Anda di halaman 1dari 19

Pengetahuan bahan teknik Bab 7.

POLIMER

By : Ridhawati, ST, MT

Definisi dan Konsep Dasar Polimer

Contoh Polimer

PENGGOLONGAN POLIMER

PENGGOLONGAN POLIMER

PENGGOLONGAN POLIMER

Definisi dan Konsep Dasar Polimer


Istilah PLASTIK dan POLIMER seringkali dipakai secara bergantian Faktanya, plastik adalah suatu material rekayasa yang tidak sederhana dalam struktur molekulnya melainkan memiliki komposisi yang rumit,yg dgn sengaja diatur untuk memenuhi aplikasi aplikasi spesifik yang diinginkan.

PLASTIK = POLIMER + ADITIF

PLASTIK = POLIMER + ADITIF

Aditif adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan (properties) dari polimer

Jenis-jenis aditif:
(i) bahan pengisi (filler) (ii) penstabil (stabilizer) (iii) pewarna (colorants) (iv) penghambat nyala/api (flame retardant) (v) pemlastik (plasticizer) (vi) pelumas (lubricant) (viii) dll

KARAKTERISTIK UMUM POLIMER


Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik. Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa jenis polimer. Ketahanan korosi yang tinggi. Konduktivitas listrik dan panas yang rendah.

MENGAPA POLIMER PENTING?


Plastik dapat difabrikasi dengan cetakan menjadi bentuk-bentuk yang rumit, umumnya tanpa proses pengerjaan lanjutan: Atas dasar kriteria volumetric basis, polimer: sangat kompetitif dalam hal harga dibandingkan logam. umumnya membutuhkan energi proses yang lebih sedikit dibandingkan logam.

Beberapa jenis plastik adalah sangat transparan seperti polymethyl methacrylate PMMA atau akrilik, yang sangat kompetitif dibandingkan dengan gelas/kaca.

KETERBATASAN POLIMER SEBAGAI MATERIAL REKAYASA:

Kekuatan yang relatif lebih rendah daripada logam dan keramik. Kekakuan yang rendah. Temperatur penggunaan terbatasi hanya beberapa ratus derajat C saja. Perilaku viskoelastis, merupakan keterbatasan khusus dalam aplikasi struktur penanggung beban. Beberapa jenis polimer mengalami degradasi ketika diekspos dalam cahaya matahari dan radiasi lainnya.

KLASIFIKASI POLIMER
Secara umum, polimer dibagi menjadi 2 (dua) kategori: PLASTIK dan KARET. Berdasarkan kriteria material rekayasa, polimer dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori: 1. TERMOPLASTIK 2. TERMOSET 3. ELASTOMER dimana (1) dan (2) adalah plastik; sementara (3) adalah karet

KLASIFIKASI POLIMER
Dewasa ini sangat banyak terdapat polimer sintetis. Sifat-sifat dan kemampuan mereka ditentukan oleh formulasi kimia molekul penyusun dan struktur ikatan primer/sekunder antar rantai-rantainya

Elastomer

TERMOPLASTIK:
Berupa material padatan pada temperatur ruang tetapi berubah menjadi cairan kental ketika dipanaskan pada temperatur beberapa ratus derajat saja. Karakteristik ini menyebabkan termoplastik mudah dan ekonomis difabrikasi menjadi beragam bentuk. Dapat diberikan siklus pemanasan-pendinginan berulang kali tanpa degradasi berarti. Contoh: Polyethylene (PE), polyvinylchloride (PVC), polypropylene (PP), polystyrene (PS), dan nylon

TERMOSET:
Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan seperti termoplastik: Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di dalam cetakan. Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible solid). Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan terdegradasi menghasilkan arang.

Contoh: phenolics, epoxies, dan beberapa jenis polyesters

ELASTOMER:
Material yang mampu memanjang secara elastis ketika dikenakan tegangan mekanis yang relatif rendah. Lebih umum dikenal sebagai karet (rubber). Beberapa elastomer dapat diregangkan hingga 10 kali lipat dan masih mampu kembali sempurna ke ukuran asal. Meskipun perilakunya cukup berbeda dengan termoset, namun elastomer memiliki struktur yang lebih mirip dengan termoset, dibandingkan dengan termoplastik. Contoh: Karet alam: vulcanized natural rubber. Karet sintetis: Styrene-Butadiene (SBR), Nitrile butadiene rubber (NBR), Silicone rubber.

HOMOPOLIMER DAN KOPOLIMER

Bila semua monomer adalah dari jenis yang sama, maka polimer yang dihasilkan disebut homopolimer. Sedangkan bila polimer tersebut disusun oleh lebih dari satu jenis monomer maka hasilnya disebut kopolimer.

PERILAKU DAN SIFAT POLIMER


Beberapa faktor molekuler yang mengontrol perilaku dan sifat-sifat polimer, baik dalam kondisi padatan maupun lelehan, adalah:
1. KOMPOSISI KIMIA MOLEKUL; 2. STRUKTUR SUSUNAN MOLEKUL; 3. UKURAN/BERAT MOLEKUL;

Anda mungkin juga menyukai