Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEANEKARAGAMAN DAN KLASIFIKASI HEWAN I

PLATYHELMINTHES

Disusun oleh : 1. Dewi Yulia Ratnawati / K4311024


2. 3. 4.

Dyah Ayu Kaniraras Muhammad Furqan Nuning Hidayatun

/ K4311027 / K4311044 / K4311049 / K4311068 / K4311071

5. Siska Ernawati 6. Solikhah

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PLATYHELMINTHES

Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy = pipih dan helminthes = cacing ). Kelompok cacing pipih ini memiliki struktur tubuh paling sederhana dibandingkan susunan tubuh cacing pada filum lainnya. Pada klasifikasi sebelumnya semua cacing dikelompokkan dalam Vermes dan untuk detailnya bisa dilihat dalam buku Helmintologi (ilmu cacing) Ciri-Ciri Umum Filum Platehelminthes. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Memiliki struktur tubuh pipih Ada yang berbentuk seperti pita, seperti daun dan turbelaria style Lunak dan tidak bersegmen. Pada cacing pita terlihat bersegmen sebenarnya bagian dari proglotidnya Susunan tubuhnya simetri bilateral. Anggota hewan ini bersifat hemafrodit. Lapisan embryonalnya bertipe triloblastik aselomata. Tidak memiliki system peredaran darah dan sistem respirasi. Alat pencernaannya belum sempurna , umumnya hanya mempunyai mulut dan tidak memiliki anus. Cacing pita tidak terdapat mulut dan alat pencernaan. 9. Alat ekskresi berupa sel api. (kutikula). 11. Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion(simpul saraf) anterior atau 10. Pada bagian epidermisnya yang lunak terdapat silia atau lapisan lilin

dinding saraf yang dihubungkan oleh satu sampai tiga pasang tali saraf. Cara Berkembang Biak. Anggota filum ini umumnya berkembang biak secara aseksual dan seksual. Umumnya cacing ini monoecious organ kelamin testes dan ovarium nya membentuk ovotestes atau lebh dikenal dengan Hermaphhroditu, sehingga melakukan pembuahan sendiri. Perkembangan cacing ini ada dua macam, yaitu langsung(telur menetas menjadi cacing kecil tetapi menyerupai cacing dewasa) dan tidak langsung(melalui bentuk larva yang bersilia). Asexual nya dengan fragmentasi memutuskan bagian tubuhnya membentuk individu baru atau meregenerasi dengan cepat yang terlihat pada planaria dan cacing pita Klasifikasi. Platihelminthes terbagi dalam tiga kelas, 1. Turbellaria (cacing berbulu getar), contoh Planaria sp 2. Trematoda (cacing isap), contoh Cacing Fasciola hepatica ( cacing hati) 3. Cestoda (cacing pita), contoh Taenia sp. A. Kelas Turbellaria (cacing berbulu getar). Anggota Turbellaria merupakan kelompok cacing pipih yang memiliki silia(bulu getar). Salah satu turbellaria yang sering dipelihara Planaria naculata. Planaria biasanya hidup di air tawar (kolam/ sungai)yang jernih, melekat pada batu-batuan, atau daun.

Panjang tubuh planaria mencapai 2-3 cm, tubuhnya ditutupi oleh lapisan epidermis yang mengandung kelenjar-kelenjar unisel yang terbuka. Pada epidermis bagian permukaan ventral terdapat bulu getar(silia) yang bangun untuk pergerakan. Bagian kepala planaria tampak berbentuk segitiga. Pada bagian tersebut terdapat dua bintik mata yang berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya. Kedua bintik mata tersebut belum dikatakan sebagai alat penglihatan.

System pencernaan makanan planaria terdiri atas mulut, kerongkongan dan usus. Faring dapat dijulurkan untuk menangkap makanan. Memiliki usus yang bercabang tiga, satu cabang kearah anterior dan dua cabang kea rah posterior. Alat ekskresi jenis cacing ini berupa sel api. Susunan sarafnya merupakan system tangga tali. Planaria bereproduksi dengan cara generatif dan vegetatif. Reproduksi secara generatif terjadi melalui pembuahan sel telur oleh spermatozoid.Lubang kelamin terdapat di sebelah bawah mulut. Planaria bersifat hermafrodit. Reproduksi secara vegetatif dilakukan melalui fragmentasi. Planaria dikenal dengan memiliki daya regenerasi yang tinggi. Jika tubuhnya dipotong-potong, maka setiap potongan tubuhnya akan

tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. B. Kelas Trematoda(cacing isap). Semua anggota kelas trematoda hidupnya bersifat parasit. Trematoda disebut cacing isap karena memiliki alat isap (sucker). Pada mulut terdapat alat pengisap yang dilengkapi oleh kait-kait untuk melekatkan diri pada tubuh inangnya. Beberapa contoh cacing yang termasuk trematoda adalah sebagai berikut: a) Fasciola hepatica (cacing hati).

1 : Myrasidium , 2 siput (Sporosis-Redia (2) - Cercaria) - Metacercaria keluar dari siput Lymnea berenang karena berekor ke rumput ( dimakan Ternak) jadi Dewasa Jenis cacing ini biasa hidup sebagai parasit pada hati beberapa hewan, seperti domba, kambing, sapi atau kerbau Fasciola hepatica memiliki bentuk tubuh pipih, panjang tubuhnya berkisar antara 2-5cm. Bagian kepala terdapat dua alat isap, terdapat disekitar mulut dan yang lainnya di bagian ventral. Fungsi alat isap tersebut adalah untuk melekatkan tubuh pada inangnya. Di antara kedua alat isapnya terdapat lubang kelamin.

Alat ekskresi cacing ini adalah berupa saluran yang berakir pada sel api. Sistem pencernaannya sederhana, dimulai dari mulut, faring, kerongkongan, dan usus yang terdiri dari dua cabang utama yang menjulur dari anterior ke posterior. Makanan tidak dicerna karena sudah berupa sari makanan. bersifat hermafrodit. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan perkawinan silang atau perkawinan sendiri. Alat reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis (penghasil sperma), dua pembuluh vasdeferens (penyalur sperma dari testis), kantung vesikulum seminalis, dan saluran ejakulasi yang berakir pada alat kopulasi yaitu penis. Alat reproduksi betina terdiri atas ovarium (memproduksi telur), saluran oviduk (menyalurkan telur dari ovarium), kelenjar pembungkus ovum dan saluran vetelin atau saluran yolk (menyalurkan globuli yolk yang berasal dari kelenjar yolk atau kelenjar vetelin). Setelah kelenjar pembungkus melengkapi kulit kitin, selanjutnya telur masuk ke dalam uterus. b) Clonorchis sinensis, pada ikan

Clonorcis sinensis merupakan cacing hati yang hidup pada manusia. Mereka bereproduksi seperti halnya fasciola.

Akan tetapi, fase metaserkaria dari cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar (sebagai hosper perantara) jika manusia memakan ikan air tawar yang mengandung larva clonorcis sinensis tersebut, maka metaserkaria akan masuk ke dalam tubuh dan tumbuh menjadi cacing dewasa (parasit) didalam hati dan saluran empedu manusia. Salah satu cara menghindari diri dari cacing ini adalah tidak mengkonsumsi ikan yang tidak dimasak/dimasak secara tidak sempurna. Cacing ini banyak terdapat di cina, jepang, vietnam dan korea. c) Paragonimus weistermani

Paragonimus weistermani dewasa hidup sebagai parasit pada paru-paru manusia, kucing, anjing dan babi. Larvanya hidup pada siput sedangkan metaserkarianya menempel pada udang air tawar. Cacing ini menyebar di jepang, korea, Taiwan, India, afrika, Filipina dan amerika. C. Kelas Cestoda (cacing pita) Semua anggota cestoda memiliki struktur pipih dan tertutup oleh kutikula. Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang dinamakan proglotid. Setiap proglitid memiliki alat-alat reproduksi(ovarium dan testis). Ukuran proglotid tersesebut makin ke pusterion makin melebar. Cacing dengan satu proglotid dapat di pandang sebagai satu individu. Susunan ruas-ruas itu di anggap sebagai kiloni dari individu-individu yang berbentuk rantai. Susunan demikian terbentuk dengan jalan pembentukan kuncup. Oleh karena itu istikah strobilisasi lebih tepat untuk kejadian itu. Cacing pita tidak mempunyai saluran pencernaan makanan. Makanan langsung diperoleh dari hospesnya dengan jalan menyerap zat makanan. Susunan tubuh cacing pita dewasa terdiri atas kepala,(skoleks)yang ukurannya 1 mm, leher dan beberapa ruas(proglotid)yang tumbuh dari leher. Mereka tidak memiliki bulu getar, tetapi memiliki lapisan otot yang kompleks. Berikut ini adalah contoh castoda: a) Taenia solium Taenia solium dewasa hidup parasit pada saluran pencernaan manusia (usus). Inang perantaranya (hospes intermediet) adalah babi. Tubuhnya berbentuk pipih, ukuran panjang tubuhnya dapat mencapai 3m.

struktur tubuh cacing ini terdiri atas kepala (skoles) dan rangkaian segmen yang masing-masing disebut proglotid. Pada bagian kepala terdapat 4 alat isap dan alat kait yang dapat melukai dinding usus. Disebelah belakang skoleks terdapat leher/daerah perpanjangan (strobilus). b) Taenia saginata Taenia saginata dewasa hidup sebagai parasit dalam usus manusia. Cacing ini masuk kedalam tubuh manusia melalui perantara sapi (sebagai hospes intermediet). Skoleks taenia saginata tidak memiliki kait. Jenis cacing ini kurang berbahaya bagi manusia dibandingkan taenia solium. c) Diphyllo bothrium latum Merupakan jenis cacing pita yang hidup sebagai parasit pada manusia, anjing, kucing dan serigala. Sebagai inang perantaranya adalah ikan air tawar. Daerah penyebarannya meliputi wilayah eropa, afrika, amerika utara dan jepang. d) Echinococcus granulosus Jenis cacing pita berukuran kecil (berkisar antara 3-6mm) dan hidup sebagai parasit pada usus anjing dan karnivora lainnya. Inang perantaranya adalah babi, biri-biri dan manusia. Daerah penyebaran utama Australia, argentina dan pulau es. e) Hymnelopsisnana Jenis cacing pita kerdil yang hidup sebagai parasit pada manusia dan tikus. Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia

DAFTAR PUSTAKA
Dwiastuti, Sri & Puguh Karyanto.2003.Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan 1. Surakarta: UNS Press. http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/platyhelminthes.html/diakses tanggal 1 November 2012 12.10 WIB. ml.scribd.com/doc/58510531/Makalah-Platyhelminthes/ November 2012 12.10 WIB. diakses tanggal 1

dianratnafuedsi.blogspot.com/2011/07/makalah-platyhelminthes.html/ tanggal 1 November 2012 12.10 WIB.

diakses

Anda mungkin juga menyukai