Anda di halaman 1dari 5

1. Apakah penyakit tetanus itu ?

Penyakit Tetanus adalah penyakit menular disebabkan oleh kontaminasi luka dari bakteri yang hidup di tanah. Bakteri Clostridium tetani adalah organisme penyebab penyakit tetanus yang mampu hidup bertahun-tahun di tanah dalam bentuk spora. Bakteri ini pertama kali diisolasi pada tahun 1899 oleh S. Kitasato ketika ia sedang bekerja dengan R. Koch di Jerman. Kitasato juga menemukan toksin tetanus dan bertanggung jawab untuk mengembangkan vaksin pelindung pertama melawan penyakit tetanus. Penyakit Tetanus terjadi ketika luka menjadi terkontaminasi dengan spora bakteri. Infeksi akan berlangsung ketika spora menjadi aktif dan berkembang menjadi bakteri gram positif yang berkembang biak dan menghasilkan toksin yang sangat kuat (racun) kemudian mempengaruhi otot. Spora tetanus ditemukan di seluruh lingkungan, biasanya di tanah, debu, dan kotoran hewan. Lokasi yang biasa bagi bakteri untuk masuk ke tubuh oleh luka tusuk, seperti yang disebabkan oleh paku berkarat, pecahan, atau gigitan serangga. http://medicastore.com/penyakit/91/Tetanus.html 2. Apakah penyebab tetanus itu? Penyebab penyakit tetanus adalah Bakteri an-aerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal. Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya. http://medicastore.com/penyakit/91/Tetanus.html 3. Dampak penyakit tetanus ? Penyakit tetanus mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Penderita biasanya mengejang dengan rahang tertutup rapat (disebut lockjaw), punggung melengkung dan sulit bernafas. Pada orang dewasa menyebabkan sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku (trismus), demam, otot perut mengeras, kejang, dan akhirnya pada seluruh tubuh, nyeri pada tulang rahang dan gigi seringkali membuat pasien sulit untuk membuka mulutnya atau untuk menelan makanan, dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian akibat sesak atau sukar bernafas. Pada bayi yang terinfeksi tetanus menyebabkan bayi menangis terus menerus dan tidak mau menyusui, tubuhnya demam, daerah pusat tampak kotor dan meradang, memerah, dan membengkak akibat infeksi. http://doktersehat.com/tetanus-penyakit-mematikan-karena-luka/#ixzz1sSQ6NVyo

4. Mengapa ada vaksin DPT di Indonesia ? Di negara maju, kasus tetanus jarang ditemui. Karena penyakit ini terkait erat dengan masalah sanitasi dan kebersihan selama proses kelahiran. Kasus tetanus memang banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki kondisi kesehatan rendah. Lihat saja data organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibandingkan negara maju.

Tujuan dari imunisasi DPT adalah : 1. Mencegah penyakit difteri Difteri adalah penyakit yang bermula dari infeksi pada hal ini terkadang nyaris tanpa disertai radang tenggorokan yang menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, kerusakan jantung dan kematian. Serta bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan kerusakan otak . 2. Mencegah terjadinya pertusis Penyakit batuk biasanya banyak terjadi pada anak balita. Penyebab penyakit ini adalah kuman Haemophylus pertusis. Kuman ini biasanya berada di saluran pernafasan. Bila anak-anak dalam keadaan daya tahan tubuhnya melemah, maka kuman tersebut mudah sekali menyerang dan menimbulkan penyakit. Penularannya melalui cairan yang keluar dari hidung yang tersembur keluar waktu batuk atau bersin. Perawatan dan pencegahan penyakit ini tidak terlalu sulit. Bila anak tidak begitu menderita dan cuaca cukup baik, boleh ia dibawa keluar agar dapat menghirup udara segar dan bersih. Makanan sebaiknya diberikan yang ringan-ringan dan cukup bergizi. Pencegahan penyakit ini dengan imunisasi DPT . 3. Mencegah Tetanus Tetanus adalah manifestasi sistemik tetanus disebabkan oleh absorbsi

eksotoksin sangat kuat yang dilepaskan oleh clostridiumtetani pada masa pertumbuhan aktif dalam tubuh manusia. Penyebab penyakit ini adalah clostridiumtetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik. Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanosporasmin yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2dpt.pdf

Dari sejumlah kasus, tetanus pada bayi baru lahir memiliki angka yang sangat signifikan. Pada umumnya kasus itu, penggunaan gunting yang kotor dan berkarat oleh para bidan atau dukun bayi saat memotong tali pusar bayi adalah penyebabnya. Bayangkan, 60 persen persalinan di Indonesia masih dilakukan oleh dukun bayi yang tidak terlatih.

http://puskesmassungkai.wordpress.com/2010/11/22/tetanus-neonatorum-penyebab-utama-kematianbayi-di-indonesia/ 5. Target imunisasi DPT ? http://www.unicef.org/indonesia/id/media.html.Februari cakupan imunisasi DPT 82% (WHO, 2008) Salah satu target keberhasilan kegiatan imunisasi adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi lengkap bayi, secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010. Indikator imunisasi lengkap adalah cakupan imunisasi kontak pertama (DPT I) sebesar 90%, dan cakupan imunisasi kontak lengkap (campak) sebesar 80%. Indikator lainnya yang digunakan untuk kontak lengkap adalah cakupan imunisasi DPT 3 sebesar 80%. Secara nasional, pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan tahun 2004-2005 mengalami peningkatan

6,8% dari 69,43% tahun 2004 menjadi 76,23% tahun 2005 (Profil Kesehatan Indonesia, 2006). 6. Seberapa berhasil? Hasil cakupan imunisasi nasional tahun 2007 BCG (86,9%), DPT 3 (67,7%), Polio 3 (71,0%), HB 3 (62,8), Campak (81,6%). Hasil cakupan tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil survei cakupan imunisasi nasional yang dilakukan Pusat Riset Epidemiologi dan Surveilens Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia yaitu BCG, DPT I dan Campak >80% sedangkan DPT 3 dan HB 3 <80% (Immunization Coverage Survey, 2007). Imunisasi lengkap yaitu 1 (satu) dosis vaksin BCG, 3 (tiga) dosis vaksin DPT, 4 (empat) dosis vaksin Polio dan 1 (satu) vaksin Campak serta ditambah 3 (dosis) vaksin Hepatitis B diberikan sebelum anak berumur satu tahun (911 bulan) (Immunization Coverage Survey, 2007). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29909/5/Chapter%20I.pdf 7. Dampak divaksin?? Sebelum, Tubuh rentan terhadap agent yg menyebabkan tetanus Tingginya angka morbiditas tetanus sebelum diberi vaksin Angka kematian Bayi karena penyakit tetanus cukup tinggi sesudah Negatif : a. Demam tinggi lebih dari 40,5 derajat celsius b. Kejang c. Kejang demam ( resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya ) d. syok ( kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon) e. nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari Positif: Lebih kebal terhadap bakteri yang menyebabkan Tetanus Mengurangi angka morbiditas Tetanus terhadp neonatal http://medicastore.com/penyakit/81/Imunisasi.html

8. Perkembangan vaksinasi dan kondisinya ? (bentuk grafik) 9. Mapping di Indonesia : a. Angka kesakitan tetanus sebelum vaksin b. Angka kesakitan tetanus setelah vaksin c. Cakupan vaksinasi DPT 10. Kemungkinan program dihentikan? 11. Surveilans seperti apa? 12. Sumber data? 13. Diagnosis? 14. Patogenitas ? (tergantung jenis vaksin) 15. Hasil penelitian untuk penentuan kebijakan ada atau tidak? 16. KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) ada/tidak?

Anda mungkin juga menyukai