Anda di halaman 1dari 4

Suhu dan Pemuaian

1. Pengertian Suhu Untuk menyatakan panas dan dinginnya sesuatu, kita sudah terbiasa menggunakan kata sifat sejuk, dingin, hangat, panas dan sebagainya. Bila kita menyentuh sebuah benda, sifat yang disebut suhu atau temperaturnya kita terangkan berdasarkan indera suhu kita. Suhu itu akan menunjukkan apakah benda itu akan terasa panas atau dingin. Makin panas terasa, makin tinggi suhunya. Untuk mengukur suhu diperlukan besaran-besaran yang dapat diukur. Alat pengukur suhu dinamakan termometer. Yang khas pada termometer adalah kepekaannya (perubahan koordinat keadaan akibat sedikit saja perubahan suhu dapat terukur), ketelitiannya dalam mengukur koordinat keadaan, dan reproduksibilitasnya (dapat diperbanyak). Sifat yang sering dikehendaki dari termometer adalah kecepatannya mencapai kesetimbangantermal dengan sistem lainnya.Termometer yang memenuhi syarat diatas salah satunya adalah termokopel yang banyak dipakai pada laboratorium riset dan keteknikan, yang berupa hubungan dua jenis logam atau logam campuran. Koordinat keadaan termometer ini adalah sebuah besaran kelistrikan yang disebut gaya gerak listrik (ggl) yang dapat diukur dengan potensiometer. Termokopel yang sering dipakai adalah yang terbuat dari platina murni dan yang terdiri dari 90% platina dan 10% rhodium. Tembaga dan campurannya yang konstan juga sering dipakai. Termometer tahanan terdiri atas suatu kawat halus yang telindung pipa perak berdinding tipis. Karena tahanan dapat diukur dengan ketelitian yang tinggi, termometer tahanan adalah salah satu pengukur suhu yang sangat teliti. Untuk suhu yang sangat rendah, dipakai tabung karbon kecil atau sepotong kecil kristal germanium sebagai pengganti kumparan kawat halus yang terbuat dari platina. Untuk mengukur suhu yang berada diluar batas kesanggupan termokopel dan termometer tahanan, dipergunaan pirometer optik. Pirometer optik langsung dapat menunjukkan tinggi suhu benda panas yang akan diukur suhunya. Karena tidak ada bagiannya yang harus bersentuhan dengan benda panas itu, pirometer optik dapat mengukur suhu di atas titik leleh logam. Dari semua oordinat keadaan atau termometrik, tekanan suatu gas yang volumnya dibuat tetap konstan sangat menonjol kepekaannya, ketelitian pengukurannya, dan reproduksibilitasnya. Termometer gas terutama dipakai di lembaga standard an di laboratorium riset universitas. Termometer itu biasanya besar, memakan tempat, dan lamban mencapai kesetimbangan termalnya. Termometer-termometer di atas dapat dipakai untuk menunjukkan konstannya suatu suhu jika koordinat keadaannya tetap konstan. Terbukti bahwa suatu sistem yang tejadi dari bentuk padat dan bentuk cair bahan yang sama, pada tekanan tetap konstan akan berada daa kesetimbangan fase hanya pada satu suhu tertentu. Begitu pula suatu cairan akan berada dalam kesetimbangan fase dengan uapnya hanya pada satu suhu tertentu bila tekanan dibuat tetap konstan. Suhu pada zat padat dan zat cair yang terjadi dari bahan yang sama berada bersama-sama dalam kesetimbangan fase pada tekanan atmosfir dinamakan tiik lebur normal. Suhu pada zat car dan uapnya berada dalam kesetimbangan fase pada tekanan atmosfir, dinamakan titik didih normal. Kesetimbangan fase antara zat padat dan uapnya kadang-kadang mungkin terjadi pada tekanan atmosfir. Suhu pada kejadian ini disebut titik sublimasi normal. Ketiga fase, padat, cair, dan uap dapat pula ko-eksistensi dalam kesetimbangan, tetapi pada tekanan dan suhu tertentu, dan diebut titik tripel Suhu yang dipilih dinamakan suhu tetap. Dalam termometri modern hanya terdapat satu titik tetap standar, yaitu titik tripel air. Perbandngan antara dua suhu kita

definisikan sebagai sama dengan perbandingan antara dua harga skala suhu (X) yang bersesuaian. Jadi, bila sebuah termometer yang sifat termometriknya X disetimbangtermalkan dengan suatu sistem dan menunjukkan suatu harga X, dan disetimbangtermalkan dengan sistem lain dan menunjukkan harga X3, maka dituliskan: T (X ) X = T (X 3 ) X 3 2. Kuantitas Panas Pengaliran panas setara dengan pengerjaan usaha. Pengaliran panas adalah perpinahan energi yang disebabkan hanya oleh perbedaan suhu. Beda potensial konstan V dan arus konstan I dalam kawat tahanan membangkitkan suatu aliran energi. Jika dilakukan terus dalam waktu , maka besar usahanya: W = VI Jika tahanan tersebut bukan bagian dari system, maka pengaliran energi atau pengaliran panasnya disebut kuantitas panas Q, yang nilainya: Q = VI Satuan kuantitas panas, kalori, didefinisikan sebagai kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air satu skala derajat Celcius atau Kelvin. Menaikkan suhu 90oC menjadi 91oC memerlukan panas yang lebih banyak daripada menaikkan suhu 30oC menjadi 31oC. 3. Kapasitas Panas Misalnya panas sebanyak dQ berpindah dari sistem ke lingkungannya. Jika sistem mengalami perubahan suhu dt, maka dapat dituliskan: dQ c= m.dt Kapasitas panas jenis air dianggap sama dengan 1 kal g -1(Co)-1 yang dipakai untuk keperluan praktis. Sering digunakan molekul gram sebagai satuan massa. Satu molekul gram adalah jumlah gram yang sema dengan berat molekul M. untuk menghitung jumlah mol dapat menggunakan: dQ Mc = n.dt Hasil kali Mc disebut kapasitas panas mol dan ditambah dengan C maka: dQ C = Mc = n.dt Kapasitas panas mol air praktis adalah 18 kal mol-1(Co)-1 Berdasarkan persamaan-persamaan di atas, total kuantitas panas Q yang harus diberikan kepada benda bermassa m untuk mengubah suhunya dari t1 ke t2 adalah: Q = m c.dt
t1 t2

Kapasitas panas jenis tiap bahan berubah akibat suhu, maka: Q = mc(t 2 t1 ) Kapasitas panas jenis menengah (mean) dalam sembarang daerah suhu didefinisikan sebagai harga konstan c, maka: Q = mc(t 2 t1 ) = m c.dt
t1 t2

Konduktifitas panas, panas peleburan, panas penguapan, panas pembakaran, panas larut, dan panas reaksi merupakan sifat fisis materi atau sifat termal materi.

4. Pengukuran Kapasitas Panas Kapasitas panas molar dituliskan sebagai berikut: VI . VI . C= = n.t n.T Variasi suhu kapasitas panas jenis (kapasitas panas molar) memberi pendekatan langsung yang paling dekat dan paling banyak untuk memahami energi partikel-partikel zat. Panas untuk menaikkan suhu 1 gram air dari 14,4oC menjadi 15,5oC adalah: 1 kal 15o = 4,186 J Kalori International Table (kalor IT) didefinisikan sebagai: 1.W . jam 3600 .J 1.kal.IT = = = 4,186.J 860 860 5. Harga Eksperimental Kapasitas Panas Jumlah panas yang berpindah dari atau ke suatu sistem bergantung pada cara sistem itu dikendalikan selama perpindahan, yaitu apakah sistem itu dipertahankan pada tekanan konstan atu volum konstan. Bila pada tekanan konstan, kapasitas panas molar dilambangkan dengan CP. Bila pada volum konstan, kapasitas panas molar dilambangkan dengan CV. pada pengukuran kapasitas panas dengan metode kelistrikan, bahan yang diteliti harus berada pada tekanan konstan. Hamper tidak mungkin menentukan CV dengan tepat, karena tidak ada cara efektif untuk membuat volum suatu sistem tetp konstan bila terjadi perpindahan panas ke dinding sistem. Untungnya harga CP yang diperoleh dari percobaan dapat diubah ke harga CV berdasarkan sebuah persamaan dari Nernst dan Lindemann, yaitu: T CV = C P 1 0,0214.mol.k o .kal 1 .C P Tl Dimana Tl adalah suhu lebur. 6. Perubahan Fase Air dalam fase padat berbentuk es, dalanm fase cair berbentuk air, dalam fase gas berbentuk uap. Transisi dari satu fase ke fase yang lain disertai penyerapan atau pembebasan panas dan biasanya juga disertai perubahan volum. Kuantitas panas per satuan massa yang harus diberikan kepada suatu bahan pada titik leburnya supaya menjadi zat cair seluruhnya pada suhu titik lebur ini disebut panas peleburan. Kuantitas panas per satuan massa yang harus diberikan kepada suatu bahan pada titik didihnya supaya menjadi gas seluruhnya pada suhu titik didih tersebut disebut panas penguapan. Apabila panas dikeluarkan dari suatu gas, suhunya turun dan pada suhu mendidihnya, gas ini kembali ke fase cair, yang biasa dikatakan mengembun. Panas yang lepas tersebut, disebut panas pengembunan. Dan begit pula sebaliknya sampai bahan tersebut menjadi padat kembali. Karena L menyatakan panas yang diserap maupun yang dibebaskan pada perubahan fase per satuan massa, kuantitas panas Q yang diserap atau dilepas dalam perubahan fase untuk suatu massa m adalah: Q = m.L Perubahan dari fase padat ke fase gas dapat terjadi secara langsung akibat suhu yang tidak cocok, dan disebut menyublim. Pada proses sublimasi, panas diserap; dan dibebaskan pada proses sebaliknya. Kuantitas panas per satuan massa disebut panas sublimasi.

TUGAS RESUME SUHU DAN PEMUAIAN

DISUSUN OLEH :

MEI ARUM SARI H0909047

Anda mungkin juga menyukai