaRah,, SeLaLu BeRusaHa Jd PacaR yang Baik, PeRhatian, dan JuJuR samPai Saat Inih KaLau BiSa SeLamanya EgHa SaLut Kamu BiSa DiandaLkan Baik DLm SeGi WaKtu, PerKaTaan, MauPun PerBuatan...SeMoGa Itu SeMua Takkan PeRnaH BeRuBAH yah ^^ SeMaNgaD Wat Qt UnTuk LeBih Baik keDePannya & SeMangad Buat MaSa DePan Qt GanBatte MeSkiPun DiLuaR SaNa BanYak Yang NgeFans Ma Qt,, SeMoGa DaNang & EgHa bs UntUk SLaManya (NyEpoT NyEmOt BeRsaTu 1 June ReMemBer it ) Luv U :* ( Irsyad, Niken, Timi, Dika, Bang.Satria, Setyadi Rp, GenThonk & Amin, MaKasih bAnYak bUat kaLian SeMua ) _^ DaKoChan GiRlz : Nina,, Asih,, Hanny,, Nita,, Liza,, Cici TerUnyu MAkAsih BuAt PeRsahabatan Kita DaRi SMA saMpai Saat Inihh,, Pd BaLik Sini Dunk kpn bisa srg ngumpuL2 Lagi seperti duLu..Kangen Bgd Inih Sm KaLian seMua BFF Luv U All :*

vi

_^ ZaPink,,Jojo,,MeMo,,RenDot,,Yudi,,Agus TeRgOkiL

Haii buuu,,, Haii Cyin,,, Jenk2 MaKasihh Banged Yah Buat PeRsAhaBaTan Qt SeLaMa Inih,, Udah meLewati Suka Dan Duka BeRsama SeLaMa KuLiah inih.. Jadi iNgat TOuR Qt Keberbagai KotA,, Yuhh mw Pada Cuss Lg kapan GuysBFF Yah Miss u ALL :* _^ Qiqi, Septo, YoLand, Tami HoLa-HoLa Jenk MaKaSih Guys,, UdAh Nungguin Dosen BaReng2 sAmbiL BerGosip2an,, Nungguin Ujan BeRhenti BaReng2 Aihihihihi.. UdAh BaNtuin EgHa Juga,,Baik banged kalian BFF Yah _^ Chingu2Q MaNajemen FE UNSOED Angkatan 2007 Yg Emoet2 Risky U, Irma,Ocie, Dian, Imtinan, HaiFa, Ninin, MeLLy, sheLLy, veRa, RiRis, hEnty, Ana, Isna, Tita, Aya, tRomoL, DaPon, DiMaS, AndRo, Ridho, Dhadek, Usman, aLdo, Eka, Sigit, Aji pramono, Usman, Edi, Ardi, AdE, MuhaRam, Bening, Adi ivan gunawan, ALip, Ronaldo, Ipung, Genjo, Iwan, Agung anjar, Anjar paRad, HeRman, Arif, Oscar, Aan, Narji, IpuL, toyib, Ninis, Nindi, Lindi, Viany, Wia, InDra, aGus, Grace, Lia, AmeL, ELa, dhiTa, Rossi, Ika Yunita, Ciput, Topan, ALin, Mega, Puput ndhut, SepTian, Topan & Ayu, Gina, Ayu & Tenan, Nurdin, Reza, Sudarmaji, MakmuR, ARyo, AuLia, Ari, MaHardiKa, Feby, Adi, Aphe, Een, Evi, Fiko, Nurdin, Puput, AzhaR, Tinus, Ryan Gokong, MaiL, AdRian, Joseph, ZaMais, ( Yang beLom KeCanTum Maff Yah,, EgHa LuPa inih Namay ) MaKasih SeLaMa Inih BaReng-Bareng meLEwati suka dan duka seLama KuLiah,, n dont 4 get Me _^ TeMan-TeMan EgHA DaRi TK ( Bayangkari 2 Jayapura dan SuPriyadi SeMaRang , SD (Sokanegara 01 ), SMP Negeri 6 SMA Negeri 5 Purwokerto angkatan 2004,, khususnya warga IPA 4,,Teman2 KuLiah BeRbagai Fakultas & Universitas,, TeMan2 Rumah & Main,, Teman2 KKN desa Pamijen 2010 (Dian,Verni,Ayu,IndRa,Andika,Reza) MaKasiH Udh Mw Jdi TeMan EgHa,, Miss U All :* Dan Untuk SeMua WaRga UNSOED Lainnya KaMsAhAmNida SukSes Buat KiTa SeMuA ,, GanBatte ^^ :*

vii

RINGKASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh risk aversion, brand trust, brand affect purchase loyalty, attitudinal loyalty terhadap brand performance pengguna laptop merek Acer (Studi kasus pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman). Data yang diperoleh dari kuisioner yang telah memenuhi uji reliabilitas dan variance extract diolah menggunakan aplikasi program komputer AMOS 16.0. Dari hasil statistik menunjukkan risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust ditunjukkan dengan nilai C.R > t.tabel (6,460 > 1,976), risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect ditunjukkan dengan nilai C.R > t.tabel (3,012 > 1,976), brand trust berpengaruh positif terhadap purchase loyalty ditunjukkan dengan nilai C.R > t,tabel (3,745 > 1,976), brand trust berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty ditunjukkan C.R > t.tabel (3,046 > 1,976), brand affect berpengaruh positif terhadap purchase loyalty ditunjukkan dengan nilai C.R > t.tabel (3,255 > 1,976), brand affect berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty ditunjukkan dengan nilai C.R > t.tabel (3,535 > 1,976), purchase loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance ditunjukkan dengan nilai C.R > t.tabel (2,101 > 1,976), dan attitudinal loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance ditunjukkan dengan nilai C.R > t.tabel (9,937 > 1,976). Berdasarkan analisis faktor konfirmatori dapat disimpulkan semua indikator dapat diterima. Pemodelan SEM dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria antara lain ukuran sampel, normalitas data, outliers, multicolinearity dan singularity. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan kepada produsen laptop Acer agar terus meningkatkan kepercayaan terhadap konsumen, memperhatikan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja merek dengan cara meningkatkan manfaat sesuai dengan kebutuhan konsumen dan meningkatkan serta membuat program yang inovatif untuk menciptakan loyalitas konsumen. Hal tersebut ditujukan agar konsumen enggan berpindah ke merek lain.

Kata kunci : risk aversion, brand trust, brand affect, purchase loyalty, attitudinal loyalty, brand performance

viii

SUMMARY

This research was conducted to determine the effect of risk aversion brand trust, brand affect purchase loyalty, attitudinal loyalty toward a brand performance of Acer brand laptop users. Case studies at the Faculty of Economics S1 Regular jenderal soedirman university. Data obtained from questionnaires that have met the test reliability and variance extracted processed using AMOS 16.0 computer program applications. From the statistical results show a positive effect on risk aversion toward brand trust indicated by the value of CR > t.tabel (6.460 > 1.976), risk aversion has a positive influence on brand affect indicated by the value of CR > t.tabel (3.012 > 1.976), brand trust has a positive effect to purchase loyalty shown by the value of CR > t, table (3.745 > 1.976), brand trust has a positive effect on attitudinal loyalty shown CR > t.tabel (3.046 > 1.976), brand affect positive influence on purchase loyalty shown by the value of CR > t. table (3.255 > 1.976), brand affect positive influence on attitudinal loyalty shown by the value of CR > t.tabel (3.535> 1.976), purchase loyalty positively affects brand performance is indicated by the value of CR> t.tabel (2.101 > 1.976) and attitudinal loyalty has a positive effect on brand performance is indicated by the value of CR> t.tabel (9.937> 1.976).Based on confirmatory factor analysis can be summed up all the indicators are acceptable. SEM modeling in this research have met the criteria include sample size, normality of data, outliers, multicolinearity and singularity. The results of this research can be implied to the manufacturers of laptops Acer to continue to increase confidence in the consumer, pay attention to policies related to brand performance by increasing benefits in accordance with the needs of consumers and enhance and create innovative programs to create consumer loyalty. It is intended to allow consumers reluctant to switch to another brand.

Keywords : risk aversion, brand trust, brand affect, purchase loyalty, attitudinal loyalty, brand performance

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul ANALISIS PENGARUH RISK AVERSION, BRAND TRUST, BRAND AFFECT, PURCHASE LOYALTY, ATTITUDINAL LOYALTY Terhadap BRAND PERFOMANCE PENGGUNA LAPTOP MEREK ACER. Penyususnan skripsi yang dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Dalam prosesnya, penulis tidak luput dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Haryadi, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman . 2. Bapak Dr. Suliyanto, SE, MM. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman. 3. Bapak Dr. Suliyanto, SE, MM. selaku pembimbing pertama, yang telah bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan dalam segala kesempatan dan keterbatasan yang ada selama proses penulisan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Untung Kumoro Hadi, M. Si. selaku pembimbing kedua yang telah memberikan segala bantuan dan kebijaksanaannya selama proses penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Hj. Sri Martini, M. Si. selaku dosen penguji skripsi yang bersedia menguji dan memberikan berbagai masukan yang membangun. 6. Ibu Dra. Nurhayati Indiyastuti, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan pengarahan dari awal hingga akhir studi. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, yang telah bersedia mengajarkan dan memberikan bekal ilmu yang bermanfaat untuk dikembangkan.

Demikian skripsi ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi semua golongan msyarakat. Semoga skripsi ini dengan segala kekurangannya mampu memberikan peranan untuk diterapkan baik dalam praktek maupun untuk penelitian selanjutnya.

Purwokerto, November 2011 Yang membuat pernyataan

Mega Ayu Puspita NIM : C1B007139

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah Penelitian .......................................................... 1 B. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................. 4 C. Pembatasan Masalah Penelitian ................................................................ 6 D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 II. TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN ......... 9 A. Telaah Pustaka 1. Pemasaran ............................................................................................ 9 2. Perilaku Konsumen ........................................................................... 11 3. Risk Aversion .................................................................................... 12 4. Brand (Pengertian Merek) ................................................................. 13 5. Brand Affect (Afeksi Merek) ............................................................ 16 6. Brand Trust (Kepercayaan Merek) .................................................... 18 7. Brand Loyalty (Loyalitas Merek) ...................................................... 19 8. Purchase Loyalty (Kesetiaan Pembeliaan) ........................................ 23 9. Attituinal Loyalty (Kesetiaan Sikap) ................................................. 24

xii

10. Brand Perfomance (Kinerja Merek) ................................................ 26 B. Perumusan Model Penelitian dan Hipotesis) .......................................... 27 1. Perumusan Model Penelitian ........................................................... 27 2. Dasar Hipotesis dan Hipotesis ......................................................... 29 III. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA ................... 33 A. Metode Penelitian ................................................................................... 33 1. Jenis Penelitian................................................................................. 33 2. Subjek Penelitian ............................................................................. 33 3. Objek Penelitian ............................................................................... 33 4. Lokasi Penelitian .............................................................................. 33 5. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 33 6. Metode Pengambilan dan Penentuan Jumlah Sampel...................... 34 B. Teknik Analisis Data .............................................................................. 36 1. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ................................ 36 2. Skala Pengukuran Variabel Penelitian ............................................. 40 3. Structural Equation Modeling (SEM) ............................................. .41 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 53 A. Sejarah Perusahaan ................................................................................. 53 B. Analisis Data ........................................................................................... 55 1. Gambaran Umum Responden .......................................................... 55 2. Bangunan Model Teoritis ................................................................ 56 3. Penyusunan Path Diagram ............................................................... 57 4. Persamaan Struktural dan Model Pengukuran ................................. 59

xiii

5. Analisis Faktor Konfirmatori ........................................................... 60 6. Evaluasi Asumsi SEM ..................................................................... 62 7. Uji Reliability dan Variance Extract ................................................ 66 8. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 69 9. Goodness-of-fit dan Analisis SEM melalui Full Model .................. 73 C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 75 1. Pembahasan Model Penelitian ......................................................... 75 2. Pembahasan Hipotesis ..................................................................... 76 a. Pengaruh Risk Aversion terhadap Brand Trust ............................ 76 b. Pengaruh Risk Aversion terhadap Brand Affect.. .... 77 c. Pengaruh Brand Trust terhadap Purchase Loyalty ....................... 77 d. Pengaruh Brand Trust terhadap Attitudinal Loyalty. ... 78 e. Pengaruh Brand Affect terhadap Purchase Loyalty ..................... 79 f. Pengaruh Brand Affect terhadap Attitudinal Loyalty .................. 80 g. Pengaruh Purchase Loyalty terhadap Brand Perfomance ............ 81 h. Pengaruh Attitudinal Loyalty terhadap Brand Perfomance ......... 82 V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI.............................................................. 83 A. Kesimpulan ............................................................................................. 83 B. Implikasi Manajerial ............................................................................... 83 C. Implikasi Riset Berikutnya...................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85 LAMPIRAN ..............................................................................................................

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Tabel 1. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel.................................. 40 2. Tabel 2. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi UNSOED ..................................... 55 3. Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Jurusan Pendidikan pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi UNSOED ..................................... 55 4. Tabel 4.Jumlah Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi UNSOED ..................................... 56 5. Tabel 5.Bangunan Model Teoritis ................................................................... 57 6. Tabel 6.Persamaan Struktural dan Model Pengukuran .................................... 59 7. Tabel 7.Critical Ratio untuk SEM ................................................................... 61 8. Tabel 8.Standart Regression Weight untuk SEM ............................................ 63 9. Tabel 9. Normalitas Data ................................................................................. 64 10. Tabel 10. Uji Univariate Outlier ...................................................................... 65 11. Tabel 11. Standarized Regression Weight untuk Uji Hipotesis ....................... 69 12. Tabel 12. Ujian Keseuaian Model.................................................................... 73

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 1. Perumusan Model Penelitia.................................................................. 28 Gambar 2. Standardized Path Diagram .................................................................. 58 Gambar 3. Analisis Faktor Konfirmatori ............................................................... 61

xvi

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian Tekhnologi komputer berkembang kearah efektifitas dan efisiensi daya komputer. Mengikut perkembangan serta trend yang ada saat ini , diproduksilah secara massal komputer portable sejenis laptop. Terdapat beberapa perbedaan antara komputer dekstop dengan laptop diantaranya adalah dilihat dari perbedaan fisiknya komputer dekstop lebih besar sedangkan laptop ukurannya sangat praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Mengingat kebutuhan komputer semakin tinggi, maka pasar komputer laptop berkembang sangat pesat. Pesatnya penjualan laptop ini menarik banyak produsen laptop untuk memproduksi dan memasarkan laptop di Indonesia. Beberapa merek laptop yang dipasarkan di Indonesia antara lain Acer, Mac Book, Toshiba, HP, Axioo, Zyrec, IBM, ION, NEC, Compact, Sony, A-Note, Assus, MSI, dan lain sebagainya. Salah satu laptop yang terkenal di pasar laptop Indonesia adalah Acer. Pada awal dipasarkannya laptop Acer menmperoleh respon yang baik sehingga langsung dikenal dengan baik oleh konsumen di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu kekuatan Acer, yaitu menjadi merek yang dikenal baik oleh konsumen laptop. Semakin berkembangnnya tekhnologi internet dan semakin mudahnya mahasiswa mengakses materi perkuliahan, membuat keberadaan laptop bukan lagi barang mewah. Laptop sekarang menjadi suatu kebutuhan bagi mahasiswa maupun masyarakat umum untuk mempermudah berbagai penyelesaian tugas perkuliahan maupun tugas-tugas kantor. Salah satu alternatif laptop yang cukup familiar di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum adalah laptop merek

Acer. Berbagai keunggulan yang ditawarkan Acer antara lain model yang bagus, berbagai warna yang tersedia antara lain (biru, merah, hitam, ungu, putih), kualitasnya baik, harga jual belinya yang standar, terkenal lebih awet dibandingkan dengan merek laptop lainnya, desainnya menarik serta dengan tekhnologi canggih dan mudah dalam penggunaan maupun perawatannya. Industri laptop di Indonesia pun mengalami persaingan, beberapa merek laptop yang telah kita kenal diantaranya adalah Acer, Mac Book, Toshiba, HP, Axioo, Zyrec, , ION, NEC, Compact, Sony, A-Note, Assus, MSI, dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Frontier Cunsulting Group dan Majalah Marketing menunjukkan bahwa Acer menempati posisi teratas dalam Top Brand 2010. Hasil survei menunjukkan perolehan brand value Acer 27, 9 % ; Samsung 17, 1 % ; LG 16, 2 % ; HP 6, 6 % ; Sony 3, 9 % ; IBM 3, 5 % ; dan Dell 3, 5 % (Majalah Marketing, Edisi 2 Februari 2010). Hasil tersebut

menunjukkan merek Acer berada di atas pesaing-pesaingnya, namun belum mampu menjamin keberhasilan di masa sekarang dan masa yang akan datang, karena pesaing akan terus mencari inovasi serta strategi pemasaran baru. Merek merupakan bagian produk yang penting karena merek menjanjikan janji penjual kepada konsumen yang mengandung kualitas dan jaminan. Selain itu merek juga bisa menjadi pembeda untuk membedakan dengan produk pesaing. Untuk itu merek bisa dikatakan sebagai aset yang menciptakan nilai pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan loyalitas (Hermawan Kertajaya, 2004). Bagi konsumen dengan banyaknya merek yang ada membuat konsumen bingung untuk

memilih merek mana yang akan dibeli karena akan menimbulkan resiko bila mencoba merek baru. Risk aversion adalah bagaimana konsumen berusaha menghindari atau mengurangi resiko dalam mencoba merek baru, sehingga dimaksudkan agar konsumen tidak mendapatkan resiko yang terlalu besar apabila mencoba merek baru. Konsumen dengan risk aversion level tinggi akan tetap loyal pada sebuah merek karena tidak ingin mendapatkan resiko apabila selalu mencoba merekmerek baru. Purchase loyalty merupakan melakukan pembelian secara berulang-ulang terhadap suatu merek, dapat kita lihat dari perilaku konsumen itu sendiri yang loyal terhadap suatu merek yang telah dipercayanya. Purchase loyalty akan

berkaitan dengan customer loyalty. Customer loyalty akan mencerminkan attitudinal loyalty terhadap suatu merek. Purchase loyalty dan attitudinal loyalty terhadap merek tersebut akan dipengaruhi oleh brand trust dan brand affect (Chaudhuri dan Holbrook dalam Kurt Matzler, 2008). Brand trust yang positif adalah harapan-harapan konsumen terhadap suatu merek terpenuhi dengan janji perusahaan yang tersirat dalam merek tersebut. Brand affect yang positif adalah bagaimana konsumen merasa senang, bahagia, serta puas apabila mengkonsumsi produk dengan merek tersebut. Apabila Kedua hal tersebut dapat dirasakan oleh konsumen maka hal tersebut akan berdampak pada purchase loyalty serta attitudinal loyalty , dimana konsumen tersebut akan tetap loyal terhadap merek yang digunakannya dan suatu saat akan terus melakukan pembelian terhadap merek tersebut dan membangkitkan kesetiaan

terhadap merek tersebut serta enggan mencoba merek baru. Purchase loyalty dan attitudinal loyalty memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap brand performance. Dimana brand performance yaitu bagaimana suatu merek dapat memberikan manfaat yang benar-benar diinginkan oleh konsumen, dan menjadikan konsumen ingin selalu terus menggunakan merek tersebut dan tidak ingin mencoba merek lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mempelajari pengaruh tentang pengaruh risk aversion, brand trust, brand affect, purchase loyalty, dan attitudinal loyalty terhadap brand performance dengan melakukan penelitian tentang pengaruh risk aversion, brand trust, brand affect, purchase loyalty, dan attitudinal loyalty terhadap brand performance pengguna laptop merek Acer. B. Perumusan Masalah Penelitian Pasar notebook atau yang lebih dikenal dengan sebutan laptop di Indonesia diwarnai oleh persaingan yang ketat dan memiliki potensi yang cukup luas. Sebagaimana kita mengetahuinya, bahwa dipasaran banyak merek laptop yang ditawarkan oleh produsen-produsen laptop diantaranya ada Acer, Mac Book, Toshiba, HP, Axioo, Zyrec, IBM, ION, NEC, Compact, Sony, A-Note, Assus, MSI, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja akan membuat konsumen merasa kesusahan dalam menentukan laptop mana yang akan dipilihnya karena konsumen tidak memiliki banyak informasi tentang merek laptop dan tentu saja konsumen enggan mencoba merek atau produk baru dan berusaha menghindari resiko apabila mencoba merek atau produk baru. Maka dari itu, konsumen berusaha

loyal terhadap suatu merek karena konsumen tersebut percaya serta dari pengalaman mereka mengkonsumsi suatu merek tersebut. Salah satu merek laptop terkenal dimata konsumen adalah Acer. Berdasarkan survey penelitian oleh Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing (Edisi 2 Februari 2010), Acer mendapatkan penghargaan Top Brand. Dimana penghargaan ini merupakan penghargaan di bidang merek yang paling berpengaruh dimata konsumen maupun merek pemenang, sebagai sarana membangun kepercayaan konsumen. Kepercayaan terhadap merek Acer merupakan pengalaman mengkonsumsi merek tersebut. Apabila konsumen memiliki kepercayaan terhadap suatu merek, akan menimbulkan purchase loyalty dimana konsumen tersebut akan melakukan pembelian secara berulang-ulang terhadap suatu merek tersebut. Purchase loyalty akan berkaitan dengan customer loyalty. Customer loyalty akan mencerminkan attitudinal loyalty dimana konsumen akan setia serta attidudinal loyalty akan dipengaruhi oleh brand affect, yaitu konsumen akan merasa suka, bahagia, dan puas pada saat mengkonsumsi produk dengan merek tersebut. Purchase loyalty dan attitudinal loyalty memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap brand performance. Dimana brand performance yaitu bagaimana suatu merek dapat memberikan manfaat yang benar-benar diinginkan oleh konsumen, dan menjadikan konsumen ingin selalu terus menggunakan merek tersebut dan tidak ingin mencoba merek lainnya. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust pada laptop merek Acer ? 2. Apakah risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect pada laptop merek Acer ? 3. Apakah brand trust berpengaruh positif terhadap purchase loyalty pada laptop merek Acer ? 4. Apakah brand trust berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty pada laptop merek Acer ? 5. Apakah brand affect berpengaruh positif terhadap purchase loyalty pada laptop merek Acer ? 6. Apakah brand affect berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty pada laptop merek Acer ? 7. Apakah purchase loyalty berpengaruh positif terhadap brand perfomance pada laptop merek Acer ? 8. Apakah attitudinal loyalty berpengaruh positif terhadap brand perfomance pada laptop merek Acer ?

C. Pembatasan Masalah Penelitian Untuk lebih menyederhanakan masalah, sehingga penelitian ini lebih terfokus dan terarah, maka dalam penelitian ini perlu dibatasi masalah sebagai berikut : 1. Merek laptop yang diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas pada merek Acer.

2. Objek dalam penelitian ini adalah risk aversion, brand trust, brand affect, purchase loyalty, attitudinal loyalty, dan brand perfomance. 3. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Univeritas Jenderal Soedirman Purwokerto yang membeli dan menggunakan laptop merek Acer. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain : a. Untuk mengetahui pengaruh risk aversion terhadap brand trust pada laptop merek Acer. b. Untuk mengetahui pengaruh risk aversion terhadap brand affect pada laptop merek Acer. c. Untuk mengetahui pengaruh brand trust terhadap purchase loyalty pada laptop merek Acer. d. Untuk mengetahui pengaruh brand trust terhadap attitudinal loyalty pada laptop merek Acer. e. Untuk mengetahui pengaruh brand affect terhadap purchase loyalty pada laptop marek Acer. f. Untuk mengetahui pengaruh brand affect terhadap attitudinal loyalty pada laptop merek Acer. g. Untuk mengetahui pengaruh purchase loyalty terhadap brand perfomance pada laptop merek Acer. h. Untuk mengetahui pengaruh attitudinal loyalty terhadap brand perfomance pada laptop mer

E. Manfaat penelitian Kegunaan dari penelitian ini antara lain : a. Manfaat Teoritis : Penulis dapat menganalisis pengaruh risk aversion, brand trust, brand affect, purchase loyalty, dan attitudinal loyalty terhadap brand perfomance pengguna laptop merek Acer. Penelitian ini juga digunakan untuk menyempurnakan penelitian terdahulu yang tidak mencantumkan risk aversion sebagai tambahan variabel yang mempengaruhi brand perfomance. b. Manfaat Aplikatif : Perusahaan dapat membuat dan menentukan strategi-strategi pemasaran untuk kedepannya dengan berpedoman pada hasil penelitian ini serta penelitian ini diharapkan dapat menjadikan saran dan pemikiran yang nantinya akan mempermudah perusahaan dalam mengambil keputusan yang terbaik.

II.

TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN A. Telaah Pustaka

1. 1 Pemasaran Menurut American Marketing Asociation (AMA), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi dari ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Menurut Nickels, J. McHugh, dan S. McHugh (1996), marketing is the process of determining customer wants and needs and then profitably providing customers with goods and services that meet or exceed their expectation (p. 406). Dapat dikatakan, pemasaran adalah proses untuk menentukan keinginan dan kebutuhan pelanggan tersebut dengan barangbarang dan jasa-jasa yang dapat memuaskan atau melebihi harapannya. Kotler (2000) menyatakan bahwa ada empat konsep pemasaran yang harus diperhatikan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terutama agar perusahaan dapat menjadi lebih efektif dibandingkan dengan pesaing dalam hal menciptakan, mengantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada target pasar yang telah dipilihnya. Keempat konsep pemasaran tersebut adalah sebagai berikut (p. 19) :

10

1. Target pasar Perusahaan harus memilih dengan seksama target pasar yang hendak dituju serta mempersiapkan program-program pemasaran yang sesuai dengan target pasar tersebut dengan sebaik-baiknya. 2. Kebutuhan-kebutuhan pelanggan Perusahaan harus dapat memahami dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan agar mereka tetap mau menggunakan produk ataupun jasa perusahaan. Customer retention (mempertahankan pelanggan lama) lebih penting bila dibandingkan dengan customer attraction (menarik perhatian pelanggan baru). 3. Pemasaran terpadu (integrated marketing) Seluruh karyawan dari seluruh departemen yang ada dalam suatu perusahaan harus mendapatkan pelatihan dalam hal melayani pelanggan. Hal ini bertujuan agar semua pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut memiliki satu kesatuan tujuan, yaitu menciptakan kepuasan pelanggan. 4. Profitabilitas dan keuntungan Maksud utama dari konsep pemasaran adalah untuk membantu perusahaan mencapai sasaran ataupun tujuannya. Bagi profit

organization, tujuannya adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan menarik perhatian pendonor dana sebanyakbanyaknya agar perusahaan dapat terus beroperasi.

11

1.2 Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen akan memberikan kontribusi terhadap implikasi dari strategi pemasaran. Dengan kata lain, perusahaan perlu mempelajari perilaku konsumen yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen, yang pada akhirnya akan dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun strategi pemasaran. Kebutuhan dalam mempelajari perilaku konsumen sangat penting, karena mereka merupakan sumber profit bagi perusahaan dan perusahaan akan tetap survive dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Perilaku konsumen mempelajari mengenai bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan menentukan produk, jasa, ide, atau pengalaman yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 1997). Perilaku yang konsisten sepanjang waktu menggambarkan loyalitas terhadap suatu objek tertentu. Konsumen yang loyal terhadap suatu merek tertentu (loyalitas konsumen) telah menjadi pedoman bagi kinerja perusahaan. Setidaknya loyalitas pelanggan telah menjadi salah satu tolak ukur bagi keberhasilan aktivitas pemasaran. Oleh karena itu, loyalitas konsumen merupakan tujuan bagi perencanaan pasar strategik dalam jangka panjang dan menjadi basis penting bagi

pengembangan

keunggulan bersaing

yang

berkelanjutan

(sustainable

competitive advantage), yaitu keunggulan yang dicapai melalui upaya-upaya pemasaran (Dick dan Basu dalam Darsono dan Dharmmesta, 2005).

12

1.3 Risk Aversion Konsumen merespon secara berbeda terhadap resiko yang mereka terima pada suatu situasi. Seperti seorang individu yang variabel berbeda, dasar sikap tentang resiko disebut risk aversion, yaitu sebuah konsep yang menjadi perhatian banyak penelitian tidak hanya pemasaran, tetapi juga ekonomi dan keuangan. Konsumen berusaha menghindari atau mengurangi resiko dalam mencoba merek atau produk baru (risk aversion). Pada umumnya pemahaman tentang resiko meliputi dua komponen, yaitu ketidakpastian dari outcame dan kepentingan dari konsekuensi negatif menghubungkan dengan outcame dari sebuah pilihan (Rousseau et al. , 1998 dalam Kurt Matzler et al. , 2008). Seseorang dapat membedakan dengan respek untuk kedua komponen. Bagaimananpun juga, mereka akan lebih suka menyatakan bahwa sebuah dasar attitude tentang resiko yang diterima diri mereka dalam komponen pertama yaitu sikap tentang ketidakpastian. Pengaruh risk aversion pada keputusan konsumen berbeda dalam suatu situasi yang dipengaruhi oleh perbedaan tipe resiko yang diterima. Risk averse consumers (konsumen penghindar resiko) merasa terancam oleh situasi-situasi novel, ambigu, dan kebimbangan untuk mencoba produk baru. Mereka menerima itu sebagai resiko karena ketidaktahuan dan ketidakpastian dari kinerja produk tersebut. Hal tersebut tidak lebih baik jika dibandingkan untuk tetap memilih merek atau produk yang terkenal (Steenkamp et al. , dalam Kurt Matzler et al. , 2008).

13

Oleh karena itu, risk averse consumers adalah menahan diri dari mencoba produk dan merek baru, kemudian mereka cenderung untuk tetap dengan merek-merek terbaik untuk menjauhkan diri dari kemungkinan mencoba merek yang mereka tidak tahu. Risk averse consumers dapat mengurangi perusahaan. resiko pembelian dengan mencari tambahan informasi

Sebagai pengganti dari pencari informasi baru dan atau

membuat resiko dengan mencoba produk baru ketika pembelian dilakukan, konsumen dengan risk aversion level tinggi akan lebih menggunakan sebuah strategi sederhana dan tetap loyal pada sebuah merek. 1.4 Brand (Pengertian Merek) Merek (brand) adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang dan jasa dari produkproduk milik pesaing (Kotler, 1998). Sedangkan menurut David A Aaker (1997) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu, akan tetapi merek lebih dari sekedar simbol (Jennifer Al Aaker, 1997). Menurut A. Ries dan L. Ries (2000, p.viii), pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek dibenak konsumen. Jika Anda mampu

14

membangun merek yang kuat, maka Anda akan memiliki program pemasaran yang tangguh pula. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai merek dan caracara membangun merek yang benar penting dilakukan oleh setiap pemasar. Menurut American Marketing Association, Merek adalah nama, istilah, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Bisa dikatakan bahwa , pada saat seorang pemasar menciptakan sebuah nama, logo, atau simbol baru untuk suatu produk baru, maka pemasar tersebut telah menciptakan sebuah merek. Menurut Keller (2003, p. 4), A Brand is therefore a product, but one that adds other dimensions that differentiate it in some way from other product design to satisfy the same need. Dapat dikatakan bahwa sebuah merek merupakan sebuah produk, namun memiliki dimensi lain yang membedakannya dari produk-produk lainnya dalam memuaskan kebutuhan yang sama. Dari sisi pandang merek, loyalitas akan semakin memperkuat sebuah merek. Itulah sebabnya Aaker menempatkan brand loyalty sebagai salah satu dari empat elemen ekuitas merek selain awareness, perceived quality, dan asosiasi. Menurut pakar merek ini, membangun merek yang kuat berarti harus membangun keempat elemen tersebut, termasuk loyalitas. Merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat pengertian :

15

1. Atribut

Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Contohnya, Mercedes menyiratkan mobil yang mahal, kokoh, direkayasa dengan baik, tahan lama, dan bergengsi tinggi.

2. Manfaat : Atribut-atribut

harus

diterjemahkan

menjadi

manfaat

fungsional dan emosional. Atribut tahan lama dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional, Saya tidak perlu membeli mobil lain selama beberapa tahun. Mobil tersebut membuat saya merasa penting dan dikagumi. 3. Nilai : Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya. Mercedes berarti kinerja tinggi, keselamatan, dan gengsi. 4. Budaya : Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya tertentu. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing (Rangkuti, 2004). lainnya (Rangkuti, 2004) : a. Brand name (nama merek) yang merupakan sebagian dari merek yang dapat diucapkan misalnya, pepsodent, BMW, Toyota dan sebagainya. b. Brand mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti desain huruf atau nama khusus. Misalnya, Mitsubishi yaitu gambar tiga berlian. c. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk Pengertian merek

16

menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek. d. Copyright (hak cipta) merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni. 1.5 Brand Affect (Afeksi Merek) Afeksi atau perasaan, dapat didefinisikan sebagai fenomena kelas mental yang merasa unik dikarakteristikkan oleh pengalaman yang didasari yaitu keadaan perasaan subyektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan emosi dan suasana hati. Jadi, afeksi merupakan istilah yang lebih luas mencakup emosi dan suasana hati. Emosi dibedakan dari suasana hati berdasarkan intensitasnya yang lebih besar dan urgensi psikologi yang lebih besar. Para peneliti telah menemukan bahwa ketika tujuan mereka terpuaskan, orang akan mengalami perasaan positif. Sebaliknya ketika suatu kejadian merintangi pencapaian tujuan, maka orang akan mengalami perasaan negatif (Mowen, 2002). Dengan demikian afeksi merek merupakan perasaan positif atau negatif terhadap suatu merek. Konsumen memiliki perbedaan hubungan dengan sebuah merek. Satu kelas dari hubungan adalah brand affect, yang mana dapat sebagai sebuah evaluasi keseluruhan konsumen baik suka maupun tidak suka terhadap merek. Menurut Chaudhuri dan Holbrook dalam Kurt Matzler et al., (2008) brand affect adalah sebuah potensi merek untuk mendapatkan sebuah respon emosi positif dari rata-rata konsumen sebagai sebuah hasil dari mereka gunakan.

17

Tanggapan afektif diciptakan oleh sistem afektif. sistem dasar dari afektif yaitu (Mowen, 2002) :

Terdapat lima

a. Sifat yang penting adalah bahwa sifat afektif pada umumnya reaktif. Dengan kata lain, sistem pengaruh tidak membuat rencana, membuat keputusan, atau bertujuan mencapai suatu sasaran tertentu. Sistem afeksi seseorang biasanya menanggapi dengan segera dan otomatis aspek nyata pada lingkungannya. b. Suatu sifat yang terkait dengan sistem afektif adalah bahwa masyarakat memiliki kontrol langsung yang kecil atas tanggapan afektif mereka. Misalnya, jika Anda merasa terganggu oleh perlakuan kasar salesman, maka sistem afektif Anda mungkin akan segera dan otomatis menciptakan perasaan frustasi dan marah. c. Tanggapan afektif secara fisik ada dalam tubuh manusia. Perhatian adanya rasa gugup sehubungan dengan kegembiraan ketika memutuskan suatu pembeliaan penting. d. Sistem afektif dapat menanggapi berbagai jenis rangsangan. Misalnya,

konsumen dapat memiliki tanggapan evaluasi pada obyek berbentuk situasi sosial. e. Tanggapan yang paling berpengaruh adalah belajar. Hanya sedikit tanggapan afektif dasar seperti dasar seperti kesukaan memakan manisan manis atau reaksi negatif atas suara keras, yang merupakan pembawaan dari lahir. Konsumen belajar beberapa dari tanggapan afektifnya (penilaian / perasaan) melalui proses pengkondisian klasik. Konsumen juga belajar

18

beberapa tanggapan afektif melalui pengalaman asosiasi ketika masa kanakkanak. Karena tanggapan afektif itu dipelajari, bentuknya dapat beragam sejalan dengan budaya, sub budaya, ataupun grup sosial. Oleh karena itu sistem afektif masyarakat cenderung menanggapi suatu rangsangan yang sama secara berbeda. 1.6 Brand Trust (Kepercayaan Merek) Lau & Lee (1999) mendefinisikan kepercayaan merek sebagai keinginan konsumen untuk bersandar pada sebuah merek dengan resikoresiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif. Morgan dan Hunt dalam Lau & Lee (1999) mengkonseptualisasikan kepercayaan dimana suatu kelompok memiliki keyakinan bahwa partner pertukaran memiliki reliabilitas dan integritas. Kepercayaan sebagai suatu keadaan yang melibatkan ekspektasi positif mengenai motif-motif dari pihak lain yang berhubungan dengan diri seseorang dalam situasi yang beresiko (Bond dan Holmes, 1991 dalam Lau & Lee, 1999). Kepercayaan memiliki dua dimensi, yaitu kredibilitas dan

benevolance. Kredibilitas didasarkan pada keyakinan akan keahlian partner untuk melakukan tugasnya secara afektif dan dapat diandalkan. Benevolance merupakan suatu keyakinan bahwa maksud dan motivasi partner akan memberikan keuntungan bersama. Hal ini menjelaskan bahwa penciptaan awal hubungan dengan partner didasarkan pada kepercayaan. Dalam pasar konsumen, ada begitu banyak konsumen yang tidak teridentifikasi sehingga

19

sulit bagi perusahaaan untuk membangun hubungan personal dengan setiap konsumen (Lau & Lee, 1999). Cara lain yang ditempuh oleh pemasar untuk membangun hubungan personal dengan konsumen adalah melalui sebuah symbol, yaitu merek (brand). Dalam situasi tersebut, merek berperan sebagai substitute hubungan person to person antara perusahaan dengan

konsumennya, selanjutnya kepercayaan dapat dibangun melalui merek. Menurut Lau & Lee (1999) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan ketiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dengan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek, perusahaan pembuat merek , dan konsumen dan kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas merek. 1.7 Brand Loyalty (Loyalitas Merek) Brand Loyalty atau loyalitas merek merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal terhadap merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan. Aaker (1996) mendefinisikan brand loyalty sebagai, A measure of the attachment that a customer has a brand . Loyalitas merek menunjukkan

20

adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Mowen (2002) mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian actual produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Oliver (1999) mendefinisikan kesetiaan merek sebagai suatu komitmen mendalam untuk mengkonsumsi produk dan jasa di masa yang akan datang. Merek yang mampu menciptakan komitmen consume akan menghasilkan kepercayaan dalam pengambilan keputusan sehingga akhirnya akan menentukan kesetiaan merek. Dharmesta (1999) yang mengutip Mowen dan Minor (1998) mengemukakan definisi loyalitas sebagai kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa yang akan dating. Tahap-tahap loyalitas berdasarkan pendekatan attitudinal dan

behavioral (Dharmmesta, 1999). Loyalitas berkembang mengikuti tiga tahap yaitu, kognitif, afektif, dan konatif. Tinjauan ini memperkirakan bahwa konsumen menjadi loyal lebih dulu pada aspek kognitifnya, kemudian aspek afektif, dan akhirnya pada aspek konatif.

21

a. Loyalitas Kognitif Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini

menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya. Jadi, loyalitasnya hanya didasarkan pada kognisi saja. Contohny, sebuah pasar swalayan secara konsisten selalu menawarkan harga yang lebih rendah dari pesaing yang ada. Informasi ini cukup memaksa konsumen untuk selalu berbelanja di pasar swalayan tersebut. Ini menunjukkan loyalitas yang tidak kuat karena ada

kemungkinan pasar swalayan lainnya menawarkan informasi (harga produk) yang lebih menarik maka konsumen akan dapat baralih ke pasar swalayan lain. Jadi, pemasar harus memiliki alasan yang lebih kuat agar konsumen tetap loyal. b. Loyalitas Afektif Loyalitas tahap kedua didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap merupakan fungsi dari kognisi (pengharapan) pada periode awal pembelian (masa pra konsumsi) dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya ditambah kepuasan di periode berikutnya (masa pasca konsumsi). Loyalitas tahap ini jauh lebih sulit diubah, tidak seperti tahap pertama, karena loyalitasnya sudah masuk ke dalam benak konsumen sebagai affect dan bukannya sendirian sebagai kognisi yang mudah berubah. Affect memiliki sifat yang tidak mudah berubah, karena sudah

22

terpadu dengan kognisi dan evaluasi konsumen secarakeseluruhan tentang merek (Oskamp dalam Dharmmesta, 1991). Munculnya loyalitas afektif ini didorong oleh faktor kepuasan. Namun demikian masih tetap belum menjamin adanya loyalitas. Menurut penelitian, kepuasan konsumen berkorelasi tinggi dengan niat membeli ulang di waktu yang akan datang. Niat yang diutarakan, atau bahkan sama sekali pembelian ulang, belum dapat menunjukkan loyalitas. c. Loyalitas Konatif Konatif (niat melalukan) yang dipengaruhi oleh perubahanperubahan afek terhadap merek. Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu ke arah tujuan tertentu. Maka loyalitas konatif merupakan suatu kondisi loyal yang mencakup komitmen mendalam untuk melakukan pembelian. Jenis komitmen ini sudah melampaui afek untuk mendapatkan merek yang disukai. Afek hanya menunjukkan motivasional sedangkan komitmen melakukan menunjukkan suatu keinginan untuk menjalankan tindakan. Keinginan untuk membeli ulang atau menjadi loyal itu hanya merupakan tindakan terantisipasi tetapi belum terlaksana. Untuk melengkapi runtutan loyalitas, satu tahap lagi ditambahkan pada model kognitif, afeksi, konatif yaitu tahap tindakan. d. Loyalitas Tindakan Dalam runtutan kontrol tindakan, niat yang diikuti motivasi merupakan kondisi yang mengarah pada kesiapan bertindak dan pada keinginan untuk mengatasi hambatan untuk mencapai tindakan tersebut.

23

Jadi, tindakan merupakan hasil dari pertemuan dua kondisi tersebut. Dengan kata lain, tindakan mendatang sangat didukung oleh pengalaman mencapai sesuatu dan penyelesaian hambatan. Hal ini menunjukkan

loyalitas itu dapat menjadi kenyataan, yaitu pertama sebagai loyalitas kognitif, kemudian loyalitas afektif, dan loyalitas konatif, dan akhirnya sebagai loyalitas tindakan (loyalitas yang ditopang dengan komitmen dan tindakan). 1.8 Purchase Loyalty (Kesetiaan Pembelian) Kesetiaan pembelian konsumen dapat dicerminkan dari perilaku konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek, dengan demikian akan berkaitan dengan kesetiaan konsumen. Kesetiaan konsumen pada hakekatnya akan mencerminkan sikap kesetiaan pada merek. Kesetiaan merek adalah tingkatan dimana seorang konsumen mempertahankan sikap positif terhadap suatu merek, memiliki komitmen dan berharap untuk terus membeli di masa yang akan datang. Dengan demikian kesetiaan merek

dipengaruhi langsung oleh kepuasan konsumen pada merek yang dihimpun melalui waktu (Mowen, 2002). Kesetiaan lebih didasarkan pada karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat, dan kualitas. Jika ketiga faktor tersebut tidak bagus maka konsumen akan sangat mudah pindah ke merek lain. Pada loyalitas, afektif, kerentaan konsumen lebih berfokus pada tiga faktor yaitu ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi dari pemasar maupun konsumen merek lain dan upaya mencoba merek lain. Sedangkan pada loyalitas konasi dan

24

tindakan, kerentaan konsumen lebih berfokus pada faktor persuasi dan upaya mencoba merek lain. Dalam loyalitas tindakan, konsumen kebal terhadap upaya pemasaran balik dari merek pesaing. Ini disebabkan konsumen tidak melakukan pencarian informasi dan evaluasi. Berpindah merek adalah pola pembeliaan yang dikarakteristikkan atau dicirikan dengan perubahan dan penggantian dari suatu merek ke merek lain (Peter dan Olson, 2000). Faktor ketidakpuasan konsumen pasca pembelian terjadi karena kinerja produk lebih rendah dari harapan konsumen setelah adanya proses informasi dan evaluasi terhadap suatu merek. Konsumen akan menggunakan informasi masa lalu dan masa sekarang untuk melihat merek-merek yang memberikan manfaat yang mereka harapan. Ketidakpuasan yang dialami oleh konsumen merupakan penyebab perpindahan merek. 1.9 Attitudinal Loyalty (Kesetiaan Sikap) Sikap menjelaskan evaluasi kognitif yang baik atau tidak baik yang terus menerus, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan kearah obyektif atau gagasan tertentu. Menurut Gordan dan Allport dalam Nugroho (2003), sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menangggapi. Diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahakan dan atau dinamis terhadap perilaku. Definisi yang dikemukakan oleh Gordon dan Allport tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. Jadi, bila dianalogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu

25

merek berarti sikap terhadap merek adalah mempelajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek yang disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian, konsumen mengevaluasi merek tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai yang paling baik. Sikap dikembangkan sepanjang waktu melalui proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh pengaruh keluarga, pengaruh kelompok kawan sebaya, informasi, pengalaman, dan kepribadian (Nugroho, 2003). Sikap

menempatkan orang ke dalam kerangka berfikir untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Sikap menbuat orang berperilaku jujur dalam suatu cara yang konsisten kea rah obyek yang serupa. Orang tidak harus

menginterprestasikan dan memberi reaksi terhadap segala sesuatu itu dengan cara yang baru. Sikap yang menghemat energi dan pikiran, sulit berubah. Berbagai sikap seseoarang manyatu menjadi suatu pola yang koheren dan salah satu sikap ini mungkin membutuhkan penyesuaian yang sulit dalam banyak sikap lainnya (Kotler, 1984). Kepercayaan merek dan afeksi merek yang positif akan berdampak terhadap kesetiaan pembelian dan loyalitas sikap (Chauduri dan Holbrook dalam Halim, 2002). Jacoby dan Chestnut dalam Halim (2002) menekankan bahwa pada kesetiaan merek terdapat beberapa tingkatan komitmen konsumen terhadap merek. Komitmen dimaksudkan antara lain kepercayaan (trust), pembelian secara terus menerus (continual purchase), keengganan untuk berpindah merek (brand switching) dan rasa senang atau bahagia (affect) pada saat mengkonsumsi merek tersebut.

26

1.10 Brand Perfomance (Kinerja Merek) Kinerja merek merupakan bagaimana merek tersebut dapat

memberikan manfaat yang benar-benar diinginkan konsumen. Manfaat tersebut adalah hasil dari perpaduan antar atribut produk, citra merek, layanan dan faktor-faktor tangible maupun intangible lainnya. Kinerja merek berkaitan dengan ekuitas merek, ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan sebuah merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan suatu produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut. Adapun elemen-elemen ekuitas merek dikategorikan menjadi lima kategori yaitu brand loyalty, brand awareness, perceived quality, brand associations, dan proprietary brand aset lainnya (Akker, 1997). Definisi dan elemen ekuitas merek ini mengintegrasikan dimensi sikap dan perilaku. Brand Awarness (Kesadaran merek) merupakan dimensi dasar dari kinerja merek, seperti merek tidak disukai ketika kinerja kurang baik, maka konsumen tidak akan banyak mengetahui tentang merek tersebut. Hal lain dari pengukuran kinerja merek adalah brand reputation (reputasi merek) dimana pengujian secara empiris memiliki pengaruh positif terhadap kinerja merek (Chaudhuri, 2002). Brand reputation menjelaskan hal-hal

yang bersifat ekstrisik merek dan dihubungkan dengan produk/jasa (Zeithaml dalam Wong, Ho Yin & Merriless Bill, 2007).

27

B. Perumusan Model Penelitian dan Hipotesis 1.1.Perumusan Model Penelitian Lau & Lee (1999) mendefinisikan brand trust atau kepercayaan merek sebagai kesediaan konsumen untuk percaya pada merek yang dihadapkan dengan resiko dan mempunyai ekspektasi bahwa merek akan menghasilkan outcome yang positif dan memasukkan unsur-unsur kesediaan (willingness) dalam definisi brand trust yang membawa konsekuensi brand trust yaitu loyalitas. Brand affect atau afeksi merek adalah sebuah evaluasi atau sebuah potensi merek untuk mendapatkan sebuah respon emosi positif dari rata-rata konsumen sebagai sebuah hasil dari yang mereka gunakan (Chaudhuri dan Holbrook, Kurt Matzler et al., (2008). Brand loyalty atau loyalitas merek adalah komitmen terhadap suatu merek yang merupakan hasil dari kepercayaan (Oliver dalam Halim, 2002). Mowen (2002) mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek dibagi menjadi dua yaitu purchase loyalty dan attitudinal loyalty. Customer loyalty akan mencerminkan attitudinal loyalty, dimana konsumen mempunyai sikap setia terhadap produk dari merek tersebut. Kesetiaan sikap

28

ini juga dipengaruhi oleh brand affect atau afeksi merek yang membuat konsumen merasa suka, senang, dan puas dalam mengkonsumsi produk dari merek tersebut. Purchase loyalty dan attitudinal loyalty memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap brand performance atau kinerja merek, dimana brand performance atau kinerja merek dapat memberikan manfaat serta keinginan yang benar-benar diinginkan oleh konsumen. Sehingga konsumen akan terus menggunakan produk dari merek tersebut. Brand Trust Purchase Loyalty

Risk

Brand

Aversion

Perfomance

Brand Affect

Attitudinal Loyalty

Gambar 1. Perumusan Model Penelitian

1.2 Dasar Hipotesis dan Hipotesis : Penelitian yang dilakukan oleh Kurt Mazler, Sonja Grabner-Krauter, dan Sonja Bidmon (2008) yang berjudul Risk Aversion and Brand Loyalty : The Mediating Role of Brand Trust and Brand Affect (Journal of Product and Brand Management). Penelitian ini menganalisis risk aversion mempunyai

29

hubungan yang positif dengan attitudinal loyalty dan purchase loyalty. Saat brand trust dan dimasukkan dalam model sebagai variabel moderasi, hubungan yang sangat positif antara risk aversion dan attitudinal loyalty menjadi tidak positif dan hubungan antara risk aversion dan purchase loyalty menjadi lemah. Sementara itu, risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust dan brand affect. H1 : Risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust. H2 : Risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect. Penelitian yang dilakukan oleh Arjun Chaudhuri dan Morris B. Holbrook (2001) yang berjudul The Chain off Effect from brand trust and brand affect to brand perfomance : The Role of brand loyalty. Penelitian ini membahas hubungan brand trust dan brand affect terhadap brand performance melalui brand loyalty (attitudinal loyalty dan purchase loyalty). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand trust dan brand affect berpengaruh positif terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty. Purchase loyalty dan attitudinal loyalty berpengaruh terhadap brand performance. H3 : Brand trust berpengaruh positif terhadap purchase loyalty. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hsin Kuang Chi, Dr. Huery Ren Yeh, dan Dr. Cherng-Yi Chiou (2009) yang berjudul The Affect on Female Cosmetic Users Brand Loyalty in Taiwan (The Journal of American Academy of Bussiness). Penelitian ini membahas hubungan

langsung antara customer perceived value dan brand loyalty (attitudinal

30

loyalty dan behavior loyalty) yang dimediasi oleh brand trust dan brand affect. Hasil penelitian ini yaitu adanya hubungan yang positif di antara customer value, brand trust, brand affect, dan brand loyalty. Customer perceived value akan mempengaruhi positif brand loyalty lewat mediasi brand trust dan brand affect. H4 : Brand trust berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty. Menurut penelitian Rizal Edy Halim yang berjudul The Effect of the Relationship of Brand Trust and Brand Affect on Brand Perfomance : An Analysis from Brand Loyalty Perspective (A Case of Coffe Instant Product in Indonesia). Penelitian ini membahas hubungan brand trust dan brand affect terhadap brand performance melalui brand loyalty (attitudinal loyalty dan purchase loyalty). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand trust mempunyai hubungan negatif dengan attitudinal loyalty dan purchase loyalty. Brand affect mempunyai hubungan positif dengan attitudinal loyalty dan purchase loyalty. Purchase loyalty mempunyai hubungan negatif dengan brand performance. Attitudinal loyalty mempunyai hubungan positif terhadap brand performance. H5 : Brand affect berpengaruh positif terhadap purchase loyalty. Menurut penelitian Steven A. Taylor, Kevin Celuch, dan Stephen Goodwin (2004) yang berjudul The Importance of Brand Equity to Customer Loyalty (Journal of Product and Brand Management). Penelitian ini membahas hubungan satisfaction, value, resistance of change, affect, trust, dan brand equity terhadap behavioral loyalty dan attitudinal loyalty. Hasil

31

penelitian ini menunjukkan bahwa behavioral loyalty adalah fungsi besar dan brand equity dan brand trust. Brand affect, resistance of change dan value juga mengkontribusi behavioral loyalty meski pengaruhnya kecil. Dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan positif antara satisfaction dan behavioral loyalty. Pada bagian attitudinal loyalty, brand equity, dan brand trust berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty. Brand Affect dan

satisfaction mempunyai kontribusi terhadap attitudinal loyalty meski pengaruhnya kecil. Tidak ditemukan hubungan positif antara resistance of change dan value terhadap attitudinal loyalty. H6 : Brand affect berpengaruh positif terhadap Attitudinal Loyalty. Menurut penelitian Nurittamont, Wasutida, Ussahawanitchakit, dan Phapruke (2008) yang berjudul The influences of brand equity in competitive advantage and performance of spa business in Thailand. Penelitian ini

mencoba untuk menentukan apakah ekuitas merek memiliki makna yang relevan. Hal ini juga mencari apakah ekuitas merek mempengaruhi keunggulan kompetitif dan kinerja merek, dan komponen yang lebih penting bagi bisnis Spa di Thailand untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja merek yang unggul. Dalam penelitian ini, ekuitas merek (purcahase loyalty dan attitudinal loyalty) memiliki pengaruh yang positif terhadap keunggulan bersaing dan kinerja merek usaha Thailand Spa. Bisnis Spa di Thailand memanfaatkan ekuitas merek untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan kinerja merek yang unggul pada perusahaan jasa mereka. H7 : Purchase loyalty berpengaruh positif terhadap brand perfomance.

32

Menurut penelitian Utami Lilis Amelia (2006) yang berjudul Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek dan Afeksi Merek Terhadap Kinerja Merek Ponsel dan Mie Instan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNSOED (Skripsi, Unsoed). Penelitian ini menganalisis hubungan antara kepercayaan merek dan afeksi merek terhadap kinerja merek dengan mediasi kesetiaan pembeliaan dan kesetiaan sikap pada produk dengan switching cost tinggi dan switching cost rendah. H8 : Attitudinal loyalty berpengaruh positif terhadap brand perfomance.

33

III.

METODE PENELITIAN DAN ANALISIS A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah merupakan studi kasus dengan menggunakan metode survey. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Regule FE Universitas Jenderal Soedirman yang menggunakan laptop merek Acer. 3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah risk aversion, brand trust, brand affect, purchase loyalty, attitudinal loyalty, dan brand perfomance. 4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. 5. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian dengan pengisian kuesioner yang dibagikan dan juga melalui wawancara dan observasi langsung. Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan melakukan peninjauan secara langsung pada objek penelitian.

34

b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang bersifat tertulis yang bersumber dari pustaka acuan, artikel-artikel ilmiah, jurnal-jurnal ilmiah, dan sumber-sumber lainnya seperti data yang diperoleh melalui internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti dan diisi oleh respondennya sendiri. 6. Metode Pengambilan dan Penentuan Jumlah Sampel a. Metode penentuan jumlah sampel Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan individu) yang karakteristiknya hendak diduga atau diteliti (Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen (Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi UNSOED) yang menggunakan laptop merek Acer. b. Teknik pengambilan sampel Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan tekhnik accidental sampling. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 1999). Karena jumlah populasi tidak dapat ditentukan secara pasti, maka besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan Model Interval Taksiran dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2003) : [ ]

35

Keterangan : n p q Za/2 e = ukuran sampel minimum = proporsi populasi persentase kelompok pertama = proporsi sisa dalam populasi (1, 00-p) = derajat koefisien = tingkat kesalahan

dalam pendugaan ini tingkat signifikansi yang dipakai sebesar 5%, sedangkan koefisien pada confidence level 95% adalah 1, 960. Jika

kemungkinan besarnya sampel ditetapkan 10% maka sampel minimum dapat dihitung sebagai berikut : ( n > 96, 04 Berdasarkan metode interval taksiran, jumlah sampel minimal yang harus diambil sebanyak 96 orang. Karena jumlah sampel minimal yang harus diambil sebanyak 96 orang, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 150 orang agar dapat memenuhi syarat pengambilan sampel. Hair et al dalam Ferdinand (2005) menganjurkan bahwa sampel minimum adalah 100-200. Berdasarkan kedua metode tersebut maka penelitian ini mengambil sampel sebanyak 150 orang. c. Penentuan Responden Responden diambil dengan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Penentuan sampel berdasarkan kebetulan maksudnya adalah siapa (responden) yang kebetulan bertemu )[ ]

36

dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok. Teknik ini cocok untuk survei pemasaran, kepuasan pelanggan dan sejenisnya. Dimana kita tidak mengetahui dengan jelas jumlah populasinya tanpa direncanakan lebih dahulu (Sugiarto, 2003). B. Teknik Analisis Data 1. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel No. 1. Variabel Risk aversion (Keengganan resiko) Definisi Konseptual dan Operasional Definisi Konseptual : Risk aversion atau keengganan resiko yaitu menghindari resiko yang akan diterima pada suatu situasi (Mandrik & Bao dalam Kurt Matzler, 2008) Definisi Operasional : Risk aversion atau keengganan resiko merupakan cara atau sikap seorang konsumen menghindari resiko untuk mencoba merek lain atau tetap pada merek yang sekarang. Definisi Konseptual : Brand trust atau kepercayaan merek adalah sebagai kesediaan individu (willingness) untuk menggantungkan dirinya pada perihal lain yang terlibat dalam pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence) kepada pihak lain tersebut (Morgan & Hunt dalam Lau & Lee, 1999). Definisi Operasional : Brand trust atau kepercayaan merek adalah suatu keyakinan konsumen karena adanya pemahaman tentang suatu merek serta sejauh mana komsumen tersebut mau menerima resiko dalam mengkonsumsi suatu merek. Definisi Konseptual : Brand affect atau afeksi merek yaitu sebuah potensi merek untuk Indikator Membeli merek yang sudah terkenal. Lebih memilih merek yang biasa dibeli dari pada mencoba merek lain. Merasa aman jika membeli merek yang sudah dikenal

2.

Brand trust (Kepercayaan merek)

Kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Kepercayaan konsumen dalam memilih merek yang biasa dibeli daripada mencoba merek baru.

Konsumen lebih memilih merek yang sudah terkenal.

3.

Brand affect (Afeksi merek)

Perasaan suka saat menggunakan merek. Persaaan puas saat

37

4.

Purchase loyalty (Kesetiaan pembelian)

5.

Attitudinal loyalty (Kesetiaan sikap)

mendapatkan sebuah respon emosi positif dari rata-rata konsumen sebagai sebuah hasil dari yang mereka gunakan (Chaudhuri & Holbrook, 2001). Definisi Operasional : Brand affect atau afeksi merek yaitu perasaan positif konsumen terhadap suatu merek. Perasaan positif tersebut diantaranya adalah perasaan suka, bahagia, dan puas karena telah mengkonsumsi produk dari merek tersebut. Definisi Konseptual : Purchase loyalty atau kesetiaan pembelian merupakan perilaku konsumen untuk melakukan pembeliaan ulang (Knox dalam Dr. Hsin Kuang Chi, 2009). Definisi Operasional : Purchase loyalty atau kesetiaan pembeliaan merupakan suatu komitmen mendalam untuk mengkonsumsi produk atau jasa di masa yang akan datang yang merupakan pengaruh dari kepercayaan terhadap merek dan akibatnya konsumen melakukan pembelian ulang. Definisi Konseptual : Attitudinal loyalty atau kesetiaan sikap adalah kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi merek yang disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten(Oliver, 1999). Definisi Operasional : Attitudinal loyalty atau kesetiaan sikap adalah sikap konsumen untuk komitmen terhadap merek dan mau membayar dengan harga tinggi dari pada merek lain.

menggunakan merek. Perasaan senang saat menggunakan merek.

Membeli merek produk yang telah digunakan secara terus-menerus. Akan membeli merek diwaktu yang akan datang.

Komitmen terhadap merek. Menceritakan hal-hal positif dan merekomendasikan merek pada orang lain. Keengganan untuk berpindah merek walaupun ada banyak pilihan merek. Tetap berniat untuk membeli produk dengan merek yang sama.

38

6.

Brand perfomance (Kinerja merek)

Definisi Konseptual : Brand performance atau kinerja merek merupakan bagaimana merek tersebut dapat memberikan manfaat yang benar-benar diinginkan pelanggan (Aaker, 1991). Definisi Operasional : Brand performance atau kinerja merek merupakan suatu kinerja dari suatu merek dimana secara nyata diukur oleh konsumen, dibuktikan tingkat kredibilitasnya, kualitas serta diakui keberadaannya.

Loyalitas merek yang tinggi terhadap merek yang diyakini. Kesadaran merek yang kuat. Reputasi merek yang solid. Sangat bangga terhadap merek yang digunakan.

Tabel 1. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

2.

Skala Pengukuran Variabel Penelitian Pengukuran dilakukan dengan skala diferensi semantik (Ferdinand, 2005) Dan diharapkan agar respon yang dihasilkan dapat berupa data skala interval. Caranya dengan memberikan dua kategori ekstrim yaitu skla 1-7 , dengan pilihan netral yaitu skala 4 :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju Skor diperoleh dari setiap jawaban pertanyaan dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan. Nilai total untuk seluruh jawaban dihitung untuk setiap responden.

39

3.

Structural Equation Modeling (SEM) Untuk menguji hipotesis digunakan analisis SEM (Structural Equation Modeling), langkah-langkahnya ada 7 yang akan ditempuh (Hair et al. , 1998 dalam Ferdinand, 2005: 56), yaitu : a. Pengembangan model berbasis teori Yaitu pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empiris melalui komputasi program SEM. b. Pengembangan diagram alur (path diagram) Model teoritis yang telah dibangun akan digambarkan hubungan kausalitas dalam sebuah path diagram. Ada dua hal yang perlu dilakukan (Ghozali, 2004: 20): 1. Menyusun model structural, yaitu menghubungkan antar konstruk laten baik endogen maupun eksogen. 2. Menyusun measurement model yaitu menghubungkan konstruk laten endogen atau eksogen dengan variabel indikator atau manifest. c. Konversi diagram kedalam persamaan Setelah teori/model teoritis digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat memulai mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun akan terdiri dari: 1. Persamaan-persamaan structural (structural equation). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.

40

2.

Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model). Pada spesifikasi ini peneliti menentukan variabel mana mengukur konstruk mana, serta menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau variabel.

d. Pemilihan matriks input dan teknik estimasi model kovarians atau korelasi : 1. Matriks input data yang digunakan adalah kovarian, karena yang diuji dalam penelitian ini adalah hubungan kausalitas. 2. Estimasi model, menggunakan teknik Maximum Likelyhood

Estimation Methode dengan pertimbangan bila ukuran sampel adalah kecil (100-200) dan asumsi normalitas terpenuhi. e. Menilai problem identifikasi Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Bila setiap kali estimasi dilakukan muncul problem identifikasi maka sebaiknya model dipertimbangkan ulang dengan mengembangkan lebih banyak konstruk. Cara melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi yang meliputi (Ghozali, 2004:22): 1. Adanya nilai standar error yang besar untuk salah satu atau lebih koefisien. 2. Ketidakmampuan program untuk invert information matriks.

41

3. Nilai estimasi yang tidak mungkin misalkan error variance yang negatif. 4. Adanya nilai korelasi yang tinggi (>0, 90) antar koefisien estimasi. Jika diketahui ada problem identifikasi, maka ada tiga hal yang harus dilihat (Ghozali, 2004:22), yaitu: 1. Besarnya jumlah koefisien yang diestimasi relatif terhadap jumlah kovarian atau korelasi, yang diindikasikan dengan nilai degree offreedom yang kecil. 2. Digunakannya pengaruh timbal balik atau resiprokal antar konstruk (model non-recursive). 3. Kegagalan dalam menetapkan nilai tetap (fix) pada skala konstruk. f. Evaluasi Kriteria goodness of fit Kesesuaian model dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai criteria goodness of fit dengan tiga macam evaluasi, yaitu: 1. Evaluasi asumsi SEM a) Normalitas dan Linearitas Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram, apabila kurva membentuk lonceng serta pada diagram normal P-P Plot of regression standardized yang menggambarkan keberadaan titiktitik di sekitar garis dan pada scatter plot tampak titik menyebar yang kesemuanya menunjukkan model berdistribusi normal, namun metode ini bersifat subjektivitas. Untuk lebih jelas data

42

dapat

diuji

dengan

menggunakan

uji

chi

square

atau

kolmogornov smirnov. Kolmogornov Smirnov Test Kurva nilai residual terstandardiasi dikatakan menyebar dengan normal apabila: - Nilai Kolmogornov Smirnov Z Z table ; atau - Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > Normalitas data juga dapat dilihat pada output perhitungan analisis SEM dengan memperhatikan nilai C. R-nya. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai C. R 2, 58. Distribusi data dikatakan tidak normal apabila nilai C. R > 2, 58. Uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas. b) Outliers Outlier merupakan observasi atau data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel-variabel kombinasi (Hair et al, dalam Ferdinand 2005: 94). Adapun outlier dievaluasi dengan 2 cara yaitu: - Univariate Outliers Deteksi terhadap adanya univariate outliers dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang akan

43

dikategorikan sebagai outliers dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standard score atau yang biasa disebut z-score, yang mempunyai nilai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu (Hair et al. , dalam Ferdinand, 2005). Observasi data yang memiliki nilai z-score 3,0 akan dikategorikan sabagai outliers. - Multivariate Outliers Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan

menggunakan kriteria jarak Mahalanobis (The Mahalanobis Distance) pada tingkat p<0,001. Jarak Mahalanobis dievaluasi dengan menggunakan x2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. - Multicolinearity dan Singularity Yang perlu diamati dalam uji Multicolinearity dan Singularity adalah determinan dari matriks kovarian sampelnya.

Determinan yang kecil atau mendekati nol mengindikasikan adanya multikolinearitas atau singularitas, sehingga data itu dapat digunakan dalam penelitian (Tabachnik & Fidell dalam Ferdinand, 2005).

44

2. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Beberapa indeks kesesuaian dan cut-of-value-nya yang digunakan untuk menguji apakah sebuah model diterima atau ditolak adalah sebagai berikut: a) X2 - Chi-Square Statistic Semakin kecil X2 nilai semakin baik model tersebut (karena dalam uji beda Chi-Square X2, berarti benar-benar tidak ada perbedaan, Ho diterima) dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-of-value sebesar p > 0,05 atau p > 0,10 (Hulland, et al. 1996 dalam Ferdinand, 2005). Kriteria penerimaan model: Model diterima dengan baik jika nilai X2 menghasilkan p > 0,05. Model diterima dengan kategori marginal apabila nilai X2 menghasilkan p < 0,05. b) RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation) RMSEA merupakan suatu indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi Chi-Square dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan nilai goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair, et al. dalam Ferdinand, 2005). Kriteria penerimaan model: Model diterima apabila nilai RMSEA 0,08. Model diterima dengan kategori marginal apabila nilai RMSEA berada pada rentang 0,081-1,00.

45

c)

GFI (Goodness of Fit Index) GFI adalah sebuah ukuran non-statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini ( 0,90) menunjukkan sebuah better fit. Model diterima dengan baik apabila GFI 0,90. Model diterima dengan kategori marginal apabila nilai GFI berada pada rentang 0,60-0,89. Model ditolak apabila nilai GFI < 0,60.

d)

AFGI (Adjusted Goodness-of-Fit Index) AFGI merupakan kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varian dalam sebuah matriks kovarian sampel. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AFGI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90 (Hair, et al dalam Ferdinand, 2005). Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90-0,95

menunjukkan tingkatan cukup (adequate of fit) (Hulland, et al dalam Ferdinand, 2005). ( dimana )

46

d = degrees-of-freedom Kriteria penerimaan model: Model diterima dengan baik apabila AGFI 0,90. Model diterima dengan kategori marginal apabila nilai AGFI berada pada rentang 0,60-0,89. Model ditolak apabila AGFI < 0,60. e) CMIN/ DF (The Minimum Sample Discrepancy Function with Degree of Freedom) The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan degree of freedom-nya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Nilai CMIN/DF 0,2 atau 0,3 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data (Arbuckle, dalam Ferdinand, 2005:56). Kriteria penerimaan model : Model diterima dengan baik apabila CMIN/DF 2,00. Model diterima dengan kategori marginal apabila nilai CMIN/DF berada pada rentang 2,01-3,00. Model ditolak apabila nilai CMIN/DF > 3,00. f) TLI (Tucker Lewis Index) TLI adalah incremental index yang membandingkan sebuah model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan diterimanya sebuah model adalah 0,95 dan nilai yang

47

mendekati satu menunjukkan a very good fit (Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2005).

Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah degrees-of-freedom-nya, sementara Cb dan db adalah diskrepansi dan degrees-of-freedom dari baseline model yang dijadikan pembanding. Kriteria penerimaan model: Model diterima dengan baik apabila TLI 0,95. Model diterima dengan kategori marginal apabila nilai TLI berada pada rentang 0,60-0,94. Model ditolak apabila nilai TLI < 0,60. g) CFI (Comparative Fit Index) Rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2005). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0,95. CFI diperoleh dari rumus berikut ini:

Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah degrees-of-freedom-nya, sementara Cb dan db adalah diskrepansi dan degrees-of-freedom dari baseline model yang dijadikan pembanding.

48

Kriteria penerimaan model: Model diterima dengan baik apabila CFI 0,95. Model diterima dengan kategori marginal apabila nilai CFI berada pada rentang 0,60-0,94. Model ditolak apabila nilai CFI < 0,60. 3. Uji Validitas dan Reliabilitas a) Uji Validitas Dalam menentukan suatu indikator dikatakan valid adalah dengan melihat Loading yang diperoleh dari standardized loading untuk setiap indikator. Menurut Hair (1995), sebuah indikator dinyatakan layak sebagai penyusun konstruk variabel jika memiliki loading factor> 0, 40. b) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan uji construct reliability dan variance extract. Uji construct reliability menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama. Nilai reliabilitas diperoleh melalui rumus berikut ini

(Ferdinand, 2005): ( ( ) )

49

Keterangan : Std. Loadingdiperoleh dari standardized loading untuk

tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer. adalahmeasurement errordari tiap-tiap indikator.

Kriteria penerimaan data: Data diterima apabila nilai construct reliability 0, 70. Data ditolak apabila nilai construct reliability< 0, 70. Variance Extract menunjukkan jumlah varian dari indikator yang diekstraksi oleh konstruk laten yang dikembangkan. Variance Extract diperoleh melalui rumus berikut ini (Ferdinand, 2005). Keterangan: Std. Loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer. adalahmeasurement error dari tiap-tiap indikator.

Kriteria penerimaan data: Data diterima apabila nilai variance extract 0, 50. Interpretasi dan modifikasi model

50

Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model dan memodifikasi model bagi model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan. 4. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam model ini, perlu diuji hipotesis nol yang menyatakan bahwa koefisien regresi antar hubungan adalah sama dengan nol, melalui uji t yang lazim dalam model-model regresi (Ferdinand, 2000 : 138 dalam Nugroho, 2008) Hipotesis diterima apabila (Critical Ratio) - CR <-ttabel CR ttabel Hipotesis ditolak apabila (Critical Ratio) CR < ttabel -CR > ttabel

51

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Perusahaan Acer adalah sebuah perusahaan Taiwan yang didirikan pada tahun 1976 dengan nama Multitech, dan kemudian diubah namanya menjadi Acer pada tahun 1987. Perusahaan ini memiliki kantor pusat dikota Hsichih, Taipei, Taiwan. Tahun 2005, Laptop Acer menempati peringkat urutan nomor 4 untuk branded PC vendor. Acer menawarkan berbagai macam produk seperti desktop dan mobile PC, server dan storage, monitor LCD dan high-definition TV, proyektor, dan perangkat navigasi / handheld. Pada tahun 2000, Acer mengarahkan bisnisnya untuk fokus pada pengembangan teknologi dan komputasi yang user-friendly. Dan memutuskan untuk mendukung penjualan produk melalui kegiatan pemasaran khusus yang memanfaatkan jalur distribusi. Pendapatan meningkat dari US $ 4,9 triliun pada tahun 2003 menjadi US $ 7 triliun pada tahun 2004. Pada tahun 2005, Acer mempekerjakan 7.800 orang di seluruh dunia untuk mendukung penjualan dan jaringan pelayanan di seluruh dunia. Dan pada tahun 2006, pendapatannya mencapai US $ 11.32 triliun. Lini produk Acer untuk Laptop adalah Acer TravelMate, Acer Aspire dan Acer Ferrari yang terdepan dalam teknologi. Laptop Acer Ferrari memiliki kualitas yang tinggi dan berhasil mendapatkan tempat tersendiri sendiri di hati penggemarnya. Notebook Acer Ferrari sudah populer di pasar Asia dan Eropa, dan sekarang sedang berusaha untuk mendapatkan perhatian di pasar AS. Pada tahun 2006, Acer menempati peringkat pertama di 13 negara, yaitu: Italia, Spanyol, Austria, Belanda, Swiss, Republik Ceko, Rusia, Portugal, Belgia, denmark, Polandia, Hungaria dan di Republik Slowakia. Acer menyediakan

52

berbagai notebook dengan fitur-fitur canggih seperti fleksibilitas, kekuatan dan kecepatan. Harga laptop Acer lebih murah dibandingkan kompetitornya Saat ini Acer memasarkan laptop, komputer desktop Acer Aspire, notebook, netbook, layar monitor, server Acer Altos, hingga proyektor. Harga produk Acer juga cukup bersaing dibandingkan produk sejenis dari

kompetitornya. Beberapa model Laptop Acer : 1. Acer Ferrari : Laptop Acer Ferrari adalah kombinasi dari teknologi mobile 64-bit terkini, desain ramping dan inovasi terdepan, sebuah notebook yang berkarakter tidak ada kompromi. Notebook Acer Ferrari merupakan laptop yang ideal untuk para profesional, yang ingin menyampaikan ide-ide dan gambar dengan kemampuan yang menarik. Laptop ini memiliki layar 15,4 inci beresolusi tinggi dengan performa yang luar biasa, slot kartu flash serbaguna, trayless double layer optical drive dan 1GB RAM. Laptop Acer Ferrari memiliki fitur-fitur terbaik yang bisa diharapkan dari sebuah notebook portabel. 2. Acer Travelmate : Laptop Acer Travelmate adalah notebook ultra portabel yang mempunyai kinerja tinggi. Fitur standarnya adalah ringan dan konektivitas yang sangat baik. Ini adalah produk yang ideal bagi mobile professional dari perusahaan kecil, hingga perusahaan-perusahaan besar dan para professional yang bekerja sendiri. Notebook Acer Travelmate adalah pilihan terbaik buat mereka yang membutuhkan kekuatan, mobilitas dan kinerja yang baik dari sebuah laptop. 3. Acer Aspire : Laptop Acer Aspire adalah notebook dengan harga terjangkau yang mempunyai nilai tambah berupa kekuatan, mobilitas dan kinerja yang

53

baik. Notebook Acer Aspire menyediakan kinerja yang tinggi dan semua yang dapat Anda harapkan dari mobile office yang lengkap dan solusi hiburan layar lebar yang dapat digunakan baik untuk tujuan bisnis dan pribadi.

B. Analisis Data 1. Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman yang berjumlah 150 orang, dengan karakteristik sebagai berikut : Tabel 2. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah (Orang) 85 65 150 Persentase (%) 56,67 43,33 100,0

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 85 orang (56,67%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan ada sebanyak 65 orang (43,33%). Hal ini disebabkan mahasiswa laki-laki lebih banyak membawa laptopnya kekampus dari pada mahasiswa perempuan yang cenderung tidak membawa laptopnya kekampus. Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Jurusan Pendidikan pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Jurusan Manajemen Akuntansi IESP Jumlah Jumlah (Orang) 45 40 65 150 Persentase (%) 30,00 26,67 43,33 100,0

54

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan IESP yaitu sebanyak 65 orang (43,33%), kemudian sebanyak 45 orang (30,00%) mahasiswa jurusan manajemen dan sisanya sebanyak 40 orang (26,67%) mahasiswa jurusan akuntansi. Hal ini disebabkan ketika penelitian responden lebih banyak menemui mahasiswa dari jurusan IESP. Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Uang Saku (Bulan) < Rp. 500.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 > Rp. 1.000.000 Jumlah Jumlah (Orang) 40 60 50 150 Persentase (%) 26,67 40,00 33,33 100,0

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mendapatkan uang saku antara Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 perbulan yaitu sebanyak 60 orang (40,00%), kemudian sebanyak 40 orang (26,67%) mendapatkan uang saku < Rp. 500.000 perbulan dan sisanya sebanyak 50 orang (33,33%) mendapatkan uang saku > Rp. 1.000.000 perbulan. Hal ini disebabkan sebagian besar dari mereka belum bekerja namun, dengan kemampuan mereka membeli laptop mengindikasikan bahwa orang tua mereka termasuk golongan menengah keatas. 2. Bangunan Model Teoritis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh risk aversion terhadap brand trust dan brand affect, pengaruh brand trust terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty, pengaruh brand affect terhadap

55

purchase loyalty dan attitudinal loyalty, serta pengaruh purchase loyalty dan attitudinal loyalty terhadap brand performance. Model teoritis yang telah dibangun melalui telaah pustaka disertai dengan pengembangan model akan dianalisis sebagai model yang researchable (Ferdinand, 2000) dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling). Konstruks yang disebut juga faktor atau variabel laten beserta dimensi-dimensi yang disebut juga variabel terukur, variabel indikator atau manifest variabel dalam penelitian ini tersaji melalui tabel 5.
Tabel 5. Bangunan Model Teoritis
Konstruk Penelitian Risk aversion Dimensi Konstruk Membeli merek yang sudah terkenal Lebih memilih merek yang biasa dibeli Merasa aman membeli merek yang sudah dikenal Brand trust Kepercayaan konsumen terhadap suatu merek Kepercayaan memilih merek yang biasa dibeli Konsumen lebih memilih merek yang sudah terkenal Brand affect Perasaan suka saat menggunakan merek Perasaan puas saat menggunakan merek Perasaan senang saat menggunakan merek Purchase loyalty Membeli merek produk yang telah digunakan terus-menerus Akan membeli merek diwaktu yang akan datang Attitudinal loyalty Komitmen terhadap merek Menceritakan hal positif dan merekomendasikan pada orang Keengganan untuk berpindah merek Tetap membeli produk dengan merek yang sama Brand Performance Loyalitas yang tinggi terhadap merek yang diyakini Kesadaran merek yang kuat Reputasi merek yang solid Bangga terhadap merek yang digunakan

56

3. Penyusunan Path Diagram Bangunan model teoritis yang telah terbentuk, kemudian ditampilkan dalam bentuk path diagram untuk diestimasi dengan program AMOS seperti terlihat dalam gambar 2.
UJI HIPOTESA Chi-Square=264.865 Probability=.000 CMIN/DF=1.839 GFI=.856 TLI=.957 CFI=.964 RMSEA=.075

e4

.80 .82 .80


x5 .90.91x6 .90 .27

e5

e6

e10

1.07 .77 .20

e11

d3

x4

x10 1.03 .88 x11

d1

.32
Brand Trust

Purchase Loyalty

.52 .80 .89 .93 .97 x2 .86 Risk Aversion .93


x1 x3

.15
d5

.80
Brand Performance

e1 e2 e3

.27
d2

.28

.69 .90 .92

x16 .84e16 x17 .91 .83e17 .88 .78e18 x18 x19


e19

.25 .79 .06 .32


Brand Affect

.20
Attitudinal Loyalty

.95
x7
e7

.93 .90 .95 .86 .90


x8
e8

.91 .94 .93 .95 .84 .86 .91 .88


x12
e12

d4

x9
e9

x13
e13

x14
e14

x15
e15

Gambar 2. Standardized Path Diagram

Keterangan gambar : X1 X2 X3 Membeli merek yang sudah terkenal Lebih memilih merek yang biasa dibeli Merasa aman membeli merek yang sudah dikenal

57

X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 Ei Di

Kepercayaan konsumen terhadap suatu merek Kepercayaan memilih merek yang biasa dibeli Konsumen lebih memilih merek yang sudah terkenal Perasaan suka saat menggunakan merek Perasaan puas saat menggunakan merek Perasaan senang saat menggunakan merek Membeli merek produk yang telah digunakan terus-menerus Akan membeli merek diwaktu yang akan datang Komitmen terhadap merek Menceritakan hal positif dan merekomendasikan pada orang Keengganan untuk berpindah merek Tetap membeli produk dengan merek yang sama Loyalitas yang tinggi terhadap merek yang diyakini Kesadaran merek yang kuat Reputasi merek yang solid Bangga terhadap merek yang digunakan Error, kesalahan pengganggu tiap item pertanyaan ke-1 Besarnya pengaruh dari luar model yang diteliti

4. Persamaan Struktural dan Model Pengukuran Model yang telah disajikan dalam bentuk path diagram di atas, kemudian dinyatakan dalam persamaan-persamaan struktural dan persamaan untuk menyatakan spesifikasi model pengukuran (measurement model). Adapun persamaan struktural dan model pengukuran secara

keseluruhan dapat dilihat pada tabel 8. berikut: Tabel 6. Persamaan Struktural dan Model Pengukuran Brand trust Brand affect = 0,52 Risk aversion + d1 = 0,25 Risk aversion + d2

58

Purchase loyalty Attitudinal loyalty

= 0,32 Brand trust + 0,28 Brand affect + d3 = 0,27 Brand trust + 0,32 Brand affect + d4

Brand performance = 0,15 Purchase loyalty + 0,79 Attitudinal loyalty + d5

Model Pengukuran X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 = 0,894 Risk aversion + e1 = 0,966 Risk aversion + e2 = 0,926 Risk aversion + e3 = 0,896 Brand trust + e4 = 0,905 Brand trust + e5 = 0,896 Brand trust + e6 = 0,947 Brand affect + e7 = 0,947 Brand affect + e8 = 0,927 Brand affect + e9 = 1,032 Purchase loyalty + e10 = 0,876 Purchase loyalty + e11 = 0,914 Attitudinal loyalty + e12 = 0,928 Attitudinal loyalty + e13 = 0,955 Attitudinal loyalty + e14 = 0,940 Attitudinal loyalty + e15 = 0,895 Brand performance + e16 = 0,918 Brand performance + e17 = 0,909 Brand performance + e18 = 0,881 Brand performance + e19

59

5. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis) Model pengukuran melalui confirmatory factor analysis dari indikator-indikator yang membentuk variabel laten tersaji dalam gambar 6. berikut :

e4

e5

e6

e10

e11

1 1

d3

x4

1x5

x6

x10

1 x11

d1

1
Brand Trust Purchase Loyalty

1 e1 1 e2 1
e3

d5
x1 x2 1 x3

1
Risk Aversion d2 Brand Performance

1 1 x17 1 x18 1
x16 x19

e16 e17 e18 e19

Brand Affect

1 1 x7 1 x8 1 x9
e7 e8 e9

Attitudinal Loyalty

1 1
d4

1x12 1x13 1x14 1x15


e12 e13 e14 e15

Gambar 3. Confirmatory Factor Analysis Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa setiap indikator-indikator dari masing-masing variabel memiliki nilai koefisien atau standarized estimate yang signifikan dengan nilai critical rasio atau C.R 2.00. Dengan demikian semua indikator dapat diterima. Setelah model dianalisis melalui confirmatory factor analysis dan dapat dilihat bahwa masing-masing indikator dapat mendefinisikan konstruk laten, maka sebuah full model SEM dapat dianalisis. Sedangkan tabel critical ratio adalah sebagai berikut:

60

Tabel 7. Critical Ratio untuk Structural Equation Modelling pengaruh risk aversion terhadap brand trust dan brand affect, pengaruh brand trust terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty, pengaruh brand affect terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty, serta pengaruh purchase loyalty dan attitudinal loyalty terhadap brand performance. Estimate Brand trust <--- Risk aversion .523 Brand affect <--- Risk aversion .257 Attitudinal loyalty <--- Brand affect .391 Purchase Loyalty <--- Brand affect .394 Attitudinal Loyalty <--- Brand trust .346 Purchase Loyalty <--- Brand trust .467 Brand Performance <--- Purchase loyalty .105 Brand Performance <--- Attitudinal loyalty .653 x2 <--- Risk aversion 1.102 x5 <--- Brand trust 1.010 x8 <--- Brand affect 1.014 x4 <--- Brand trust 1.000 x6 <--- Brand trust 1.059 x7 <--- Brand affect 1.048 x9 <--- Brand affect 1.000 x13 <--- Attitudinal loyalty .943 x12 <--- Attitudinal loyalty 1.001 x14 <--- Attitudinal loyalty .999 x15 <--- Attitudinal loyalty 1.000 x16 <--- Brand performance 1.000 x19 <--- Brand performance 1.097 x18 <--- Brand performance 1.015 x17 <--- Brand performance 1.081 x1 <--- Risk aversion 1.044 x3 <--- Risk aversion 1.000 x10 <--- Purchase loyalty 1.000 x11 <--- Purchase loyalty .863 6. Evaluasi Asumsi SEM (Structural Equation Modelling) S.E. .081 .085 .111 .121 .114 .125 .050 .066 .048 .062 .046 C.R. 6.460 3.012 3.535 3.255 3.046 3.745 2.101 9.937 22.761 16.386 21.920 P *** .003 *** .001 .002 *** .036 *** *** *** ***

.067 15.833 *** .048 21.857 *** .042 22.409 *** .047 21.364 *** .039 25.483 ***

.063 .054 .056 .057

17.372 18.664 19.332 18.319

*** *** *** ***

.062 13.847 ***

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan pemodelan SEM harus memenuhi

61

beberapa kriteria antara lain: ukuran sampel, normalitas data, outliers, multicolinerity dan singularity. Untuk ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan SEM adalah minimum berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap parameternya. Tabel 8. Standart Regression Weight untuk Structural Equation Modelling pengaruh risk aversion terhadap brand trust dan brand affect, pengaruh brand trust terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty, pengaruh brand affect terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty, serta pengaruh purchase loyalty dan attitudinal loyalty terhadap brand performance. Estimate .515 .252 .320 .274 .281 .322 .148 .786 .966 .905 .947 .896 .896 .947 .927 .928 .914 .955 .940 .895 .881 .909 .918 .894

Brand trust Brand affect Attitudinal loyalty Purchase loyalty Attitudinal loyalty Purchase loyalty Brand performance Brand performance x2 x5 x8 x4 x6 x7 x9 x13 x12 x14 x15 x16 x19 x18 x17 x1

<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---

Risk aversion Risk aversion Brand affect Brand affect Brand trust Brand trust Purchase loyalty Attitudinal loyalty Risk aversion Brand trust Brand affect Brand trust Brand trust Brand affect Brand affect Attitudinal loyalty Attitudinal loyalty Attitudinal loyalty Attitudinal loyalty Brand performance Brand performance Brand performance Brand performance Risk aversion

62

x3 x10 x11

<--<--<---

Risk aversion Purchase loyalty Purchase loyalty

Estimate .926 1.032 .876

a. Normalitas data Normalitas univariate dan multivariate data yang digunakan dalam penelitian ini, diuji dengan menggunakan AMOS. Hasilnya terlihat dalam tabel 9 berikut : Tabel 9. Normalitas data Variable x19 x18 x17 x16 x12 x13 x14 x15 x11 x10 x7 x8 x9 x6 x5 x4 x1 x2 x3 Multivariate min 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 3.000 3.000 2.000 3.000 3.000 3.000 2.000 2.000 2.000 max 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 skew .147 .189 .281 .082 .446 .473 .460 .486 .306 .452 -.430 -.422 -.525 -.156 -.123 -.239 -1.165 -.842 -1.020 c.r. .734 .943 1.403 .408 2.232 2.365 2.301 2.431 1.530 2.259 -2.148 -2.109 -2.423 -.782 -.615 -1.193 -1.824 -2.211 -2.101 kurtosis -.721 -.133 -.477 -.282 -.395 -.270 -.410 -.383 -.473 -.432 -.364 -.115 .286 -.902 -.483 -.665 2.258 1.805 2.829 37.593 c.r. -1.803 -.333 -1.193 -.705 -.987 -.675 -1.024 -.957 -1.183 -1.080 -.910 -.288 .714 -2.255 -1.206 -1.663 2.445 2.413 2.073 8.149

Dengan menggunakan nilai critical rasio atau CR sebesar 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1%), dapat disimpulkan bahwa tidak ada data yang menyimpang, sehingga data yang digunakan dalam penelitian

63

ini layak digunakan karena hampir seluruhnya berada pada rentang nilai kurang dari 2,58. b. Univariate outliers Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya (Ferdinand, 2000). Tabel 10. Uji Univariate outlier
Des criptive Statis tics N Zscore(X1) Zscore(X2) Zscore(X3) Zscore(X4) Zscore(X5) Zscore(X6) Zscore(X7) Zscore(X8) Zscore(X9) Zscore(X10) Zscore(X11) Zscore(X12) Zscore(X13) Zscore(X14) Zscore(X15) Zscore(X16) Zscore(X17) Zscore(X18) Zscore(X19) V alid N (lis tw ise) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 Minimum -2.95491 -2.97437 -2.25254 -2.66832 -2.62734 -2.47449 -2.38335 -2.45974 -2.50671 -1.79935 -1.80045 -1.96064 -2.18483 -2.01151 -1.93805 -2.50175 -2.32236 -2.45837 -2.27859 Max imum 1.21266 1.31070 1.33311 1.58964 1.63321 1.54907 1.88534 1.94576 1.96113 2.30251 2.26683 2.32647 2.43101 2.46515 2.46661 2.37179 2.28550 2.40648 2.10331 Mean -1.4E-15 1.14E-15 -9.9E-16 7.85E-16 -1.1E-16 -8.2E-16 -8.7E-17 9.16E-16 2.51E-15 5.98E-17 1.05E-15 -4.0E-16 1.19E-15 -1.1E-15 -9.5E-16 -1.5E-15 -1.2E-15 1.06E-15 -4.1E-16 Std. Deviation 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000

Dengan menggunakan dasar bahwa kasus-kasus atau observasiobservasi yang mempunyai z-score > 3.0 akan dikategorikan sebagai outliers, diketahui bahwa data yang digunakan ini adalah bebas dari

64

outliers univariate, karena tidak ada variabel yang mempunyai z-score diatas angka batas tersebut. c. Multivariate outliers Perhitungan jarak mahalonobis didasarkan pada nilai Chi-square dalam tabel distribusi X 2 pada dengan jumlah variabel sebanyak 19 pada tingkat p<0,001 yaitu (19;0,001= 43,820). Oleh karena itu, data yang memiliki jarak mahalonobis lebih besar dari 43,820 dianggap multivariate outliers. Akan tetapi, dalam analisis ini, outliers yang akan ditemukan tidak akan dihilangkan dari analisis karena data tersebut menggambarkan keadaaan yang sesungguhnya dan tidak ada alasan khusus dari profil responden yang menyebabkan data harus dikeluarkan (Ferdinand, 2000: 104). d. Evaluasi multicolinearity dan singularity Pada penelitian ini, nilai determinantnya adalah sebesar 0,050. Angka tersebut lebih besar dari nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multicolineritas dan singularitas dan data dalam penelitian ini layak digunakan. 7. Uji reliability dan Variance extract a. Uji reliability Reliability adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum (Ferdinand, 2000). Dalam pemodelan SEM, nilai batas yang

65

digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliability yang dapat diterima adalah > 0,70. Adapun perhitungan uji reliability dalam penelitian ini

menggunakan rumus sebagai berikut (dalam Ferdinand, 2000) :

Std.Loading Cunstruct Re liability Std.Loading


2 2

Hasil perhitungan Standart loading data: Risk aversion Brand trust Brand affect Purchase loyalty Attitudinal loyalty Brand performance = 1,044 + 1,102 + 1,000 = 1,000 + 1,010 + 1,059 = 1,048 + 1,014 + 1,000 = 1,000 + 1,001 = 3,146 = 3,069 = 3,062 = 2,001

= 0,943 + 0,863 + 0,999 + 1,000 = 3,805 = 1,000 + 1,081 + 1,015 + 1,097 = 4,193

Hasil perhitungan measurement error data: Risk aversion Brand trust Brand affect Purchase loyalty Attitudinal loyalty Brand performance = 0,186 + 0,059 + 0,113 = 0,173 + 0,158 + 0,193 = 0,089 + 0,085 + 0,117 = 0,091 + 0,334 = 0,358 = 0,524 = 0,291 = 0,425

= 0,211 + 0,154 + 0,103 + 0,142 = 0,610 = 0,183 + 0,161 + 0,161 + 0,256 = 0,761

Hasil perhitungan reliability data: Risk aversion = 3,1462 3,1462 + 0,358 = 0,9651

66

Brand trust

3,0692 3,0692 + 0,524 3,0622 3,0622 + 0,291 2,0012 2,0012 + 0,425 3,8052 3,8052 + 0,610 4,1932 4,1932 + 0,761

0,9473

Brand affect

0,9699

Purchase loyalty

0,9040

Attitudinal loyalty

0,9596

Brand performance

0,9585

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliability, diperoleh nilai 0,7 untuk seluruh variabel. Dengan demikian data dalam penelitian ini dapat diterima. b. Variance extract Variance extract adalah ukuran yang menunjukkan jumlah varian dari indikator-indikator yang diesktrakkan oleh konstruk laten yang dikembangkan (Ferdinand, 2000). Nilai variance extract yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator itu telah mewakili secara baik variabel laten yang dikembangkan. Dalam pemodelan SEM, nilai batas yang digunakan untuk mengukur variance extract yang dapat diterima adalah > 0,50 (Ferdinand, 2000).

67

Adapun perhitungan variance extract dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut (Ferdinandd, 2000:61):

VarianceExtract

Std.Loading Std.Loading
2 2

Hasil square standard loading data: Risk aversion = 1,0442 + 1,1022 + 1,0002 3,304 Brand trust = 1,0002 + 1,0102 + 1,0592 3,142 Brand affect = 1,0482 + 1,0142 + 1,0002 3,127 Purchase loyalty = 1,0002 + 1,0012 2,002 Attitudinal loyalty = 0,9432 + 0,8632 + 0,9992 + 1,0002 3,632 Brand performance = 1,0002 + 1,0812 + 1,0152 + 1,0972 4,402 Hasil perhitungan variance extract data: Risk aversion = 3,3042 3,3042 + 0,358 3,1422 3,1422 + 0,524 3,1272 3,1272 + 0,291 = 0,9022 = = = = = =

Brand trust

0,8570

Brand affect

0,9149

68

Purchase loyalty

2,0022 2,0022 + 0,425 3,6322 3,6322 + 0,610 4,4022 4,4022 + 0,761

0,8249

Attitudinal loyalty

0,8562

Brand performance

0,8526

Berdasarkan hasil uji perhitungan variance axtract, diperoleh nilai 0,5 untuk semua variabel, sehingga data dalam penelitian ini layak untuk digunakan. 8. Pengujian Hipotesis Tabel 11. Standarized Regression Weight untuk uji hipotesis pengaruh risk aversion terhadap brand trust dan brand affect, pengaruh brand trust terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty, pengaruh brand affect terhadap purchase loyalty dan attitudinal loyalty, serta pengaruh purchase loyalty dan attitudinal loyalty terhadap brand performance. C.R. 6,460 3,012 3,745 3,046 3,255 3,535 2,101 9,937 t tabel 1,976 1,976 1,976 1,976 1,976 1,976 1,976 1,976

Brand trust Brand affect Purchase loyalty Attitudinal loyalty Purchase loyalty Attitudinal loyalty Brand performance Brand performance

<--<--<--<--<--<--<--<---

Risk aversion Risk aversion Brand trust Brand trust Brand affect Brand affect Purchase loyalty Attitudinal loyalty

69

Adapun pembahasan hasil pengujian hipotesis berdasarkan tabel 11. diatas adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Risk aversion terhadap Brand trust Pada tabel 11. Nilai C.R untuk pengaruh variabel risk aversion terhadap brand trust adalah lebih besar dari nilai t tabel nya, C.R > t tabel (6,460 > 1,976). Oleh karena itu, hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan nol dapat ditolak dan hal ini berarti pengaruh risk aversion terhadap brand trust signifikan, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust, diterima. b. Pengaruh Risk aversion terhadap Brand affect Berdasarkan tabel 11. Nilai C.R untuk pengaruh variabel risk aversion terhadap brand affect adalah lebih besar dari nilai t tabel nya (3,012 > 1,976), karena itu hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan nol tidak dapat ditolak dan hal ini berarti pengaruh risk aversion terhadap brand affect signifikan, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan bahwa risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect, diterima. c. Pengaruh Brand trust terhadap Purchase loyalty Berdasarkan tabel 11 diatas, melalui pengamatan terhadap nilai C.R, terlihat bahwa koefisien regresi secara signifikan tidak sama dengan nol, hal ini ditunjukan oleh nilai C.R yang lebih besar dari nilai t tabel (3,745 >

70

1,976), karena itu hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan nol dapat ditolak dan hubungan kausalitas dalam model dapat diterima, sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa brand trust berpengaruh positif terhadap purchase loyalty, diterima. d. Pengaruh Brand trust terhadap Attitudinal loyalty Pada tabel 11 melalui pengamatan terhadap nilai C.R dan
t tabel nya,

terlihat bahwa C.R > t tabel nya (3,046 > 1,976). Oleh karena itu, hipotesis nol yang menyatakan bahwa regression weight adalah sama dengan nol dapat ditolak dan hubungan kausalitas dalam model dapat diterima, sehingga hipotesis keempat yang menyatakan bahwa brand trust berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty, diterima. e. Pengaruh Brand affect terhadap Purchase loyalty Pada tabel 11 melalui pengamatan terhadap nilai C.R dan
t tabel nya,

terlihat bahwa C.R > t tabel nya (3,255 > 1,976). Oleh karena itu, hipotesis nol yang menyatakan bahwa regression weight adalah sama dengan nol dapat ditolak dan hubungan kausalitas dalam model dapat diterima, sehingga hipotesis kelima yang menyatakan bahwa brand affect berpengaruh positif terhadap purchase loyalty, diterima. f. Pengaruh Brand affect terhadap Attitudinal loyalty Pada tabel 11 Nilai C.R untuk pengaruh variabel brand affect terhadap attitudinal loyalty lebih besar dari nilai t tabel nya (3,535 > 1,976), oleh

71

karena itu hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan nol dapat ditolak dan hal ini berarti pengaruh brand affect terhadap attitudinal loyalty signifikan, sehingga hipotesis keenam yang menyatakan bahwa brand affect berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty, diterima. g. Pengaruh Purchase loyalty terhadap Brand performance Pada tabel 11 Nilai C.R untuk pengaruh variabel purchase loyalty terhadap brand performance lebih besar dari nilai t tabel nya (2,101 > 1,976), oleh karena itu hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan nol dapat ditolak dan hal ini berarti pengaruh purchase loyalty terhadap brand performance signifikan, sehingga hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa purchase loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance, diterima. h. Pengaruh Attitudinal loyalty terhadap Brand performance Pada tabel 11 Nilai C.R untuk pengaruh variabel attitudinal loyalty terhadap brand performance lebih besar dari nilai t tabel nya (9,937 > 1,976), oleh karena itu hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan nol dapat ditolak dan hal ini berarti pengaruh attitudinal loyalty terhadap brand performance signifikan, sehingga hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa attitudinal loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance, diterima.

72

9. Goodness-of-fit dan Analisis Structural Modelling melalui analisis Full Model Uji terhadap kesesuian model menunjukan bahwa model ini sesuai atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian. Hal ini terlihat dari indeks RMSEA dan CMIN/DF berada dalam rentang nilai yang diharapkan, sedangkan GFI, Probability, AGFI, TLI dan CFI diterima secara marginal. Secara keseluruhan, uji kesesuaian model terlihat dalam tabel 12. sebagai berikut: Tabel 12. Uji Kesesuaian Model Goodnessof-fit Index
X2 Chi-Square

Cut-of Value
Diharapkan kecil

Hasil analisis
264,865

Evaluasi model

Kesimpulan
Model dalam penelitian ini adequate fit karena nilai X2 tidak rendah, tetapi juga tidak terlalu tinggi Nilai yang dihasilkan dapat diterima secara marginal Nilai yang dihasilkan acceptabel fit Nilai yang dihasilkan mendekati good fit Nilai yang dihasilkan mendekati adequate fit Nilai yang dihasilkan dapat diterima secara verry good fit Nilai yang dihasilkan verry good fit Model yang digunakan dalam penelitian ini very good fit, jadi model ini cukup baik

Probability CMIN/DF GFI AGFI TLI CFI RMSEA

> 0.05 < 3,00 > 0,90 > 0,90 > 0,95 > 0,95 < 0,08

,000 1,839 ,856 ,810 ,957 ,964 ,075

Marginal Baik Marginal Marginal Baik Baik Baik

Penjelasan lebih lanjut dari tabel 12 adalah sebagai berikut: a. Nilai X 2 Chi-Square yang dihasilkan adalah sebesar 264,865. Angka ini diterima secara marginal, karena menghasilkan P sebesar 0,00 (dibawah 0,05). Sehingga hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara matriks kovarian populasi yang diestimasi dengan

73

matriks kovarian sampel yang diterima. Jadi model yang dihipotesiskan sesuai dengan data. b. Probability Nilai probability yang dihasilkan adalah 0,000 dan nilai ini dibawah cut-of valuenya (0,05). Tetapi nilai ini masih dapat diterima dan model dapat diterima walaupun secara marginal. Hal ini mengindikasikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarian data dan matriks kovarian yang diestimasi. c. CMIN/DF (The Minimum Sample Of Discrepancy Funtion devide with Degree of Freedom) Nilai CMIN/DF yang dihasilkan adalah sebesar 1,839 dan angka ini kurang dari 3,0 yang mengindikasikan acceptabel fit antara model dengan data. model dapat diterima dengan baik d. GFI (Goodness-of-Fit Index) Nilai GFI yang dihasilkan adalah sebesar 0,856 dan nilai ini dibawah cutof valuenya (0,90). Nilai GFI ini menunjukkan proporsi tertimbang dari varians dari matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang diestimasikan. Nilai yang dihasilkan mendekati good fit. e. Nilai AGFI yang dihasilkan adalah sebesar 0,810 dan nilai ini dibawah cut-of valuenya (0,90). Tetapi nilai ini masih dapat diterima dan model dapat diterima walaupun secara marginal. Nilai AGFI ini menunjukan proporsi tertimbang dari varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang diestimasikan.

74

f. TLI (Tucker Lewis Index) Nilai TLI yang dihasilkan sebesar 0,957 dan nilai ini diatas nilai cut-of valuenya (0,95). Model dapat ditermia secara very good fit. Nilai TLI merupakan indeks yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. g. CFI (Comparative Fit Index) Nilai CFI yang dihasilkan sebesar 0,964 dan nilai ini diatas nilai cut-of valuenya (0,95). model dapat diterima secara very good fit. Nilai CFI merupakan indeks yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. h. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation) Niali RMSEA yang dihasilkan adalah sebesar 0,075 dan nilai ini kurang dari 0,08. Model dapat diterima secara very good fit. Hal ini menunjukan sebuah close fit dari model berdasarkan degrees of freedom dan hal ini juga mengindikasikan kelayakan dari error of approximation.

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Model Penelitian Berdasarkan uji kesesuaian dan uji statistik, model dalam penelitian ini secara keseluruhan tidak dapat dikategorikan sebagai a very good model, melainkan marginal. Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang menjadi kriteria penilaian dalam uji kesesuaian dan uji statistik model adalah

75

beragam, ada yang tidak terpenuhi dan hanya mendekati nilai yang diisyaratkan dalam uji tersebut. Model a very good fit yang tidak bisa dihasilkan dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa macam hal, diantaranya model fit yang digunakan kurang baik atau keberagaman data yang sangat tinggi, baik data antar variabel maupun data dalam sebuah variabel itu sendiri atau beragamnya latar belakang penilaian responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. 2. Pembahasan Hipotesis a. Pengaruh Risk aversion terhadap Brand trust Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust. Risk aversion atau keengganan resiko merupakan cara atau sikap seorang konsumen menghindari resiko untuk mencoba merek lain atau tetap pada merek yang sekarang. Mahasiswa Fakultas Ekonomi tidak mau mengambil banyak resiko dengan membeli laptop dengan merek sembarangan. Kepercayaan merek Acer sudah cukup baik dihati mereka. Hal ini terlihat dari kecenderungan mahasiswa yang memberikan nilai maksimal pada untuk menggunakan merek Acer. Kemampuan merek Acer cukup baik dalam menggunakan browser, mengakses situs, menggunakan search engine dan hal tersebut akan memudahkan mahasiswa dalam menggunakan internet. Hal ini konsisten dengan penelitian dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mazler, Sonja Grabner-Krauter dan Sonja Bidmon (2008) yang menyatakan bahwa risk aversion berpengaruh positif terhadap

76

brand trust. Begitu juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Romzi (2007) yang menyatakan bahwa risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust product smartphone di Surabaya. b. Pengaruh Risk aversion terhadap Brand affect Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Risk aversion berpengaruh positif terhadap Brand affect pada mahasiswa Fakultas Brand affect

Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

adalah sebuah potensi merek utuk mendapatkan sebuah respon emosi positif dari rata-rata konsumen sebagai sebuah hasil yang mereka gunakan. Respoden telah menemukan tujuan mereka menggunakan

merek Acer dan mereka mengalami perasaan positif ketika menggunakan merek ini. Perasaan positif dapat dilihat dari kecenderungan responden yang memberikan nilai maksimal pada pernyataan yang berkaitan dengan variabel tersebut. Hal ini konsisten dengan penelitian dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Matzler, Sonja Grabner-Krauter dan Sonja Bidmon (2008) yang menyatakan bahwa risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect. Begitu juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Romzi (2007) yang menyatakan bahwa risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect product smartphone di Surabaya.

77

c. Pengaruh Brand trust terhadap Purchase loyalty Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand trust berpengaruh positif terhadap Purchase loyalty mahasiswa dalam menggunakan laptop merek Acer. Kesetiaan mahasiswa dalam pembelian merek Acer didasarkan pada karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat dan kualitas. Kepercayaan terhadap merek Acer cukup baik didasarkan pada harga laptop yang terjangkau dikalangan mahasiswa, namun mempunyai kualitas yang cukup bagus, ini dapat dilihat dari kecenderungan responden yang memberikan nilai maksimal pada pernyataan yang berkaitan dengan variabel tersebut. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arjun Chaudhuri dan Morris B. Holbrook (2001) yang menyatakan bahwa brand turst berpengaruh positif terhadap purchase loyalty. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Regina (2007) yang menyatakan brand trust berpengaruh positif terhadap purchase loyalty produk telkom genggam Nokia pada Masyarakat di Perumahan Bendungan Hum Jakarta. d. Pengaruh Brand trust terhadap Attitudinal loyalty Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand trust berpengaruh positif terhadap Attitudinal loyalty mahasiswa dalam menggunakan laptop merek Acer.

78

Sikap menjelaskan evaluasi kognitif yang baik secara terus menerus, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan atau gagasan tertentu. Sikap mahasiswa terhadap merek Acer adalah kecenderungan mereka untuk mengevaluasi merek tersebut secara konsisten.

Kepercayaan merek yang positif berdampak pada kesetiaan pembelian dan loyalitas sikap terhadap merek Acer dan enggan berpindah ke merek yang lain. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan responden yang memberikan nilai maksimal pada pernyataan yang berkaitan dengan variabel tersebut. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dr. Hsin Kuang Chi, Dr. Huery Ren Yeh, dan Dr. Cherng-Yi Chou (2009) yang menyatakan bahwa Brand trust berpengaruh positif terhadap Attitudinal loyalty. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Diana Putri (2009) yang menyatakan bahwa brand trust berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty Nasabah BNI Syariah Cabang Jakarta. e. Pengaruh Brand affect terhadap Purchase loyalty Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand affect berpengaruh positif terhadap Purchase loyalty mahasiswa dalam menggunakan laptop merek Acer. Kesetiaan mahasiswa fakultas ekonomi Unsoed terhadap merek Acer pada hakekatnya akan memberikan komitmen dan berharap untuk terus membeli dimasa yang akan datang. Dengan demian efek dari kesetiaan merek dipengaruhi langsung oleh kepuasan konsumen pada

79

merek yang dihimpun melalui waktu. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan responden yang memberikan nilai maksimal pada pernyataan yang berkaitan dengan variabel tersebut. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Steven A. Taylor, Kevin Celuch, dn Stephen Goodwin (2004) yang menyatakan bahwa Brand affect berpengaruh positif terhadap Purchase loyalty. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Regina (2007) yang menyatakan brand affect berpengaruh positif terhadap purchase loyalty produk telkom genggam Nokia pada Masyarakat di Perumahan Bendungan Hum Jakarta. f. Pengaruh Brand affect terhadap Attitudinal loyalty Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand affect berpengaruh positif terhadap Attitudinal loyalty mahasiswa dalam menggunakan laptop merek acer. Kesetiaan sikap menempatkan mahasiswa fakultas ekonomi Unsoed ke dalam kerangka berfikir untuk menyukai merek Acer. Brand Affect mengindikasikan potensi merek Acer untuk mendapatkan sebuah respon positif dari penggunanya. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan responden yang memberikan nilai maksimal pada pernyataan yang berkaitan dengan variabel tersebut. Responden menyatakan bahwa dosen atau teman kuliah dapat mempengaruhi untuk menerima menggunakan internet. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Steven A. Taylor, Kevin Celuch, dn Stephen Goodwin (2004) yang

80

menyatakan bahwa Brand affect berpengaruh positif terhadap Attitudinal loyalty. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana Putri (2009) yang menyatakan bahwa brand affect berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty Nasabah BNI Syariah Cabang Jakarta. g. Pengaruh Purchase loyalty terhadap Brand performance Hasil penelitian menunjukkan bahwa Purchase loyalty

berpengaruh positif terhadap Brand performance mahasiswa dalam menggunakan laptop merek Acer. Kinerja merek merupakan suatu keadaan dimana merek tersebut memberikan manfaat yang benar-benar diinginkan konsumen. Kinerja merek Acer berkaitan dengan perpaduan antara atribut produk citra merek Acer pelayanan yang diberikan dan faktor lainnya yang diinginkan oleh konsumen. Kesetiaan pembelian mahasiswa terhadap laptop merek Acer dipengaruhi oleh kepuasan mereka terhada kinerja merek Acer. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan responden yang memberikan nilai maksimal pada pernyataan yang berkaitan dengan variabel tersebut. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurritamont, Wasutida, Ussahawanitchakit, dan Phapruke (2008) yang menyatakan bahwa Purchase loyalty berpengaruh positif terhadap Brand performance. Begitu juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andi

81

(2007) yang menyatakan bahwa purchase loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance. h. Pengaruh Attitudinal loyalty terhadap Brand performance Hasil penelitian menunjukkan bahwa Attitidinal loyalty

berpengaruh positif terhadap Brand performance mahasiswa dalam menggunakan laptop merek Acer. Kesetiaan mahasiswa terhadap merek Acer menyebabkan pola pikir mereka untuk menyukai merek tersebut. Hal ini disebabkan kinerja merek Acer dapat memberikan manfaat yang benar-benar diinginkan oleh mereka. Produk Acer memiliki harga yang relatif terjangkau, merek yang terkenal dan pelayanan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan responden yang memberikan nilai maksimal pada pernyataan yang berkaitan dengan variabel tersebut Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Utami Lilis Amelia (2006) yang menyatakan bahwa Attitudinal loyalty berpengaruh positif terhadap Brand performance. Begitu juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andi (2007) yang menyatakan bahwa attitudinal loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance.

82

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Risk aversion berpengaruh positif terhadap brand trust. 2. Risk aversion berpengaruh positif terhadap brand affect. 3. Brand trust berpengaruh positif terhadap purchase loyalty. 4. Brand trust berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty. 5. Brand affect berpengaruh positif terhadap purchase loyalty. 6. Brand affect berpengaruh positif terhadap attitudinal loyalty. 7. Purchase loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance. 8. Attitudinal loyalty berpengaruh positif terhadap brand performance.

B. Implikasi Manajerial

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diimplikasikan bahwa : 1. Pihak Produsen Laptop Acer hendaknya terus meningkatkan kepercayaan kepada konsumen dengan selalu menjamin kualitas merk Acer sehingga tidak mengecewakan konsumen dan konsumen akan loyal untuk menggunakan merek tersebut dan enggan berpindah ke merek lain. Kepercayaan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan reputasi merek yang solid, dalam hal ini menjamin garansi barang dengan baik. 2. Pihak manajemen produsen laptop Acer hendaknya memperhatikan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja merek. Kebijakan yang dapat dilakukan yaitu

83

dengan cara meningkatkan manfaat atau fungsi produk sesuai dengan kebutuhan konsumen terhadap laptop Acer. 3. Kesetiaan pembelian laptop Acer akan berdampak pada komitmen terhadap merek tesebut, sehingga diharapkan produsen laptop Acer meningkatkan dan membuat program yang inovatif untuk menciptakan loyalitas konsumen, misalnya dengan mendirikan service produk di setiap kota.

C. Implikasi Riset Berikutnya Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah variabel lain. Selain itu untuk penelitian selanjutnya sebaiknya juga menggunakan kategori produk yang lain, misalnya produk atau barang jasa supaya memperoleh penemuan-penemuan yang lain. Penggunaan sumber referensi baik berupa jurnal maupun literatur harus lebih banyak dan lengkap agar penelitian terhadap kinerja merek (brand performance) bisa terus dikembangkan.

84

DAFTAR PUSTAKA

Aaker A David,1997. Ekuitas Merek. Edisi Indonesia Mitra Utama. Jakarta. Chaudhuri, A, 1999. The Relationship of Brand Attitudes and Brand Performance. The Role of Brand Loyalty. The Journal of Marketing Management, Vol 9:3, pp 1 9. ________, A and Holbrook, M. B, 2001. The Chain of Effect from Brand Trust and Brand Affect to Brand Performance: The Role Brand Loyalty. Journal of Marketing, Vol 65.

Diana, P. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan Nasabah terhadap Merek BNI Syariah. Program Pascasarjana UI. Dr. Hsin Kuang Chi, Dr. Huery Ren Yehdan Dr. Chemg-Ying Chiou, 2009. The Effects of Brand Affect on Female Cosmetic Users Brand Loyalty in Taiwan. The Journal of American Academy of Business, Vo 14:2.

Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 16.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ferdinand, Augusty, 2005. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Halim, R. E, The Effect of The Relationship of Brand Trust and Brand Affect on Brand Performance: An Analysis from Brand Loyalty Perspektive (A Case of Coffee Instant Product in Indonesia).

85

Kertajaya, Hermawan, 2004. Hermawan Kertawijaya on Brand. Bandung. Mizan Pustaka.

Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jilid 2, Edisi Revisi. PT. Prenhallindo. Jakarta.

__________, 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhalindo. Jakarta. Mandrik, C. A and Bao,Y, 2005. Exploring The Concept and Measurenment of General Risk Aversion. Advances in Consumer Research. Vol:32. Matzler, Kurt, Sonja Grabner-Krauterdan Sonja Bidmon, 2008. Risk Aversion anad Brand Loyalty: The Mediating Role of Brand Trust and Brand Affect. Journal of Product & Brand Management, Vol 17/3: 154- 164.

Mowen, John C dan Mickail, 2002. Perilaku Konsumen. Bina Aksara. Jakarta.

Regina, 2009. Hubungan Brand Trust dan Brand Affect dengan Purchase Loyalty dan Produk Telepon Genggam Nokia. Skripsi Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya.

Romzi, 2007. Pengaruh Risk Aversion Terhadap Loyalitas Merek Dimediasi Brand Trust dan Brand Affect Pada Produk Smartphone di Surabaya. Skripsi Fakultas Ekonomi.

Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

________, 1999. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

86

Suliyanto, 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia: Jakarta. Tjiptono, Fandy, 1996. Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Manajemen. Ghalia Indonesia Bogor.

Top Brand 2010. Edisi 2 Februari 2010. Majalah Marketing.

Utami Lilis Amelia, 2006. Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek dan Afeksi Merek terhadap Kinerja Merek Ponsel dan Mie Instan pada Mahasiswa FE Unsoed. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman.

www.emeraldinsight.com.

http://search.epnet.com

87

LAMPIRAN I

Kepada Yth. Teman-teman Mahasiswa Di Tempat

Dengan hormat, Sehubungan dengan akan diadakannya penelitian yang saya lakukan, maka kuisioner ini dibuat serta dibagikan dalam rangka penyusunan tugas akhir sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian yang akan saya lakukan berjudul Analisis Pengaruh Risk Aversion, Brand Trust, Brand Affect, Purchase Loyalty, dan Attitudinal Loyalty Terhadap Brand Perfomance Pengguna Laptop Merek Acer (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman). Dengan kuisioner ini saya mengajak teman-teman untuk menjadi responden penelitian saya serta diharapkan teman-teman mempunyai waktu untu membantu saya dalam mengisi kuisioner yang saya buat ini. Tujuan dari kuisioner ini adalah semata-mata untuk kepentingan akademis, tidak untuk kepentinngan yang lain. Dan diharapkan teman-teman mengisi kuisioner ini dengan pendapat pribadi masing-masing. Atas kesediaan dan bantuan teman-teman dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Mega Ayu Puspita (C1B007139)

88

KUISIONER

Identitas Responden : Nama Alamat Jenis Kelamin Jurusan Angkatan No. Telepon :... :... : L/P : a. Manajemen b. Akuntansi c. IESP :... :... b. Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00 c. Rp > Rp 1.000.000,00 Pertanyaan Pembuka :

Uang saku per bulan : a. < Rp 500.000,00

1. Apa alasa utama anda memilih serta menggunakan laptop merek Acer ? .. .. 2. Sudah berapa lama anda menggunakan laptop merek Acer tersebut ? a. < 3 bulan b. 3 bulan- 6 bulan c. 6 bulan- 1 tahun d. > 1 tahun

3. Berapa kali berganti laptop dengan merek yang sama (Acer) ? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. > 3 kali e. Belum pernah

89

Petunjuk pengisian kuisioner

Dibawah ini ada beberapa pertanyaan, baca dan pahami setiap pertanyaan dengan seksama. Kemudian berikan jawaban yang telah Anda yakini pada lembar jawaban bagi setiap pernyataan tersebut dengan member tanda chek () jawaban yang telah anda yakini. Bila ada pernyataan yang tidak sependapat dengan diri Anda, pilihlah yang paling mendekati dengan pendapat diri Anda, sehingga tidak adasatupun jawaban pernyataan yang tidak diisi. Keterangan :

1. Sangat Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Agak Tidak Setuju 4. Netral 5. Agak Setuju 6. Setuju 7. Sangat Setuju

90

Pertanyaan : Risk Aversion (Tingkat resiko yang diperoleh) : No. 1. Pernyataan Saya lebih memilih membeli laptop dengan merek yang sudah terkenal 2. Saya lebih memilih membeli laptop dengan merek yang biasa dibeli daripada mencoba merek lain yang tidak saya percaya 3. Saya merasa aman sudah saya kenal membeli laptop yang 1 2 3 4 5 6 7

Mengapa Anda lebih merasa aman untuk memilih produk yang mempunyai merek yang sudah terkenal seperti merek Acer ?

Brand Trust ( Kepercayaan Merek) : NO. 1. Pernyataan Saya percaya dan yakin terhadap laptop merek Acer 2. Saya menggandalkan dalam pembelian 1 2 3 4 5 6 7

laptop yaitu merek Acer daripada laptop dengan merek yang lain 3. Saya lebih memilih laptop merek Acer yang sudah dikenal orang banyak

Mengapa Anda percaya dan yakin pada laptop merek Acer ?

91

Brand Affect (Afeksi Merek) : No. 1. Pernyataan Saya merasa suka saat menggunakan laptop merek Acer 2. Saya merasa puas saat menggunakan laptop merek Acer 3. Saya merasa senang saat menggunaka laptop merek Acer 1 2 3 4 5 6 7

Mengapa Anda merasa senang saat menggunakan laptop merek Acer ?

Purchase Loyalty (Kesetiaan Pembeliaan) : No. 1. Pernyataan Saya akan tetap setia membeli laptop dengan merek Acer 2. Apabila di waktu yang akan datang saya membeli laptop lagi, saya akan membeli laptop dengan merek Acer 1 2 3 4 5 6 7

Mengapa Anda mempunyai kesetiaan pembeliaan untuk tidak berganti merek lain selain merek Acer apabila Anda membeli laptop baru lagi ?

92

Attitudinal Loyalty (Kesetiaan Sikap) : No. 1. Pernyataan Saya tetap berkomitmen terhadap laptop merek Acer 2. Saya akan menceritakan hal positif dan merekomendasikan laptop merek Acer pada orang lain 3. Saya tidak akan berganti merek meskipun banyak pilihan merek yang tersedia 4. Saya akan tetap berniat dan selalu 1 2 3 4 5 6 7

menggunakan laptop dengan merek Acer

Mengapa Anda mempunyai komitmen untuk tidak berganti merek lain selain merek dari Acer jika di waktu yang akan datang Anda akan membeli laptop baru lagi ?

Brand Perfomance (Kinerja Merek) : No. 1. Pernyataan Saya mempunyai loyalitas merek yang tinggi terhadap laptop merek Acer 2. Saya mempunyai kesadaran merek yang kuat terhadap merek Acer 3. 4. Saya akan tetap solid terhadap merek Acer Saya bangga menggunakan laptop merek Acer karena sudah diakui keberadaannya serta telah dibuktikan tingkat kredibilitasnya 1 2 3 4 5 6 7

93

Hal-hal positif apa yang akan Anda ceritakan kepada orang lain untuk merekomendasikasikan orang lain untuk membeli laptop dengan merek Acer ?

94

LAMPIRAN II

e4

e5

e6

e10

e11

1 1

d3

x4

1x5

x6

x10

1 x11

d1

1
Brand Trust Purchase Loyalty

1 e1 1 e2 1
e3

d5
x1 x2 1 x3

1
Risk Aversion d2 Brand Performance

1 1 x17 1 x18 1
x16 x19

e16 e17 e18 e19

Brand Affect

1 1 x7 1 x8 1 x9
e7 e8 e9

Attitudinal Loyalty

1 1
d4

1x12 1x13 1x14 1x15


e12 e13 e14 e15

95

UJI HIPOTESA Chi-Square=264.865 Probability=.000 CMIN/DF=1.839 GFI=.856 TLI=.957 CFI=.964 RMSEA=.075

e4

.80 .82 .80


x5 .90.91x6 .90 .27

e5

e6

e10

1.07 .77 .20

e11

d3

x4

x10 1.03 .88 x11

d1

.32
Brand Trust

Purchase Loyalty

.52 .80 .89 x1 .93 .97 x2 .86 Risk Aversion .93


x3

.15
d5

.80
Brand Performance

e1 e2 e3

.27
d2

.28

.69 .90 .92

x16 .84e16 x17 .91 .83e17 .88 .78e18 x18 x19


e19

.25 .79 .06 .32


Brand Affect

.20
Attitudinal Loyalty

.95
x7
e7

.93 .90 .95 .86 .90


x8
e8

.91 .94 .93 .95 .84 .86 .91 .88


x12
e12

d4

x9
e9

x13
e13

x14
e14

x15
e15

96

LAMPIRAN III

Your model contains the following variables Observed, endogenous variables x3 x2 x1 x4 x5 x6 x9 x8 x7 x10 x11 x15 x14 x13 x12 x16 x17 x18 x19 Unobserved, endogenous variables Brand trust Brand affect Attitudinal_loyalty Brand_performance Purchase_loyalty Unobserved, exogenous variables e3

97

Risk Aversion e2 e1 e4 e5 e6 e9 e8 e7 e10 e11 e15 e14 e13 e12 e16 e17 e18 e19 d1 d2 d4 d5 d3 Variable counts Number of variables in your model: Number of observed variables: Number of unobserved variables: Number of exogenous variables: Number of endogenous variables: 49 19 30 25 24

98

LAMPIRAN IV

Assessment of normality Variable x19 x18 x17 x16 x12 x13 x14 x15 x11 x10 x7 x8 x9 x6 x5 x4 x1 x2 x3 Multivariate min 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 3.000 3.000 2.000 3.000 3.000 3.000 2.000 2.000 2.000 max 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 skew .147 .189 .281 .082 .446 .473 .460 .486 .306 .452 -.430 -.422 -.525 -.156 -.123 -.239 -1.165 -.842 -1.020 c.r. .734 .943 1.403 .408 2.232 2.365 2.301 2.431 1.530 2.259 -2.148 -2.109 -2.423 -.782 -.615 -1.193 -1.824 -2.211 -2.101 kurtosis -.721 -.133 -.477 -.282 -.395 -.270 -.410 -.383 -.473 -.432 -.364 -.115 .286 -.902 -.483 -.665 2.258 1.805 2.829 37.593 c.r. -1.803 -.333 -1.193 -.705 -.987 -.675 -1.024 -.957 -1.183 -1.080 -.910 -.288 .714 -2.255 -1.206 -1.663 2.445 2.413 2.073 8.149

99

Des criptive Statis tics N Zscore(X1) Zscore(X2) Zscore(X3) Zscore(X4) Zscore(X5) Zscore(X6) Zscore(X7) Zscore(X8) Zscore(X9) Zscore(X10) Zscore(X11) Zscore(X12) Zscore(X13) Zscore(X14) Zscore(X15) Zscore(X16) Zscore(X17) Zscore(X18) Zscore(X19) V alid N (lis tw ise) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 Minimum -2.95491 -2.97437 -2.25254 -2.66832 -2.62734 -2.47449 -2.38335 -2.45974 -2.50671 -1.79935 -1.80045 -1.96064 -2.18483 -2.01151 -1.93805 -2.50175 -2.32236 -2.45837 -2.27859 Max imum 1.21266 1.31070 1.33311 1.58964 1.63321 1.54907 1.88534 1.94576 1.96113 2.30251 2.26683 2.32647 2.43101 2.46515 2.46661 2.37179 2.28550 2.40648 2.10331 Mean -1.4E-15 1.14E-15 -9.9E-16 7.85E-16 -1.1E-16 -8.2E-16 -8.7E-17 9.16E-16 2.51E-15 5.98E-17 1.05E-15 -4.0E-16 1.19E-15 -1.1E-15 -9.5E-16 -1.5E-15 -1.2E-15 1.06E-15 -4.1E-16 Std. Deviation 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000 1.0000000

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) Observation number 150 127 117 50 129 87 77 128 88 85 110 Mahalanobis d-squared 50.924 39.888 38.006 37.858 36.815 35.807 34.207 33.756 32.554 32.343 32.095 p1 .000 .003 .006 .006 .008 .011 .017 .020 .027 .029 .030 p2 .014 .092 .060 .015 .009 .007 .016 .010 .021 .011 .007

100

Observation number 134 7 148 20 72 119 51 45 21 104 108 71 84 123 23 22 74 133 25 83 1 68 121 136 57 48 90

Mahalanobis d-squared 31.068 31.046 30.910 30.708 30.122 29.705 29.433 29.276 28.478 28.217 28.197 27.471 27.309 26.625 26.461 26.127 25.826 25.520 25.420 25.261 25.155 24.850 24.761 24.548 24.232 24.212 24.170

p1 .040 .040 .041 .043 .050 .056 .059 .062 .075 .079 .080 .094 .098 .114 .118 .127 .135 .144 .147 .152 .155 .166 .169 .176 .187 .188 .190

p2 .017 .007 .004 .002 .004 .004 .004 .002 .008 .008 .004 .014 .011 .033 .028 .038 .047 .059 .048 .045 .037 .050 .040 .045 .064 .045 .033

101

Observation number 113 100 27 62 144 49 55 56 11 31 8 78 17 39 86 53 95 109 135 70 98 132 149 66 130 92 2

Mahalanobis d-squared 23.959 23.730 23.730 23.628 23.528 23.115 22.597 22.423 22.334 22.154 22.152 21.848 21.605 21.389 21.147 21.115 20.841 20.781 20.736 20.581 20.472 20.268 20.168 20.133 20.021 19.959 19.916

p1 .198 .207 .207 .211 .215 .232 .256 .264 .268 .277 .277 .292 .304 .316 .329 .330 .346 .349 .352 .360 .367 .379 .385 .387 .393 .397 .400

p2 .038 .047 .031 .027 .023 .050 .125 .136 .123 .137 .102 .152 .194 .232 .288 .246 .322 .293 .259 .278 .275 .322 .316 .277 .278 .254 .223

102

Observation number 9 79 42 16 44 5 6 145 126 40 124 12 106 46 116 58 76 4 33 139 64 24 3 118 37 30 147

Mahalanobis d-squared 19.913 19.895 19.849 19.833 19.791 19.643 19.604 19.559 19.223 19.184 18.981 18.958 18.939 18.817 18.281 17.962 17.784 17.739 17.509 17.399 17.257 17.255 17.190 17.121 16.966 16.922 16.776

p1 .400 .401 .404 .405 .407 .416 .419 .422 .443 .445 .458 .460 .461 .469 .504 .525 .537 .540 .555 .563 .572 .573 .577 .582 .592 .595 .605

p2 .178 .145 .124 .098 .082 .092 .076 .063 .121 .102 .133 .108 .085 .090 .260 .388 .438 .403 .489 .496 .526 .461 .439 .420 .458 .421 .453

103

Observation number 96 137 120 122 19 69 61 131

Mahalanobis d-squared 16.675 16.416 16.031 15.749 15.539 15.263 15.070 14.433

p1 .612 .629 .655 .674 .688 .706 .718 .758

p2 .455 .563 .744 .835 .879 .931 .951 .996

Scalar Estimates Regression Weights Estimate Brand trust Brand affect <--- Risk aversion <--- Risk aversion .523 .257 .391 .394 .346 .467 .105 .653 1.102 1.010 1.014 1.000 1.059 1.048 1.000 .943 .042 22.409 *** par_6 .067 15.833 *** par_4 .048 21.857 *** par_5 S.E. C.R. P Label

.081 6.460 *** par_18 .085 3.012 .003 par_19 .111 3.535 *** par_14 .121 3.255 .001 par_15 .114 3.046 .002 par_16 .125 3.745 *** par_17 .050 2.101 .036 par_20 .066 9.937 *** par_21 .048 22.761 *** par_1 .062 16.386 *** par_2 .046 21.920 *** par_3

Attitudinal_loyalty <--- Brand affect Purchase_loyalty <--- Brand affect

Attitudinal_loyalty <--- Brand trust Purchase_loyalty <--- Brand trust

Brand_performance <--- Purchase_loyalty Brand_performance <--- Attitudinal_loyalty x2 x5 x8 x4 x6 x7 x9 x13 <--- Risk aversion <--- Brand trust <--- Brand affect <--- Brand trust <--- Brand trust <--- Brand affect <--- Brand affect <--- Attitudinal_loyalty

104

Estimate x12 x14 x15 x16 x19 x18 x17 x1 x3 x10 x11 <--- Attitudinal_loyalty <--- Attitudinal_loyalty <--- Attitudinal_loyalty <--- Brand_performance <--- Brand_performance <--- Brand_performance <--- Brand_performance <--- Risk aversion <--- Risk aversion <--- Purchase_loyalty <--- Purchase_loyalty 1.001 .999 1.000 1.000 1.097 1.015 1.081 1.044 1.000 1.000 .863

S.E.

C.R.

Label

.047 21.364 *** par_7 .039 25.483 *** par_8

.063 17.372 *** par_9 .054 18.664 *** par_10 .056 19.332 *** par_11 .057 18.319 *** par_12

.062 13.847 *** par_13

Standardized Regression Weights Estimate Brand trust Brand affect <--- Risk aversion <--- Risk aversion .515 .252 .320 .274 .281 .322 .148 .786 .966 .905

Attitudinal_loyalty <--- Brand affect Purchase_loyalty <--- Brand affect

Attitudinal_loyalty <--- Brand trust Purchase_loyalty <--- Brand trust

Brand_performance <--- Purchase_loyalty Brand_performance <--- Attitudinal_loyalty x2 x5 <--- Risk aversion <--- Brand trust

105

Estimate x8 x4 x6 x7 x9 x13 x12 x14 x15 x16 x19 x18 x17 x1 x3 x10 x11 <--- Brand affect <--- Brand trust <--- Brand trust <--- Brand affect <--- Brand affect <--- Attitudinal_loyalty <--- Attitudinal_loyalty <--- Attitudinal_loyalty <--- Attitudinal_loyalty <--- Brand_performance <--- Brand_performance <--- Brand_performance <--- Brand_performance <--- Risk aversion <--- Risk aversion <--- Purchase_loyalty <--- Purchase_loyalty .947 .896 .896 .947 .927 .928 .914 .955 .940 .895 .881 .909 .918 .894 .926 1.032 .876

Variances: (Group number 1 - Default model) Estimate Risk Aversion d1 d2 d4 d3 d5 .683 .517 .668 .851 1.177 .232 S.E. C.R. P Label

.092 7.396 *** par_22 .077 6.677 *** par_23 .091 7.372 *** par_24 .113 7.519 *** par_25 .167 7.041 *** par_26 .037 6.213 *** par_27

106

Estimate e3 e2 e1 e4 e5 e6 e9 e8 e7 e10 e11 e15 e14 e13 e12 e16 e17 e18 e19 .113 .059 .186 .173 .158 .193 .117 .085 .089 .091 .334 .142 .103 .154 .211 .183 .161 .161 .256

S.E.

C.R.

Label

.019 5.894 *** par_28 .018 3.231 .001 par_29 .027 6.933 *** par_30 .030 5.777 *** par_31 .029 5.458 *** par_32 .034 5.682 *** par_33 .019 6.210 *** par_34 .016 5.176 *** par_35 .018 5.070 *** par_36 .095 -.960 .337 par_37 .079 4.209 *** par_38 .022 6.405 *** par_39 .018 5.610 *** par_40 .023 6.767 *** par_41 .030 7.068 *** par_42 .027 6.793 *** par_43 .026 6.148 *** par_44 .025 6.424 *** par_45 .036 7.016 *** par_46

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model) Estimate Brand Affect Brand Trust Purchase_Loyalty Attitudinal_Loyalty .063 .265 .202 .204

107

Estimate Brand_Performance x19 x18 x17 x16 x12 x13 x14 x15 x11 x10 x7 x8 x9 x6 x5 x4 x1 x2 x3 .686 .777 .825 .843 .801 .836 .860 .912 .883 .767 1.066 .898 .896 .859 .803 .820 .803 .800 .933 .858

Model Fit Summary CMIN Model Default model Saturated model Independence model NPAR 46 190 19 CMIN 264.865 .000 3503.276 DF 144 0 171 .000 20.487 P .000 CMIN/DF 1.839

108

RMR, GFI Model Default model Saturated model Independence model Baseline Comparisons Model Default model Saturated model Independence model NFI Delta1 .924 1.000 .000 .000 RFI rho1 .910 IFI Delta2 .964 1.000 .000 .000 TLI rho2 .957 CFI .964 1.000 .000 RMR .207 .000 .548 GFI .856 1.000 .175 .084 .158 AGFI .810 PGFI .649

Parsimony-Adjusted Measures Model Default model Saturated model Independence model PRATIO .842 .000 1.000 PNFI .778 .000 .000 PCFI .812 .000 .000

NCP Model Default model Saturated model Independence model FMIN Model FMIN F0 LO 90 HI 90 NCP 120.865 .000 3332.276 LO 90 79.047 .000 3143.541 HI 90 170.514 .000 3528.323

109

Model Default model Saturated model Independence model RMSEA Model Default model Independence model AIC Model Default model Saturated model Independence model ECVI Model Default model Saturated model Independence model

FMIN 1.778 .000 23.512

F0 .811 .000 22.364

LO 90 .531 .000 21.098

HI 90 1.144 .000 23.680

RMSEA .075 .362

LO 90 .061 .351

HI 90 .089 .372

PCLOSE .003 .000

AIC 356.865 380.000 3541.276

BCC 371.129 438.915 3547.167

BIC 495.354 952.021 3598.478

CAIC 541.354 1142.021 3617.478

ECVI 2.395 2.550 23.767

LO 90 2.114 2.550 22.500

HI 90 2.728 2.550 25.083

MECVI 2.491 2.946 23.806

110

HOELTER Model Default model Independence model Execution time summary Minimization: Miscellaneous: Bootstrap: Total: .050 7.821 .000 7.871 HOELTER .05 98 9 HOELTER .01 105 10

Anda mungkin juga menyukai