Ide tentang balanced scorecard pertama kali dipublikasikan dalam artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1995 dalam sebuah artikel berjudul Balanced Scorecard Measured That Drive Performance. Penelitian ini dimotivasi oleh keyakinan bahwa pengukuran kinerja yang berfokus pada laporan keuangan saja dianggap kurang memadai untuk membantu perusahaan menciptakan nilai ekonomis dimasa yang akan datang. Mulai pertengahan tahun 1993, perusahaan konsultan yang dipimpin Penorton, Renaissance Solution, Inc., menerapkan balanced scorecard sebagai sarana untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi diberbagai perusahaan kliennya. Sejak saat itu, balanced scorecard tidak saja digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja namun berkembang sebagai sistem menejemen strstegis. Balanced Scorecard terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Saat ini Balanced Scorecard sudah berkembang dan mengalami evolusi dari hanya sekedar cara untuk melakukan evaluasi kinerja, selanjutnya terus dikembangkan sehingga dapat dipakai sebagi alat untuk merumuskan strategi. Kegagalan selama ini yang sering terjadi pada perusahaan yang menerapkan Balanced Scorecard secara setengah-setengah adalah: 1. Program disusun tanpa mempertimbangkanstrategi 2. Anggaran setiap tahun disusun tanpa mempertimbangkan program yang dilandasi strategi yang tepat.
PEMBAHASAN
3. Perspektif proses bisnis internal Value driver apa saja yang dapat mendorong proses bisnis sehingga dapat diunggulkan? 4. Perspektif pembelajaran dan tumbuh Apakah perusahaan dapat menghasilkan inovasi, perubahan, dan perbaikan?
Menjadi Perusahaan yang unggul dan amanah untuk kesejahteraan pegawai dan pensiunan perusahaan, serta masyarakat secara umum.
Misi
1. Melakukan kegiatan social yang amanah di bidang pendidikan dan kesejahteraan pegawai, pensiunan perusahaan, dan masyarakat secara luas. 2. Melakukan kegiatan usaha baik dengan modal sendiri maupun berminta dengan pihak lain, dan mengelola sumber daya lainnya, berdasarkan kaidah bisnis yang sehat dan professional.
Tujuan
Membantu program pemerintah dalam meningkatkan keahlian dan keterampilan serta kesejahteraan pegawai dan pensiunan perusahaan, khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menyusun Sasaran Strategi Sasaran strategi dikelompokkan
Perpesktif Keuangan
sasaran strategis yang cocok untuk perusahaan adalah sebagai berikut: Perusahaan bukan merupakan organisasi profit oriented akan tetapi tetap membutuhkan dana yang cukup untuk membiayai proses pendidikan dan kesejahteraan. Untuk itu tujuan keuangan masih merupakan tujuan utama karena perusahaan merupakan organisasi social yang sumber dananya berasal dari usaha perusahaan yang prodduktif. Sasaran strategis yang di susun sesuai dengan perspektif keuangan perusahaan adalah: 1. Kesejahteraan Kesejahteraan yang di maksud di sini adalah adanya kepuasan bagi stakeholder atau perusahaan yang di ukur dalam bentuk indeks kepuasan stakeholder yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan kepada karyawan, pensiunan dan masyarakat secara luas.
2. Kesuksesan Kesuksesan yang di maksud adalah peningkatan pendapatan/penerimaan sesuai yang di targetkan, serta peningkatan kemampuan profit partner bisnis. 3. Kontinuitas Kontinuitas dana.
Perspektif Pelanggan
merupakan
jaminan
kelangsungan
proses
pendidikan
dan
Dalam perspektif pelanggan tema strategis yang sesuai untuk perusahaan adalah 1. Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan dalam persaingan. Pelanggan adalah karyawan, pensiunan dan anak karyawan pensiunan yang menikmati proses pemberian dana dari perusahaan. 2. Kepuasan User Kepuasan user maksudnya adalah kualitas lulusan dari penerima beasiswa yang nantinya di harapkan memberikan kepuasan kepada pemakai lulusan, kualitas lulusan pelatihan, kualitas wirausaha dan kualitas proses kegiatan .
Perspektif Bisnis Internal
Dalam perspektif bisnis internal tema strategis yang perlu di tekankan adalah: 1. Kualitas Proses Pemilihan Penerima Dana Ukuran kualitas proses pemilihan penerima dana meliputi peningkatan jumlah penerima dana, peningkatan kualitas penerima dana serta penyempurnaan kriteria seleksi penerima dana berikut system dan prosedurnya. 2. Kualitas Instrumen Pendukung proses (kuantitas/kualitas sarana dan prasarana). Instrumen pendukung proses menjadi bagian penting untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kualitas instrument pendukung proses maksudnya kondisi instrumen sarana dan prasarana tersebut baik (berkualitas) atau tidak. 3. Kualitas Sasaran Pendataan Penerima Dana
5
Kualitas pendataan penerima dana meliputi pengukudran kinerja pada peningkatan kualitas pendataan penerima dana, peningkatan kualitas pendataan pelatihan, peningkatan pendataan jaringan kerjasama. 4. kualitas Sasaran (networking) merupakan peningkatan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga lalin yang mendukung visi dan misi perusahaan.
Perpektif Pembelajaran dan Tumbuh
Dalam perspektif pembelajaran dan tumbuh tema strategis yang sesuai untuk perusahaan adalah : 1. Kompetensi Kompetensi yang dimaksud disini adalah kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan untuk mendukung perspektif bisnis internal agar tercapai hasil yang diharapkan. 2. Komitmen Komitmen yang dimaksud disini adalah sejauh mana motivasi dan tanggung jawab sumber daya manusia terhadap pengembangan institusi. Agar sasaran strategis lebih jelas maka sasaran tersebut dijabarkan dalam sub sasaran strategis dan sekaligus ditentukan pula ukuran kinerja sub sasaran strategis dapat dilihat pada table Tema Strategis dan Sasaran strategis berikut ini :
Tema Strategis dan Sasaran Strategis Perspektif Keuangan Sasaran strategis 1. Kesejahteraan 2. Kesuksesan Sub. Sasaran strategis 1.1 kepuasan stakeholder 1.2 peningkatan budget kesejahteraan 2.1 meningkatkan pemasukan atau pendapatan 2.2 meningkatkan kemampuan profitpartner bisniss 3.1 mengendalikan/optimalisasi pengeluaran beban usaha 3.2 peningkatan budget pendidikan 1.1 kuantitas penerima dana 1.2 kesehatan partner bisnis
3. Kontinuitas
Pelanggan
1. Kepuasan pelanggan
2. Kepuasan user
1. Kualitas proses pemilihan penerima dana 2. Kualitas instrument pendukung (kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana) 3. Kualitas sasaran pendataan penerima dana
2.1 kualitas penerima beasiswa 2.2 kualitas lulusan pelatihan/wirausaha 2.3 kualitas proses kegiatan 1.1 Peningkatan kualitas proses 1.2 Kriteria seleksi 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 Peningkatan kualitas pelayanan Peningkatan kualitas sisdur Ketersediaan sarana dan prasarana Peningkatan kualitas system informasi Peningkatan kualitas pendataan penerima dana 3.2 Peningkatan kualitas pendataan pelatihan 3.3 Penngkatan penddataan jaringan kerjasama partner bisnis 4.1 Peningkatan jaringan kerjasama partner bisnis 1.1 1.2 1.3 1.4 2.1 kualitas pengurus pengalaman pengurus kualitas tenaga penunjang pengalaman tenaga penunjang motivasi dan tanggung jawab
1. Kompetensi
2. komitmen
Contoh : Balanced Scorecard Proyeksi Rencana Program kerja dan angggaran Tahun 2008
Key Performance Indicator Indek kepuasan Stekeholder Rasio budget kesejahteraan dibandingkan dengan beban total Peningkatan pendapatan ROE Rasio Beban Usaha dibandingkan dengan total pendapatan Rasio Beban Pendidikan dibagi total beban Jumlah Pertumbuhan penyaluran dana pendidikan Pertumbuhan profit bersih Kualitas penerima beasiswa Kualitas lulusan pelatihan Jumlah Peningkatan kualitas proses
Realisasi 65%
Target 70%
17,9%
20%
17,8%
17,8%
25,0%
32,0%
80%
80%
Nilai criteria seleksi Peningkatan kualitas layanan Peningkatan kualitas sisdur Ketersediaan sarana prasarana Peningkatan kualitas system informasi Peningkatan kualitas pendataan penerima dana Peningkatan kualitas pendataan pelatihan Peningkatan pendataan kerjasama partner bisnis Peningkatan jaringan kerjasama partner bisnis Jumlah Kualitas pengurus Pengalaman pengurus Kualitas tenaga penunjang Pengalaman tenaga penunjang Motivasi dan tanggungjawab
75%
80%
75%
80%
80%
80%
7%
8%
Hasil evaluasi BSC Cara menghitung total nilai skor BSC dari kasus tersebut di atas, dilakukan melalui 2 tahap yaitu sebagai berikut :
Tahap 1 : Mengukur Bobot Indikator & Kinerja Masing-Masing Indikator
Penentuan bobot untuk masing-masing perspektif dan indikator dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkat kepentingan yang menjadi target prioritas perusahaan dalam jangka pendek.
Skor Indikator Kinerja 0,20
KPI Indek kepuasan Stekeholder Rasio budget kesejahteraan dibandingkan dengan beban total 3 4 5 Peningkatan pendapatan ROE Rasio Beban Usaha dibandingkan dengan total pendapatan 6 Rasio Beban Pendidikan dibagi total beban Jumlah
Realisasi
Target
65%
70%
17,9%
20%
0,17
0,90
0,15
17,8%
17,8%
0,13 1
Customer Bobot = 24
30,9%
30,0%
0,31
1,03
0,32
10
3 4
75,0% 80%
80,0% 80%
0,22 0,18 1
Internal Proses
Peningkatan kualitas proses Nilai criteria seleksi Peningkatan kualitas layanan Peningkatan kualitas sisdur Ketersediaan sarana prasarana Peningkatan kualitas system informasi Peningkatan kualitas pendataan penerima dana
Bobot = 22 2 3 4 5 6 7
75%
80%
0,06
0,94
0,06
8 9
75%
80%
0,09
0,94
0,08
80%
80%
0,11
1,00
0,11
1 0
Peningkatan jaringan kerjasama partner bisnis Jumlah 1 80% 80% 73% 75% 80% 80% 80% 80% 0,23 0,21 0,27 0,14 9,31 1,00 1,00 0,91 0,94 0,95 0,23 0,23 0,25 0,13 7% 8% 0,11 0,88 0,10
Pembelaja ran
1 2
Kualitas pengurus Pengalaman pengurus Kualitas tenaga penunjang Pengalaman tenaga penunjang
Bobot = 29 3 4
11
78%
80%
0,15 1 4
0,98 4,83
Tahap 2 : Mengukur Total Skor Kinerja Perspektif Finance Customer Internal proses Pembelanjaan dan pertumbuhan TOTAL SKOR PERSPEKTIF Rumus Total Skor Kinerja BSC Bobot Perspektif 25 24 22 29 100 Kinerja 0,80 0,93 0,95 0,96 3,64 Skor Perspektif 20,00 22,37 20,85 27,95 91,17
Table : Kriteria Total Skor Kinerja KTERANGAN TOTAL SKOR (TS) SANGAT SEHAT AAA AA A KURANG SEHAT BBB BB B TIDAK SEHAT CCC CC C KRITERIA 95 80<TS<95 65<TS<80 50<TS<65 40<TS<50 30<TS<40 20<TS<30 10<TS<20 TS<10
12
Kesimpulan : Berdasarkan Kriteria nilai akhir skor kinerja, penilaian kinerja perusahaan pada tahun 2008 digolongkan dalam kondisi sangat sehat, kategori AA dengan Total Skor Kinerja = 91,17 %
13
Daftar Pustaka Fredy Rangkuty, 2011, Swot Balanced Scorecard, Jakarta: Gramedia Pustaka utama. www.google.com
14