OLEH :
1. 2.
3.
Ni Luh Wayan Seri Ayu Ni Putu Adhe Desiyanti Ovi Nindya Putri Putu Citra Adi Antara Rahayu Isti Suryani Ratna Astuti Ratna Suciati
4. 5. 6. 7.
2011/2012 A. Definisi Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708).Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. (Price A, Sylvia, 1995 hal 1074) B. Etiologi Penyebab-penyebabnya antara lain: Herediter Toksik Adenoma Tumor kelenjar hipofise Tiroiditis sub akut Kanker tiroid Terapi hormon tiroid berlebihan
(Price A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708) C. Faktor resiko Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki Pada usia lebih dari 50 tahun Post trauma emosional Peningkatan stress
(Long C, Barbara 1996 hal 109) D. Gejala Hipertiroidisme Peningkatan frekuensi denyut jantung. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik). Peningkatan frekuensi buang air besar.
Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid. Gangguan reproduksi. Tidak tahan panas. Cepat letih. Tanda bruit. Haid sedikit dan tidak tetap. Pembesaran kelenjar tiroid. Mata melotot (exoptalmus
E. Manifestasi klinis Apatis Mudah lelah Kelemahan otot Mual Muntah Gemetaran Kulit lembab Berat badan turun Takikardi Mata melotot, kedipan mata berkurang
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)
F. Patway
G. Pemeriksaan Penunjang Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiriditis T3 dan T4 serum : meningkat T3 dan T4 bebas serum : meningkat TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon) Tiroglobulin : meningkat Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal) Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI Kateklamin serum : menurun kreatinin urin : meningkat EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 711) H. Penatalaksanaan 1. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang diberikanpaling sedikit selama satu tahun. Obat obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin. 2. 3. Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah Pengobatan dengan yodium radioaktif (Price A, Sylvia, 1995, hal 1076) I. KOMPLIKASI 0 1 2 3 Penyakit jantung Gagal ginjal kronis Fraktur Krisis tiroid (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTIROIDISME A. Pengkajian 1. 0 1 2 3 Aktivitas dan istirahat Data Subyektif: Insomnia, sensitivitas meningkat Otot lemah, gangguan koordinasi Kelelahan berat Data obyektif: Atrofi otot 2. Sirkulasi Data Subyektif: 4 5 6 7 8 Palpitasi Nyeri dada Disritmia (fibrilasi atrium), irama galop, murmur Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat Sirkulasi kolaps
Data obyektif:
3. Integritas ego Data Subyektif: 9 Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik Data obyektif: 10 Emosi labil (euforia sampai delirium), depresi 4. Eliminasi Data Subyektif: 11 Urin dalam jumlah banyak 12 Perubahan dalam feses : diare 5. Makan/ minum Data Subyektif: 13 Kehilangan BB yang mendadak
14 Nafsu makan meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan. Mual muntah Data obyektif: 15 Pembesaran tiroid, goiter 16 Edema non pitting terutama daerah pretibial 6. Sensori neural Data obyektif: 17 Bicara cepat dan parau 18 Ganggguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorentai, gelisah, peka rangsang, delirium, sikosis, stupor,koma 19 Tremor halus pada tanan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak 20 Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD) 7. Nyeri / kenyamanan Data Subyektif: 21 Nyeri orbital, fotofobia 8. Respirasi Tanda: 22 Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea 23 Dispnea 9.Keamanan Data subyektif: Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan Alergi terhadapiodium 9 mungkin digunakan pada pemeriksaan)
Data obyektif: Suhu meningkat diatas 37,4 C, diaforesis Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kinjungtiva dan berair. Pruritus, lesi eritema ( sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah 10. Seksualitas Data obyektif; 0 Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten
11. Penyuluhan/ pembelajaran Subjektif Data : 24 Riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid 25 Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian 26 riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung trauma, pemeriksaan rontgen dengan zat kontras (DoengesE, Marilynn,2000 hal 708 -709) B. Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol,hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung Tujuan Pasien / criteria evaluasi ; 27 mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik,tidak ada disritmia Intervensi : Independen 28 Pantau TTV. Perhatikan besarnya tekanan nadi 29 Periksa /teliti kemungkinan nyeri dada yang dikeluhkan pasien 30 Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidur 31 Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanyairamagallop dan murmur sistolik 32 Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya disritmia 33 Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering, nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensi 34 Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung Kolaborasi 35 Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi
36 Berikan obat sesuai dengan indkasi: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Penyekat beta seperti: propanolol (inderal0, atenolol (tenormin), nadolol (corgard) Hormon tirid antagonis seperti propiltirourasil (PTU), metimazol (tapazole) Natriun iodida (lugol) atau saturasi kalium iodida RAI (131 InaL atau 125 InaL) Kortikosteroid Digoksin Furosemid Asetaminofen Relaksan otot 0 Pantau hasil pemeriksaan lab : kalium serum, kalsium serum,kultur sputum - Lakukan pemantauan EKG secara teratur - Berikan oksigen sesuai indikasi - Siapkan untuk pembedahan
2. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh Dibuktikan oleh : 37 Mengungkapkan sangat kurang kekurangan energi untuk mempertahankan utinitas umum, penurunan penampilan 38 Labilias/pekarangsang emsional, gugup, tegang 39 Perilaku gelisah 40 Kerusakan kemampuan untuk konsentrasi Tujuan Pasien / criteria evaluasi ; 41 Menungkapkan secara verbal tentang peningkatan energi 42 Menunjukkkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivits Intervensi Independen 43 Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas 44 Catat perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosis
45 Ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori, warna-warna yang sejuk dan situasi yang tenang 46 Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat tidur jika memungkinkan 47 Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti masage/sentuhan, bedak yang sejuk 48 Memberikan aktivits pengganti yang nyaman seperti membaca, mendengarkan radio 49 Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien. Diskusikan cara untuk berspon terhadap perasaan tersebut 50 Diskusikan dengan orang dekat tentang keadaan kelelahan dan emosi yang tidak stabil Kolaborasi 51 Berikan obat sesuai indikasi sseperti sedatif : fenobarbital (luminal)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan BB) Tujuan pasien / criteria evaluasi 52 Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi Intervensi Independen 53 Auskultasi bising usus 54 Catat dan laporkan adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen, munculnya mual-muntah 55 Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang bb setipa hari serta laporkan adanya penurunan BB 56 Dorong pasien untuk makandan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna
57 Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diare 58 Bicara dengan nada normal Kolaborasi : 59 Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidart dan vitamin 60 Berikan obat dengan indikasi: a. glukosa,vit B kompleks b. Insulin (dengan dosis kecil) 4. Kerusakan integritas jaringan mata b.d perubahan mekanisme perlindungan dari mata Tujuan / criteria hasil : 61 Dapat mempertahakan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus 62 Mampu mengidentifikasi tindakan untuk memberkanperlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi Intervensi Independen 63 Observasi edema peiorbital, gangguan penutupan kelopakmata. Lapang pandang penglihatan yang sempit, air ata yang berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa adanya benda diluar mata dan nyeri pada mata 64 Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur atau pandangan ganda( diplopia) 65 Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap ketika bangaundan tutup dengan peneutup mata selamatidur sesuai kebutuhan 66 Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada indikasi 67 Berikan kesempatan pasian untuk mendiskusokan perasaaan tentang perubahanganbaran atau betuk tubuh untuk meningkatkan gambanran tubuh 68 Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan Kolaborasi
69
berikan obat sesuai indikasi a. obat tetes mata metilselulosa b. ACTH, prednison c. Obat antitiroid d. Diuretik
70
Siapkan pembedahan 5. Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek pseudokatekolamin dari hormon tiroid Ditandai dengan :
71 72 73 74 75
Peningkatan perasaan kuatir, gemetar, hilang konrol, panik, perubahan kognitif, Gerakan ekstra, gelisah, tremor Kriteria hasil: Tampak rileks Melapokan ansietasberkurang sampai tingkat dapt dilatasi Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
distosi rangsanglingkungan
Intervensi: Mandiri 76 77 78 79 pasien 80 81 82 Bicara yang singkat dengan kata yang sederhana Kurangi stimulasidari luar. Tempatkan pada ruangan yang tenang, berikan Diskusikan dengan pasien aau orang yang terdekat penyebab emosional yang Observasi tingkah laku pasien yang menunjukkan tingkat ansietas Pantau respon fisik, papitsi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasidan Tinggal bersama pasien, mempertahankan sikap yang teang. Mngakui atau Jelaskan prosedur, lingkungan sekelilmn atau suara yang mungkindidengar oleh
kelembutan, kurangi lampu yang terang, kurangi jumlah orang yang berkunjuang labil/reaksi psikotik
83
Tekankan harapan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai Kolaborasi;
denagan perkembangan terapi obat 84 Berikan obat antiansietas 85 Rujukpada sistem penyokong sesuai dengan kebutuhan seperti konseling, ahli agama dan pelayanan sosial 6. Perubahan prosses pikir b.d perubahan fisiologis, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktivitas mental Kriteria hasil: 86 87 88 89 90 91 92 Mempertahankan orientasi realita umumya Mengenali perubahan dalam berpikir/perilaku dan faktor penyebab Intervensi: Kaji proses pikir pasienseperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap Catat adanya perubahan tingkahlaku Hadirkan pada realita secara terusmenerus dansecara gamblang tanpa melawan Memberikan tindakan yang aman seperti bantalan pada enghalang tempat tidur, Anjurkan keluarga atau orang dekat lainnnya untuk mengunjungi paisen. Kolaborasi Pemberian sedatif ssesuai indikasi 0 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan tempat, waktu atauorang
pikiran yang tidak logis pengikatan yang lembutsupervisi yang ketat Memberikan dukungan dengan kebutuhan
pengobatan Ditandai dengan: 93 94 Pertanyaan, meminta informasi Kriteria evaluasi: Pasien mengerti tentang proses penyakit dan pengobatannya
95
Mengidentifikasi hubungan antara tanda dan gejalapada prosses penyakit dan Intervensi;
hubungan gejala dengan faktor penyebabnya 96 97 98 99 Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individu Berikan informasi tanda dan gejala dari hipertiroid Diskusikan mengenai terapi obat termasuk ketaatan terhadap pengobatan dan Tinjau kebutuhan diiit makanan dan tinjau ulang mengenai nutrisi . Mdnghindari
tujuan terapi kopi, makanan pengawet dan makanan pewarna Kolaborasi: 100 101 102 103 Pemberian anti emetikdengan jadwal reguler Vitamin A,D,E dan B6 Rujuk ahli diit Pasang /pertahankan slang NGT untuk pemberian makanan enteral (Doenges E, Marilynn, 2000 hal 710-719)
DAFTAR PUSTAKA
Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996 Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995 Hudak & Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekaatan Holistik, Edisi 6, Volume II, Jakarta, EGC,1996 Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Jakarta, EGC ,2002 Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2000