Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Semua jenis mikroorganisme mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat

yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan (Sutedjo, 1991). Oleh karena itu, diperlukan proses pewarnaan agar bakteri yang berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang menjadi dapat dilihat dengan teliti dengan bantuan mikroskop. Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (batang), kokus (bulat), dan spirilum (spiral). Bakteri yang berbentuk batang maupun bulat dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai

staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada bakteri berbentuk spirilum atau spiral dibagi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung. Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mula-mula diamati morfologi sel secara mikroskopik melalui pengecetan atau pewarnaan. Pewarnaan bakteri dapat dilakukan dengan satu macam zat warna ataupun lebih. Pewarnaan bakteri dengan menggunakan satu macam zat warna disebut pewarnaan sederhana. Pewarnaan dengan menggunakan lebih dari satu macam zat warna diberi nama sesuai dengan penemunya (Entjang, 2003). Salah satunya adalah dengan pewarnaan gram yang diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram 1884. Pengecatan gram mempunyai kelebihan dimana pengecatan Gram penting sebagai pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik, sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi (kultur dan tes kepekaan bakteri terhadap antibiotik). Hal ini karena kadang-kadang morfologi bakteri yang telah dicat Gram mempunyai makna diagnostik. Oleh karena itu, dibuatlah laporan ini yang membahas tentang cara pengecatan gram dan untuk mengetahui morfologi dari bakteri yang dibiakkan

pada suatu media dimana hal ini sangat penting diketahui oleh analis kesehatan untuk mendukung penetapan diagnosis.

1.2

Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan pewarnaan gram (cat gram)? 1.2.2 Apa sajakah yang termasuk jenis-jenis pewarnaan gram? 1.2.3 Bagaimana penggolongan bakteri yang terlihat saat hasil pengecatan diamati dengan menggunakan mikroskop (dari warna, bentuk, sifat dan penataannya)?

1.3

Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pewarnaan gram (cat gram) preparat. 1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis pewarnaan gram. 1.3.3 Untuk mengetahui penggolongan bakteri yang terlihat saat hasil pewarnaan diamati dengan menggunakan mikroskop (dari warna, bentuk, sifat dan penataannya).

1.4

Manfaat 1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan pewarnaan gram (cat gram). 1.4.2 Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pewarnaan gram. 1.4.3 Mahasiswa dapat mengetahui penggolongan bakteri yang terlihat saat hasil pewarnaan diamati dengan menggunakan mikroskop (dari warna, bentuk, sifat dan penataannya).

BAB II DASAR TEORI

2.1

Pengertian Bakteri Terdapat cukup banyak jenis-jenis bakteri yang tersebar luas di berbagai

tempat. Penyebaran bakteri lebih luas dibandingkan dengan organisme hidup yang lain. Bakteri tersebar di udara, tanah, dan air. Mereka hidup pada dan dalam tubuh organisme hidup yang lain serta pada bahan organik yang mati, seperti bangkai, kotoran, sampah, humus dan susu. Para peneliti bakteri terdahulu berpendapat bahwa bakteri adalah hewan-hewan kecil dan mengelompokkannya bersama hewan mikroskopik yang disebut protozoa. Kemudian, bakteri digolongkan ke dalam tumbuh-tumbuhan oleh banyak ahli biologi dan diklasifikasikan dengan nama schitzomycophyta, yang artinya, tumbuhan jamur yang membelah diri. Hal ini didasarkan pada proses perkembangangbiakan bakteri yang tidak melalui kawin. Tetapi, melalui proses pembelahan sel sederhana. Pembelahan sel mungkin terjadi dengan kecepatan luar biasa, yaitu setiap 15 atau 20 menit dalam keadaan suhu, kelembaban dan jumlah makanan yang sesuai. Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleotid. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler.

2.2

Struktur, Bentuk, Dan Ukuran Tubuh Bakteri Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang

(bacillus) dan lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.

Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian-bagian tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul disebut varian.

2.3

Bentuk Bakteri Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil) dan

spiral (spirilia). 1) Kokus (bulat) a. Streptokokus, misalnya Streptococcus pyrogenes, S.thermophillus, S.lactis. b. Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus. c. Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae

2) Basil (batang) a. Basilus, misalnya Eschericcia coli, Salmonella thypi, Lactobacillus. b. Streptobasil, misalnya Azotobacter, Bacillus anthracis.

3) Spirillum (spiral) Spirillum, misalnya Treponema pallidum.

2.4

Pewarnaan Gram Preparat Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak

digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar yaitu gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram 1884. Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena menggunakan lebih dari satu macam zat warna dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan ini mampu mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu Gram negatif dan Gram positif. Berdasarkan sifat terhadap cat Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. Terdapat dua teori yang dapat menjelaskan dasar perbedaan ini yaitu :

a.

Teori Salton Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20 %) di dalam dinding

sel bakteri Gram negatif. Zat lipid ini akan larut selama pencucian dengan alkohol. Pori-pori pada dinding sel membesar, sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak berwarna. Sedangkan bakteri Gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding selnya akibat pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks kristal yodium yang berwarna ungu dipertahankan dan bakteri akan tetap berwarna ungu. b. Teori permeabilitas dinding sel Teori ini berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan dalam dinding sel. Bakteri Gram positif mempunyai susunan dinding yang

kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan. Permeabilitas dinding sel kurang, dan kompleks kristal yodium tidak dapat keluar. Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya 12 lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar sehingga masih memungkinkan terlepasnya kompleks kristal yodium.

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm). Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Karena bakteri gram positif bakteri yang dapat menahan kompleks pewarnaan primer ungu kristal iodium sampai akhir prosedur dan sel bakteri berwarna biru gelap atau ungu. Sedangkan bakteri gram negatif merupakan bakteri yang kehilangan kompleks ungu kristal pada waktu pembilasan dengan

alkohol namun kemudian terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga sel-sel tampak berwarna merah muda pada akhir pewarnaan dan mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel yang kegunaannya untuk melihat atau mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan memberikan sifat reaksi pewarnaan bakteri yang dapat diketahui dengan melihat apakah termasuk gram negatif (berwarna merah) atau gram positif (berwarna ungu atau biru). Berikut adalah tabel pembeda gram positif dan gram negatif : Sifat Komposisi dinding sel Ketahanan terhadap penisilin Penghambatan warna basa Kebutuhan nutrien Ketahanan terhadap perlakuan fisik Kompleks Lebih tahan Relatif sederhana Kurang tahan Lebih dihambat Kurang dihambat Gram positif Kandungan lipid rendah Lebih sensitif Gram Negatif Lipid tinggi Lebih tahan

Dalam melakukan pewarnaan gram terdapat empat macam tahap yang dilakukan antara lain adalah pemberian warna utama Gram I berupa larutan kristal violet berwarna ungu. Selanjutnya adalah pengintensifan warna utama gram II berupa larutan kalium iodida kemudian pencucia dekolorisasi gram III berupa alkohol. Dan yang terakhir adalah pemberian warna penutup/pewarna

tandingan/counterstain gram IV larutan safranin berwarna merah muda.

BAB III METODELOGI

3.1

Waktu dan Tempat 3.1.1 Waktu Praktikum ini dilaksanaka dalam dua tahap, yaitu: Tahap 1 Proses pewarnaan bakteri yang dilaksanakan pada Februari 2012. Tahap 2 Proses pembacaan preparat bakteri yang telah diwarnai pada Kamis, 15 Februari 2012 dan proses pembacaan dilakukan pada Jumat, 24 Februari 2012. 3.1.2 Tempat Pelaksanaan praktikum bakteriologi ini, dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politekik Kesehatan Denpasar. Kamis, 15

3.2

Alat dan Bahan 3.2.1 Alat 1. Kaca preparat (object glass) 2. Ose 3. Pinset 4. Api bunsen 5. Mikroskop 6. Rak pewarnaan 7. Label 8. Tissue 3.2.2 Bahan 1. Biakan bakteri 2. Aquadest 3.2.3 Reagen

1. Carbol gentian (gram I) 2. Lugol/iodine (gram II) 3. Alkohol 96% (gram III) 4. Safranin/fuchin (gram IV) 5. Air garam fisiologis 6. Aquadest

3.3

Cara Kerja

3.3.1 Pembuatan Sediaan a) Diambil kaca preparat, kemudian diberi label. b) Kaca preparat difiksasi pada bagian yang akan diapuskan sediaan. c) Diambil ose dan dipanaskan sampai berpijar dalam api bunsen. d) Ose dicelupkan kedalam beaker glass yang berisi aquadest, kemudian ose disentuhkan pada permukaan objek glass sehingga terdapat tetesan aquadest pada permukaan kaca objek. e) Disiapkan media biakan bakteri, ose dipanaskan kembali sampai berpijar menggunakan bunsen ditunggu hingga ose agak dingin, kemudian dibuka tutup media biakan secara perlahan dan diambil 1 ose koloni kuman pada media biakan (pengerjaan dilakukan dibelakang bunsen) dan diusapkan pada kaca objek yang telah berisi aquadest secara perlahan (dari dalam keluar). f) Objek glass yang berisi campuran bakteri dan aquadest dikeringkan dengan meletakkannya pada posisi miring. g) Setelah kering, permukaan kaca objek yang tidak berisi hapusan difiksasi kembali dengan cara mengelilingi kaca objek pada api bunsen sebanyak tiga kali. 3.3.2 Pewarnaan Sediaan a) Kaca objek yang telah berisi apusan diletakkan pada rak pengecatan. b) Ditetesi cat gram I (carbol gentian violet) pada kaca objek. Ditunggu hingga 1 menit, lalu dibilas dengan aquadest. c) Ditetesi cat gram II (lugol / Iodine) pada kaca objek. Ditunggu hingga 1 menit, lalu dibilas dengan aquadest.

d) Ditetesi cat gram III (alcohol 96%) pada kaca objek. Ditunggu hingga 0,5 menit, lalu dibilas dengan aquadest. e) Ditetesi cat gram IV (Safranin/fucshin) pada kaca objek. Ditunggu hingga 0,5- 1 menit, lalu dibilas dengan aquadest. f) Kaca objek kemudian dikeringkan dalam posisi miring. g) Sediaan yang telah kering disimpan dalam kotak spesimen sebelum siap diamati. 3.3.3 Pengamatan Sediaan a) Disiapkan mikroskop diatas meja kerja yang rata dan kokoh. b) Diatur posisi duduk (ergonomi) yang baik agar tidak mengganggu pengamatan. c) Dihidupkan mikroskop dengan menekan tombol on/off pada mikroskop untuk memulai langkah selanjutnya. d) Ditaruh slide pada meja mikroskop. e) Diatur lensa objek pada posisi 10x. f) Dinaikkan makrometer full ke atas. g) Diturunkan pelan-pelan hingga menemukan lapang pandang. h) Setelah mendapatkan lapang pandang, diatur fokus mata kanan dan mata kiri dengan mengatur cincin diopter pada lensa okuler. i) Ditutup diafragma. j) Dinaikkan kondensor, diturunkan pelan-pelan hingga menemukan polygon (segi banyak dengan sisi biru-biru tajam). k) Dibuka diafragma seluas lapang pandang. l) Diteteskan oil imersi dengan mencari celah diatara lensa objektif. m) Diputar lensa objektif ke 100x. n) Diatur mikrometer, jika kurang terang, diterangkan dengan membesarkan lampu. o) Identifikasi bakteri gram apa yang ditemukan : Bakteri gram positif berwarna ungu. Bakteri gram negatif berwarna merah.

10

BAB IV PEMBAHASAN

4.1

Data Hasil Pengamatan a. Perbesaran 1000x (Lensa Objektif 100x)

Identifikasi Bakteri Biakan (media agar) : Warna Bentuk Penataan Sifat Interpretasi : : : : :

b. Perbesaran 1000x (Lensa Objektif 100x)

Identifikasi Bakteri Biakan (media agar): Warna Bentuk Penataan Sifat Interpretasi : : : : :

11

4.2

Pembahasan Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak

digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram 1884. Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena menggunakan lebih dari satu macam zat warna dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan ini mampu mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu Gram negatif dan Gram positif. Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram I, II, III dan IV. Masing-masing mempunyai komposisi dan fungsi yang berbeda. Komposisi dan fungsi masing-masing cat Gram, adalah sebagai berikut : 1. Cat Gram I Cat ini terdiri atas : Kristal violet Etil alkohol 95 Ammonium oksalat Aquades : 2 gram : 20 ml : 0,8 gram : 80 ml

Cat Gram I berwarna ungu (karena mengandung kristal violet). Cat Gram I merupakan cat primer yang akan memberi warna mikroorganisme target. Pada saat diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat Gram I. 2. Cat Gram II Cat ini terdiri atas : Yodium Kalium Yodida Akuades : 1 gram : 2 gram : 300 ml

Cat Gram II berwarna coklat. Cat Gram II merupakan cat Mordan, yaitu cat atau bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme

12

target. Akibat pemberian cat Gram II, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat). 3. Cat Gram III Cat ini terdiri atas : Aseton Etil alkohol 95 % : 50 ml : 50 ml

Cat Gram III tidak berwarna. Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya. Akibat pemberian cat III akan terjadi 2 kemungkinan : Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu, karena tahan terhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat demikian disebut bakteri Gram positif. Bakteri akan tidak berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan bakteri dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat demikian dikelompokkan sebagai bakteri Gram negatif. 4. Cat Gram IV Cat Gram IV terdiri atas : Safranin Etil alkohol 95 % Akuades : 0,25 gram : 10 ml : 90 ml

Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer. Akibat pemberian cat Gram IV, akan terjadi 2 kemungkinan : Bakteri Gram positif akan tetap berwarna ungu, karena telah jenuh mengikat cat Gram I sehingga tidak mampu lagi mengikat cat Gram IV. Bakteri Gram negatif akan berwarna merah, karena cat sebelumnya telah dilunturkan oleh cat Gram III maka akan mampu mengikat cat Gram IV.

Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk : 1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi. 2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad. 3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.

13

4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifatsifat fisik dan kimia dapat diketahui. Hal pertama yang harus diingat dalam proses pewarnaan adalah pemberian label agar sediaan tidak tertukar. Jika ada bagian yang kasar pada kaca objek keterangannya dapat ditulis dibagian tersebut dengan pensil 2B. Pada proses pewarnaan gram, kaca objek harus bersih dilakukan dengan mencuci gelas objek dengan alkohol 96 % untuk sterilisasi agar tidak terkontaminasi. Kaca objek juga harus dibebaskan dari lemak dengan cara fiksasi dengan api bunsen. Namun, proses fiksasi ini tidak mutlak harus dilakukan karena dapat mengakibatkan adanya sisa pembakaran tidak sempurna (jelaga) pada permukaan kaca preparat yang dapat menggangu pengamatan menggunakan mikroskop. Kemudian ditetesi aquadest steril untuk meletakkan bakteri dan dibuat preparat apusan dari biakan miring agar mudah diamati dan difiksasi. Penetesan aquadest dan peletakkan bakteri pada objek glass dilakukan dengan menggunakan ose,sebelumnya, jarum ose difiksasi dahulu agar bebas dari kontaminan. Saat fiksasi, jarum ose dimiringkan 45. Dalam tahap pengambilan sampel perlu diperhatikan posisi koloni yang akan diambil dimana hal tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas spesimen karena pada media bakteri berkembang biak (membelah diri) dari dalam keluar sehingga koloni bakteri yang berada pada bagian luar (tepi) media merupakan bakteri dengan usia relatif muda dan dapat mencerminkan sifat dari bakteri tersebut secara baik. Pada usia muda, bakteri relatif mempertahankan bentuk aslinya. Dibandingkan dengan koloni bakteri yang berada pada bagian tengah media yang memiliki usia relatif tua sehingga akan mempengaruhi sifat dari bakteri tersebut sehingga bentuknya dapat berubah dan tidak akan memberikan hasil interfensi yang sesuai. Sampel disuspensikan sampai homogen agar bakteri dapat menyebar di gelas objek dan tidak menumpuk. Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api. Tujuan dari fiksasi adalah untuk melekatkan bakteri pada objek sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian, untuk menonaktifkan dan mematikan organisme (bakteri), dan untuk mengawetkan mikroorganisme yang ada diatas kaca objek. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak terkena nyala api.

14

Proses pewarnaan bakteri dengan cara apusan bakteri yang telah dibuat kemudian ditetesi dengan gram I selama 1 menit, gram II selama 1 menit, gram III selama menit, dan gram IV selama - 1 menit. Setelah perlakuan pewarnaan, preparat selalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan. Gram I mengandung kristal violet yang berwarna ungu merupakan cat primer yang akan mewarnai bakteri, pewarnaan dilakukan 1 menit agar cat ini dapat melekat sempurna pada dinding bakteri. Gram II mengandung garam iodin merupakan cat mordan yang berfungsi melekatkan atau memfiksasi cat primer yang diserap bakteri, dilakukan selama 1 menit agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih kuat. Gram III mengandung alkohol sehingga tidak berwarna dan berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya, dilakukan selama menit agar cat dapat luntur secara sempurna dan tidak ada yang tersisa. Gram IV mengandung safranin sehingga bewarna merah yang merupakan cat sekunder atau kontras berfungsi untuk memberikan warna bakteri non target atau disebut juga cat lawan, dilakukan selama - 1 menit agar bakteri yang catnya telah luntur dapat terwarnai (Heritage, 2000). Pencucian dengan air mengalir dimaksudkan agar cat dapat hilang secara sempurna dan tidak tersisa, dikeringanginkan bertujuan agar warna melekat pada bakteri dan segera kering sehingga bila diwarnai lagi warna sebelumnya tidak tercampur dengan warna yang baru. Kemudian dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 x agar dapat mengamati bentuk dan warna sel bakteri. Bakteri gram positif akan berwarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah. Deferensiasi zat warna pada proses pewarnaan gram Perlakuan Pewarnaan dengan karbol Gram-positif Ungu muda Gram-negatif Ungu muda Keterangan Zat warna diserap dalam dinding sel dan protoplasma Ungu tengguli Terbentuk kompleks ungu iodium Pencucian dengan Ungu alkohol 96% Tidak berwarna Zat dilarutkan warna oleh kristal

kristal ungu Pemberian cairan Ungu tengguli lugol

15

alkohol dan keluar dari sel Pewarnaan dengan air fuchin Ungu Merah Zat warna kontras air fuchin akan

menyebabkan sel bakteri negatif merah. gramberwarna

Berdasarkan praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan gram bakteri yang telah dilakukan dengan menggunakan metode differensial atau pewarnaan gram dengan pengambilan sampel lendir terhadap biakan bakteri yang berumur 24 jam. Pada dasarnya bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat dihasilkan warna unggu atau biru gelap sebagai gram positif, dimana dinding sel bakteri gram positif menyusut yang disebabkan oleh adanya perlakuan alkohol, karena terjadi dehidrasi yang menyebabkan pori-pori dinding sel menutup. Sedangkan bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan merah muda, dinding sel bakteri gram negatif mengandung lipid yang lebih tinggi dibanding gram positif. Larutnya lipid ini disebabkan pada saat pencucian yang diduga dapat memperbesar pori-pori dinding sel bakteri gram negative. Dalam teknik pewarnaan gram menggunakan 4 jenis larutan, diantaranya Kristal violet sebagai cat warna utama, larutan iodin sebagi pengintensifan cat utama, alkohol sebagai pencucian dekolorisasi dan dan safranin sebagai pemberian warna penutup. Dan hasilnya setelah dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x dari sampel lendir isolasi biakan bakteri diperoleh bakteri berbentuk basil atau batang. Bakteri pada saat tahap pewarnaan gram setelah diberi larutan Kristal violet dan iodine treatment serta dilakukan pencucian dengan alkohol lalu dilanjutkan dengan pemberian safranin hasilnya yaitu berwarna ungu atau biru gelap. Warna ini disebabkan karena menyusutnya pori-pori dinding sel sehingga pori-pori menutup. Jadi bakteri ini tergolong bakteri gram positif yang didapat dari sampel 1 dan 2. Berdasarkan Teori Salton,

16

Bakteri Gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding selnya akibat pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks kristal yodium yang berwarna ungu dipertahankan dan bakteri akan tetap berwarna ungu. Berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan dalam dinding sel, Bakteri Gram positif mempunyai susunan dinding yang kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan sehingga permeabilitas dinding sel kurang, dan kompleks kristal yodium tidak dapat keluar. Penaatan bakteri basil ini ada yang berkoloni dan ada yang single koloni. Ini disebabkan karena pada saat pembuatan sediaan, hapusan terlalu tebal atau terlalu tipis.

17

BAB V PENUTUP

5.1

Simpulan Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram 1884. Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram I, II, III dan IV. Masing-masing mempunyai komposisi dan fungsi yang berbeda. Hasil yang di dapat setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x (lensa objektif 100x) dari sampel lendir isolasi biakan bakteri diperoleh bakteri berbentuk basil (batang). Yang mana bakteri tersebut pada saat tahap pewarnaan gram tergolong bakteri gram positif yang ditunjukkan dengan indikator warna ungu atau biru gelap dan penataan bakteri yang di dapat adalah berkoloni dan single koloni.

5.2

Saran Praktikum ini sudah berjalan sangat baik.Semua praktikan dapat melakukan

percoaan dengan tertib dan teratur. Praktikan dapat mencoba semua kegiatan praktikum secara bergantian dengan didampingi oleh para Dosen. Sebaiknya pada saat praktikum, kegiatan praktikum berjalan efektif dan sarana dan prasana saat praktek mohon lebih dilengkapkan agar proses pembelajaran praktek agar dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa.

18

DAFTAR PUSTAKA

http://adelaidearsenal.blogspot.com/2011/10/jurnal-pewarnaan-gram.html [diakses pada 28 Februari 2012] http://blogkita.info/pembuatan-preparat-pengecatannya/ [diakses pada 28 Februari 2012] http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/bakteri-adalah-monera.html [diakses pada 28 Februari 2012]

19

Anda mungkin juga menyukai