Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman Pemberian Suntikan MSG dibandingkan dengan Pemberian secara Oral Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa pemberian

MSG baik secara suntikan ataupun oral dapat menyebabkan nekrosis saraf di hipotalamus. Ada kekhawatiran konsumsi MSG pada manusia bisa menyebabkan neuro endocrinopathies. Namun hal ini masih diperdebatkan. Beberapa studi telah meneliti efek dari pemberian MSG secara oral pada tingkat yang sama dengan jumlah yang biasa ditambahkan pada makanan memiliki potensi untuk merusak regulasi hipotalamus nafsu makan. Selain itu dilakukan pula studi percontohan pada asupan MSG dengan serum leptin dan mengamati hubungan positif dari 2 variabel ini. Data percontohan mendukung hipotesis bahwa Asupan MSG dapat mengurangi sensitivitas leptin. Keselamatan dibandingkan dengan kesehatan MSG dianggap sebagai bahan makanan yang aman oleh US FDA,WHO,dan FASEB sebagai bahan tambahan makanan. Alami dibandingkan dengan olahan asam glutamat bebas Asam glutamat merupakan salah satu asam amino yang paling umum dan diakui sebagai ligan fisiologis reseptor rasa umami. Ada 2 bentuk asam glutamat yang ditemukan di alam : asam Lglutamat dan asam D-glutamat. Asam glutamat ditemukan dalam protein adalah asam L-glutamat saja, sedangkan asam D-glutamat tidak ditemukan secara alami dalam organisme tingkat tinggi tetapi hanya dalam dinding sel bakteri tertentu. , MSG diproduksi dari garam asam glutamat adalah molekul tunggal. Ini tidak memerlukan proses pencernaan dan dapat diserap langsung ke dalam sirkulasi. Sebaliknya, asam glutamat dalam makanan yang tidak diolah atau alami terutama ada sebagai bagian dari protein (molekul polipeptida) atau terhubung sebagai peptida. Mirip dengan karbohidrat kompleks, sistem pencernaan manusia diperlukan untuk memecah asam glutamat menjadi asam amino bebas sebelum protein atau polipeptida dapat melewati perut dan usus. Karena membutuhkan waktu lebih lama untuk sistem pencernaan untuk memecah protein ini atau peptida menjadi asam amino bebas, mungkin memakan waktu lebih lama pula untuk merasakan lapar lagi. Tentu saja, potensial dampak kesehatan dari perbedaan ini perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa beberapa makanan alami juga mengandung jumlah kecil asam glutamate bebas. Mengapa orang Asia relatif langsing dibandingkan dengan orang Barat jika MSG lebih populer dalam masakan Asia? Dipercaya bahwa orang Asia lebih tinggi konsumsi MSG dari orang barat karena MSG lebih populer dalam masakan Asia. MSG mungkin salah satu dari banyak faktor risiko yang diketahui dan tidak diketahui sebagai penyebab obesitas. Potensi merugikan pengaruh asupan MSG pada berat badan orang Asia mungkin dilemahkan oleh faktor gaya hidup yang lain, misalnya aktifitas

fisik yang lebih besar dan asupan kalori makanan lebih rendah. Pada orang-orang barat konsumsi MSG telah meningkat karena memiliki banyak kemungkinan misalnya obsogenic (Berkembangnya gaya hidup santai serta kemudahan mengakses makanan berkalori tinggi di sebut juga dengan istilah gaya hidup obesogenic). Khususnya,orang-orang di negara barat mengkonsumsi MSG dengan menambahkan pada bumbu lain secara tersembunyi. Kesimpulan Melalui studi kohort ditemukan bahwa asupan MSG terkait dengan BMI dan kegemukan pada dewasa China. Namun perlu dtudi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi penemuan ini

Leptin Leptin adalah salah satu faktor genetik yang menyebabkan terjadinya kegemukan. Leptin adalah protein yang dihasilkan oleh sel adipose. Leptin yang dihasilkan ini dialirkan dalam darah menuju hipotalamus untuk mengontrol penyimpanan lemak atau bekerja dalam hal keseimbangan energi (Wiseman 2002).Jika leptin dalam darah meningkat maka kadar insulin menurun sehingga akan mengurangi nafsu makan. Pada orang kegemukan atau mengalami kelebihan berat badan, kadar leptin dalam darahnya rendah sekali (Stewart & Mann 2007). Rendahnya kadar leptin inilah yang menyebabkan seseorang lama-kelamaan menjadi obes, karena tidak ada yang mengontrol nafsu makan indivudu tersebut. Rusaknya leptin, salahsatunya disebabkan oleh faktor genetik. Menurut Dadamo (2009), seseorang yang mengalami kelebihan berat badan,kadar leptin dalam tubuhnya akan meningkat, tetapi fungsinya terhambat. Pada penderita obesitas kadar leptin meningkat seiring dengan meningkatnya kadar insulin, hal inilah yang membuat para peneliti percaya bahwa resistensi leptin merupakan pemicu resistensi insulin. Leptin merupakan hormon yang berhubungan dengan gen obesitas. Leptin mempengaruhi kerja hipotalamus dalam mengatur jumlah lemak tubuh,kemampuan membakar lemak menjadi energi dan rasa kenyang. Leptin adalah hormon yang berfungsi untuk menurunkan nafsu makan dan memicu tubuh untuk menggunakan energi lebih banyak. Pada keadaan leptin resisten tubuh menjadi tidak peka terhadap rangsangan hormon leptin sehingga fungsi hormon menjadi tidak optimal yang mendorong terjadinya obesitas dan gangguan metabolisme tubuh yang lain. Leptin juga turut membantu kerja insulin yaitu hormon yang berfungsi merangsang sel-sel tubuh untuk menurunkan gula darah.

Hubungan MSG Dengan Hormon Leptin Sebuah studi baru menemukan bahwa penyedap rasa monosodium glutamat (MSG), yang paling sering dikaitkan dengan Chinese restaurant syndrome sakit kepala setelah makan makanan China, ternyata berpotensi meningkatkan ukuran lingkar pinggang. Para peneliti menemukan bahwa orang yang makan MSG dalam jumlah berlebih, risiko untuk menderita kelebihan berat badan atau obesitas meningkat. Namun peningkatan risiko ini tidak sederhana dan bukan hanya disebabkan karena menyantap makanan tinggi MSG berlebihan. Hubungan antara asupan tinggi MSG dan peningkatan berat badan baru dapat dianalisis setelah menganalisis pola kebiasaan makan dan menghitung total asupan jumlah kalori. Ka He, ahli nutrisi di University of North Carolina, Chapel Hill, yang memimpin penelitian ini, mengatakan bahwa walaupun risiko kenaikan berat badan disebabkan MSG adalah sederhana, namun implikasinya bagi kesehatan sangat besar, karena masyarakat luas sering bahkan hampir setiap hari mengonsumsinya, demikian pernyataanya pada Reuters Health (Marcus A, 2011). Hasil penelitian terbaru ini, telah diterbitkan oleh American Journal of Clinical Nutrition, melibatkan lebih dari 10.000 orang dewasa di China selama rentang waktu rata-rata 5,5 tahun. Para peneliti mengukur asupan MSG secara langsung yaitu menimbang hasil produk yang mengandung MSG sebelum dan setelah disantap, seperti botol kecap, untuk mengetahui seberapa banyak yang dikonsumsi. Subjek penelitian diminta untuk menyampaikan daftar asupan mereka selama tiga kali periode 24 jam. Setelah subjek penelitian yang kelebihan berat badan dan tidak memenuhi kriteria dikeluarkan, pada akhir penelitian sekitar 30% pria dan wanita yang makan MSG paling banyak (rata-rata 5 gram per hari) cenderung mengalami kelebihan berat badan dibandingkan mereka yang makan lebih sedikit (kurang dari 0,5 gram sehari). Hasil akhir analisis penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian yang mengonsumsi MSG 5 gram sehari risiko peningkatan berat badannya meningkat menjadi 33% (Marcus A, 2011). Mekanisme MSG dalam meningkatkan berat badan masih belum dapat dijelaskan

sepenuhnya, tapi diduga berhubungan dengan hormon leptin, yang mengatur keinginan makan dan metabolisme. Subjek penelitian yang mengonsumsi MSG lebih banyak terbukti

menghasilkan lebih banyak hormon leptin dalam tubuhnya. Konsumsi MSG dapat menyebabkan resistensi leptin, sehingga tubuh tidak efisien memproses energi yang didapat dari makanan. Hal

ini menjelaskan mengapa orang-orang yang makan MSG lebih banyak, berat badannya meningkat dan hal ini tidak bergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi. Ivan E. de Araujo, ahli neurobiologi di Universitas Yale yang telah mempelajari dampak MSG terhadap leptin, mempunyai pendapat lain mengenai temuan baru ini. Leptin dilepas oleh sel lemak, sehingga orang obesitas memiliki kadar leptin yang lebih tinggi dalam darah mereka. Araujo menyebutkan bahwa pemaparan yang terlalu lama oleh MSG kadar tinggi dapat memicu resistensi leptin akibat terjadinya kerusakan daerah otak yang disebut hipothalamus. Agar berfungsi dengan baik otak memerlukan glutamat sebagai neurotransmiter. Otak menghasilkan sendiri glutamat yang diperlukannya dalam jumlah besar. Glutamat dari makanan tidak dapat masuk ke otak karena adanya mekanisme perlindungan otak yaitu sawar darah otak. Degenerasi neuron akut ditemukan pada area yang tidak terlindungi oleh sawar darah otak, terutama pada area nukleus arkuata pada hipotalamus (Siegel, 1999). Namun hal ini perlu diteliti lebih jauh karena tidak ada bukti yang mendukung bahwa konsumsi MSG dalam jumlah normal bisa mencederai otak. Yang menarik, ternyata orang yang mengonsumsi kadar MSG paling tinggi mengalami peningkatan berat badan yang moderat (sedang). Sedangkan peningkatan berat badan yang paling tinggi justru terjadi pada kelompok yang selain mengonsumsi MSG kadar tinggi disertai konsumsi garam yang tinggi juga, hal ini karena garam dapat menyebabkan retensi air dan peningkatan berat badan. Jadi ternyata masih diperlukan serangkaian penelitian lanjutan, untuk melihat berbagai variabel, manfaat kesehatan terkait dengan perubahan pola makan dan pengalaman orang-orang yang berhenti menggunakan MSG. MSG merupakan salah satu zat aditif yang paling banyak digunakan sebagai penguat rasa dalam berragam makanan. MSG cenderung lebih populer di negara-negara Asia, akan tetapi Amerika juga banyak menggunakannya dalam makanan olahan, antara lain kentang goreng atau sup kaleng, walaupun seringkali tidak tercantum dalam labelnya. Rata-rata asupan MSG sehari orang Amerika diperkirakan hanya sekitar setengah gram, sedangkan perkiraan konsumsi ratarata untuk orang Jepang dan Korea antara 0,5 - 10 gram per hari. Jumlah kasus obesitas di China tidak sebanyak di Amerika Serikat, hal ini menunjukkan bahwa MSG bukan satu-satunya biang keladi dalam kasus berat badan berlebih. Penjelasan yang rasional adalah orang China

cenderung lebih aktif secara fisik, dan hal ini mungkin membantu mengatasi efek peningkatan berat badan dari zat aditif ini.

MSG terdiri dari 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Glutamat adalah salah satu dari 20 asam amino pembentuk protein yang terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Demikian juga, natrium terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Glutamat mempunyai peran sentral dalam berbagai metabolisme tubuh, antara lain

sebagai unsur perantara metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Glutamat dapat dibentuk menjadi berbagai asam amino lain seperti gluthation, arginin dan proline (Reeds PJ et al, 2000). Glutamin merupakan turunan dari asam glutamat. Nama kimianya adalah asam glutamat 5amida. Menurut beberapa ahli gizi, glutamin dapat lebih mudah melewati sawar darah otak. Glutamin merupakan asam amino non esensial dengan konsentrasi tertinggi pada sel otot dan plasma. Berperan penting sebagai sumber nutrisi sel terutama usus dan lekosit. Glutamin berperan sebagai sumber energi dan proses penting sintesis nukleotida. Pada saat terjadi trauma dan infeksi, kadar glutamin intrasel menurun akibat terjadi peningkatan pemakaian oleh jaringan lain, sehingga pada keadaan tersebut glutamin menjadi nutrient yang esensial (Shills,2006). Sebagian besar glutamat dari makanan akan dimetabolisme dan digunakan sebagai sumber energi usus halus untuk mengabsorbsi unsur-unsur nutrisi ke dalam darah sehingga kebutuhan tubuh akan nutrisi dapat tercukupi (Yamaguchi, 1968).

Analisis Terdapat perbedaan pernyataan antara (Stewart & Mann) dan Dadamo. Stewart & Mann menyebutkan bahwa pada orang obesitas atau mengalami kelebihan berat badan, kadar leptin dalam darahnya rendah sekali (Stewart & Mann 2007). Rendahnya kadar leptin inilah yang menyebabkan seseorang lama-kelamaan menjadi obes, karena tidak ada yang mengontrol nafsu makan indivudu tersebut. Sedangkan menurut Dadamo pda orang kegemukan kadar leptinnya tinggi sehingga terjadi resistensi insulin sehingga tubuh tidak peka terhadap rangsangan hormon leptin sehingga fungsi hormon menjadi tidak optimal yang mendorong terjadinya obesitas dan gangguan metabolisme tubuh yang lain. Dari pernyataan Dadamo maka kami menganalisa bahwa seseorang yang mengkonsumsi MSG dalam jumlah yang berlebihan akan menghasilkan hormone leptin yang tinggi. Peningkatan hormone leptin ini memicu terjadinya resistensi insulin sehingga tubuh tidak peka terhadap rangsangan hormone leptin. Sehingga tubuh tidak efisien memproses energi yang didapat dari makanan. Hal ini menjelaskan mengapa orang-orang yang makan MSG lebih banyak, berat badannya meningkat. Namun hal ini masih perlu penelitian lanjutan karena dari berbagai penelitian masih belum bias menjelaskan sepenuhnya kenapa MSG bias mempengaruhi kegemukan. Berbagai factor dan alasan bisa mempengaruhi seseorang menjadi

obesitas/kegemukan. Misalnya seseorang suka mengkonsumsi snack yang mengandung MSG secara terus-menerus karena efek yang lezat dari MSg itu sendiri, sehingga tidak bisa berhenti dari mengkonsumsi snack tersebut karena selalu merasa ketagihan dan ingin mencobanya lagi. Ditambah lagi saat mengkonsumsi makanan/snack tersebut dengan menonton tv sehingga tidak ada pembakaran kalori justru terjadi penimbunan lemak. Lama-kelamaan hal inilah yang menyebabkan obesitas. Jadi obesitas bukan semata-mata karena factor MSG tetapi juga karena kurangnya aktifitas fisik yang rendah. Masalah kesehatan yang biasa dihubungkan dengan konsumsi MSG: 1. Kecurigaan bahwa MSG bias menyebabkan Chinese Restaurant Syndrome (antara lain rasa haus,pusing,tubuh kejang dan jantung berdebar-debar) 2. Pada beberapa orang, timbul reaksi berupa rasa haus setelah menyantap masakan yang mengandung MSG. Jika tubuh bereaksi dengan merasa haus,berarti ada sesuatu yang tidak benar dengan tubuh.

3. Karena MSG mengandung natrium, maka dituduh sebagai pencetus hipertensi. Namun semua dampak kesehatan tergantung sensitivitas dari masing-masing individu terhadap toleransi MSG yang masuk dalam tubuhnya. Karena sampai sekarang belum ada batasan penggunaan MSG (MSG masih dianggap aman ) baik dari WHO dan FAO. Selama kita menyikapi penggunaan MSG dengan bijak dan tidak berlebihan serta tidak sensitive dengan MSg maka kemungkinan terjadi kegemukan atau hipertensi bias dicegah.

Daftar Pustaka Hidayat,Meilinah.2011.MSG Meningkatkan Berat Badan. Magazine for Professional Update and Self : Dipublikasikan dalam Impulse available at

repository.maranatha.edu/1163/1majalah_IDI_MSG.pdf (diunduh tanggal 11 mei 2013) Anonym. Kegemukan. Available at repository.ipb.com. (diunduh tanggal 11 mei 2013)

Anda mungkin juga menyukai