PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
JDL: anemia dan tombositopenia idiopatik. DSP: leukopenia mungkin ada; pergeseran diferensial ke kiri menunjukkan proses
infeksi (PCP); bergeser ke kanan dapat terlihat. Pada infeksi tertentu jumlah sel-T rendah, atau tumor sel-T, tak ada pergeseran juga dapat terjadi.
TB: untuk menentukan pemajanan dan atau penyakit aktif (harus diberikan dengan
panel anergi untuk menentukan hasil negatif-palsu pada respon defisiensi imun). Pada pasien AIDS, 100 % akan memiliki mikobakterium TB positif pada kehidupan mereka bila terjadi kontak.
Serologis: Tes antibodi serum: skrining HIV dengan ELISA. Hasil tes positif Tes blot western: mengkonfirmasikan dignosa HIV. Sel T-limfosit: penurunan jumlah total. Sel T4-helper(indikator sistem imun yang menjadi media banyak proses mungkin akan mengindikasikan adanya HIV tetapi bukan merupakan diagnosa.
sistem imun dan menandai sel B untuk menghasilkan antibodi terhadap bakteri asing): jumlah yang kurang dari 200 mengindikasikan respons defisiensi imun hebat. T8 (sel supresor sitopatik): rasio terbalik (2:1 atau lebih besar) dari sel P24 (protein pembungkus HIV): penimgkatan nilai kuantitatif protein ini supresor pada sel helper (T8 ke T4) mengindikasikan supresi imun. dapat mengindikasikan progresi infeksi (mungkin tidak dapat dideteksi pada stadium awal dari infeksi HIV). Kadar Ig: umumnya meningkat, terutama IgG dan IgA dengan IgM yang normal ataupun mendekati normal (indikator kemampuan tubuh untuk menunjukkan bila proses penularan telah lengkap tetapi umumnya digunakan karena faktor-faktor lain dapat mengubahnya, misal polutan lingkungan. Reaksi rantai polimerase: mendeteksi adanya DNA virus dalam jumlah yang sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
Tes PHS: pembungkus hepatitis B dan inti antibodi, sifilis, CMV mungkin positif.
HIV AIDS
Budaya: histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spinal, luka,
sputum, dan sekresi mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan infeksi, beberapa yang paling umum diidentifikasi sebagai berikut:
Infeksi parasit dan protozoa: PCP kriptosporidiosis, toksoplasmosis. Infeksi jamur: candida albicans (kandidiasis), cryptococcus neoformans Infeksi bakteri: micobacterium avium-intercellulare, TB mikobakterial Infeksi viral: CMV, herpes simpleks, herpes zoster.
(kriptokokosis); histoplasma capsulatum (histoplasmosis). millier, shigella (sigelosis), salmonella (salmonellosis). Pemeriksaan neurologis, misal; EEG, MRI, CT Scan otak: EMG/pemeriksaan
konduksi saraf: diindikasikan untuk perubahan mental, demam yang tidak diketahui asalnya dan atau perubahan fungsi sensori motor.
infiltrasi intersitial dari PCP tahap lanjut (penyakit yang paling umum terjadi) ataupun komplikasi pulmonal lainnya.
Tes fungsi pulmonal: digunakan pada deteksi awal pneumonia intersitial. Skan gallium: ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dn bentuk-bentuk Biopsis: mungkin dilakukan untuk diagnosa yang berbeda bagi KS ataupun diduga Menelan barium, endoskopi, kolonskopi: mungkin dilakukan untuk
pneumonia lainnya.
mengidentifikasi kemungkinan infeksi (misal candida, CMV) atau menentukan tahap KS pada sistem GI.
HIV AIDS
Gej
Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, Perubahan tidur. Kelemahan otot, menurunnya massa otot. Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam
ala
progresi kelelahan/malaise.
Tan
da
Gej Tan
ala
lama pada cedera (jarang terjadi). Takikardi, perubahan tekanan darah postural.
da
Menurunnya volume nadi perifer. Pucat atau sianosis; perpanjangan pengisian kapiler.
INTEGRITAS EGO
Gej
ala
dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, penghasilan, gaya hidup tertentu, dan distres spiritual.
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi, cacat dan menurunnya Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak
berat badan.
Tan
berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, dan depresi. Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.
da
Prilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala
yang kurang.
Gej
10
HIV AIDS
ala
Tan
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi. Feses encer dengan atau tanpadisertai mukus atau darah. Diare pekat yang sering. Nyeri tekan abdominal. Lesi atau abses rektal, perianal. Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.
da
MAKANAN / CAIRAN
Gej
Tidak nafsu makan, perubahan dalam kemampuan mengenali Disfagia, nyeri retrosternal sat menelan. Dapat menunjukkan adanya bising usus hiperaktif. Penurunan berat badan: perawakan kurus, menurunnya lemak Turgor kulit buruk. Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan perubahan warna. Kesehatan gigi/gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal. Edema (umum, dependen).
ala
makan, mual/muntah.
Tan
da
subkutan/massa otot.
HIGIENE
Gej Tan
Tidak dapat menyelesaikan aktivitas kegiatan sehari hari. Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi. Kekurangan dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas
ala
da
Gej
Pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental, kehilangan ketajaman atau kemampuan
ala
diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat, dan konsentrasi menurun.
11
HIV AIDS
Kelemahan otot, tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan
Tan
perubahan paling awal). Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon melambat.
da
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak Timbul refleks tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis; Hemoragi retina dan eksudat
realistis.
berjalan ataksia.
hemiparesis, kejang.
NYERI / KENYAMANAN
Gej
Nyeri umum atau lokal, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit kepala (keterlibatan SSP). Nyeri dada pleuritis. Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan. Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang. Gerak otot melindungi bagian yang sakit.
ala
Tan
da
PERNAPASAN
Gej
Infeksi saluran kemih sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk (mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif
ala
(tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk sapsmodik saat napas dalam.
Tan
Bendungan atau sesak pada dada. Takipnea, distres pernapasan. Perubahan pada bunyi napas/bunyi napas adventisius. Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum).
da
12
HIV AIDS
KEAMANAN
Gej
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (misal; Riwayat defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut. Riwayat/berulangnya infeksi dengan PHS. Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu
ala
penyembuhannya.
Tan
intermiten/memuncak; berkeringat malam. Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam, misal; ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/warna mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
da
Rektum, luka-luka perianal atau abses. Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada dua area Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahn pada gaya
berjalan. SEKSUALITAS
Gej
ala
seksual dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal.
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks. Penggunaan kondom yang tidak konsisten. Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan
Tan
da
INTERAKSI SOSIAL
Gej
13
HIV AIDS
ala
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangn Isolasi, kesepian, temn dekat ataupu pasangan seksual yang Mempertanyakan kemampun untuk tetap mandiri, tidak mampu
Tan
da
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN
Gejala
Pertimban rencan
merokok, penyalahgunaan alkohol. DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 10,2 hari.
gan
Memerlukan
bantuan
keuangan,
obat-obatan/tindakan,
pemulangan
perawatan kulit/luka, peralatan/bahan, transportasi, belanja makanan dan persiapan; perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas perawatan/pemeliharaa rumah, perawatan anak; perubahan fasilitas hidup.
PRIORITAS KEPERAWATAN 1. Mencegah / memperkecil. 2. Mempertahankan homeostatis. 3. Mengusahakan kenyamanan. 4. Memberikan penyesuain psikososial. 5. Memberikan informasi mengenai proses penyakit/prognosis dan kebutuhan perawatan.
14
HIV AIDS
TUJUAN PEMULANGAN
Infeksi dapat dicegah. Komplikasi dapat dihindari/dikurangi. Rasa sakit/tidak nyaman dikurangi. Pasien dapat berhadapan dengan situasi sekarang secara realistis. Diagnosis, prognosis, dan pengobatan dapat dipahami.
DIGNOSA KEPERAWATAN
Risiko
tinggi
terhadap
infeksi
(progresi
menjadi
sepsis/awitan
infeksi
oportunistik).
Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan Risiko tinggi terhadap perubahan pertukaran gas, pola nafas tidak
efektif,kerusakan.
Risiko tinggi terhadap cedera, perubahan pembekuan faktor. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Nyeri akut / kronis. Kerusakan integritas kulit. Perubahan membran mukosa oral. Kelelahan. Perubahan proses pikir. Ansietas. Isolasi sosial. Ketidakberdayaan. Kurang pengetahuan.
Pertahanan primer tak efektif; kulit rusak, jaringan traumatik, statis cairan tubuh. Defresi sistem imun; penggunaan agen anti mikroba.
15
HIV AIDS
Pemajanan lingkungan, teknik invasif. Penyakit kronis; malnutrisi. Tidak dapat dibuktikan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala yang membuat
Ditandai dengan:
Mengidentifikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi risiko infeksi Mencapai masa penyembuhan luka/lesi Tidak demam dan bebas dari penggunaan sekresi purulen dan tanda-tanda lain Tindakan/intervensi Rasional
seluruh kontak perawatan dilakukan. Instruksikan untuk mencuci tangan sesuai indikasi Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik. Periksa pengunjung/staf terhadap tanda infeksi dan pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi Diskusikan tingkat dan rasional isolasi pencegahan dan memperhankan kesehatan pribadi Pantau tanda vital, termasuk suhu.
silang.
Mengurangi patogen pada sisitem imun dan mengurangi kemungkinan pasien mengalami infeksi nosokomial.
Meningkatkan kerja sama dengan cara hidup dan berusaha mengurangi rasa terisolasi Memberikan informasi data dasar,
awitan /peningkatan suhu secara berulangulang dari demam yang terjadi untuk menunjukkan bahwa tubuh bereaksi pada proses infeksi yang beru dimana obat tidak lagi dapat secara efektif mengontrol
Kaji
dapat PCP, 16
pernapasan,
HIV AIDS
pada
inspirasi
penyakit yang paling umum terjadi, meskipun demikian, TB mengalami penigkatan dan infeksi jamur lainnya, viral, dan bakteri dapat terjadi yang membahayakan sisitem pernapasan. Ketidak normalan neurologis umum dan mungkin dihubungkan dengan HIV ataupun infeksi sekunder. Gejala-gejala mungkin bervariasi dari perubahan ang kecil pada alam perasaan/sensorium (perubahan keperibadian atau depresi) sampai halusinasi, kehilangan daya ingat, dimensia hebat, kejang, dan kehilangan daya ingat, dimensia hebat, kejang, dan kehilagan (enepalitis penglihatan. paling Infeksi SSP umum) mnungkin
diketahui. Selidiki keluhan sakit kepala, kaku leher, perubahan penglihatan, catat perubahan mental dan tinkah laku, pantau kejang. kekakuan nukal/aktivitas
helimntes ataupun jamur. Kandidiasis oral, KS, herpes, CMJ, dan criptococcus, adalah penyakit yang umum terjadi dan memberi efek pada membran kulit. Esofagus mungkin terjadi sekunder akibat kandidiasis oral atau pun herpez, kriptospodidiasis adalah infeksi parasit yang menyebabkan diare encer (sering kali lebih besar dari 15 L/hari) Identifikasi perawatan awal dari infeksi sekunder dapat mencegah terjadinya sepsis. Penggunaan masker, skort dan sarung tangan dilakukan oleh OSHA untuk 17
Pantau
terhadap
adanya
luka/lokasi alat invasif. Perhatikan tanda inflamasi/infeksi lokal. Gunakan sarung tagan dan skort selam kontak lansung dengan
HIV AIDS
sekresi/ekskresi
atau
kapanpun
kontak lansung dengan cairan tubuh, misalnya sputum, darah, zat-zat darah, serum, sekresi vaginal.
terdapat kerusakan pada kulit tangan perawat. Gunakan masker dan kaca mata selama pelindung untuk melindungi prosedur (misalnya; hidung, mulut, dan mata dari sekresi pengisapan ataupun terjadi percikan darah) Awasi pembuangan jarum suntik dan pisau secara kete dengan menggunakan wadah tersendiri.
Mencegah inokulasi tak disengaja dari pemeberi perawatan. Gunakan pemotong jarum dan ujung jarum tersebut tidak boleh ditutup. Catatan; inokulusi/pungsi yang tidak disenngaja harus dilaporkan segera mungkin dan evaluasi tindak lanjut dilakukan perprotokol Menghindari kontaminasi
silang
dan
wadah cairan tubuh, pembalut linen yang kotor yang dibungkus yang layak untuk pembuangan setiap protokol isolasi. Bersihkan percikan cairan
mewaspadai personel/departemen dengan layak untuk latihan prosedur material berbahaya khusus. Mengontrol mikroorganisme pada
permukaan keras.
Pemindahan pada
JDL/diferensial
mengindikasikan SDP
perubahan lain dalam jumlah darah berhubungan dengan perawatan/obat-obatan. Dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab demam, diagnosa infeksi organisme, atau untuk menentukan 18
Periksa
kultur/sensitivitas
lesi,
HIV AIDS
metode perawatan yang sesuai. Menghambat proses infeksi. Beberapa untuk perusak. ditargetkan obat-obatan organisme untuk Obat-obatan ditargetkan lainnya tertentu/sistem meningkatkan
anti
(bactrim, septra), nistatin (mycostatin), ketokonazol, pentamidin atau AZT, dan gansiklovir (cytovene), foskarnet, dideokinosin, dideoksitidin.
fungsi imun. Meskipun tidak ada obat yang tepat, zat seperti AZT ditujukan untuk menghalangi virus enzim yang memungkinkan memperlambat memasuki
material genetis sel T4 sehingga dapat perkembangan penyakit. Gansiklovir digunakan pada waktu CMV muncul untuk mencegah kebutaan/diseminasi membahayakan jiwa. Dignosa II Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan:
yang
Kehilangan yng berlebihan: diare berat, berkeringat, muntah. Status hipermetabolisme, demam. Pembatasan pemasukan: mual, anoreksia, letargi. Tidak dapat diterapkan: adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membut diagnosa
Ditandai dengan:
Mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh membran mukosa lembab, turgor kulit Tindakan / Intervensi Pantau tanda-tanda vital, termasuk Rasional Indikator dari volume cairan sirkulasi.
19
HIV AIDS
Meningkatkan dihubungkan
demam.
dan diaforesis yang berlebihan yang meningkatkan kehilangan cairan tak kasat mata. Indikator tidak lansung dari status cairan. Peningkatan berat jenis urine/penurunan haluaran urine menunjukkan perubahan perfusi ginjal/volume sirkulasi. Catatan; pemantauan keseimbangan cairan sulit karena kehilagan melalui gastroinstestinal yang berlebihan tak kasat mata. Meskipun kehilangan berat badan dapat menunjukkan penggunaan otot, fluktuasi tiba-tiba menujukkan status hidrasi. Kehilangan cairan berkenaan dengan diare dapat degan cepat menyebabkan krisis dan mengancam hidup. Mempertahankan keseimbangan cairan, mengurangi rasa haus, dan membran mukosa. Meningkatkan pemasukan. Cairan tertentu mungkin terlalu menimbulkan nyeri untuk dikonsumsi (misalnya; jeruk asam) karena lesi pada mulut.
sesuai indikai. Pertahankan pakaian tetap kering. Pertahankan kenyamanan suhu lingkungan. Kaji turgor kulit, membran
mukosa, dan rasa haus. Ukur haluaraan urine dan berat jenis urine. Ukur/kaji jumlah kehilangan diare. Cata kehilangan tak kasat mata.
Timbang
berat
badan
sesuai
indikasi.
Pantau
pemasukan
oral
dn
memasukkan cairan sedikitnya 2500 ml/hari. Buat cairan mudah diberikan pada pasien; gunakan cairan yang mudah ditoleransi oleh pasien dan yang menggantikan elektrolit yang dibutuhkan misalnya; gatorade, air daging. Hilangkan makanan yang potensial menyebabkan diare, yakni yang pedas/makanan yang berkadar lemak tinggi, kacang, kubis, susu. Mengatur kecepatan/konsentrasi makanan yang
20
HIV AIDS
diberikan perselang. Kolaborasi Berikan cairan elektrolit melalui selang pemberi makanan/IV
Mungkin
diperlukan
Pantau
hasil
kebutuhan cairan. Mewaspadakan kemungkinan gangguan elektrolit dan kebutuhan elektrolit tersebut. Mengevaluasi perfusi/fungsi ginjal. Mengurangi lebih lanjut. mis; insiden muntah
menemukan
BUN/Kr Berikan obata sesuai indikasi: Anti emetik, misalnya; prokloperasin, trimetobensamide, metoklopramid. Anti diare,
untuk
Menurukan jumlah dan keenceran feses; mungkin mengurangi kejang usus dan peristaltik. Catata; antibiotik mungkin digunakan untuk mengurangi diare jika disebabkan oleh infeksi. Membantu mengurangi
Anti
piretik,
mis;
demam
dan
asetaminofen,
respons hipermetabolisme, menurunkan kehilangan cairan tak kasat mata. Mungkin diperlukan bila tindkan lain gagal mengurangi demam yang berlebihan.
bila digunakan
Diangnosa keperawatan III Risiko tinggi terhadap pola napas tidak efektif/perubahan pertukaran gas; Berhubungan dengan; 21
HIV AIDS
Ketidak seimbangan muskular ( melemahnya otot-otot pernapasan, penurunan Menahan sekresi (obstruksi trakheobronkial), proses infeksi/inflamasi, rasa sakit. Ketidak seimbangan perfusi ventilasi. (PCP/peneumonia intertisial, anemia) Tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa
Ditandai dengan:
Mempertahankan pola pernapasan efektif. Tidak mengalami sesak napas, dengan bunyi napas dan sinar X bagian dada yang
Tindakan/intervensi Mandiri Auskultusi bunyi napas, tandai daerah munculnya paru bunyi yang adventusius, mengalami/kehilangan ventilasi, dan misalnya; krekles, mengi, ronki. Catat kecepatan/kedalaman pernapasan, sianosis, penggunaan otototot aksesoris/peningkatan kerja pernapasan dan munculnya dispnea, ansietas. Tinggikan kepala tempat tidur, usahakan pasien untuk berbalik, batuk, menarik napas sesuai kebutuhan.
Rasional Memperkirakan adanya perkembangan komplikasi/infeksi pernapasan, misalnya; atelektasis/pneumonia. Catatan; PCP umumnya berkembang sebelum terjadinya perubahan pada suara napas. Takipnea, sianotik, tak dapat beristirahat, dan peningkatan napas menunjukkan kesulitan kebutuhan pernapasan untuk dan adnya meningkatkan yang karena
optimal dan mengurangi aspirasi dan atelektasis. Membantu membersihkan jalan napas, sehingga pernapasan. 22 memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan mencegah komplikasi
Hisap
napas teknik
sesuai steril
pencegahan, masker,
menggunanakan
HIV AIDS
Hipoksemia dapat terjadi akibat adanya perubahan kesadaran mulai dari anseitas dan kekacauan mental sampai kondisi tidak responsif. Nyeri dada
pleuritis
dapat
dada
menggambarkan adanya pneumonia non spesifik atau efusi pleura berkenan dengan keganasan. Menurunkan konsumsi O2.
cukup
Pantau/buat
kurva
hasil
Menunjukkan status pernafasan, perawatan/keefektifan infiltrasi sementara pernafasan yang meluas daerah lain,
menunjukkan
misalnya atelektasis atau lesi KS. Mendorong teknik pernapasan yang tepat dan paru. untuk meningkatkan Melepaskan meningkatkan pengembangan menyumbat
spirometer
sekresi, mengeluarkan mukus yang bersihan jaln napas (bila terjadi lesi pada kulit multipel, fisioterapi dada mungkin akan dihentikan). Mempertahankan ventilasi/oksigenasi efektif untuk
Berikan
tambahan
O2
yang
23
HIV AIDS
misal
melalui
kanula,
masker,
mencegah/memperbaiki pernapasan.
krisis
situasi
(bactrim adalah obat pilihan sebagai profilaksis pada jumlah T4 mencapai 200) untuk mencegah pneumonia. Mungkin diperlukan untuk meningkatkan/mempertahankan jalan napas atau untuk membantu untuk untuk membersihkan sekresi. Mungkin diperlukan membersihkan mengambil pemeriksaan mukus spesimen dalam
Bronkodilator,
ekspektoran,
depresan batuk.
Siapkan/bantu
pelaksanaan
penyumbat, menegakkan
diagnosa (biopsi/lavase).
24
HIV AIDS
DAFTAR PUSTAKA Doengoes M.E. (1999). Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed. 3. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 833, 838, 840, 841, 843, 844, 846, 847, 848, 849, 850, 852, 854, 855, 856. Price S. A. & Wilson L. M. (1994) Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Ed. 4. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 200-223. Smeltzer S. C. & Bare B.G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner suddart. Ed. 8. Vol. 3. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 1715, 1716, 1718.
25