Anda di halaman 1dari 5

,.

--------------------
Slamet Sutjipto, (2009) Metrik Polban,Vo1.3 No.Q1 , 11-16 ISSN : 1411-0741
ANALISIS PEMODELAN PENGUJIAN PENGARUH TEMPERATUR
TERHADAP
PEMBEBASTEGANGAN(STRESSRELIEVLNG)-PEGASTEKANSPIRAL
Oleh : Slamet Sutjipto
Abstrak
Pegas spiral (helical springs) merupakan salah satu jenis pegas yang banyak digunakan pada komponen
mesin baik sebagai pegas control , redaman atau katup . Konstata pegas (k), jenis material , diameter kawat
(d) j umlah lilitan (N) merupakan fa ctor desain yang penting. Temperatur kerja pegas akan mempengaruhi
elastisitas atau recover y energinya yang berakibat pegas tidak akan kembali saat beban dihil angkan . Syarat
. energi pegas merupakan fungsi linear dari difleks i (8) ,dan gaya (F). Hasil eksperimen menunjukan bahwa
pengaruh suhu dalam kondisi pegas tertekan lebih rendah dari kondi si awal dan bukan fungsi linear,
melainkan fungsi kuadrat.
Kata Kunci :Pegas, Konstata Pegas, Temperatur , Energi , difleksi.
I.Pendahuluan
Pegas spiral atau helical springs
merupakan komponen pendukung dalam
berbagai sistem mekanik baik itu untuk peredam
getaran , katup kontrol dll. Pengertian springs
adalah komponen elast is yang mampu
minyimpan gaya atau energi luar , untuk
kemudian di lapaskan kembali. Kemampuan
materi al untuk menyerap energi dan kemudian
kembali kebentuk semula bila energinya
dihilangkan disebut dengan resili ence yang
bersifat reversible, sedangkan modulus resilience
adalah energi regangan per satuan volume.
Dalam banyak hal kemampuan pegas menyerap
energi sangat dipeng aruhi oleh faktor kekakuan
peg as atau konstanta pegas (k), dan juga factor
desain seperti jenis material, diameter kawat (d) ;
j umlah lilitan (Ns) dan diameter pegas(D).
II. Landasan Teori
Pegas spiral (helical springs) dibagi
menjadi tiga jenis utama yaitu : pegas tekan ,
pegas tarik , dan pegas tirus (coni cal springs).
Ketiga j enis pegas tersebut dapat dilihat pada
Gamb ar 1. berikut ini .
(c) Pegas Tirus
Gambar.l.(a) .Pegas Tekan ,(b) Pegas Tarik,
(c).Pegas Tirus [1]
2.l.Konsep Desain
Konsep desain pegas secara umum
didasarkan pada teorema tegangan geser (r ) dan
deflection (8). Diagram benda bebas (free body
diagrame ) dapat dijelaskan pada Gambar 2.
berikut ini :
, ED
1" ""- '
2
Ii
Gambar.2. (a). Pegas Tekan (b) Diagram ,
Keseimbangan[ 1]
16.T
Besamya tegangan geser (r
o
) = --3 1)
n.d
dimana
T : Torsi
(a). Pegas Tekan (b) . Pegas Tarik
11
\
Slamet Sutjipto, (2009) MetrikPolban,Vo1.3 No.Ol, 11-16 ISSN : 1411-0741
dan
32.T.L
Besamya sudut puntir <p =- - -
n.d
4
.G
F.D
: - - (Iihat gambar 2. b)
2
. F :Gaya
, D:diameter rata-rata pegas
d: diameter kawat
dimana
G
L
: modulus geser
: panjang kawat lilitan
2)
.._ _. ~ _ f t ~ __-
!
Gambar.4. Kurva Torsi Pegas Bagian Dalam[3]
2.1.1. Pengaruh Tegangan Geser Transversal
dan Intensitas Tegangan kurva lilitan
Analisis kedua tegangan di atas di
kemukakan oleh A.M .Walh (ASME ) untuk
menghitung jumlah tegangan geser (resultante)
dirumuskan dengan Wahl factor (K,'),
Sebagaimana dijelaskan dalam pers 1) bahwa
tegangan geser dipengaruhi oleh gaya F,
diameter pegas rata-rata dan berbanding terbalik
dengan diameter kawat pegas (d). Hal yang sarna
pada pers 2) bahwa sudut puntiT pegas
merupakan fungsi dari gaya (F).
Pada kasus pegas spiral tegangan geser
(r
o
) terjadi pada permukaan pegas dimana bagian
luar mengalami tegangan geser tarik dan
dibagian bawah mengalami tegangan geser tekan
.Diskripsi tegangan geser ini dapat di lihat pada
Gambar 3. berikut ini .
4.C-10.615
K
w
= +- - -
4.C-4 C
3)
Sedangkan C disebut dengan indek pegas yaitu
perbandirigan antara diameter pegas rata-rata dan
diameter kawat.
4)
D
= -
d
Bila pegas tersebut menerima beban statik maka
tegangan geser perlu dikoreksi sebesar
C
0.615
Ks adalah faktor koreksi Ks = 1+- - - .
C
Sedangan untuk beban berulang (fatiquei besar
nya tegangan geser di koreksi sebesar
8.F.D
't =- -3.K, 6)
n.d
Untuk memudahkan perhitungan faktor koreksi
dapat digunakan diagram koreksi pada Gambar 5
berikut ini
Gambar.3 .Distribusi Tegangan Pada Pegas[l]
Sedangkan bila ditinaju dari sumbu pegas, pegas
akan mengalami intensitas tegangan puntir akibat
bentuk kurva lilitan, hal ini dapat di lihat pada
Gambar4.
Pada Gambar 4 dapat dilihat , bahwa bidang m
mengalami pergeseran menjadi bidang n,
sehingga pada titik a dan titik d tegangan
gesemya lebih besar dibandingan tegangan geser
normalnya.
't =8.F.D.Ks
rt.d '
dimaria
5)
12
\
Slamet Sutjipto, (2009) Metrik Polban,VoU No.O1, 11-16 ISSN: 1411-0741
Gambar 5. Diagram Faktor Koreksi[l]
dipengaruhi oleh harga kekakuan pegas (k) dan
defleksi pegas (8), tanpa meJibatkan temperatur
oleh karena itu tujuan peneJitian diarahkan
untuk:
1. Mencari pengaruh temperatur , terhadap
relaksasi prestressing pegas spiral
2. Mendapatkan hubungan temperatur dan
tegangan geser relaksasi
3. Mendapatkan rumusan hubungan tegangan
geser tanpa prestressing dan tegangan geser
relaksasi akibat pengaruh temperatur
3.1. Metoda Penelitian / Pungujian
Penelitian ini dilakukan di Lab.Bahan
dan Metalurgi Polban dengan data pengujian
sebagai berikut :
2.1.2. Difleksi Pegas Spiral .
Difleksi pegas secara umum dianalisis
dengan " metoda Alberto Castigliano".
Untuk pegas spiral besamya difleksi di hitung
dengan persamaan :
C. Prosedur Penguj ian
1. Pegas spiral dipas ang pada baut dan diukur
panjang bebasnya
2. Mur dikencangkan-untuk mendapatkan
difleksi pegas (8 atau L110) , lihat Gambar 6
A.Spesifikasi Pegas Spiral:
Diameter rata-rata pegas (D) : 12.5 mm
Diameter kawat pegas (d) : 6 mm
Tinggi pegas (Lo) :80 mm
Jumlah lilitan aktif (N) : 6 ;buah
Material pegas baja karbon ASTM A.230. G:
232 kPa =232.000.Pa / .
B. Peralatan
1. Kunci pas ring dua buah
2. Pegas spiral
. 3. Baut M 10 6 buah
4. Tungku yang dapat diatur suhunya .
5. Vernier caliper
9)
8)
7)
: gaya
: Diameter rata-rata pegas
: Jumlah lilitan pegas
: Modulus geser
d.G
k= - --
8.N.C
3
Atau
Pada persamaan 7 terlihat bahwa 8 merupakan
fungsi terhadap F; jadi besar kecilnya difleksi
tegantung besar kecilnya F dan ini bersifat linear.
Sedangkan untuk menghitung konstanta pegas
(k) digunakan persamaan
F d
4.G
k= - = - - -
8 8.D
3.N
dimana:
F
D
N
G
perubahan harga konstanta pegas (k) akan
mempengaruhi sistem mekanik yang dirancang ,
misalnya daya redaman yang turun.
st,
Gambar 6. Model Pengujian[2]
III. Tujuan dan Metoda Penelitian
Pada persamaan 8) atau persamaan 9)
terlihat bahwa besamya gaya (F) sangat
3. Lakukan bagian 2 dengan difleksi pegas (8
0
atau L110) sesuai dengan Tabel 1 berikut ini
13
\
Slamet Sutjipto, (2009) Metrik Polban,Vo1.3 No.Ol , 11-16 ISSN: 141 1-0741
ooimm) Fa (N) o1(mm) F 90C(N)
2 79.1893 2 79.1893
4 158.3787 3.96 156.7949
6 237.5680 5.89 233 .2126
8 316.7573 7.7 304.8789
10 395 .9467 9.3 368.2304
12 475.1360 10.8 427.6224

I ::1 fo
I Z :>A- -
? -",If " ' F
150
100 ;
50 I
a _ _ " _ _
1 2 3 4 5 6
dl( nm)
Tegangan geser dihitung dengan
menggunakan persamaan 1) dengan
FD
memasukkan harga T (torsi) = - 2-; harga F
berdasarkan Tabel5 (Fo) dan F(T
90
0
C
) ,
4.2. Perhitungan Tegangan Geser (To, T
e)
Gambar 7. Kurva F & 8
IV. Data dan Analisis.
Pada Tabel 4 terlihat adanya perbedaan
8
0
atau dengan Or atau (hasil pengukuran
setelah mur dan baut dilepas).
4.1. Per hitungan Gaya (F)
Perhitungan gaya(F) dihitung dengan
menggunakan persamaan
F = k.So
d.G 8)
8.N.C
3
( a
hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5
berik ut
Tabel 5.Perhitungan Gaya(Fo dan F Pada Suhu
90C)
Catatan : Lakukan sat u-pers atu jangan semua
baut dilepas karena akan kesulitan bila
tercampur.
a e ata engujian a a
Spesimen 8
0
atau (01 atau
(mm) (mm)
1 2 2
2 4 3.4
3 6 5.6
4 8 7.8
5 10 9.1
6 12 11. 2
a e ata enguj ian
Spesimen 8 atau Temperatur
(mm) penzuiian
1 2
2 4
3 6
150C
4 8
5 10
6
;
12 ,
,
Spes ime n 8 atau Te mperatur
(mm) penguj ian
1 2
2 4
3 6
120C
4 8
5 10
6 12
a e ata engU]1an
Spesimen 8
0
atau Temperatur
(mm) pengujian
1 2
2 4
3 6
90C
4 8
5 10
6 12
Tabel 2 Data Pengujian
Tbl3D P
T b l1 D P
7. Lakukan seperti tabel 4 untuk rnasing-
masing temperatur
, (
4. Spesimen yang telah dipersiapkan pada tabel
1 sid 3. di masukkan keda lam furnace sesuai
temperatur dengan holding time sekira 20
menit .
5. Tungku dimatikan dan spes imen dibiarkan
kondisi dingin di dalam tungku.
6. 1katan baut spes iment dilepas sat u-satu , dan
ukur 8 atau setelah pemanasan, dan catat
hasilnya seperti pada tabel 4 berikut:
T b 14 D P PdT 90C
14
Slamet Sutjipto, (2009) Metrik Polban,Vo1.3 No.oI, 11-16 ISSN : 1411-0741
8
F
A dl
c
Gambar 9. Kurva Energi Pegas Spiral
Tabel 6.Perbandinga 1
0
/ r,
1
0
/
Fa 1
0 F, r, r,
79.1893 315.24416 79.1893 315.2442 1
158.3787 630.48832 156.7949 624.1834 1.01
237.5680 945.73248 233.2126 928. 3941 1.018
316.7573 1260.9766 304.8789 1213.6900 1.038
395.9467 1576.2208 368.2304 1465.8854 1.075
475.1360 1891.465 427.6224 1702 .3185 1.111
Dsl =1/2.k. b
2
I i 11)
)1
Pengaruh perubahan temperatur terhadap energi
ini tampak pada Gambar 10 berikut.
10) = Yz alas x tinggi
= Yz b1xF
maka energi pegas merupakan fungsi linear dari
b
1
dan F, sedangkan bila F = k.S, sebenamya
energi pegas bukanlah fungsi line ar me!ainkan
fungsi kuadrat
Luas /'" ABC> /'"ADC
Bila:
D
t
bila (_0 ) = 1 ,(Tabe! 6) maka temperatur tidak

mempengaruhi perubahan tegangan geser atau
dengan kata lain tegangan geser sarna dengan
tegangan relaksasi ( Strees Relieving). Kondisi
pengujian dapat dilihat pada Gambar 8 berikut
ini;
.
dan kemudian di can perbandingan : ( _0 ) 2 1,

1.120 T .. ,
6000 , .............................. . ... . . .. ...... . . . .
/
/
/
o"
-
- .
"
.----
--'=- To
4000 +--- ----j ..,.- -
190
1----'-- - - - +-- ---'
1.060
f- 1.040
500 1000 1500 2000
0.980
o
Te
1 __Series1
Gambar 10. Energi Pegas D
sl

Gambar 8. Kurva

Analisis
Pada Gambar 7 dapat didekati dengan
Gambar 9, terlihat bahwa hubungan gaya (F) dan
(dl) merupakan bentuk segitiga, luas segitiga
adalah energi (D) , maka adanya temperatur akan
mempengaruhi luas segitiga yang berarti energi
(D) akan berubah. Perubahan bentuk luas
segitiga sebagai berikut ;
Sedangkan pada Gambar 8, ter1ihat bahwa
tegangan relaksasi akan dimulai bila 1
0
> l
e
,
artinya semakin tinggi temperatur tegangan
re!aksasinya semakin turun. Unt uk melakukan
pengujian yang lebih lengkap diperlukan
minimal 18 spesimen seperti halnya Tabel 2 , 3,
4.3.1. Analisis Desain
Dalam banyak kasus kesa lahan dalam
mendesain pegas adalah kesalahan dalam
memilih material . Hal ini disebabkan bahwa
pendekatan kekuatan bahan (G
u
) atau kekuatan
luluh (Go), dan modulus elastisitas (E) di uj i
dalam kondisi temperatur rendah atau temperatur
kamar. Sifat mekanik bahan ini akan mengalami
perubahan, manakala temperatur kerja ke!uar
dari hasil pengujian, artinya kekuatan logam
15

Anda mungkin juga menyukai