Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi Peran Pemuda

Selasa, 01 November 2011 00:00 Oleh: Cris Topan, AMK, Ketua HMI Cabang Batam Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan Soempah Pemoeda Pertama : Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia. Kedua: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Djakarta, 28 Oktober 1928 Demikianlah Sumpah Pemuda yang diikrarkan 83 tahun lalu. Dalam perspektif demokrasi, gerakan pemuda, terutama yang terhimpun dalam organisasi sosial kemasyarakatan merupakan pilar dari civil society. Sebagai pilar civil society, kaum muda menjalankan peran-peran positif, terutama dalam konteks perubahan yang tengah berlangsung dalam masyarakat. Peran pemuda dalam konteks perubahan sosial politik menjadi semakin penting karena ia mampu memainkan perannya sesuai dengan kemampuan dan profesionalismenya. Dalam konteks ini, gerakan pemuda yang termanifestasikan dalam gerakan pemuda terpelajar di Indonesia memiliki andil yang cukup besar sebagai aktor perubahan. Di dalam struktur sosial-politik yang tengah berubah, peran pergerakan sangat strategis sebagai aktor penggerak perubahan tersebut. Sejarah nasional telah membuktikan bahwa pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mampu membawa masyarakat yang tertindas menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangsa ini lepas dari cengkeraman kolonial karena jasa kaum muda. Secara signifikan, pemuda akan terus melakukan transformasi konstruktif atas pranata sosial-kemasyarakatan secara luas dalam rangka memajukan kehidupan demokrasi. Catatan sejarah gerakan kepemudaan di Indonesia sudah membuktikannya. Bahkan, para pemuda (gerakan mahasiswa) sangat signifikan dalam mendorong proses perpolitikan di tanah air, penegakan hukum, transparansi dan pertanggungjawaban di semua lini kehidupan. Tugas pemuda adalah memikirkan kepentingan umum demi menjaga agar pranata-pranata yang telah terbentuk tidak menyimpang dari tujuannya. Disitulah arti peran pemuda yang dapat menciptakan mekanisme check and balance. Dalam konteks perubahan sosial, gerakan pemuda terpelajar merupakan bagian dari aktor perubahan itu sendiri sebagai agent of change. Sebagai generasi inelektual-intelegensia atau intelektual berbasis kemampuan akademik, pemuda terpelajar diharapkan mampu menjalankan peran-peran strategis dalam konteks perubahan sosial di Indonesia. Dengan wawasan dan keahlian berbasis akademik, pemuda terpelajar juga diharapkan mampu menjadi calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Kaum intelektual-intelegensia adalah mereka yang mampu memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan, transmisi dan kritik gagasan. Peran pemuda sangat penting sebagai aktor perubahan secara horizontal, komitmen kebangsaan pemuda yang tercetuskan lewat sumpah pemuda harus tetap menjadi spirit gerakan kepemudaan, di mana pun dan kapan pun mereka berjuang. Dalam konteks menjaga komitmen kebangsaan yang

diimplementasikan dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan di Indonesia, pemuda harus peka membaca potensi-potensi konflik yang dipicu akibat perbedaan latar belakang budaya di Indonesia. Komitmen Mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia harus dipahami dengan pembacaan yang kritis terhadap latar belakang persatuan bangsa Indonesia yang beragam etnis, budaya dan agama. Jika pemuda hendak menempatkan diri sebagai aktor perubahan sosial, maka ia harus memiliki wawasan kebangsaan multikultural. Jika tidak, maka perubahan sosial yang dimotori kaum muda akan menuai kendala yang cukup berarti. Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia yang mulikultural, ketika masing-masing tidak bisa saling memahami, sudah barang tentu akan memicu konflik yang akan mengundang masalah bagi masa depan kemanusiaan. Konflik yang pada mulanya berawal dari perbedaan prinsip dan kepentingan antar manusia justru paling sering berbuah bencana kemanusiaan. Tidak jarang konflik-konflik yang terjadi berbuah kerusuhan dan bahkan pembunuhan. Fakta inilah yang menjadi alasan pokok, jika perbedaan dalam konteks masyarakat multikultural tidak bisa disikapi secara bijaksana, justru akan melahirkan bencana bagi kemanusiaan. Atas dasar inilah, generasi muda yang berperan sebagai aktor perubahan sosial harus memiliki wawasan kebangsaan multikultural. Ketika pemerintah tidak mampu mengontrol masyarakat, pemuda memainkan peranannya sebagai kontrol sosial yang efektif. Oleh karena itu, sudah sepantasnya wawasan kebangsaan multikultural menjadi agenda besar bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan konsep kehidupan yang berkeadilan dan demokratis. Sebagai aktor perubahan sosial, kaum muda Indonesia diharapkan tetap mampu menjalankan fungsi check and balance. Sebab, pemerintah tidak selamanya dapat bertindak adil, terutama dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis yang sangat dibutuhkan masyarakat. Padahal, masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam latar belakang etnis, budaya dan agama. ***

Anda mungkin juga menyukai