Anda di halaman 1dari 3

DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh

bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus, mitokondria dan kloroplas. Perbedaan di antara ketiganya adalah: DNA nukleus berbentuk linear danberasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain itu, DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. Hal ini sangat berbeda dengan DNA nukleus yang memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot berbeda dengan struktur DNA eukariot. DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linear dan memiliki protein histon. DNA terdapat pada seluruh jaringan dan cairan tubuh. Oleh karena itu DNA genom dapat diisolasi dari semua bahan biologis yang mengandung sel berinti, seperti darah, semen, rambut, tulang, liur dan lain-lain (Putra, 2011). DNA merupakan asam nukleat yang berada di dalam dan/atau di luar inti sel (nukleus). Substansi ini dimiliki oleh semua organisme hidup (virus pengecualian). Peran DNA secara umum di dalam sel adalah sebagai materi genetik, dengan kata lain DNA menyimpan blueprint bagi setiap aktivitas sel. Materi genetik tersebut adalah suatu faktor pembawa sifat organisme yaitu gen. Gen dapat diidentifikasi dan direkayasa apabila telah diambil dari sumbernya yaitu DNA. Gen pun dapat ditransfer dari individu satu ke individu yang lain. Proses ini adalah manifestasi dari proses yang dinamakan isolasi DNA (Corkill, 2010). Isolasi DNA adalah proses pemisahan molekul DNA dari molekul-molekul lain di inti sel. Prosedur ini memiliki beberapa tujuan analisis yaitu visualisasi DNA, peninjauan pola fragmentasi DNA, pembuatan pustaka genomik, rekayasa gen, dan amplifikasi DNA. Terdapat tiga tahapan dasar dan dua tahapan tambahan dalam prosedur isolasi DNA ini, yaitu preparasi ekstrak DNA (perusakan dinding sel dan lisis membran sel), purifikasi DNA, dan presipitasi DNA, serta pemisahan terhadap protein (dengan protease) dan RNA (dengan RNAse). Setiap maksud penggunaan DNA yang beragam membutuhkan persyarakan kualitas DNA yang berbeda. Kualitas DNA tersebut ditentukan oleh hal-hal berikut yaitu kemurnian DNA, panjang DNA, kemampuan

dipotong oleh sembarang enzim, tidak mengalami modifikasi selama proses isolasi berlangsung. Oleh sebab itu, terdapat sejumlah teknik isolasi DNA, yang disesuaikan untuk berbagai maksud penggunaan dan kualitas minimum yang ingin dicapai (Surzycky, 2000). Plasmid bekteri yang biasanya merupakan molekul DNA untai ganda dengan ukuran dari 1 kb sampai dengan lebih dari 200 kb. Plasmid ini terdapat dalam berbagai spesies bakteri dan merupakan satuan genetik tambahan yang bereplikasi dengan tidak tergantung pada kromosom bakteri dan diturunkan kepada anakan. Akan tetapi, dalam replikasi dan transkripsi tetap tergantung pada enzim yang terdapat pada sel inang. Biasanya, plasmid membawa gen yang menjadi enzim yang pada keadaan tertentu menguntungkan sel inang, di antaranya resisten terhadap antibiotik, produksi antibiotik, degradasi senyawa organic kompleks, produksi kolkisin, produksi enterotoksin, enzim restriksi, dan enzim modifikasi (Sudjadi, 2008). Setiap plasmid mempunyai suatu urutan basa tertentu yang berfungsi sebagai daerah awal replikasi (replikon), yang tanpa lokus ini plasmid tidak dapat memperbanyak diri dalam sel inang. Jenis replikon ini yang menentukan jumlah duplikat plasmid dalam setiap sel inang. Beberapa plasmid terdapat dalam jumlah 10, 30, sampai 100 molekul plasmid dalam setiap sel. Plasmid jenis ini dinamakan plasmid berduplikat tinggi. Sedangkan plasmid jenis lain terdapat 2,4 dan 8 duplikat persel yang dinamakan plasmid berduplikat rendah. Jarang sekali terjadi polulasi plasmid dalam bakteri lebih dari 1% dari DNA total. Ketika dua atau lebih jenis plasmid tidak terdapat bersama-sama dalam satu sel inang, berarti plasmid ini merupakan satu kelompok inkompatibilitas (Sudjadi, 2008). Selain DNA kromosomal, bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal. Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang berbeda karakternya dengan DNA kromosomal, berupa DNA sirkuler yang terdapat di sitoplasma, beruntai ganda serta mampu secara independen bereplikasi. Plasmid biasanya digunakan dalam teknologi DNA rekombinan menggunakan E. coli sebagai host, sehingga dalam rekayasa genetika plasmid sering digunakan sebagai vektor untuk membawa molekul DNA yang diinginkan ke dalam suatu sel inang. Penggunaan plasmid dalam DNA rekombinan dilakukan karena plasmid memiliki tiga region yang berperan penting untuk DNA

kloning, yaitu,

replication origin, marker yang memungkinkan

adanya seleksi

(biasanya gen resisten antibiotik) dan region yang mampu disisipi oleh fragmen DNA dari luar. Salah satu karakteristik plasmid, yaitu memiliki ORI (Origin of replication). Inti dari isolasi plasmid bakteri adalah menghancurkan membran sel sehingga semua organel sel dapat keluar (Jusuf 2001). DAFTAR PUSTAKA Corkill, G., Rapley, R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools and Techiques in Molecular Biomethods Handbook Second Edition. Ed: Walker, J.M., Rapley, R. Humana Press, NJ,USA. Jusuf M.2001. Genetika I: Struktur dan Ekspresi gen. Jakarta: Sagung Seto. Putra, Evan Shinly. 2011. DNA Kromosom. Available online try.org/author/Sinly_Evan_Putra/ [diakses pada 5 Oktober 2013] Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Kasinius. Yogyakarta. Surzycky, R. 2000. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Inc., Belmont. http://www.chem-is-

Anda mungkin juga menyukai