Kapasitas TEMPAT
UJI KOMPETENSI
KATA SAMBUTAN
Direktur Jendral PNFI Depdiknas
Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional sehingga mampu mewujudkan visi pendidikan nasional
untuk membangun insan yang cerdas dan kompetitif. Untuk mewujudkan visi tersebut dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional bertumpu pada tiga tema, yakni:
1. Pemerataan dan perluasan akses.
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing.
3. Peningkatan tata kelola, akunbilitas, dan pencitraan publik.
Direktorat Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal sebagai salah satu unit utama Departemen
Pendidikan Nasional dalam menindaklanjuti tema tersebut di bidang pembinaan kursus dan kelembagaan
mengembangkan berbagai program antara lain pembinaan penyelenggaraan Uji Kompetensi bagi peserta
didik kursus dan pelatihan serta warga masyarakat. Kebijakan penyelenggaraan Uji Kompetensi ini sesuai
dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 61 ayat 1
dan 3 tentang sertifikasi, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 89 ayat (1) dan (5) tentang sertifikasi, serta keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun
2008 tentang Uji Kompetensi bagi peserta didik kursus dan pelatihan dari Satuan Pendidikan Nonformal
atau warga masyarakat yang belajar mandiri.
Uji Kompetensi bagi peserta didik kursus dan pelatihan atau warga masyarakat merupakan sarana
untuk mengukur pencapaian kompetensi akhir peserta didik dan bagi mereka yang dinyatakan lulus dan
kompeten akan memperoleh sertifikat kompetensi. Untuk menyelenggarakan Uji Kompetensi tersebut
diperlukan lembaga sertifikasi kompetensi yang dibentuk oleh organisasi profesi yang diakui pemerintah,
tempat uji kompetensi, penguji kompetensi, dan berbagai standar kompetensi lulusan berstandar nasional.
Akhirnya dengan terbitnya pedoman uji kompetensi, pembentukan dan peningkatan kapasitas lembaga
sertifikasi kompetensi, tempat uji kompetensi, serta pelatihan dan ujian calon penguji uji kompetensi ini
diharapkan dapat memacu kami dan dinas pendidikan, organisasi profesi, penyelenggara kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya untuk melakukan langkah-langkah yang terarah, terencana dan Departemen Pendidikan Nasional
berkesinambungan dalam pembinaan dan penyelenggaraan uji kompetensi. Mudah-mudahan dengan
pedoman ini pelaksanaan uji kompetensi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang
diterapkan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TYME karena dengan kerja keras dan upaya yang tidak mengenal
lelah akirnya Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Nonformal dan
Informal, Departemen Pendidikan Nasional berhasil menyelesaikan penyusunan berbagai pedoman yang
akan menjadi acuan atau rujukan oleh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah,
dibidang pembinaan kursus dan kelembagaan, khususnya dalam mendukung pelaksanaan program uji
kompetensi.
Pada tahun 2009, pedoman-pedoman yang telah disusun, antara lain:
1. Pedoman uji kompetensi
2. Pedoman pembentukan lembaga Sertifikasi Kompetensi
3. Pedoman pembentukan temapt uji kompetensi
4. Pedoman pelatihan dan ujian calon penguji uji kompetensi
5. Pedoman peningkatan kapasitas lembaga sertifikasi kompetensi
6. Pedoman peningkatan kapasitas tempat uji kompetensi.
Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan beberapa pedoman lainnya, yaitu:
1. Prosedur Operasional Standar (POS)
2. Uji kompetensi SPA
3. POS Uji Kompetensi Tata Boga
4. POS Uji Kompetensi Seni merangkai Bunga dan Desain Floral
5. Standar Biaya Uji Kompetensi
6. Pedoman pelatihan calon pelatih/master penguji Uji Kompetensi.
POS Uji Kompetensi bidang ketrampilan/keahlian lainnya telah disusun pada tahun 2008, yaitu bidang
akuntasi, bahasa inggris, komputer, tata rias pengantin, menjahit, tata kecantikan rambut, hantaran dan
akupuntur.
Penyusunan pedoman-pedoman tersebut merupakan upaya mewujudkan atau mengimplementasikan
Dr. Wartanto
NIP 131865020
4 Peningkatan Kapasitas TEMPAT UJI KOMPETENSI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan ujian kompetensi adalah Tempat Uji
Kompetensi (TUK), yang berdasarkan hasil penilaian dan verifikasi yang dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Kompetensi dinilai layak dan memenuhi persyaratan atau kriteria yang telah ditetapkan, baik
yang berkaitan dengan aspek administrasi dan manajemen, sarana-prasarana, dan ketenagaan. Melalui
TUK inilah pelaksanaan uji kompetensi diharapkan dapat berjalan dengan baik, akuntabel, dan
transparan serta mampu memberikan citra yang positif terhadap para pemangku kepentingan.
Untuk mewujudkan hal itu, maka pada tahap awal pelaksanaan uji kompetensi diperlukan adanya
dukungan dan peran Pemerintah sebelum TUK tersebut dinilai mampu mandiri. Peran Pemerintah
dalam pelaksanaan uji kompetensi ini tidak hanya sebagai penentu kebijakan dan pengendalian tetapi
juga sebagai fasilitator yang mampu membudayakan dan meningkatkan kinerja TUK. Tanpa dukungan
dan peran Pemerintah, dikhawatirkan pada tahap awal pelaksanaan uji kompetensi tidak mencapai
hasil yang optimal.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka pada tahun 2009, Pemerintah dalam hal ini Direktorat
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direkorat Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal,
Departemen Pendidikan Nasional akan memberikan dana bantuan sosial peningkatan kapasitas TUK.
Untuk menjamin pelaksanaan pemberian bantuan sosial tersebut mencapai sasaran, aman,
transparan, akuntabel, sesuai prosedur, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka
perlu disusun Pedoman Pemberuan Bantuan Sosial Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional:
C. Tujuan
Tujuan disusunnya pedoman ini adalah untuk memberikan acuan kepada pengelola peningkatan
kapasitas TUK dan acuan bagi TUK dalam mengajukan dan mengelola dana bantuan sosial peningkatan
kapasitas TUK.
A. Pengertian
1. Organisasi Profesi atau Asosiasi Profesi adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan tujuan, kegiatan, profesi,
dan/atau keahlian yang berperan dalam mengembangkan, meningkatkan kemampuan atau
kompetensi anggotanya dan warga masyarakat dalam rangkai mencapai tujuan pendidikan
nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Lembaga Sertifikasi adalah suatu lembaga penyelenggara uji kompetensi yang dibentuk oleh
organisasi atau asosiasi profesi yang diakui pemerintah dan dikelola secara mandiri untuk
melaksanakan uji dan sertifikasi kompetensi bagi peserta didik kursus dan satuan pendidikan
nonformal lainnya serta warga masyarakat yang belajar mandiri.
3. Sertifikasi adalah proses kegiatan pemberian ijazah dan/atau sertifikat kompetensi atas pencapaian
kompetensi akhir peserta didik melalui suatu ujian.
4. Tempat Uji Kompetensi adalah lembaga kursus dan/atau satuan pendidikan nonformal lainnya
atau tempat lain yang berdasarkan penilaian dinyatakan layak dan mampu melaksanakan uji
B. Tujuan
Tujuan dari bantuan sosial peningkatan kapasitas Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah:
1. Umum
Meningkatkan kapasitas lembaga penyelenggara uji kompetensi agar dapat melaksanakan uji
kompetensi secara optimal.
2. Khusus
a. Mensosialisasikan pelaksanaan uji kompetensi kepada pihak-pihak terkait.
6 Peningkatan Kapasitas TEMPAT UJI KOMPETENSI
“Komposisi persentase pemanfaatan dana tersebut dapat disesuaikan dengan prioritas TUK.”
3. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan menerbitkan “Surat Keputusan” tentang penetapan
lembaga penerima bantuan sosial peningkatan kapasitas TUK dengan memperhatikan
pertimbangan dan rekomendasi dari Tim Penilai.
4. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan serta Pimpinan TUK menandatangani Perjanjian
Kerjasama tentang lingkup pekerjaan dan penggunaan dana.
B. Sistematika Proposal
Proposal yang diajukan sekurang-kurangnya sesuai dengan sistematika sebagai berikut:
1. Sampul depan proposal, meliputi: judul proposal, nama dan alamat lengkap lembaga.
2. Isi proposal terdiri dari:
• Daftar isi.
• Lembar Rekomendasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
• Lembar Pernyataan Kesediaan pengelola TUK.
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Hasil yang akan dicapai TUK.
BAB 4 Penutup
Berisikan uraian singkat seluruh rangkaian proses pelaksanaan kegiatan.
Lampiran
1. Fotocopy NPWP
2. Fotocopy rekening bank atas nama lembaga.
3. Fotocopy surat penetapan sebagai TUK.
8 Peningkatan Kapasitas TEMPAT UJI KOMPETENSI
2. Menyampaikan laporan tertulis tentang program dan kegiatan lembaga TUK kepada Direktur
Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal melalui Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
dengan sistematika sebagai berikut:
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Sasaran
B. Strategi Pelaksanaan
C. Tahapan Kegiatan
D. Jadwal Kegiatan
E. Biaya
BAB3. EVALUASI KEGIATAN
A. Capaian hasil kegiatan
B. Hambatan dan cara mengatasinya
C. Rekomendasi dan tindak lanjut
BAB4. PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bukti-bukti pengeluaran keuangan.
2. Foto-foto kegiatan
3. Data lain yang mendukung
Dengan terbitnya pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan, rujukan, dan petunjuk bagi semua
pihak yang berkepentingan dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan
penyelenggarakan program pemberian bantuan sosial peningkatan kapasitas TUK.
Untuk klarifikasi terkait dengan pemberian bantuan sosial ini, dapat menghubungi Direktur
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan u.p. Subdirektorat Peningkatan Mutu Kursus Gd. E Lantai VI Depdiknas
Jl. Jend. Sudirman – Jakarta atau dapat mengakses website: http://www.infokursus.net
10 Peningkatan Kapasitas TEMPAT UJI KOMPETENSI
LAMPIRAN
Lampiran 1
CONTOH SURAT
PERNYATAAN LEMBAGA PENERIMA BANTUAN SOSIAL
KOP LEMBAGA
SURAT PERNYATAAN
Sesuai dengan proposal yang diajukan oleh lembaga, kami siap untuk menjadi TUK dan menggunakan dana
bantuan sosial peningkatan kapasitas TUK yang diberikan oleh Direktur Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal.
Apabila lembaga kami mendapatkan dana bantuan sosial peningkatan kapasitas Tuk, saya menyatakan:
1. Sanggup memanfaatkan dana sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan dan peraturan yang
berlaku.
2. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mendapatkan bimbingan dan
petunjuk. Departemen Pendidikan Nasional
3. Bersedia menyampaikan laporan pelaksanaan program pemanfaatan dana kepada Direktur
Pembinaan Kursus dan Kelembagaan.
Pernyataan ini dibuat dengan sadar, tanpa paksaan dari pihak lain dan penuh rasa tanggung jawab.
Yang menyatakan,
Pimpinan Lembaga/Organisasi
Tanda tangan
Materai Rp. 6000,- dan stempel lembaga
(...........................)
11 Peningkatan Kapasitas TEMPAT UJI KOMPETENSI
Lampiran 2
CONTOH SURAT
REKOMENDASI DINAS PENDIDIKAN
Kop dinas pendidikan kabupaten/kota
REKOMENDASI
Yang merekomendasikan
(................................)
NIP. .........................