Anda di halaman 1dari 2

Anti Fungal

Jamur patogen biasanya di luar tubuh. Pada dinding sel nya ada STEROL yang merupakan senyawa kimia unik. Anti Fungal merupakan senyawa kimia juga untuk membasmi fungi/penyakit-penyakit yang disebabkan oleh fungi, salah satunya adalah mikosis. Mikosis ada 2 macam, yakni: Superficial : Pada permukaan kulit dan membran mukosa ada hypha lembut dan

spora, bisa dideteksi langsung pakai mikroskop, ujinya Dermatophyt test. Sistemik : Berefek pada CNS, paru-paru, dan darah. Uji serologis

Pengobatan bisa melalui 3 cara: Topikal Oral Parenteral

Golongan obat antifungal: Polyene AFA Mekanisme : Mengikat ergosterol membran sel fungi depolarisasi dan pe permeabilitas membran kebocoran dan kematian sel Contoh obat yang biasa digunakan: a. Nystatin/Mycostatin : merupakan kombinasi antara Streptomyces nouresi +

neomycin/triamcinolone acetonid yang mampu membasmi Candida albicans yang menyebabkan candidiasis pada pet animal. b. Amphotericin : Berasal dari Streptomyces nodosus. Untuk pengobatan

mikosis sistemik pada pet animal dengan cara injeksi IV dalam larutan 5% dextrose. Injeksi IV 90% obat terikat pada plasma/lipoprotein lepas pada membran yang mengandung cholesterol pada jaringan lokal tempat dimetabolisir. Konsentrasi Konsentrasi Efek samping : Nephrotoxic, sehingga perlu uji fungsi ginjal, pemeriksaan serum BUN, kreatinin, dan potasium selama pengobatan berjalan. Tremor, vomit : Dicegah dengan antihistamin sebelum pengobatan Cardiac Arithmia, Thrombophlebitis : Paru, limpa, ginjal, hati. : Mata, tulang, cairan cerebrospinal, dan urin.

Imidazole AFA Mekanisme : Membuat kebocoran membran sel fungi Contoh obat yang biasa digunakan: a. Ketokonazole : Lebih efektif untuk pengobatan mikosis sistemik melalui

pemberian secara topikal. b. Miconazole : Untuk pengobatan mikosis sistemik pet animal dengan

pemberian secara parenteral, dan pengobatan mikosis superficial (dermatophyt) melalui pemberian secara topikal. c. Itraconazole pada pet animal. d. Fluconazole Anti metabolic AFA Mekanisme : Merusak sintesa protein dan menghambat sintesa RNA Contoh obat yang biasa digunakan ialah Flucytosin. Biasa digunakan pada candidiasis, namun obat ini jelek, karena mudah resisten dan lemah jika menjadi obat tunggal. Oleh karena itu biasa dikombinasikan dengn Ampothericin B yang berguna untuk pengobatan criptococcosis. Absorbsi cepat, terdistribusi luas, terikat sangat sedikit dengan protein plasma (2-4%), ekskresi melalui urin tanpa perubahan. Efek sampingnya diare, muntah, dan anorexia. Kontra indikasi pada hewan bunting dan sensitif. Superficial AFA Mekanisme : Mengganggu saat pembelahan sel fungi, sintesa asam nukleat, dan sintesa dinding sel. Contoh obat yang biasa digunakan ialah Griseofulvin yang berasal dari Penicillium griseofulvum. Diberikan secara per oral untuk pengobatan dermatophyte. Kontra indikasi pada hewan bunting. Absorbsi meningkat ketika diberikan bersamaan dengan konsumsi makanan berlemak. : Untuk pengobatan candidiasis sistemik. : Untuk pengobatan infeksi baik superficial maupun sistemik

Anda mungkin juga menyukai