Anda di halaman 1dari 22

1

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Disusun oleh : Jhohansyah romadona 1010221049

Pembimbing : dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA 2012

Gangguan Cemas Menyeluruh

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny. S : 54 tahun : Perempuan : Islam : SMA : Ibu Rumah Tangga : Klender

II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 12 November 2012 pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan. A. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol dan meminta resep karena obatnya sudah habis dan keluhan pasien sudah mulai berkurang. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis, pasien datang ditemani dengan suaminya. Saat ini pasien mengeluhkan bahwa keluhan yang dirasakanya ini sudah mulai berkurang, ini ditandai dengan pasien lebih merasa tenang dari sebelumnya( 1 bulan yang lalu sebelum kontrol) . Pasien mengatakan jika pasien tidak meminum obat yang diberikan dokter di RS Persahabatan maka pasien akan meraskan jantungnya takut,cemas, dan sangat sulit untuk tidur, dan pasien mengatakan terasa berdebar-debar padahal pasien tidak melakukan aktifitas yang

berat,sering merasakan berkeringat dingin, pusing diseluruh daerah kepala, nyeri ulu hati, gemetar pada tangan dan kaki pasien, dan leher terasa sangat kaku. Tetapi sekarang pasien merasakan jauh lebih tenang dan merasakan jauh lebih nyaman dibandingkan pertama kali pasien mendererita keluhan ini, pasien mengaku keluhan ini sudah sangat lama timbulnya, yaitu sejak tahun 1990, pada saaat itu pasien Gangguan Cemas Menyeluruh

3 mengatakan sering lebih sulit untuk tiidur, padahal untuk siang harinya pasien tidak tidur siang dan tidak mengkonsumsi kopi, kemudian dari lingkungan kamarnya menurut pasien cukup nyaman dengan ventilasi yang cukup, cahaya tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang, tapi tetap saja pasien merasakan suliit untuk tidur, pasien sering merasa panik dan merasa sangat ketakutan jika sedang berada sendirian didalam rumah, hal ini yang membuat pasien menjadi cemas dan kadang pasien tidak tahu ingin melalakukan apa jika sedang panik, jika serangan ini sedang timbul menurut pasien, pasien menjadi berkeringat dingin padahal pasien sedang tidak melakukan aktifitas fisik yang cukup berat, pasien juga mengeluhkan bahwa lehernya sering terasa sangat kaku dan terasa sangat berat jika serangan ini sedang muncul dan jantungnya menjadi lebih berdebar-debar lebih cepat dibandungkan sebelumnya. Pasien mengatakan keluhanya yang dirasakan ini datang secara tiba-tiba tanpa disadari oleh pasien. Saat ini papsien sedang tidak mempunyai masalah dengan keluarga, saudara, tetangga, orang lain dan orang-orang dilingkungan sekitar tempat tinggal pasien, dan tidak ada masalah untuk pekerjaan, ekonomi. Pasien mengatakan bahwa saat ini pasien sedang tidak dalam tekanan, baik tekanan dari keluarga, suami, saudara, pekerjaan dan lingkungan sekitar rumah pasien, pasien mengatakan keluhannya ini muncul secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas dan kadang muncul kapan saja akan tetapi lebih sering muncul saat pasien sedang berada didalam rumah seorang diri. Tetapi terkadang pasien menjadi lebih gampang marah jika keluhanya ini sedang timbul, jika dalam kondisi seperti ini pasien melampiaskan emosinya ini dengan marah-marah, akan tetapi emosi pasien ini beralasan, dan tidak marah-marah tanpa alasan yang tidak jelas, karena keluhan seperti ini sering muncul membuat pasien menjadi lebih sulit untuk berkonsentrasi dalam melakukan aktifitasnya seharihari. Dulu pasien adalah seorang wanita karir yang bekerja disalah satu Departemen Pemerintahan, akan tetapi karena keluhan yang dirasakan pasien makin sering, seperti sulit tidur sehingga pada siang harinya membuat pasien menjadi tidak bisa berkonsentrasi dan fokus dalam pekerjaan dan pasien saat itu sering merasakan bahwa emosi dirinya tidak stabil dan lebih sering mrah pada lingkungan kantornya sehingga hal ini yang menjadi alasan pasien berhenti dari pekerjaanya dan pasien memilih menjadi Ibu rumah tangga dan menjaga cucu-cucunya dirumah, hal ini yang membuat pasien menjadi lebih nyaman jika sedang berada disekitar anggota keluarganya. Gangguan Cemas Menyeluruh

4 Pasien juga mengatakan bahwa dulu pertama kali pasien merasakan keluhan ini seperti sangat merasakan ketakutan dan cemas jika berada sendirian didalam rumah, sehingga pasien menjadi panik dan tidak tenang. Jika pasien sedang sendirian maka pasien lebih sering mondar-mandir dan tidak jelas akan melakukan hal apa, seperti orang kebingungan, akan tetapi jika keluhanya ini sedang muncul maka pasien akan mencoba untuk mengalihkanya dengan cara Sholat, membersihkan rumah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang lain yang membuat pasien menjadi lebih tenang. Pasien mengatakan bahwa dirinya pengidap penyakit darah tinggi sejak tahun 1978, tetapi pasien sering kontrol rutin untuk darah tingginya, dan pasien juga mengatakan mengidap kencing manis sejak tahun 1990-an dan untuk kencing manisnya pasien rutin untuk kontrol dan pasien juga sedang menjalani program diet yang diberikan oleh bagian gizi. Pasien mengaku untuk saat ini keluhan untuk sulit tidurnya pasien mengatakan sudah mulai berkurang sejak meminum obat yang diberikan oleh dokter di RS Persahabatan, pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan oleh dokter dan tidak ada keluhan yang muncul jika setelah meminum obat yang diberikan, dan untuk saat ini pasien juga rutin kontrol ke penyakit dalam dan gizi RS Persahabatan untuk penyakit darah tinggi dan kencing manisnya. Pasien menyangkal pernah melihat adanya bayangan atau penampakan yang hanya dilihat oleh pasien dan orang lain tidak dapat melihatnya. Pasien juga menyangkal pernah mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan pada kedua telinganya. Pasien juga mengaku tidak pernah merasakan halusinasi pada indera pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien seperti ada yang membakar menyan padahal tidak ada yang membakar. Selain itu pasien juga mengungkapkan bahwa tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi seperti serangga kecil atau tangn manusia. Pasien juga menyangkal saat menonton televisi pembawa acara mengejek atau menertawakan pasien. Pasien tidak pernah merasa seolah-olah rumah pasien menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya. Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat kecelakaan, kejang, riwayat trauma kepala seperti gegar otak ataupun memar otak sehingga kemungkinan besar tidak adanya gangguan mental organik. Pasien mengungkapkan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien keluhkan. Pasien juga Gangguan Cemas Menyeluruh

5 mengaku tidak pernah mengkonsumsi atau memiliki riwayat menggunakan psikotropik (NAPZA), alkohol, dan merokok. Saat ini suasana perasaan pasien adalah senang. Pasien mengaku saat ini sedang tidak dalam keadaan sedih, kesal, atau dalam keadaan tertekan oleh karena suatu masalah. Pasien lebih merasa nyaman dengan keadaannya seperti ini dimana keluhanya sudah mulai berkurang. Pasien mengaku lebih mampu mengendalikan emosinya dan sudah tidak pernah marah-marah tanpa sebab yang jelas. Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri seperti mandi dan makan sendiri. Aktivitas yang dilakukan pasien saat di rumah adalah mengurus kedua cucunya yang masih kecil-kecil. Selain itu pasien juga senang menonton televisi seperti acara berita dan sinetron. Untuk pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, memasak, dan mencuci dikerjakan oleh pembantu rumah tangga. Pasien mengaku rutin berolahraga yaitu dengan mengikuti senam di kompleks perumahannya satu kali dalam seminggu. Pasien juga mengatakan tidak ada masalah dalam nafsu makan. Pasien adalah seorang istri dari seorang laki-laki dan seorang ibu dari empat orang anak terdiri dari dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Suami pasien merupakan seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta dan saat ini telah pensiun akan tetapi suami pasien masih bekerja sebagai dosen lepas 3 kali dalam seminggu. Anak pertama dan kedua sudah menikah sedangkan dua anak terakhirnya belum menikah dan masih menempuh pendidikan diperguruan tinggi. Pasien juga telah memilki dua orang cucu yang masih balita. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suami, keempat anaknya, dua orang menantu, dua orang cucu, satu orang pembantu rumah tangga, dan satu orang pengasuh anak. Menurut pasien, ia dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan maupun proses persalinan. Pasien mampu menyelsaikan pendidikan sampai tamat kelas 3 SMA dan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik termasuk dengan suami, anak-anaknya, menantu, kedua cucunya, dan pembantu rumah tangganya. . Pasien tidak menutup diri terhadap anggota keluarganya. Pasien mengatakan masih berkumpul bersama anggota keluarga bila sedang berada di rumah walaupun hanya sekedar untuk mengobrol. Pasien mengaku sering bermain dan berkomunikasi dengan Gangguan Cemas Menyeluruh zat

6 cucunya bila sedang berada di rumah. Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar seperti tetangga masih terjalin baik. Pasien tidak pernah merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain atau berada di tempat keramaian. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap tetangga dan lingkungan sekitarnya. Pasien sangat senag bila keadaan di sekitarnya ramai.. Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui dana pensiunan suami dan pendapatan suami sebagai dosen lepas serta terkadang mendapat bantuan finansial dari kedua anaknya yang sudah bekerja. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan ASKES. Pasien seorang pemeluk agama Islam yang taat beribadah. Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh kembali menjadi sehat, anak-anak dalam keadaan sehat walafiat dan panjang umur, serta selalu murah rezeki dan bisa melihat anak-anaknya sukses di masa depan. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Tidak ada keluhan yang sama sebelumnya. 2. Riwayat Gangguan Medik Tidak ada gangguan medis pada pasien 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika maupun alkohol. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Pranatal Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan. 2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
3. Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya

sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Pasien mengaku bahwa pasien mengenyam pendidikan sampai tamat SMA. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan cukup baik dan tidak ada yang menonjol. Pasien tidak pernah tinggal kelas. 4. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam kehidupan sosial. 5. Riwayat Pendidikan Gangguan Cemas Menyeluruh

7 Pasien mengatakan mampu menyelesaikan pendidikan sampai tamat SMA. Prestasi pasien selama menjalani masa pendidikan cukup baik dan tidak ada yang terlalu menonjol. Pasien tidak pernah tinggal kelas selama menempuh pendidikan. 6. Riwayat Pekerjaan Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan menjaga kedua cucunya dirumah. 7. Riwayat Agama Pasien menganut agama Islam dan taat beribadah. 8. Hubungan dengan Keluarga Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap tetangganya dan rutin mengikuti dalam kegiatan seperti arisan ibu-ibu kompleks , pengajian, kerja bakti tiap bulan, dan senam setiap minggunya. Saat di rumah pasien lebih banyak menghabiskan waktunya dengan mengurus kedua cucunya. 9. Aktivitas Sosial Pasien tidak mempunyai masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga dan teman-teman di lingkungan rumahnya dengan baik. Pasien sering mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan. E. Hubungan dengan Keluarga Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik termasuk dengan suami, anakanaknya, kedua menantunya, kedua cucunya, dan pembantu rumah tangga yang bekerja dirumah. Pasien tidak pernah menutup diri terhadap anggota keluarga lainya dan tidak pernah menyendiri jika sedang berkumpul dengan keluarga. Keluarga pasien sangat mendukung pasien untuk sembuh F. Riwayat Keluarga Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien. G. Riwayat Situsional Sosial Sekarang Pasien adalah seorang perempuan, berusia 54 tahun, mempunyai seorang suami, dan ibu dari 4 orang anak kandung yang dimilikinya . Untuk anak pertama dan kedua sudah menikah sedangkan dua anaknya belum menikah dan masih kuliah. Pasien Gangguan Cemas Menyeluruh

8 seorang nenek dengan 2 orang cucu yang masih kecil. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suami, keempat anaknya, dua orang menantu, dua orang cucu, satu orang pembantu rumah tangga, dan satu orang pengasuh anak. Jika sedang ada waktu libur maka anak-anaknya yang sudah menikah akan kembali kerumah pribadinya masing-masing yang telah dimiliknya. Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh kembali menjadi sehat, anak-anak dalam keadaan sehat dan panjang umur, serta selalu murah rezeki dan bisa melihat anak-anaknya sukses di masa depan. Untuk biaya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui dana pensiunan suami sebagai dosen dan pendapatan suami sebagai dosen di Universitas Swasta dan mendapat bantuan dari kedua anaknya yang sudah bekerja. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES).

H. Persepsi Pasien terhadap Dirinya Harapan pasien ingin sembuh menjadi sehat, anak-anak selalu dalam keadaan sehat, serta selalu murah rezeki dan bisa melihat anak-anaknya sukses di masa depan.

III. STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien perempuan berusia 54 tahun, penampilan tampak sesuai dengan usianya, berpakaian rapi, mengenakan jilbab, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, dan warna kulit sawo matang 1. Kesadaran

Kesadaran umum Kontak psikis

: Compos Mentis. : Dapat dilakukan pasien dan cukup wajar.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotor


Cara berjalan Aktifitas psikomotor

: Baik. : Pasien kooperatif, kontak mata baik, terdapat

gerakan involunter pada pasien berupa tremor pada kedua ekstremitas superior lebih dominan pada tangan kiri. Gangguan Cemas Menyeluruh

9 3. Pembicaraan

Kuantitas dengan cukup jelas.

: Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan

pemeriksa dengan baik dan pasien mampu mengungkapkan isi hatinya

Kualitas

: Bicara spontan, volume bicara normal,

artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat dimengerti. 4. Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif.

A. KEADAAN AFEKTIF 1. Mood


2. Afek 3. Keserasian 4. Empati

: Senang dan lebih tenang : Cukup luas. : Mood dan afek serasi. : Pemeriksa dapat meraba rasakan perasaan pasien saat ini.

B. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Taraf pendidikan Baik, pasien mengaku hanya sekolah sampai tamat SMA. Prestasi pasien cukup baik dan tidak menonjol selama menempuh pendidikan, serta tidak pernah tinggal kelas.

Pengetahuan umum Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang siapa presiden RI saat ini dan siapa gubernur DKI Jakarta saat ini. Gangguan Cemas Menyeluruh

10 2. Daya konsentrasi Cukup baik, karena pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai akan tetapi hanya mampu menjawab dengan benar pertanyaan berhitung sampai 100-7 = 93 sedangkan 93-7 = 83, 83-7=73.

3. Orientasi

Waktu Tempat

: Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu siang hari. : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di

poliklinik psikiatri RS. Persahabatan.


Orang Situasi

: Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter. : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan

berkomunikasi dengan dokter.

4. Daya ingat Daya ingat jangka panjang Baik, pasien masih dapat mengingat dimana SMA tempat dia sekolah. Daya ingat jangka pendek Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan kendaraan sendiri yaitu sepeda motor ditemani suaminya yang sedang kontrol di poli Penyakit Dalam. Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulang kembali lima nama kota yang diberikan oleh pemeriksa secara berurutan. Akibat hendaya daya ingat pasien Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini. Gangguan Cemas Menyeluruh

11

5. Pikiran abstrak Baik, pasien dapat mengerti makna dari pribahasa air susu dibalas air tuba dan tong kosong nyaring bunyinya yang diberikan oleh pemeriksa.

6. Bakat kreatif Baik, pasien mengikuti berbagai macam kegiatan seperti arisan, pengajian, kerja bakti, dan olahraga senam. Pasien juga ambil bagian dalam mengurus kedua cucunya bila sedang berada di rumah.

7. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

C. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi dan ilusi Halusinasi : tidak terdapat halusinasi auditorik, visual, olfaktorik, gustatorik, dan taktil. Ilusi : tidak terdapat ilusi pada pasien.

2. Depersonalisasi dan derealisasi Depersonalisasi Derealisasi : Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien. : Tidak terdapat derealisasi pada pasien.

D. PROSES PIKIR

Gangguan Cemas Menyeluruh

12 1. Arus Pikir

Produktivitas

: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan

pertanyaan, banyak ide-ide yang diutarakan pasien.


Kontinuitas Hendaya

: Baik, koheren. : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran

Preokupasi

: Tidak ada preokupasi.

Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham pada pasien.

E. PENGENDALIAN IMPULS Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara dengan baik.

F. DAYA NILAI
1. Norma Sosial

Baik, pasien dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya. 2. Uji Daya Nilai Kurang baik, pasien tidak dapat menjawab ketika diberi suatu perumpamaan, yaitu jika di hadapan pasien terdapat bola tenis dan jeruk apa persamaan dari kedua benda tersebut. 3. Penilaian realitas Baik, tidak terdapat gangguan dalam menilai realita pada pasien ini karena tidak ditemukan adanya halusinasi(auditorik, visual dan taktil) atau waham. G. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien sadar bahwa dia sedang sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien berusaha untuk rutin kontrol ke dokter dan teratur dalam meminum obat. Gangguan Cemas Menyeluruh

13

H. TILIKAN / INSIGHT

Tilikan derajat 5, dimana pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan gejalagejala yang dideritanya itu disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA Pemeriksa dapat memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.

I.

PEMERIKSAAN FISIK A. Status Generalis 1. Keadaan umum 2. Tanda vital - Tekanan darah - Frekuensi nadi - Frekuensi napas - Suhu 3. Bentuk badan 4. Sistem kardiovaskular 5. Sistem muskuloskeletasl 6. Sistem gastrointestinal 7. Sistem urogenital : 140/90 mmHg : 84 x / menit : 20 x/ menit : Afebris : Kesan dalam batas normal : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan Gangguan Cemas Menyeluruh : Baik, Compos Mentis

14 8. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

b. Status Neurologis 1. Saraf Kranial 2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal : Tremor ekstremtitas superoir, dominan pada tangan kiri 3. Sensibilitas 4. Susunan saraf vegetatif 5. Fungsi luhur 6. Gangguan khusus II. : Kesan dalam batas normal : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien perempuan, berumur 54 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RS.

Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obatnya habis. Dulu pasien mengeluhkan sulit untuk tidur, panik, merasa ketakutan jika berada seorang diri di dalam rumahnya sendiri dan pasien menjadi seperti orang bingung dan mondar-mandir tidak jelas. Saat itu pasien juga merasa keringat dingin di sekujur tubuhnya, jantung berdebar lebih cepat, dan leher menjadi lebih kaku dan berat . keluhan yang oasien rasakan tersebut pasien rasakan muncul secara tiba-tiba. Pasien mengatakan bahwa saat pertama kali merasakan keluhan ini suah sejak tahun 1990-an, pasien tidak sedang dalam ada masalahyang dialama, dan pasien juga tidak ada maslah dengan anggota keluarga, lingkungan sekitar, pekerjaan,ekonomi dan sosial. Pasien juga mengatakan bahwa sedang tidak dalam tekanan apapun dalam dirinya maupun dari lingkungan sekitarnya. Hal-hal yang dikeluhkan oleh pasien tersebut datang secara tiba-tiba. Terkadang pasien bisa menjadi lebih gampang untuk marah apabila keluhan tersebut timbul dan pasien akan melampiaskan emosi yang dialami pasien dengan memarahi orang-orang yang ada di sekitarnya. Gangguan Cemas Menyeluruh

15 Pasien juga menyatakan menjadi sulit tidur dan sulit memejamkan matanya di malam hari.
Pasien

mengatakan bahwa dahulu pasien sangat merasa cemas dan takut

apabila sedang sendirian berada di rumah dan tidak ada orang lain. Bila sedang sendiri di rumah maka pasien akan mondar-mandir dan keluar masuk rumah seperti orang kebingunan, ketakutan. Bila keluhan pasien yang dirasakan pasien akan timbul maka pasien mengalihkannya dengan beribadah dan melakukan aktifitas sehari-hari yang biasa pasien lakukan. Saat ini pasien mengatakan pasien menjadilebih tenang dari sebelum-sebelumnya dan merasa cocok dengan pengobatan yang telah diberikan oleh dokter dirumah sakit ini. Pasien mengatakan bila pasien tidak meminum obat keluhan pasien akan muncul kembali sepeti takut, tidak bisa tidur, cemas, jantung berdebar-debar, keringat dingin, pusing, nyeri ulu hati, gemetar, dan kaku pada leher. Pasien mengatakan untuk saat ini pasien sedang tidak dalam keadaan sedih, kesal, atau dalam keadaan tertekan oleh karena suatu masalah yang berasal dari lingkungan pasien maupun dari pasien sendiri. keluhan ini sudah berlangsung sejak tahun 1990.
Pasien mengatakan keluhan yang dirasakannya sudah mulai berkurang

dibandingkan dengan tahun lalu. Pasien merasa lebih baik dan lebih tenang bila sudah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.
Fungsi kognitif pada pasien masih cukup baik, begitu pula dengan

pengendalian impuls masih baik. Orientasi waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek, segera, dan panjang masih baik. Tidak terdapat masalah pada pikiran abstrak pasien dimana pasien dapat mengerti makna dari pribahasa air susu dibalas air tuba dan tong kosong nyaring bunyinya serta pada uji daya nilai dimana pasien dapat menjawab pertanyaan apa persamaan dari bola tenis dan jeruk?
Pasien tidak mempunyai riwayat kejang, riwayat trauma kepala seperti gegar

otak atau memar otak.

Gangguan Cemas Menyeluruh

16 Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan pasien. Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minum alkohol, dan merokok. Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit selama masa kandungan dan saat proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik. Pasien mampu menempuh pendidikan sampai tamat SMA dengan prestasi cukup baik, tidak menonjol, dan tidak pernah tinggal kelas. Keadaan umum pasien baik namun pada anamnesis Pasien memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak tahun 1978 dan penyakit kencing manis (DM) sejak tahun 1990 dan terkontrol. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/90 mmHg. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya tremor dengan dominan pada tangan kiri.
Pasien seorang perempuan, berusia 54 tahun, mempunyai seorang suami, dan

ibu dari 4 orang anak. Anak pertama dan kedua sudah menikah sedangkan dua anak terakhirnya belum menikah dan masih kuliah. Pasien juga merupakan seorang nenek dari 2 orang cucu yang masih kecil. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suami, keempat anaknya, dua orang menantu, dua orang cucu, satu orang pembantu rumah tangga, dan satu orang pengasuh anak. Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui dana pensiunan suami sebagai dosen dan pendapatan suami sebagai dosen swasta serta terkadang mendapat bantuan dari kedua anaknya yang sudah bekerja. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan ASKES.
Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

ringan dalam sosial dan pekerjaan.

Gangguan Cemas Menyeluruh

17 III. FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi seharihari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa. Diagnosis Aksis I

Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).

Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi obat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Berdasarkan autoanamnesis pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita yang ditandai dengan adanya halusinasi atau waham sehingga pasien ini dapat dikatakan bukan menderita gangguan psikotik (F.2).

Pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan pembicaraan meningkat, maka pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga tidak mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini bukan menderita gangguan depresi. Karena pasien ini bukan menderita mania dan depresi, maka pada pasien ini bukan menderita gangguan perasaan (F.3).

Dari autoanamnesis pasien memiliki kecemasan serta kegelisahan yang cukup mengganggu dalam kehidupannya sehari- hari, maka pada pasien ini ada gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F.4).

Pada pasien terdapat kecemasan hingga terjadi ketegangan motorik seperti kekakuan pada otot lehernya serta terjadi overaktivitas otonom berupa Gangguan Cemas Menyeluruh

18 jantungnya akan terasa berdebar-debar, keringat dingin dan nyeri ulu hati. Oleh karena itu, pada pasien ini diagnosis aksis I gangguan cemas menyeluruh (F41.1).

Diagnosis Aksis II Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat SMA dan fungsi kognitif baik maka pada pasien ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II tidak ada diagnosis. Diagnosis Aksis III Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya riwayat penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) sejak tahun 1978 dan Diabetes Mellitus sejak tahun 1990 dan terkontrol. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis didapatkan adanya tremor dengan dominan pada tangan kiri. Maka pada aksis III didapatkan hipertensi, diabetes mellitus dan adanya tremor dominan tangan kiri.

Diagnosis Aksis IV Pasien seorang perempuan, berusia 54 tahun, mempunyai seorang suami, dan ibu dari 4 orang anak. Anak pertama dan kedua sudah menikah sedangkan dua anak terakhirnya belum menikah dan masih duduk di bangku kuliah. Pasien juga merupakan seorang nenek dari 2 orang cucu yang masih balita. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suami, keempat anaknya, dua orang menantu, dua orang cucu, satu orang pembantu rumah tangga, dan satu orang pengasuh anak.. Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui dana pensiunan suami sebagai dosen dan pendapatan suami sebagai dosen swasta serta terkadang mendapat bantuan dari kedua anaknya yang sudah bekerja. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan ASKES. Pasien dapat berinteraksi serta bersosialisasi terhadap

Gangguan Cemas Menyeluruh

19 keluarga dan orang lain dengan baik. Maka pada pasien ini aksis IV tidak ada diagnosis. Diagnosis Aksis V Pada pasien pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial dan pekerjaan. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71.

IV.

EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III tangan kiri Aksis IV Aksis V : Tidak ada diagnosis : GAF Scale 80-71 : Gangguan Cemas Menyeluruh (F.41.1). : Tidak ada diagnosis : Hipertensi, Diabetes Mellitus terkontrol, Tremor dominan pada

V.

DAFTAR PROBLEM Organobiologik : Hipertensi, Diabetes Mellitus terkontrol, tremor dominan tangan kiri. Psikologis Sosioekonomi : Tidak terdapat masalah psikologis. : Tidak terdapat masalah sosial, keluarga, dan ekonomi.

VI.

PROGNOSIS Prognosis ke arah baik

Gangguan Cemas Menyeluruh

20

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan pasien.

Pasien mempunyai keinginan yang besar untuk sembuh dan hidup sehat kembali.

Pasien rutin untuk kontrol dan minum obat. Respon terhadap pengobatan baik. Tidak ada masalah sosial, keluarga, maupun ekonomi. Mendapat dukungan sepenuhnya dari keluarga terhadap kesembuhan pasien.

Prognosis ke arah buruk Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama sejak tahun 1990 (22 tahun yang lalu) Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah: Ad vitam Ad functionam Ad sanationam : bonam : bonam : dubia ad malam

VII.

TERAPI Psikofarmaka : Haloperidol Trihexyphenidil 2 x 1 mg 2 x 2 mg Gangguan Cemas Menyeluruh

21 Chlorpromazine Diazepam Xanax Nopres Psikoterapi :


a. Pada pasien

2 x 100 mg 2 x 5 mg 2 x 1 mg 1 x 20 mg

Menyarankan pasien untuk memperbanyak aktivitas agar dapat

mengalihkan perasaan cemas dan takutnya. Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan

minum obat secara teratur. Melakukan relaksasi seperti tarik napas dalam kemudian tahan

sebentar dan di buang napas perlahan saat perasaan cemas dan takut pasien muncul. Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri

kepada Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.

b. Pada keluarga -

Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien,

mengingatkan pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan merawat diri dengan baik.
-

Memberikan perhatian, dukungan, serta

semangat penuh terhadap

pasien.
-

Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.

Gangguan Cemas Menyeluruh

22

DAFTAR PUSTAKA 1. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001. 2. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

Gangguan Cemas Menyeluruh

Anda mungkin juga menyukai