Anda di halaman 1dari 15

Nama Kelas NIM

: I Putu Agus Indra Saputra : IVA / S1 Keperawatan : 1002055

Sudah banyak yang memberi informasi tentang berbagai jenis ular dan tingkat bisa yang di milikinya tapi kadang kita masih takut dan ngeri jika melihat ular walaupun faktanya ular lebih takut kepada manusia di banding manusia takut kepada ular. Mengenali jenis ular berbisa dan tidak sangatlah penting agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap ular dan agar kita tahu mana ular yang berbahaya yang perlu di hindari. Memang tidak mudah mengenali berbagai jenis ular yang tergolong berbisa tapi tidak ada salahnya jika kita mengetahui sedikit tentang perbedaan ular yang berbisa dan tidak berbisa.

MENGENALI ULAR BERBISA DARI BENTUK KEPALA Ular berbisa cenderung memiliki bentuk kepala yang hampir segitiga seperti pada gambar:

1. Contoh ular berbisa ( VENOMOUS ) :

2. Contoh ular tidak berbisa ( NONVENOMOUS ) :

Adapun beberapa ciri-ciri ular yang bisa dicermati, namun semua itu tidak mutlak, artinya itu semua hanya ciri secara umum saja biasanya yang ada pada ular berbisa, yaitu: 1. Bentuk kepala pipih dan berpola huruf V 2. Ukuran relatif kecil atau pendek, kecuali King Cobra yang bisa mencapai 5 meter 3. Warna biasanya cerah, namun hal ini pun tidak mutlak. 4. Memiliki dua gigi taring di bagian atas.

Berikut ular beracun yang sering kita jumpai di Indonesia : 1. King Cobra

Nama latin : Ophiopagus Hannah Penyebaran : Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi Ukuran dewasa : 200 - 550 cm Habitat : Hutan tropis, padang rumput, dataran rendah, sampai pada Ketinggian 1800 m dpl Jenis bisa : Postsynaptic Neurotoxins Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, hingga kematian. Efek klinis : Terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 70% - 85%.

2. Kobra Jawa

Nama latin : Naja sputatrix Penyebaran : Jawa Ukuran dewasa : 130 - 185 cm Habitat : Hutan tropis, sawah, sungai, padang rumput terbuka. Jenis bisa : Postsynaptic neurotoxins Efek gigitan : sakit, bengkak, memar, cell mati (necrosis), pembusukan. Efek klinis : Terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar .

3.

Welang

Nama latin : Bungarus Fasciatus Penyebaran : Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Ukuran dewasa : 110 - 213 cm Habitat : Hutan bakau, persawahan, perkebunan karet,atau di sekitar permukiaman penduduk. Jenis bisa : Neurotoxin Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo,

pendarahan,pingsan, lumpuh. Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa sangat besar dan berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 60% - 80%.

4.

Weling

Nama latin : Bungarus Candidus Penyebaran : Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi. Ukuran dewasa : 80 - 160 cm Habitat : Dataran rendah, sawah, perbukitan sampai pd ketinggian 1600m dpl. Jenis bisa : Neurotoxin Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan,pingsan Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa sangat besar dan berpotensi mematikan. Tingkat kematian 60% - 80%.

5.

Malayan Pit Viper

Nama latin :Calloselasma Rhodostoma Penyebaran : Pulau jawa Ukuran dewasa : 50 - 110 cm

Habitat : Hutan bambu, hutan karet, lahan perkebunan, dan sekitar persawahan. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, Kematian. Efek klinis : Terkena bisa 60% - 80% berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 45% - 70%.

6.

Vipera Russeli

Nama latin : Daboia Russelii Siamensis Penyebaran : Jawa Timur, dan NTT (P. Ende, P. Flores, P. Komodo, P. Lomblen) Ukuran dewasa : 100 - 150 cm. Jantan lebih besar dari betina. Habitat : Arboreal. Ladang pertanian, persawahan, daerah bebatuan, atau padang rumput pd ketinggian sampai 2000 dpl Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, kematian. Efek klinis : Jika terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 60% - 80%.

7.

White Lipped Pit Viper

Nama latin : Trimeresurus Albolabris Penyebaran : P.Sumatra, P.Kalimantan, P. Sulawesi, P.Jawa,P. Madura, P.Lombok, P. Sumbawa, P. Komodo, Flores, Sumba, P. Roti, Timor, Kisar, Wetar. Ukuran dewasa : 40 - 100 cm Habitat : Arboreal. Hutan bambu, semak belukar dengan pepohonan kecil tidak jauh dari sungai atau kali kecil. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Bengkak, sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, kematian. Efek klinis : Jika terkena bisa tidak di ketahui namun berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 40% - 70%.

8.

Wagler's Pit Viper

Nama latin : Tropidolaemus Wagleri Penyebaran : Sumatra, Mentawi, Nias, Kepulauan Riau , Billiton, Bangka, Natuna, Kalimantan, Karimata, Buton, Sulawesi. Ukuran dewasa : 80 - 135 cm Habitat : Arboreal. Dapat di temukan di hutan hujan pd ketinggian sampai 1200 dpl. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Bengkak/memar, terasa panas, sell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan. Efek klinis : Jika terkena bisa tidak diketahui namun berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 40% - 70%.

9.

Flat Nosed Pit Viper

Nama latin : Trimeresurus Puniceus Penyebaran : Jawa, Sumatra, Simalur, Mentawai, Kepulauan Natuna. Ukuran dewasa : 50 - 90 cm Habitat : Arboreal. Dataran rendah hutan hujan sampai ketingian 1450 m dpl. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan. Efek klinis : belum diketahui. berpotensi mematian.

10. Insularis

Nama latin : Trimeresurus Insularis Penyebaran : Adonara, Alor, Bali, Flores, Komodo, Lombok, Padar, Rinca, Romang, Roti, Sumba, Sumbawa, Timor, Wetar. Ukuran dewasa : 40 - 70 cm Habitat : Arboreal, Hutan hujan. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan. Efek klinis : Belum diketahui. Tingkat kematian karena tdk tertangani sekitar 40% - 75%.

11. Hageni Pit Viper

Nama latin : Trimeresurus Hageni Penyebaran : Sumatra (Batu, Bangka, Mentawai, Nias, Simalur /Simeulue). Ukuran dewasa : 75 - 100 cm Habitat : Arboreal. Dataran rendah pd hutan hujan sampai pada ketinggian 1000 m dpl. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan. Efek klinis : Belum diketahui. Tingkat kematian sekitar 40% - 75%.

12. Borneo Pit Viper

Nama latin : Trimeresurus Borneensis Penyebaran : Sumatra dan Kalimantan. Ukuran dewasa : 50 - 90 cm Habitat : Hutan hujan sampai pada ketinggian 800 m dpl. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan. Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa tidak di ketahui. Tingkat kematian sekitar 40% 70%.

13. Banded Pit Viper

Nama latin : Trimeresurus Fasciatus Penyebaran : P. Tanahjampea Ukuran dewasa : 35 - 54 cm Habitat : Arboreal. Dataran rendah di hutan hujan. Jenis bisa : Hemotoxin Efek gigitan : Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan. Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa tidak di ketahui namun berpotensi mematikan.

14. Death Adder

Nama latin : Acanthophis Antarcticus Penyebaran : Irian jaya, P. Seram Ukuran dewasa : 60 - 97 cm Habitat : Hutan hujan, perkebunan kopi, dan padang rumput. Jenis bisa : Neurotoxin Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan,pingsan. Efek klinis : Terkena bisa 40% - 60% berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 75% - 80%.

15. Blue Coral

Nama latin : Maticora Bivirgata Penyebaran : Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Ukuran dewasa : 90 - 140 cm Habitat : Nocturnal, Hutan tropis pada ketinggian dibawah 600 m dpl. Jenis bisa : Neurotoxin Efek gigitan : Sakit, bengkak, pembekuan aliran darah. Efek klinis : Terkena bisa 40% - 60% berpotensi sangat mematikan. Tingkat kematian karena tidak tertangani sekitar 80% - 95%

MENGENALI JENIS RACUN ULAR ada dua jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular yaitu neorotoxin dan hemotoxin

1. NEOROTOXIN jJenis racun ini dapat menyebar ke jaringan syaraf dan berlawanan dengan transmisi rangsangan syaraf yang terhubung oleh otot syaraf

hingga akan menimbulkan gejala sebagai berikut: a) kesulitan bernafas b) sulit berbicara dan berger...ak c) mengantuk bahkan dapat kehilangan kesadaran d) pecahnya ginjal e) gagal jantung

2. HEMOTOXIN Bisa ular yang mengandung racun hemotoxin dapat menyerang sistim peredaran darah dan sirkulasinya termasuk juga enzim pemecah protein selain itu juga terdapat enzim 'hylroids' yang menyerang jaringan otak gejala yang akan timbul jika terkena racun hemotoxin antara lain: a) Rasa sakit yang hebat b) Setelah 15-30mmenit akan terjadi penggumpalan darah c) Demam dan mual di sertai muntah ular yang memiliki racun hemotoxin terdapat pada family"Viperidae" sedangkan untuk bisa yang mengandung racun neurotoxin kebanyakan terdapat di dalam family "elipidae"

Anda mungkin juga menyukai