Setelah petugas kesehatan melaksanakan penilaian pesalinan yang cepat untuk mendeteksi apakah ada masalah yang membutuhkan tindakan segera atau rujukan, ia boleh meneruskan melakukan penilaian persalinan sebagai berikut : 1. His / kontraksi Diperiksa dengan meraba dinding rahim di atas umbilikus Frekuensi selama 10 menit Lamanya Kekuatannya Kontrol jam sekali pada fase aktif 2. Pemeriksaan vagina Pembukaan serviks Penipisan serviks Penurunan bagian terendah Molding / molase Fase laten partus kala 1 antara 0 sampai 8 jam sampai dengan pembukaan 3 cm. Fase aktif sekitar 7 jam, dengan perhitungan atau harapan membuka 1 cm setiap jam sampai lengkap.Sebaiknya pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam pada fase laten, dan tiap 3 jam pada fase aktif. Perkiraan masuk kala 2 dapat dari observasi jika ada tanda-tanda klinis lainnya. 3. Keadaan ibu Tanda vital (tensi, nadi, suhu, pernapasan) Status kandung kemih Pemberian makanan dan minuman Kontrol tensi setiap 4 jam 4. Keadaan janin Periksa denyut jantung janin setiap jam pada fase aktif Normalnya 120-160 kali per menit Jika selaput ketuban pecah, periksa : Warna cairan (adanya mekonium)
Kepekatan Jumlah cairan Molase 5. Pemeriksaan abdomen / luar Penurunan kepala (kecuali dievaluasi selama pemeriksaan dalam). Kontrol setiap 2 jam pada fase aktif. Kemajuan persalinan dapat dilihat dari patograf.
KONTRAKSI
Kontraksi yang dimaksud dalam persalinan kala II ialah kontraksi fisiologi dari otot-otot rahim itu sendiri (his). (www.google.com, 21 Oktober 2005) His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari pace maker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu di daerah kanalis servikalis yang membuka untuk mendorong isi uterus ke luar. Terjadinya his, akibat : 1. Kerja hormon oksitosin 2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3 3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankehauser yang tertekan masa konsepsi. His yang baik dan ideal meliputi : 1. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus. 2. Kekuatan terbesar di daerah fundus . 3. Terdapat periode relaksasi diantara dua periode kontraksi. 4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his 5. Servik uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar. Ostium uteri eksternum dan ostium uteri internum pun akan terbuka.
Pengukuran kontraksi uterus 1. Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat. 2. Frekuensi 3. Satuan his : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit) : unit montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi)
Sifat his pada fase persalinan kala II Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Reflek mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi. His menjadi kuat dan cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak BAB. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengean maksimal kepala janin dilahirkan dengahn suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida, kala II berlangsung rata-rata 1 jam dan pada multigravida rata-rata jam. (Sarwono, 1991) Kontraksi dalam rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah : Lamanya kontraksi Kekuatan kontraksi : kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik. : menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai
35 mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam. Interval anatara dua kontraksi : pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas 1. Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sembelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi. Kejadian ini disebut retraksi. 2. kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur-angsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.