Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TEKNIK PENGAWASAN PRODUKSI

Disusun Oleh
Nama : Novie Yorista Kelas / NRP : B/2210030050 Jurusan : D3 Teknik Elektro

Di dunia telah terjadi perubahan zaman yang mengakibatkan adat menyangkut kehidupan manusia pun ikut berubah melalui beberapa tahapan dimulai semenjak beberapa juta tahun lalu sebelum masehi. Seiring terjadinya perubahan zaman tersebut, manusia mencoba melakukan beberapa eksperimen baru menggunakan berbagai cara sederhana misalkan dengan merenungkan suatu hal maupun benda yang berada di sekitar mereka terkadang juga mereka menemukannya dengan cara yang kebetulan dan penemuannya dapat berupa suatu benda yang paling kecil sekalipun (misal : api, magnet dan benda lainnya) hingga yang paling besar atau dapat dikatakan telah mereka kembangkan sendiri (misal : lampu, makhluk bersel satu dan lainnya). Beberapa juta tahun terlewati, melalui segala pengembangan-pengembangan dari ilmu pengetahuan yang mereka temukan contoh mudahnya adalah cara bercocok tanam sebelum dan sesudah perubahan zaman serta cara hidup manusia juga pada zaman tertentu dimana mereka berada. Setelah melalui zaman yang lebih baru dan pengembangan itu telah berhasil dilakukan akhirnya mereka menemukan apa yang disebut teknologi. Teknologi sendiri adalah suatu pengembangan dari sebuah ilmu pengetahuan yang ada menjadi sebuah realisasi nyata (biasanya berbasis ke mesin) untuk kelangsungan dan kenyamanan kehidupan manusia. Teknologi ditemukan secara bertahap mulai dari teknologi sederhana menjadi suatu teknologi yang kompleks dan canggih melalui berbagai tahap yang waktunya pun tidak singkat. Berangsur tapi pasti, teknologi dikembangkan oleh manusia. Lambat laun, teknologi semakin pesat pertumbuhannya seiring bertambahnya zaman begitupun munculnya beberapa industri yang bergerak di berbagai bidang. Begitu pula permintaan akan tenaga kerja yang handal pada bidang spesifikasinya masing-masing pun meningkat setara dengan jumlah industri yang ada. Maka dari itu, semua orang berlomba mencari inovasi unik dari sebuah benda atau teknologi yang telah ada sebelumnya demi meningkatkan kenyamanan dan kemudahan manusia itu sendiri dalam melakukan tugasnya dengan waktu yang relatif singkat. Sementara itu selain untuk kebutuhan mereka sendiri, hal tersebut juga mereka lakukan demi mencari peluang di dalam padatnya dunia kerja. Sehingga hal itu dapat disebut-sebut sebagai faktor utama pendorong meningkatnya teknologi seiring lajunya zaman di dunia. Akibat dari majunya teknologi sendiri sangat terlihat pada gaya hidup manusia sekarang ini yang dapat dikatakan serba instan karena semua pekerjaan mereka dilakukan oleh mesin dan bukan merupakan manusia lagi sehingga tidak diperlukan tenaga manusia yang banyak tetapi barang yang dihasilkan juga terbilang tidak sedikit pula. Sedangkan peran manusia disini hanya mengawasi dan mengontrol kerja dari mesin, apakah proses kerja dari mesin berjalan dengan baik ataukah tidak dan juga bagaimana solusi dari kesalahan kerja dari mesin jika terjadi masalah pada sistem kerja mesin itu sendiri. Biasanya mesin dibuat oleh manusia digunakan untuk melakukan pekerjaan manusia sendiri (atas kehendak manusia dan mesin hanya mengerjakan) agar pekerjaan lebih efektif (tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia), lebih cepat (tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk menghasilkan suatu produk tertentu) dan hasil lebih banyak meskipun terkadang kemungkinan terdapat beberapa cacat pada produk lebih besar dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia. Meskipun begitu, sekarang mesin atau dapat disebut teknologi lebih banyak dipilih untuk mengerjakan beberapa proses misalkan produksi karena dianggap lebih efektif dan cepat daripada dengan menggunakan sumber daya manusia. Mesin yang telah dirancang tadi akan mempunyai fungsi yang telah ditetapkan oleh manusia untuk membuat sebuah produk khususnya berupa barang (bukan merupakan sebuah jasa karena lebih condong kepada proses pembuatan produk). Proses awal dari pembuatan produk oleh mesin yang sesuai dikelompokkan sendiri berdasarkan fungsi dari mesin yang telah ada atau digunakan oleh industri, dan setelah itu perancangan rencana produknya diambil dari tujuan sebuah industri (ingin memproduksi barang apa) kemudian dari tujuan yang dimiliki akan dibentuk sebuah plan. Plan ini merupakan faktor yang sangat menentukan

dalam tolok ukur keberhasilan suatu usaha, dimana yang dilihat adalah bagaimana cara kita membuat suatu pemikiran yang dapat menjadi sebuah solusi dari masalah saat ini tergantung kondisi lingkungan sekarang. Dalam proses ini dibutuhkan kepandaian untuk mengambil jalan tengah dari sebuah permasalahan yang ada di sekitar, selain itu juga dibutuhkan kreatifitas untuk menciptakan suatu produk yang baru, bisa juga dengan mengembangkan pemikiran yang telah ada untuk lebih disempurnakan fungsi dan kualitasnya. Setelah plan yang tepat diketemukan, dengan mempertimbangkan seberapa tingkat keberhasilan yang dapat dicapai serta menggunakan beberapa pertimbangan lain; kemudian jika dikira telah memenuhi syarat minimal yang telah ditentukan oleh perusahaan itu sendiri maka plan tersebut sudah terhitung dapat dijalankan. Dalam menjalankan plan yang telah ada, kita sebagai pengontrol proses produksi membutuhkan sebuah teknik agar jalannya produksi bisa lancar dengan cara mengawasi proses produksinya sedangkan mesin yang telah ada melaksanakan proses produksinya. Sebelum mengarah kepada teknik pengawasan produksi, kita harus mengetahui input, proses maupun output dari sistem produksi tersebut. Tenaga kerja merupakan komponen input utama dari sistem produksi karena merupakan pelaku utama yang kerjanya mengatur serta mengontrol proses produksi yang sedang dijalankan. Sama halnya dengan tenaga kerja, mesin juga termasuk dalam input dari sistem produksi disamping bahan baku, kebutuhan konsumen dan pemilik serta informasi pasar yang mengarah pada pembuatan plan sebelumnya, dan juga modal. Yang kemudian diproduksi melalui sistem konversi seperti prosedur, teknologi, pengelolaan mesin, monitoring pegawai, sistem produksi, proses produksi, maupun transportasi. Setelah melalui tahap konversi, barulah terdapat output dari sistem produksi itu sendiri yang keluarannya dapat berupa keluaran langsung (barang dan jasa) dan tak langsung (upah, dampak lingkungan dan dampak sosial). Di dalam sistem produksi ini, selain terdapat faktor internal perusahaan seperti input, proses dan output juga terdapat empat elemen eksternal yang menyangkut tentang desain sistem produksi itu sendiri meliputi lokasi kegiatan produksi (bisa objektif maupun subjektif), tipe proses produksi yang akan dijalankan (sistem produksi intermitten dan sistem produksi berkelanjutan), rancangan rumah produksi dan rancangan sistem produksi yang dijalankan. Kemudian rancangan sistem produksi dibagi kembali menjadi rancangan-rancangan kecil seperti rancangan produk, rancangan proses, rancangan posisi tetap dan rancangan model selular. Sehingga sistem produksi dapat dikatakan merupakan siklus terkonversinya sebuah input menjadi sebuah output melalui sebuah proses yang telah direncanakan. Perlu diingat bahwa semua hal yang penting dilakukan pada proses yang ada yaitu pengontrolan input yang dipakai maupun output yang dihasilkan bisa berupa jumlah maupun kualitas. Jika tidak seimbang di salah satu pihaknya, seperti pemakaian input lebih banyak daripada output yang dihasilkan, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan yang memprosesnya akan merugi begitupun dengan kualitas. Jika kualitas input tidak baik, maka kemungkinan jeleknya kualitas output semakin besar yang mengakibatkan penjualan pun ikut terhambat sehingga perusahaan juga merugi. Sehingga dalam proses ini dibutuhkan suatu pengontrolan terhadap produk input yang diterima dari sumber lain dengan cara memperketat syarat barang yang dapat masuk dan juga dengan melihat apakah barang yang diterima sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Karena proses ini merupakan proses yang mengawali segala proses yang ada, maka diusahakan penyortiran input yang masuk mempunyai kualitas sebaik mungkin agar dapat menghasilkan output yang baik pula kualitasnya. Tiap individu dalam sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pengontrol dari sebuah mesin untuk produksi disebut karyawan. Kumpulan dari beberapa manusia tersebut yang melakukan suatu pekerjaan untuk meraih sebuah tujuan tertentu itu dinamakan manajemen. Selain itu, dalam perusahaan juga terdapat manajer. Pekerjaan manajer dalam sebuah perusahaan adalah sebagai pengontrol dan pengelola dari sistem produksi yang ada

sehingga dapat disebut bahwa pelaku dari pengawas produksi adalah manajer sedangkan input yang ada hanya digunakan sebagai penunjang dari sebuah sistem produksi saat itu. Sedangkan pengawasan produksi sendiri meliputi pembelian bahan baku, pengawasan persediaan, routing, penjadwalan dan pengawasan kualitas. Tugas-tugas utama dari manajer pada pembelian bahan baku yaitu memilih pemasok bahan baku yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai karakteristik penting yang ada termasuk harga, kecepatan, kualitas, layanan maupun ketersediaan kredit selain itu juga penting untuk memperkirakan perolehan diskon volume pembelian dari bahan dapat pula dengan outsourcing. Pengawasan persediaan (produk yang diperlukan perusahaan untuk melakukan proses produksi) juga dipecah lagi menjadi pengawasan persediaan bahan baku dengan membandingkan besarnya biaya pemeliharaan dan biaya pemesanan, pengawasan persediaan work in process, dan pengawasan persediaan barang jadi yang dipengaruhi supply and demand. Teknik yang digunakan adalah teknik persediaan ABC dan teknik persediaan EOQ. Routing atau urutan kerja yang perlu dilalui untuk menghasilkan produk. Penjadwalan atau penetapan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi (diagram gantt). Pengawasan kualitas yaitu mempertimbangkan derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pembeli menggunakan AQS (acceptable quality standard) dan TQM (total quality management). Metode yang sering digunakan adalah bagan pengendalian kualitas, analisa pareto dan diagram fish bone. Dalam produksi pun juga dikenal berbagai istilah tentang produksi salah satunya yang sering digunakan adalah produktifitas. Produktifitas berarti ukuran sampai sejauh apa sebuah kegiatan mampu mencapai target kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan. Cara meningkatkannya pun juga banyak metodenya seperti metode just in time, metode desain dan pengerjaan dengan bantuan computer (CAD and CAM) dan menajemen berbasis supply chain. Sedangkan fakor penyebab inefisiensi juga ada menurut metode just in time ada tujuh yaitu overproduction, waiting, transportation, processing, motion, stock dan detective products. Selain manajemen barang yang merupakan hal umum dalam bidang industri juga terdapat manajemen jasa. Manajemen jasa merupakan pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan tercapainya kualitas pelayanan atau jasa sebagaimana yang diinginkan oleh konsumen dan termasuk faktor pendorong utama dalam operasi bisnis. Terdapat dua konsep dalam memahami jasa yaitu kejujuran dari konsumen dan siklus jasa. Selain konsep, ada juga yang disebut segitiga jasa (menurut Albrecht) meliputi strategi pelayanan yang baik, penempatan orang-orang yang berorientasi pelanggan untuk berhadapan dengan pelanggan dan penerapan sistem pelayanan yang bersahabat. Di dalam industri juga sangat dibutuhkan perubahan dari yang kurang menjadi lebih baik lagi, dan pastinya setiap industri menginginkan hal tersebut. semua itu dpat dilakukan dengan menjalankan langkah-langkah dalam manajemen perubahan seperti envisioning (memimpikan), activating (aktif dalam melakukan tindakan), supporting (mendukung hal yang searah dengan perubahan), installing (mengaplikasikan), ensuring (menjamin akan penjalanannya) dan recognizing (mengakui dan menghargai perubahan tersebut). Memang bukanlah hal yang mudah untuk melakukan perubahan, dalam pelaksanaanya pasti terdapat kendala-kendala yang biasanya berfaktor pada manusia sebagai pelaku perubahan maupun dari faktor organisasi penjalannya sekalipun. Diharapkan dalam berkarir, kita dapat melakukan memanajemen dengan baik. Mulai dari manajemen paling kecil yaitu pada diri sendiri maupun manajemen tingkat tinggi yaitu manajemen yang sering digunakan saat meniti karier. Manajemen diri biasanya digunakan untuk membentuk seseorang menjadi seorang yang memiliki kepribadian sesuai dan dianggap baik karena tak ada satupun orang yang menginginkan bahwa dirinya mempunyai kepribadian yang tidak baik. Tak memungkiri sifat, watak serta bagaimana seseorang dapat bersikap pula terhadap lingkungan sekitarnya pada beberapa kondisi tertentu. Diharapkan manusia tersebut dapat mengerti bagaimana dia harus bersikap pada lingkungan yang sesuai

sehingga dia dianggap dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan dimana ia berada. Sedangkan manajemen yang mempunyai tingkatan lebih tinggi adalah manajemen waktu, manajemen ini juga mempunyai peranan penting dalam menggunakan waktu yang telah ada dengan efisien, tepat dan manfaat. Pemanfaatan waktu tidak hanya harus tepat manfaat, namun juga harus efisien. Hal ini berarti bahwa selain kita harus menggunakan waktu yang ada dengan mengerjakan semua hal yang dianggap penting atau utama dan menyingkirkan hal yang penting, kita juga harus melihat waktu yang kita gunakan seefektif mungkin untuk mengerjakan berbagai hal yang berguna dan perlu diingat untuk tidak menunda-nunda pekerjaan yang ada agar waktu tidak menjadi terbuang sia-sia. Manajemen yang paling tinggi adalah manajemen di industri. Dalam manajemen industri, tidak hanya tercakup manajemen tentang produksi saja namun manajemen diri dan waktu juga merupakan komponen penting yang harus ada dalam manajemen ini. Karena jika tanpa kedua manajemen dasar ini, manajemen industri yang telah dilakukan akan sia-sia dan tidak akan berhasil dengan baik. Biasanya di dalam perusahaan terdapat suatu kepengurusan kerja yang disesuaikan dengan bidang ahli dimana seseorang itu biasa berada. Kepengurusan ini juga merupakan sebuah contoh bagaimana sebuah perusahaan dapat memanajemen segala pekerjaan di berbagai bidang yang ada kemudian disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh kumpulan orang yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Manajemen merupakan bagian dari kehidupan manusia, buktinya dapat terlihat dari semua kegiatan kecil manusia seperti mengingat atau mencatat apa-apa saja yang akan dilakukan pada hari ini, menyikat gigi setelah makan, menyusun barang dengan rapi atau mempunyai susunan tertentu berdasarkan tingkat kegunaan barang dan hal-hal kecil lain. Karena memang sebenarnya manajemen sudah ada sejak manusia ada juga dan manusia akan selalu melakukan manajemen terhadap diri maupun lingkungannya secara sadar maupun tak sadar sekalipun karena manajemen secara otomatis sudah ada pada naluri manusia sejak mereka berada di dunia ini. Dari segala bentuk manajemen yang ada, pastinya saya menginginkan segala hal yang terbaik untuk saya. Dengan metode yang telah saya dapatkan dari mata kuliah maupun segala pelatihan-pelatihan kepribadian yang saya ikuti, saya yakin dapat mengembangkan diri saya menjadi seorang pribadi yang lebih baik lagi. Pada umur saya yang telah menginjak usia sembilan belas tahun dan bisa dibilang telah dewasa, saya juga tetap melatih segala bentuk manajemen yang penting untuk pembentukan karakter setingkat lebih baik dari sebelumnya dimulai dengan hal paling kecil, seperti melakukan hal yang baik secara kontinyu dan kalau bisa menambahnya dengan hal yang lain. Di dalam manajemen industri tidak hanya diperlukan sifat kepemimpinan yang efektif saja, di dalamnya juga harus terdapat karyawan yang efektif juga dimana pemimpin yang karyawan harus bekerja dengan selaras dan di dalamnya terdapat hubungan teamwork yang baik agar tujuan yang dimiliki oleh perusahaan dapat tercapai dengan baik sehingga penghasilan dari perusahaan bisa melebihi modal yang dikeluarkan atau dapat disebut dengan profit / keuntungan perusahaan. Tidak hanya berhenti sampai disitu, jika perusahaan ingin senantiasa selalu berkembang dari keadaannya sekarang maka hal yang mereka lakukan dan butuhkan tidak hanya teamwork yang bak saja tetapi harus ada slogan 5R( ringkas, rapi, resik, rawat, rajin ) ini yang diambil dari bahasa jepang 5S( seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke ). Selain itu, tadi sudah dijelaskan di atas bahwa teknik-teknik dalam produksi juga diperlukan untuk bisa meniti bahkan untuk meningkatkan karier ke posisi paling atas. Yaitu dengan melaksanakan managemen tersebut dengan baik dan juga diperlukannya teknikteknik dalam produksi itu sendiri termasuk seven habit, sig sigma, tqm dll. Seven habit berisi tentang Jadilah Proaktif (pandangan seseorang); Mulailah dengan Tujuan Akhir (kepemimpinan seseorang); Dahulukan yang Utama (prinsip dari management diri); Berpikir Menang-Menang; Berusaha Memahami Dahulu, Kemudian Berusaha Dipahami; Bersinergi

(Prinsip Kerjasama Kreatif); dan Mengasah Gergaji. Sedangkan TQM sendiri adalah cara mengelola untuk masa depan, dan jauh lebih luas dalam penerapannya dari sekedar meyakinkan produk atau kualitas pelayanan - itu adalah cara mengelola orang dan proses bisnis untuk memastikan lengkap pelanggan kepuasan pada setiap tahap, internal dan eksternal. TQM, dikombinasikan dengan kepemimpinan yang efektif, hasil dalam organisasi melakukan hal yang benar yang tepat, waktu pertama. Inti dari TQM adalah pelangganpemasok interface, baik eksternal dan internal, dan pada setiap antarmuka bohong sejumlah proses. Inti ini harus dikelilingi oleh komitmen terhadap kualitas, komunikasi pesan kualitas, dan pengakuan atas kebutuhan untuk mengubah budaya organisasi untuk menciptakan keseluruhan kualitas. Ini adalah dasar-dasar TQM, dan mereka didukung oleh fungsi-fungsi manajemen kunci orang, proses dan sistem dalam organisasi. Berbeda dengan sig sigma, dimana merupakan suatu metrik, suatu metodologi dan sebuah sistem manajemen. Six Sigma sebagai Metrik: Istilah". Sigma "seringkali digunakan sebagai skala untuk tingkat 'kebaikan' atau kualitas Menggunakan skala ini, 'Six Sigma' setara dengan 3,4 cacat per satu juta kesempatan (DPMO). Oleh karena itu, Six Sigma dimulai sebagai sebuah upaya pengurangan cacat di bidang manufaktur dan kemudian diterapkan pada proses bisnis lainnya untuk tujuan yang sama". Six Sigma sebagai Metodologi: Sebagai Six Sigma telah berkembang, telah ada kurang penekanan pada definisi literal dari 3,4 DPMO, atau menghitung cacat dalam produk. Six Sigma Sistem Manajemen:. Melalui pengalaman, Motorola telah belajar bahwa penggunaan metric secara disiplin dan penerapan metodologi masih tidak cukup untuk mendorong perbaikan terobosan yang diinginkan dan hasil yang berkelanjutan dari waktu ke waktu Untuk dampak terbesar, Motorola memastikan proses yang metrik dan metodologi struktural diterapkan untuk kesempatan perbaikan yang secara langsung terkait dengan strategi organisasi saat dipraktekkan sebagai system management, Six Sigma adalah sistem kinerja tinggi untuk menjalankan strategi bisnis Six Sigma adalah solusi atas ke bawah untuk membantu organisasi : Menyelaraskan strategi bisnis mereka untuk upaya perbaikan kritis Memobilisasi tim untuk menyerang proyek-proyek berdampak tinggi Mempercepat hasil bisnis ditingkatkan Memerintah upaya untuk memastikan perbaikan yang berkelanjutan Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Luce Neni (2005) mengatakan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber daya manusia. Pada jaman dahulu, sekarang, sampai di masa yang akan datang, manusia hidup di dunia ini membutuhkan beberapa faktor penunjang untuk dapat bertahan hidup. Salah satu faktor agar manusia dapat bertahan hidup adalah membutuhkan pekerjaan. Manusia bekerja tergantung kepada kondisi yang bersifat fisiologis dan psikologis, dan tidak semata-mata untuk mendapatkan uang. Gaji yang tinggi tidak selalu menjadi faktor utama untuk meningkatkan kerja, Mereka bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan memperoleh perhatian pada segi kemanusiaanya (Asad, 1995). Masalah yang sering muncul dalam perusahaan saat ini adalah

kurangnya perhatian terhadap aspek manusiawi (Yukl, 1998). Bila ingin memahami perilaku karyawan, seorang manajer atau pimpinan harus dapat menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan dan kegairahan kerja, sehingga dengan kondisi tersebut karyawan dapat meningkatkan mutu kerjanya sehingga sekaligus dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan itu sendiri. Tidak jarang para karyawan dalam suatu perusahaan dihadapkan pada persoalan di dalam keluarga maupun perusahaan. Tekanan persoalan dapat berupa aspek emosional dan fisik, terbatasnya biaya pemeliharaan kesehatan, dan berlanjut pada terjadinya penurunan produktivitas karyawan. Pihak manajemen perusahaan seharusnya mampu mengakomodasi persoalan karyawan sejauh yang terkait dengan kepentingan perusahaan. Pertimbangannya adalah bahwa unsur keselamatan dan kesehatan karyawan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu kerja karyawan. Semakin cukup kuantitas dan kualitas fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawannya. Dengan demikian perusahaan akan semakin diuntungkan dalam upaya pencapaian tujuannya (Sjafri Mangkuprawira dan Aida V. Hubeis, 2007). Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Prabu Mangkunegara (2001) mendefinisikan kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja. Sedangkan perhatian yang akan saya berikan pada sistem produksi bisa disebut juga dengan PPC. Kata planning pada PPC meliputi semua variable input untuk mencapai hasil dari tujuan yang telah ditetapkan, dapat dikatakan merupakan kegiatan sebelum produksi untuk menetapkan jadwal produksi yang optimal (urutan operasi) dari sejumlah kegiatan ekonomi yang telah dibuat atau dapat juga merupakan aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumbersumber yang dibutuhkan. Sedangkan arti control pada PPC sendiri yaitu kegiatan pengulangan untuk mencegah hasil yang mempunyai tingkatan berbeda dari yang telah direncanakan dengan cara menandai operasi untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan keinginan sesuai tingkatan yang telah direncanakan atau bisa juga dikatakan merupakan aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Definisi secara luasnya, perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik atau rantai penghubung peristiwa-peristiwa yang merupakan berfungsi sebagai sistem. Keputusan yang dibuat untuk horizon yang berbeda saat itudan dengan derajat ketepatan yang berbeda juga. Sebelumnya mereka semua harus terjadi jika objektif pokok ditemukan, itu untuk menggunakan sumber efektif terbatas sehingga dapat menghasilkan barang yang dapat memuaskan permintaan konsumen dan menghasilkan keuntungan untuk investor. Dimana jika digambarkan prosesnya yaitu :

The Production Control System Demand forecasting Sales and order entry Customer

Aggregate planning

Materials requirement planning

Shop-floor scheduling and control

Production

Shipping and receiving

Inventory management

Inventory

Vendors

Keterangan : Forecasting Objektif disini berarti memprediksi permintaan untuk merencanakan tujuan. Peralatan forecasting ada dua yaitu qualitative (Delphi dan analogi) dan quantitative (kausal dan model time series). Hukum dari forecasting : 1.forecast selalu salah 2.forecast selalu berubah 3.jauh ke masa yang akan datang, forecast akan kurang diandalkan Aggregate planning Objektif disini berarti menghasilkan rencana produksi jangka panjang yang menetapkan campuran produk kasar, mengantisipasi kemacetan dan konsisten dengan kapasitas dan rencana tenaga kerja. Persoalannya pada pengumpulan (kesatuan produk dan periode waktu harus di set sesuai kondisi), koordinasi (AP adalah hubungan antara fungsi tingkat tinggi dari forecasting dan fungsi tingkat menengah dari MRP, pengendalian penyimpanan dan penjadwalan) dan kegiatan pencegahan (AP adalah sebetulnya selalu sudah ditetapkan, saat produksi dilakukan pada kondisi stokastik). Workforce planning Hal yang penting yaitu berapa banyak dan apa macam tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mendukung tujuan produksi. Persoalannya yaitu kalkulasi pegawai dasar (jam tenaga kerja sesuai untuk pekerja yang tersedia), kondisi bekerja (stabil, moral dan pembelajaran), fleksibel (kemampuan tenaga kerja untuk mendukung kemampuan perencanaan untuk merespon ke dalam shift jangka panjang dan pendek), dan kualitas (langkah sebagus yang orang-orang lakukan). Capacity/ Facility planning Hal yang penting yaitu berapa banyak macam dari peralatan fisik yang digunakan untuk mendukung tujuan produksi. Persoalannya yaitu kalkulasi kapasitas dasar (kapasitas yang berdiri sendiri dan sekelompok efek), kapasitas strategi (memimpin atau mengikuti permintaan), membuat atau membeli (menjual, ciri khas jangka panjang), fleksibel (dengan memperhitungkan produk, volume, campuran) dan kecepatan (skalabilitas, bentuk pembelajaran). Demand management Objek disini berarti menetapkan tatap muka antara pelanggan dan para pekerja dimana keduanya mendukung persaingan pelayanan pelanggan dan jadwal produksi kerja.

Persoalannya yaitu waktu pelanggan (lebih pendek yaitu lebih bersaing), pelayanan pelanggan (pengiriman tepat waktu), penjumlahan (mengelompokkan kesatuan produk yang dapat mengurangi kehilangan kapasitas karena perbaikan) dan penjadwalan tatap muka (pertemuan denagn pelanggan adalah pengendalian yang sangat penting dalam seluruh proses penjadwalan). Material requirement planning Objek disini berarti menetapkan semua pembelian dan komponen produksi yang dibutuhkan untuk memuaskan keseluruhan rencana. Persoalnnya adalah harga bahan (penetapan komponen, jumlah dan waktu awal) dan manajemen penyimpanan (harus dikoordinasi dengan penyimpanan). Sequencing and scheduling Objek disini berarti mengembangkan rencana ke pemanduan pelepasan kerja dalam sistem dan koordinasi sengan sumber yang dibutuhkan. Metodenya yaitu pengurutan (memberi pesanan dari pelepasan tetapi bukan waktunya) dan penjadwalan (memberikan detail pelepasan waktu). Shop floor control Objektif disini berarti mengendalikan aliran kerja melalui tenaga kerja dan koordinasi dengan kegiatan lain. Persoalannya yaitu penyesuaian (SFC adalah kegiatan penyesuaian yang paling sering dilakukan pekerja), pengumpulan informasi (SFC ditunjukkan melalui tatap muka dengan proses produksi sebenarnya dan kemudian tempat yang baik untuk mengumpulkan data) dan kesederhanaan (pemulaan kebiasaan dari mekanisme sederhana harus dibenarkan secara hati-hati) Tingkatan dari perencanaan produksi meliputi mendefinisikan objek, mengatur prioritas untuk mencapai objek, melihat kondisi internal dan eksternal sistem yang telah direncanakan, menetapkan target yang dapat dicapai dan menetapkan input yang dibutuhkan untuk mencapai target. Hal-hal yang berhubungan dengan objek disini yaitu efektif (barang sesuai atau memenuhi kebutuhan pelanggan), hasil maksimal (hasil maksimal dengan input minimal), pengendalian kualitas (pelayanan kualitas cocok dengan spesifikasi kualitas yang direncanakan), waktu yang digunakan sesingkat mungkin (mengubah dari RM ke FG dalam waktu yang singkat), kapasitas (kegunaan penuh manusia dan mesin), pengeluaran minim (pengeluaran minim dari produksi), penyimpanan lanjut (penyimpanan yang optimal), flexibel (keflexibelan operasi produksi), koordinasi (antara mesin dan manusia), kapasitas (rencana untuk kebutuhan saat ini dan akan datang), mengurangi hambatan progress (memecahkan masalah produksi secepatnya), keuntungan maksimal (pengeluaran minim), jadwal produksi (sama dengan rencana), jadwal dan rute (untuk mengoptimalisasi kegunaan manusia, bahan dan mesin) dan melakukan dalam kondisi yang bagus (sesuai standar awal). Tingkatan dari pengawasan produksi yaitu pembelian bahan baku, pengawasan persediaan, routing (urutan kerja yang perlu dilalui untuk menghasilkan produk), penjadwalan (penetapan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi), dan pengawasan kualitas (derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan). Tugas utama manajer dalam pembelian bahan baku yaitu harus memilih pemasok bahan baku dengan mempertimbangkan harga, kecepatan, kualitas, layanan dan keterbatasan kredit, selain itu juga memperhatikan diskon volume serta outsourcing. Pada pengawasan persediaan terdapat pengawasan persediaan bahan baku (biaya pemeliharaan dan pemesanan), pengawasan persediaan work in process, dan pengawasan persediaan barang jadi (supply and demand). Pengawasan kualitas dapat diambil patokannya dari AQS dan TQM. Secara singkatnya, kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi berupa peramalan kuantitas permintaan, perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu, perencanaan persediaan: jenis, jumlah, dan waktu, perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas, penjadwalan

produksi dan tenaga kerja, penjaminan kualitas, monitoring aktivitas produksi, pengendalian produksi dan juga pelaporan dan pendataan. Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari perencanaan produksi yaitu sebagai pemilihan dan design produk, pemilihan dan perencanaan proses, lokasi fasilitas, cara pemfasilitasan dan pengontrolan bahan, perencanaan kapasitas, sistem dan prosedur, estimasi jumlah produksi, merutekan urutan operasi dan juga jadwal pekerjaan dan penungguan. Sedangkan fungsi dari pengendalian produksi yaitu sebagai pengendalian penyimpanan, manajemen waktu, pengendalian kualitas, maintenance dan penggantian, pengurangan pengeluaran dan pengendalian pengeluaran, penyelesaian dan ekspedisi. Semuanya dilakukan untuk mencapai tujuan utama yaitu memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan, meningkatkan keutungan bagi investor, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning dan lain sebagainya. Secara umum, tujuan perencanaan dan pengendalian produksi yaitu untuk mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif ,mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin, mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas, untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan, meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu, memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan, menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli, menetapkan sistem persediaan yang ekonomis, meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu, memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan, menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli dan menetapkan sistem persediaan yang ekonomis. Dari ke semuanya maka secara global, lingkupan dari PPC meliputi bahan, metode, mesin dan peralatan, kekuatan SDM, routing, estimasi, penungguan dan jadwal, penyelesaian, ekspedisi, inspeksi, evaluasi, dan juga pengendalian pengeluaran. Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi. Secara skematis sistem produksi dapat digambarkan sbb:

Ada sekurang kurangnya 4 perbedaan pokok antara usaha jasa dan usaha pabrikasi, yaitu : a. Dalam unit usaha pabrikasi keluarannya merupakan barang real sehingga produktovitasnya akan lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan unit usaha jasa yang keluarannya berupa pelayanan b. Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih mudah ditentukan standarnya

c. Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi sedangkan pada usaha jasa kontak langsung dengan konsumen merupakan suatu yang tidak dapat dielakkan d. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir di dalam usaha jasa sedang dalam usaha pabrikasi adanya persediaan sesuatu yang sulit dihindarkan. Secara garis besar transformasi produksi dapat diklasifikasikan : o Transformasi pabrikasi yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit dan menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara suatu operasi dan operasi yang lain dapat dibedakandengan jelas seperti dijumpai pada pabrik mobil, misalnya. o Transformasi proses yaitu suatu transformasi yang bersifat continue dimana diantara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata, seperti dijumpai pada pabrik pupuk dan semen, misalnya. o Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang tidak mengubah secara fisik masukan menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran akan sama dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya pada perusahaan angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai system operasi. Ditinjau dari kedatangan konsumen dan jumlah yang diminta, transformasi produksi dapat dibedakan atas : o Job shop, transformasi produksi bekerja bila ada pesanan saja. Jumlah pesanan relatif tidak terlalu besar dan jenis produk yang dipesan tidak standar sesuai dengan permintaan konsumen o Flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja baik ada pesanan maupun tidak. Jumlah pesanan biasanya relatif besar dan jenis produksinya standar. Flow shop dapat dibedakan atas : - Flow line / batch - Assembly line - Continuous o Project, adalah bentuk spesial dari transformasi produksi dimana hanya ada satu atau beberapa pesanan yang spesifik dari konsumen. Karakteristik umum dari ketiga jenis transformasi ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola atau diperhatikan dalam produksi dimana sering disebut sebagai faktor faktor produksi yaitu : Material atau bahan Mesin atau peralatan Manusia atau karyawan Modal atau uang Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain.

Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari : 1. Ongkos Produksi Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun) Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen 2. Kualitas Produk / Jasa. Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata 3. Tingkat Pelayanan Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh system produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain : Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa. Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan (processing time) Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber sumber daya (faktor faktor produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan pengelolaan atas faktor - faktor produksi serta menjalin

koordinasi dan kerjasama dengan fungsi fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan. Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses pengambilan keputusan operasional, keputusan keputusan taktikal bahkan keputusan strategis. Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen produksi, yaitu keputusan yang berkaitan dengan : 1. Proses Produksi Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi : Teknologi produksi Type peralatan Jenis proses dan aliran proses produksi Tata letak fasilitas Pada umumnya keputusan keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision) 2. Kapasitas Keputusan keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas : Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan sumber sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dlsb. 3. Persediaan (Inventory) Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang policy persediaan 4. Tenaga Kerja Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya 5. Kualitas Produksi Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Strategi operasi merupakan penjabaran dari strategi bisnis / korporasi sehingga kelima kategori keputusan yang telah diuraikan diatas dapat diambil secara tepat dan konsisten. Dengan demikian strategi operasi akan memberikan arah untuk mengambil keputusan hubungan antara strategi bisnis / korporasi dan strategi operasi dapat digambarkan sbb:

Dari gambar diatas nampak bahwa strategi operasi terdiri dari 4 komponen yaitu : 1. Misi (Mission) Misi merupakan bagian dari strategi operasi yang mendefinisikan tujuan fungsi operasi / produksi dalam kaitannya dengan strategi bisnis / korporasi dengan kata lain misi merupakan penjabaran dari bisnis strategi dalam terminologi yang lebih operasional. Selain itu misi harus dapat menyatakan prioritas tujuan dari tujuan yang ingin dicapai 2. Kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang dapat dilakukan lebih baik dari pesaing yang ada. Tentunya kompetensi ini tidak lepas kaitannya dengan misi yang telah dinyatakan. Kemempuan manajemen untuk mengidentifikasikan kompetensi ini merupakan kunci sukses dari suatu sistem produksi. Kompetensi ini dapat diidentifikasikan dalam bentuk tujuan (objective) seperti lowest cost, highest quality, best delivery atau greatest flexibility, ataupun dalam bentuk sumber daya yang digunakan 3. Tujuan (Objective) Tujuan fungsi operasi dapat dinyatakan dalam bentuk ongkos (cost), kualitas (quality), penyampaian (delivery), maupun flexibilitas (flexibility). Objective sedapat mungkin dinyatakan dalam bentuk yang terkuantifikasi dan dapat diukur serta merupakan operasionalisasi dari misi dalam bentuk yang terkuantifikasi dan dapat diukur, tabel berikut ini merupakan contoh dari suatu tujuan strategi operasi.

4. Kebijakan Operasi Kebijakan operasi menyatakan tujuan operasi yang telah ditetapkan akan dapat dicapai. Kebijakan operasi ini harus dibuat untuk setiap kategori keputusan yang telah disebutkan terdahulu (proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas). Dengan demikian akan dapat dijumpai beberapa kebijaksanaan dalam suatu sistem produksi, tidak jarang bahwa kebijakan tersebut tidak selalu selaras bahkan saling bertentangan. Oleh sebab itu penentuan kebijaksanaan operasi merupakan trade off dari berbagai pilihan yang ada dengan berpegang pada tujuan yang telah dinyatakan. Tabel berikut ini merupakan contoh dari suatu kebijaksanaan operasi.

Dalam pengelolaan rutin sistem produksi dapat diidentifikasikan adanya siklus fabrikasi dan siklus penjadwalan, sebagai berikut : 1. Siklus Fabrikasi Menurut Groover siklus fabrikasi suatu sistem produksi dapat digambarkan sebagai berikut :

2. Siklus Penjadwalan Penjadwalan produksi merupakan kegiatan yang bersifat dinamis dalam artian bahwa kegiatan penjadwalan bukan merupakan kegiatan yang sekali jadi tetapi akan mengalami perubahan tergantung pada pelaksanaan dan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian penjadwalan merupakan suatu siklus yang dapat digambarkan pada gambar di bawah ini :

Dalam gambar diatas jelas terlihat bahan penyusunan penjadwalan operasi dimulai dari penentuan besarnya volume permintaan barang / jasa yang diminta oleh konsumen yang kemudian dilanjutkan dengan : atan Rencana pengaturan material

Selanjutnya begitu jadwal disusun maka akan dioperasionalisasikan dalam bentuk pelaksanaan. Dalam kenyataannya tidak selalu pelaksanaan sesuai dengan rencana. Apabila timbul perbedaan antara pelaksanaan dan rencana maka perlu dilakukan tindakan koreksi terhadap : sulit untuk dilaksanakan atau kemungkinan lain terjadi perubahan volume permintaan yang cukup berarti. Apabila hal ini terjadi maka perlu adanya perubahan rencana yang lebih realistis -Pelaksanaan yang dilakukan, tidak jarang terjadi hambatan di dalam pelaksanaan baik yang berkaitan dengan manusianya maupun peralatan serta faktor faktor eksternal lain yang mempengaruhinya. Apabila hal ini terjadi maka perlu diadakan perbaikan perbaikan didalam pelaksanaannya. Dengan demikian akan terlihat bahwa antara proses perencanaan dan perbaikannya (pengendalian) akan selalu terjadi dan menggelinding secara kontinu. Oleh sebab itu antara perencanaan dan pengendalian merupakan 2 kegiatan yang harus dilakukan secara simultan oleh orang yang bertanggungjawab ata kelancaran suatu sistem usaha. Dari urutan tersebut nampak bahwa jadwal operasi tidak selalu sama dengan volune permintaan barang / jasa, sebab tidak semua volume permintaan akan dipenuhi jika sumber daya yang diperlukan untuk merealisasikan tidak tersedia. Dalam manajemen sendiri, hal yang terpenting adalah : 1. Menetapkan standar kerja yang akan berpengaruh pada ketelitian perencanaan / kepastian pencapaian sasaran yang rasional di seluruh kegiatan; baik perencanaan produksi, anggaran, perkiraan keuntungan maupun sasaran sasaran kerja lainnya 2. Memberi kepastian kepada para pelaksana / operator, terutama dalam ketetapan prosedur operasional. 3. Memperbaiki produktivitas kerja.

Anda mungkin juga menyukai