Anda di halaman 1dari 19

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

Waktu : 25/01/2013 Tempat : Ruang Mawar RSUP Dr. M Djamil

1. IDENTITAS PASIEN Seorang Pasien Jenis Kelamin Suku/Bangsa Agama Pekerjaan Pendidikan Alamat Tanggal Masuk Rumah Sakit Cara Masuk Rumah Sakit Diagnosa Medis Alasan dirawat : Laki-laki : Sunda/Indonesia : Islam : Petani : SD : Padang : 20/01/2013 : Masuk melalui UGD atas rujukan
Puskesmas B

: Efusi Pleura Dekstra : Napas sesak, batuk, dada nyeri Demam, cepat lelah saat beraktifitas

Keluhan Utama Upaya yang telah dilakukan Operasi yang pernah dilakukan

: Napas sesak : Berobat ke Puskesmas B : Operasi tidak pernah

2. RIWAYAT KEPERAWATAN 1) Riwayat Penyakit Sekarang Tn. A dirawat di RSUP Dr. M Djamil sejak 1 hari yang lalu atas rujukan Puskesmas B dengan keluhan napas sesak, batuk, demam, dada sebelah kanan nyeri dan sering cepat lelah saat beraktifitas. Pada saat dikaji Tn. A masih sesak napas, dengan TTV: Suhu : 38,4
o

C; Nadi : 110 x/menit; Tekanan Darah : 160/90 mmHg; Respirasi : 35 x/menit batuk berdahak, nyeri dada sebelah kanan menjalar ke punggung, nyeri sedang, skala nyeri 8 (1-

10), napas bertambah sesak setelah beraktifitas dan berkurang pada saat beristirahat pada posisi semi fowler. dan WSD belum terpasang. 2) Riwayat Penyakit Dahulu Sejak 1 tahun yang lalu klien sering mengeluh batuk-batuk, namun keluhan hilang setelah berobat ke puskesmas atau dokter. Klien mengatakan pernah mendapat obat 6 bulan dan sesudah minum obat tersebut sembuh. Klien mengatakan sering berkeringat malam. 3) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan diantara anggota keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang bersifat keturunan. Dan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular seperti TBC.

4) Keadaan Kesehatan Lingkungan


Menurut pengakuan klien, merasa nyaman dengan lingkungan fisik maupun sosialnya. Klien tinggal di pedesaan. Rumah klien bersifat permanen dengan lantai keramik. Luas rumah kurang lebih 100 m2 yang terdiri dari 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi. Ventilasi dan pencahayaan rumah melalui jendela kaca yang bisa dibuka tutup. Sumber air minum dari sumur pompa, sarana pembuangan air limbah (SPAL) menggunakan septik tank.

5) Riwayat Kesehatan Lainya Tidak ada riwayat penggunaan narkotikapsikotropika dan zat adiktif. 3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1) Keadaan Umum : Penampilan : Tampak sesak, napas cepat dan dangkal, ekspresi wajah meringis saat berubah posisi. Kesadaran 2) Tanda-tanda Vital : Suhu : 38,4 o C : Composmentis, GCS 15 (E4V5M6)

Nadi : 110 x/menit Tekanan Darah : 160/90 mmHg Respirasi : 35 x/menit 3) Pengkajian a. Pemeriksaan Fisik 1. Sistem Pengindaran
a Penglihatan Konjungtiva kedua mata ananemis, sklera kedua mata anikterik, reflex cahaya (+), reflex kornea (+), ptosis (-), distribusi kedua alis merata, tajam penglihatan normal (klien dapat membaca huruf pada koran pada jarak baca sekitar 30 cm) , strabismus (), lapang pandang pada kedua mata masih dalam batas normal, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan pada kedua mata. b Penciuman Fungsi penciuman baik ditandai dengan klien dapat membedakan bau kopi dan kayu putih. c Pendengaran Tidak ada lesi pada kedua telinga, tidak ada serumen, fungsi pendengaran pada kedua telinga baik ditandai dengan klien dapat menjawab seluruh pertanyaan tanpa harus diulang, tidak ada nyeri tekan pada kedua tulang mastoid, tidak ada nyeri tekan pada tragus, tidak ada massa pada kedua telinga. d Pengecapan/Perasa Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa manis, asam, asin dan pahit.

e Peraba Klien dapat merasakan sentuhan ketika tangannya dipegang, klien dapat merasakan sensasi nyeri ketika dicubit. 2. Sistem Pernafasan Mukosa hidung merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada lesi pada hidung, polip (-), keadaan hidung bersih, sianosis (-), tidak ada nyeri tekan pada area sinus, tidak ada lesi pada daerah leher dan dada, tidak ada massa pada daerah leher, bentuk dada simetris, nyeri tekan pada daerah dada sebelah kanan, pergerakan dada tidak simetris, pernapasan cuping hidung (+), retraksi interkosta (+), ronchi (+), batuk berdahak, mukus kental, pola nafas cepat dan dangkal. 3. Sistem Pencernaan Keadaan bibir simetris, mukosa bibir lembab, stomatitis (-), terdapat gigi yang tanggal pada geraham kanan bawah, lidah berwarna merah muda, tidak ada nyeri saat menelan, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 9 x / menit. 4. Sistem Kardiovaskuler Tidak ada peningkatan vena jugularis, Capillary Refill Time (CRT) kembali < 2 detik, bunyi perkusi dullness pada daerah ICS 2 lineasternal dekstra dan sinistra, terdengar jelas bunyi jantung S1 pada ICS 4 lineasternal sinistra dan bunyi jantung S2 pada ICS 2 lineasternal sinistra tanpa ada bunyi tambahan, irama jantung reguler. 5. Sistem Urinaria Tidak ada keluhan nyeri atau sulit BAK, tidak terdapat distensi pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada daerah supra pubis. 6. Sistem Endokrin Pada saat dilakukan palpasi tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tremor (-), tidak ada tanda kretinisme, tidak ada tanda gigantisme.

7. Sistem Muskuloskeletal a) Ekstremitas Atas Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep positif pada kedua tangan. ROM (range of motion) pada kedua tangan maksimal, tidak ada atrofi otot kedua tangan, terpasang infuse pada tangan kiri. b) Ekstremitas Bawah Kedua kaki dapat digerakkan dan klien dapat berjalan ke kamar mandi, reflek patella (+), reflek babinski (-), tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada atropi otot. 8. Sistem Reproduksi Tidak ada lesi, tidak ada benjolan pada penis dan kedua testis. Klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak. 9. Sistem Integumen

Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kepala bersih, rambut tumbuh merata, uban (+), turgor kulit baik, tidak ada lesi.
10. Sistem Persyarafan Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu baik. Tidak ada kelainan pada system persyarafan klien.

b. Pola Aktifitas Sehari-hari 1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Klien berpandangan bahwa sehat itu sangat berharga karena saat sakit ia tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas. Klien berusaha untuk selalu berperilaku hidup sehat seperti cuci tangan sebelum makan dan gosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan, mengkonsumsi makanan bergizi serta tidak menyalahgunakan obat-obatan, klien suka merokok.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Dirumah : klien makan teratur 3 x/hari, minum sebanyak 8-9 gela/hari, terbiasa minum ai putih, tidak ada kesulitan menelan, klien tidak pernah diet khusus , postur tubuh kurus, tidak ada riwayat alergi makanan. Di rumah sakit : klien makan teratur 3 x/hari, diet bubur, porsi makan habis 1 porsi. 3. Pola Eliminasi
BAK/BAB dilakukan di toilet secara mandiri, frekuensi BAK 3-4 kali sehari dengan warna urine kuning jernih dan berbau ammonia. Sudah 2 hari belum BAB, Flatus (+). Di rumah atau di rumah sakit klien tidak pernah menggunakan obat-obat untuk memperlancar BAB maupun BAK.

4. Pola Aktifitas dan Latihan


Di Rumah Sakit sehari-hari hanya berbaring di tempat tidur. Di rumah klien setiap hari rajin ke sawah. Penggunaan alat bantu (-), tidak ada kesulitan gerak. Di rumah klien tidur jam 22.00 sampai dengan jam 04.30 dan jarang tidur siang. Di Rumah sakit klien tidur jam 22.00 sampai dengan 05.00, gangguan tidur (-).

5. Pola Kognitif dan Perseptual Klien dapat melihat dengan baik, klien mampu melihat dengan jelas tulisan dari jarak kurang lebih 30 cm. Indra perasa klien juga berfungsi baik, klien dapat mengecap rasa asin, manis dan pahit.
Klien mengetahui penyakitnya dengan bertanya kepada dokter dan perawat, klien dapat menyebutkan bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit par-paru basah.

6. Persepsi dan Konsep Diri


Klien merasakan sakitnya sebagai sebuah stressor dan menganggapnya sebagai sesuatu yang harus diselesaikan. Secara lengkap konsep diri klien dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Body image / gambaran diri Klien mengatakan menerima dengan keadaan tubuhnya walaupun merasa cemas dengan kondisinya sekarang. b) Ideal diri Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah, berkumpul dengan keluarganyan dan kembali bekerja. c) Harga diri Sejak klien dirawat di Rumah Sakit, semua kebutuhan klien banyak dibantu oleh keluarganya serta perawat sehingga klien merasa sangat diperhatikan. d) Identitas diri Klien mampu menyebutkan nama, umur, pekerjaan dan lain-lain pada saat dilakukan pengkajian. e) Peran diri Klien adalah seorang kepala keluarga dengan 3 orang anak dan merasa dengan konsisi sakitnya klien tidak dapat menjalankan perannya.

7. Pola Hubungan dan Peran


Klien adalah anak pertama dari empat bersaudara. Klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak, hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara dan dengan lingkungan tempat tinggal klien baik. Klien juga kooperatif terhadap dokter dan perawat.

8. Pola Reproduksi Seksual Klien pertama kali mimpi basah pada saat kelas 1 SMP, klien sekarang sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak. 9. Pola Penanggulangan Stress

Klien selalu menganggap masalah sebagai suatu cobaan hidup yang harus dijalaninya, klien berpandangan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Setiap ada masalah selalu dimusyawarahkan dalam keluarga.

10. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan Di lingkungan tempat tinggalnya terdapat kepercayaan masyarakat yang berpandangan bahwa ketika sakit tidak boleh keramas, memotong rambut dan kuku (pamali), dan apabila ada luka tidak boleh mengkonsumsi makanan yang anyir-anyir. 11. Personal Higiene
Di Rumah Sakit klien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas belum pernah tetapi rambut klien tampak bersih, gunting kuku juga belum pernah karena kukunya masih pendek. Semua aktivitas personal hygiene dilakukan dengan bantuan keluarga.

12. Ketergantungan
Klien tidak mempunyai riwayat ketergantungan terhadap obat-obat tertentu, termasuk alkohol. Klien seorang perokok.

c. Aspek Psikologis Klien selalu menanyakan tentang kondisi penyakitnya, berapa lama penyakitnya akan sembuh sehingga klien bisa beraktivitas seperti biasanya, klien juga selalu menanyakan tindakan yang dilakukan. Ekspresi wajah klien tampak lesu. d. Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara dan dengan lingkungan tempat tinggal klien baik. Klien juga kooperatif terhadap dokter dan perawat.

e. Aspek Spiritual Klien selalu menanyakan tentang kondisi penyakitnya, berapa lama penyakitnya akan sembuh sehingga klien bisa beraktivitas seperti biasanya, klien juga selalu menanyakan tindakan yang dilakukan. Ekspresi wajah klien tampak lesu.

4. DIAGNOSTIC TEST A. Laboratorium


JENIS PEMERIKSAAN HB Leukosit LED PCV Trombosit GDS Cholesterol Asam urat Creatinin SGOT SGPT BTA 11,9 16.600 30 36 203.000 180 82 3,2 0,9 34 26 HASIL NILAI NORMAL 12-18 4000-10.000 0-20 37-48 150.000-300.000 < 150 150-220 2-7,0 0,8-1,5 s/d 29 s/d 29 Negatif Normal Tinggi Tinggi Normal Normal
Di atas normal

ANALISA

Normal Normal Normal


Di atas normal

Normal

B. Radiologi Rontgen : Paru paru kanan terlihat sampai iga ke delapan, tertutup oleh cairan pleura. USG C. EKG ::-

D. TERAPI :
No. Nama Obat Dosis Jam Cara Pemberiaa n Flabot Intra vena Intra vena Intra vena Per oral Per oral Per oral Per oral Sediaan

1 2 3 4 5 6 7 8

IVFD : RL Ceftazidin Metronidaz ol Ranitidin Parasetamol RHEZ Tramadol Mucohexin

12 tts/menit 2 x 1 gr 3 x 1 gr 2x1 3x1 1x1 2x1 3x1

Intra vena 08-20 08-16-24 08-20 08-16-24 08 08-20 08-16-04

Flakon Flakon Ampul Tablet Tablet Tablet Tablet

5. ANALISA DAN SINTESA DATA


DATA Data subjektif Klien mengeluh sesak napas Data objektif Respirasi 32 x/menit Nadi 100 x/menit Pola napas cepat dan dangkal Data subjektif Klien mengeluh batuk berdahak Data objektif Ronchi (+) Mukus putih kekuningan kental PCH (+) Retraksi interkostal (+) Leukosit : 16.600 LED : 30 Rontgen : efusi pleura kanan ETIOLOGI Efusi Pleura Akumulasi cairan pada rongga pleura Tekanan intra pleura meningkat Ekspansi paru menurun Napas cepat & dangkal Pola napas tidak efektif Proses peradangan pada rongga pleura Merangsang sel goblet Produksi mukus meningkat Mukus tertahan di saluran napas Akumulasi secret di saluran napas Upaya batuk buruk Bersihan jalan napas tidak efektif Bersihan jalan napas tidak efektif MASALAH Pola napas tidak efektif

Data subjektif Klien mengeluh nyeri dada sebelah kanan menjalar ke punggung Data objektif Skala nyeri 5 (110) Klien tampak meringis saat berubah posisi

Efusi Pleura Proses inflamasi pada rongga pleura dan cairan menekan dinding pleura Rangsangan pada reseptor nyeri Nyeri

Nyeri dada

Data Subyektif : Klien mengeluh tidak tahu tentang pengelolaan penyakitnya Data Obyektif : Klien sering bertanya mengenai keadaan penyakitnya Klien sering mengulang pertanyaan yang sama

Kurang informasi Keterbatasan kognitif Perilaku tidak sesuai/Ungkapan verbal dari ketidaktahuan

Kurang pengetahuan

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS

1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (Penumpukan cairan dalam rongga pleura) 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, nyeri pleuritik 3. Nyeri dada berhubungan dengan penekanan dinding pleura oleh cairan efusi pleura 4. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan pengobatan, dan pemeriksaan diagnostic berhubungan dengan kurang terpajan informasi

III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN

TGL

RENCANA TINDAKAN

RASIONAL

21/01 /2013

Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru (penumpukan cairan dalam rongga pleura), yang ditandai dengan : Data subjektif Klien mengeluh sesak napas Data objektif Respirasi 32 x/menit Nadi 100 x/menit Pola napas cepat dan dangkal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien mampu mempertahankan fungsi paru secara normal, dengan kriteria :

1. Identifikasi faktor penyebab. 2. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi. 3. Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60 90 derajat. 4. Observasi tandatanda vital (Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam. 5. Lakukan auskultasi suara napas tiap 2-4 jam 6. Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif. 7. Kolaborasi untuk pemberian O2 dan obat-obatan.

Sesak (-)
Irama dan kedalaman napas dalam batas normal Frekuensi napas 16-20 x/menit

1. Dapat menentukan jenis effusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. 2. Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien. 3. Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal. 4. Peningkatan RR dan tachicardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru. 5. Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru-paru. 6. Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau nafas dalam. Penekanan otot-otot dada serta abdomen membuat batuk lebih efektif. 7. Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis. 1. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan

25/01 /2013

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, nyeri pleuritik,

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam bersihan jalan napas efektif, dengan

1. Berikan posisi semi fowler (30 45) 2. Ajarkan pasien

yang ditandai dengan :

kriteria :

Data subjektif
Klien mengeluh batuk berdahak Data objektif Ronchi (+) Mukus putih kekuningan kental Retraksi interkostal (+) Leukosit : 16.600 LED : 30 Rontgen : efusi pleura kanan

Secret bisa keluar (+) Ronkhi (-)


Respirasi : 1620 x/menit

untuk nafas dalam dan batuk efektif 3. Lakukan postural drainage 4. Kolaborasi pemberian ekspectoran pada pasien 5. Anjurkan pasien untuk banyak minum, terutama air hangat

gravitasi, dan untuk meningkatkan ekspansi paru. 2. Nafas dalam membantu memenuhi kecukupan O2 dan memobilisasi secret untuk membersihkan jalan nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan. 3. Memobilisasi secret untuk membersihkan jalan nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan. 4. Obat yang membantu untuk mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. 5. Untuk mengencerkan secret sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.

21/01 /2013

Nyeri dada berhubungan dengan penekanan dinding pleura oleh cairan efusi pleura, yang ditandai dengan : Data subjektif Klien mengeluh nyeri dada sebelah kanan menjalar ke punggung Data objektif Klien tampak meringis saat berubah posisi Skala nyeri 5 (1-10)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil : Klien mengungkapk an secara verbal rasa nyeri hilang.

1. Observasi TTV 2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri. 3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. 4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. 5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi

Skala nyeri 1 (1-10) Klien dapat


rileks. TTV dalam batas normal

1. Sebagai data awal untuk melihat keadaan umum klien 2. Sebagai data dasar mengetahui seberapa hebat nyeri yang dirasakan sehingga mempermudah intervensi selanjutnya. 3. Reaksi non verba menandakan nyeri yang dirasakan klien hebat 4. Untuk mengurangi ras nyeri yang dirasakan klien dengan non farmakologis 5. Mempercepat penyembuhan terhadap nyeri

21/01 /2013

Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan pengobatan, dan pemeriksaan diagnostic berhubungan dengan kurang terpajan informasi: Data subjektif Klien mengeluh tidak tahu tentang pengelolaan penyakitnya Data objektif Klien sering bertanya mengenai keadaan penyakitnya Klien sering mengulang pertanyaan yang sama

setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit klien dan keluarga mengerti tentang pengelolaan penyakitnya , dengan kriteria hasil : Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakitnya Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas

1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya 2. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan penyebab. Jelaskan kondisi tentangklien 3. Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan 4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi 5. Diskusikan tentang terapi dan pilihannya

1. Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien 2. Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas 3. Mempermudah intervensi 4. Mencegah keparahan penyakit 5. Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan

IV. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


NO. DX KEPERA WATAN 1 1. Mengobservasi TTV 2. Membaringkan pasien dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60-90 derajat 3. Membantu dan mengajarkan kepada pasien untuk batuk dan napas dalam yang efektif. 4. Kolaborasi dalam pemberian oksigen 1. TD : 140/90 mmHg, Suhu 36,6oc, Nadi 96 kali/menit, Respirasi 28 kali/menit. 2. Klien tampak lebih nyaman dalam posisi duduk 3. Klien dapat mengikuti latihan yang diberikan 4. Terpasang oksigen 3 liter/menit dengan kanul nasal

TGL 21/01/20 13

JAM 15.00 WIB

TINDAKAN KEPERAWATAN

RESPON

21/01/20 13

14.30 WIB

2 1. Membaringkan pasien dalam posisi semi fowler 2. Mengajarkan pasien untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif 3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum terutama air hangat 4. Kolaborasi pemberian ekspectoran pada pasien : OBH syrup 1 sendok makan 1. Pasien merasa lebih nyaman dalam posisi semi fowler 2. Pasien mengikuti latihan yang diberikan 3. Pasien mengatakan setuju akan minum air hangat 4. Pasien mengatakan setelah minum OBH dahak lebih encer

21/01/20 13

16.00 WIB

3 1. Mengobservasi tanda-tanda vital 2. Mengkaji lokasi dan intensitas nyeri 3. Memberikan obat analgetik, tramadol 1 tablet peroral 1. TD : 140/90 mmHg, Suhu 36,6oc, Nadi 96 kali/menit, Respirasi 28 kali/menit. 2. Nyeri dada sebelah kanan menjalar ke punggung, skala 5 (1-10) 3. Reaksi efek samping obat ()

21/01/20 13

14.00 WIB

4 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang batuk efektif yang meliputi : 1. Setelah diberikan Penkes selama 1x30 menit klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, tujuan , manfaat batuk efektif dan mampu mendemonstrasikan cara batuk efek

Pengertian batuk efektif Tujuan dan manfaat batuk efektif Cara batuk efektif

V. CATATAN PERKEMBANGAN
TGL 21/01/20 13 JAM 14.30 WIB NO. DX KEPERA WATAN 1 EVALUASI

Subyektif : Klien mengatakan napas sesak Obyektif : Respirasi 28 x/menit, Nadi 96 x/menit, TD 140/90 mmHg, pola napas cepat dan dangkal Analisa : Masalah belum teratasi Planning :

1. Identifikasi faktor penyebab. 2. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi. 3. Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60 90 derajat. 4. Observasi tanda-tanda vital (Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam. 5. Lakukan auskultasi suara napas tiap 2-4 jam 6. Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif. 7. Kolaborasi untuk pemberian O2 dan obat-obatan. Implementasi : 1. Mengobservasi TTV 2. Membaringkan pasien dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60-90 derajat

15.00 WIB

3. Membantu dan mengajarkan kepada pasien untuk batuk dan napas dalam yang efektif. 4. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
Evaluasi : Klien masih mengeluh napas sesak, pola napas cepat dan dangkal

Lanjutkan intervensi

Subyektif : Klien mengatakan batuk berdahak. Obyektif : Mukus kental, ronchi (+), respirasi 28 x/menit Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Berikan posisi semi fowler (30 - 45) 2. Ajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif 3. Lakukan postural drainage 4. Kolaborasi pemberian ekspectoran pada pasien 5. Anjurkan pasien untuk banyak minum, terutama air hangat Implementasi : 1. Membaringkan pasien dalam posisi semi fowler 2. Mengajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif 3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum terutama air hangat 4. Kolaborasi pemberian ekspectoran pada pasien : OBH syrup 1 sendok makan Evaluasi :

Mukus kental, ronchi (+) Lanjutkan intervensi

16.00 WIB

Subyektif : Klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan Obyektif :

Klien tampak meringis saat berubah posisi, skala 5 (1-10)

Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Observasi TTV 2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri. 3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. 4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. 5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi Implementasi : 1. Mengobservasi tanda-tanda vital 2. Mengkaji lokasi dan intensitas nyeri 3. Memberikan obat analgetik, tramadol 1 tablet peroral Evaluasi : Klien masih mengeluh nyeri dada

Lanjutkan intervensi

VI. EVALUASI
TGL JAM NO. DX KEPERA WATAN 1 EVALUASI

22/01/20 13

14.30 WIB

Subyektif : Klien mengatakan napas sesak Obyektif : Respirasi 28 x/menit, Nadi 88 x/menit, TD 120/80 mmHg, pola napas cepat dan dangkal Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Identifikasi faktor penyebab. 2. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi. 3. Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60 90 derajat. 4. Observasi tanda-tanda vital (Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam. 5. Lakukan auskultasi suara napas tiap 2-4 jam 6. Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif. 7. Kolaborasi untuk pemberian O2 dan obat-obatan. Implementasi : 1. Mengobservasi TTV 2. Membaringkan pasien dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60-90 derajat

15.00 WIB

3. Membantu dan mengajarkan kepada pasien untuk batuk dan napas dalam yang efektif. 4. Kolaborasi dalam pemberian oksigen Evaluasi : Klien masih mengeluh napas sesak, pola napas cepat dan dangkal Lanjutkan intervensi Subyektif : Klien mengatakan batuk berdahak. Obyektif : Mukus kental, ronchi (+), respirasi 28 x/menit Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Berikan posisi semi fowler (30 - 45) 2. Ajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif 3. Lakukan postural drainage 4. Kolaborasi pemberian ekspectoran pada pasien 5. Anjurkan pasien untuk banyak minum, terutama air hangat Implementasi : 1. Membaringkan pasien dalam posisi semi fowler 2. Mengajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif 3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum terutama air hangat 4. Kolaborasi pemberian ekspectoran pada pasien : OBH syrup 1 sendok makan Evaluasi :

Mukus kental, ronchi (+) Lanjutkan intervensi

3 16.00 WIB Subyektif : Klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan Obyektif : Klien tampak meringis saat berubah posisi, skala 5 (1-10) Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Observasi TTV 2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri.

3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. 4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. 5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi
Implementasi : 1. Mengobservasi tanda-tanda vital

2. Mengkaji lokasi dan intensitas nyeri 3. Memberikan obat analgetik, tramadol 1 tablet peroral Evaluasi : Klien masih mengeluh nyeri dada Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai