Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BASIS DATA MODUL 6 NORMALISASI

Nama Praktikan : Abrianto Nugraha ( !"#$ $$$!% In&truktur : Ri'ka (a)i*i+anti, S-Kom, M-Kom A&i&t.n : No/i A0i Ari1 2-

LABORATORIUM BASIS DATA SISTEM IN3ORMASI 4 3TI UNI5ERSITAS PEMBAN6UNAN NASIONAL 75ETERAN8 9ATIM !$ "

BAB I
DASAR TEORI MODUL 6 NORMALISASI Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan fleksible Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert,update,delete, dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut. Sebuah tabel dikatakan efisien atau normal jika memenuhi 3 kriteria, yakni : 1. Jika ada dekomposisi penguraian! tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman "osslessJoin #ecomposition!, artinya setelah tabel tersebut bisa menghasilkan tabel semula dengan sama persis. $. %erpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data #ependency &reser'ation!. 3. %idak melanggar (oyce-)ode Normal *orm ()N*! Jika kriteria ketiga ()N*! tidak dapat terpenuhi, maka paling tidak label tersebut tidak melanggar (entuk Normal tahap 3 3 rd Normal *orm + 3N*!.

3UN:TIONAL DEPENDEN:; *unctional #ependency atau ketergantungan fungsional merupakan ketergantungan relasi suatu atribut dalam tabel atau set entity terhadap atribut yang lainya. Notasi: , - ( , dan ( adalah atribut dari sebuah tabel. (erarti secara fungsional , menentukan ( atau ( tergantung pada ,, jika dan hanya jika ada $ baris data dengan nilai , yang sama, maka nilai ( juga sama Notasi: , - ( atau , - ( ,dalah kebalikan dari notasi sebelumnya. )ontoh *unctional #ependency %abel Nilai

*unctional #ependency dari tabel nilai Nr< - namaMh& .arena untuk setiap nilai nrp yang sama, maka nilai nama/hs juga sama. =Namaku>, nr<? - Ni(uru1

.arena attribut Nihuruf tergantung pada Namakul dan nrp secara bersama-sama. #alam arti lain untuk Namakul dan nrp yang sama, maka Ni0uruf juga sama, karena Namakul dan nrp merupakan key bersifat unik!. NamaKu> - nr< Nr< - Ni(uru1 BENTUK 4 BENTUK NORMAL (entuk 1 bentuk normalisasi sebagai berikut : 1. (entuk Normal %ahap &ertama 1 st Normal *orm + 1N*! $. (entuk Normal %ahap .edua $ nd Normal *orm + $N*! 3. (entuk Normal %ahap .etiga 3 rd Normal *orm + 3N*! 2. (oyce-)ode Normal *orm ()N*! 3. (entuk Normal %ahap 2 th Normal *orm + 2N*! 4. (entuk Normal %ahap 3 th Normal *orm + 3N*! - B.ntuk Norma> Taha< P.rtama ( &t Norma> 3orm @ N3% &ada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic bersifat atomic 'alue!. ,tom adalah 5at terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya. S+arat norma> k. &atu ( AN3% antara >ain: 1. setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa 6atomic 'alue7. $. tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda. 3. telah ditentukannya primary key untuk tabel + relasi tersebut. 2. tiap atribut hanya memiliki satu pengertian. "angkah pertama yang dilakukan pada %abel &elanggan (iaya pada %abel 8.3! tersebut adalah menghilangkan elemen data yang berulang dengan data-data &elanggan yang sesuai pada setiap baris. 0asil dari tabel yang telah memenuhi bentuk normal pertama dapat dilihat pada %abel 8.2. kita dapat mengidentifikasi primary key untuk relasi &elanggan9(iaya yang masih memiliki composite key No9&elanggan, No9&roperty!. &ada kasus ini kita akan memperoleh primary key yang bersifat composite key. :elasi &elanggan9(iaya dapat didefinisikan sebagai berikut. &elanggan9(iaya ; No9&elanggan, No9&roperty, Nama, ,lamat9&roperty, %gl9&injam, %gl9Selesai, (iaya,No9&emilik, Nama9&emilik!

!- B.ntuk Norma> Taha< K.)ua (! n) Norma> 3orm @ !N3% (entuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency ketergantungan fungsional sepenuhnya! yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika , adalah atribut-atribut dari suatu relasi, ( dikatakan full functional dependency memiliki ketergantungan fungsional terhadap ,, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset himpunan bagian! dari ,. S+arat norma> k.)ua (!AN3% &.bagai b.rikut1. (entuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. $. ,tribute bukan kunci non-key! haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya fully functional dependency! pada kunci utama + primary key. Tab.> Tabel Pelanggan Biaya dalam bentuk normal kedua (2-NF)

"- B.ntuk Norma> Taha< K.tiga (" r) Norma> 3orm @ "N3% <alaupun relasi $-N* memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-N*,

namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan update! terhadap relasi tersebut. /isalkan kita akan melakukan update terhadap nama dari seorang &emilik pemilik!, seperti #urki No9&emilik: )=83!, kita harus melakukan update terhadap dua baris dalam relasi &roperty9&emilik lihat %abel 8.3, c! relasi &roperty9&emilik!. Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten + tidak teratur. ,nomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif transiti'e dependency!. .ita harus menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga 3-N*!. S+arat norma> k.tiga (Thir) Norma> 3orm @ " N3% &.bagai b.rikut1. (entuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua. $. ,tribute bukan kunci non-key! harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci non9key! tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional functional dependency! terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry key di relasi itu saja. Seluruh atribut non-primary key pada relasi &elanggan dan (iaya di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional functional dependency! terhadap primary key dari masing-masing tabel + relasi. :elasi + tabel &elanggan dan (iaya di atas tidak memiliki ketergantungan transitif transiti'e dependency!, sehingga tabel tersebut telah memenuhi kriteria normal ketiga 3-N*!. Seluruh atribut non-primary key pada relasi &roperty9&emilik di atas terlihat memiliki ketergantungan fungsional functional dependency! terhadap primary key, kecuali Nama9&emilik yang masih memiliki ketergantungan fungsional functional dependency! terhadap No9&emilik. >nilah contoh ketergantungan dari transitif transiti'e dependency!, yang terjadi ketika atribut non-primary key Nama9&emilik! bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih atribut non-primary key lainnya No9&emilik!. .ita harus menghilangkan ketergantungan transitif transiti'e dependency! tersebut dengan menjadikan relasi &roperty9&emilik menjadi $ relasi + tabel dengan format + bentuk sebagai berikut. ? :elasi + %abel &roperty9@ntuk9&emilik yang terdiri dari atribut-atribut: No9property ,lamat9&roperty, (iaya, No9&emilik ANo9property sebagai primary keyB ? #an relasi &emilik yang terdiri dari atribut-atribut: No9&emilik Nama9&emilik ANo9&emilik sebagai primary keyB 0asil akhir normalisasi tabel &elanggan9(iaya sampai ke bentuk normal ketiga adalah sebagai berikut:

Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja. B- Bo+C.A:o). Norma> 3orm (B:N3% (entuk ()N* terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap functional dependency terhadap setiap atribut atau gabungan dalam bentuk: D AE ; /aka D adalah Su<.r K.+- Jika tidak, maka tabel tersebut harus didekomposisi berdasarkan functional dependency yang ada, sehingga D menjadi super key dati tabel 1 tabel hasil dekomposisi. Setiap tabel dalam ()N* merupakan 3N*,. ,kan tetapi setiap 3N* belum tentu termasuk ()N*. &erbedaannya , untuk functional dependency C -D ,, ()N* tidak membolehkan , sebagai bagian dari primary key.

BAB II
PERMASALA(AN 1. @bahlah tabel &erpustakaan ke bentuk-bentuk normalisasi mulai dari 1N* - 3N*!

BAB III
PEN;ELESAIAN 1. %abel &erpustakaan ke bentuk-bentuk normalisasi mulai dari 1N* - 3N*! a. (entuk 1N*

b. (entuk $N* ; 3N* 3N* sama dengan bentuk $N*!

BAB I5
KESIMPULAN Norma>i&a&i merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan fleksible

3unCtiona> D.<.n).nC+ atau k.t.rgantungan 1ung&iona> merupakan ketergantungan relasi suatu atribut dalam tabel atau set entity terhadap atribut yang lainya. (entuk 1 bentuk normalisasi sebagai berikut : 1. (entuk Normal %ahap &ertama 1 st Normal *orm + 1N*! $. (entuk Normal %ahap .edua $ nd Normal *orm + $N*! 3. (entuk Normal %ahap .etiga 3 rd Normal *orm + 3N*! 2. (oyce-)ode Normal *orm ()N*! 3. (entuk Normal %ahap 2 th Normal *orm + 2N*! 4. (entuk Normal %ahap 3 th Normal *orm + 3N*!

BAB 5
DA3TAR PUSTAKA /odul &raktikum (asis #ata http:++jeEyner.Eordpress.com+category+pengertian-normalisasi-data-base-dan-contohnya+ http:++niadEikurniasari.blogspot.com+$F11+1F+contoh-functional-dependency.html http:++deEipurEatinikadek.blogspot.com+$F11+11+normalisasi-3nf-third-normal-form.html EEE.google.com

Anda mungkin juga menyukai