TUJUAN
: LIPID :Identifikasi senyawa lipid Penentuan peroksida bilangan penyabunan dan bilangan
C. DASAR TEORI
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,dan karbon tetraklorida.Dengan pelarutpelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan. Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simple lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena. Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannya didalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton. Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat diesterkan.
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul. Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena.[4] Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori:[5] asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena). Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan. Kategori lipid : 1. Asam Lemak Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-
KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak.[7][8] Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil. Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi sifat molekul dan memberikan sifat polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam lemak, rantai alkanalah yang mendominasi sifat molekul.[13] Asam lemak terbagi menjadi:
Asam lemak jenuh Asam lemak tak jenuh Garam dari asam lemak Prostaglandin
2. Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai trigliserida. Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus fungsional yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena gliserol memiliki tiga gugus fungsional alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester sekaligus. Gliserida dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis asam lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari kelas asam lemak yang sama.
3. Fosfolipid (Glisero) fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid, phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa perkecualian. Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama IUPAC, 1,2,3propantriol) dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat. Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:
Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina
4. Sfingolipid Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari senyawa-senyawa yang berbagi fitur struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian dan diubah menjadi seramida, lainnya.
fosfosfingolipid,
glisosfingolipid,
senyawa-senyawa
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah kerangka amina.
5. Lipid Sterol Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen lipid membran yang penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon
dan molekul pensinyalan. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya,[33] yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.
6. Lipid Prenol Lemak prenol adalah alkohol alami yang merupakan turunan isoprena (disebut juga isoterpena) dengan kandungan oksigen. Lemak prenol tergolong hemiterpenoid, salah satu bentuk terpena yang paling sederhana. Prenol juga merupakan monomer dari karet alami dan mudah dijumpai pada buah jeruk, cranberry, bilberry, currants, anggur, raspberry, blackberry, tomat, white bread, hop oil, kopi, arctic bramble, cloudberry and passion fruit. Lemak prenol, dapat diperoleh melalui reaksi kimiawi antara formaldehida dan isobutena yang dilanjutkan dengan proses isomerisasi dari produknya yang masih berupa isoprenol (3-methyl-3-buten-1-ol). 7. Sakarolipid Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid, glucolipid) adalah asam lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa[41] dan membentuk struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan asam lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid. 8. Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil dan propionil oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi fitur mekanistik yang sama dengan asam lemak sintasi. Poliketida merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan secara alami oleh bakteri, fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan organisme yang memiliki keanekaragaman struktural yang tinggi. Banyak poliketida berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali dimodifikasi lebih jauh melalui glikosilasi, metilasi,
hidroksilasi, oksidasi, dan/atau proses lainnya untuk menimba manfaat dari sifat antibiotik yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan bersifat anti kanker, dapat menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imunosupresif.
Gelas kimia
- Penangas air
Gelas ukur
- Erlenmeyer
Tabung reaksi
- Neraca analitik
Pipet tetes
- Penjepit tabung
Bahan
- Minyak Olive - Larutan KI 10% Kloroform - Asam Asetat Glasial - Minyak Kelapa - Indikator Amilum
ditambahkan sebanyak 1 ml
Larutan berwarna merah teh
indikator
fenoftalein
dimasukkan erlenmeyer
kedalam
250
ml
ditambahkan sampel ( minyak kampung ) sebanyak 5 gram ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh dikocok selama 1 menit
Larutan dari bening menjadi kuning
F. HASIL PENGAMATAN Kelompok 1 PERLAKUAN 1. Uji Lipid ( Uji Akrolein ) 0,5 gram minyak PENGAMATAN
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. - di tambahkan 0,5 gram KHSO4, lalu panaskan. 2. Penentuan penyabunan - dimasukkan 5 gram minyak kedalam 250 ml erlenmeyer. - ditambahakan 50 ml larutan KOH alkanolis 10% - dikocok - direfluks selma 30-60 menit ditambahakan indikator fenoftalein larutan berwarna orange larutan berwarna merah tua larutan berwarna merah tua. bilangan tidak terjadi perubahan warna dan KHS4 tidak larut.
sebanyak 1 ml. - dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N Volume HCl = 7 ml Larutan berwarna tua
klorooform dan 18 ml
sebanyak 5 gram - ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh. - dikocok selama 1 menit - ditambahkan 30 ml aquades - ditambahkan 4 tetes indikator amilum. dititrasi Na2S2O3 0,1 N dicatat Na2S2O3 dibutuhkan. volume yang dengan volume = 1 ml
2. Bilangan peroksida
= =
x 1000 x 1000
= 20
Kelompok 3 Perlakuan Uji Akrolein Memasukan 0,5 gr minyak zaitun Ada endapan putih Larutan bening Tidak ada perubahan Baunya seperti minyak zaitun Pengamatan
5 ml minyak zaitun
terjadi perubahan dari bening menjadi merah bata dan minyak tidak larut
kedalam Erlenmeyer 250 ml Menambahkan 30 ml KOH alkoholisis 10 %, dikocok Merefluks 30-60 menit Mendinginkannya, lalu menambahkan PP dengan selama
2 ml
mencatat
HCl yang dibutuhkan untuk titrasi Bilangan Penyabunan (untuk blangko) Memasukkan 30 ml larutan KOH
dingin,
PP
dengan
Mencatat
volume
Perlakuan Penentuan Peroksida Mengukur kloroform sebanyak 12 ml dan asam asetat glacial Bilangan
Pengamatan
sebanyak 18 ml
larutan bening
menambahkan
ml larutan KI jenuh
menambahkan ml aguades
30
menambahkan
tetes indicator PP
dengan 0,1 N -
larutan bening
larutan bening
larutan bening
Bilangan (untuk
sebanyak 18 ml
menambahkan
0,5
ml larutan KI jenuh
menambahkan ml aguades
30
dengan 0,1 N
Bilangan Penyabunan Dik : B = 105,6 ml S = 2 ml N = 0,5 N W = 5 gr Mr = 56 Dit : Bilangan Penyabunan ..? Penye : Bilangan Penyabunan =
( )
x 1000
((
x 1000
=2
minyak margarin Menambahkan 0,5 gr KHSO4 Memanaskannya mengamati mencatat yang terjadi dan perubahan terjadi perubahan KHSO4 larut
Uji penentuan bilangan penyabunan Menambahkan minyak 5 ml perubahan warna menjadi coklat muda
margarine
kedalam Erlenmeyer 250 ml Menambahkan 30 ml KOH alkoholisis 10 warna tetap coklat muda namun ada
hilang
warna
ungu
dan
berubah
105,6 ml
mendidih
Setelah menambahkan
dingin,
indicator PP sebanyak 1 ml
Pengamatan
kedalam erlenmeyer
mengocok selama 1 menit terbentuk 2 lapisan lapisan atas bening dan lapisan bawah kuning menambahkan 30 ml aguades menambahkan 4 tetes indicator amilum volume Na2S2O3 yang digunakan 1,3 ml
menitrasi
campuran
Bilangan (untuk
larutan bening
larutan bening
larutan bening
menambahkan 30 ml aguades
x 1000 x 1000
= 26
Kelompok 5 Uji Lipid ( Uji Akrolein) Perlakuan Didalam tabung reaksi memasukan 0,5 gram minyak bimoli Menambahkan KHSO4 Memanaskan 0,5 Setelah dipanaskan tidak tidak larut terjadi dalam KHSO4 tidak larut dalam minyak Hasil Pengamatan
perubahan,KHSO4 minyak
1. Penentuan Bilangan Penyabunan Perlakuan Sebanyak minyak, dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml Menambahkan ml larutan 50 KOH 10% Volume HCl yang digunakan adalah 6 ml Merefluks 30-60 menit selama dan larutan menjadi berwarna merah Volume blanko 105,6 ml Minyak tidak larut dalam KOH alkoholis 10% larutan berwarna orange tua Setelah direfluks larutan berwarna merah bata Larutan menjadi ungu tua Hasil Pengamatan
gr
alkoholis dikocok
Setelah
dingin,
dengan
18 ml asam asetat Terbentuk dua lapisan, lapisan atas yaitu glasial Menambahkan sampel (minyak minyak minyak, lapisan bawah yaitu campuran larutan kloroform dan asetat glasial dan larutan berwarna kuning bening Setelah dikocok 1 menit larutan
bimoli) sebanyak 5 gr
bercampur dan berwarna kuning Terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning keruh, lapisan bawah Menambahkan 0,5 ml larutan KI berwarna kuning jenuh, Larutan berwarna kuning kehijauan dan terbentuk dua lapisan, lapisan atas
berwarna kuning bening dan bawah berwarna kuning keruh Volume Na2S2O3 = 0,5 ml
Mentitrasi
dengan
G. PEMBAHASAN Suatu lipid didefenisiiskan sebagai suatu senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Definisi ini terasa mencakup banyak macam senyawa dan memang demikian berbagai kelas lipid dihubungkan satu dengan yang lain berdasarkan kemiripan sifatnya tetapi hubungan kimia, fungsional, dan struktur lemak, minyak , terpena dan steroid ( Fessenden, 1989 :407 ). Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyususn adalah triglliserol. Juga sering kali dinamakan lemak, lemak netral atau trigliserida. Trigliserol merupakan molekul hidrofobik non polar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi ( Lehningger, 1988 : 394 ) Lemak cair disebut minyak, minyak mengandung minyak (lemak) tidak jenuh. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak, tiap molekul lemak tidak jenuh dapat bereaksi dengan iodium, biasa disebut dengan bilangan iodium. Tiap iodium dapat mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap pada lemak yang tidak jenuh. Untuk selanjutnya apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol
asam besar, sebaliknya jika rantai karbon itu panjang jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk penyabunan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan. Dan apabila lemak dibiarkan di udara akan menimbulkan rasa dan bau tidak enak hal ini karena adanya proses hidrolisis menghasilkan asam lemak peroksida. Kandungan peroksida itu biasa disebut bilangan peroksida pada minyak ( Anna poedjiadi, 1994 : 60-61 ) Dalam praktikum lipid ini, sampel yang digunakan adalah minyak goreng ( minyak kampung ). Untuk sampel minyak bekas, minyak zaitun, minyak kemiri dan margarin dalam pembahasan nanti hanya akan digunakan sebagai bahan pembanding.
1. Uji Lipid ( Akrolein ) Uji akrolein untuk minyak tergantung pada dehidrasi dan oksidasi gliserol menjadi akrolein. Langkah awal yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu menimbang 0,5 gram minyak kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 0,5 gram KHSO4, lalu dipanaskan. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini yaitu larutan tidak terjadi perubahan warna dan KHSO4 tidak larut seperti terlihat pada gambar dibawah ini : Reaksi yang terjadi :
CH2OH HCOH CH2OH + KHSO4
Gliserol
Akrolein
Menurut literatur yang ada, apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan di panaskan hati-hati akan timbul bau yang tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena itu timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah di jadikan reaksi untuk menentukan
adanya gliserol atau senyawa yang mengandung gliserol seperti lemak dan minyak. Akan tetapi hasil percobaan yang kami peroleh justru berbanding terbalik dengan literatur yang ada. Ini mungkin disebabkan oleh kurang telitinya praktikan pada saat mencium minyak dan KHSO4 setelah dipanaskan. Bila lemak dan minyak dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati juga akan terjadi akrolein. Gliserol digunakan dalam industri kosmetik sebagai bahan dalam pembuatan preparat yang dihasilkan. Disamping itu gliserol berguna bagi kita untuk sintesis lemak didalam tubuh.
2. Uji penyabunan Uji penyabunan untuk asam-asam lemak dilakukan dengan cara memasukkan 5 gram minyak kedalam 250 ml erlenmeyer. Kemudian menambahkan 30 ml KOH alkoholis 10% kedalam minyak yang hendak diuji, kemudian dikocok. Pencampuran ini menghasilkan larutan berwarna orange. kemudian di refluks selama 30 60 menit, setelah 60 menit larutan berubah warna menjadi merah teh dan minyaknyapun menghilang. Sehingga yang tersisa hanya larutan KOH. Kemudian ditambahkan indikator phenoftalein sebanyak 1 ml, saat penambahan indicator larutan tidak terjadi perubahan warna. Setelah itu dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N, dan pada voleme HCl=7 ml larutan menjadi merah tua. Reaksi yang terjadi : O
CH2OH C R1 O HCO C R2 + 3KOH O CH2O C R3
Lemak/Minyak
O CH2OH R1 C OK O + R2 C OK O R3 C OK
Sabun
HCOH CH2OH
Gliserol
Reaksi ini bertujuan untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak, sehingga dihasilkan campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali yaitu KOH (Kalium hidrosida). Proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung pada panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sebaliknya apabila rantai karbon itu panjang, jumlah asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan. Perbandingan bilangan penyabunan
pada masing-masing sampel yaitu untuk minyak goreng/minyak kampung = 552,16, minyak jelanta = 428,96, minyak zaitun = 580,16, margarin = 490,56, dan minyak bimoli = 557,16. Besar dan kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut makin kecil berat molekul lemak, makin besar bilangan
penyabunannya.
3. Uji peroksida Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan meningkat. Langkah awal yang akan dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan 12 ml kloroform dan 18 ml asam asetat kedalam
erlenmeyer 250 ml. Peranan asam asetat glasial dalam pemisahan asam lemak yaitu sebagai katalis, artinya asam asetat dapat mempercepat reaksi yang sedasng berlangsung sehingga reaksinya lebih cepat membentuk asam lemak. Warna kedua larutan itu adalah bening. Kemudian menambahkan sampel (minyak kampung)
sebanyak 5 gr. Selanjutnya campuran tersebut ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh. Kemudian dikocok selama kurang lebih 1 menit. Larutan berubah warna dari bening menjadi kuning. Kemudian ditambahkan aquades sebanyak 30 ml, dan 4 tetes indicator amilum. Saat ditambahkan indicator amilum, larutan berubah warna menjadi biru. Setelah itu larutan dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N. Titrasi dihentikan pada saat warna biru pada larutan hilang. Dan warna biru hilang pada volume Na2S2O3 = 1 ml.
Perbandingan besarnya bilangan peroksidda pada masingmasing sampel yaitu : untuk minyak kampung = 20, minyak jelanta = 340, minyak zaitun = 200, Margarin = 26, dan minyak bimoli = 10.
H. KESIMPULAN
Uji akrolein untuk gliserol tergantung pada dehidrasi dan oksidasi gliserol menjadi akrolein. Reaksi pembentukan sabun dari minyak dilarutkan dengan cara mereaksikan alkali dengan minyak sehingga didapatkan suatu sabun.
Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida.
Dari hasil perhitungan bilangan penyabunan dan bilangan peroksida dari semua kelompok berbeda-beda. Itu karena sampel yang digunakan berbeda-beda. Kemungkinan Kesalahan Adapun kemungkinan keslahan pada saat percobaan adalah:
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi. Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang Teaching Team. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia. Gorontalo: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNG. http://id.wikipedia.org/wiki/Lipid