PROSPEKTUS RINGKAS
INFORMASI DALAM PROSPEKTUS RINGKAS INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OJK NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK. PROSPEKTUS RINGKAS INI HANYA DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM-LK MENJADI EFEKTIF. PEMESANAN PEMBELIAN EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS RINGKAS INI. OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA.
PENAWARAN UMUM
Dalam rangka Penawaran Umum ini, Saham Baru yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham biasa atas nama yang berasal dari portepel dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum, secara proforma menjadi sebagai berikut :
Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham PT Megapratama Karya Persada PT Maharama Sakti PT Gloria Mulia PT Kalimaya Pundi Bumi PT Safira Prima Utama PT Nilam Biru Bersinar Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel Sebelum Penawaran Umum Jumlah Nilai Jumlah Nominal Saham @Rp100 per saham (Rp) 4.000.000.000 400.000.000.000 699.000.000 1.000.000 50.000.000 100.000.000 100.000.000 50.000.000 69.900.000.000 100.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 69,90 0,10 5,00 10,00 10,00 5,00 Sesudah Penawaran Umum Jumlah Nilai Nominal % Jumlah Saham @Rp100 per saham (Rp) 4.000.000.000 400.000.000.000 699.000.000 1.000.000 50.000.000 100.000.000 100.000.000 50.000.000 162.750.000 69.900.000.000 100.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 16.275.000.000 60,12 0,09 4,30 8,60 8,60 4,30 14,00
OPSI PENJATAHAN LEBIH DAN STABILISASI HARGA Dalam rangka stabilisasi harga saham Perseroan, apabila terjadi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum, PT Nila Biru Bersinar (NBB), salah satu pemegang saham Perseroan, memberikan opsi kepada Agen Stabilisasi untuk dan atas nama Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Agen Penjualan Internasional untuk dapat melakukan Opsi Penjatahan Lebih sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 14,29% (empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama dengan harga pelaksanaan sama dengan Harga penawaran. Untuk keperluan Opsi Penjatahan Lebih, NBB akan meminjamkan sahamnya sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 14,29% (empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham kepada Agen Stabilisasi. Dana hasil Opsi Penjatahan Lebih tersebut akan digunakan oleh Agen Stabilisasi untuk melakukan pembelian saham di pasar sekunder guna menjaga harga saham pada tingkat harga yang tidak lebih rendah dari harga penawaran (Stabilisasi Harga). Pembelian saham atau Stabilisasi Harga tersebut dapat dilakukan pada satu atau lebih kesempatan sejak Tanggal Pencatatan sampai dengan, mana yang lebih awal antara (i) tanggal yang jatuh 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Pencatatan dan dapat dihentikan sewaktu-waktu dalam jangka waktu tersebut berdasarkan pertimbangan dari Agen Stabilisasi dengan memperhatikan antara lain kondisi pasar dan pergerakan kerja saham Perseroan atau (ii) tanggal dimana Agen Stabilisasi atau agen yang ditunjuknya telah membeli, di BEI, jumlah keseluruhan sebesar 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama (untuk selanjutnya disebut sebagai Periode Stabilisasi) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Stabilisasi Harga hanya dapat dilakukan dalam Periode Stabilisasi; 2. Jumlah saham yang dapat dibeli oleh Agen Stabilisasi dibatasi maksimal sejumlah dana yang diperoleh dari pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih (Dana Stabilisasi); 3. Agen Stabilisasi hanya dapat melakukan pembelian saham di pasar sekunder bila harga pasar saham Perseroan berada di bawah Harga Penawaran; 4. Harga pelaksanaan Stabilisasi Harga paling tinggi sama dengan Harga Penawaran; 5. Agen Stabilisasi hanya akan melakukan pembelian saham dan tidak akan menjual kembali saham yang telah dibelinya dalam rangka Stabilisasi Harga; 6. Agen Stabilisasi akan melakukan transaksi pembelian saham melalui pasar reguler di bursa; 7. Agen Stabilisasi tidak akan mengambil manfaat lain selain komisi sebagai Agen Stabilisasi; 8. Agen Stabilisasi dalam melaksanakan Stabilisasi Harga wajib menjaga independensinya dan menghindari potensi terjadinya benturan kepentingan; 9. Agen Stabilisasi wajib melaporkan pelaksanaan Stabilisasi Harga (baik berupa laporan transaksi harian dan laporan final dari Stabilisasi Harga) kepada OJK dan Bursa Efek dengan tembusan yang diberikan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan NBB. Sehubungan dengan pelaporan transaksi harian sebagaimana dimaksud di atas, Agen Stabilisasi akan menyampaikan laporan paling lambat pada hari kerja berikutnya, yang berisi antara lain: a. Jumlah saham yang dibeli untuk setiap transaksi; b. Harga tiap transaksi; dan c. Jumlah akumulasi saham yang telah dibeli dan nilainya. Sedangkan sehubungan dengan pelaporan final dari Stabilisasi Harga, Agen Stabilisasi akan menyampaikan laporan paling lambat dua hari kerja setelah berakhirnya Stabilisasi Harga dan/atau pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih, antara lain: a. Keterangan mengenai dilaksanakan atau tidaknya Stabilisasi Harga dan/atau Opsi Penjatahan Lebih; b. Alasan dalam hal tidak dilaksanakannya Stabilisasi Harga dan atau Opsi Penjatahan Lebih; c. Tanggal pelaksanaan Stabilisasi Harga dan atau Opsi Penjatahan Lebih; d. Jumlah Opsi Penjatahan Lebih yang dilaksanakan; dan e. Kisaran harga terendah dan tertinggi, serta jumlah saham yang dibeli selama periode Stabilisasi Harga. Pada akhir Periode Stabilisasi atau pada saat dihentikannya aktivitas Stabilisasi Harga, Agen Stabilisasi memiliki alternatif pengembalian Dana Stabilisasi kepada Pemegang Saham Penjual, yaitu: 1. Dengan menggunakan saham yang dibeli di Pasar Sekunder dalam rangka pelaksanaan Stabilisasi Harga jika harga saham Perseroan di Pasar Sekunder selama Periode Stabilisasi atau sampai dengan dihentikannya aktivitas Stabilisasi Harga berada pada tingkat di bawah dengan Harga Penawaran; atau 2. Dengan menggunakan saham yang dibeli di Pasar Sekunder dan sisa Dana Stabilisasi; atau 3. Dengan menggunakan Dana Stabilisasi bila Agen Stabilisasi tidak melaksanakan Stabilisasi Harga. Seluruh biaya-biaya transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan Stabilisasi Harga akan dikeluarkan dari Dana Stabilisasi. Apabila Dana Stabilisasi telah habis, maka Stabilisasi Harga akan dihentikan. Adapun nama dan alamat Agen Stabilisasi adalah sebagai berikut : PT Ciptadana Securities Plaza Asia Office Park Unit 2 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190 Indonesia Telepon: (62-21) 2557 4800 Faksimili: (62-21) 2557 4900 Website: www.ciptadana.com Email: customerservice@ciptadana.com Susunan modal saham dan Pemegang Saham Perseroan secara proforma sesudah Penawaran Umum dengan kondisi apabila seluruh Opsi Penjatahan Lebih tidak dilaksanakan dan seluruh Opsi Penjatahan Lebih dilaksanakan sebagai berikut:
Sesudah Penawaran Umum, Seluruh Opsi tidak dilaksanakan Jumlah Nilai Nominal Jumlah Saham % @Rp100 per saham (Rp) 4.000.000.000 699.000.000 1.000.000 50.000.000 100.000.000 100.000.000 50.000.000 162.750.000 1.162.750.000 2.837.250.000 400.000.000.000 69.900.000.000 100.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 16.275.000.000 60,12 0,09 4,30 8,60 8,60 4,30 14,00 Sesudah Penawaran Umum, Seluruh Opsi dilaksanakan Jumlah Nilai Nominal Jumlah Saham % @Rp100 per saham (Rp) 4.000.000.000 400.000.000.000 699.000.000 1.000.000 50.000.000 100.000.000 100.000.000 26.750.000 162.750.000 23.250.000 69.900.000.000 100.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 2.675.000.000 16.275.000.000 2.325.000.000 60,12 0,09 4,30 8,60 8,60 2,30 14,00 2,00
PENAWARAN UMUM PERDANA Sebanyak-banyaknya 162.750.000 (seratus enam puluh dua juta tujuh ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, atau sekitar 14,00% (empat belas persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp ( Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS). Jumlah seluruh Penawaran Umum adalah sebesar Rp ( Rupiah). Saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini seluruhnya merupakan Saham Baru yang berasal dari portepel dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu. Saham yang ditawarkan dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang dalam sengketa dan/atau dijaminkan kepada pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada pihak lain. Selain itu, dalam rangka stabilisasi harga saham Perseroan, apabila terjadi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum, PT Nilam Biru Bersinar (NBB), salah satu pemegang saham Perseroan, memberikan opsi kepada PT Ciptadana Securities (Ciptadana), selaku agen stabilisasi (Agen Stabilisasi) untuk dan atas nama Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Agen Penjualan internasional untuk dapat melakukan Over Allotment atau penjatahan lebih (Opsi Penjatahan Lebih) sampai dengan sebanyakbanyaknya sebesar 14,29% (empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama dengan harga pelaksanaan sama dengan Harga penawaran. Untuk keperluan Opsi Penjatahan Lebih, NBB akan meminjamkan sahamnya sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 14,29% (empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham kepada Agen Stabilisasi. Dana hasil Opsi Penjatahan Lebih tersebut akan digunakan oleh Agen Stabilisasi untuk melakukan pembelian saham di pasar sekunder guna menjaga harga saham pada tingkat harga yang tidak lebih rendah dari harga penawaran. Pembelian saham tersebut dapat dilakukan pada satu atau lebih kesempatan sejak Tanggal Pencatatan sampai dengan, mana yang lebih awal antara (i) tanggal yang jatuh 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Pencatatan dan dapat dihentikan sewaktu-waktu dalam jangka waktu tersebut berdasarkan pertimbangan dari Agen Stabilisasi dengan memperhatikan antara lain kondisi pasar dan pergerakan kerja saham Perseroan atau (ii) tanggal dimana Agen Stabilisasi atau agen yang ditunjuknya telah membeli, di BEI, jumlah keseluruhan sebesar 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham biasa. PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT Ciptadana Securities
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek Menjamin Dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment) Terhadap Penawaran Saham Perseroan RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO TERKAIT PELUANG PERTUMBUHAN DAN PENERAPAN STRATEGI PERTUMBUHAN PERSEROAN. KEGAGALAN PERSEROAN DALAM MENGANTISIPASI DAN/ATAU MENCERMATI RISIKO TERSEBUT DIATAS DAPAT BERDAMPAK MATERIAL DAN MERUGIKAN TERHADAP KEGIATAN USAHA, KONDISI KEUANGAN, HASIL OPERASI DAN LIKUDITAS PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).
Rincian Tujuan penggunaan pinjaman Keterangan : Untuk keperluan belanja modal sesuai kegiatan usaha Perseroan, terutama untuk pembelian aset tetap dan pembayaran saham dari rumah sakit yang diakuisisi pada tahun 2011 dan 2012. Persetujuan kreditur atas pembayaran/ : Tidak diperlukan persetujuan kreditur atas pelunasan dini pembayaran/pelunasan dini Sifat hubungan afiliasi : Pinjaman dari induk perusahaan kepada anak perusahaan
3. Sekitar 20,00% akan digunakan oleh Perseroan untuk investasi terkait kesempatan akuisisi dan penambahan portofolio rumah sakit Perseroan dalam kurun waktu 2013 sampai dengan tahun 2015 guna pengembangan kegiatan usaha Perseroan melalui: a. Akuisisi rumah sakit; b. Akuisisi perusahaan-perusahaan yang memiliki rumah sakit; dan c. Akuisisi aset yang dapat bersinergi dengan dan memberi manfaat tambahan serta mendukung kegiatan usaha Perseroan Dalam hal Perseroan akan melaksanakan transaksi dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum yang merupakan transaksi afiliasi dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan transaksi tertentu dan/atau transaksi material, Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan dan/atau Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
PERNYATAAN UTANG
(dalam miliar Rupiah)
Uraian Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha - Pihak Ketiga Utang Bank Jangka Pendek Beban Akrual Uang Muka Pasien Utang Pajak Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya Bagian Lancar atas Utang Bank Jangka Panjang Bagian Lancar atas Laba yang Ditangguhkan atas Transaksi Jual dan Sewa Balik Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Utang Bank Jangka Panjang Utang Pihak Berelasi Non-Usaha Laba yang Ditangguhkan atas Transaksi Jual dan Sewa Balik Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Liabilitas Pajak Tangguhan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas 159,6 4,9 31,9 11,2 12,5 39,4 11,4 11,9 282,8 50,9 827,2 138,8 83,1 6,9 1.106,9 1.389,7
Keterangan
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham PT Megapratama Karya Persada PT Maharama Sakti PT Gloria Mulia PT Kalimaya Pundi Bumi PT Safira Prima Utama PT Nilam Biru Bersinar Masyarakat Masyarakat hasil opsi penjatahan lebih Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel
Ketentuan Pokok dalam Perjanjian Opsi Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan pokok dari Perjanjian Opsi tertanggal 8 Juli 2013, dan sebagaimana diubah pada tanggal 24 Juli 2013, antara NBB, selaku Pemberi Opsi dan PT Ciptadana Securities, sebagai Pemegang Opsi: 1. Dalam rangka memenuhi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum, maka Pemberi Opsi setuju untuk memberikan opsi kepada Pemegang Opsi untuk melakukan Opsi Penjatahan Lebih; 2. Opsi Penjatahan Lebih yang diberikan dapat digunakan seluruhnya atau sebagian, pada satu atau lebih kesempatan diantara pukul 09.00 WIB pada Tanggal Pencatatan sampai dengan (mana yang lebih dahulu) (i) pukul 16.00 WIB pada tanggal yang jatuh di 30 (tiga puluh) Hari Kalender setelah Tanggal Pencatatan atau (ii) sampai dengan saat Agen Stabilisasi telah membeli sejumlah 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham di BEI (Periode Pelaksanaan Opsi); 3. Pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih dilakukan dengan cara Pemegang Opsi menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pemberi Opsi dalam waktu tidak lebih awal dari Tanggal Pencatatan dan tidak kurang dari 3 (tiga) Hari Kerja sebelum pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih (Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi) surat mana diantaranya memuat jumlah saham Opsi Penjatahan Lebih yang dilaksanakan dan Tanggal Penutupan Opsi; 4. Dengan diterimanya Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi dari Pemegang Opsi, Pemberi Opsi wajib menyerahkan Saham Opsi Penjatahan Lebih dalam jumlah sebagaimana tercantum dalam Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi kepada Pemegang Opsi pada setiap Tanggal Penutupan Opsi, setelah pembayaran oleh Pemegang Opsi yang dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi melalui KSEI; 5. Pelaksanaan Perjanjian Opsi tunduk pada dipenuhinya seluruh syarat pendahuluan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, International Coordination Agreement dan Selling Agency and Managers Agreement; 6. Pemegang Opsi yang juga merupakan Agen Stabilisasi dapat melakukan transaksi dengan maksud melakukan stabilisasi untuk menjaga harga pasar saham Perseroan pada level di atas yang berlaku di pasar terbuka dan stabilisasi tersebut apabila dimulai dapat dihentikan setiap saat atas pertimbangan Agen Stabilisasi dengan memperhatikan antara lain kondisi pasar dan pergerakan kerja saham Perseroan selama Periode Pelaksanaan Stabilisasi; 7. Pemberi Opsi akan menanggung seluruh biaya terkait pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih yang terdiri dari (i) seluruh pajak, biaya transaksi dan pengeluaran yang timbul dari pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih dan Perjanjian Peminjaman Saham; dan (ii) komisi Pemegang Opsi termasuk pajak yang timbul terkait dengan komisi tersebut; 8. Perjanjian Opsi dapat diakhiri bila tidak terjadinya kelebihan pemesanan (over subscription) dalam Penawaran Umum; dan 9. Perjanjian Opsi diatur oleh hukum Negara Republik Indonesia. Ketentuan Pokok Perjanjian Peminjaman Saham Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan pokok dari Perjanjian Peminjaman Saham tertanggal 8 Juli 2013, dan sebagaimana diubah pada tanggal 24 Juli 2013, antara NBB, selaku Pemberi Pinjaman Saham dan PT Ciptadana Securities, sebagai Peminjam Saham: 1. Dalam rangka memenuhi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum, maka pada saat 2 (dua) Hari Kerja sebelum Tanggal Pencatatan dan setelah diterimanya surat Permintaan Pinjaman dari Peminjam Saham, Pemberi Pinjaman Saham setuju untuk meminjamkan kepada Peminjam Saham sejumlah saham sebagaimana disebutkan dalam surat Permintaan Pinjaman (Saham Pinjaman) atau sebanyak-banyaknya 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama milik Pemberi Pinjaman Saham; 2. Saham Pinjaman akan diserahkan oleh Pemberi Pinjaman Saham kepada Peminjam Saham dengan cara sebagai berikut: (i) Saham Pinjaman akan dikreditkan melalui KSEI ke rekening Peminjam Saham atau rekening lain sebagaimana diberitahukan Peminjam Saham; atau (ii) cara penyerahan lain yang disetujui oleh para pihak; 3. Peminjam Saham harus mengembalikan Saham Pinjaman pada Tanggal Pengembalian yaitu tanggal yang jatuh 4 (empat) Hari Kerja setelah tanggal terakhir saat Agen Stabilisasi melaksanakan Opsi Penjatahan Lebih atau (apabila lebih awal) tanggal dimana Opsi Penjatahan Lebih telah sepenuhnya dilaksanakan; 4. Peminjam Saham dapat mengembalikan Saham Pinjaman dengan cara; (i) menyerahkan jumlah yang setara dengan Saham Opsi yang dibeli berdasarkan Perjanjian Opsi; atau (ii) dengan cara lain, termasuk pembayaran tunai; 5. Perjanjian Peminjaman Saham dapat diakhiri bila tidak terjadinya kelebihan pemesanan (over subscription) dalam Penawaran Umum; dan 6. Perjanjian Peminjaman Saham diatur oleh hukum Negara Republik Indonesia. PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA Bersamaan dengan pencatatan saham baru yang berasal dari Penawaran Umum sejumlah 162.750.000 (seratus enam puluh dua juta tujuh ratus lima puluh ribu) Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 14,00% (empat belas persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh setelah Penawaran Umum, Perseroan atas nama pemegang saham lama juga akan mencatatkan sejumlah 1.000.000.000 (satu miliar) saham, sehingga jumlah seluruh saham yang akan dicatatkan pada BEI berjumlah 1.162.750.000 (satu miliar seratus enam puluh dua juta tujuh ratus lima puluh ribu) saham atau 100% (seratus persen) dari seluruh jumlah saham yang telah Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan sesudah Penawaran Umum.
Peraturan Pemerintah Kegiatan usaha Perseroan sangat bergantung pada peraturan Pemerintah, dan membutuhkan lisensi dan perijinan. Perubahan dan peraturan Pemerintah dapat berdampak negatif pada harga dan ketersediaan usaha Perseroan. Sebagai tambahan, investasi Pemerintah di sektor kesehatan dapat mempengaruhi permintaan terhadap kegiatan usaha Perseroan. Pendapatan Pendapatan Perseroan terdiri dari: Pendapatan rawat inap: pendapatan berasal dari jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli, obat dan perlengkapan medis, kamar rawat inap, pendapatan administrasi, kamar operasi, kamar bersalin dan lain-lain; dan Pendapatan rawat jalan: pendapatan berasal dari jasa penunjang medis dan jasa konsultasi, obat dan perlengkapan medis, pendapatan registrasi dan lain-lain. Beban Pokok Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari: Rawat inap: beban tersebut meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk jasa tenaga ahli), obat dan perlengkapan medis, perlengkapan klinik, pernyusutan, makanan dan minuman, perbaikan dan pemeliharaan dan lain-lain. Rawat jalan: beban tersebut meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk jasa tenaga ahli), obat dan perlengkapan medis, pernyusutan, perlengkapan klinik, perbaikan dan pemeliharaan dan lain-lain. Beban gaji dan kesejahteraan karyawan untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap sebagaimana tercantum di atas meliputi: jasa tenaga ahli, dan jasa konsultasi yang dibayarkan kepada dokter yang memberikan pelayanannya di rumah sakit Perseroan untuk periode-periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010, 2011, dan 2012 adalah sebesar Rp 211,8 miliar, Rp328,5 miliar, Rp378,2 miliar, Rp515,4 miliar secara berurutan. Beban Usaha Beban usaha Perseroan terdiri dari gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air, biaya pemasaran dan iklan, pelatihan dan pengembangan, transportasi dan akomodasi, sewa, perbaikan dan perawatan, penyusutan dan lain-lain. Penghasilan Bunga Penghasilan bunga terdiri dari deposito pada Bank. Beban Keuangan Beban keuangan terdiri dari beban administrasi bank, dan beban bunga dari fasilitasi pinjaman. Meskipun beban adminstrasi bank terkait dengan beban merchant kartu kredit, Perseroan mengklasifikasi beban tersebut sebagai beban keuangan, bukan beban penjualan karena Perseroan mempertimbangkan beban tersebut sebagai beban penagihan. Beban Pajak Penghasilan bunga merupakan penghasilan bunga dari rekening bank dan deposito berjangka. Kinerja Operasional Perseroan Untuk periode empat bulan yang berakhir tanggal 30 April 2013 dengan periode empat bulan yang berakhir tanggal 30 April 2012 Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar 47,8% menjadi Rp789,5 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp534,3 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh peningkatan jasa penunjang tenaga medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis rawat inap yang masing-masing sebesar Rp61,0 miliar dan Rp75,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 52,5% dan 69,1% dibandingkan dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan pendapatan Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan jasa penunjang tenaga medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis rawat jalan yang masing-masing sebesar Rp41,1 miliar dan Rp22,6 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 28,9% dan 32,0% dibandingkan dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dengan baru dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere pada tahun 2012 serta Siloam Hospitals Bali pada awal tahun 2013, meningkatnya jumlah pasien dan meningkatnya permintaan layanan medis yang kompleks. Beban pokok pendapatan: Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 49,2% menjadi Rp581,2 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp389,5 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan rawat inap yang terdiri dari peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan medis, penyusutan; dan lain-lain masing-masing sebesar Rp57,8 miliar; Rp26,7 miliar; Rp14,3 miliar dan 10,9 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 52,4%; 30,0%; 109,4%; dan 180,2% Dibandingkan pada tanggal 30 April 2012. Di samping itu, Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan rawat jalan yang terdiri dari peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan medis yang masing-masing sebesar Rp26,2 miliar; dan Rp33,4 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 31,5%; dan 77,2% dibandingkan pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dengan baru dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere, pada tahun 2012 serta Siloam Hospitals Bali pada awal tahun 2013, meningkatnya jumlah dokter dan karyawan akibat meningkatnya permintaan layanan medis yang kompleks serta peningkatan beban pokok pendapatan yang berhubungan dengan obat dan perlengkapan medis disebabkan oleh meningkatnya jumlah pasien pada periode empat bulan yang berakhir pada 30 April 2013, dibandingkan dengan 30 April 2012. Laba bruto: Laba bruto Perseroan meningkat sebesar 43,9% menjadi Rp208,3 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp144,7 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Namun, rasio laba kotor menurun menjadi 26,4% pada periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari 27,1% untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Beban usaha: Beban usaha Perseroan meningkat sebesar 63,6% menjadi Rp175,4 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp107,2 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012, hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban penjualan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air, dan biaya kantor lainnya dengan masing-masing meningkat sebesar Rp2,6 miliar, Rp28,2 miliar, Rp7,6 miliar, Rp14,9 miliar atau meningkat sebesar 69,7%, 68,8%, 52,9%, 254,9% dibandingkan dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dari rumah sakit-rumah sakit baru yang beroperasi sesudah 30 April 2012. Penghasilan bunga: Penghasilan bunga Perseroan meningkat sebesar 30,5% menjadi Rp1,3 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp1,0 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan penghasilan bunga dari deposito Perseroan yang berdenominasi dolar Singapura sebagai hasil dari penguatan dolar Singapura terhadap Rupiah. Beban keuangan: Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 3,1% menjadi Rp6,4 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp6,2 juta untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban administrasi bank karena meningkatnya pembayaran oleh pasien dengan menggunakan kartu kredit. Laba sebelum pajak. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba sebelum pajak Perseroan menurun sebesar 33,8% menjadi Rp25,9 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp39,2 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Beban pajak. Beban pajak Perseroan meningkat sebesar 7,8% menjadi Rp8,8 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp8,2 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh menurunnya laba sebelum pajak Perseroan. Laba tahun berjalan. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan Perseroan menurun sebesar 44,8% menjadi Rp17,1 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp31,0 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar 42,0% menjadi Rp1.788,1 miliar pada 2012 dari Rp1.259,3 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari rawat inap yang meliputi jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli, obat dan perlengkapan medis, kamar rawat inap, pendapatan administrasi, dan lain-lain yang masing-,masing sebesar Rp123,5 miliar, Rp139,9 miliar, Rp47,1 miliar, Rp11,8 miliar, dan Rp23,5 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 44,6%, 53,2%, 52,8%, 37,5%, dan 53,5% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011. Peningkatan Pendapatan Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari rawat jalan yang meliputi jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis yang masing-masing sebesar Rp83,7 miliar dan Rp55,9 miliar atau meningkat masingmasing sebesar 23,5%, dan 34,0%. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dengan baru dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere, pada tahun 2012 serta meningkatnya jumlah pasien dan meningkatnya permintaan layanan medis yang kompleks. Beban pokok pendapatan: Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 45,1% menjadi Rp1.343,3 miliar pada tahun 2012 dari Rp925,8 miliar pada tahun 2011 terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan dari rawat inap yang meliputi beban gaji dan kesejahteraan karyawan, beban obat dan perlengkapan medis, penyusutan, makanan dan minuman, lain-lain yang masing-masing sebesar Rp124,6 miliar, Rp87,0 miliar, Rp38,2 miliar, Rp11,0 miliar, dan Rp11,4 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 45,9%, 44,9%, 200,6%, 72,1%, dan 60,6%. Peningkatan beban pokok pendapatan tersebut juga disebabkan oleh peningkatan beban pokok pendapatan dari rawat jalan yang meliputi beban gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan medis, penyusutan yang masing-masing sebesar Rp66,3 miliar, Rp50,3 miliar, Rp20,1 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 32,1%, 46,2%, dan 182,4%. Peningkatan terhadap gaji dan kesejahteraan karyawan terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran terhadap jasa konsultasi dan jasa tenaga ahli sejalan dengan meningkatnya pendapatan Perseroan dan peningkatan terhadap jumlah staf yang berhubungan dengan beroperasinya rumah sakit Perseroan yang baru di tahun 2012, yang juga berdampak atas meningkatnya jumlah penyusutan. Peningkatan terhadap obat dan perlengkapan medis disebabkan oleh meningkatnya jumlah pasien pada tahun 2012 dibandingkan dengan jumlah pasien pada tahun 2011, dan meningkatnya beban rata-rata obat, perlengkapan medis akibat inflasi di tahun 2012. Laba bruto: Laba bruto Perseroan meningkat sebesar 33,3% menjadi Rp444,8 miliar pada tahun 2012 dari Rp333,6 miliar pada tahun 2011. Di samping itu, terdapat penurunan pada rasio laba bruto menjadi sebesar 24,9% pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 sebesar 26,5% Beban usaha: Beban usaha Perseroan meningkat sebesar 50,1% menjadi Rp367,9 miliar pada tahun 2012 dari Rp245,1 miliar pada tahun 2011 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya beban penjualan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air, penyusutan, beban kantor lainnya dan beban penyusutan. Beban gaji dan kesejahteraan karyawan meningkat 43,9% menjadi Rp131,5 miliar pada tahun 2012 dari Rp91,4 miliar pada tahun 2011. Beban listrik dan air meningkat 67,3% menjadi Rp49,0 miliar pada tahun 2012 dari Rp29,3 miliar pada tahun 2011. Beban kantor lainnya meningkat 174,5% menjadi Rp42,2 miliar pada tahun 2012 dari Rp15,4 miliar pada tahun 2011. Beban penyusutan meningkat 44,6% menjadi Rp31,9 miliar pada tahun 2012 dari Rp22,1 miliar pada tahun 2011. Peningkatan-peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh pembukaan rumah sakit baru Perseroan dan akuisisi Klinik Kardio Cinere (SHC). Penghasilan bunga: Penghasilan bunga Perseroan meningkat sebesar 29,6% menjadi Rp3,6 miliar pada tahun 2012 dari Rp2,8 miliar pada tahun 2011 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah penempatan deposito berjangka. Beban keuangan: Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 11,3% menjadi Rp18,0 miliar pada tahun 2012 dari Rp16,2 miliar pada tahun 2011 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya beban administrasi bank sebagai hasil dari meningkatnya jumlah pasien yang menggunakan jasa pelayanan kartu kredit serta meningkatnya beban bunga akibat dari pinjaman bank berkaitan untuk rumah sakit Jambi dan Balikpapan.
Laba sebelum pajak. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba sebelum pajak Perseroan meningkat sebesar 33,4% menjadi Rp77,0 miliar pada tahun 2012 dari Rp57,7 miliar pada tahun 2011. Beban pajak. Beban pajak Perseroan meningkat sebesar 26,2% menjadi Rp25,1 miliar pada tahun 2012 dari Rp19,9 miliar pada tahun 2011 yang disebabkan oleh meningkatnya laba sebelum pajak. Laba tahun berjalan. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan Perseroan meningkat sebesar 37,2% menjadi Rp52,0 miliar pada tahun 2012 dari Rp37,9 miliar pada tahun 2011. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dengan tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar 22,2% menjadi Rp1.259,3 miliar pada 2011 dari Rp1.030,5 miliar pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari rawat inap yang meliputi jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli, obat dan perlengkapan medis, lain-lain yang masing-masing sebesar Rp43,4 miliar, Rp50,4 miliar, dan Rp10,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 18,6%, 23,8%, dan 32,3% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan Pendapatan Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari rawat jalan yang meliputi jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis yang masing-masing sebesar Rp75,7 miliar, dan Rp37,0 miliar atau masingmasing meningkat sebesar 27,1% dan 29,0%. Peningkatan tersebut di atas disebabkan meningkatnya jumlah pasien dan peningkatan rata-rata pendapatan per pasien yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus medis yang memerlukan perawatan yang khusus di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Peningkatan pendapatan juga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan peralatan diagnostik dan intervensional serta meningkatnya penjualan obat dan perlengkapan medis pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Rata-rata harga obat dan perlengkapan medis pada tahun 2011 meningkat dibandingkan dengan 2010 disebabkan oleh inflasi. Beban pokok pendapatan: Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 19,8% menjadi Rp925,8 miliar pada tahun 2011 dari Rp772,9 miliar pada tahun 2010 terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan dari rawat inap yang meliputi beban gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan medis yang masing-masing sebesar Rp40,4 miliar dan Rp49,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 17,5% dan 34,5%. Peningkatan beban pokok pendapatan Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan jumlah pasien, penggunaan peralatan medis, jasa konsultasi dokter dan jasa tenaga ahli serta meningkatnya beban rata-rata obat dan perlengkapan medis yang disebabkan oleh inflasi pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Laba bruto: Laba bruto Perseroan meningkat sebesar 29,5% menjadi Rp333,6 miliar pada tahun 2012 dari Rp257,6 miliar pada tahun 2010. Terdapat peningkatan pada rasio laba bruto menjadi sebesar 26,5% pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 sebesar 25,0% Beban usaha: Beban usaha Perseroan meningkat sebesar 56,2% menjadi Rp245,1 miliar pada tahun 2011 dari Rp156,9 miliar pada tahun 2010 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya beban penjualan, gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air, penyusutan dan sewa yang masing-masing sebesar Rp2,1 miliar, Rp34,7 miliar, Rp10,3 miliar, Rp16,5 miliar, dan Rp13,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 44,9%, 61,3%, 54,6%, 295,7% dan 75,8%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan sebagai hasil dari pembukaan rumah sakit baru dan akuisisi dua rumah sakit di tahun 2011. Penghasilan bunga: Penghasilan bunga Perseroan meningkat menjadi Rp2,8 miliar pada tahun 2011 dari Rp0,4 miliar pada tahun 2010 yang disebabkan oleh pendapatan bunga dari sertifikat deposito berjangka yang diperoleh dari penjualan tanah dan bangunan Siloam Hospitals Lippo Cikarang. Beban keuangan: Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 51,2% menjadi Rp16,2 miliar pada tahun 2011 dari Rp10,7 miliar pada tahun 2010 yang disebabkan oleh peningkatan beban keuangan terhadap pinjaman bank yang dimiliki oleh rumah sakit yang diakuisisi pada tahun 2011. Pada tahun 2011, proporsi beban administrasi bank sebagai bagian dari pendapatan menurun. Hal ini disebabkan oleh adanya kesepakatan yang baru dibuat antara Perseroan dengan bank. Laba sebelum pajak. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba sebelum pajak Perseroan menurun sebesar 38,3% menjadi Rp57,7 miliar pada tahun 2011 dari Rp93,6 miliar pada tahun 2010. Beban pajak. Beban pajak Perseroan menurun sebesar 8,5% menjadi Rp19,9 miliar pada tahun 2011 dari Rp21,7 miliar pada tahun 2010 yang disebabkan oleh menurunnya laba bersih sebelum pajak untuk tahun 2011. Laba tahun berjalan. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan Perseroan menurun sebesar 47,3% menjadi Rp37,9 miliar pada tahun 2011 dari Rp71,9 miliar pada tahun 2010. Peningkatan tersebut telah dijelaskan pada paragraf di atas. Aset Per 30 April 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset Tetap. Aset tetap meingkat 14,9% menjadi Rp994,7 miliar per 30 April 2013 dari Rp865,3 miliar per 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh peningkatan peralatan dan pasokan medis dan kantor terkait dengan pembukaan rumah sakit baru Perseroan pada tahun 2013. Piutang Usaha Pihak Ketiga. Piutang usaha pihak ketiga naik 24,0% menjadi Rp228,0 miliar per 30 April 2013 dari Rp183,9 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan meningkatnya Pendapatan dari Asuransi dan Jaminan Perusahaan. Aset Keuangan Lancar Lainnya. Aset keuangan lancar lainnya meningkat 38,9% menjadi Rp11,2 miliar per 30 April 2013 dari Rp8,1 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan meningkatnya pendapatan sewa dari penyewa ruangan komersial di rumah sakit Perseroan. Uang Muka. Uang muka turun 66,4% menjadi Rp51,4 miliar per 30 April 2013 dari Rp152,8 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh realisasi pembelian aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Piutang Usaha Pihak Ketiga. Piutang usaha pihak ketiga naik 51,5% menjadi Rp183,9 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp121,4 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan meningkatnya Pendapatan dari Asuransi dan Jaminan Perusahaan. Aset Keuangan Lancar Lainnya. Aset keuangan lancar lainnya menurun 75,9% menjadi Rp8,1 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp33,5 miliar per 31 Desember 2011. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh pelunasan piutang dari PT Graha Pilar Sejahtera yang terjadi sehubungan dengan penjualan tanah dan bangunan dari PT East Jakarta Medika (Siloam Hospitals Lippo Cikarang). Persediaan. Persediaan meningkat 70,9% menjadi Rp75,4 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp44,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan obat-obatan dan perlengkapan medis sehubungan dengan telah dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere, pada tahun 2012. Beban dibayar di muka. Beban dibayar di muka meningkat 78,6% menjadi Rp17,5 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp9,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban sewa dibayar di muka untuk Siloam Hospitals Cinere, dan Siloam Hospitals Lippo Cikarang. Uang Muka. Uang muka meningkat 315,3% menjadi Rp152,8 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp36,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya kenaikan uang muka yang digunakan untuk pembelian peralatan dan perlengkapan medis untuk rumah sakit baru yaitu Siloam Hospitals Bali. Aset tetap. Aset tetap meningkat 56,7% menjadi Rp865,3 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp552,3 per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya peralatan dan perlengkapan medis, dan perlengkapan kantor untuk rumah sakit baru yaitu Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere. Goodwill. Goodwill menurun 48,7% menjadi Rp54,4 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp106,2 miliar per 31 Desember 2011. Penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan nilai terhadap Goodwill dari Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan yang terjadi akibat adanya kompensasi yang dibayarkan kepada Perseroan karena tidak mencapai laba bersih setelah pajak yang dijanjikan serta adanya pengakuan Goodwill yang timbul dari akuisisi Siloam Hospitals Cinere. Per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas. Kas dan setara kas meningkat 540,2% menjadi Rp146,6 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp22,9 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penempatan deposito dari hasil penjualan tanah dan bangunan milik PT East Jakarta Medika kepada PT Graha Pilar Sejahtera. Piutang Usaha Pihak Ketiga. Piutang usaha pihak ketiga naik 75,6% menjadi Rp121,4 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp69,1 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut terutama disebabkan meningkatnya Pendapatan dari Asuransi dan Jaminan Perusahaan. Persediaan. Persediaan meningkat 40,9% menjadi Rp44,1 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp31,3 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan obat-obatan dan perlengkapan medis sehubungan dengan telah dibukanya MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan. Uang Muka. Uang muka menurun 65,3% menjadi Rp36,8 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp106,1 miliar per 31 Desember 2010. Penurunan tersebut disebabkan oleh telah terealisasinya uang muka investasi saham sehubungan dengan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan. Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha. Piutang pihak berelasi non-usaha menurun 99,5% menjadi Rp1,3 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp246,8 miliar per 31 Desember 2010. Penurunan tersebut disebabkan oleh pelunasan piutang dari Bridgewater International (entitas anak PT Lippo Karawaci Tbk) yang berasal dari hasil penjualan tanah dan bangunan milik PT East Jakarta Medika. Aset tetap. Aset tetap meningkat 135,9% menjadi Rp552,3 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp234,1 miliar pada 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pembelian peralatan dan perlengkapan medis, dan perlengkapan kantor untuk rumah sakit baru yaitu MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan. Goodwill. Goodwill meningkat 1.395,8% menjadi Rp106,2 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp7,1 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh Goodwill yang diakui sehubungan dengan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan. Liabilitas Per 30 April 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya. Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya meningkat 46,5% menjadi Rp39,4 miliar per 30 April 2013 dari Rp26,9 miliar. Utang Pihak Berelasi Non-Usaha. Utang pihak berelasi non-usaha meningkat menjadi Rp827,2 miliar per 30 April 2013 dari Rp798,8 miliar per 31 Desember 2012 terutama karena bertambahnya utang pemegang saham kepada LK yang digunakan untuk mendanai sebagian dari ekspansi Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang meningkat menjadi Rp83,1 miliar per 30 April 2013 dari Rp71,0 miliar per 31 Desember 2012, terutama karena provisi imbalan pasca kerja karyawan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013. per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebutkan disebabkan oleh meningkatnya utang kepada pemasok peralatan dan perlengkapan medis untuk Siloam Hospitals Bali. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Utang Usaha Pihak Ketiga. Utang usaha pihak ketiga meningkat 36,8% menjadi Rp155,5 miliar Per 31 Desember 2012 dari Rp113,7 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan supplai obat-obatan dengan adanya rumah sakit baru Perseroan yaitu Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere. Beban Akrual. Beban akrual meningkat 82,7% menjadi Rp33,5 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp18,3 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh mulai ditagihnya Technical Support Service untuk peralatan medis utama seperti MRI, CT, PETSCAN, LINAC, Cyclotron, dan lain-lain. Utang Pihak Berelasi Non-Usaha. Utang pihak berelasi non-usaha meningkat 80,1% menjadi Rp798,8 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp443,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya utang terhadap PT Lippo Karawaci Tbk sehubungan dengan rencana ekspansi Perseroan terkait pendirian Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere. Per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per 31 Desember 2010 Utang Usaha Pihak Ketiga. Utang usaha pihak ketiga meningkat 28,5% menjadi Rp113,7 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp88,4 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan supplai obat-obatan dengan adanya rumah sakit baru Perseroan yaitu MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya. Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya meningkat 183,5% menjadi Rp 20,2 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp 7,1 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya tambahan peralatan dan perlengkapan medis dengan adanya rumah sakit baru Perseroan yaitu MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi. Utang Pihak Berelasi Non-Usaha. Utang pihak berelasi non-usaha meningkat 79,3% menjadi Rp443,6 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp247,4 miliar 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya utang terhadap PT Lippo Karawaci Tbk sehubungan dengan rencana ekspansi Perseroan terkait pendirian MRCCC, dan akusisi Siloam Hospitals Jambi serta Siloam Hospitals Balikpapan. Utang Bank Jangka Panjang. Utang bank jangka panjang meningkat menjadi Rp66,0 miliar per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan Rp0 per 31 Desember 2010 karena utang bank yang diterima terkait dengan akuisisi perusahaan operasional SHJ pada tahun 2011. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang meningkat 27,3% menjadi Rp 61,9 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp48,7 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah karyawan sehubungan dengan pendirian MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi serta Siloam Hospitals Balikpapan. Ekuitas Per 30 April 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Ekuitas meningkat 7,0% menjadi Rp261,8 miliar per 30 April 2013 dari Rp244,6 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan saldo laba atas laba periode berjalan untuk periode empat bulan yang berakhir 30 April 2013. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Ekuitas meningkat 36,7% menjadi Rp244,6 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp179,0 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan saldo laba atas laba periode berjalan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012. Per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per 31 Desember 2010 Ekuitas meningkat 30,1% menjadi Rp179,0 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp137,6 miliar per 31 Desember 2010, terutama karena peningkatan saldo laba atas laba periode berjalan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Likuiditas dan Sumber Modal Likuiditas Perseroan berhubungan dengan pendanaan untuk modal kerja, belanja modal, pembayaran hutang, dan pemeliharaan reservan kas. Likuiditas utama Perseroan didapatkan dari operasional, pemegang saham, hutang bank, dan kontribusi modal dari pemegang saham. Perseroan memperkirakan pendapatan bersih dari Penawaran Umum, kas yang diperoleh dari operasional, dan hutang bank akan menjadi sumber likuiditas utama Perseroan di depannya, dan akan digunakan untuk mendanai perluasan operasional Perseroan. Perseroan berkeyakinan memiliki kecukupan likuiditas untuk modal kerja dan operasional Perseroan, serta untuk membayar hutang selama 12 bulan ke depan. Arus Kas Arus Kas yang diperoleh dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode empat bulan yang berakhir 30 April 2013 berjumlah Rp47,2 miliar, atau menurun Rp145,7 miliar atau sebesar 75,5% dibandingkan dengan periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012 yaitu sebesar Rp192,9 miliar yang terutama disebabkan oleh jumlah rumah sakit pada periode tersebut, per April 2013, terdapat 13 rumah sakit yang beroperasi, namun di April 2012, hanya terdapat 7 rumah sakit yang beroperasi. Dengan demikian penerimaan kas dari pelanggan pada April 2013 meningkat dibandingkan dengan April 2012. Hal ini berdampak langsung terhadap kenaikan pembayaran kepada pemasok. Selain itu, terdapat peningkatan jumlah karyawan yang menyebabkan peningkatan pada biaya gaji dan kesejahteraan karyawan. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan Perseroan berjumlah Rp748,1 miliar dan pembayaran kepada pemasok Rp558,5 miliar, pembayaran manajemen dan karyawan berjumlah Rp128,1 miliar, beban keuangan bersih Rp5,1 miliar dan beban pajak Rp9,2 miliar. Penurunan arus kas bersih dari aktivitas operasi tersebut disebabkan adanya penambahan 6 (enam) rumah sakit Perseroan yang meningkatkan biaya operasional Perseroan. Pada tahun 2012, arus kas bersih Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp203,0 miliar atau meningkat Rp149,6 miliar atau sebesar 280,1% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp53,4 miliar yang digunakan untuk aktivitas operasi yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan rumah sakit yang ada serta pembukaan 4 rumah sakit baru dan 1 rumah sakit akuisisi dalam periode Januari 2012 Desember 2012 yang menyebabkan kenaikan penerimaan kas dari pelanggan. Pertumbuhan ini berdampak langsung terhadap kenaikan pembayaran kepada pemasok. Selain itu, dengan rumah sakit-rumah sakit baru ini, Perseroan merekruit manajemen serta karyawan medis dan nonmedis yang menyebabkan peningkatan pada biaya gaji dan kesejahteraan karyawan. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan Perseroan berjumlah Rp1.717,9 miliar dan pembayaran kepada pemasok Rp1.185,8 miliar, pembayaran manajemen dan karyawan berjumlah Rp281,5 miliar, beban keuangan bersih Rp14,5 miliar dan beban pajak Rp33,2 miliar.
Perseroan didirikan dengan nama PT Sentralindo Wirasta didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 3 tanggal 3 Agustus 1996, dibuat dihadapan Myra Yuwono, Sarjana Hukum, Notaris di Sukabumi, telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-8639.HT.01.01.TH96 tanggal 27 Agustus 1996, telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UU WDP dengan No. TDP 09031623426 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan dengan No. 927/BH.09.03/X/96 tanggal 4 Oktober 1996, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 3 Desember 1996 dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 9518 Tahun 1996 (Akta Pendirian). Akta Pendirian Perseroan sejak pendirian sampai dengan saat ini telah mengalami beberapa perubahan anggaran dasar dan perubahan terakhir adalah Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 307 tanggal 25 Maret 2013, dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, SH, Magister Sains, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan (i) persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) berdasarkan Surat Keputusan No. AHU15929.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 27 Maret 2013, (ii) penerimaan pemberitahuan dari Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-11768 tanggal 2 April 2013 dan didaftarkan dalam (i) daftar perseroan No. AHU-0027230.AH.01.09. Tahun 2013 tanggal 27 Maret 2013, (ii) daftar perseroan No. AHU-0028449.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 2 April 2013 (Akta No. 307/2013). Berdasarkan Akta No. 307/2013, para pemegang saham menyetujui (i) perubahan Pasal 1 mengenai nama dan tempat kedudukan terkait dengan perubahan nama Perseroan yang semula PT Siloam International Hospitals menjadi PT Siloam International Hospitals Tbk dan perubahan status Perseroan yang semula PT tertutup menjadi PT terbuka, (ii) perubahan seluruh Anggaran Dasar dalam rangka penawaran umum saham kepada masyarakat untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam No. IX.J.I. Lebih lanjut, untuk melaksanakan Penawaran Umum, Perseroan telah memperoleh persetujuan dari RUPS Perseroan atas rencana pelaksanaan Penawaran Umum sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 05 tanggal 4 Juni 2013, yang dibuat di hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta. 2. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Ketut Budi Wijaya Komisaris : Theo L. Sambuaga Komisaris : Agus Benjamin Komisaris Independen : Farid Harianto Komisaris Independen : Muladi Komisaris Independen : Jonathan L. Parapak Direksi Presiden Direktur : Gershu Chandy Paul Direktur : Grace Frelita Indradjaja Direktur : Romeo Fernandez Lledo Direktur : George Mathew Direktur* : Sugianganto Budisuharto Direktur Tidak Terafiliasi : Anang Prayudi Merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan
Pada bulan Oktober 2006, tiga Properti Rumah Sakit dari rumah sakit Perseroan yaitu SHLV, SHKJ dan SHSB dijual kepada First REIT dan selanjutnya disewa kembali oleh LK untuk 15 tahun. Pada bulan Desember 2010, Properti Rumah Sakit dari rumah sakit Perseroan, SHLC, dijual kepada First REIT. Pada saat bersamaan, First REIT juga mengakuisisi Properti Rumah Sakit MRCCC. Perseroan lalu menyewa Properti Rumah Sakit SHLC dan LK menyewa Properti Rumah Sakit MRCCC dari First REIT untuk 15 tahun. Pada bulan November 2012, transaksi penjualan dan penyewaan kembali ditandatangani dengan First REIT dimana berdasarkan transaksi tersebut Properti Rumah Sakit SHM dan SHMD dijual kepada First REIT dan disewa oleh LK untuk 15 tahun. Pada bulan Mei 2013, transaksi penjualan dan penyewaan kembali ditandatangani dengan First REIT dimana berdasarkan transaksi tersebut Properti Rumah Sakit SHB dijual kepada First REIT dan disewa oleh LK untuk 15 tahun. Informasi Operasional mengenai Rumah Sakit Perseroan Tabel berikut menggambarkan informasi mengenai Rumah Sakit yang dimilki oleh Perseroan dan Anak Perusahan sampai dengan Prospektus diterbitkan:
Mulai beroperasi.......... Tahun akuisisi............. Kapasitas tempat tidur.. Tempat tidur operasional.............. Staf medis................... Dokter umum.............. Dokter spesialis dokter tetap.............. Dokter spesialis paruh waktu............. Perawat...................... SHLV SHKJ SHSB SHLC SHJ SHBP MRCCC RSUS SHMD SHM 1996 1991 1977 2002 2004 2008 2011 2012 2012 2012 -(2) 2002(1)(2) 2002(2) -(2) 2011 2011 317 266 177 108 100 212 336 680 249 352 251 31 79 86 444 197 41 44 97 325 160 18 7 73 250 108 18 22 42 143 97 12 16 32 126 138 10 18 46 184 112 28 20 95 217 120 15 118 224 18 13 46 205 101 16 11 35 152 SS SHC SHB Total 2012 2006 2013 - 2012 347 21 271 3.436 99 16 11 58 159 21 5 5 57 76 15 10 55 152 1.703 243 256 665 2.532
Keterangan: (1) Tahun diakuisisi oleh LK (2) Perseroan mengakuisisi rumah sakit ini dari LK pada tahun 2010 (3) Jumlah tempat tidur operasional berarti jumlah tempat tidur yang beroperasi di rumah sakit Per 30 April 2013, rumah sakit Perseroan memilki beragam jasa pelayanan kesehatan dan jasa bedah, sebagai digambarkan pada table dibawah ini :
Rumah Sakit SHLV......................................... SHKJ........................................ SHSB....................................... SHLC....................................... SHJ.......................................... SHBP........................................ MRCCC.................................... RSUS....................................... SHMD...................................... SHM......................................... SS............................................ SHC......................................... SHB......................................... Spesialisasi Kardiologi, neuroscience, ortopedi dan gawat darurat Urologi, ortopedi, kardiologi dan gawat darurat Perawatan kesuburan, kardiologi dan gawat darurat Occupational medicine dan gawat darurat Gawat darurat Gawat darurat Kanker, liver dan gawat darurat Gawat darurat Gawat darurat Kardiologi, endokrinologi dan gawat darurat Gastroenterologi dan gawat darurat Kardiologi Pengobatan untuk Turis, ortopedik, kardiologi dan gawat darurat
Tanah........................................ Bangunan prasarana dan renovasi.................................. Perlengkapan dan peralatan medis...................................... Kendaraan................................ Perabot dan peralatan kantor... Aset dalam penyelesaian......... Jumlah belanja modal............
Perseroan tidak melakukan transaksi lindung nilai atas mata uang asing, hal ini disebabkan Perseroan dan entitas anak melakukan sebagian besar transaksi belanja modal dan memperoleh pendapatan dengan menggunakan mata uang Rupiah, sehingga Perseroan mendapat lindung nilai natural hedge. Perseroan berkeyakinan, bahwa dengan adanya pengeluaran modal di tahun 2013 akan memberikan kontribusi positif bagi kinerja Perseroan dalam bentuk penambahan pendapatan. Perseroan tidak memiliki pengikatan sehubungan dengan pengeluaran modal yang belum terealisasi. Perseroan selalu berupaya melakukan peninjauan dan penelaahan untuk melakukan transaksi pembelian yang sesuai dengan tujuannya untuk mendapatkan pendapatan di masa yang akan datang. Apabila pembelian tersebut terdapat masalah yang tidak sesuai dengan pembelian dan tujuannya, Perseroan tetap berkeyakinan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi pendapatan Perseroan yang berdampak yang signifikan terhadap rencana Perseroan. Hal ini disebabkan karena Perseroan senantiasa berupaya untuk melakukan peninjauan dan penelaahan yang intensif secara menyeluruh serta berupaya untuk mendapatkan syarat-syarat pembelian yang menguntungkan. Perseroan mengharapkan untuk mendanai belanja modal Perseroan melalui kombinasi arus kas dari operasional, fasilitas pinjaman bank, pasar modal dan pinjaman dari pemegang saham. Realisasi belanja modal Perseroan dapat berbeda dengan apa yang direncanakan sebelumnya karena berbagai faktor, antara lain arus kas Perseroan di masa depan, hasil usaha dan kondisi keuangan, perubahan kondisi perekonomian Indonesia, perubahan peraturan di Indonesia dan perubahan rencana serta strategi bisnis Perseroan. Analisis Rasio Keuangan Likuiditas Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio Lancar Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 1,76x; 1,71x; 1,73x; dan 0,97x. Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut: 1. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) 2. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Aset (Solvabilitas Aset) Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 5,31x; 5,48x; 5,22x; dan 4,66x. Sedangkan Solvabilitas Aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 0,84x; 0,85x; 0,84x; dan 0,82x. Imbal Hasil Investasi (Return on Asset/ROA) Imbal hasil investasi adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil investasi Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 1,00%; 3,28%; 3,41%; dan 9,22%. Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity/ROE) Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode tahun berjalan dari ekuitas yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba periode tahun berjalan dengan jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada 30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 6,5%; 21,24%; 21,17%; dan 52,24%.
RISIKO USAHA
Dalam menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan Jasa Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko usaha. Pelaksanaan kegiatan usaha tersebut dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan usaha Perseroan. Semua risiko yang mempengaruhi usaha Perseroan secara umum telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan adalah sebagai berikut: Risiko yang Berhubungan dengan Kegiatan Usaha Perseroan 1. Strategi Perseroan didasarkan pada diperolehnya peluang pertumbuhan dan penerapan strategi pertumbuhan Perseroan dapat menimbulkan risiko-risiko tertentu bagi Perseroan 2. Perseroan dipengaruhi oleh seluruh risiko yang lazim dalam industri kesehatan 3. Perseroan bergantung pada pemegang saham pengendali Perseroan dan mitra strategis Perseroan sehubungan dengan pengembangan dan penyediaan gedung dan lokasi rumah sakit 4. Perseroan mungkin tidak berhasil mengembangkan atau mengakuisisi dan mengintegrasikan rumah sakit yang ada saat ini di masa depan 5. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain yang terkait dengan peralatan medis Perseroan dapat mempengaruhi bisnis Perseroan secara negatif 6. Kegagalan teknologi dan tantangan lain yang terkait dengan sistem informasi Perseroan dapat mempengaruhi bisnis Perseroan secara negatif 7. Investor mungkin mengalami kesulitan mengevaluasi usaha Perseroan, karena informasi keuangan historis Perseroan mungkin tidak mewakili hasil usaha seandainya Perseroan adalah sebuah perusahaan independen 8. Hasil keuangan Perseroan dapat mengalami kerugian jika Perseroan tidak mampu menarik dan mempertahankan para dokter dan tenaga profesional kesehatan lain 9. Perubahan atau ketidakpatuhan terhadap peraturan pemerintah sehubungan dengan kesehatan, lingkungan dan aspek lainnya dapat mempengaruhi bisnis Perseroan 10. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli saham yang ditawarkan 11. Perseroan kemungkinan tunduk pada gugatan malpraktek kedokteran di mana Perseroan tidak memiliki jaminan asuransi 12. Wabah flu babi, flu burung, SARS, atau penyakit atau kontaminasi berpotensi mengancam jiwa lain dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan 13. Perseroan mengalami persaingan dari rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan lain 14. Jika Perseroan tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, klien perusahaan atau pasien individu, bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh 15. Reputasi Perseroan tergantung pada konsistensi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh profesional medis di rumah sakit Perseroan, tidak semua dari mereka dipekerjakan secara langsung oleh Perseroan 16. Perseroan kemungkinan akan tunduk pada kewajiban atau risiko operasional dan peraturan lainnya terkait rumah sakit yang diakuisisi Perseroan 17. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan mengelola persediaan secara efektif 18. Perseroan bergantung pada individu kunci tim manajemen senior Perseroan 19. Pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak mencakup semua jenis kerugian dan mungkin tidak cukup untuk menutupi kerugian Perseroan 20. Struktur grup Perseroan menjadikan Perseroan bergantung pada sejumlah entitas anak untuk arus kas dan menjadikan Perseroan lebih rendah prioritas hak krediturnya dibanding entitas-entitas anak yang menjadi pailit atau dilikuidasi Risiko yang berkaitan dengan Indonesia 1. Pasar yang tumbuh seperti Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang lebih maju, dan jika resiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa mengganggu bisnis Perseroan dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan untuk investasi investor 2. Ketidakpastian interpretasi dan pelaksanaan peraturan tentang pemerintahan daerah di Indonesia dapat berdampak negatif pada Perseroan 3. Pemogokan Tenaga Kerja 4. Bencana Alam Risiko yang Berkaitan dengan Kepemilikan Saham Perseroan 1. Harga Saham yang Dapat Berfluktuasi 2. Penjualan Saham di Masa Datang Dapat Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perseroan 3. Kemampuan Perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja di masa depan 4. Investor tunduk pada beberapa pembatasan hak pemegang saham minoritas 5. Agen Stabilisasi untuk dan atas nama Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Agen Penjualan Internasional tidak dapat menjamin setelah dilakukannya stabilisasi atas harga pasar Saham Yang Ditawarkan berada pada Harga Penawaran.
Keterangan: (1) Pada bulan Mei 2013, LK menyelesaikan transaksi jual dan sewa kembali untuk Properti Rumah Sakit SHB kepada First REIT. Perseroan kemudian menyewa Properti Rumah Sakit SHB untuk jangka waktu awal selama 15 tahun. Sewa Perseoan telah masuk dalam delapan perjanjian penyewaan kembali dengan LK dimana Perseroan menyewakan Properti Rumah Sakit SHLV, SHKJ, SHSB, MRCCC, SHB, SHMD, SHM dan SHTB, yang dimiliki oleh First REIT dan disewa kepada LK. Masing-masing perjanjian sub-lease tertanggal 30 April 2013, kecuali untuk SHB yang tertanggal 13 Mei 2013 dan SHTB yang tertanggal 1 Juli 2013. Berdasarkan perjanjian penyewaan kembali tersebut, LK setuju untuk menyewakan kembali properti-properti tersebut bersama dengan peralatan mekanikal dan elektrikal terkait untuk jangka waktu awal selama 15 tahun dari permulaan perjanjian head lease LK dengan First REIT (dapat diperbaharui untuk 15 tahun lagi) dan untuk biaya sewa sebesar 1% dari pendapatan operasional kotor (GOR) untuk tahun pertama, 2% dari GOR untuk tahun kedua dan 3% dari GOR untuk tahun ketiga dan seterusnya. Biaya sewa yang dibebankan berdasarkan perjanjian penyewaan kembali Perseroan dengan LK saat ini lebih rendah dari biaya yang akan dibayarkan antara LK dan First REIT berdasarkan perjanjian head lease sehubungan dengan properti-properti tersebut. RSUS Perseroan menandatangani perjanjian sewa pada tanggal 30 April 2013, dimana Perseroan sewa dari LK Properti Rumah Sakit dari RSUS. Sesuai ketentuan dari perjanjian sewa, LK setuju untuk menyewakan kepada Perseroan Properti Rumah Sakit bersama dengan perlengkapan mekanik dan elektrik tertentu yang terpasang di Properti Rumah Sakit untuk jangka waktu awal selama 15 tahun (dapat diperbaharui lagi untuk 15 tahun) dan pada sewa tahunan 1% dari GOR RSUS untuk tahun pertama, 2% dari GOR untuk tahun kedua dan 3% dari GOR untuk tahun selanjutnya. SHLC PT EJM, entitas anak, menandatangani perjanjian pengalihan pada tanggal 28 Desember 2010 dengan First REIT dan LK, dimana LK mentransfer, mengalihkan dan menovasi seluruh hak, keuntungan, bunga dan kewajiban berdasarkan perjanjian sewa antara First REIT dan LK sehubungan dengan Properti Rumah Sakit (dan peralatan mekanik dan elektrik tertentu) dari SHLC. Sesuai dengan ketentuan dari perjanjian sewa dan perjanjian novasi, sewa akan berakhir pada tahun 2025 (dapat diperbaharui lagi untuk 15 tahun) dan PT EJM membayar biaya sewa tahunan (jumlah keseluruhan sewa dasar dan sewa variabel yang ditentukan oleh GOR SHLC) kepada First REIT. SHC PT DHI, entitas anak, menandatangani perjanjian sewa pada tanggal 23 Februari 2005, dimana PT DHI menyewa dari PT Anadi Sarana Tatahusada Properti Rumah Sakit SHC. Sesuai dengan ketentuan dari perjanjian sewa, PT Anadi Sarana Tatahusada setuju untuk menyewa Properti Rumah Sakit tersebut untuk jangka waktu awal selama 13 tahun (dapat diperbaharui lagi untuk 5 tahun) dengan biaya sewa tahunan sebeesar Rp6,5 miliar. SS Perseroan menandatangani perjanjian sewa pada tanggal 7 Januari 2012, dimana Perseroan menyewa dari PT Palembangparagon Mall (PPM) Properti Rumah Sakit SS (Perjanjian Sewa Sriwijaya). Properti ini tersedia untuk PPM melalui kesepakatan build-operate-transfer (BOT) dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Perjanjian Sewa Sriwijaya berlaku selama 10 tahun dari tanggal pembukaan perdana rumah sakit dan dapat diperbaharui lagi untuk 8 tahun. Sesuai dengan perjanjian, biaya sewa sebesar Rp3 milyar per tahun untuk tiga tahun pertama perjanjian, Rp3,5 milyar per tahun untuk tahun keempat sampai keenam perjanjian dan Rp4 milyar untuk tahun-tahun berikutnya. Pada tanggal 5 Oktober 2012, PPM dan MPU (melalui entitas anaknya), menandatangani perjanjian pengikatan jual beli (PPJB), dimana menurut perjanjian tersebut PPM mentransfer, mengalihkan dan menovasikan semua hak, keuntungan, bunga dan kewajibannya berdasarkan BOT kepada MPU.. Sesuai dengan ketentuan perjanjian jual beli pada tanggal 5 Oktober 2012 dengan PPM dan MPU, PPM mengalihkan seluruh hak, keuntungan, bunga dan kewajiban berdasarkan Perjanjian Sewa Sriwijaya kepada MPU. Transfer, pengalihan dan novasi semua hak di bawah Perjanjian Sewa Sriwijaya diberitahukan kepada Perseroan melalui surat pemberitahuan dari PPM tertanggal 5 Oktober 2012. hak, keuntungan, bunga dan kewajiban berdasarkan kesepakatan BOT kepada MPU. Hubungan dengan First REIT First REIT merupakan dana investasi real estat (DIRE) yang disponsori oleh LK pada bulan Desember 2006 dan merupakan DIRE pertama yang didaftarkan serta DIRE kesehatan pertama yang tercatat pada Singapore Stock Exchange (SGX). Saat ini, First REIT dikelola oleh Bowsprit Capital Corporation Limited, entitas anak yang seluruhnya dimiliki oleh LK. Per tanggal 30 April 2013, LK secara langsung atau tidak langsung memiliki 28,8% dari total unit First REIT.
Keterangan: SHTB memulai kegiatan usaha di bulan Juni 2013 dan menyediakan layanan spesialisasi kardiologi, onkologi dan neuroscience Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) SHLV menawarkan layanan rumah sakit umum dan diposisikan Perseroan sebagai Center of Excellence untuk Kardiologi, pusat pengobatan neuroscience dan ortopedik. SHLV menawarkan berbagai layanan yang komprehensif jantung mulai dari langkah-langkah pencegahan sampai dengan pelaksaanan operasi yang rumit. SHLV merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang diberikan akreditas JCI pada tahun 2007. SHLV terletak di Jl. Siloam No 6, Lippo Village, Karawaci, Tangerang, dan berdiri di atas lahan seluas 17.442 meter persegi. SHLV mulai beroperasi pada tahun 1996 dan memperoleh Sertifikasi ISO di 2001. Per tanggal 30 April 2013, SHLV memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 317 tempat tidur dengan 251 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 196 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 444 perawat. SHLV merupakan hub Center of Excellence untuk kardiologi, neuroscience dan ortopedi serta memiliki peralatan medis dengan teknologi terkini, yaitu 3-Tesla MRI dan Cath Lab. Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) SHKJ menawarkan layanan rumah sakit umum yang diposisikan Perseroan sebagai Center of Excellence untuk urologi dan ortopedi. SHKJ terletak di Jl. Pejuangan raya Kav. 8, Kel. Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan berdiri di atas lahan seluas 11.420 meter persegi. SHKJ memperoleh Sertifikasi ISO di 2001. Per tanggal 30 April 2013, SHKJ memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 266 tempat tidur dengan 197 tempat tidur yang beroperasional dan memiliki tenaga kerja sebanyak 182 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 325 perawat. SHKJ merupakan Center of Excellence untuk urologi dan ortopedi. Pada tahun 2007, SHKJ menjadi salah satu rumah sakit pertama di Indonesia untuk menggunakan Siemens Somatom Definition Dual Source Multi Slice CT Technology yang paling canggih. Untuk menawarkan layanan komprehensif di Jakarta Barat, SHKJ juga memasang Cath Laboratory dengan teknologi terkini untuk membantu layanan kardiologi. Selanjutnya, SHKJ telah memerintiskan Emergency Motorbike Advance Party untuk melewati kemacetan jalan dan mencapai dan menstabilisasikan pasien selagi menunggu ambulans. Siloam Hospitals Surabaya (SHSB) SHSB memberikan jasa perawatan umum dan diposisikan Perseroan sebagai Center of Excellence untuk perawatan kesuburan. SHSB merupakan salah satu rumah sakit di Indonesia yang memilki teknologi perbantuan reproduksi, SHSB telah membantu lebih dari 5.400 perawatan inseminasi buatan sejak program tersebut dimulai dimana dari prosedur tersebut berhasil menghasilkan kehamilan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 masingmasing sebanyak 337, 359 dan 451 kehamilan. SHSB terletak di Jl. Raya Gubeng 70, Surabaya, Jawa Timur, dan berdiri di atas lahan seluas 6.862 meter persegi. SHSB mulai beroperasi pada tahun 1997 dan memperoleh Sertifikasi ISO di Juni 2009. Per tanggal 30 April 2013, SHSB memiki kapasitas tempat tidur sebanyak 177 tempat tidur dengan 160 tempat tidur yang beroperasional dan memiliki tenaga kerja sebanyak 98 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 250 perawat. SHSB merupakan Center of Excellence untuk perawatan kesuburan. SHSB telah memasang perawatan intensif neonatal pada tahun 2006 untuk mendukung program In Viro Fertilization (IVF) Perseroan. SHSB telah mendapatkan Service Excellence Award dari Markplus Insight, yang merupakan perusahaan riset pasar, pada tahun 2010 serta Azima Infection Management Award pada tahun 2011. Siloam Hospitals Lippo Cikarang (SHLC) SHLC menawarkan layanan rumah sakit umum. SHLC terletak di Jl. M.H. Thamrin Kav. 105, Lippo Cikarang, Bekasi 17550, dan berdiri di atas lahan seluas 9.900 meter persegi. SHLC memperoleh Sertifikasi ISO di 2008. Per tanggal 30 April 2013, SHLC memiki tempat tidur sebanyak 108 tempat tidur dan memiliki tenaga kerja sebanyak 82 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 143 perawat. SHLC merupakan salah satu rumah sakit pertama di jaringan rumah sakit Perseroan yang mendapatkan manfaat dari strategi hub-and-spoke. Jalan tol Jakarta-Cikampek dan daerah industri Cikarang membuat SHLC rumah sakit ideal untuk menawarkan layanan gawat darurat dan trauma. SHLC didukung oleh departemen gawat darurat 24 jam dengan fasilitas evakuasi medis, termasuk evakuasi helikopter siang hari. Siloam Hospitals Jambi (SHJ) Pada bulan Maret 2011, Perseroan mengakuisisi 99,98% kepemilikan pada sebuah rumah sakit di Jambi melalui PT GKE dengan harga Rp27,5 miliar, dimana PT GKE memiliki 83,0% kepemilikan di perusahaan operasional yang mengoperasikan SHJ. Rumah sakit tersebut memiliki total lahan seluas 7.132 meter persegi. SHJ mendapatkan Hospital Accreditation Certificate yang diberikan oleh KARS pada tahun 2011. Per 30 April 2013, rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 100 tempat tidur dengan 97 tempat tidur beroperasional dan memiliki tenaga kerja sebanyak 60 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu), serta 126 perawat. SHJ merupakan rumah sakit terkemuka di Sumatera, yang merupakan daerah kaya dengan sumber daya alam. Lokasinya di sebelah Bandara Sultan Thaha memposisikannya sebagai pusat perujukan penting untuk layanan gawat darurat dan trauma untuk daerah sekitarnya. SHJ merupakan rumah sakit spoke. Siloam Hospitals Balikpapan (SHBP) Pada bulan Maret 2011, Perseroan mengakuisisi 99,80% dari saham PT PTS dengan nilai sebesar Rp45,7 miliar, dimana PT PTS memiliki 79,6% kepemilikan di perusahaan operasional yang mengoperasikan SHBP. Rumah sakit SHBP berdiri di atas lahan seluas 12.562 meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, SHBP memiki kapasitas tempat tidur sebanyak 212 tempat tidur dengan 138 tempat tidur yang beroperasional dan tenaga kerja sebanyak 74 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 184 perawat. SHBP berlokasi di dekat bandara internasional, pelabuhan dan terminal bis dan juga merupakan rumah sakit spoke. Karena adanya banyak perusahaan multinasional di Balikpapan, SHBP mendirikan klinik khusus ekspatriat yang ditargetkan untuk melayani keperluan keluarga-keluarga ekspatriat. SHBP diawaki oleh dokter umum dan perawat Indonesia yang dilatih secara khusus untuk menawarkan layanan konsultasi umum, antara lain, dari obat pencegahan, manajemen penyakit kronis, stabilisasi dan evakuasi untuk kecelakaan lalu lintas atau industri, sampai saran travel dan vaksinasi, ibu dan anak serta perujukan untuk perawatan sekunder. Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) MRCCC dibuka pada kuartal 3 (tiga) tahun 2011 dengan 29 lantai yang terdiri dari 80 tempat tidur. MRCCC merupakan rumah sakit pertama di Indonesia dengan spesialiasi kanker dan diposisikan Perseroan sebagai Center of Excellence untuk perawatan kanker. MRCCC terletak di Jl. Garnisun Dalam Kav. 2-3, Kel. Karet Semanggi, Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan, Kode Pos 12930, dan berdiri di atas lahan seluas 4.145 meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, MRCCC memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 336 dengan 112 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 143 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 217 perawat. MRCCC merupakan Center of Excellence untuk kanker di jaringan rumah sakit Perseroan. Rumah Sakit Umum Siloam (RSUS) Pembangunan RSUS, rumah sakit pendidikan yang berlokasi di Lippo Village, dimulai pada kuartal pertama tahun 2010. Konstruksi selesai pada kuartal terakhir tahun 2011 dan rumah sakit pendidikan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2012 dengan 120 tempat tidur operasional. Perseroan percaya bahwa rumah sakit ini merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang dibangun dengan model sektor publik tetapi didanai oleh penyedia layanan kesehatan swasta dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu berpenghasilan rendah dan juga menyediakan kesempatan pelatihan bagi siswa di sekolah medis lokal. RSUS terletak di Jl. Siloam No. 6, Lippo Village, Kel. Bencongan Indah, Kec. Kelapa Dua, Kab. Tangerang, Kode Pos 15811. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 39.317 meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 680 tempat tidur dengan 120 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki 15 dokter umum dan 118 perawat. Siloam Hospitals Manado (SHMD) Pembangunan SHMD, yang terletak di Manado, Sulawesi Utara, dimulai pada bulan Januari 2011. Rumah sakit ini mulai beroperasi pada bulan Mei 2012 dengan 94 tempat tidur operasional. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 5.518 meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 249 tempat tidur dengan 224 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 77 dokter umum dan spesialis (termasuk 46 spesialis yang bekerja paruh waktu) dan 205 perawat. SHMD merupakan rumah sakit spoke. Siloam Hospitals Makassar (SHM) Pembangunan SHM, yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan, dimulai pada bulan Januari 2011. Rumah sakit ini mulai beroperasi pada bulan September 2012 dengan 47 tempat tidur operasional. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 3.963 meter persegi. SHMK diposisikan oleh Perseroan sebagai Center of Excellence untuk kardiologi dan neuro surgery. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 352 tempat tidur dengan 101 tempat tidur beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 62 dokter umum dan spesialis (termasuk 35 spesialis yang bekerja paruh waktu) dan 152 perawat. SHMK merupakan hub untuk Center of Excellence dalam kardiologi untuk mendukung jaringan rumah sakit Perseroan di Indonesia bagian timur. Siloam Sriwijaya (SS) Pembangunan SS, terletak di Palembang, Sumatera Selatan, dimulai pada kuartal pertama tahun 2011. Rumah sakit ini mulai beroperasi pada Oktober 2012. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 23.285 meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 347 dengan 99 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 85 dokter umum dan spesialis (termasuk 58 spesialis yang bekerja paruh waktu) dan 159 perawat. SS merupakan rumah sakit spoke. Siloam Hospitals Cinere (SHC) Pada tahun 2012, Perseroan mengakuisisi 80% kepemilikan di PT DHCI, yang merupakan perusahaan yang mengoperasikan SHC. SHC terletak di Jl. Maribaya 1, Puri Cinere, Depok 16514 dan menempati bangunan bertingkat 7 yang terletak di lahan seluas 1.359 meter persegi. SHC diposisikan oleh Perseroan sebagai Center of Excellence untuk kardiologi. Per tanggal 30 April 2013, SHC memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 21 tempat tidur (semua beroperasi) dan memiliki tenaga kerja sebanyak 10 dokter umum dan spesialis dan 57 perawat. SHC merupakan hub Center of Excellence dalam kardiologi untuk jaringan rumah sakit Perseroan. Siloam Hospitals Bali (SHB) Pembangunan SHB, yang berlokasi di Bali, dimulai pada kuartal pertama tahun 2011. SHB mulai beroperasi pada Januari 2013. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 9.025 meter persegi. SHB diposisikan Perseroan sebagai Center of Excellence untuk ortopedik dan kardiologi. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 271 tempat tidur dengan 76 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 80 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu), dan 152 perawat. SHB merupakan hub dari Centre of Excellence bidang ortopedi dan kardiologi untuk jaringan rumah sakit Perseroan dan juga menargetkan untuk memberikan layanan kesehatan kepada turis, khususnya turis dari Australia. Siloam Hospitals TB (SHTB) Siloam Hospitals TB memulai kegiatan usaha terbatas pada Juni 2013. SHTB terletak di Jl. R.A. Kartini No. 8, Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan, Kode Pos 12410. Total area tanah rumah sakit ini adalah 2.489 meter persegi. Perseroan telah memposisikan rumah sakit ini sebagai Center of Excellence untuk kardiologi, onkologi dan neuroscience. Pada saat kegiatan usaha sudah berjalan penuh, yang diharapkan untuk mulai pada Juli 2013, Perseroan berencana rumah sakit ini untuk memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 269 tempat tidur. 5. CENTERS OF EXCELLENCE Sebagai bagian dari visi dan komitmen Perseroan untuk memberikan layanan kesehatan dengan kualitas terbaik, Perseroan telah mendirikan Center of Excellence di rumah sakit yang dipilih, yang didedikasikan untuk menyediakan perawatan tim medis spesialisasi dalam berbagai bidang dan didukung oleh fasilitas yang terkini. Strategi ini memungkinkan untuk pengembangan teknologi paling terkini di Indonesia, penyatuan keahlian dan peningkatan pengalaman pasien di Indonesia dan di daerah. Center of Excellence Perseroan membedakan Perseroan dari penyedia layanan kesehatan lainnya di Indonesia. Center of Excellence juga merupakan hal penting dalam model hub-and-spoke Perseroan. Jaringan rumah sakit Perseroan disegmentasi secara demografi, epidemiologi dan geografi dan masing-masing rumah sakit dikomplemen oleh lainnya melalui model hub-and-spoke Perseroan via infrastruktur Tele-Medicine Perseroan, dimana rumah sakit spoke, yang biasanya beroperasi di kota lebih kecil berlaku sebagai rujukan untuk kasus yang lebih kompleks kepada rumah sakit hub, yang biasanya beroperasi di pusat perkotaan dan menawarkan beberapa spesialisasi medis dan klinis. Berikut ini merupakan daftar rumah sakit hub Centers of Excellence sebagai berikut: SHLV merupakan hub untuk kardiologi, neuroscience dan ortopedi; SHKJ merupakan hub untuk operasi kardiologi, urologi dan ortopedi; SHSB merupakan hub untuk kardiologi dan perawatan kesuburan; MRCCC merupakan hub untuk perawatan kanker; SHMK merupakan hub untuk kardiologi untuk Indonesia bagian timur; SHC merupakan hub untuk kardiologi; dan SHB merupakan hub untuk ortopedi dan kardiologi dan juga merupakan hub untuk turis medis
Semua rumah sakit Perseroan terhubung melalui infrastruktur Tele-Medicine Perseroan untuk data, suara dan komunikasi video menggunakan jaringan fiber yang terdedikasi dan yang tersedia di Indonesia. Perseroan menggunakan konektivitas ini untuk mengakses sistem real-time pada informasi klinis yang berkualitas dan untuk menawarkan nasihat diagnosa dan pengobatan melalui media audiovisual interaktif untuk dokter dan pasien di rumah sakit spoke. Sistem hub-and-spoke ini merupakan pendorong utama untuk mengurangi biaya dan meningkatkan akses masyarakat untuk berbagai pelayanan medis yang khusus dengan harga terjangkau. Panggung ini juga mendukung pendidikan medis berkelanjutan dan evaluasi profesional. Pusat Kanker Pusat Kanker Perseroan didirikan di MRCCC di Jakarta Selatan, untuk memberikan skrining, deteksi, diagnosa, rehabilitasi dan pengobatan peringanan kanker yang paling umum di Indonesia yang meliputi kanker serviks, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker nasofaring, kanker paru-paru, kanker anak, leukemia, kanker hati, kanker prostat, kanker ginjal dan kanker kulit. Hampir 8 juta (13% dari semua kematian) orang meninggal di seluruh dunia setiap tahunnya akibat kanker. Di Indonesia, tingkat prevalensi penyakit ini meningkat dengan cepat dan diprediksi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia menjadi salah satu penyebab utama kematian setelah penyakit kardiovaskuler. Pusat Kanker Perseroan mempekerjakan dokter spesialis terkemuka dan memanfaatkan teknologi medis yang paling canggih, termasuk PET / CT, SPECT / CT, brachytherapy IBA Cyclotron (untuk memproduksi isotop) dari Phillips yang paling canggih dan Varian Linear Accelerator (Rapid Arc LINAC) yang didukung dengan CT Simulator. Dengan demikian, Pusat Kanker Perseroan menyediakan pengobatan one-stop kemoterapi, radioterapi dan pengobatan nuklir layanan kanker, yang dipercaya Perseroan sebagai pertama dari jenisnya di Indonesia. Neurosciences Center Didirikan pada tahun 1996, tujuan dari Neurosciences Center Perseroan adalah untuk menyediakan perawatan dan pengobatan dan mempertahankan fungsi yang optimal dari sistem otak dan saraf melalui pendidikan, penelitian dan perawatan kontemporer. Neurosciences Center mengkhususkan diri dalam perawatan otak, sumsum tulang belakang dan gangguan saraf perifer dengan memberikan pelayanan preventif, skrining dan kuratif. Neurosciences Center dipimpin oleh satu tim ahli bedah saraf terkemuka yang mencakup tiga PhD. Microsurgery adalah spesialisasi utama Perseroan. Operasi ini dilakukan dengan pembesaran tinggi menggunakan alat kecil pada pembuluh mikroskopis. Neurosciences Center Perseroan menggunakan peralatan medis termodern, seperti penambahan terbaru pada Gamma Knife (yang pertama di Indonesia dan model terbaru di regional), dan bekerjasama dengan universitas dan rumah sakit internasional. Pusat ini juga terkenal untuk manajemen sakit akut dan kronis yang efektif. Neurosciences Center terletak di Siloam Hospitals Lippo Village Perseroan. Cardiac Centers Dikenal dengan keahliannya dalam skrining, diagnosis dan pengobatan gangguan jantung dan pembuluh darah, Pusat Jantung menawarkan pelayanan pendidikan, skrining, prevensi, bedah, pengobatan dan rehabilitasi, menggunakan peralatan diagnostik dan medis terbaru. Tim multi-disiplin terdiri dari ahli jantung intervensi, ahli bedah jantung, teknisi medis, spesialis rehabilitasi, perawat dan ahli gizi. Saat ini, Cath Laboratory dan CT Scan memainkan peranan penting dalam skrining, deteksi, diagnosis dan pengobatan penyakit pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan akhirnya kematian. Pusat ini juga memiliki unit jantung paling canggih untuk mengobati pasien setelah serangan jantung atau operasi jantung utama. Unit jantung menawarkan perawatan yang sangat khusus sampai kondisi pasien stabil, sebagai tambahan dari terapi rehabilitasi pasca operasi terapi. Rumah sakit tersebut memiliki ahli jantung dan ahli bedah jantung senior yang belajar di luar negeri. Pusat Jantung terletak di Siloam Hospitals Lippo Village, Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Hospitals Bali dan Siloam Hospitals Cinere. Orthopedic Centers Pusat tersebut menawarkan pencegahan, diagnosis, pengobatan, operasi dan rehabilitasi untuk penyakit musculoskeletal system yang mempengaruhi tulang, engsel, otot, saraf / tendon, dan ligamen dengan kehadiran ahli bedah orthopedic terbaik. Pusat tersebut juga mengkhususkan diri dalam mengobati penyakit degeneratif seperti osteoarthritis dan osteoporosis. Orthopedic Centers terletak di Siloam Hospitals Lippo Village, Siloam Hospitals Kebon Jeruk dan Siloam Hospitals Bali. Fertility Center Fertility Center didirikan pada tahun 1990 dan merupakan salah satu dari pusat fertilitas terkemuka di Indonesia. Pusat ini terkenal dengan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam membantu pasangan hamil menggunakan In-Vitro Technology (Assisted Reproductive Technology). Pada tahun 2012, pusat ini mencatat tingkat keberhasilan 47,5% untuk semua kasus In-Vitro Fertilization dengan menggunakan intracytoplasmic sperm injection, percutaneous epididymal sperm aspiration and testicular sperm extraction procedures. Untuk meningkatkan perawatan yang lebih baik untuk bayi prematur dan kekurangan berat badan, Neonatal Intensive Care Unit baru (NICU) didirikan pada tahun 2006. Fertility Center terletak di Siloam Hospitals Surabaya. Urology Center Didirikan pada tahun 2011, pusat ini dikenal atas keahliannya dalam skrining, deteksi dan pengobatan saluran kemih dan gangguan sistem urogenital. Fokus utama dari pusat ini adalah untuk mendeteksi dan mengobati penyakit prostat dan penyakit batu ginjal. Alat Extracorporeal Shockwave Lithotripsy yang dimiliki pusat ini menawarkan cara yang kurang menyakitkan dalam mengilangkan batu ginjal dengan gelombang listrik. Sebuah mesin holmium yang lebih canggih untuk menghilangkan batu-batu kecil atau tumor dan Green Light Laser untuk operasi prostat dengan hampir tanpa perdarahan juga tersedia di pusat ini. Urology Center terletak di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. 6. PROSES EKSPANSI PERSEROAN DAN PROSPEK USAHA Perseroan secara terus menerus meninjau kemungkinan perluasan jaringan rumah sakit yang akan dimiliki Perseroan dan menilai kesempatan ekspansi melalui pembangunan rumah sakit baru maupun akuisisi rumah sakit yang sudah ada. Salah satu ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan adalah telah dibukanya Siloam Hospitals TB pada bulan Juni 2013. Tahapan Perseroan dalam mengembangkan jaringan rumah sakit adalah sebagai berikut: Tahap 1 Seleksi Lokasi Dalam tahap ini, kegiatan utama yang dilakukan Perseroan adalah melakukan pemetaan dan menentukan lokasi menjadi lokasi primer dan lokasi sekunder. Tren makroekonomi dan statistik kesehatan masing-masing kota dianalisa secara teliti. Statistik yang dianalisa termasuk demografi populasi (seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan segmen penghasilan), epidemiologi (seperti prevalensi penyakit dan tingkat mortalitas), keberadaan layanan klinik dan kapasitas (seperti tempat tidur, fasilitas kesehatan dan dokter), belanja kesehatan dan tren konsumsi, serta lingkungan regulasi dan kompetisi. Dengan pengertian lebih dalam mengenai kebutuhan lokal dan statistik kesehatan, tim Perseroan mengeluarkan peta keputusan untuk kemungkinan pembuatan rumah sakit di masing-masing kota. Kemungkinan perluasan usaha rumah sakit tersebut dapat berbentuk: ekspansi rumah sakit Perseroan yang sudah ada, akuisisi rumah sakit baru (baik melalui pembelian rumah sakit maupun pembelian saham perusahaan yang memiliki rumah sakit), pengembangan rumah sakit pada lokasi yang dimilki LK, melakukan pembelian tanah dan pembangunan rumah sakit, kerjasama Build-Operate-Transfer dengan pihak ketiga, dan kerjasama pengelolaan rumah sakit. Tim Perseroan melakukan pemilihan lokasi rumah sakit baru berdasarkan kombinasi terbaik antara faktor makroekonomi serta kesempatan/peluang pembangunan rumah sakit. Tim tersebut selanjutnya menyampaikan sarannya kepada direksi Perseroan untuk mendapatkan persetujuan atas lokasi yang diajukan. Sebagai bagian dari proses persetujuan, tim tersebut juga harus menetapkan rencana layanan klinis yang akan didirikan untuk demografi di daerah lokasi tersebut dan memetakan pembagian kegiatan operasional rumah sakit sesuai konsep modular untuk rencana layanan klinis tersebut. Jika lokasi sudah disetujui, maka lokasi-lokasi diurut kembali berdasarkan terbatasnya keberadaan fasilitas rumah sakit, kondisi konsumen, peraturan yang kondusif, serta kesempatan yang ada pada lokasi. Tahap 2 Evaluasi Proyek Pada tahap ini, setelah seleksi lokasi, tim akan melakukan studi kelayakan secara detil dan mulai merancang rencana perkembangan bisnis untuk lokasi yang telah disetujui. Bagian pertama dari studi kelayakan merupakan pembuatan profil sektor kesehatan untuk kota dan daerah tersebut, yang terdiri dari profil segmen pasien dan masyarakat, profil staf kesehatan dan dokter, volume bisnis, tingkat harga dan posisi kompetisi rumah sakit lainnya serta keberadaan fasilitas, kondisi supply chain, dan lain-lain. Selain pembentukan profil, tim Perseroan juga mempertimbangkan keberadaan kesempatan untuk membangun rumah sakit baru atau mengakuisisi rumah sakit yang sudah beroperasi di daerah tersebut. Langkah terakhir dalam tahap dua adalah untuk memformulasikan rencana bisnis secara detil yang mencakup beberapa hal penting seperti: penetapan konsep modular yang sesuai dan konfigurasi layanan klinis untuk lokasi tersebut, penetapan kebutuhan perijinan dan jangka waktu proses pengurusan perijinan serta pembangunan fisik rumah sakit yang diusulkan dan menetapkan jadwal rencana atas tindakan migrasi, transisi dan commissioning. Rencana bisnis yang sudah lengkap akan diberikan kepada direksi Perseroan untuk mendapatkan persetujuan. Tahap kedua ini kira-kira mengambil waktu selama dua sampai tiga bulan untuk diselesaikan. Saat rencana bisnis sudah disetujui, tim akan masuk ke dalam tahap finalisasi proyek. Tahap 3 Finalisasi Proyek Pada tahap ini, manajemen Perseroan bersama dengan tim Perseroan mulai memfinalisasikan proses uji tuntas serta negosiasi dengan kontraktor mengenai ketentuan dan persyaratan pembangunan rumah sakit termasuk pendanaan. Perseroan juga akan mulai mendapatkan persetujuan pendahuluan dari badan regulator kesehatan serta masyarakat yang relevan. Pada saat yang sama, rencana bisnis, anggaran dan rencana akan disetujui dan difinalisasikan. Saat semua dokumen telah difinalisasikan dan disetujui oleh direksi Perseroan, maka tim akan memulai tahap eksekusi proyek. Tahap 4 Eksekusi Proyek Semua proyek rumah sakit baru pada tahap eksekusi mengikuti metodologi, protokol dan sarana yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Proses tersebut dikendalikan melalui sistem informasi terpusat Perseroan yang digunakan untuk menyimpan dokumen terkait masing-masing proyek, dan dibagi kepada pengelola proyek serta anggota tim terkaitnya. Perseroan kemudian membuat rencana detil dan melaksanakan pekerjaan sebagai berikut: eksekusi commissioning dan perijinan, yang meliputi perolehan perijinan praoperasi (tanah dan bangunan), perijinan operasi rumah sakit, perijinan peralatan dan memastikan semua syarat-syarat terpenuhi; pembangunan infrastruktur fisik, yang meliputi struktur bangunan, mekanik, pelistrikan dan pemasangan sistem pipanisasi, instalasi perabot dan peralatan operasi dan perencanaan infrastruktur informasi dan komunikasi; pembangunan infrastruktur operasi, yang meliputi pemasangan peralatan medis dan radiologi, pemilihan dan eksekusi rencana informasi dan komunikasi (termasuk jaringan dan peralatan), manajemen fasilitas dan keamanan (termasuk simulasi dan pelatihan gawat darurat), rekrutmen dan pelatihan staf rumah sakit, rekrutmen dan orientasi dokter serta spesialis dan manajemen pengadaan persediaan. Perseroan pada umumnya menargetkan untuk mempekerjakan 14 sampai 18 dokter dan sebagian besar dari perawat yang diperlukan tiga sampai lima bulan sebelum commissioning rumah sakit supaya dapat dilatih di rumah sakit lain yang sudah dimiliki Perseroan. Perseroan juga mungkin memindahkan beberapa staf di rumah sakit yang sudah ada ke rumah sakit baru; perencanaan pemasaran, yang meliputi branding, mass and intermediary marketing, yang berfokus pada saluran dan media distribusi; dan pelaksanaan manajemen keuangan, yang meliputi penentuan harga standar; anggaran operasional, termasuk penetapan sistem pengendalian biaya dan perencanaan keuangan dan proyeksinya. Perijinan Untuk melakukan commissioning rumah sakit secara lengkap, Perseroan harus melalui proses perijinan yang melibatkan pemerintah daerah dan kementerian kesehatan tingkat provinsi. Bagan berikut ini menggambarkan proses perijinan rumah sakit baru:
SIPPT Akuisisi Lahan
Konstruksi
Prospek Usaha Pada tahun 2012, Perseroan telah membuka empat rumah sakit baru dan mengakuisisi satu rumah sakit. Pada periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, Perseroan membuka satu rumah sakit. Siloam Hospitals TB dibuka pada bulan Juni 2013 dan Perseroan berencana untuk membuka satu rumah sakit tambahan pada tahun 2013, yaitu Siloam Hospitals Medan (direncanakan untuk selesai pada kuartal keempat 2013) yang akan membuat jumlah rumah sakit Perseroan menjadi sebanyak 15 rumah sakit pada akhir 2013. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan beberapa rumah sakit sedang dalam tahap konstruksi (yang dilaksanakan oleh MPU dengan masukan dari Perseroan), antara lain, Siloam Hospitals Yogyakarta (direncanakan untuk selesai pada kuartal pertama 2014), Siloam Hospitals Kupang (direncanakan untuk selesai pada kuartal pertama 2014) dan Siloam Hospitals Bogor (direncanakan untuk selesai pada kuartal empat 2014). Semua rumah sakit ini akan didanai oleh dana hasil Penawaran Umum serta kas internal. 7. ENTRY POINT PASIEN Entry point pasien dimana pasien mengakses dan membayar pelayanan di rumah sakit Perseroan adalah melalui lima jalur bisnis utama berikut yang mendorong peningkatan pendapatan secara keseluruhan, yaitu: Gawat Darurat Layanan Rawat Jalan Medical check-up Rujukan Layanan Rawat Inap
d. Program Beasiswa Perseroan juga mengadakan Program Beasiswa yang diperuntukan anak-anak SMA (Sekolah Menengah Atas) agar dapat mengeyam pendidikan dalam Fakultas Kedokteran UPH (Universitas Pelita Harapan). Program tersebut disalurkan pada daerah-daerah maupun masyarakat yang membutuhkan. Selain itu Program diadakan setiap tahun selama jangka waktu rata-rata 4 tahun hingga pendidikan berakhir. e. Aksi Donor Darah Aksi Donor Darah juga kerap dilakukan Perseroan secara berkala setiap tahunnya pada Rumah Sakit - Rumah Sakit milik Perseroan. Aksi Donor Darah dilakukan bekerjasama dengan PMI. Salah satu aksi donor darah dilakukan pada Siloam Hospitals Jambi pada Juni 2012 dan telah terkumpul 45 kantung darah dari aksi tersebut. f. Pengadaan Program Kesehatan Pendidikan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) Perseroan secara berkala mengadakan Seminar, Edukasi dan Talk show bertema Kesehatan yang beragam seperti contohnya Seminar Kesehatan Gigi Anak dan pemeriksaan gigi gratis serta Sosialisasi alat KB, Talk Show Saturday Health gratis kegiatan-kegiatan tersebut diadakan di beberapa Siloam Hospitals milik Perseroan. g. Pemberian Bantuan Bagi korban Bencana Alam Perseroan juga aktif memberikan bantuan berupa tenaga medis, obat-obatan dan kebutuhan dasar hidup para korban bencana dalam bencana-bencana alam nasional yang telah terjadi antara lain Tsunami Aceh tahun 2004, Gempa Yogya di tahun 2006, Gempa Padang di 2009, Merapi Yogya 2011 dan paling terdekat dilakukan adalah Longsor Manado 2013. h. Lainnya Selain itu, Perseroan juga kerap menyediakan atau menyumbang tenaga ahli dokter pada Program Bakti Sosial yang dilakukan di daerah Tangerang dan sekitarnya. Dalam pengadaan maupun kontribusi Program-program Sosial Perseroan melakukan hal tersebut secara periodik guna memberikan kontribusi dan pelayanan jasa kesehatan pada masyarakat yang membutuhkan.
Sesuai dengan peraturan Pemerintah, Perseroan melakukan pengadaan obat dan peralatan medis melalui distributor yang ditunjuk oleh pabrik. Akan tetapi, untuk menjaga harga, Perseroan bernegosiasi langsung dengan pabrik. Untuk peralatan medis, dengan kondisi perundang-undangan yang sedang berubah di Indonesia, Perseroan sudah mulai untuk bernegosiasi dan melakukan pengadaan peralatan medis langsung dengan pabrik. Obat dan Peralatan Medis Porsi signifikan pengadaan dari obat Perseroan berasal dari perusahaan obat nasional terkenal seperti Kalbe Farma dan Sanbe Farma serta perusahaan obat global seperti Pfizer dan Astra Zeneca. Strategi pengadaan obat dan peralatan medis Perseroan dikaitkan secara dekat dengan strategi ekspansi dimana memanfaatkan economies of scale dan mempunyai pusat pengadaan yang sentral akan mengurangi biaya obat untuk Perseroan. Peralatan Medis Perseroan mengembangkan kemitraan jangka panjang dengan produsen global peralatan diagnostik dan medis dalam rangka mendukung migrasi, transisi dan komisioning semua rumah sakit baru maupun rumah sakit Perseroan yang sudah ada. Tingkat kemitraan Perseroan meliputi harga bedasarkan economies of scale, perbaharuan teknologi, pelatihan & pendidikan, planned & preventive maintenance (PPM) dan pemasaran bersama. Saat ini, peralatan pencitraan Perseroan distandarisasikan menggunakan Philips. Peralatan laboratorium distandarisasikan menggunakan Roche dan Sysmex. Ruang operasi dan peralatan departement steril pusat distandarisasikan menggunakan Mindray, Draeger dan Getinge. Perseroan biasa menggunakan Aesculap (B.Braun), Karl Storz dan Olympus untuk peralatan peralatan bedah Perseroan. Tergantung pada keperluan khusus dari beberapa rumah sakit, Perseroan juga meggunakan peralatan dari beberapa produsen lain seperti Siemens, GE, Macquet dan produsen global peralatan medis lainnnya. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, PT Anugerah Pharmindo Lestari, PT Anugerah Argon Medica, PT Parit Padang Global, PT Enseval Putera Megatrading Tbk, PT Philips Indonesia, PT Mindray Medical Indonesia, PT B.Braun Medical Indonesia, PT Paramount Bed Indonesia dan PT Draeger Medical Indonesia masing-masing berkontribusi lebih dari 5% dari jumlah pembelian Perseroan. 11. TATA KELOLA KLINIS DAN STANDAR MUTU Perseroan berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Setiap rumah sakit Perseroan mengikuti protokol standar yang ditetapkan oleh JCI dan National Healthcare Regulation. Pendekatan Perseroan terhadap tata kelola klinis dibagi menjadi empat unsur utama, yaitu akreditasi Sumber Daya Manusia, tata kelola praktek klinis, manajemen risiko klinis dan komitmen untuk pendidikan klinis berkelanjutan. Mandat Sumber Daya Manusia Untuk memastikan bahwa semua dokter Perseroan telah memenuhi syarat dengan benar dan standar yang tertinggi, semua calon dokter harus melalui proses mandat sebelum bekerja dengan Perseroan dan semua dokter yang saat ini bekerja bersama Perseroan harus melakukan proses mandat ulang setiap 3 tahun di masing-masing lingkup praktek mereka. Perseroan juga telah mengembangkan program pelatihan pengobatan darurat dan sertifikasi tersendiri yang mengambil model dari program Rumah Sakit Johns Hopkins, untuk memberikan pelatihan tambahan untuk perawat, paramedis dan dokter sebagai tambahan dari program pelatihan standar yang dilakukan oleh masing-masing staf medis. Sebagai tambahan, Perseroan bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin untuk menyediakan program PhD untuk dokter. Tinjauan Praktek Klinis Perseroan telah membentuk struktur organisasi di setiap rumah sakit yang melibatkan semua tingkat staf klinis di rumah sakit, termasuk komite medis dan komite perawatan, yang melakukan peninjauan atas laporan pagi, laporan kasus dan komen apapun yang diterima setiap hari. Manajemen Perseroan juga terus memantau dan meninjau standar klinis rumah sakit Perseroan untuk memastikan adanya perbaikan secara terus menerus serta untuk memastikan bahwa program saat ini berfungsi secara efektif dan staf medis rumah sakit memenuhi standar yang ditetapkan. Ulasan praktek klinis Perseroan meliputi audit klinis atas catatan medis dan kasus penyakit, pembentukan prosedur yang ketat untuk mengatur pasien bedah, pengendalian infeksi dan kesadaran keselamatan kerja. Saat ini terdapat 23 pedoman klinis dan 370 prosedur operasi standar guna mengelola dan mendukung kinerja klinis. Semua dokumen ini disimpan oleh aplikasi Q-Pulse Enterprise sebagai e-document dan juga mendukung proses audit klinik dan CAPA (Corrective Action & Preventive Action). Dalam rangka menyediakan layanan terbaik kepada pasien, Perseron berfokus pada IPSG (International Patient Safety Goals). Manajemen Risiko Klinis Selain pengawasan dan penilaian internal, Perseroan juga melakukan penilaian dan kritik eksternal terhadap praktek klinis melalui penggunaan konsultan eksternal dalam bidangbidang seperti pengendalian infeksi, protokol klinis, pedoman klinis dan tata kelola klinis. Melakukan peniliain dan kritik eksternal memungkinkan staf klinis dan manajemen untuk mendapatkan perspektif obyektif pada bidang tertentu yang berfungsi dengan baik maupun daerah yang membutuhkan perbaikan dari praktek. Ini juga termasuk pengakuan eksternal dalam bentuk akreditasi, secara nasional oleh National Hospitals Accreditation Committee dan secara internasional oleh JCI dan ISO. Selanjutnya, Perseroan juga menerima masukan dari pasien. Komitmen Untuk Pendidikan Klinis Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan staf medis Perseroan merupakan bagian yang integral untuk menjaga pengetahuan dan keterampilan kontemporer staf, sehingga mereka dapat menegakkan protokol praktek klinis dan menerapkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah klinis. Perseroan menyediakan pelatihan untuk staf klinis melalui kombinasi pelatihan on-the-job, program internal dan eksternal dan workshop. Polis Perseroan menyatakan bahwa staf medis harus menyelesaikan 40 jam pelatihan, sedangkan staf non-medis menyelesaikan 20 jam pelatihan per tahun. Perseroan percaya bahwa pemahaman atas inovasi baru dan pentingnya protokol tertentu memfasilitasi penerimaan dan penggunaan protokol, yang pada akhirnya menjunjung tinggi keselamatan pasien. Perseroan berlangganan pada database online, Uptodate.com, yang menyediakan akses kepada staf klinis ke lebih dari 300.000 jurnal medis. Selain itu, SDPDP menyediakan spesialis pengujung dengan manfaat dan hak istimewa untuk mendukung pertumbuhan profesional mereka. Berpartisipasi dalam program tersebut juga memungkinkan dokter untuk mendapatkan akses ke program-program Continuous Medical Education melalui seminar dan konferensi di Indonesia maupun di luar negeri. Selanjutnya, Perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Singapore Health Services Pte Ltd (SingHealth), dimana SingHealth akan menyediakan pelatihan untuk staf medis Perseroan dan Perseroan akan mereferensikan pasien kepada SingHealth untuk jenis perawatan khusus. 12. PERSAINGAN Perseroan bersaing dengan rumah sakit umum, rumah sakit swasta, klinik yang lebih kecil, rumah sakit yang dioperasi oleh organisasi non profit dan dermawan dan rumah sakit yang terafiliasi dengan kuliah medis di Indonesia dan secara regional. Di Indonesia, Perseroan percaya bahwa saingan utama Perseroan adalah Grup Mitra Keluarga, Grup Awal Bros, Grup Sari Asih dan Ramsay Sime Darby Health Care, yang merupakan 5 teratas grupgrup rumah sakit swasta yang beroperasi di Indonesia menurut Laporan Frost & Sullivan bulan Juni 2013. Tabel berikut menggambarkan posisi Perseroan dibandingkan pesaing utamanya:
Group Rumah Sakit Swasta Perseroan Jumlah Rumah Sakit 14 Perkiraan Jumlah Ranjang ~ 3,000 Lokasi Rumah Sakit Jakarta, Surabaya, Cikarang, Makassar, Manado, Bali, Palembang, Cinere, Balikpapan, Lippo Village, Jambi, Kebon Jeruk Jakarta, Surabaya, Bekasi, Depok, Tegal, Waru, Cikarang, Cibubur Jakarta, Tangerang, Bekasi, Batam, Makassar, Pekanbaru, Ujung Batu Tangerang, Serang Jakarta, Surabaya, Tangerang
0,0 -
0,0 -
19,4
27,2
50,5
43,74
143,27
EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerbitan kembali laporan keuangan konsolidasian, penyajian laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan penggunaan laporan keuangan untuk keperluan pernyataan pendaftaran. Rincian dari ekuitas tersebut adalah sebagai berikut: (dalam miliar Rupiah)
Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Tambahan Modal Neto Saldo Laba Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali Jumlah Ekuitas 30 April 2013 400 100 (23,1) 175,7 252,6 9,2 261,8 31 Desember 2012 2011 400 400 100 100 (23,1) (23,1) 156,2 105,8 233,2 11,5 244,6 182,7 (3,7) 179,0 2010 400 100 (23,1) 62,0 138,9 (1,4) 137,5
Selain yang telah disebutkan di atas, setelah tanggal Laporan Keuangan 30 April 2013 hingga Prospektus diterbitkan, tidak ada perubahan struktur modal yang terjadi.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Berdasarkan UUPT, pembayaran dividen dilakukan melalui keputusan pemegang saham pada RUPS tahunan atau luar biasa atas rekomendasi dari Direksi Perseroan. Perseroan dapat melakukan pembayaran dividen dalam suatu tahun atas hasil laba bersih Perseroan dari tahun sebelumnya. Sebelum berakhirnya tahun buku Perseroan, dividen interim dapat dibagikan selama diizinkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan jika pembagian dividen interim tersebut tidak menyebabkan jumlah kekayaan bersih Perseroan lebih kecil dari jumlah modal ditempatkan dan disetor serta cadangan wajib. Pembagian tersebut ditentukan oleh Direksi setelah disetujui oleh Dewan Komisaris. Apabila setelah akhir tahun buku tersebut, Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara renteng jika dividen interim tersebut tidak dikembalikan kepada Perseroan. Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan bermaksud untuk membayarkan dividen kas kepada pemegang saham Perseroan sejak tahun buku 2013 dan seterusnya, atas laba bersih setelah pajak dengan kisaran sebagai berikut:
Keterangan Bila laba bersih setelah pajak sampai dengan Rp150 miliar Laba bersih setelah pajak di atas Rp150 miliar Persentase Dividen Kas terhadap Laba setelah Pajak 10% 15 30%
Tingkat dividen kas Perseroan juga dipengaruhi oleh aliran dana dan rencana investasi dari Perseroan dan entitas anak, di samping batasan peraturan perundangan yang digambarkan di atas dan persyaratan lainnya, termasuk pembayaran dividen kas oleh entitas anak kepada Perseroan, kepatuhan pada persyaratan fasilitas kredit untuk memastikan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur, kondisi keuangan dan prospek usaha di masa mendatang dari Perseroan, dan faktor-faktor yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan dan pemegang saham, termasuk pemegang saham pengendali. Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen kas, dividen kas tersebut akan dibayar dalam Rupiah. Pemegang saham pada tanggal pencatatan yang berlaku berhak atas sejumlah penuh dividen kas yang disetujui, dan dapat dikenai pajak penghasilan (withholding tax) yang berlaku di Indonesia, jika ada. Dividen kas yang diterima oleh pemegang saham asing akan dikenai pajak penghasilan (withholding tax) Indonesia sebesar 20%. Pemegang Saham baru dalam rangka Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Pemegang Saham lainnya yang modal sahamnya telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan, termasuk hak atas pembagian dividen kas. Tidak ada negative covenant atau pembatasan terkait dengan pembagian dividen.
PERPAJAKAN
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.
Mitra Keluarga Group Awal Bros Group Sari Asih Group Ramsay Sime Darby Health Care Total 5 Teratas Grup Rumah Sakit Swasta
10 7 6 3 41
Sumber: Riset Pasar Independen tentang Pasar Jasa Perawatan Kesehatan (HCS) Global dan Indonesia oleh Frost & Sullivan (Juni 2013) Perseroan juga menghadapi saingan dari grup regional yang beroperasi di Singapura dan Penang. Fokus utama Siloam Hospitals Group saat ini adalah melayani seluruh wilayah Indonesia yang bertujuan untuk mengubah layanan dan akses pelayanan kesehatan menjadi pelayanan kesehatan berkualitas dan bermutu internasional untuk masyarakat Indonesia pada umumnya dalam 5 tahun kedepan. Dengan membangun lebih dari 40 rumah sakit di seluruh Indonesia, kami ingin dikenal sebagai penyedia pelayanan kesehatan yang melakukan transformasi dimana penduduk Indonesia akan menyadari bahwa mereka dapat menemukan pelayanan kesehatan berkualitas dengan hasil yang memuaskan dari rumah sakit-rumah sakit Siloam Hospitals Group yang tidak kalah kualitasnya dengan pelayanan kesehatan di luar negeri. Dengan populasi lebih dari 240 juta orang untuk dilayani, Perseroan melihat tidak ada masalah yang timbul dari persaingan dengan Singapura dan Penang. 13. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Berikut adalah surat persetujuan atas dokumen ANDAL, RKL, dan RPL yang dimiliki rumah sakit Perseroan dan Entitas Anak:
No 1 2 3 4 Rumah Sakit SH Lippo Village RSUS SH Lippo Cikarang MRCCC No Izin 660.1/3/0 Dis. LH 660.1/Kep.80 BP2T/2011 660.1/23/PPDAL/DPLH 24/Amdal/-I.774.151 660.2/50/BLH/2010 033/Komdal/I/2004 137.b Tahun 2011 660/1027/Kep/X/2011 998/04-B/HK/2012 660/5003/436.6.3/2006 10/DPL/-1.774.151 Dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tangerang Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tangerang Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bekasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Propinsi DKI Badan Lingkungan Hidup Kota Jambi Komisi Penilai Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Kota Balikpapan Badan Lingkungan Hidup Kota Manado Walikota Makassar Gubernur Bali Walikota Surabaya Komisi Penilai Amdal Daerah Provinsi DKI Jakarta Walikota Palembang Walikota Depok
12 SH Palembang 512 Tahun 2011 13 Klinik Utama Jantung 660.1/81/VI/BLH Cinere (SH Cinere)
5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham Selama Masa Penawaran Umum, para pemesan dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang ditentukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, dimana FPPS diperoleh. Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS asli dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotocopy tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa pemesan yang sama mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari 1 (satu) FPPS, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka manajer penjatahan hanya dapat mengikutsertakan 1 (satu) FPPS yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila formulir tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Sedangkan pemesan, tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pemesanan pembelian. Pemesanan pembelian saham yang telah disampaikan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak dapat dibatalkan oleh pemesan karena sebab apapun juga. 6. Masa Penawaran Umum Masa Penawaran Umum akan dilakukan selama 3 (tiga) hari kerja, yaitu pada tanggal 4 sampai dengan 6 September 2013. Pada tanggal 4 dan 5 September 2013, jam penawaran akan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, sedangkan pada tanggal 6 September 2013 jam penawaran akan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. 7. Tanggal Penjatahan Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek menetapkan penjatahan saham untuk setiap pemesanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 10 September 2013. 8. Syarat Pembayaran Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek, atau agen penjualan pada waktu FPPS diajukan. Semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada : Bank CIMB Niaga Cabang Bursa Efek Indonesia, Jakarta Atas nama: PT Ciptadana Securities QQ IPO Siloam Nomor Rekening: 4800101452007 Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pemesan yang mengajukan (menandatangani) FPPS dan harus sudah in good funds pada tanggal 6 September 2013. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal dan jam tersebut di atas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank tertarik, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotocopy Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan No. FPPS-nya. 9. Bukti Tanda Terima Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek dan agen penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar ke-5 (lima) dari FPPS sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti tanda terima tersebut harus disimpan untuk kelak diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. 10. Penjatahan Saham Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang bertindak selaku Manajer Penjatahan dengan sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti (fixed allotment) dan penjatahan terpusat (pooling) sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-691/ BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 serta peraturan perundangan lain termasuk peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku. Adapun sistem porsi penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti (fixed allotment) dibatasi sampai dengan jumlah maksimum []% ([] persen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar []% ([] persen) akan dilakukan penjatahan terpusat (pooling). A. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratanpersyaratan sebagai berikut: a. Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Pihak-pihak yang akan mendapatkan Penjatahan Pasti adalah karyawan Perseroan serta sejumlah pihak yang menurut pertimbangan Manajer Penjatahan adalah merupakan investor dengan kredibilitas yang baik dan merupakan investor institusi seperti dana pensiun, reksadana, asuransi dan korporasi lainnya serta investor individu dengan pertimbangan investasi jangka panjang. b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk rekening mereka sendiri; dan c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, sampai dengan efek tersebut dicatatkan di Bursa Efek. B. Penjatahan Terpusat (Pooling) Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa saham sebagai berikut: a. Dalam hal setelah mengecualikan pemesanan efek dari: (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau LK, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga, dan terdapat sisa efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: i. pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah efek yang dipesan; dan ii. dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau LK, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagiamana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga. b. Jika setelah mengecualikan pemesanan saham sebagaimana dimaksud di poin 10.2.a di atas dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasi dengan ketentuan sebagai berikut : i. Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan berikut: 1. para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana efek tersebut akan tercatat; 2. apabila terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan. Perseroan wajib menyerahkan laporan hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dan berpedoman pada peraturan Bapepam No. VIII.G.12 Tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.7. Tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum paling lambat 30 Hari Kalender setelah berakhirnya masa Penawaran Umum. 11. Penundaan atau Pembatalan Penawaran Umum Berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum, dengan ketentuan terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi: a. indeks harga saham gabungan di Bursa turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga) Hari Bursa berturut-turut; b. banjir, gempa bumi, gunung meletus, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh - secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan; c. peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang ditetapkan oleh OJK 12. Pengembalian Uang Pemesanan Bagi pemesanan pembelian saham yang ditolak seluruhnya atau sebagian, atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut akan dilakukan selambatlambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum. Bila pengembalian uang dilakukan dalam jangka 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum, maka pengembalian uang tidak akan disertai pembayaran bunga. Pengembalian uang tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan dari Hari Kerja ketiga setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum sebesar 2,00% (dua persen) di atas tingkat bunga sembilan bulan Sertifikat Bank Indonesia yang berlaku pada saat itu, yang dihitung secara pro-rata setiap hari keterlambatan, kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil uang pengembalian sampai dengan Hari Kerja keempat setelah Tanggal Penjatahan atau Hari Kerja keempat setelah tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum. Uang yang dikembalikan hanya dapat diambil oleh pemesan yang bersangkutan secara langsung dengan menunjukkan tanda jati diri asli dan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham pada Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan mulai tanggal pengembalian uang pemesanan. Pengembalian uang menggunakan cek atau bilyet giro akan diberikan sesuai dengan nama pihak yang mengajukan pemesanan. 13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan Atas Pemesanan Pembelian Saham Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (FKPS) kepada masing-masing pemesan saham akan dilakukan melalui para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. 14. Lain-lain Keterangan yang lebih mengenai Persyaratan Pemesanan Pembelian Saham dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus.
14. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Sertifikat Merek Siloam Hospitals dengan No. Pendaftaran IDM000286084 untuk kelas 44 tertanggal 3 Juli 2007 yang berlaku sampai dengan tanggal 18 Oktober 2015. Sertifikat Merek Siloam Hospitals ABCDe Assesment Baby & Child Development Early dengan No. Pendaftaran IDM000281464 untuk kelas 41 tertanggal 23 November 2010 yang berlaku sampai dengan tanggal 20 Februari 2019. Sertifikat Merek Siloam Hospitals ABCDe Assesment Baby & Child Development Early dengan No. Pendaftaran IDM000281463 untuk kelas 44 tertanggal 23 November 2010 yang berlaku sampai dengan tanggal 20 Februari 2019. Seluruhnya merupakan pengalihan merek dari PT Sentra Dwimandiri kepada Perseroan. Sebelumnya PT Sentra Dwimandiri merupakan penerima pengalihan atas merek tersebut dari PT Lippo Karawaci Tbk. Perseroan juga sedang dalam proses pengurusan atas 9 merek berikut: Siloam Sriwijaya, (Siloam Sriwijaya & Logo) untuk kelas barang/jasa 42, 41 dan 44, seluruhnya berdasarkan Permintaan Pendaftaran Merek tanggal 18 Juli 2012. Siloam, untuk kelas barang/jasa 41, 42 dan 44, seluruhnya berdasarkan Permintaan Pendaftaran Merek tanggal 18 Juli 2012. Siloam Clinic, untuk kelas barang/jasa 41, 42 dan 44, seluruhnya berdasarkan Permintaan Pendaftaran Merek tanggal 5 September 2012. 15. TANGGUNG JAWAB PERSEROAN (Corporate Social Responsibility/CSR) Perseroan telah melakukan berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility dalam periode 2010 hingga 2012 diantaranya : a. Pembangunan PUSKESMAS dalam rangka penyediaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat luas Perseroan telah melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang yang tertuang dalam Perjanjian tanggal 15 November 2011 dimana Perseroan membangun dan menyediakan tempat yaitu PUSKESMAS sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar di wilayah kota Tangerang. b. Sumbangan Ambulans kepada Yayasan Perseroan juga telah menyumbangkan ambulans pada Yayasan Bapa Bangsa, yaitu yayasan non-profit di daerah Nusa Tenggara Timur dalam periode Juli 2011 sebagai penunjang kegiatan pelayanan kesehatan di daerah tersebut. c. Bakti Sosial Bakti Sosial pernah diadakan pada Desember 2011 diimplementasikan pada masyarakat Tangerang juga dihadiri oleh Bupati Tangerang. Bakti sosial juga kerap dilakukan secara berkala termasuk juga bakti sosial pada Desember 2012 yang dilakukan di daerah Ciledug.
SETIAP CALON INVESTOR DIHARAPKAN MEMBACA KETERANGAN LEBIH LANJUT MENGENAI PENAWARAN UMUM INI MELALUI INFORMASI YANG TERSAJI DALAM PROSPEKTUS PERSEROAN SAHAM PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK MEMENUHI KRITERIA EFEK SYARIAH SAMPAI DENGAN DIKELUARKANNYA KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN MENGENAI PENETAPAN SAHAM PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK SEBAGAI EFEK SYARIAH.