Anda di halaman 1dari 63

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak.1 Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan

perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.2 Perwujudan Indonesia Sehat 2 1 adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas, produktif, dan mandiri.! "umbuh kembang anak memegang peranan yang penting bagi sumber daya masyarakat di masa mendatang. #nak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan suatu bangsa yang baik. $ntuk mendapatkan kualitas anak yang baik harus dipastikan bahwa tumbuh kembangnya juga baik. 1%! Sering dijumpai pendapat bahwa pertumbuhan lebih mendapat perhatian dibandingkan perkembangan. &enilai pertumbuhan secara kasat mata jauh lebih mudah terlihat, padahal penilaian perkembangan penting dilakukan.' Berdasarkan jumlah anak yang menderita gangguan perkembangan dan tingkah laku berat hanya sebagian kecil (kurang dari ) *+ yang terdeteksi sebelum usia sekolah, padahal sebagian besar dari anak%anak tersebut selalu

diperiksa kesehatan secara teratur bahkan turut serta dalam program pendidikan prasekolah, tetapi tetap saja gangguan perkembangannya tidak mendapat perhatian penuh dari tenaga kesehatan.) ,engan demikian gangguan perkembangan yang ringan merupakan tantangan untuk dideteksi secara dini. &asa balita merupakan periode yang amat penting dalam tumbuh kembang anak, karena gangguan perkembangan yang terjadi pada masa tersebut akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak

selanjutnya. -ima tahun pertama merupakan periode keemasan (golden period+ atau jendela kesempatan (window of opportunity+ atau masa kritis (critical period+ untuk optimalisasi proses tumbuh kembang dan merupakan masa yang tepat untuk mempersiapkan seorang anak menjadi dewasa yang unggul di kemudian hari.2 Pada saat ini telah tersedia berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak. ,emikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit%penyakit yang potensial bisa mengakibatkan gangguan perkembangan balita. ,eteksi dini kelainan perkembangan balita sangat berguna, agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.1,2,.%/ Saat ini sudah terdapat bermacam%macam tes perkembangan anak yang sering digunakan, di antaranya "es Intelegensi Stanford%Binet, 0uesioner Pra Skrining Perkembangan (0PSP+, Denver Developmental Screening Test1 ,,S", Skala Bayley, dan Skala Perkembangan menurut 2essel.1 #da sebuah metode yang telah dikembangankan oleh 2lascoe yaitu metode Parents

Evaluation of Developmental Status (P3,S+ yang berupa kuesioner yang dapat diselesaikan dalam ) menit, mempunyai sensiti4itas (5'%6 *+, dan spesifitas yang tinggi (5 %6 *+ yang dapat membantu dokter menggali keluhan orang tua mengenai gangguan perkembangan dan perilaku anak. Praskrining perkembangan dengan P3,S dapat membantu mendeteksi anak% anak yang mempunyai resiko maupun anak yang mempunyai risiko rendah adanya gangguan pertumbuhan dan tingkah laku. ,i samping itu P3,S dapat membantu mengetahui kebutuhan psikososial anak%anak dan

keluarganya.),.,11,12 Sebenarnya P3,S sudah dapat digunakan untuk bayi baru lahir sampai usia 6 tahun, tapi biasanya pada bulan%bulan pertama kehidupan anak, orang tua dan petugas lebih sibuk memperhatikan kesehatan balita terlebih dahulu. 7leh karena itu akan lebih bermakna jika memperkenalkan P3,S pada orang tua saat anak memasuki '%. bulan dan disarankan untuk melakukan skrining dengan menggunakan P3,S pada saat orang tua membawa anaknya untuk kunjungan rutin pemeriksaan kesehatan, tetapi bila orang tua jarang datang memeriksakan kesehatan anaknya, P3,S dapat digunakan saat mereka berobat atau kontrol.) P3,S juga telah memenuhi rekomendasi untuk deteksi dini yang ditetapkan oleh American Academy of Pediatrics (AAP), National Association for t e Education of !oung " ildren, American Nursess Association, #rig t $utures %uidelines, "ouncil for E&eptional " ildren, 'ead Start, (oyal "ollege of Pediatrics, dan sebagainya.. Sampai saat ini P3,S masih belum terlalu umum digunakan di Indonesia untuk membantu mendeteksi perkembangan anak, oleh karena itu peneliti ingin melakukan

penelitian untuk mengetahui status perkembangan anak dengan menggunakan P3,S. Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang

menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan 0esehatan Ibu dan #nak (0I#+ termasuk 0eluarga Berencana (0B+, perbaikan gi8i, pemberantasan penyakit menular serta pengobatan dan sampai saat ini masih cukup banyak orang tua yang membawa balitanya mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.6 Puskesmas Bahu merupakan salah satu puskesmas yang ada di kota &anado yang memiliki wilayah pelayanan kesehatan yang luas, dan penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Bahu untuk kemudahan mengumpulkan anak beserta orang tua yang akan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian.

1.2. Masalah Bagaimana gambaran status perkembangan balita yang datang ke Puskesmas Bahu dengan menggunakan Parents Evaluation of

Developmental Status (P3,S+ 9

1.3. Tujuan Penelitian $ntuk mengetahui gambaran status perkembangan balita yang datang ke Puskesmas Bahu dengan menggunakan Parents Evaluation of

Developmental Status (P3,S+. 1.4.Man aat Penelitian

'

1. ,apat mengetahui gambaran status perkembangan balita yang datang ke Puskesmas Bahu dengan menggunakan Parents Evaluation of

Developmental Status (P3,S+. 2. Sebagai bahan acuan dalam melakukan skrining lanjutan apabila ternyata balita yang diteliti memiliki masalah atau keterlambatan dalam

perkembangan berdasarkan hasil interpretasi Parents Evaluation of Developmental Status (P3,S+. !. &enambah referensi dan sumber pengetahuan tentang gambaran status perkembangan balita sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. '. &emberi informasi dan menambah pengetahuan masyarakat tentang gambaran status perkembangan anak di Bahu. ). Sebagai acuan bagi instansi pemerintah yang terkait untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan perkembangan balita. .. &enambah pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan praskrining perkembangan anak dengan menggunakan Parents Evaluation of Developmental Status (P3,S+.

BAB II TIN!AUAN PU"TA#A

2.1. Pengertian Pertu$%uhan &an Perke$%angan #nak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. :al ini yang membedakan anak dengan dewasa. #nak bukan dewasa kecil. #nak menunjukkan ciri%ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.2,5,/,1' Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.2,5,1 Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.2,1 Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.2

2.2. 'iri('iri Tu$%uh #e$%ang Anak Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling berkaitan, yaitu;

1. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan

terjadi

bersamaan

dengan

pertumbuhan.

Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi, misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.2 2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

perkembangan selanjutnya Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. 0arena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.2,',5 !. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda%beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing%masing anak.1,2 '. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain%lain. #nak sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.2

). Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan terjadi lebih dahulu menurut dua hukum yang tetap, yaitu;

a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju kearah kaudal1anggota tubuh (pola sefalokaudal+.1,2 b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar+ lalu berkembang ke bagian distal seperti jari%jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal+.2 1. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan "ahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. "ahap%tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.2

2.1. Prinsi)(Prinsi) Tu$%uh #e$%ang Anak Prinsip%prinsip tersebut adalah sebagai berikut; 1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar 0ematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada indi4idu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. &elalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.2 2. Pola perkembangan dapat diramalkan "erdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. ,engan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.2 2.4.*akt+r(*akt+r ,ang Me$)engaruhi Tu$%uh #e$%ang Anak

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu; 1. <aktor genetik &elalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. =ang termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.1 2. <aktor lingkungan -ingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi bawaan. -ingkungan yang cukup baik akan

memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. -ingkungan ini merupakan lingkungan >bio% fisiko%psiko%sosial? yang mempengaruhi indi4idu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.1,1!, 1' <aktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi; a. <aktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (<aktor prenatal+ b. <aktor lingkungan yang mempenagruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (<aktor postnatal+.1 Sementara itu $nicef dan @onsson yang dikutip oleh Soetjiningsih 1, mangajukan model lain mengenai faktor%faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. ,i mana dibedakan sebab yang langsung, tidak langsung dan dasar seperti tampak pada 2ambar 1.

"$&B$:%03&B#A2 #A#0

Sebab langsung

0ecukupan makanan

0eadaan kesehatan

Sebab tak langsung

Pendidikan 0eluarga
0eberadaan dan 0ontrol Sumber ,aya 0eluarga; &anusia, 3konomi, dan 7rganisasi

Super Struktur Politik dan Ideologi

Struktur 3konomi Sebab dasar


Potensi Sumber ,aya

2ambar 1. &odel Interalasi "umbuh 0embang

1.-.Taha)(Taha) Tu$%uh #e$%ang Anak Balaupun terdapat 4ariasi yang besar, akan tetapi setiap anak akan melalui suatu >milestone? yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap%tiap tahap mempunyai ciri tersendiri. ,ari kepustakaan terdapat berbagai pendapat mengenai pembagian tahap%tahap tumbuh kembang ini, tetapi pada tulisan ini digunakan pembagian berdasarkan :asil Capat 0erja

$00 Pediatri Sosial 0erja di @akarta, 7ktober 1/6., seperti tampak pada tabel di bawah ini.

"abel 1. "ahap%tahap tumbuh kembang anak

1. &asa prenatal a. &asa mudigah1embrio ; konsepsi D 6 minggu b. &asa janin1fetus ; / minggu D lahir 1. &asa bayi ; usia D 1 tahun a. &asa neonatal ; usia D 26 hari D D &asa neonatal dini ; D 5 hari

&asa neonatal lanjut ; 6 D 26 hari

a. &asa pasca neonatal ; 2/ hari D 1 tahun 1. &asa pra sekolah ; usia 1 D . tahun 2. &asa sekolah ; . D 1612 tahun a. &asa pra%remaja ; usia . D 1 tahun b. &asa remaja; 1. &asa remaja dini D D Banita, usia 6 D 1! tahun Pria, usia 1 D 1) tahun

1. &asa remaja lanjut D D Banita, usia 1! D 16 tahun Pria, usia 1) D 2 tahun

11

Sesungguhnya tiap%tiap tahap tumbuh kembang tersebut tidak terdapat batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan. 1

1... Be%era)a /angguan Tu$%uh #e$%ang 0ang "ering Dite$ukan 1. 2angguan bicara dan bahasa 0amampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak, karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psiklogis, emosi, dan lingkungan sekitar anak. 0urangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.2 2. Eerebral palsy &erupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan1gangguan pada sel%sel motorik pada susunan saraf pusat yang belum selesai pertumbuhannya.2 !. Sindrom ,own #nak dengan sindrom ,own adalah indi4idu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan anak mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.2 '. 2angguan autis

12

&erupakan gangguan perkembangan per4asif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur ! tahun. Per4asif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. 2angguan perkembangan yang ditemukan pada autis mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.2 ). Cetardasi mental &erupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IF G 5 + yang menyebabkan ketidakmampuan indi4idu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.2 .. 2angguan pemusatan perhatian dan hiperakti4itas (2PP:+ &erupakan gangguan di mana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperakti4itas.2 1... Parents Evaluation of Developmental Status 1PED"2 Berhubung jumlah tenaga kesehatan baik dokter dan tenaga lainnya masih kurang dan pasien yang dilayani banyak, maka salah satu cara skrining antara lain dengan melibatkan orang tua seperti P3,S.),.,11,12 ,iperlukan waktu lima menit untuk pelaksanaan berikut skoringnya bila dilakukan melalui wawancara. Baktu yang dibutuhkan akan lebih singkat bila orang tua dapat melengkapi sendiri pertanyaan singkat di ruang tunggu atau kamar periksa atau di rumah.),.,11,12 Selain berfungsi sebagai alat sur4eilans dan alat skrining yang berbasis bukti, P3,S juga bermanfaat dalam tata laksana masalah perkembangan, perilaku, dan masalah keluarga. ,engan sepuluh pertanyaan singkat kepada

1!

orang tua, P3,S membantu tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi anak% anak yang berisiko mengalami masalah sekolah serta anak dengan kelainan perkembangan dan perilaku yang tidak terdeteksi.),. P3,S membantu para dokter memutuskan ; a. #pakah seorang anak membutuhkan e4aluasi perkembangan atau pemeriksaan kondisi mental9 Bila perlu, metode apa yang digunakan9 b. c. Perlukah dilakukan uji skrining perkembangan lanjutan9 #pakah orang tua hanya membutuhkan saran (konseling+ saja 9 @ika ya dalam hal apa9 d. #pakah anak hanya perlu dipantau dengan seksama pada setiap kunjungan untuk mengetahui masalah%masalah yang memerlukan perhatian segera9 e. #pakah pemantauan dan penilaian yang telah dilakukan tersebut telah memuaskan9 $ntuk menjawab pertanyaan tersebut, P3,S telah mengidentifikasi tingkat risiko untuk mendapat masalah perkembangan dan tingkah laku pada anak. :asil penelitian itu menunjukkan bahwa; D 11* dari anak%anak mempunyai risiko tinggi mendapat kelainan dan memerlukan rujukan untuk e4aluasi lebih lanjut. D 2.* mempunyai risiko sedang dan memerlukan skrining, peningkatan perkembangan dan obser4asi lebih lanjut. D 2 * mempunyai risiko rendah tetapi kebanyakan memerlukan bimbingan tingkah laku D '!* mempunyai risiko rendah dan hanya memerlukan

pemantauan rutin.),5

1'

$ntuk setiap nomor dengan jawaban >=a? atau >Sedikit?, beri tanda sesuai dengan kotak pada lembar penilaian P3,S. Pada lembar penilaian P3,S terdapat kotak kecil berwarna dan kotak kecil yang tidak berwarna. 0otak kecil yang berwarna menunjukkan kekuatiran yang bermakna (prediktor signifikan+ terhadap kemungkinan, sedangkan kotak kecil yang tidak berwarna (bukan prediktor signifikan+ menunjukkan kekuatiran yang tidak bermakna. @umlah kotak kecil berwarna yang ditandai (H+ dihitung dan jumlahnya dituliskan pada kotak berwarna besar, demikian juga dengan jumlah kotak kecil tidak berwarna yang ditandai (H+ dihitung dan jumlahnya dituliskan pada kotak besar tidak berwarna. Ailai P3,S yang ada pada lembar penilaian menunjukkan satu di antara lima bentuk penafsiran (interpretasi+, yaitu; a. 2angguan perkembangan risiko tinggi, jika kotak yang besar bewarna bernilai 2 atau lebih. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah #. b. 2angguan perkembangan risiko sedang, jika kotak besar berwarna bernilai 1. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah B. c. 2angguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku, jika kotak besar tidak berwarna bernilai 1 atau lebih dan nilai kotak besar berwarna bernilai diperlukan adalah langkah E. d. 2angguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua, jika didapatkan nilai pada kedua kotak besar tetapi . Inter4ensi yang

orang tua mempunyai kesulitan dalam komunikasi yang mungkin disebabkan oleh hambatan bahasa, kurang akrab dengan anak (anggota

1)

keluarga lain yang mengasuh anak+, masalah mental orang tua dan lain% lain. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah ,. e. 2angguan perkembangan risiko rendah, jika didapatkan nilai pada

kotak besar dan orang tua masih dapat berkomunikasi dengan baik. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah 3.

Inter4ensi a. -angkah # yaitu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten baik untuk penilaian (assessment+ maupun untuk inter4ensi. b. -angkah B yaitu skrining lanjutan (skrining tahap 2+ agar dapat diketahui mana yang memerlukan rujukan dan mana yang tidak perlu. Bila hasil skrining lanjutan menunjukkan hasil gagal, maka lakukan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. c. -angkah E adalah melakukan konseling pada orang tua agar lebih memperhatikan tingkah laku atau memantau perkembangan secara terus% menerus serta disarankan untuk melakukan stimulasi. @ika konseling dan stimulasi tidak berhasil (yang diketahui pada pemeriksaan ulang setelah beberapa minggu+, maka dilakukan rujukan ke tempat pelayanan kesehatan jiwa1mental untuk konsultasi keluarga, oleh psikiater, psikolog, lembaga sosial atau pusat kesehatan mental lain. d. -angkah , adalah peningkatan perkembangan dan tindak lanjut. e. -angkah 3 pada umumnya hanya memerlukan pemantauan rutin oleh petugas dan mengisi P3,S pada kunjungan sehat atau kunjungan anak sakit atau kunjungan ulang jika keluarganya tidak datang pada saat kunjungan sehat. @ika orang tua tidak memperhatikan adanya kelainan

1.

tapi penilaian klinis mengarah pada adanya masalah, maka ikuti langkah # atau B.

BAB III MET3DE PENELITIAN

3.1. !enis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sur4ei potong lintang.

3.2. Te$)at &an 4aktu Penelitian !.2.1. "empat penelitian

15

Penelitian dilakukan di Puskesmas Bahu 0ecamatan &alalayang 0ota &anado. !.2.2. Baktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan terhitung sejak bulan &ei%@uli 2 /.

3.3. "u%jek Penelitian Sampel ; pengambilan sampel secara purposif terhadap 1 ke Puskesmas Bahu. !.!.1. 0riteria Inklusi a.Balita berusia . bulan D ) tahun yang berkunjung di Puskesmas Bahu. b.7rang tua yang bersedia ikut dalam penelitian dan yang telah mengisi inform consent. anak yang datang

!.!.2. 0riteria 3ksklusi a. Balita yang datang ke Puskesmas tetapi tidak diantar oleh orang tuanya. b. 7rang tua yang meninggalkan lokasi penelitian sebelum mengisi kuisioner walaupun inform consent telah diisi.

3.4. 5aria%el Penelitian Iariabel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu; !.'.1. Iariabel "erikat Status perkembangan balita ;

16

%2angguan perkembangan risiko tinggi. %2angguan perkembangan risiko sedang. %2angguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku. %2angguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua. %2angguan perkembangan risiko rendah. !.'.2. Iariabel Bebas a. $sia b. @enis kelamin c. Pendidikan orang tua d. Pekerjaan orang tua e. Pendapatan keluarga f. Ciwayat pemberian #SI g. Penyakit ibu saat hamil h. Proses persalinan i. Status gi8i

3.-. De inisi 3)erasi+nal 1. Balita terbagi dalam ! kelompok umur; % % % 2. kelompok umur . bulan D 1 tahun kelompok umur J 1 tahun D ! tahun kelompok umur J ! tahun D ) tahun

-okasi penelitian adalah Puskesmas Bahu.

1/

!.

$sia adalah waktu hidup yaitu terhitung mulai pada saat dilahirkan sampai sekarang.

'. ).

@enis kelamin dinyatakan dalam laki%laki dan perempuan. Pendidikan orang tua adalah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh orang tua dari balita tersebut.

..

Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua dari balita tersebut.

5.

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan yang dimiliki oleh kedua orang tua balita tersebut.

6.

Ciwayat pemberian #SI yaitu apakah balita tersebut pernah menerima pemberian #SI dari ibunya.

/.

Penyakit ibu saat hamil yaitu apakah pada saat hamil ibu dari balita tersebut menderita suatu penyakit.

1 .

Proses persalinan yaitu apakah pada waktu ibu melahirkan balita tersebut mengalami kesulitan sehingga perlu dilakukan tindakan khusus dalam persalinan.

12.

Status gi8i adalah keadaan gi8i anak yang ditentukan dengan metode antropometri dan menggunakan standar B:7 berdasarkan berat badan menurut tinggi badan (BB1"B+ K skor Status gi8i dibedakan atas a. K skor J ! b. K skor J 2 c. K skor J 1 d. K skor s1d (%2+ ; 7besitas ; 74erweight ; Cisiko o4erweight ; Aormal ; 0urus

e. K skor G %2

f. K skor G %!

; Se4erly wasted (sangat kurus+

3... Instru$en Penelitian $ntuk penelitian ini diperlukan 1. <ormulir kuisioner Parents Evaluation of Developmental Status (P3,S+. 2. !. '. ). .. -embar interpretasi hasil. 0ur4a standar pertumbuhan B:7 "imbangan berat badan bayi "imbangan injak #lat ukur panjang1tinggi badan

3.6. Met+&e Pengu$)ulan Data Berdasarkan sumber data, yaitu; 1. ,ata primer ; berdasarkan wawancara dengan panduan Parents Evaluation of Developmental Status (P3,S+, pada orang tua yang

membawa anak tersebut ke Puskesmas Bahu, ataupun bisa juga kuesioner diisi oleh orang tua jika orang tua tersebut mampu dan bersedia mengisi sendiri tanpa wawancara. 2. ,ata sekunder ; gambaran umum lokasi penelitian dikutip dari laporan kegiatan Puskesmas Bahu tahun 2 6

Eara melakukan Parents Evaluation of Developmental Status (P3,S+; 1. Sebelum mewawancara ataupun memberikan lembar pertanyaan P3,S pada orang tua, jelaskan tujuan pelaksanaan P3,S pada orang tua, yaitu

21

untuk mengetahui perkembangan dan tingkah laku anak. 0emudian tanyakan, >apakah orang tua mampu mengisi lembar tersebut sendiri atau perlu bantuan9? Bila tidak yakin orang tua mampu mengisi sendiri, dapat dilakukan tanya jawab1wawancara. 2. "ulis nama anak, dan nama orang tua, serta tanggal pemeriksaan, dan tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir kemudian dicatat pada lembar pertanyaan P3,S. !. @ika orang tua tidak mampu mengisi sendiri dan akan dilakukan wawancara, maka jelaskan pada orang tua agar tidak ragu%ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan bahwa orang tua mengerti apa yang ditanyakan padanya tanpa mempengaruhi jawaban dari orang tua, dan ajukan pertanyaan secara beraturan dan satu persatu. '. P3,S terdiri dari 1 pertanyaan dengan 1 pertanyaan terbuka dan / pertanyaan dengan pilihan jawaban =a, "idak, dan Sedikit ). @ika lembar penilaian P3,S sudah diisi, maka isi kotak%kotak pada lembar penilaian sesuai dengan umur anak. .. Perhatikan jawaban orang tua terhadap pertanyaan nomor 1 pada lembar penilaian P3,S, tentukan termasuk kategori aspek perkembangan yang mana (-ihat table 0ategori Cespon1@awaban 7rang tua,+ kemudian beri tanda (H+ pada kotak lembar penilaian P3,S. @ika orang tua

memberikan pernyataan seperti Ldahulu saya khawatir terhadap anak saya tetapi saat ini saya lihat dia dapat melakukan lebih baikM, tandai ini sebagai perhatian pada jenis perkembangan yang dimaksud. Sama halnya jika orang tua melaporkan bahwa mereka hanya LsedikitM memperhatikan anaknya mengalami gangguan1kelainan, hal itu juga

22

harus ditandai sebagai adanya perhatian terhadap kelainan yang terjadi pada anaknya. 5. $ntuk setiap nomor dengan jawaban L=aM atau LSedikitM beri tanda (H+ sesuai dengan kotak pada lembar penilaian P3,S. @ika orang tua tidak menulis apapun kecuali melingkari pilihan L=aM atau LSedikitM pada pertanyaan 2 D 1 , lakukan pemeriksaan ulang dengan mengisi ulang lembar P3,S melalui wawancara atau tanya jawab. Perhatikan dalam menentukan kategori aspek perkembangannya. &isalnya pada

pertanyaan nomor 2 tentang bahasa ekspresif, mungkin jawaban tidak menggambarkan pernyataan tentang aspek tersebut, misalnya orang tua menjawab ; #nak suka merengekN yang sebenarnya termasuk kategori aspek perilaku (pertanyaan no. .+. 6. @umlahkan hasil penilaian di lembar penilaian P3,S. Pada lembar penilaian P3,S terdapat kotak kecil berwarna dan kotak kecil yang tidak berwarna. 0otak kecil yang berwarna menunjukkan kekuatiran yang bermakna (prediktor signifikan+ terhadap kemungkinan, sedangkan kotak kecil yang tidak berwarna (bukan prediktor signifikan+ menunjukkan kekuatiran yang tidak bermakna. @umlah kotak kecil berwarna yang ditandai (H+ dihitung dan jumlahnya dituliskan pada kotak berwarna besar, demikian juga dengan jumlah kotak kecil tidak berwarna yang ditandai (H+ dihitung dan jumlahnya dituliskan pada kotak besar tidak berwarna. /. "eliti kembali apakah pengisian lembar penilaian sudah benar atau belum.

2!

1 . -akukan interpretasi status perkembangan anak berdasarkan hasil pada lembar penilaian P3,S.

Interpretasi hasil penilaian P3,S a. 2angguan perkembangan risiko tinggi, jika kotak yang besar bewarna bernilai 2 atau lebih. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah #. b. 2angguan perkembangan risiko sedang, jika kotak besar berwarna bernilai 1. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah B. c. 2angguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku jika kotak besar tidak berwarna bernilai 1 atau lebih dan nilai kotak besar berwarna bernilai . Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah E. d. 2angguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah

komunikasi dengan orang tua, jika didapatkan nilai

pada kedua kotak

besar tetapi orang tua mempunyai kesulitan dalam komunikasi yang mungkin disebabkan oleh hambatan bahasa, kurang akrab dengan anak (anggota keluarga lain yang mengasuh anak+, masalah mental orang tua dan lain%lain. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah ,. e. 2angguan perkembangan risiko rendah, jika didapatkan nilai pada

kotak besar dan orang tua masih dapat berkomunikasi dengan baik. Inter4ensi yang diperlukan adalah langkah 3.

Eara mengukur berat badan dan panjang1tinggi badan a. Prosedur penimbangan berat bayi %2 tahun

2'

1. -etakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang 2. Posisi jarum harus menunjuk ke angka !. Bayi telanjang, popok dilepas '. "empatkan bayi di tengan alat timbangan ). -ihat jarum timbangan sampai berhenti dan baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan .. 0alau bayi bergerak terus%menerus, tunggu beberapa menit kemudian timbang ulang 5. 0alau bayi tetap rewel dan bergerak aktif sehingga sulit menimbang, baca angka di tengah%tengah antara gerakan jarum ke kiri dan ke kanan. a. Prosedur penimbangan berat anak J 2 tahun 1. -etakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak 2. Posisi jarum pada angka !. :anya pakai pakaian yang tipis '. #nak berdiri di timbangan tanpa dipegangi ). -ihat jarum timbangan sampai berhenti dan baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan .. 0alau anak bergerak terus%menerus, baca angka di tengah%tengah antara gerakan jarum ke kiri dan ke kanan. a. Prosedur pengukuran panjang bayi %2 tahun 1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang 2. Bayi dibaringkan pada alas yang datar, sepatu dan hiasan dibuka

2)

!. Petugas 1 ; memegang kepala bayi agar menempel pada pembatas angka pandangan ke atas '. Petugas 2 ; tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan pembatas kaki ke telapak kaki bayi ). Baca angka pada pembatas kaki. a. Prosedur pengukuran tinggi badan anak J 2 tahun 1. &enggunakan stadiometer atau microtoise 2. #nak tidak memakai sandal atau sepatu !. Berdiri tegak, menghadap ke depan, pendangan lurus ke depan '. Punggung, pantat, dan tumit menempel pada dinding1tiang pengukur ). #nak diinstruksikan untuk menarik napas dalam%dalam .. "urunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun%ubun 5. Baca angka pada batas tersebut. (pembatas kepala+, posisi kepala lurus,

3.7.

Peng+lahan &an Analisa Data :asil yang didapat berdasar interpretasi dengan menggunakan P3,S akan diolah, dan akan disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan 4ariabel penelitian dan analisa sesuai hasil persentase.

2.

BAB I5 HA"IL PENELITIAN

'.1./a$%aran U$u$ L+kasi Penelitian1) 4.1.2. #ea&aan /e+gra is Puskesmas Bahu berada di 0ecamatan &alalayang tepatnya di kelurahan Bahu. Bilayah kerja Puskesmas Bahu terdiri dari ; 1. 0elurahan Bahu 2. 0elurahan 0leak !. 0elurahan Batu 0ota '. 0elurahan Binangun I ). 0elurahan Binangun II .. 0elurahan &alalayang I "imur 5. 0elurahan &alalayang I 6. 0elurahan &alalayang II Barat /. 0elurahan &alalayang II #dapun batas%batas 0ecamatan &alalayang yaitu; D D D Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan ; 0ecamatan Sario ; 0ecamatan Pineleng ; 0ecamatan Pineleng

25

Sebelah barat

; -aut &anado

4.1.2.

Luas 4ila,ah -uas wilayah kerja Puskesmas Bahu adalah 15,115) 0m2.

4.1.3. #e)en&u&ukan @umlah penduduk 0ecamatan &alalayang adalah )6.2') jiwa yang terdiri dari laki%laki 26.)'6 jiwa dan perempuan 2/../5 jiwa, di mana jumlah kepala keluarga secara keseluruhan adalah 12..)) 00. Pada tahun 2 6 di wilayah 0ecamatan &alalayang terdapat /.5 6

kelahiran hidup. @umlah anak balita yang terdata pada tahun 2 berjumlah !.))) balita.

4.1.4. Pen&i&ikan "ingkat pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh sebagian besar penduduk di wilayah 0ecamatan &alalayang adalah S-"#1&#.

4.1.-. "+sial Ek+n+$i ,i 0ecamatan &alalayang masih terdapat keluarga yang termasuk dalam kategori keluarga miskin. Pada tahun 2 2.'' 00 miskin (5.')) jiwa+. 6 terdapat

4.1... Tenaga #esehatan Pada tahun 2 6 Puskesmas Bahu memiliki tenaga kesehatan

sebanyak !. orang, di antaranya ) orang tenaga medis yaitu ' orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi. Perawat berjumlah 15 orang,

26

bidan sebanyak 5 orang. "enaga gi8i dan farmasi masing%masing sebanyak 1 orang, dan staf lainnya adalah tata usaha dan tenaga lainnya. 4.2. Hasil ,istribusi status perkembangan pada 1 orang balita usia . bulan D

) tahun di Puskesmas Bahu dapat dilihat pada tabel 2 didapatkan 1 balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko tinggi, 2 balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko sedang, !2 balita mengalami risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku, 1 balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua dan !5 balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko rendah. "abel 2. ,istribusi Status Perkembangan Status Perkembangan (#+. 2angguan perkembangan risiko tinggi (B+. 2angguan perkembangan risiko sedang (E+. 2angguan perkembangan risiko rendah, namun terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku (,+. 2angguan perkembangan risiko sedang, dan terdapat masalah komunikasi orang tua (3+. 2angguan perkembangan risiko rendah "otal 1 !5 (!5+ (1 + 1 (1+ n (*+ 1 (1 + 2 (2 + !2 (!2+

2/

,ari 1

balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi,

didapatkan . balita (. *+ berusia J 1 tahun % ! tahun dan ' balita (' *+ berusia J ! tahun % ) tahun. ,ari 2 balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang, didapatkan ! balita (1)*+ berusia . bulan % 1 tahun, . balita (! *+ berusia J 1 tahun % ! tahun, dan 11 balita ())*+ berusia J ! tahun % ) tahun. ,ari !2 balita yang termasuk dalam gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku didapatkan ' balita (12,)*+ berusia . bulan % 1 tahun, 1) balita ('.,6*+ pada usia J 1 tahun % ! tahun dan 1! balita ( ' ,5*+ pada usia J ! % ) tahun. ,alam penelitian ini juga didapatkan 1 balita yang termasuk dalam gangguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua, berusia J 1 tahun % ! tahun. ,ari !5 balita yang termasuk dalam gangguan perkembangan risiko rendah didapatkan 1! balita (!),1*+ berusia . bulan % 1 tahun, 1) balita (' ,.*+ berusia J 1 tahun % ! tahun, dan / balita (2',!*+ berusia J ! tahun D ) tahun. ,istribusi status perkembangan dapat dilihat pada
"tatus Perke$%angan Usia A n 182 B n 182 ' n 182 D n 182 E n 182

. bulan D 1 tahun
J 1 tahun D ! tahun J ! tahun D ) tahun

( + . (. + ' (' +

! (1)+ . (! + 11 ())+

' (12,)+ 1) ('.,6+ 1! (' ,5+

( + 1 (1 ( + +

1! (!),1+ 1) (' ,.+ / (2',!+

tabel di bawah ini.

"abel !. ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan $sia

,ari 1

balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi,

ditemukan 6 balita laki%laki (6 *+ dan 2 balita perempuan (2 *+. ,ari 2 balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang ditemukan pada 1! balita laki%laki (.)*+ dan 5 balita perempuan (!)*+. ,ari 22 balita dengan gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat masalah dalam tingkah laku, ditemukan 2 balita laki%laki (.2,)*+ dan 12 balita perempuan (!5,)*+, sedangkan yang termasuk dalam gangguan perkembangan risiko sedang di mana terdapat masalah komunikasi dengan orang tua yaitu hanya 1 balita laki% laki. ,ari !5 balita yang termasuk dalam gangguan perkembangan risiko rendah, ditemukan 1) balita laki%laki (' ,)*+, dan 22 balita perempuan

()/,)*+. ,istribusi status perkembangan balita menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel '.

"abel ' ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan @enis 0elamin A n 182 6 (6 + 2 (2 + "tatus Perke$%angan B ' D n 182 1! (.)+ 5 (!)+ n 182 2 (.2,)+ 12 (!5,)+ n 182 1 (1 + ( + E n 182 1) (' ,)+ 22 ()/,)+

!enis #ela$in -aki%laki Perempuan

,ari penelitian yang dilakukan, bisa dilihat pada tabel ) mengenai distribusi status perkembangan menurut pendidikan orang tua, didapatkan bahwa umumnya balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko tinggi

!1

umumnya memiliki ayah (5 *+ dan ibu (5 *+ yang berpendidikan S-"# dan dari 2 balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko sedang umumnya memiliki ayah (' *+ berpendidikan S-"P dan ibu ())*+ berpendidikan S-"#. ,ari !2 balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku umumnya memiliki ayah (52*+ dan ibu (56,1*+ berpendidikan S-"# dan balita yang memiliki status perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua memiliki ayah yang berpendidikan S1 dan ibu yang berpendidikan S,. ,ari !5 balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko rendah umumnya memiliki ayah (5!*+ dan ibu (.5,.*+ berpendidikan S-"#. Pada tabel . dapat dilihat distribusi status perkembangan berdasarkan pekerjaan orang tua dan didapatkan dari 1 balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko tinggi umumnya memiliki ayah yang mempunyai pekerjaan sebagai wirasawsta (5 *+ dan ibu sebagai ibu rumah tangga (1 *+, dan dari 2 balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko

sedang umumnya memiliki ayah yang bekerja sebagai wiraswasta (5)*+, dan ibu sebagai ibu rumah tangga (5 *+. ,ari !2 balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko rendah, tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku, umumnya memiliki ayah yang bekerja sebagai wiraswasta (.2,)*+, dan ibu sebagai ibu rumah tangga (56,1*+, dan untuk balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi orang tua memiliki ayah yang bekerja sebagai tenaga kesehatan, dan ibu sebagai ibu rumah tangga, sedangkan untuk balita yang memiliki

!2

gangguan perkembangan risiko rendah umumnya memiliki ayah yang bekerja sebagai wiraswasta (5!*+, dan ibu sebagai ibu rumah tangga (61,1*+

"abel ) ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan Pendidikan 7rang "ua Pendidikan A n 182 #yah S, S-"P S-"# #kademi S1 Ibu S, S-"P S-"# #kademi S1 2 (2 + 1 (1 + 5 (5 + ( + ( + ( + 6 (' *+ 11 ())*+ ( + 1 ()*+ 2 (.,!+ ' (12,)+ 2) (56,1+ 1 (!,1+ ( + 1 (1 ( + ( + ( + ( + + ( + / (2',!+ 2) (.5,.+ ( + ! (6,1+ 1 (1 + 2 (2 + 5 (5 + ( + ( + ! (1)+ 6 (' + 5 (!)+ ( + 2 (2 + 2 (.,2+ 2 (.,2+ 2! (52+ 1 (!,1+ ' (12,)+ ( + ( + ( + ( + 1 (1 + 1 (2,5+ ! (6,1+ 25 (5!+ ( + . (1.,2+ Status Perkembangan B ' D n 182 n 182 n 182

E n 182

"abel .. ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan Pekerjaan 7rang "ua Status Perkembangan Pekerjaan A n 182 B n 182 ' n 182 D n 182 E n 182

!!

#yah PAS1"AI1P7-CI1B$&A1swasta bukan di bidang kesehatan "enaga kesehatan Biraswasta Aelayan -ain%lain ( + 5 (5 + ( + ! (! + 1 ()+ 1) (5)+ ( + ( + ( + 2 (.2,)+ 1 (!,1+ 6 (2)+ 1 (1 ( + ( + ( + + 1 (2,5+ 25 (5!+ ( + . (1.,2+ ( + 2 (1 + ! (/,'+ ( + ! (6,1+

Ibu PAS1"AI1P7-CI1B$&A1swasta bukan di bidang kesehatan "enaga kesehatan Biraswasta Ibu rumah tangga -ain%lain ( + ( + 1 (1 ( + + ( + 2 (1 + 1' (5 + ! (1)+ 1 (!,1+ ) (1),5+ 2) (56,1+ ( + ( + ( + 1 (1 ( + + ( + ! (6,1+ ! (61,1+ 2 (),'+ ( + 1 ()+ 1 (!,1+ ( + 2 (),'+

,ari 1

balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko tinggi . D

umumnya berasal dari keluarga yang berpenghasilan Cp. ) Cp. 1. .

per bulan () *+ dan dari 2 balita yang memiliki gangguan

perkembangan risiko sedang umumnya berasal dari keluarga yang berpenghasilan Cp. 1. . D Cp 2.) . perbulan ())*+. ,ari !2 balita

yang memiliki gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku umumnya berasal dari keluarga yang berpenghasilan Cp. ) . D Cp. 1 . perbulan ('!,6*+. Balita

!'

dengan gangguan perkembangan

risiko sedang dan terdapat masalah

komunikasi dengan orang tua berasal dari keluarga yang berpenghasilan Cp. 1. . D Cp. 2.) . per bulan dan dari !5 balita yang memiliki

gangguan perkembangan risiko rendah umumnya berasal dari keluarga yang berpenghasilan Cp. 1. . D Cp. 2.) . per bulan ()1,'*+. ,istribusi

status perkembangan berdasarkan pendapatan keluarga dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

"tatus Perke$%angan Pen&a)atan )er %ulan 19)2 G) ) 1. J 2.) . . . . D1 D 2.) . . A n 182 1 (1 + ) () + ' (' + ( + B n 182 2 (1 + 5 (!)+ 11 ())+ ( + ' n 182 ' (12,)+ 1' ('!,6+ 12 (!5,)+ 2 (.,2+ D n 182 ( + ( + 1 (1 ( + + E n 182 ' (1 ,6+ 11 (2/,5+ 1/ ()1,'+ ! (6,1+

"abel 5. ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan Pendapatan 0eluarga

,istribusi gangguan perkembangan balita menurut riwayat pemberian #SI dapat dilihat pada tabel 6. ,ari 1 balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi umumnya mendapatkan #SI (5 *+, tetapi #SI baru diberikan setelah 1 D ! hari setelah lahir, dengan frekuensi pemberian #SI J ) kali setiap hari dan lama pemberian #SI G . bulan ()5,1*+. ,ari 2 balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang umumnya juga mendapatkan #SI (6)*+ dan #SI diberikan sejak lahir (66,2*+, dengan frekuensi pemberian

!)

#SI J ) kali sehari dan lama pemberian #SI 12 % 2' bulan (.',5*+. ,ari !2 balita yang memiliki status gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku umumnya juga memperoleh #SI (/!,6*+, dan #SI diberikan sejak lahir (. *+, dengan frekuensi pemberian #SI J ) kali setiap hari (. *+, dan lama pemberian #SI 12%2' bulan ('.,5*+. Balita dengan status gangguan perkembangan risiko sedang dan memiliki masalah komunikasi orang tua juga diberikan #SI, dan #SI diberikan sejak lahir dan lama pemberian #SI 12%2' bulan, tetapi frekuensi pemberian #SI G ) kali sehari. ,ari !5 balita dengan gangguan perkembangan risiko rendah umumnya juga memperoleh #SI (/5,!*+ dan #SI diberikan sejak lahir (..,5*+, dengan frekuensi pemberian #SI J ) kali sehari (.1,2*+, dan lama pemberian #SI 12%2' bulan ()6,!*+.

"abel 6. ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan Ciwayat Pemberian #SI


A n 182 ,iberikan =a "idak &ulai umur Sejak lahir 5 (5 + ! (! + 2 (26,.+ 15 (6)+ ! (1)+ 1) (66,2+ ! (/!,6+ 2 (.,2+ 16 (. + 1 (1 ( + 1 (1 + + !. (/5,!+ 1 (2,5+ 2' (..,5+ B Status Perkembangan ' D n 182 n 182 E n 182

Ciwayat #SI

n 182

!.

Setelah 1 D ! hari Setelah ' D 5 hari J 5 hari <rekuensi O ) kali Setiap kali menangis J ) kali -amanya pemberian G . bulan . D 12 bulan 12 D 2' bulan

' ()5,1+ ( + 1 (1',2/+ ( + 2 (26,.+ ) (51,'+ ' ()5,1+ ( + ! ('2,/+

1 (),/+ ( + 1 (),/+ ' (2!,)+ ! (15,5+ 1 ()6,6+ ' (2!,)+ 2 (11,6+ 11 (.',5+

1 (!!,!+ ( + 2 (.,5+ . (2 + . (2 + 16 (. + ) (1.,.+ 11 (!.,5+ 1' ('.,5+

( + ( + ( + 1 (1 ( + ( + ( + ( + 1 (1 + +

/ (2)+ 2 (),)+ 1 (2,6+ 5 (1/,'+ 5 (1/,'+ 22 (.1,2+ ! (6,'+ 12 (!!,!+ 21 ()6,!+

,ari 1

orang tua yang membawa balita ke puskesmas dan yang bersedia

ikut serta dalam penelitian ini hanya 12 orang ibu (1 *+ yang mengakui bahwa selama hamil mengalami penyakit, dan distribusinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. "abel /. ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan Ciwayat 0ehamilan Status Perkembangan Ciwayat 0ehamilan Penyakit :ipertensi @antung ,iabetes Infeksi (panas tinggi+ "idak ada ( + ( + ( + ! (! + 5 (5 + ( + ( + ( + . (! + 1' (5 + 2 (.,2+ ( + ( + ( + ! (/!,6+ ( + ( + ( + ( + 1 (1 + ( + ( + ( + 1 (2,5+ !. ( /5,!+ A n 182 B n 182 ' n 182 D n 182 E n 182

!5

Persalinan Aormal "indakan / (/ + 1 (1 + 1/ (/)+ 1 ()+ ! (/!,6+ 2 (.,2+ 1 (1 ( + + !' (/1,/+ ! (6,1+

,ari 1 balita yang memiliki status gangguan perkembangan risiko tinggi, ! diantaranya memiliki ibu yang mengalami sakit selama hamil (! *+ dan melahirkan dengan persalinan normal (/ *+. ,ari 2 balita yang

memiliki status gangguan perkembangan risiko sedang memiliki ibu yang menderita sakit (! *+ dan melahirkan dengan persalinan normal (/)*+. ,ari !2 balita dengan gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku hanya 2 balita yang memiliki ibu yang mengalami penyakit berisiko selama hamil (.,2*+, dan melahirkan dengan persalinan normal (/!,6*+. Balita yang memiliki status gangguan perkembangan risiko sedang dan memiliki masalah komunikasi dengan orang tua memiliki ibu yang tidak pernah mengalami penyakit berisiko selama hamil dan balita tersebut dilahirkan dengan persalinan normal. ,ari !5 balita dengan status gangguan perkembangan risiko rendah umumnya memiliki ibu yang tidak pernah mengalami sakit (/5,!*+, dan melahirkan dengan persalinan normal (/1,/*+.

,istribusi status perkembangan balita menurut status gi8i dengan menggunakan K skor (weig t for eig t+ dapat dilihat pada tabel 1 . ,ari 1 balita dengan status gangguan perkembangan risiko tinggi, umumnya adalah balita yang kurus () *+ dan dari 2 balita yang memiliki status gangguan perkembangan risiko sedang umumnya termasuk dalam status gi8i normal

!6

(!)*+ dan status gi8i kurus (!)*+. ,ari !2 balita yang memiliki status gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada tingkah laku umumnya adalah balita yang memiliki status gi8i normal (.6,5*+, demikian juga dengan balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah dalam komunikasi dengan orang tua memiliki status gi8i normal. ,ari !5 balita yang memiliki status gangguan perkembangan risiko rendah umumnya memiliki status gi8i normal (5),5*+.

"abel 1 . ,istribusi Status Perkembangan Berdasarkan Status 2i8i Status Perkembangan Status 2i8i # n (*+ 7besitas 74erweight Cisiko o4erweight Aormal Basted (kurus+ Se4erly wasted (sangat kurus+ ( + ( + 2 (2 + ! (! + ) () + 1 (1 + 2 (1 + ! (1)+ 5 (!)+ 5 (!)+ 1 ()+ B n (*+ E n (*+ ! (/,'+ 1 (!,1+ ' (12,)+ 22 (.6,5+ 2 (.,!+ ( + , n (*+ ( + ( + ( + 1(1 ( + ( + + 3 n (*+ 1 (2,5+ 2 (),'+ ' (1 ,6+ 26 (5),5+ 2 (),'+ ( +

!/

BAB 5 PEMBAHA"AN

,ari 1

anak usia balita yang berkunjung di Puskesmas Bahu, didapatkan

1 * balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko tinggi, 2 * balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko sedang, !2* balita mengalami risiko rendah namun terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku, 1* balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua, dan !5* balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko rendah.

-.1. /angguan Perke$%angan 9isik+ Tinggi Berdasarkan kuesioner yang diisi oleh orang tua, umumnya balita yang masuk dalam kelompok risiko ini memiliki masalah global kognitif, bahasa ekspresif dan artikulasi. Balita yang termasuk dalam gangguan risiko ini umumnya masuk dalam golongan usia J1 tahun D ! tahun (. *+. Pada usia tersebut gangguan perkembangan anak sudah bisa dengan jelas diamati oleh

'

orang tua.',) ,ari hasil penelitian ini didapatkan bahwa balita laki%laki (6 *+ lebih banyak mengalami gangguan perkembangan risiko tinggi dibandingkan balita perempuan (2 *+. :asil penelitian yang dilakukan oleh Sinto Cobert dkk' memperlihatkan kecenderungan bahwa laki%laki memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami gangguan perkembangan. &enurut Soetjiningsih1, anak laki%laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui dengan pasti mengapa demikian. Pendidikan orang tua termasuk salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak.1,1!,1' ,alam penelitian ini diperoleh hasil yang cukup berbeda. Balita yang termasuk kelompok gangguan perkembangan risiko tinggi umumnya memiliki orang tua yang memiliki pendidikan terakhir S-"#. "idak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara pendidikan terakhir responden dengan interpretasi hasil. Balaupun orang tua memiliki pendidikan terakhir S-"# dan diasumsikan dengan pendidikan seperti itu membuat mereka mudah untuk mengakses informasi tentang tumbuh

kembang anak, tetapi ternyata mereka tidak dengan segera melakukan konsultasi dengan dokter, dan ada juga yang terbentur dengan kendala biaya sehingga tidak membawa anaknya berobat. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sinto Cobert dkk', tidak didapatkan hubungan bermakna secara statistik antara pendidikan responden dengan hasil uji perkembangan. ,alam penelitian ini juga didapatkan bahwa balita dengan status perkembangan risiko tinggi umumnya memiliki ayah yang bekerja sebagai wiraswasta (5 *+ dan ibu sebagai ibu rumah tangga (1 penghasilan orang tua berkisar antara Cp. ) . D Cp. 1. . *+, dengan perbulan. tapis

'1

$ntuk kategori pendapatan itu dalam kondisi perekonomian saat ini mungkin tidak akan mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder, apalagi jika keluarga tersebut memiliki anak lebih dari satu. Pendapatan keluarga yang memadai sebenarnya akan menunjang tumbuh kembang balita1,1!,1' Balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi umumnya diberikan #SI (5 *+, tetapi ' dari 5 balita yang diberikan #SI ternyata nanti mendapatkan #SI setelah 1 D ! hari setelah lahir. #wal menyusui yang baik adalah ! menit setelah bayi lahir karena dapat merangsang pengeluaran #SI selanjutnya, di samping itu akan terjadi interaksi atau hubungan timbal balik dengan cepat antara 2 sampai 6 kali lebih besar untuk memberikan #SI eksklusif sampai ' bulan dibandingkan yang tidak.1. Berkaitan dengan pernyataan tersebut diperoleh data bahwa umunya balita yang tidak segera diberikan #SI umumnya lama pemberian #SInya kurang dari . bulan walaupun frekuensi pemberian #SI lebih dari ) kali dalam sehari dan mungkin ini disebabkan karena proses penyapihan yang tidak maksimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irawati dkk15, ternyata ibu yang segera kontak dengan bayi untuk menyusui mempunyai potensi ) * lebih lama waktu menyusuinya. Infeksi intrauterin merupakan salah satu faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin dan dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ! * dari balita dengan gangguan perkembangan

risiko tinggi memiliki ibu yang menderita infeksi pada waktu kehamilan. Infeksi intrauterin sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin yang juga pasti mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir.1,16

'2

Status gi8i juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita.1,1.,1/,2 ,21 "erdapat ) * dari jumlah balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi adalah balita kurus berdasarkan hasil perhitungan status gi8i dengan menggunakan kur4a standar B:7. :al itu berarti bahwa kebutuhan gi8i dari balita%balita tersebut tidak tercukupi dan hal itu juga ternyata mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sembilan puluh persen dari balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi dilahirkan normal. "ernyata proses persalinan hanya memberikan pengaruh yang sangat kecil dalam gangguan perkembangan risiko tinggi. "erdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita, di antaranya kondisi ibu sebelum dan selama hamil1. ,alam data ini tidak diuraikan tentang tindakan persalinan secara terperinci, sehingga sulit untuk menganalisa tindakan persalinan yang beresiko mempengaruhi janin.

-.2. /anggguan Perke$%angan 9isik+ "e&ang "erdapat 2 balita dari seratus balita yang diteliti memiliki gangguan perkembangan risiko sedang dan distribusi umumnya pada kelompok usia J ! tahun D ) tahun ())*+. 2angguan perkembangan balita semakin jelas diamati oleh orang tua, apalagi saat orang tua membandingkan perkembangan balitanya dengan balita%balita yang lain.1 ,12 Seperti distribusi status perkembangan risiko tinggi, umumnya juga balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang juga distribusinya sebagian besar kepada balita laki%laki (.)*+. &enurut Soetjiningsih1, laki%laki lebih sering sakit dibandingkan perempuan, tetapi penyebab pastinya belum diketahui.

'!

Berdasarkan penelitian ini, diperoleh data umumnya balita yang termasuk kelompok risiko ini memiliki ayah dengan pendidikan terakhir S-"P dan ibu dengan pendidikan terakhir S-"#. Bisa diamati bahwa balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang ternyata ada keterkaitan dengan tingkat pendidikan terakhir orang tua. &enurut Soetjiningsih, pendidikan orang tua dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak.1 Balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang umumnya memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta (5)*+ dan ibu sebagai ibu rumah tangga (5 *+ dengan pendapatan perbulan rata%rata Cp. 1. D Cp. 2.) . .

. @umlah tersebut lebih tinggi dari pada penghasilan keluarga

dari balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi. ,iasumsikan bahwa dengan pendapatan seperti itu, orang tua dapat memenuhi kebutuhan balitanya. Pendapatan orang tua yang memadai dapat menunjang tumbuh kembang balita.1,1!,1' $mumnya balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang diberikan #SI setelah lahir dengan frekuensi pemberian #SI lebih dari ) kali sehari dan lama pemberian #SI adalah 12 D 2' bulan. Balaupun riwayat pemberian #SI dapat dikatakan sudah baik tapi tetap saja balita%balita

tersebut mengalami gangguan perkembangan risiko sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinto Cobert dkk', tidak terdapat hubungan yang bermakana secara statistik antara pemberian #SI dan perkembangan anak. :al ini mungkin ada kaitannya dengan faktor%faktor lain yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

''

Berdasarkan

status

riwayat

penyakit

pada

masa

mengandung

didapatkan pada umumnya balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko sedang memiliki ibu (! *+ yang menderita infeksi sementara mengandung. ,iduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin.1 Balita dengan gangguan perkembangan sedang pada umumnya dilahirkan secara normal (/)*+. :asil ini tidak menunjukkan korelasi yang begitu berarti antara mekanisme persalinan dengan gangguan perkembangan balita. :al ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan balita.1,6,1! ,istribusi status gi8i balita dengan gangguan perkembangan risiko sedang yaitu status gi8i normal (!)*+ dan status gi8i kurus (!)*+. Persentase status gi8i kurus dari balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi masih lebih besar dibandingkan dengan balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko sedang. #da juga balita dalam kelompok risiko ini yang masuk dalam risiko o4erweight (1)*+, o4erweight (1 *+, dan sangat kurus ()*+. Status gi8i merupakan akibat langsung dari makanan yang dikonsumsi sehari%hari dan dipengaruhi oleh usia, pertumbuhan, keadaan kesehatan, kebiasaan makan, cara mendapatkan makanan dan sosial budaya.22 &asalah gi8i bukan hanya pada balita yang memiliki gi8i kurang tetapi juga gi8i berlebih.1/,2

-.3 /angguan Perke$%angan 9isik+ 9en&ah Teta)i Ter&a)at Peningkatan 9isik+ Pa&a Tingkah Laku $mumnya balita yang termasuk dalam kelompok risiko ini memiliki masalah pada perilaku. 7rang tua sering mengeluhkan perilaku balita yang

')

cenderung keras kepala, manja, dan hanya melakukan apa yang si balita inginkan. Balita yang masuk dalam kelompok risiko ini umumnya masuk dalam kelompok usia J 1 tahun D ! tahun ('!,6*+. Pada usia tersebut gangguan perilaku balita sudah sangat jelas diamati oleh orang tua. $mumnya dalam usia tersebut balita mulai suka beridentifikasi dengan orang dewasa, mengekspresikan perasaan, dan pada akhir usia balita, sudah mulai membanding%bandingkan dirinya dengan teman%teman sebayanya. &enurut 3rickson (perkembangan psikososial+, anak pada usia 1 %!. bulan berada pada fase otonomi. #nak dapat menolak ataupun menuntut dengan keras kepala apa yang dikehendaki dan bersifat egosentris.2!,2' Berdasarkan distribusi menurut jenis kelamin, diperoleh hasil bahwa balita laki%laki (.2,)*+ memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan balita perempuan (!5,)*+, sama halnya dengan distribusi menurut jenis kelamin untuk balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko tinggi dan risiko sedang. Soetjiningsih menyatakan bahwa laki%laki lebih sering sakit dari pada anak perempuan tetapi penyebabnya belum diketahui.1 Balita yang termasuk dalam kelompok risiko ini umumnya memiliki ayah dan ibu dengan pendidikan terakhir S-"# dan ada juga yang hanya berpendidikan terakhir S, dan S-"P tapi persentasenya hanya kecil. Pendidikan orang tua merupakan faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima dan memahami informasi tentang cara pengasuhan anak yang baik.1 "etapi hal itu tidak menjadi faktor yang utama yang mempengaruhi perkembangan anak, buktinya pada balita dengan gangguan perkembangan

'.

risiko sedang umumnya memiliki orang tua dengan pendidikan terakhir S-"#. $mumnya juga balita pada kelompok risiko ini memiliki ayah yang bekerja sebagai wiraswasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga dengan pendapatan keluarga berkisar antara Cp ) . % Cp. 1. . per bulan.

,engan tingkat penghasilan seperti ini umumnya orang tua akan sangat sulit untuk menyediakan semua kebutuhan balita baik yang primer maupun sekunder, apalagi jika keluarga tersebut memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak. Balita yang berusia antara 2 D ! tahun belum dapat mengendalikan emosi dengan baik dan pada akhir masa balita, anak mulai membanding%bandingkan dirinya dengan teman%temannya.2! ,alam hal ini akan sangat sulit bagi orang tua untuk bisa memenuhi keinginan si balita jika keadaan ekonomi keluarga tidak mencukupi dan hal seperti ini akan mempengaruhi perilaku si balita. Ciwayat pemberian #SI pada balita dalam kelompok risiko ini pada umumnya diberikan #SI setelah lahir dengan frekuensi pemberian #SI lebih dari ) kali (. *+ dan riwayat pemberian sampai usia 12 D 2' bulan dan riwayat pemberian sampai usia 12 D 2' bulan. Ciwayat pemberian #SI ini berkorelasi dengan status gi8i balita tersebut karena persentase paling besar (.6,5*+ tergolong status gi8i normal. 0elompok balita dalam kelompok risiko ini sebenarnya tidak begitu bermasalah dalam pertumbuhan fisiknya tetapi pada masalah tingkah lakunya. Balita yang masuk dalam kelompok risiko ini sebagian besar (/!,6*+ dilahirkan secara normal dan hanya .,2* yang memiliki ibu yang menderita sakit selama hamil yaitu hipertensi. :ipertensi yang tidak diobati

'5

mengakibatkan retardasi pertumbuhan intrauterin dan lahir mati1. ,alam penelitian ini, para ibu yang mengalami hipertensi selama hamil langsung berobat sehingga tekanan darahnya terkontrol dan bayi tidak mengalami retardasi pertumbuhan dan bisa lahir hidup.

-.4 /angguan Perke$%angan 9isik+ "e&ang &an Ter&a)at Masalah #+$unikasi Dengan 3rang Tua &elalui penelitian ini diperoleh data, dari 1 balita yang diteliti hanya

satu balita yang termasuk dalam kelompok risiko ini yaitu balita laki%laki dan masuk golongan usia J 1 tahun D ! tahun. Balita ini memiliki gangguan perkembangan dalam emosi sosial seperti senang menyendiri dan pemalu serta sepertinya tidak memiliki hubungan yang akrab dengan ayahnya yang cenderung menunjukkan sikap yang keras dan acuh tak acuh kepada balita tersebut sehingga terjadi masalah komunikasi antara si balita tersebut dengan orang tua. &asalah komunikasi dapat menyebabkan si balita tidak merasa nyaman dan sulit untuk mempercayai orang lain. ,alam masa balita sangat dibutuhkan perhatian dan kasih sayang dari ibu maupun ayahnya1,5,6,1' #yah dari balita tersebut memiliki pendidikan terakhir sarjana dan ibu dari balita tersebut hanya lulusan S,. Perbedaan pendidikan yang begitu jauh antara kedua orang tua dari balita tersebut kemungkinan besar mempunyai pengaruh terhadap satabilitas rumah tangga. Stabilitas rumah tangga termasuk dalam faktor keluarga yang mempengaruhi tumbuh kembang anak1,2) Pendapatan keluarga dari balita dalam kelompok risiko ini berkisar antara Cp. 1 . D Cp 2. . dan balita adalah anak satunya%satunya

'6

dalam keluarga, sehingga kebutuhan fisik dari balita tersebut dapat dipenuhi oleh kedua orang tuanya namun kebutuhan kasih sayang dan perhatian dari orang tua merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan.1,5,6,1' Berdasarkan riwayat pemberian #SI, balita yang termasuk dalam kelompok risiko ini diberikan #SI setelah lahir selama 12 D 2' bulan tapi hanya dengan frekuensi O ) kali sehari. "idak diketahui faktor penyebab mengapa #SI hanya diberikan O ) kali sehari. Pada pengukuran status gi8i, balita tersebut masuk dalam kelompok balita dengan status gi8i normal, berarti kebutuhan gi8i anak dapat dicukupi oleh orang tua. Balita tidak hanya memerlukan pengasuhan yang baik secara fisik, namun juga secara kejiwaan. 0omunikasi antara anak dan orang tua yang dilandasi kasih sayang secara timbal balik akan memberikan keharmonisan dalam keluarga yang dapat memberikan dampak positif kepada

perkembangan. 1,5,6,1',2.

-.- /angguan Perke$%angan 9isik+ 9en&ah "erdapat !5 balita (!5*+ yang termasuk dalam gangguan

perkembangan risiko rendah dan kelompok risiko ini memiliki persentase terbesar dari kelompok%kelompok risiko yang lain. Berdasarkan setiap pertanyaan di kuesioner yang dijawab oleh orang tua, tidak ada satupun pertanyaan yang dijawab >ya? atau >sedikit? mengenai gangguan perkembangan anaknya dan hal ini berarti tidak ada hal yang dikhawatirkan oleh orang tua mengenai perkembangan anaknya. Pada umunya balita yang termasuk dalam kelompok risiko ini masuk dalam kelompok usia J 1 tahun D ! tahun (!5,/*+. ,alam usia seperti itu orang tua terus mengamati

'/

perkembangan anaknya dan tidak terdapat penyimpangan dari tahap%tahap perkembangan anak yang normal. Berdasarkan penelitian ini, umumnya balita yang termasuk dalam kelompok ganggguan perkembangan risiko rendah adalah balita perempuan ()/,'.*+, berbeda dengan kelompok risiko yang tinggi dan sedang yang didominasi oleh balita laki%laki. Belum diketahui faktor penyebab mengapa balita laki%laki cenderung lebih mudah sakit daripada balita perempuan.1 Balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko rendah umumnya memiliki orang tua dengan pendidikan terakhir S-"#, bahkan ada juga yang memiliki status pendidikan terakhir sarjana dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok risiko yang lain. 7rang tua dari balita dengan gangguan perkembangan risiko rendah umumnya memiliki

pendidikan yang baik, sehingga dapat diasumsikan dapat mengakses informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik dan bagaimana menjaga kesehatan anaknya. ,ari kelompok risiko ini didapatkan juga orang tua yang memiliki pendidikan terakhir S, dan S-"P tetapi persentasenya hanya kecil. Balaupun hanya memiliki tingkat pendidikan terakhir yang rendah namun mereka selalu memperhatikan perkembangan balitanya dan selalu memberikan stimulasi kepada balitanya. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sinto Cobert dkk', diperoleh hasil bahwa kualitas dan kuantiitas stimulasi yang baik lebih banyak menunjukan hasil perkembangan subjek (anak+ yang normal secara statistik bermakna. $mumnya orang tua dari balita ini bekerja sebagai wiraswasta dengan pendapatan perbulan Cp. 1. . D Cp 2.) . . ,engan pendapatan

seperti ini setidaknya kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder anak

dapat dicukupi oleh orang tua. Pemenuhan kebutuhan anak akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak.1%! Balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko rendah sebagian besar (/5,!*+ memperoleh #SI dan #SI diberikan sejak lahir dengan frekuensi pemberian #SI J ) kali setiap hari dan ternyata #SI tetap diberikan sampai usia 2 tahun. Saat memberikan #SI, ibu dapat berinteraksi secara langsung dengan balita tersebut. ,i dalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat keuntungan yang timbal balik pula. 0euntungan untuk bayi selain nilai gi8i yang lebih, juga adanya 8at anti pada #SI yang melindungi bayi terhadap berbagai macam infeksi.1',1.,2 Berdasarkan riwayat kehamilan, balita yang memiliki status

perkembangan risiko rendah umumnya memiliki ibu yang tidak pernah sakit selama mengandung dan berdasarkan riwayat persalinan didapatkan balita yang termasuk dalam kelompok risiko ini dilahirkan melalui persalinan normal. 0ualitas bayi yang dilahirkan tergantung pada kondisi ibu sebelum dan selama hamil.1 Berdasarkan distribusi status gi8i, diperoleh data bahwa sebagian besar balita dalam kelompok gangguan perkembangan risiko rendah memiliki status gi8i normal (5),5*+, dengan kata lain bahwa orang tua dapat mencukupi kebutuhan gi8i dari balita mereka. Status gi8i memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak. 0ekurangan salah satu unsur gi8i dapat menyebabkan gangguan dalam mata rantai perkembangan otak dan pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kecerdasan serta kualitas sumber daya manusia. 0urang gi8i pada usia muda dapat mengakibatkan terganggunya

)1

fungsi otak secara permanen, sebab pada usia tersebut otak sementara mengalami pertumbuhan maksimal.!,16

BAB 5I #E"IMPULAN DAN "A9AN

..1. #esi$)ulan

)2

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 1 yang datang ke Puskesmas Bahu, didapatkan 1 gangguan perkembangan risiko tinggi, 2

balita

balita termasuk dalam

balita termasuk dalam gangguan

perkembangan risiko sedang, !2 balita mengalami risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku, 1 balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua, dan !5 balita termasuk dalam gangguan perkembangan risiko rendah. ,ari penelitian ini didapatkan bahwa distribusi gangguan

perkembangan umumnya pada balita yang berusia J1 tahun D ! tahun, dan balita laki%laki lebih sering mengalami gangguan perkembangan dibandingkan dengan balita perempuan. Pendidikan dan pekerjaan serta pendapatan orang tua tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap perkembangan balita, karena pada balita dengan gangguan perkembangan risiko tinggi umumnya memiliki orang tua dengan pendidikan yang baik dan memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang cukup. Ciwayat pemberian #SI dan dan riwayat persalinan juga tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap status perkembangan. Balita dengan status gi8i normal memiliki status gangguan perkembangan risiko rendah dan balita dengan status gi8i kurus umumnya memiliki gangguan perkembangan risiko tinggi dan sedang. 1.2. "aran 1. Perlunya dilakukan skrining lanjutan terhadap balita yang memiliki gangguan perkembangan risiko tinggi, gangguan perkembangan risiko sedang dan gangguan perkembangan risiko rendah tetapi terdapat peningkatan risiko pada masalah tingkah laku serta balita dengan gangguan

)!

perkembangan risiko sedang dan terdapat masalah komunikasi dengan orang tua. 2. Perlunya penelitian lanjutan dengan metodologi yang berbeda, misalnya suatu penelitian dengan inter4ensi terhadap subyek penelitian. !. Perlu diadakan penyuluhan dan sosialisasi terhadap orang tua yang memiliki anak balita menyangkut pemberian stimulasi perkembangan anak yang baik dan benar. '. Perlunya dilakukan deteksi dini perkembangan balita secara rutin, sehingga dapat segera dilakukan inter4ensi jika balita tersebut mengalami gangguan perkembangan.

DA*TA9 PU"TA#A

1. Soetjiningsih. "umbuh kembang anak. @akarta ; 32EN1//).h.1%!2. 2. ,epartmen 0esehatan Cepublik Indonesia. Pedoman pelaksanaan

stimulasi, deteksi dan inter4ensi dini tumbuh kembang anak di tingkat

)'

pelayanan kesehatan dasar. @akarta ; ,epartemen kesehatan republik IndonesiaN2 ).h.1%1'.

!. 3ndarwati ,, Prastowo #, Syl4iningrum ". :ubungan status gi8i dengan intelegensi dan prestasi belajar murid S,A Sokarja 0idul III, kecamatan Sokarja kabupaten Banyumas. @urnal Ilmiah 0esehatan &andala of :ealth 4ol.2 (!+ september 2 ..h12%1!.

'. Sinto C, 7ktaria S, #stuti S, &irdhatillah S, Sekartini C, Bawolumaya E. Penapisan perkembangan anak usia . bulan D ! tahun dengan uji tapis perkembangan ,en4er II. Sari Pediatri, 4ol./,Ao.),<ebruari 2 !)!. ). $nit kerja koordinasi tumbuh kembang anak%remaja 1 pediatri sosial D I,#I. Buku panduan pemantauan perkembangan anak (praskrining perkembangan+ Parents evaluation of developmental status (P3,S+. Bandung ; "rikarsa &ulti &edia N 2 ..h.1%1/. 6.h.!'6%

.. Parents 34aluation of ,e4elopmental Status; P3,S de4elopmental screening. ,iunduh dari www.peds.com. ,iakses tanggal 5 #pril 2 /.

5. Sur4iana. Sesuaikah tumbuh kembang anak anda D bag 1. ,iunduh dari http;11www.infoibu.com diakses tanggal 5 #pril 2 /.

6. #miruddin Cidwan. "umbuh kembang anak >new paradigm of health?; ,iunduh dari http;11ridwanamiruddin.wordpress.com12 kembang%anak1 diakses tanggal 5 #pril 2 /. 51 )1 )1tumbuh%

/. Siswono. 0elainan dapat dideteksi sejak balita. ,iunduh dari http11www.suarapembaruan.com1Aews12 tanggal 5 #pril 2 /. '1121211indeP.html. ,iakses

))

1 . Pusponegoro : ,, Passat @, &angunatmadja I, Bidodo, "askin, Ismael S. Aaskah lengkap pendidikan kedokteran berkelanjutan Ilmu 0esehatan #nak QQQII. @akarta; Balai Penerbit <0$IN 1//). h. 1%'). 11. 2lascoe < P. :ow well do parents concern identify children with beha4ior and emotional problems. ,iunduh dari; /. ,iunduh dari www.ncbi.nlm.nih

/611pubmed112.)/!6.. ,iakses tanggal 5 #pril 2 12. Ehild de4elopment assessment tool.

www.nch.org.au1ccch1recources.cfm9doc.id;1 /.!. ,iakses tanggal 5 #pril 2 /. 2; ,iunduh dari

1!. #miruddin Cidwan. Pencapaian Indonesia sehat tahun 2 http;11ridwanamiruddin.wordpress.com12 indonesia1 diakses tanggal 5 #pril 2 /.

51 )1 )1capaian%kesehatan%

1'. Staf pengajar ilmu kesehatan. Buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak. 3ditor :assa Cusepno, #latas :usen. @akarta ; bagian ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran uni4ersitas IndonesiaN 1/6).h.1')%1.6. 1). Profil 0esehatan Puskesmas Bahu 0ecamatan &alalayang 0ota &anado tahun 2 6.

1.. Setiyowati Cahardjo. <aktor%faktor yang berhubungan dengan pemberian #SI satu jam pertama setelah melahirkan. @urnal 0esehatan &asyarakat Aasional. Iol 1, Ao 1, #gustus 2 ..

15. Irawati. Pola inisiasi dan faktor%faktor yang berhubungan dengan keterlambatan inisiasi #SI di Indonesia. @ournal of Indonesian Autrition #ssociation. @akarta;1//.. 16. <enichel 2. Aeonatal Aeurology 3dition !rd. Aew =ork; Ehurchill -i4ingstoneN 1// . h.1%1.

).

1/. "angkilisan :#. &akanan bayi dan anak sehat. Bahan kuliah Ilmu 0esehatan #nak. <akultas 0edokokteran $ni4ersitas Sam Catulangi &anado. 2 ..

2 . #ltseimer S. Prinsip dasar ilmu gi8i. @akarta ; 2ramedia Pustaka $tama N 2 1 h. 1 D 1!.

21. Fauliyah #. Pola asuh dalam hubungannya dengan status gi8i anak balita ditinjau dari pekerjaan, pendapatan, dan pengeluaran orang tua di daerah Sulawesi Selatan. ,iunduh dari; astaRauliyah.com1S1pola%asuh%dalam% hubungannya%dengan%status%gi8i%anak%balita. ,iakses tanggal 16 #pril 2 /.

22. #ritonang I. Pemenuhan gi8i kurang pada anak di Aegara berkembang. ,alam &ajalah 0esehatan &asyarakat. 1//6. 2!. "angisan di masa pertumbuhan balita depresi atau frustasi. Indonesia :ospital Iol 12 3disi September 2 !. h. 16%1/

2'. :urlock 3. Perkembangan #nak @ilid 1. 3ditor. #gus ,harma. 3rlanggaN 1//). h. 1%1/ 2). :urlock 3. Perkembangan #nak @ilid 2. 3ditor. #gus ,harma. 3rlanggaN 1//). h. 1/5%22/ 2.. &edia =, Cachmalina, &analu :. Pengetahuan, persepsi dan perilaku ibu tentang pemberian #SI1#SI 3ksklusif. &edia -itbang 0esehatan QII Aomor ! "ahun 2 .. h. 1 D .

)5

IN*39M '3N"ENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Aama $mur ; ;

&enyatakan dengan sesungguhnya bahwa sebagai orang tua 1 wali dari Aama $mur ; ;

,engan ini menyatakan S3"$@$ 1 &3A7-#0 untuk ikut serta dalam penelitian 0arya "ulis Ilmiah Sarjana 0edokteran dengan judul 2ambaran Status

)6

Perkembangan Balita yang ,atang ke Puskesmas Bahu ,engan &enggunakan ParentsM 34aluation of ,e4elopmental Status (P3,S+. ,ari penjelasan yang diberikan telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan penelitian tersebut serta tindakan yang akan dilakukan dan kemungkinan risiko yang dapat terjadi sesuai dengan penjelasan yang diberikan.

&anado, Peneliti

=ang membuat pernyataan

(7lly4ia & 0embuan+

#UI"I3NE9

2ambaran status perkembangan balita yang datang ke Puskesmas Bahu dengan menggunakan Parents Evaluation of Developmental Status (P3,S+. Aama Peneliti; 7lly4ia. &. 0embuan

-okasi ; Puskesmas Bahu "anggal Pemeriksaan #. ,ata #nak Aama #nak "anggal -ahir ; ; $mur;

)/

@enis 0elamin "inggi Badan Berat Badan sekarang Berat Badan -ahir a. G 1 b. 1 c. 1) d. J 2) g D 1) D 2) g g g

; ; ; ;

-1P cm 0g

@umlah saudara kandung

orang

#. ,ata 0eluarga Aama #yah $mur Pendidikan a. b. c. d. S, S-"P S-"# #kademi ; ; ; ; e. Sarjana 1S1 f. &agister 1 S2 g. ,oktoral 1 S!

Pekerjaan a. b. c. d. e. f.

PAS 1 "AI 1 P7-CI 1 B$&A1 swasta bukan di bidang kesehatan "enaga kesehatan Biraswasta Aelayan Petani -ain%lain, sebutkan;TTTTTTTTTT

Pendapatan a. b. c. d. G Cp .) Cp. ) Cp. 1. J Cp. 2.) . . . . 1 bulan %1 .

1 bulan . 1 bulan

D 2.)

1 bulan ; ; ; e. Sarjana 1S1 f. &agister 1 S2 g. ,oktoral 1 S!

Aama Ibu $mur Pendidikan a. b. c. d. S, S-"P S-"# #kademi ;

Pekerjaan a. b. c. d. e.

PAS 1 "AI 1 P7-CI 1 B$&A1 swasta bukan di bidang kesehatan "enaga kesehatan Biraswasta Ibu rumah tangga -ain%lain, sebutkan;TTTTTTTTTT ; . . . . 1 bulan %1 . . 1 bulan 1 bulan

Pendapatan a. b. c. d. G Cp .) Cp. ) Cp. 1. J Cp. 2.)

D 2.)

1 bulan

Penyakit ibu saat hamil ; a. :ipertensi

.1

b. @antung c. ,iabetes d. Infeksi (panas tinggi+ Persalinan ibu a. Aormal b. ,ilakukan tindakan #. Status 2i8i Pemberian #SI =a "idak ; ;

@ika jawaban =a, a. ,iberikan mulai umur Sejak lahir 1 D ! hari sejak lahir ' D 5 hari sejak lahir J 5 hari sejak lahir

a. Berapa kali pemberian #SI dalam sehari ; O ) hari Setiap kali menangis J ) kali ;

a. -ama pemberian #SI G . bulan . D 12 bulan 12 D 2' bulan

.2

.!

Anda mungkin juga menyukai