Anda di halaman 1dari 7

ICHTYOSIS VULGARIS

1.

DEFINISI Ichthyosis mengacu kepada sekelompok gangguan kulit yang relatif jarang,

ditandai dengan adanya permukaan kulit yang bersisik dan kering. Hal ini dianggap sebagai gangguan keratinisasi atau kornifikasi, dan itu adalah karena diferensiasi atau metabolisme epidermal yang abnormal.(1)

2.

EPIDEMIOLOGI Di Inggris, kejadian ichthyosis vulgaris dilaporkan 1 kasus per 250

penduduk. Di Cina, ichthyosis vulgaris memiliki prevalensi 2,29%. Ichthyosis vulgaris herediter ditemukan di seluruh dunia, dan prevalensi tergantung pada lokasi. Satu studi di Berkshire, Inggris, mengamati frekuensi 1 kasus dalam 250 pelajar. Ichthyosis yang didapat sangat jarang. Prevalensi di seluruh dunia tidak diketahui. (2)

3.

ETIOLOGI Ichthyosis Vulgaris adalah penyakit yang didasari oleh mutasi genetik,

penyebab lain mendasari penyakit ini seperti infeksi, reaksi alergi adalah belum jelas dan masih tidak diketahui secara pasti. Gen yang terlibat bermutasi dalam penyakit ini diduga kuat adalah gen yang memiliki keterlibatan dalam pengkodean profilagrin, yaitu gen yang mempunyai peranan dan arti yang sangat penting

dalam pembentukan struktur dari kulit, mutasi gen yang terjadi pada penyakit ichthyosis vulgaris adalah mutasi dengan kondisi autosomal dominan. (3)

4.

PATOGENESIS Ichthyosis Vulgaris diklasifikasikan sebagai kelainan retensi hyperkeratosis.

Molekul yang diketahui terlibat pada patogenesis Hereditary Ichthyosis Vulgaris adalah profilaggrin. Profilaggrin disintesis pada lapisan granular epidermis, yang merupakan komponen utama dari granul keratohyalin. Melalui berbagai modifikasi post-translasi, profilaggrin diubah menjadi filaggrin, yang mengikat keratin intermediate filament pada stratum corneum bawah. Kemudian, filaggrin mengalami proteolisis dan metabolisme, menghasilkan asam amino bebas dan derivatnya meliputi urocanic acid (UCA) dan pyrrolidone carboxylic acid (PCA) yang ketiganya disebut sebagai natural moisturizing factor (NMF) yang berperan penting sebagai bahan pengikat air (hidrasi kulit) dan proteksi sinar UV pada stratum corneum atas. Siklus normal dari hidrasi dan dehidrasi kulit berkontribusi pada proses deskuamasi kulit normal. Siklus ini mengalami gangguan pada Ichthyosis Vulgaris.(2) Ekspresi normal gen profilaggrin dapat pertama kali dideteksi pada lapisan granular. Pada Ichthyosis Vulgaris ekspresi profilaggrin tidak ada atau berkurang pada epidermis. Kelainan biokimia ini berhubungan dengan jumlah penurunan granul keratohyalin dan tingkat keparahan kondisi klinis. Analisis kultur keratinosit menunjukkan adanya penurunan mRNA profilaggrin. Dibandingkan dengan jumlah normal, sebuah penelitian menemukan hanya terdapat 50% mRNA

profilaggrin dan 10% protein profilaggrin. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terganggunya pengaturan post-transkripsi menyebabkan penurunan stabilitas mRNA profilaggrin.(2) Gen profilaggrin merupakan bagian dari sekelompok gen pada 1q21 yang mengkode kerja protein struktural yang terekspresi dalam proses diferensiasi akhir epidermis. Kompleks ini disebut epidermal differentiation complex yang melibatkan banyak gen. Sebuah daerah yang berdekatan pada 1q22 juga terlibat. Mekanisme molekuler yang mendasari patofisiologi penyakit ini belum diketahui.
(2)

5.

GEJALA KLINIS Kulit kering Kulit bersisik Kemungkinan penebalan kulit Rasa gatal ringan pada kulit Kulit kering dan bersisik biasanya paling parah pada kaki tetapi juga dapat

melibatkan lengan, tangan, dan tubuh bagian tengah. Orang dengan kondisi ini mungkin juga memiliki banyak garis-garis halus di atas telapak tangan. (4)

Gambar 1. Ichtyosis vulgaris

6.

DIAGNOSIS Ichthyosis vulgaris didiagnosis berdasarkan gejala klinis dan patologis,

riwayat keluarga, hasil pemeriksaan fisik dan adanya mutasi gen filaggrin. Riwayat pasien dapat membantu penegakan diagnosis (penampakan pada saat lahir atau riwayat ichthyosis pada keluarga). Pada pemeriksaan fisik akan tampak kulit bersisik, dilakukan penilaian kualitas sisik, pola penyebaran, adanya blister ataupun keterlibatan organ lainnya. Pemeriksaan patologi dapat dilakukan dengan biopsy kulit. Spesimen biopsi dapat diperiksa di bawah mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Sample biopsi diambil pada area kulit yang mengalami hiperkeratosis maksimum karena jika sample biopsi diambil pada area dengan sisik yang sedikit, hasilnya kurang dapat diandalkan untuk analisis dan temuan

histopatologi tidak dapat

dibedakan dengan kulit normal. Sisik yang tebal

biasanya ditemukan pada aspek anterior tungkai bawah. (2) Penampakan histologis ichthyosis herediter dan ichthyosis yang didapat dapat teridentifikasi. Stratum korneum menunjukkan hiperkeratosis korneosit yang berlapis-lapis. Adanya folikular juga dapat terjadi berhubungan dengan keratosis pilaris. Lapisan granular biasanya menjadi satu lapisan tebal atau tidak ada. (2)

7.

DIAGNOSA BANDING Diagnosa banding dari Ichtyosis vulgaris adalah : (3) X linked ichtyosis Bullous congenital ichtyosiform erythroderma Nonbullous congenital ichtyosiform erythroderma Ichtyosis lamellar Ichtyosis Harlequin

8.

PENATALAKSANAAN Pendekatan utama untuk pengobatan ichthyosis meliputi hidrasi kulit dan

salep untuk mencegah penguapan. Hidrasi yang cukup menyebabkan deskuamasi dengan meningkatkan aktivitas enzim hidrolitik dan kerentanan terhadap kekuatan mekanik. Kelenturan dari stratum korneum juga ditingkatkan. Hal hal berikut ini dapat diberikan : (2)

Retinoid topikal (misalnya, tretinoin) mungkin bermanfaat. Mereka mengurangi kohesi sel epitel, menstimulasi mitosis dan pergantian sel keratinosit, dan menekan sintesis keratin. Tazarotene, reseptor-selektif retinoid topikal, juga telah efektif dalam satu percobaan kecil.

Alpha-hydroxy acids (misalnya, laktat, glikolat, atau asam piruvat) efektif untuk hydrating kulit. Mereka bekerja dengan menyebabkan disagregasi korneosit di tingkat yang lebih rendah dari stratum korneum yang baru dibentuk. Asam laktat yang tersedia sebagai lotion adalah amonium 12% laktat atau amonium konsentrasi 5-10% dalam kondisi yang sesuai. Aplikasi dua kali sehari telah terbukti lebih unggul dibandingkan menggunakan krim berbahan dasar petrolatum untuk mengontrol ichthyosis vulgaris.

Untuk menghilangkan sisik dapat dibantu dengan bahan keratolitik (misalnya asam salisilat), yang menginduksi pemisahan dari korneosit dalam stratum korneum. Gel asam salisilat 6% yang tersedia secara komersial dapat digunakan dalam dosis yang terbatas disertai dengan pengawasan yang tepat.

Selain itu penggunaan produk yang mengandung urea atau glikol propilena dapat digunakan. Pelembab mengandung urea dengan konsentrasi rendah (10-20%) menghasilkan stratum korneum yang lebih lentur. Propilen glikol menarik air melalui stratum korneum dengan membentuk gradien air. Kulit tebal yang terbentuk digunakan sebagai cadangan air.
6

Ichthyosis vulgaris responsif terhadap steroid. Steroid topikal dosis ringan mungkin berguna untuk pruritus.

Ichthyosis vulgaris umumnya cenderung membaik jika kondisi sistemik yang mendasarinya diobati dengan pengobatan yang tepat

9.

KOMPLIKASI Komplikasi yang disebabkan oleh ichthyosis vulgaris antara lain : fissure

pada ekstremitas, infeksi sekunder, dan kondisi yang berhubungan dengan penyakit sistemik. (5)

10.

PROGNOSIS Prognosis untuk ichthyosis vulgaris herediter adalah baik semakin

bertambahnya usia, sedangkan ichthyosis vulgaris yang didapat prognosisnya tergantung pada derajat keparahan dari penyakit sistemik yang mendasari. (5)

Anda mungkin juga menyukai