Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Selama menjalani aktivitas hidupnya, suatu tanaman akan berespon terhadap stimul us abiotik (cahaya, gravitasi, stimulus mekanik, kekurangan air, salinitas , ban jir, kekurangan oksigen, suhu tinggi dan suhu rendah) serta akan membentuk garis pertahanan fisik dan kimia terhadap stimulus biotik (herbivora dan patogen) Bagaimanakah peranan fotoreseptor sinar biru, fotoreseptor sinar merah, ritme si kardian, jam biologis, serta fotoperiodisme dalam kaitannya dengan respon tanama n terhadap cahaya? Bagaimanakah respon tanaman terhadap stimulus abiotik lainnya selain cahaya ? Bagaimanakah mekanisme pertahanan fisik dan pertahanan kimia ya ng dilakukan tanaman terhadap herbivora? Bagaimanakan mekanisme pertahanan tanam an berupa pengenalan gen ke gen, respon hipersensitif dan resistensi secara sist ematik terhadap serangan patogen ? Agar respon dan pertahanan tumbuhan dapat dipahami dalam kaitannya dengan kemamp uan mengidentifikasi dan menganalisis masalah secara tepat mengenai sistem budid aya tanaman, maka perlu dikaji pengetahuan tentang respon tanaman terhadap stimu lus berupa cahaya dan selain cahaya, serta pertahanan tanaman terhadap herbivora dan terhadap patogen. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui secara lebih je las mengenai hal beraitan dengan repon pada tumbuhan , baik pengertian , maupun berbagai macam respon pada tumbuhan. 1.3 Manfaat Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan dihara pkan bermanfaat bagi kita semua.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Tumbuhan Respons adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terh adap rangsang yang diterima. Pada tumbuhan Respon dibedakan menjadi berbagai mac am ,salah satunya yaitu respon tumbuan terhadap cahaya , respon tumbuhan terhada p lingkungan , dan lain lain. 2.1.1 Respon Tumbuhan terhadap Cahaya Peranan cahaya bagi tumbuhan itu sendiri yaitu sebagai Sumber energi untuk fotos intesis dan Faktor penentu dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan mendeteksi cahaya dalam hal : Keberadaannya ,Arahnya ,Intensitasnya ,Periodisitasnya Panjang gelombangnya, Dal am hal pendeteksian tumbuhan terhadap panjang gelombang cahaya ; dikenal adanya spektrum absorpsi dan spektrum aksi . Spektrum absorpsi (Absorption spectrum), y aitu :Suatu grafik yang menggambarkan panjang gelombang cahaya yang diabsorpsi o leh pigmen tertentu. Sedangkan Spektrum aksi (Action spectrum), yaitu : Suatu gr afik yang menggambarkan hubungan antara respon fisiologis tumbuhan terhadap panj ang gelombang cahaya. Spektrum aksi fotosintesis mempunyai dua puncak, yaitu pad a Panjang gelombang cahaya merah dan panjang gelombang cahaya biru Ada 4 respon tumbuhan terhadap cahaya yaitu fotomorfogenesis, fotoreseptor, ritm e sikardian dan fotoperiodisme. Fotomorfogenesis yaitu Pengaruh cahaya terhadap perkembangan bentuk dan organisa si tubuh organisme sejak embrio sampai dewasa (selama ontogeni) Fotoreseptor yaitu pigmen yang mengabsorbsi/menerima cahaya. Fotoreseptor utama pada tumbuhan ada dua macam, yaitu : Fotoreseptor cahaya biru, yang merupakan kelompok pigmen. Fotoreseptor c ahaya biru terdiri dari tiga pigmen yaitu kriptokom, fototropin dan zeasantin. Fotoreseptor cahaya merah dan cahaya merah jauh yaitu fitokrom. Fitokrom

terdiri dari dua buah protein kovalen yang dentik yang menyatu membentuk suatu molekul fungsional. Masing-masing protein mempunyai dua ruang llingkup (domain) yaitu domain aktifitas fotoreseptor dan domain aktifitas protein kinase.Fitokrom mempunyai dua variasi bentuk ,Pr, yaitu bentuk fitokrom yang mengabsorpsi cahay a merah. Apabila diberi warna cahaya merah maka akan berubah menjadi Pfr. Dan Pf r, yaitu bentuk fitokrom yang mengabsorpsi cahaya merah jauh. Apabila diberi cah aya merah jauh maka akan berubah menjadi Pr.Perubahan bentuk tersebut bersifat f otoreversibel artinya dapat dibolak-balik karena pengaruh cahaya Ritme sikardian yaitu suatu siklus fisiologis internal selama 24 jam, yang berla ngsung pada semua organisme eukariotik dan selalu tepat walaupun tidak ada varia bel eksternal. Contoh ritme sirkadian : Tanaman kacang-kacangan akan menurunkan daunnya pada sore hari dan menegakannya kembali pada pagi hari. Pergerakan ini disebabka n adanya perubahan reversibel dalam tekanan turgor sel pada sisi berlawanan dari pulvinus. Tanaman tersebut akan melanjutkan gerakan tidurnya walaupun diberi k ondisi yang terang terus menerus. Apabila suatu organisme disimpan dalam lingkungan yang konstan, maka ritme sirka diannya akan menyimpang dari periode 24 jam, yang disebut periode berlalu bebas, penyimpangannya sekitar 21-27 jam. Pengaturan jam biologis tergantung pada sint esis protein factor transkripsi yang menghambat transkripsi gen yang mengkode fa ctor transkripsi dirinya sendiri. Fotoperiodisme respon fisiologis terhadap fotoperiod, misalnya respon pembungaan . Fotoperiod itu sendiri yaitu lama panjang relatif dari malam dan siang. Berdas arkan lama panjang relatif malam dan siang, dibedakan tiga tumbuhan yaitu : Tumbuhan berhari pendek (short-day plant), yaitu tumbuhan yang berbunga hanya apabila mendapatkan periode terang yang lebih pendek dari periode te rang kritisnya untuk berbunga. Contoh : Chrysanthenum, Poinsetia, dan beberapa k ultivar kacang kedelai. Tumbuhan berhari panjang (long-day plant), yaitu: Tumbuhan yang berbunga hanya apabila mendapatkan periode terang lebih panjang dari periode terang kritisnya untuk berbunga. Contoh : Bayam, Lobak, Selada, Iris, dan beberapa kultivar serealia. Tumbuhan berhari netral (day-netral plant), yaitu: Tumbuhan yang masa b erbunganya tidak dipengaruhi oleh fotoperiode. Contoh : Tomat, Padi. 2.1.2 Respon Tumbuhan terhadap Gravitasi Tumbuhan bersifat tidak mobil, sehingga harus menyesuaikan diri dengan kisaran y ang luas dari keadaan lingkungannya melalui mekanisme perkembangan dan mekanisme fisiologis Akar memperlihatkan gravitropisme positif Tunas memperlihatkan gravitropisme negatif Auksin memegang peranan utama di dalam respon gravitropisme. 2.1.3 Respon Tumbuhan Terhadap Stimulus Mekanik Respon tumbuhan terhadap tempaan angin yang keras, menyebabkan batangnya menjadi menebal, pendek dan gemuk. Thigmomorfogenesis, yaitu : Respon tumbuhan terhadap stimulus mekanik yang kronis, sebagai hasil dari peningkatan produksi etilen. Stimulus mekanik mengaktifkan lintasan transduksi sinyal yang melibatkan peningk atan kalsium (Ca) di dalam sitoplasma, yang pada gilirannya mengaktifkan gen spe sifik yang mengkode protein untuk mempengaruhi sifat dinding sel. Tumbuhan meram bat / memanjat mempunyai sulur yang menggulung dengan cepat bila menyentuh sanda rannya 2.1.4 Respon Tumbuhan Terhadap Cekaman

2.1.4.1 Terhadap Cekaman Kekeringan Pada hari-hari yang cerah, panas, dan kering, tumbuhan mengalami cekaman kekerin gan (kekurangan air), karena transpirasi lebih besar dari absorpsi air.Respon tu mbuhan terhadap cekaman kekeringan: Menutup stomata untuk mengurangi transpirasi Menggulungkan daunnya Menurunkan laju fotosintesis

Memperdalam pertumbuhan akar ke bawah Mengkonservasi air, mengurangi penguapan Memperlihatkan durinya untuk menakut-nakuti herbivora

2.1.4.2 Terhadap Cekaman Banjir Pada tanah yang terendam, akar tidak bisa berespirasi karena kekurangan oksigen pada rongga udara tanah.Respon tumbuhan terhadap cekaman banjir yaitu : Menyembulkan akar-akar udara Menghasilkan buluh udara pada sel korteks akar sebagai alat pemasukan ok sigen 2.1.4.3 Respon Tumbuhan Terhadap Cekaman Garam Kelebihan garam dapur (NaCL) ataupun garam lainnya di dalam tanah menyebabkan po tensial air dalam larutan tanah menurun, sehingga akar-akar kehilangan air, wala upun tanah penuh dengan air.Konsentrasi natrium ataupun ion garam lainnya yang t inggi adalah toksik bagi tumbuhan Respon tumbuhan terhadap cekaman garam Memproduksi linarut berupa senyawa organik yang dapat menjaga potensial air sel lebih negatif dari pada larutan tanah Tumbuhan halofit (halophyles), yaitu tumbuhan yang toleran terhadap gara m, membuat kelenjar yang dapat memompakan garam keluar melewati epidermis daun. 2.1.4.4 Terhadap Cekaman Panas Kelebihan panas akan mengubah sifat dan metabolisme enzim sehingga merusak dan s ering kali mematikan tumbuhan Respon tumbuhan terhadap cekaman panas Menutup stomata untuk mengkonservasi air Mensintesis protein pengejut panas (heat-shock protein) yang mengikat pr otein lainnya untuk membantu mengurangi denaturasi 2.1.4.5 Terhadap Cekaman Dingin Temperatur yang dingin menyebabkan membran biologis kehilangan fluiditasnya kare na lipidanya terikat kedalam bentuk kristal, sehingga transportasi zat dan fungs i protein membran terganggu Respon tumbuhan terhadap cekaman dingin adalah Menambah asam lemak tidak jenuh p ada membran lipidnya yang dapat menghalangi pembentukan kristal, sehingga fluidi tasnya dipertahankan 2.1.4.6 Terhadap Cekaman Pembekuan (Freezing) Pembekuan menyebabkan terbentuknya es di dalam dinding sel dan ruang antar sel h ampir semua tumbuhan, serta menurunkan potensial air ekstra selluler, sehingga m enyebabkan plasmolisis Respon tumbuhan terhadap pembekuan adalah Sebelum menghadapi musim salju, sel ak an meningkatkan level sitoplasmanya dengan linarut spesifik, semisal gula, yang toleransinya lebih baik pada konsentrasi tinggi dan membantu mengurangi kehilang an air dari sel selama temperatur dingin di luar sel tersebut. 2.2 Pertahanan Tumbuhan 2.2.1 Pertahanan Tumbuhan Terhadap Herbivora Pertahanan tumbuhan terhadap herbivora dapat berupa : Pertahanan fisik misalnya duri Pertahanan kimia, misalnya produksi senyawa toksik yang tidak disukai Pertahan biologis, misalnya mendatangkan hewan predator 2.2.2 Pertahanan Tumbuhan Terhadap Patogen Tumbuhan mempunyai dua garis pertahanan terhadap patogen ,garis pertahanan perta ma, yaitu perlindungan fisik tumbuhan berupa epidermis dan periderm, namun masih bisa dipenetrasi oleh virus, bakteria, spora, dan hifa jamur melalui luka atau melalui stomata,garis pertahanan kedua, yaitu serangan kimia yang membunuh patog en dan mencegah penyebarannya dari tempat infeksi.Sistem pertahanan kedua ini di tingkatkan melalui kemampuan yang diwariskan pada tumbuhan untuk mengenal patoge n tersebut. Pengenalan gen ke gen Tumbuhan umumnya resisten terhadap patogen, karena tumbuhan tersebut mempunyai k emampuan untuk mengenal patogen dan menyusun pertahanan terhadap patogen tersebu

t. Resistensi spesifik terhadap penyakit tumbuhan, berdasar pada pengenalan genke-gen.Pengenalan gen-ke-gen bergantung pada pasangan yang cocok antara allel ge netik tumbuhan inang dengan allel patogen. Resistensi terjadi apabila tumbuhan d engan allel resisten dominan (R) mengenal patogen yang mempunyai allel avirulen komplementer Respon hipersensitif Tumbuhan yang tidak mempunyai resistensi genetik akan berespon terhadap patogen virulen dengan menyusun suatu serangan kimia lokal, sedangkan tumbuhan yang berd asar pada pasangan R-Avr akan berespon terhadap patogen avirulen dengan membentu k pertahanan berupa respon hipersensitif. Resistensi secara sistemik Resistensi hipersensitif bersifat lokal dan spesifik. Merupakan respon pertahana n berdasar pengenalan gen-ke-gen (R-Avr) antara tumbuhan inang dan patogen. Resi stensi secara sistemik bersifat non spesifik dan memberikan pertahanan terhadap bermacam-macam patogen untuk jangka waktu beberapa hari.Salah satu bentuk modifi kasi asam salisilat adalah asetil salisilat, merupakan satu bahan aktif dari asp irin yang dapat diperoleh dari serpihan kulit kayu willow (Salix)

BAB III METODE Metode yang kelompok kami gunakan adalah dengan mencari bahasan dari mat eri ini di internet, handout, dan makalah-makalah angkatan atas yang kami jadika n sebagai bahan referensi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertanyaan dan Jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan a)fotomorfogenesis, b)spektrum absorpsi, c)spek rum aksi, d)kriptokom, e)fototropin, f)zeasatin, g)fitokrom ? Jawab : Yang dimaksud dengan : a. Fotomorfogenesis merupakan pengaruh cahaya terhadap perkembangan bentuk dan organisasi tubuh organisme sejak embrio sampai dewasa (selama ontogeni ) b. Spektrum absorpsi yaitu suatu grafik yang menggambarkan panjang gelomban g cahaya yang diabsorpsi oleh pigmen tertentu. c. Spekrum aksi yaitu suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara respo n fisiologis tumbuhan terhadap panjang gelombang cahaya. d. Kriptokom merupakan pigen yang terdapat pada fotoreseptor cahaya biru ya ng berfungsi sebagai penghambat pemanjangan hipokotil. e. fototropin merupakan pelengkungan fototropik ke arah cahaya yang dikontr ol oleh fotoreseptor cahaya biru. f. Zeasatin merupakan pigen yang terdapat pada fotoreseptor cahaya biru yan g berfungsi untuk pembukaan stomata. g. Fitokrom merupakan pigen yang terdapat pada fotoreseptor cahaya biru yan g berfungsi untuk fototropisme, yaitu pelengkungan menuju atau menjauhi cahaya. 2. Apa yang dimaksud dengan a)tumbuhan berhari pendek (tumbuhan bermalam pa njang) b) tumbuhan berhari panjang (tumbuhan bermalam pendek), c)tumbuhan berhar i netral. Beri masing-masing dua contoh tanamannya.! Jawab : a. Tumbuhan berhari pendek (tumbuhan bermalam panjang) Tumbuhan yang berbunga hanya apabila mendapatkan periode terang yang lebi h pendek dari periode terang kritisnya untuk berbunga. Contoh : Chrysanthenum, P oinsetia, dan beberapakultivar kacang kedelai. b. Tumbuhan berhari panjang (tumbuhan bermalam pendek) Tumbuhan yang berbunga hanya apabila mendapatkan periode teranglebih panj ang dari periode terang kritisnya untuk berbunga. Contoh : Bayam, Lobak, Selada , Iris, dan beberapa kultivar serealia c. Tumbuhan berhari netral. Tumbuhan yang masa berbunganya tidak dipengaruhi oleh fotoperiode. Contoh : Tomat dan Padi. 3. Apa yang dimaksud dengan a)gravitropisme, b)thygmotropisme, c)tumbuhan h alofit, d)protein pengejut panas (heat-shock-protein)? Jawab : a. Gravitropisme yaitu adalah gerak pertumbuhan ke arah atau menjauhi tarik an gravitasi bumi, di mana gerak ke arah gravitasi bumi disebut gravitropisme po sitif, sedangkan gerakan pertumbuhan menjauhi gravitasi bumi disebut gravitropis me negatif b. Thygmotropisme merupakan arah pertumbuhan di dalam respon terhadap sentu han. c. Tumbuhan halofit yaitu tumbuhan yang toleran terhadap garam. d. Protein pengejut panas (heat-shock-protein) yaitu 4. Apa yang terjadi apabila stek pucuk tanaman krisan langsung ditanam di I ndonesia, tanpa diberi perlakuan tambahan cahaya pada malam hari? Jelaskan ! men gapa ? Jawab : 5. Jelaskan mengenai pertahan biologis dari tumbuhan kacang buncis terhadap herbivora berupa larva ulat tentara ? Jawab : 6. Jelaskan mengenai respon tumbuhan terhadap cekaman abiotik berupa cekama n kekeringan! Jawab :

7. Jelaskan proses pertahanan tumbuhan terhadap patogen secara sistematik ! Jawab : 8. Sebutkan jenis-jenis cekaman abiotik dan berikan salah satu contoh respo n tumbuhan terhadap cekaman tersebut ! Jawab : JAWABAN 2. Yang dimaksud dengan : a. 3. Tanaman krisan tidak akan mengalami pembungaan karena tanaman ini termas uk tumbuhan berhari pendek, yaitu tumbuhan yang berbunga hanya apabila mendapatk an periode terang yang lebih pendek dari periode terang kritisnya untuk berbunga . Ini artinya tanaman krisan akan berbunga apabila panjang malamnya lebih panjan g dari periode gelap kritisnya. 4. Tumbuhan kacang buncis mendatangkan tawon parasitoid sebagai respon pert ahanan terhadap herbivora, berupa larva ulat tentara.

5. Respon tumbuhan terhadap cekaman kekeringan: Menutup stomata untuk mengurangi transpirasi Menggulungkan daunnya Menurunkan laju fotosintesis Memperdalam pertumbuhan akar ke bawah Mengkonservasi air, mengurangi penguapan Memperlihatkan durinya untuk menakut-nakuti herbivora 6. Proses pertahanan tumbuhan terhadap patogen secara sistematik yaitu : a. Resistensi sistemik berdasar kepada peningkatan ligand dari patogen ke reseptor spesifik dari sel, di dalam jaringan tumbuhan yang terinfeksi. b. Tahap identifikasi ini, memicu lintasan transduksi sinyal (STP = Signal Transduction Pathway) c. Lintasan Transduksi Sinyal (STP), meningkatkan respon hipersensitif (HR = Hypersensitive Response), sehingga sel tumbuhan memproduksi molekul anti mikro ba, yang menutup daerah infeksi dengan memodifikasi dinding selnya, dan kemu dian menghancurkan dirinya sendiri. Respon lokal ini, . menghasilkan luka (lesio n) pada daun yang terinfeksi. d. Sebelum mati, sel yang terinfeksi melepaskan sinyal kimia, mungkin berup a asam salisilat. e. Sinyal tersebut, didistribusikan ke sisa bagian tumbuhan yang tidak ters erang f. Di dalam sel daun dan organ lainnya yang jauh dari daerah terinfeksi, ma ka mesenjer kimia mengimsiasi lintasan transduksi sinyal. 7. Jenis-jenis cekaman abiotik yaitu : g.2 Terhadap Cekaman Kekeringan Respon tumbuhan terhadap cekaman kekeringan: Menutup stomata untuk mengurangi transpirasi Menggulungkan daunnya Menurunkan laju fotosintesis Memperdalam pertumbuhan akar ke bawah Mengkonservasi air, mengurangi penguapan Memperlihatkan durinya untuk menakut-nakuti herbivora g.3 Terhadap Cekaman Banjir Respon tumbuhan terhadap cekaman banjir Menyembulkan akar-akar udara Menghasilkan buluh udara pada sel korteks akar sebagai alat pemasukan oksigen g.4 Terhadap Cekaman Garam Respon tumbuhan terhadap cekaman garam Memproduksi linarut berupa senyawa organik yang dapat menjaga potensial air sel

lebih negatif dari pada larutan tanah Tumbuhan halofit (halophyles), yaitu tumbuhan yang toleran terhadap garam, membu at kelenjar yang dapat memompakan garam keluar melewati epidermis daun g.5 Terhadap Cekaman Panas Respon tumbuhan terhadap cekaman panas Menutup stomata untuk mengkonservasi air Mensintesis protein pengejut panas (heat-shock protein) yang mengikat protein la innya untuk membantu mengurangi denaturasi g.6 Terhadap Cekaman Dingin Respon tumbuhan terhadap cekaman dingin Menambah asam lemak tidak jenuh pada membran lipidnya yang dapat menghalangi pem bentukan kristal, sehingga fluiditasnya dipertahankan g.7 Terhadap Cekaman Pembekuan (Freezing) Respon tumbuhan terhadap pembekuan Sebelum menghadapi musim salju, sel akan meningkatkan level sitoplasmanya dengan linarut spesifik, semisal gula, yang toleransinya lebih baik pada konsentrasi t inggi dan membantu mengurangi kehilangan air dari sel selama temperatur dingin d i luar sel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 1. Ade Salimah. 2003. Respon tumbuhan. Modul Pengajaran Bentuk CD-ROM. Faku ltas Pertanian Universitas Padjajaran 61 hlm. 2. www.wikipedia.com Aripin,N.2012.HormonPadaTumbuhan.http://nuzulularifin.blogspot.com/2012/06/v-beh aviorurldefaultvmlo.html Diakses pada tanggal 1 Desember 2012 pkl.22.35 http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan Diakses pada tanggal 1 Desember 2012 pkl.22.45 Kencanarta,P.2008. Hormon Tumbuhan dan Pengatur Tumbuh. http://putrakencanaarta.wordpress.com/2008/06/17/hormon-tumbuhan-dan-pengatur-tu mbuh/ Diakses pada tanggal 1 Desember 2012 pkl.22.12 NN.2008.Sedikit Tentang Zat Pengatur Tubuh. http://yoxx.blogspot.com/2008/05/sed ikit-tentang-zat-pengatur-tumbuh.html Diakses pada tanggal 1 Desember 2012 pkl.23.45 http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=221 Diakses pada tanggal 1 Desember 2012 pkl.23.47 Ade Salimah, Cucu Suherman, Farida, Murgayanti, Erni Suminar, Mira Ariyanti, Int an Ratna Dewi Anjarsari, Muh. Kadapi, Moch Arief Soleh, Syariful Mubarak (2007) . Hand Out MK Biologi. Fakultas Pertanian Unpad.

Anda mungkin juga menyukai