Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Rambut mempunyai peran dalam proteksi terhadap lingkungan yang merugikan, antara lain suhu dingin atau panas, dan sinar ultraviolet. Selain itu, rambut juga berfungsi melindungi kulit terhadap pengaruh-pengaruh buruk; misalnya alis mata melindungi mata agar keringat tidak mengalir ke mata, sedangkan bulu hidung menyaring udara. Rambut juga berfungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan keringat, dan sebagai indera peraba yang sensitif (Harahap, 2000). Rambut merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu beberapa usaha di seluruh dunia telah dilakukan untuk mendapatkan hair tonic yang efektif. Beberapa metode untuk mengevaluasi keefektifan hair tonic ini telah dilakukan, seperti metode marking, dyening, clipping, shaving dan weighing. Namun demikian, beberapa metode ini memiliki kekurangan, misalnya thallium acetate yang digunakan dalam metode marking terbukti beracun pada hewan percobaan tikus (Tanaka, et al., 1980). Sediaan hair tonic berupa larutan sehingga mudah dipalikasikan dan tidak lengket seperti sediaan semisolid sehingga tidak meninggalkan lapisan tipis yang dapat memicu terbentuknya ketombe, Penumbuh rambut (hair tonic) adalah sediaan yang mengandung bahan-bahan yang diperlukan oleh rambut, akar rambut, dan kulit kepala (Tranggono, 1992). Penggunaan bahan-bahan yang berfungsi sebagai penumbuh rambut (misalnya counter irritant) dalam konsentrasi rendah akan menyebabkan kemerahan pada kulit dan rasa hangat sehingga meningkatkan aliran darah pada kapiler kulit (Balsam dan Sagarin, 1974). Kerontokan rambut yang sering diakhiri kebotakan merupakan problema estetis yang sangat dikhawatirkan setiap orang Ekstrakun pacar kuku mengandung tanin, mannitol, asam tanat, musilago dan asam galat dan komponen utama 2-hydroxynapthoquinone (lawsone), yang diketahui merupakan kandungan bioaktif utama yang merupakan pewarna alami daun pacar kuku dan diduga berperan dalam aktivitas pertumbuhan rambut, meskipun mekanisme aktivitas terhadap pertumbuhan rambut tidak diketahui. ( Muhammad &Muhammad, 2005)

1.2 TUJUAN Untuk mengetahui aktivitas pertumbuhan rambut pada tikus putih oleh sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak daun pacar kuku dengan konsentrasi 2%, 4% dan 8% (b/b) 1.3 HIPOTESIS Hair tonic yang mengandung ekstrak daun pacar kuku 2%, 4% dan 8% (b/b) memiliki perbedaan aktivitas terhadap pertumbuhan rambut

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pacar Kuku (Lawsonia inermis L) 2.1.1 Klasifikasi Divisi l Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Dicototyledoneae : Myrtales : Lythraceae : Lawsonia : Lawsonia inermis L. (Direktorat Obat Asli Indonesia, 2009)

2.1.2 Nama Umum dan Nama daerah Lawsonia inermis L., di Indonesia dikenal dengan nama pacar kuku atau henna.Selain itu tanaman pacar kuku juga memiliki nama daerah, yaitu ineng, gaca (Aceh), kacar (Gayo), ine (Batak Karo), inae batang, inae parasi, parasi (Minangakabau), bunga laka (Timor), daun laka (Ambon), kayu laka (Manado), pacar kuku (Jawa Tengah), pacar (Madura), pacar kuku (Sunda), pacar ngatu (Dayak), tilangge tutu (Gorontalo), kolondigi boneago (Buol), karuntigi (ujung pandang), paci (Bugis), bunga jari (Halmahera), laka bobudo, laka roriha (Ternate), laka kahori (Ternate), laka bobulo (Tidore) (Direktorat Obat Asli Indonesia, 2009)

2.1.3 Morfologi Tanaman Pacar Kuku Habitus berupa perdu, tahunan, tinggi 2-6 meter. Batang berkayu bentuk bulat, berduri, putih kotor, batang tegak, bercabang kuat. Daun tunggal, duduk berhadapan, membundar telur, panjang 1,5-5 cm, lebar 0,5-2 cm, ujung dan pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, hijau. Buah kotak, beruang dua, diameter 7,5 mm, hitam jika masak. Biji kecil, segi tiga, coklat kehitaman. Akar tunggang, warna kuning muda. (Direktorat Obat Asli Indonesia, 2009)

Gambar 2.1 Tanaman Lawsonia inermis L.

2.1.4 Ekologi, penyebaran dan budidaya Tanaman pacar kuku (Lawsonia inermis) berasal dari Afrika Timur atau India dan didaerah tropis (Oyen, 1991) Di Indonesia penyebarannya merata mulai dari pulau Jawa , Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusatenggara dan Maluku (Medicinal Herb Index in Indoesia, 1986) Tanaman ini dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai tinggi, dapat diperbanyak dengan biji atau stek batang. Tanaman pacar kuku dapat berdaptasi pada beberapa kondisi seperti tanah tandus , berbatu, ataupun tanah berpasir dan juga dapat tumbuh dengan baik pada tanah subur, begitu pula pada kelembapan yang rendah dan musim kering. Kadang-kadang tanaman ini tumbuh liar tetapi pada umumnya ditanam dihalaman rumah sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Di daerah daerah seperti India , Pakistan, Mesir, Lybia dan Sudan, tanaman ini ditanam untuk tujuan komersial (Oyen, 1991)

2.1.5 Kandungan Kimia Kandungan kimia daun pacar kuku adalah tanin, mannitol, asam tanat, musilago dan asam galat dan komponen utama 2-hydroxynapthoquinone (lawsone), yang diketahui merupakan

kandungan bioaktif utama yang merupakan pewarna alami daun pacar kuku ( Muhammad &Muhammad, naphthoquinone, 2005). Kandungan lainnya antara lain 1, 4dihydroxynaphthalene.1,4dan 2-hydroxy-1,4-

1,2-dihydroxy-glucoyloxynaphthalene

diglucosyloxynaphthalene. Flavonoid (luteolins, apigenin, and their glikosida). Kumarin (eskuletin, flaxetin, skopletin) dan steroid (-sitosterol). (Amit, Babasaheb, Rajkumar, 2011).

Sumber: (Amit, Babasaheb, Rajkumar, 2011). Gambar 2.2. Struktur Kandungan Kimia Daun Pacar Kuku (Chaudry, Goyal, Poonia, 2010)

2.2 Hair Tonic Hair tonic adalah kosmetika perawatan rambut yang digunakan setelah keramas atau kulit kepala dalam keadaan bersih. Cara penggunaan hair tonic yaitu diteteskan pada kulit Etanol 96%, digunakan sebagai pelarut, kosolven sekaligus antimikroba dan pengontrol viskositas dengan konsentrasi 30%

2.3 Bahan berkhasiat hair tonik Bahan berkhasiat hair tonik yaitu minoxidil, digunakan secara topikal untuk mengembalikan pertumbuhan rambut pada alopesia areata, alopesia totalis dan alopesia androgenetik. Dosis topikal yang digunakan adalah 2% setiap hari selama dua sampai empat bulan

2.4 Bahan Pembantu dalam Sediaan Hair Tonic 2.4.1 Etanol 96%, Etanol 96% digunakan sebagai pelarut, kosolven sekaligus antimikroba dan pengontrol viskositas dengan konsentrasi 30% 2.4.2 Propilen glikol Propilen glikol digunakan sebagai kosolven dan stabilizer. Konsentrasi penggunaannya berkisar 5-80% pada formulasi topikal dengan kegunaannya sebagai pelarut 2.4.3 Natrium metabisulfit, Natrium metabisulfit, digunakan sebagai antioksidan. Konsentrasi yang digunakan sebagai antioksidan adalah 0,01-0,1% 2.4.4 Metil Paraben, Metil Paraben digunakan sebagai pengawet dan antimikroba. Konsentrasi yang digunakan untuk sediaan topikal adalah 0,02-0,03% 2.4.5 Propil paraben, Propil paraben sebagai antimikroba. Konsentrasi yang digunakan untuk sediaan topikal adalah 0,01%-0,6% 2.4.6 Menthol Menthol digunakan sebagai pemberi sensasi dingin pada sediaan topikal dan juga untuk pemberi bau. Konsentrasi pada sediaan topikal berkisar 0,1-2,0% 2.4.7 Tween 80 Tween 80 digunakan sebagai agen pensolubilisasi dan agen pembasah. Sebagai agen pensolubilisasi penggunaannya sekitar 1-15% sedangkan sebagai pembasah dapat digunakan dalam konsentrasi 0,1-3% (Rowe,Rowe 2009) 2.4.7 Aquadest,

Aquadest merupakan air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan sehingga lebih bebas dari ktoran maupun mikroba. Air murni digunkan dalam sedian-sediaan yang membutuhkan air, terkecuali parenteral, aquadest harus disterilkan dahulu (Rowe, 2009)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika, Laboratorium Indonesia yang berlangsung dari bulan September Februari 2013 Fitokimia, dan

Laboratorium Farmakologi dan Kimia Analisis Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas

3.2. Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat soxlethasi untuk ekstraksi, rotary evaporator (Janke dan Kunkel IKA-Labortechnik) untuk mengentalkan ekstrak, cawan penguap untuk wadah ekstrak, timbangan analitik (Adam AFA-210 LC, USA), lemari pendingin (LG) viskometer Hoeppler (Haake PRUFSCHEIN, Jerman), pimset, oven (Memmert, Jerman), pH meter tipe 510 (Eutech Instrument, Singapura), jangka sorong (Tricle Brand, Cina). Alat-alat gelas dan plat tetes untuk skrining fitokimia, kotak plastik (beralaskan sekam) dan kawat untuk kandang tikus.

3.2.2 Bahan Kimia Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sediaan hair tonic ekstrak daun pacar kuku, etanol 96% (PT. Brataco Indonesia), propilen glikol (PT. Brataco Indonesia), tween 80 (PT. Brataco Indonesia), metil paraben (PT. Brataco Indonesia), propil paraben (PT. Brataco Indonesia), natrium metabisulfit (PT. Brataco Indonesia),menthol (PT. Brataco Indonesia), minoksidil, aquadest dan krim veet (diperoleh dari PT. Reckitt Benckiser, Indonesia) Bahan bahan untuk skrining fitokimia adalah ammonia encer, kloroform, HCl 2 N, Reagen Mayer, Dragendorf, amil alkohol, gelatin 1 %, eter, anisaldehid-asam sulfat, Reagen Lieberman-Burchad, dan NaOH. Eter untuk euthanasia, larutan neutral buffer formalin 10% untuk fiksasi, kapas dan bahan-bahan untuk pembuatan sediaan histopatologi yaitu larutan

Mayers Hematoxylin, larutan Eosin, Xylol, alkohol dengan konsentrasi bertingkat (70%, 80%, 90%, 95%, 100%), larutan Lithium Carbonat, akuades, asam asetat 1%, Schiff Reagent, air sulfit, larutan Mordant, larutan Carrazis Hematoxylin, larutan Orange G 0,75%, larutan Ponceau Xylidine Fuchsin, larutan Phosphotungstic Acid 2,5%, Anilin Blue dan parafin

3.2.3 Tanaman Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pacar kuku (Lawsonia inermis Linn.) yang diperoleh dari Balitro dan dideterminasi di oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor Lembaga Biologi Nasional Bogor.

3.2.4 Hewan Percobaan Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur SpragueDawley dengan berat 130-170 g, berumur 2 sampai 3 bulan, sebanyak 24 ekor yang diperoleh dari Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. . Tikus-tikus tersebut diaklimatisasi selama 14 hari di Fakultas Farmasi UI agar daat beradaptasi dilingkungan baru. Tikus dipelihara di dalam kandang individual dari kotak plastik yang pada bagian atasnya diberi kawat kasa sebagai penutup sekaligus tempat pemberian pakan dan minum. Sebagai alas digunakan alas sekam yang berfungsi untuk menjaga suhu dan menyerap urine. . Tikus diberi makanan dan minuman yang cukup dengan takaran yang sama banyak untuk tiap kelompok. Pakan yang diberikan yaitu pakan komersil berbentuk pellet dan minum secara ad libitum. Sekam pada kandang tikus diganti 3 hari sekali Dilakukan pengamatan keadaan umum dan penimbangan berat badan setiap minggu. Tikus dikelompokkan secara acak sedemikian rupa sehingga penyebaran berat badan merata untuk semua kelompok

3.4 Cara Kerja 3.4.1 Persiapan bahan Uji Daun pacar kuku dipeoleh dari Balitro yang dibuat dengan cara maserasi dengan etanol 95%. Setelah dimaserasi kemudian dilakukan penguapan untuk diperoleh ekstrak kental

3.4.2 Formulasi Sediaan Hair Tonik 3.4.2.1 Formula Pertama Formula pertama pembuatan hair tonik dibuat tanpa menggunakan tween 80. Formula ini terdiri dalam tiga formula yang dibedakan pada konsentrasi ekstrak daun pacar kuku. Masing masing hair tonic mengandung ekstrak daun pacar kuku 2%, 4% dan 8% (b/b). Perhitungan persentase komposisi bahan masing-masing hair tonic dapat dilihat seperti tabel berikut Tabel.3.1 Formula Sediaan Hair Tonic Bahan Kontrol Negatif (%) pacar 30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 54,58 Konsentrasi (%) (b/b) Formula 1 Formula Formula (%) 2 3 (%) (%) 2,00 4,00 8,00 -30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 52,58 30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 50,58 30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 46,58 Kontrol Positif (%) 2,00 30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 52,58

Ekstrak kuku

daun

Minoksidil Etnol 96% Propilen glikol Natrium metabisulfit Propil paraben Metil paraben Mentol Aquadest

3.4.2.1.1 Perhitungan Bahan Bahan yang akan dibuat untuk satu sediaan adalah 100 ml, maka perhitngan bahan-bahan yang diperlukan adalah Tabel.3.2 Jumlah Bahan pada Formula Sediaan Hair Tonic Bahan Kontrol Negatif Ekstrak kuku daun pacar Formula 1 Jumlah (gram) Formula Formula 2 3 4,00 8,00 Kontrol Positif -

2,00

Minoksidil Etnol 96% Propilen glikol Natrium metabisulfit Propil paraben Metil paraben Mentol Aquadest

30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 54,58

-30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 52,58

30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 50,58

30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 46,58

2,00 30,00 15,00 0,01 0,01 0,1 0,30 52,58

3.4.1.3 Cara Pembuatan 1. Timbang bahan bahan yang diperlukan 2. Larutkan Natrium metabisulfit dalam 5 ml aquadest 3. Larutkan ekstrak daun mangkokan dalam aquadest, campur dengan larutan no.2 4. Larutkan metil paraben dalam 5 ml etanol 5. Larutkan propil paraben dalam 5 ml etanol, campur dengan larutan no. 4 6. Larutkan menthol dalm etanol, campur dengan larutan no.5, kemudian tambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit. Aduk homogen 7. Larutan no.3 dicampurkan kedalam larutan no.6 sedikit demi sedikit, aduk sampai larut

3.4.2.2 Formula Kedua Formula kedua pembuatan hair tonik dibuat dengan menggunakan tween 80 sebagai bahan perbandingan. Hair tonic dibuat dalam tiga formula yang dibedakan pada konsentrasi ekstrak daun pacar kuku. Masing masing hair tonic mengandung ekstrak daun pacar kuku 2%, 4% dan 8% (b/b). Perhitungan persentase komposisi bahan masing-masing hair tonic dapat dilihat seperti tabel berikut

Tabel.3.3 Formula Sediaan Hair Tonic Bahan Kontrol Negatif (%) pacar 30,00 15,00 2,00 0,01 0,01 0,1 0,30 52,58 Konsentrasi (%) (b/b) Formula 1 Formula Formula (%) 2 3 (%) (%) 2,00 4,00 8,00 -30,00 15,00 2,00 0,01 0,01 0,1 0,30 50,58 30,00 15,00 2,00 0,01 0,01 0,1 0,30 48,58 30,00 15,00 2,00 0,01 0,01 0,1 0,30 44,58 Kontrol Positif (%) 2,00 30,00 15,00 2,00 0,01 0,01 0,1 0,30 50,58

Ekstrak kuku

daun

Minoksidil Etnol 96% Propilen glikol Tween 80 Natrium metabisulfit Propil paraben Metil paraben Mentol Aquadest

3.4.2.2.1 Perhitungan Bahan Bahan yang akan dibuat untuk satu sediaan adalah 100 ml, maka perhitngan bahan-bahan yang diperlukan adalah Tabel.3.4 Jumlah Bahan pada Formula Sediaan Hair Tonic Bahan Kontrol Negatif Ekstrak kuku daun pacar 30,00 15,00 2,00 Formula 1 Jumlah (gram) Formula Formula 2 3 4,00 30,00 15,00 2,00 8,00 30,00 15,00 2,00 Kontrol Positif 2,00 30,00 15,00 2,00

2,00 -30,00 15,00 2,00

Minoksidil Etnol 96% Propilen glikol Tween 80

Natrium metabisulfit Propil paraben Metil paraben Mentol Aquadest

0,01 0,01 0,1 0,30 52,58

0,01 0,01 0,1 0,30 50,58

0,01 0,01 0,1 0,30 48,58

0,01 0,01 0,1 0,30 44,58

0,01 0,01 0,1 0,30 50,58

3.4.2.3 Cara Pembuatan 1. Timbang tween 80 dan natrium metabisulfit dan siapkan aquadest 2. Larutkan tween 80 dalam aquadest, aduk hingga larut 3. Timbang ekstrak kental daun pacar kuku 4. Larutkan ekstrak kental daun pacar kuku dalam lautan no.2 hingga larut sempurna 5. Larutkan Natrium metabisulfit dalam 5 ml aquadest.Campurkan 6. Larutkan ekstrak daun mangkokan dalam aquadest, campur dengan larutan no.2 7. Larutkan metil paraben dalam 5 ml etanol 8. Larutkan propil paraben dalam 5 ml etanol, campur dengan larutan no. 4 9. Larutkan menthol dalm etanol, campur dengan larutan no.5, kemudian tambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit. Aduk homogen 10. Larutan no.3 dicampurkan kedalam larutan no.6 sedikit demi sedikit, aduk sampai larut

3.4.3 Penyiapan Hewan Uji Sebelum pengujian aktivitas pada tikus dilakukan diaklimatisasi selama 2 minggu, lalu dibagi 6 kelompok masing masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Rambut pada bagian punggung dicukur dengan luas 4x4 cm, lalu dioleskan krim depilatori selama 3-5 menit.Setelah itu bilas dengan air hangat hingga rambut rontok. Pada bagian tengah punggung tikus yang telah dicukur dibuat kotak dengan luas 2 x2 cm untuk tiap daerah uji dengan menggunakan spidol. Tikus didiamkan selama 24 jam kemudian bahan uji baru dioleskan Tabel 3.3 Kelompok perlakuan uji aktivitas pertumbuhan rambut

Kelompok Kontrol Normal Kontrol Negatif

Jumlah Tikus 4 4

Perlakuan Tidak dioleskan sediaan hair tonic Dioleskan sediaan hair tonic yang tidak mengandung zat berkhasiat Dioleskan sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak daun pacar kuku 2% Dioleskan sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak daun pacar kuku 4% Dioleskan sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak daun pacar kuku 8% Dioleskan sediaan hair tonic yang mengandung minoksidil

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Kontrol Positif

3.4.4 Uji Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Rambut


Sediaan uji dioleskan ke punggung tikus sebanyak 2 ml satu kali sehari selama 3 minggu. Kelompok 1 tidak diolesi sediaan hair tonic sevagai kontrol normal, kelompok 2 diolesi sediaan hair tonic yang tidak mengandung ekstrak daun pacar kuku sebagai kontrol negatif, kelompok 3 diolesi sediaan yang mengandung ekstrak daun pacar kuku 2% (Formula 1), kelompok 4 diolesi sediaan yang mengandung ekstrak daun pacar kuku 4% (Formula 2),kelompok 5 diolesi sediaan yang mengandung ekstrak daun pacar kuku 8% (Formula 3), kelompok 6 diolesi sediaan yang mengandung minoksidil sebagai kontrol positif. Pengamatan panjang rambut pada tiap daerah dilakukan pada hari ke-7,14 dan 21. Sebanyak 10 rambut tikus terpanjang diukur panjangnya dengan menggunakan jangka sorong dan rata-rata panjang rambut yng diperoleh diolah secara statistk untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna antara daerah uji dengan kontrol. Selain mengukur panjang rambut, pengukuran bobot rambut juga dilakukan untuk mengetahui kelebatan rambut. Pengukuran bobot dilakukan pada hari ke-21 dengan cara mencukur rambut yang tumbuh pada daearh uji kemudian ditimbang. Hasil yang diperoleh dihitung secara statistik (Yoon, J.J, 2010)

Anda mungkin juga menyukai