Anda di halaman 1dari 3

Hal 1 PT Siloam International Hospitals Tbk

JADWAL WAKTU SEMENTARA


Masa Penawaran Awal
Prakiraan Tanggal Efektif
Prakiraan Masa Penawaran Umum
Prakiraan Tanggal Penjatahan
Prakiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund)
Prakiraan Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik
Prakiraan Tanggal Pencatatan Saham

:
:
:
:
:
:
:

12-28 Agustus 2013


2 September 2013
4-6 September 2013
10 September 2013
11 September 2013
11 September 2013
12 September 2013

PENAWARAN UMUM
Dalam rangka Penawaran Umum ini, Saham Baru yang ditawarkan seluruhnya terdiri
dari saham biasa atas nama yang berasal dari portepel dan akan memberikan kepada
pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya
dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian
dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus
dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum,
maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah
Penawaran Umum, secara proforma menjadi sebagai berikut :
Sebelum Penawaran Umum
Jumlah Nilai
Jumlah
Nominal
Saham
@Rp100 per
saham (Rp)

Keterangan

Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Pemegang Saham
PT Megapratama Karya
Persada
PT Maharama Sakti
PT Gloria Mulia
PT Kalimaya Pundi Bumi
PT Safira Prima Utama
PT Nilam Biru Bersinar
Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam
Portepel

Sesudah Penawaran Umum


Jumlah Nilai
Nominal
% Jumlah Saham
@Rp100 per
saham (Rp)

4.000.000.000 400.000.000.000

Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Pemegang Saham
PT Megapratama Karya
Persada
PT Maharama Sakti
PT Gloria Mulia
PT Kalimaya Pundi Bumi
PT Safira Prima Utama
PT Nilam Biru Bersinar
Masyarakat
Masyarakat hasil opsi
penjatahan lebih
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam
Portepel

INFORMASI DALAM PROSPEKTUS RINGKAS INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN
KEPADA OJK NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK. PROSPEKTUS RINGKAS INI HANYA DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN
AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DISAMPAIKAN KEPADA BAPEPAM-LK MENJADI
EFEKTIF. PEMESANAN PEMBELIAN EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI
KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS RINGKAS INI.
OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI
PROSPEKTUS. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI
PROSPEKTUS. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA.

PT Siloam International Hospitals Tbk


Kegiatan Usaha :
Jasa Pelayanan Kesehatan Masyarakat

4.000.000.000 400.000.000.000

Berkedudukan di Tangerang, Indonesia


699.000.000
1.000.000
50.000.000
100.000.000
100.000.000
50.000.000
-

69.900.000.000
100.000.000
5.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
-

69,90
0,10
5,00
10,00
10,00
5,00
-

699.000.000
1.000.000
50.000.000
100.000.000
100.000.000
50.000.000
162.750.000

69.900.000.000
100.000.000
5.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
16.275.000.000

60,12
0,09
4,30
8,60
8,60
4,30
14,00

1.000.000.000 100.000.000.000 100,00

1.162.750.000 116.275.000.000 100,00

3.000.000.000 300.000.000.000

2.837.250.000 283.725.000.000

OPSI PENJATAHAN LEBIH DAN STABILISASI HARGA


Dalam rangka stabilisasi harga saham Perseroan, apabila terjadi kelebihan pemesanan
saham dalam Penawaran Umum, PT Nila Biru Bersinar (NBB), salah satu pemegang
saham Perseroan, memberikan opsi kepada Agen Stabilisasi untuk dan atas nama Para
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Agen Penjualan Internasional untuk dapat
melakukan Opsi Penjatahan Lebih sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 14,29%
(empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam
Penawaran Umum atau 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham
biasa atas nama dengan harga pelaksanaan sama dengan Harga penawaran. Untuk
keperluan Opsi Penjatahan Lebih, NBB akan meminjamkan sahamnya sampai dengan
sebanyak-banyaknya sebesar 14,29% (empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari
jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau 23.250.000 (dua puluh tiga
juta dua ratus lima puluh ribu) saham kepada Agen Stabilisasi.
Dana hasil Opsi Penjatahan Lebih tersebut akan digunakan oleh Agen Stabilisasi untuk
melakukan pembelian saham di pasar sekunder guna menjaga harga saham pada
tingkat harga yang tidak lebih rendah dari harga penawaran (Stabilisasi Harga).
Pembelian saham atau Stabilisasi Harga tersebut dapat dilakukan pada satu atau lebih
kesempatan sejak Tanggal Pencatatan sampai dengan, mana yang lebih awal antara (i)
tanggal yang jatuh 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Pencatatan dan dapat
dihentikan sewaktu-waktu dalam jangka waktu tersebut berdasarkan pertimbangan dari
Agen Stabilisasi dengan memperhatikan antara lain kondisi pasar dan pergerakan kerja
saham Perseroan atau (ii) tanggal dimana Agen Stabilisasi atau agen yang ditunjuknya
telah membeli, di BEI, jumlah keseluruhan sebesar 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua
ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama (untuk selanjutnya disebut sebagai Periode
Stabilisasi) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Stabilisasi Harga hanya dapat dilakukan dalam Periode Stabilisasi;
2. Jumlah saham yang dapat dibeli oleh Agen Stabilisasi dibatasi maksimal sejumlah dana
yang diperoleh dari pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih (Dana Stabilisasi);
3. Agen Stabilisasi hanya dapat melakukan pembelian saham di pasar sekunder bila
harga pasar saham Perseroan berada di bawah Harga Penawaran;
4. Harga pelaksanaan Stabilisasi Harga paling tinggi sama dengan Harga Penawaran;
5. Agen Stabilisasi hanya akan melakukan pembelian saham dan tidak akan menjual
kembali saham yang telah dibelinya dalam rangka Stabilisasi Harga;
6. Agen Stabilisasi akan melakukan transaksi pembelian saham melalui pasar reguler di
bursa;
7. Agen Stabilisasi tidak akan mengambil manfaat lain selain komisi sebagai Agen
Stabilisasi;
8. Agen Stabilisasi dalam melaksanakan Stabilisasi Harga wajib menjaga independensinya
dan menghindari potensi terjadinya benturan kepentingan;
9. Agen Stabilisasi wajib melaporkan pelaksanaan Stabilisasi Harga (baik berupa laporan
transaksi harian dan laporan final dari Stabilisasi Harga) kepada OJK dan Bursa Efek
dengan tembusan yang diberikan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan NBB.
Sehubungan dengan pelaporan transaksi harian sebagaimana dimaksud di atas, Agen
Stabilisasi akan menyampaikan laporan paling lambat pada hari kerja berikutnya, yang
berisi antara lain:
a. Jumlah saham yang dibeli untuk setiap transaksi;
b. Harga tiap transaksi; dan
c. Jumlah akumulasi saham yang telah dibeli dan nilainya.
Sedangkan sehubungan dengan pelaporan final dari Stabilisasi Harga, Agen Stabilisasi
akan menyampaikan laporan paling lambat dua hari kerja setelah berakhirnya Stabilisasi
Harga dan/atau pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih, antara lain:
a. Keterangan mengenai dilaksanakan atau tidaknya Stabilisasi Harga dan/atau Opsi
Penjatahan Lebih;
b. Alasan dalam hal tidak dilaksanakannya Stabilisasi Harga dan atau Opsi Penjatahan
Lebih;
c. Tanggal pelaksanaan Stabilisasi Harga dan atau Opsi Penjatahan Lebih;
d. Jumlah Opsi Penjatahan Lebih yang dilaksanakan; dan
e. Kisaran harga terendah dan tertinggi, serta jumlah saham yang dibeli selama periode
Stabilisasi Harga.
Pada akhir Periode Stabilisasi atau pada saat dihentikannya aktivitas Stabilisasi Harga,
Agen Stabilisasi memiliki alternatif pengembalian Dana Stabilisasi kepada Pemegang
Saham Penjual, yaitu:
1. Dengan menggunakan saham yang dibeli di Pasar Sekunder dalam rangka pelaksanaan
Stabilisasi Harga jika harga saham Perseroan di Pasar Sekunder selama Periode
Stabilisasi atau sampai dengan dihentikannya aktivitas Stabilisasi Harga berada pada
tingkat di bawah dengan Harga Penawaran; atau
2. Dengan menggunakan saham yang dibeli di Pasar Sekunder dan sisa Dana Stabilisasi;
atau
3. Dengan menggunakan Dana Stabilisasi bila Agen Stabilisasi tidak melaksanakan
Stabilisasi Harga.
Seluruh biaya-biaya transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan Stabilisasi Harga akan
dikeluarkan dari Dana Stabilisasi. Apabila Dana Stabilisasi telah habis, maka Stabilisasi
Harga akan dihentikan.
Adapun nama dan alamat Agen Stabilisasi adalah sebagai berikut :
PT Ciptadana Securities
Plaza Asia Office Park Unit 2
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190
Indonesia
Telepon: (62-21) 2557 4800
Faksimili: (62-21) 2557 4900
Website: www.ciptadana.com
Email: customerservice@ciptadana.com
Susunan modal saham dan Pemegang Saham Perseroan secara proforma sesudah
Penawaran Umum dengan kondisi apabila seluruh Opsi Penjatahan Lebih tidak
dilaksanakan dan seluruh Opsi Penjatahan Lebih dilaksanakan sebagai berikut:

Keterangan

PROSPEKTUS RINGKAS

Sesudah Penawaran Umum,


Seluruh Opsi tidak dilaksanakan
Jumlah Nilai
Nominal
Jumlah Saham
%
@Rp100 per
saham (Rp)

Sesudah Penawaran Umum,


Seluruh Opsi dilaksanakan
Jumlah Nilai
Nominal
Jumlah Saham
%
@Rp100 per
saham (Rp)

4.000.000.000

400.000.000.000

699.000.000
1.000.000
50.000.000
100.000.000
100.000.000
50.000.000
162.750.000

69.900.000.000
100.000.000
5.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
16.275.000.000

60,12
0,09
4,30
8,60
8,60
4,30
14,00

699.000.000
1.000.000
50.000.000
100.000.000
100.000.000
26.750.000
162.750.000

69.900.000.000
100.000.000
5.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
2.675.000.000
16.275.000.000

60,12
0,09
4,30
8,60
8,60
2,30
14,00

23.250.000

2.325.000.000

2,00

4.000.000.000 400.000.000.000

1.162.750.000

116.275.000.000 100,00 1.162.750.000 116.275.000.000 100,00

2.837.250.000

283.725.000.000

2.837.250.000 283.725.000.000

Ketentuan Pokok dalam Perjanjian Opsi


Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan pokok dari Perjanjian Opsi tertanggal 8 Juli
2013, dan sebagaimana diubah pada tanggal 24 Juli 2013, antara NBB, selaku Pemberi
Opsi dan PT Ciptadana Securities, sebagai Pemegang Opsi:
1. Dalam rangka memenuhi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum,
maka Pemberi Opsi setuju untuk memberikan opsi kepada Pemegang Opsi untuk
melakukan Opsi Penjatahan Lebih;
2. Opsi Penjatahan Lebih yang diberikan dapat digunakan seluruhnya atau sebagian,
pada satu atau lebih kesempatan diantara pukul 09.00 WIB pada Tanggal Pencatatan
sampai dengan (mana yang lebih dahulu) (i) pukul 16.00 WIB pada tanggal yang jatuh
di 30 (tiga puluh) Hari Kalender setelah Tanggal Pencatatan atau (ii) sampai dengan
saat Agen Stabilisasi telah membeli sejumlah 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus
lima puluh ribu) saham di BEI (Periode Pelaksanaan Opsi);
3. Pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih dilakukan dengan cara Pemegang Opsi
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pemberi Opsi dalam waktu tidak
lebih awal dari Tanggal Pencatatan dan tidak kurang dari 3 (tiga) Hari Kerja sebelum
pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih (Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi) surat
mana diantaranya memuat jumlah saham Opsi Penjatahan Lebih yang dilaksanakan
dan Tanggal Penutupan Opsi;
4. Dengan diterimanya Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi dari Pemegang Opsi,
Pemberi Opsi wajib menyerahkan Saham Opsi Penjatahan Lebih dalam jumlah
sebagaimana tercantum dalam Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi kepada
Pemegang Opsi pada setiap Tanggal Penutupan Opsi, setelah pembayaran oleh
Pemegang Opsi yang dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Opsi melalui KSEI;
5. Pelaksanaan Perjanjian Opsi tunduk pada dipenuhinya seluruh syarat pendahuluan
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, International Coordination Agreement dan
Selling Agency and Managers Agreement;
6. Pemegang Opsi yang juga merupakan Agen Stabilisasi dapat melakukan transaksi
dengan maksud melakukan stabilisasi untuk menjaga harga pasar saham Perseroan
pada level di atas yang berlaku di pasar terbuka dan stabilisasi tersebut apabila
dimulai dapat dihentikan setiap saat atas pertimbangan Agen Stabilisasi dengan
memperhatikan antara lain kondisi pasar dan pergerakan kerja saham Perseroan
selama Periode Pelaksanaan Stabilisasi;
7. Pemberi Opsi akan menanggung seluruh biaya terkait pelaksanaan Opsi Penjatahan
Lebih yang terdiri dari (i) seluruh pajak, biaya transaksi dan pengeluaran yang timbul
dari pelaksanaan Opsi Penjatahan Lebih dan Perjanjian Peminjaman Saham; dan (ii)
komisi Pemegang Opsi termasuk pajak yang timbul terkait dengan komisi tersebut;
8. Perjanjian Opsi dapat diakhiri bila tidak terjadinya kelebihan pemesanan (over
subscription) dalam Penawaran Umum; dan
9. Perjanjian Opsi diatur oleh hukum Negara Republik Indonesia.
Ketentuan Pokok Perjanjian Peminjaman Saham
Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan pokok dari Perjanjian Peminjaman Saham
tertanggal 8 Juli 2013, dan sebagaimana diubah pada tanggal 24 Juli 2013, antara NBB,
selaku Pemberi Pinjaman Saham dan PT Ciptadana Securities, sebagai Peminjam Saham:
1. Dalam rangka memenuhi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum, maka
pada saat 2 (dua) Hari Kerja sebelum Tanggal Pencatatan dan setelah diterimanya surat
Permintaan Pinjaman dari Peminjam Saham, Pemberi Pinjaman Saham setuju untuk
meminjamkan kepada Peminjam Saham sejumlah saham sebagaimana disebutkan
dalam surat Permintaan Pinjaman (Saham Pinjaman) atau sebanyak-banyaknya
23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama milik
Pemberi Pinjaman Saham;
2. Saham Pinjaman akan diserahkan oleh Pemberi Pinjaman Saham kepada Peminjam
Saham dengan cara sebagai berikut: (i) Saham Pinjaman akan dikreditkan melalui KSEI
ke rekening Peminjam Saham atau rekening lain sebagaimana diberitahukan Peminjam
Saham; atau (ii) cara penyerahan lain yang disetujui oleh para pihak;
3. Peminjam Saham harus mengembalikan Saham Pinjaman pada Tanggal Pengembalian
yaitu tanggal yang jatuh 4 (empat) Hari Kerja setelah tanggal terakhir saat Agen
Stabilisasi melaksanakan Opsi Penjatahan Lebih atau (apabila lebih awal) tanggal
dimana Opsi Penjatahan Lebih telah sepenuhnya dilaksanakan;
4. Peminjam Saham dapat mengembalikan Saham Pinjaman dengan cara;
(i) menyerahkan jumlah yang setara dengan Saham Opsi yang dibeli berdasarkan
Perjanjian Opsi; atau
(ii) dengan cara lain, termasuk pembayaran tunai;
5. Perjanjian Peminjaman Saham dapat diakhiri bila tidak terjadinya kelebihan pemesanan
(over subscription) dalam Penawaran Umum; dan
6. Perjanjian Peminjaman Saham diatur oleh hukum Negara Republik Indonesia.
PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Bersamaan dengan pencatatan saham baru yang berasal dari Penawaran Umum sejumlah
162.750.000 (seratus enam puluh dua juta tujuh ratus lima puluh ribu) Saham Biasa Atas
Nama atau sebesar 14,00% (empat belas persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh setelah Penawaran Umum, Perseroan atas nama pemegang saham lama juga akan
mencatatkan sejumlah 1.000.000.000 (satu miliar) saham, sehingga jumlah seluruh saham
yang akan dicatatkan pada BEI berjumlah 1.162.750.000 (satu miliar seratus enam puluh
dua juta tujuh ratus lima puluh ribu) saham atau 100% (seratus persen) dari seluruh jumlah
saham yang telah Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan sesudah Penawaran Umum.

RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN


UMUM
1. Sekitar 52,50% akan digunakan oleh Perseroan untuk pembiayaan investasi terkait
dengan pengadaan peralatan medis dan pembangunan/renovasi rumah sakit dan/
atau pengembangan rumah sakit baru (termasuk perolehan lahan, pembangunan dan
pengurusan izin terkait) untuk kurun waktu 2013 sampai dengan tahun 2015 di pulau
Jawa, Sumatera dan Indonesia Bagian Timur serta lokasi strategis lainnya.
2. Sekitar 27,50% akan digunakan untuk membayar dana yang diperoleh Perseroan dari
PT Lippo Karawaci Tbk terkait dengan belanja modal yang dikeluarkan Perseroan
terkait dengan pembangunan dan pengembangan rumah sakit Perseroan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Rincian
Tanggal perjanjian
Saldo terutang per 30 April 2013
Tingkat bunga

Jangka waktu/Jatuh tempo

Keterangan
: 30 April 2013
: Rp827.161.768.449
: Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 tidak
dikenakan bunga, setelahnya akan dibebankan
bunga pinjaman sesuai dengan suku bunga pinjaman
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
: Sampai dengan dilunasinya pinjaman

Kantor Pusat:
Siloam Hospitals Lt. 5
Jl. Siloam No. 6, Lippo Village
Tangerang 15811, Indonesia
Tel : (021) 25668000, Fax : (021) 5460075
website: www.siloamhospitals.com
email: corporate.secretary@siloamhospitals.com

PENAWARAN UMUM PERDANA


Sebanyak-banyaknya 162.750.000 (seratus enam puluh dua juta tujuh ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham,
atau sekitar 14,00% (empat belas persen) dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga
Penawaran Rp ( Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS). Jumlah seluruh Penawaran Umum
adalah sebesar Rp ( Rupiah). Saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini seluruhnya merupakan Saham Baru yang berasal dari portepel dan
akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk
hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu. Saham yang ditawarkan
dimiliki secara sah dan dalam keadaan bebas, tidak sedang dalam sengketa dan/atau dijaminkan kepada pihak manapun serta tidak sedang ditawarkan kepada pihak lain.
Selain itu, dalam rangka stabilisasi harga saham Perseroan, apabila terjadi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum, PT Nilam Biru Bersinar (NBB), salah satu
pemegang saham Perseroan, memberikan opsi kepada PT Ciptadana Securities (Ciptadana), selaku agen stabilisasi (Agen Stabilisasi) untuk dan atas nama Para Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dan Para Agen Penjualan internasional untuk dapat melakukan Over Allotment atau penjatahan lebih (Opsi Penjatahan Lebih) sampai dengan sebanyakbanyaknya sebesar 14,29% (empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau 23.250.000 (dua puluh tiga juta
dua ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama dengan harga pelaksanaan sama dengan Harga penawaran. Untuk keperluan Opsi Penjatahan Lebih, NBB akan meminjamkan
sahamnya sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 14,29% (empat belas koma dua puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum
atau 23.250.000 (dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham kepada Agen Stabilisasi. Dana hasil Opsi Penjatahan Lebih tersebut akan digunakan oleh Agen Stabilisasi
untuk melakukan pembelian saham di pasar sekunder guna menjaga harga saham pada tingkat harga yang tidak lebih rendah dari harga penawaran. Pembelian saham tersebut
dapat dilakukan pada satu atau lebih kesempatan sejak Tanggal Pencatatan sampai dengan, mana yang lebih awal antara (i) tanggal yang jatuh 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak
Tanggal Pencatatan dan dapat dihentikan sewaktu-waktu dalam jangka waktu tersebut berdasarkan pertimbangan dari Agen Stabilisasi dengan memperhatikan antara lain kondisi
pasar dan pergerakan kerja saham Perseroan atau (ii) tanggal dimana Agen Stabilisasi atau agen yang ditunjuknya telah membeli, di BEI, jumlah keseluruhan sebesar 23.250.000
(dua puluh tiga juta dua ratus lima puluh ribu) saham biasa.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Ciptadana Securities

PT Credit Suisse Securities Indonesia

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek Menjamin Dengan Kesanggupan Penuh (Full Commitment)
Terhadap Penawaran Saham Perseroan
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO TERKAIT PELUANG PERTUMBUHAN DAN PENERAPAN STRATEGI PERTUMBUHAN PERSEROAN.
KEGAGALAN PERSEROAN DALAM MENGANTISIPASI DAN/ATAU MENCERMATI RISIKO TERSEBUT DIATAS DAPAT BERDAMPAK MATERIAL DAN MERUGIKAN
TERHADAP KEGIATAN USAHA, KONDISI KEUANGAN, HASIL OPERASI DAN LIKUDITAS PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN
PADA BAB VI PROSPEKTUS.
RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI,
MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN
MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN
AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN
SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).
Rincian
Tujuan penggunaan pinjaman

Keterangan
: Untuk keperluan belanja modal sesuai kegiatan
usaha Perseroan, terutama untuk pembelian aset
tetap dan pembayaran saham dari rumah sakit yang
diakuisisi pada tahun 2011 dan 2012.
Persetujuan kreditur atas pembayaran/ : Tidak
diperlukan
persetujuan
kreditur
atas
pelunasan dini
pembayaran/pelunasan dini
Sifat hubungan afiliasi
: Pinjaman dari induk perusahaan kepada anak
perusahaan

3. Sekitar 20,00% akan digunakan oleh Perseroan untuk investasi terkait kesempatan
akuisisi dan penambahan portofolio rumah sakit Perseroan dalam kurun waktu 2013
sampai dengan tahun 2015 guna pengembangan kegiatan usaha Perseroan melalui:
a. Akuisisi rumah sakit;
b. Akuisisi perusahaan-perusahaan yang memiliki rumah sakit; dan
c. Akuisisi aset yang dapat bersinergi dengan dan memberi manfaat tambahan serta
mendukung kegiatan usaha Perseroan
Dalam hal Perseroan akan melaksanakan transaksi dengan menggunakan dana hasil
Penawaran Umum yang merupakan transaksi afiliasi dan transaksi yang mengandung
benturan kepentingan transaksi tertentu dan/atau transaksi material, Perseroan akan
memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan dan/atau Peraturan Bapepam-LK
No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

PERNYATAAN UTANG
(dalam miliar Rupiah)
Uraian
Jumlah
Liabilitas Jangka Pendek
Utang Usaha - Pihak Ketiga
Utang Bank Jangka Pendek
Beban Akrual
Uang Muka Pasien
Utang Pajak
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya
Bagian Lancar atas Utang Bank Jangka Panjang
Bagian Lancar atas Laba yang Ditangguhkan atas Transaksi Jual dan Sewa Balik
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Utang Bank Jangka Panjang
Utang Pihak Berelasi Non-Usaha
Laba yang Ditangguhkan atas Transaksi Jual dan Sewa Balik
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Liabilitas Pajak Tangguhan
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas

159,6
4,9
31,9
11,2
12,5
39,4
11,4
11,9
282,8
50,9
827,2
138,8
83,1
6,9
1.106,9
1.389,7

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN


Perkembangan Terkini
Pada tanggal 1 Juli 2013, Perseroan mengakuisisi perlengkapan medis untuk kegiatan
operasional Siloam Hospitals TB dari MPU dengan nilai transaksi sebesar Rp187 miliar
(termasuk pajak). Sebelum akusisi ini, Perseroan telah membuat perjanjian dengan
MPU untuk mengoperasikan Siloam Hospitals TB. Pada saat ini, Properti Rumah Sakit
Siloam Hospitals TB dimiliki oleh First REIT dan disewa oleh LK. Pada tanggal 1 Juli 2013,
Perseroan mengadakan perjanjian sub-lease dengan LK terkait Properti Rumah Sakit
Siloam Hospitals TB. Perseroan membiayai akuisisi perlengkapan medis dari MPU dengan
pendapatan dari pinjaman pemegang saham dengan LK.
Faktor yang mempengaruhi kinerja operasional Perseroan
Faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasional Perseroan meliputi:
Kapasitas pasien dan permintaan terhadap layanan
Perluasan jaringan rumah sakit Perseroan, belanja modal, beban operasional, dan
beban keuangan
Perkembangan teknologi
Beban sewa
Kondisi ekonomi di Indonesia
Peraturan pemerintah
Kapasitas pasien dan permintaan terhadap layanan
Pendapatan rawat inap sangat bergantung terhadap jumlah tempat tidur yang dioperasikan,
Bed Occupancy Rate (BOR) yang merupakan hasil konversi dari pasien rawat jalan dan
pasien gawat darurat dan pendapatan rata-rata per pasien per hari. Pendapatan rawat jalan
sangat bergantung terhadap jumlah dokter spesialis, dan jam praktek pada departemen
rawat jalan Perseroan, dan pendapatan rata-rata per pasien rawat jalan. Jumlah pasien
rawat inap dan rawat jalan bergantung pada reputasi dan citra rumah sakit Perseroan,
jasa yang diberikan, kondisi sosial dan ekonomi komunitas regional, tingkat kompetisi dari
rumah sakit lain, reputasi klinik, spesialisasi dan jam praktek para dokter spesialis di rumah
sakit Perseroan, efektifitas kegiatan pemasaran, dan keagamaan dan kebudayaan.
Di samping itu, jasa yang ditawarkan Perseroan, khususnya yang ditawarkan oleh
Centers of Excellence, dimana yang berhubungan dengan kasus medis yang memerlukan
perawatan kompleks, yang menghasilkan total pendapatan dan pendapatan per pasien
yang lebih tinggi dikarenakan tambahan perawatan spesialisasi sebelum dan sesudah
pengobatan, utilisasi peralatan diagnostik canggih dan peralatan intervensi yang pada
umumnya menghasilkan marjin laba usaha yang lebih tinggi. Dengan penambahan Centers
of Excellence dan penawaran jasa tersebut, akan berdampak positif pada pendapatan dan
marjin Perseroan.
Perluasan jaringan Rumah Sakit Perseroan, belanja modal, beban operasional, dan
beban keuangan Perseroan
Perkembangan jaringan rumah sakit Perseroan berkontribusi terhadap peningkatan
pendapatan Perseroan dan hal ini merupakan salah satu dari strategi perseroan untuk
terus berkembang melalui perluasan jaringan rumah sakit Perseroan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2012, Perseroan telah membuka empat rumah sakit baru dan mengakuisisi
satu rumah sakit. Untuk periode empat bulan yang berakhir pada 30 April 2013, Perseroan
telah membuka satu rumah sakit baru. Siloam Hospitals TB dibuka pada bulan Juni 2013
dan Perseroan berencana untuk membuka satu rumah sakit tambahan pada tahun 2013,
yaitu Siloam Hospitals Medan (direncanakan untuk selesai pada kuartal keempat 2013)
yang akan membuat jumlah rumah sakit Perseroan menjadi sebanyak 15 rumah sakit
pada akhir 2013. Keberhasilan perluasan jaringan rumah sakit Perseroan bergantung pada
beberapa faktor yang meliputi:
Kemampuan Perseroan dalam memberikan pelatihan dan mempertahankan karyawan
yang berkualitas.
Kemampuan Perseroan dalam memperoleh lisensi atau persetujuan dari Pemerintah
atau Pemerintah Daerah setempat dalam melanjutkan operasional dan membuka
jaringan rumah sakit baru Perseroan.
Kemampuan Perseroan dalam mengelola beban atau biaya
Kemampuan Perseroan dalam mengidentifikasi potensi pertumbuhan dan akuisisi
Kemampuan Perseroan dalam mendapatkan pendanaan dengan persyaratan yang
wajar untuk perluasan operasional Perseroan
Perseroan ingin mencari lahan untuk membangun, dan mengembangkan rumah sakit
Perseroan. Untuk mengakuisisi lahan dan membangun rumah sakit akan membutuhkan
tambahan modal kerja yang cukup besar daripada yang tercatat dalam laporan keuangan
Perseroan.
Perseroan memperkirakan beban bunga akan meningkat seiring Perseroan meningkatkan
belanja modal untuk perluasa jaringan rumah sakit. Sebelum Penawaran Umum, pinjaman
tanpa bunga dari pemegang saham merupakan salah satu sumber pendanaan Perseroan
disamping pendapatan yang diterima dari perjanjian Sale and Leaseback. Setelah
penawaran umum, Perseroan membiaya belanja modal dengan dana yang diterima dari hasil
penawaran umum, dan kas dari aktivitas operasional. Perseroan juga akan menggunakan
pinjaman bank sebagai sumber pendanaan untuk perluasan jaringan rumah sakit Perseroan.
Beban bunga untuk pembangunan dan perluasan rumah sakit yang telah ada akan
dikapitalisasi sesuai dengan jangka waktu pembangunan, tetapi apabila rumah sakit tersebut
telah beroperasi, maka beban bunga tersebut akan dimasukkan sebagai pengeluaran
beban bunga pada laporan laba rugi komprehensif. Beban bunga dan konstruksi yang
telah dikapitalisasi akan di depresiasi sesuai dengan umur bangunan tersebut, sehubungan
dengan pembangunan rumah sakit maka beban depresiasi akan meningkat.
Di samping belanja modal dan depresiasi sehubungan dengan perluasan jaringan rumah sakit
Perseroan, pembukaan rumah sakit yang baru juga akan meningkatkan beban operasional
Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan merekrut staf medis empat sampai dengan enam
bulan sebelum rumah sakit Perseoran mulai beroperasi. Selanjutnya, Perseroan harus
membeli persediaan obat-obatan, akibatnya, maka marjin Perseroan akan menurun.
Perkembangan Teknologi
Perseroan menggunakan peralatan medis yang canggih dan mahal di rumah sakit
Perseroan untuk menyediakan layanan. Peralatan medis harus ditingkatkan secara berkala
karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat membuat peralatan yang sudah
ada menjadi kuno. Kemampuan Perseroan untuk menyediakan layanan kelas dunia serta
mempertahankan reputasi dan jumlah pasien Perseroan bergantung pada Perseroan
untuk memiliki peralatan medis yang terbaru di rumah sakit Perseroan. Perseroan secara
teratur mengganti, meningkatkan dan memelihara peralatan Perseroan, demikian juga
memberikan pelatihan agar staf Perseroan dapat mengoperasikan peralatan terkini yang
dimiliki Perseroan. Biaya terkait penggantian, perbaikan dan pemeliharaan peralatan untuk
periode empat bulan yang berakhir pada 30 April 2013 dan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp25,5 miliar dan Rp79,0 miliar.
Beban sewa
Per 30 April 2013, Perseroan menyewa Properti Rumah Sakit untuk sebelas dari tiga belas
rumah sakit yang dioperasikan oleh Perseroan. Untuk delapan bidang tanah dan bangunan
yang disewa dari LK, Perseroan tidak membayar atau memperhitungkan biaya sewa untuk
periode yang berakhir pada 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 dan periode empat bulan
yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 karena tanah dan bangunan tersebut disewakan
tanpa dikenakan biaya kepada Perseroan. Sejak tanggal 30 April 2013, Perseroan akan
membayar beban sewa dari delapan tanah dan bangunan yang disewa dari Lippo Karawaci
sebagai berikut:
1% dari Pendapatan Kotor setiap rumah sakit yang beroperasi di tanah dan bangunan
tersebut dari 1 May 2013 sampai 30 April 2014
2% dari Pendapatan Kotor setiap rumah sakit yang beroperasi di tanah dan bangunan
tersebut dari 1 Mei 2014 sampai 30 April 2015
3% dari Pendapatan Kotor setiap rumah sakit yang beroperasi di tanah dan bangunan
tersebut mulai tanggal 1 Mei 2015.
Dengan adanya tambahan beban sewa tersebut akan berpengaruh pada kinerja Perseroan
di masa yang akan datang dan akan mempersulit dalam mengevaluasi kinerja historis
Perseroan.
Kondisi Ekonomi di Indonesia
Saat ini Indonesia saat ini memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan
PDB nominal sekitar USD 878 miliar pada tahun 2012, menurut IMF. Perekonomian
Indonesia mencapai laju pertumbuhan PDB sebesar 6,0% dari tahun 2006 hingga 2012,
dan diperkirakan akan mencapai CAGR sebesar 6,9% dari 2012 sampai 2016 menurut
IMF. Pertumbuhan ekonomi telah membawa peningkatan pesat dalam kekayaan pribadi
dan rumah tangga penduduk Indonesia. PDB per kapita Indonesia tahun 2012 melampaui
Rp33,7 juta dan diperkirakan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk sebesar
4,9% dari tahun 2012 hingga 2016, menurut IMF, yang Perseroan yakin akan meningkatkan
lebih lanjut pertumbuhan pengeluaran konsumen dan pendapatan sesudah dikurangi pajak
(disposable income). Lebih spefisiknya, jasa kebanyakan yang ditawarkan Perseroan
adalah untuk penduduk kelas menengah dan menengah ke atas, dan Perseroan juga
terus berinvestasi dalam personil medis terbaik, dan teknologi terkini untuk memberikan
layanannya di Indonesia.

Hal 1 PT Siloam International Hospitals Tbk

Peraturan Pemerintah
Kegiatan usaha Perseroan sangat bergantung pada peraturan Pemerintah, dan
membutuhkan lisensi dan perijinan. Perubahan dan peraturan Pemerintah dapat
berdampak negatif pada harga dan ketersediaan usaha Perseroan. Sebagai tambahan,
investasi Pemerintah di sektor kesehatan dapat mempengaruhi permintaan terhadap
kegiatan usaha Perseroan.
Pendapatan
Pendapatan Perseroan terdiri dari:
Pendapatan rawat inap: pendapatan berasal dari jasa penunjang medis dan jasa
tenaga ahli, obat dan perlengkapan medis, kamar rawat inap, pendapatan administrasi,
kamar operasi, kamar bersalin dan lain-lain; dan
Pendapatan rawat jalan: pendapatan berasal dari jasa penunjang medis dan jasa
konsultasi, obat dan perlengkapan medis, pendapatan registrasi dan lain-lain.
Beban Pokok Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari:
Rawat inap: beban tersebut meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk jasa
tenaga ahli), obat dan perlengkapan medis, perlengkapan klinik, pernyusutan, makanan
dan minuman, perbaikan dan pemeliharaan dan lain-lain.
Rawat jalan: beban tersebut meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk
jasa tenaga ahli), obat dan perlengkapan medis, pernyusutan, perlengkapan klinik,
perbaikan dan pemeliharaan dan lain-lain.
Beban gaji dan kesejahteraan karyawan untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap
sebagaimana tercantum di atas meliputi: jasa tenaga ahli, dan jasa konsultasi yang
dibayarkan kepada dokter yang memberikan pelayanannya di rumah sakit Perseroan
untuk periode-periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, dan untuk
tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010, 2011, dan 2012 adalah sebesar
Rp 211,8 miliar, Rp328,5 miliar, Rp378,2 miliar, Rp515,4 miliar secara berurutan.
Beban Usaha
Beban usaha Perseroan terdiri dari gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air, biaya
pemasaran dan iklan, pelatihan dan pengembangan, transportasi dan akomodasi, sewa,
perbaikan dan perawatan, penyusutan dan lain-lain.
Penghasilan Bunga
Penghasilan bunga terdiri dari deposito pada Bank.
Beban Keuangan
Beban keuangan terdiri dari beban administrasi bank, dan beban bunga dari fasilitasi
pinjaman. Meskipun beban adminstrasi bank terkait dengan beban merchant kartu
kredit, Perseroan mengklasifikasi beban tersebut sebagai beban keuangan, bukan
beban penjualan karena Perseroan mempertimbangkan beban tersebut sebagai beban
penagihan.
Beban Pajak
Penghasilan bunga merupakan penghasilan bunga dari rekening bank dan deposito berjangka.
Kinerja Operasional Perseroan
Untuk periode empat bulan yang berakhir tanggal 30 April 2013 dengan periode
empat bulan yang berakhir tanggal 30 April 2012
Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar 47,8% menjadi Rp789,5 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp534,3 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut
sebagian besar disebabkan oleh peningkatan jasa penunjang tenaga medis dan jasa
tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis rawat inap yang masing-masing sebesar
Rp61,0 miliar dan Rp75,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 52,5% dan 69,1%
dibandingkan dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan pendapatan Perseroan juga
disebabkan oleh peningkatan jasa penunjang tenaga medis dan jasa tenaga ahli serta
obat dan perlengkapan medis rawat jalan yang masing-masing sebesar Rp41,1 miliar dan
Rp22,6 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 28,9% dan 32,0% dibandingkan
dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dengan
baru dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals
Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere pada tahun 2012 serta Siloam
Hospitals Bali pada awal tahun 2013, meningkatnya jumlah pasien dan meningkatnya
permintaan layanan medis yang kompleks.
Beban pokok pendapatan: Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 49,2% menjadi
Rp581,2 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari
Rp389,5 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan
rawat inap yang terdiri dari peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan
perlengkapan medis, penyusutan; dan lain-lain masing-masing sebesar Rp57,8 miliar;
Rp26,7 miliar; Rp14,3 miliar dan 10,9 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 52,4%;
30,0%; 109,4%; dan 180,2% Dibandingkan pada tanggal 30 April 2012. Di samping itu,
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan
rawat jalan yang terdiri dari peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan
perlengkapan medis yang masing-masing sebesar Rp26,2 miliar; dan Rp33,4 miliar
atau meningkat masing-masing sebesar 31,5%; dan 77,2% dibandingkan pada tanggal
30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dengan baru dibukanya
Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar,
Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere, pada tahun 2012 serta Siloam Hospitals Bali
pada awal tahun 2013, meningkatnya jumlah dokter dan karyawan akibat meningkatnya
permintaan layanan medis yang kompleks serta peningkatan beban pokok pendapatan
yang berhubungan dengan obat dan perlengkapan medis disebabkan oleh meningkatnya
jumlah pasien pada periode empat bulan yang berakhir pada 30 April 2013, dibandingkan
dengan 30 April 2012.
Laba bruto: Laba bruto Perseroan meningkat sebesar 43,9% menjadi Rp208,3 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp144,7 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Namun, rasio laba kotor
menurun menjadi 26,4% pada periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April
2013 dari 27,1% untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012.
Beban usaha: Beban usaha Perseroan meningkat sebesar 63,6% menjadi Rp175,4 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp107,2 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012, hal ini disebabkan
oleh meningkatnya beban penjualan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan
air, dan biaya kantor lainnya dengan masing-masing meningkat sebesar Rp2,6 miliar,
Rp28,2 miliar, Rp7,6 miliar, Rp14,9 miliar atau meningkat sebesar 69,7%, 68,8%, 52,9%,
254,9% dibandingkan dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama
disebabkan dari rumah sakit-rumah sakit baru yang beroperasi sesudah 30 April 2012.
Penghasilan bunga: Penghasilan bunga Perseroan meningkat sebesar 30,5% menjadi
Rp1,3 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp1,0
miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh peningkatan penghasilan bunga dari deposito Perseroan yang
berdenominasi dolar Singapura sebagai hasil dari penguatan dolar Singapura terhadap
Rupiah.
Beban keuangan: Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 3,1% menjadi Rp6,4
miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp6,2 juta
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Hal ini disebabkan
oleh meningkatnya beban administrasi bank karena meningkatnya pembayaran oleh
pasien dengan menggunakan kartu kredit.
Laba sebelum pajak. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba sebelum pajak
Perseroan menurun sebesar 33,8% menjadi Rp25,9 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp39,2 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2012.
Beban pajak. Beban pajak Perseroan meningkat sebesar 7,8% menjadi Rp8,8 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp8,2 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh menurunnya laba sebelum pajak Perseroan.
Laba tahun berjalan. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan
Perseroan menurun sebesar 44,8% menjadi Rp17,1 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp31,0 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2012.
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar 42,0% menjadi Rp1.788,1 miliar
pada 2012 dari Rp1.259,3 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh peningkatan pendapatan dari rawat inap yang meliputi jasa penunjang medis dan jasa
tenaga ahli, obat dan perlengkapan medis, kamar rawat inap, pendapatan administrasi,
dan lain-lain yang masing-,masing sebesar Rp123,5 miliar, Rp139,9 miliar, Rp47,1 miliar,
Rp11,8 miliar, dan Rp23,5 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 44,6%, 53,2%,
52,8%, 37,5%, dan 53,5% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011. Peningkatan
Pendapatan Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari rawat jalan yang
meliputi jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis
yang masing-masing sebesar Rp83,7 miliar dan Rp55,9 miliar atau meningkat masingmasing sebesar 23,5%, dan 34,0%. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan
dengan baru dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam
Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere, pada tahun 2012 serta
meningkatnya jumlah pasien dan meningkatnya permintaan layanan medis yang kompleks.
Beban pokok pendapatan: Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 45,1% menjadi
Rp1.343,3 miliar pada tahun 2012 dari Rp925,8 miliar pada tahun 2011 terutama
disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan dari rawat inap yang meliputi
beban gaji dan kesejahteraan karyawan, beban obat dan perlengkapan medis, penyusutan,
makanan dan minuman, lain-lain yang masing-masing sebesar Rp124,6 miliar, Rp87,0
miliar, Rp38,2 miliar, Rp11,0 miliar, dan Rp11,4 miliar atau meningkat masing-masing
sebesar 45,9%, 44,9%, 200,6%, 72,1%, dan 60,6%. Peningkatan beban pokok pendapatan
tersebut juga disebabkan oleh peningkatan beban pokok pendapatan dari rawat jalan
yang meliputi beban gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan medis,
penyusutan yang masing-masing sebesar Rp66,3 miliar, Rp50,3 miliar, Rp20,1 miliar atau
meningkat masing-masing sebesar 32,1%, 46,2%, dan 182,4%. Peningkatan terhadap
gaji dan kesejahteraan karyawan terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran
terhadap jasa konsultasi dan jasa tenaga ahli sejalan dengan meningkatnya pendapatan
Perseroan dan peningkatan terhadap jumlah staf yang berhubungan dengan beroperasinya
rumah sakit Perseroan yang baru di tahun 2012, yang juga berdampak atas meningkatnya
jumlah penyusutan. Peningkatan terhadap obat dan perlengkapan medis disebabkan oleh
meningkatnya jumlah pasien pada tahun 2012 dibandingkan dengan jumlah pasien pada
tahun 2011, dan meningkatnya beban rata-rata obat, perlengkapan medis akibat inflasi di
tahun 2012.
Laba bruto: Laba bruto Perseroan meningkat sebesar 33,3% menjadi Rp444,8 miliar pada
tahun 2012 dari Rp333,6 miliar pada tahun 2011. Di samping itu, terdapat penurunan
pada rasio laba bruto menjadi sebesar 24,9% pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011
sebesar 26,5%
Beban usaha: Beban usaha Perseroan meningkat sebesar 50,1% menjadi Rp367,9 miliar
pada tahun 2012 dari Rp245,1 miliar pada tahun 2011 yang terutama disebabkan oleh
meningkatnya beban penjualan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air,
penyusutan, beban kantor lainnya dan beban penyusutan. Beban gaji dan kesejahteraan
karyawan meningkat 43,9% menjadi Rp131,5 miliar pada tahun 2012 dari Rp91,4 miliar
pada tahun 2011. Beban listrik dan air meningkat 67,3% menjadi Rp49,0 miliar pada tahun
2012 dari Rp29,3 miliar pada tahun 2011. Beban kantor lainnya meningkat 174,5% menjadi
Rp42,2 miliar pada tahun 2012 dari Rp15,4 miliar pada tahun 2011. Beban penyusutan
meningkat 44,6% menjadi Rp31,9 miliar pada tahun 2012 dari Rp22,1 miliar pada tahun
2011. Peningkatan-peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh pembukaan rumah
sakit baru Perseroan dan akuisisi Klinik Kardio Cinere (SHC).
Penghasilan bunga: Penghasilan bunga Perseroan meningkat sebesar 29,6% menjadi
Rp3,6 miliar pada tahun 2012 dari Rp2,8 miliar pada tahun 2011 yang terutama disebabkan
oleh meningkatnya jumlah penempatan deposito berjangka.
Beban keuangan: Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 11,3% menjadi
Rp18,0 miliar pada tahun 2012 dari Rp16,2 miliar pada tahun 2011 yang terutama
disebabkan oleh meningkatnya beban administrasi bank sebagai hasil dari meningkatnya
jumlah pasien yang menggunakan jasa pelayanan kartu kredit serta meningkatnya beban
bunga akibat dari pinjaman bank berkaitan untuk rumah sakit Jambi dan Balikpapan.

Laba sebelum pajak. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba sebelum
pajak Perseroan meningkat sebesar 33,4% menjadi Rp77,0 miliar pada tahun 2012 dari
Rp57,7 miliar pada tahun 2011.
Beban pajak. Beban pajak Perseroan meningkat sebesar 26,2% menjadi Rp25,1 miliar
pada tahun 2012 dari Rp19,9 miliar pada tahun 2011 yang disebabkan oleh meningkatnya
laba sebelum pajak.
Laba tahun berjalan. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan
Perseroan meningkat sebesar 37,2% menjadi Rp52,0 miliar pada tahun 2012 dari
Rp37,9 miliar pada tahun 2011.
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dengan tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar 22,2% menjadi Rp1.259,3 miliar
pada 2011 dari Rp1.030,5 miliar pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh peningkatan pendapatan dari rawat inap yang meliputi jasa penunjang medis dan
jasa tenaga ahli, obat dan perlengkapan medis, lain-lain yang masing-masing sebesar
Rp43,4 miliar, Rp50,4 miliar, dan Rp10,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar
18,6%, 23,8%, dan 32,3% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan
Pendapatan Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari rawat jalan
yang meliputi jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan
medis yang masing-masing sebesar Rp75,7 miliar, dan Rp37,0 miliar atau masingmasing meningkat sebesar 27,1% dan 29,0%. Peningkatan tersebut di atas disebabkan
meningkatnya jumlah pasien dan peningkatan rata-rata pendapatan per pasien yang
disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus medis yang memerlukan perawatan yang
khusus di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Peningkatan pendapatan juga
disebabkan oleh meningkatnya penggunaan peralatan diagnostik dan intervensional serta
meningkatnya penjualan obat dan perlengkapan medis pada tahun 2011 dibandingkan
dengan tahun 2010. Rata-rata harga obat dan perlengkapan medis pada tahun 2011
meningkat dibandingkan dengan 2010 disebabkan oleh inflasi.
Beban pokok pendapatan: Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 19,8% menjadi
Rp925,8 miliar pada tahun 2011 dari Rp772,9 miliar pada tahun 2010 terutama disebabkan
oleh meningkatnya beban pokok pendapatan dari rawat inap yang meliputi beban gaji
dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan medis yang masing-masing sebesar
Rp40,4 miliar dan Rp49,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 17,5% dan 34,5%.
Peningkatan beban pokok pendapatan Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan
jumlah pasien, penggunaan peralatan medis, jasa konsultasi dokter dan jasa tenaga ahli
serta meningkatnya beban rata-rata obat dan perlengkapan medis yang disebabkan oleh
inflasi pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010.
Laba bruto: Laba bruto Perseroan meningkat sebesar 29,5% menjadi Rp333,6 miliar pada
tahun 2012 dari Rp257,6 miliar pada tahun 2010. Terdapat peningkatan pada rasio laba
bruto menjadi sebesar 26,5% pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 sebesar 25,0%
Beban usaha: Beban usaha Perseroan meningkat sebesar 56,2% menjadi Rp245,1
miliar pada tahun 2011 dari Rp156,9 miliar pada tahun 2010 yang terutama disebabkan
oleh meningkatnya beban penjualan, gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air,
penyusutan dan sewa yang masing-masing sebesar Rp2,1 miliar, Rp34,7 miliar, Rp10,3
miliar, Rp16,5 miliar, dan Rp13,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 44,9%,
61,3%, 54,6%, 295,7% dan 75,8%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan sebagai
hasil dari pembukaan rumah sakit baru dan akuisisi dua rumah sakit di tahun 2011.
Penghasilan bunga: Penghasilan bunga Perseroan meningkat menjadi Rp2,8 miliar pada
tahun 2011 dari Rp0,4 miliar pada tahun 2010 yang disebabkan oleh pendapatan bunga
dari sertifikat deposito berjangka yang diperoleh dari penjualan tanah dan bangunan
Siloam Hospitals Lippo Cikarang.
Beban keuangan: Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 51,2% menjadi
Rp16,2 miliar pada tahun 2011 dari Rp10,7 miliar pada tahun 2010 yang disebabkan oleh
peningkatan beban keuangan terhadap pinjaman bank yang dimiliki oleh rumah sakit yang
diakuisisi pada tahun 2011. Pada tahun 2011, proporsi beban administrasi bank sebagai
bagian dari pendapatan menurun. Hal ini disebabkan oleh adanya kesepakatan yang baru
dibuat antara Perseroan dengan bank.
Laba sebelum pajak. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba sebelum pajak
Perseroan menurun sebesar 38,3% menjadi Rp57,7 miliar pada tahun 2011 dari Rp93,6
miliar pada tahun 2010.
Beban pajak. Beban pajak Perseroan menurun sebesar 8,5% menjadi Rp19,9 miliar pada
tahun 2011 dari Rp21,7 miliar pada tahun 2010 yang disebabkan oleh menurunnya laba
bersih sebelum pajak untuk tahun 2011.
Laba tahun berjalan. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan
Perseroan menurun sebesar 47,3% menjadi Rp37,9 miliar pada tahun 2011 dari Rp71,9
miliar pada tahun 2010. Peningkatan tersebut telah dijelaskan pada paragraf di atas.
Aset
Per 30 April 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012
Aset Tetap. Aset tetap meingkat 14,9% menjadi Rp994,7 miliar per 30 April 2013 dari
Rp865,3 miliar per 31 Desember 2012, yang terutama disebabkan oleh peningkatan
peralatan dan pasokan medis dan kantor terkait dengan pembukaan rumah sakit baru
Perseroan pada tahun 2013.
Piutang Usaha Pihak Ketiga. Piutang usaha pihak ketiga naik 24,0% menjadi Rp228,0
miliar per 30 April 2013 dari Rp183,9 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut
terutama disebabkan meningkatnya Pendapatan dari Asuransi dan Jaminan Perusahaan.
Aset Keuangan Lancar Lainnya. Aset keuangan lancar lainnya meningkat 38,9% menjadi
Rp11,2 miliar per 30 April 2013 dari Rp8,1 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan
tersebut terutama disebabkan meningkatnya pendapatan sewa dari penyewa ruangan
komersial di rumah sakit Perseroan.
Uang Muka. Uang muka turun 66,4% menjadi Rp51,4 miliar per 30 April 2013 dari Rp152,8
miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh realisasi
pembelian aset tetap.
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011
Piutang Usaha Pihak Ketiga. Piutang usaha pihak ketiga naik 51,5% menjadi Rp183,9 miliar
per 31 Desember 2012 dari Rp121,4 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut
terutama disebabkan meningkatnya Pendapatan dari Asuransi dan Jaminan Perusahaan.
Aset Keuangan Lancar Lainnya. Aset keuangan lancar lainnya menurun 75,9% menjadi
Rp8,1 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp33,5 miliar per 31 Desember 2011. Penurunan
tersebut terutama disebabkan oleh pelunasan piutang dari PT Graha Pilar Sejahtera yang
terjadi sehubungan dengan penjualan tanah dan bangunan dari PT East Jakarta Medika
(Siloam Hospitals Lippo Cikarang).
Persediaan. Persediaan meningkat 70,9% menjadi Rp75,4 miliar per 31 Desember 2012
dari Rp44,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan
oleh meningkatnya persediaan obat-obatan dan perlengkapan medis sehubungan dengan
telah dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals
Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere, pada tahun 2012.
Beban dibayar di muka. Beban dibayar di muka meningkat 78,6% menjadi Rp17,5 miliar
per 31 Desember 2012 dari Rp9,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut
terutama disebabkan oleh meningkatnya beban sewa dibayar di muka untuk Siloam
Hospitals Cinere, dan Siloam Hospitals Lippo Cikarang.
Uang Muka. Uang muka meningkat 315,3% menjadi Rp152,8 miliar per 31 Desember 2012
dari Rp36,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan
adanya kenaikan uang muka yang digunakan untuk pembelian peralatan dan perlengkapan
medis untuk rumah sakit baru yaitu Siloam Hospitals Bali.
Aset tetap. Aset tetap meningkat 56,7% menjadi Rp865,3 miliar per 31 Desember 2012
dari Rp552,3 per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh
meningkatnya peralatan dan perlengkapan medis, dan perlengkapan kantor untuk rumah
sakit baru yaitu Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals
Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere.
Goodwill. Goodwill menurun 48,7% menjadi Rp54,4 miliar per 31 Desember 2012 dari
Rp106,2 miliar per 31 Desember 2011. Penurunan tersebut terjadi karena adanya
penurunan nilai terhadap Goodwill dari Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals
Balikpapan yang terjadi akibat adanya kompensasi yang dibayarkan kepada Perseroan
karena tidak mencapai laba bersih setelah pajak yang dijanjikan serta adanya pengakuan
Goodwill yang timbul dari akuisisi Siloam Hospitals Cinere.
Per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per 31 Desember 2010
Kas dan Setara Kas. Kas dan setara kas meningkat 540,2% menjadi Rp146,6 miliar
per 31 Desember 2011 dari Rp22,9 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh penempatan deposito dari hasil penjualan tanah dan bangunan milik
PT East Jakarta Medika kepada PT Graha Pilar Sejahtera.
Piutang Usaha Pihak Ketiga. Piutang usaha pihak ketiga naik 75,6% menjadi Rp121,4 miliar
per 31 Desember 2011 dari Rp69,1 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut
terutama disebabkan meningkatnya Pendapatan dari Asuransi dan Jaminan Perusahaan.
Persediaan. Persediaan meningkat 40,9% menjadi Rp44,1 miliar per 31 Desember 2011
dari Rp31,3 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh
meningkatnya persediaan obat-obatan dan perlengkapan medis sehubungan dengan telah
dibukanya MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan.
Uang Muka. Uang muka menurun 65,3% menjadi Rp36,8 miliar per 31 Desember 2011
dari Rp106,1 miliar per 31 Desember 2010. Penurunan tersebut disebabkan oleh telah
terealisasinya uang muka investasi saham sehubungan dengan akuisisi Siloam Hospitals
Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan.
Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha. Piutang pihak berelasi non-usaha menurun 99,5%
menjadi Rp1,3 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp246,8 miliar per 31 Desember 2010.
Penurunan tersebut disebabkan oleh pelunasan piutang dari Bridgewater International
(entitas anak PT Lippo Karawaci Tbk) yang berasal dari hasil penjualan tanah dan
bangunan milik PT East Jakarta Medika.
Aset tetap. Aset tetap meningkat 135,9% menjadi Rp552,3 miliar per 31 Desember 2011
dari Rp234,1 miliar pada 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh
pembelian peralatan dan perlengkapan medis, dan perlengkapan kantor untuk rumah sakit
baru yaitu MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals Balikpapan.
Goodwill. Goodwill meningkat 1.395,8% menjadi Rp106,2 miliar per 31 Desember 2011
dari Rp7,1 miliar per 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh Goodwill
yang diakui sehubungan dengan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals
Balikpapan.
Liabilitas
Per 30 April 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya. Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
meningkat 46,5% menjadi Rp39,4 miliar per 30 April 2013 dari Rp26,9 miliar.
Utang Pihak Berelasi Non-Usaha. Utang pihak berelasi non-usaha meningkat menjadi
Rp827,2 miliar per 30 April 2013 dari Rp798,8 miliar per 31 Desember 2012 terutama
karena bertambahnya utang pemegang saham kepada LK yang digunakan untuk
mendanai sebagian dari ekspansi Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir
pada tanggal 30 April 2013.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang meningkat
menjadi Rp83,1 miliar per 30 April 2013 dari Rp71,0 miliar per 31 Desember 2012, terutama
karena provisi imbalan pasca kerja karyawan untuk periode empat bulan yang berakhir
pada tanggal 30 April 2013. per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebutkan disebabkan
oleh meningkatnya utang kepada pemasok peralatan dan perlengkapan medis untuk
Siloam Hospitals Bali.
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011
Utang Usaha Pihak Ketiga. Utang usaha pihak ketiga meningkat 36,8% menjadi Rp155,5
miliar Per 31 Desember 2012 dari Rp113,7 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh peningkatan supplai obat-obatan dengan adanya rumah sakit
baru Perseroan yaitu Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam
Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere.
Beban Akrual. Beban akrual meningkat 82,7% menjadi Rp33,5 miliar per 31 Desember
2012 dari Rp18,3 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh
mulai ditagihnya Technical Support Service untuk peralatan medis utama seperti MRI, CT,
PETSCAN, LINAC, Cyclotron, dan lain-lain.
Utang Pihak Berelasi Non-Usaha. Utang pihak berelasi non-usaha meningkat 80,1%
menjadi Rp798,8 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp443,6 miliar per 31 Desember 2011.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya utang terhadap PT Lippo Karawaci
Tbk sehubungan dengan rencana ekspansi Perseroan terkait pendirian Rumah Sakit
Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya,
Siloam Hospitals Cinere.
Per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per 31 Desember 2010
Utang Usaha Pihak Ketiga. Utang usaha pihak ketiga meningkat 28,5% menjadi Rp113,7
miliar per 31 Desember 2011 dari Rp88,4 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh peningkatan supplai obat-obatan dengan adanya rumah sakit
baru Perseroan yaitu MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi dan Siloam Hospitals
Balikpapan.
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya. Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya
meningkat 183,5% menjadi Rp 20,2 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp 7,1 miliar per
31 Desember 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya tambahan peralatan
dan perlengkapan medis dengan adanya rumah sakit baru Perseroan yaitu MRCCC, dan
akuisisi Siloam Hospitals Jambi.
Utang Pihak Berelasi Non-Usaha. Utang pihak berelasi non-usaha meningkat 79,3%
menjadi Rp443,6 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp247,4 miliar 31 Desember 2010.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya utang terhadap PT Lippo Karawaci
Tbk sehubungan dengan rencana ekspansi Perseroan terkait pendirian MRCCC, dan
akusisi Siloam Hospitals Jambi serta Siloam Hospitals Balikpapan.
Utang Bank Jangka Panjang. Utang bank jangka panjang meningkat menjadi Rp66,0 miliar
per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan Rp0 per 31 Desember 2010 karena utang
bank yang diterima terkait dengan akuisisi perusahaan operasional SHJ pada tahun 2011.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang meningkat
27,3% menjadi Rp 61,9 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp48,7 miliar per 31 Desember
2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah karyawan sehubungan
dengan pendirian MRCCC, dan akuisisi Siloam Hospitals Jambi serta Siloam Hospitals
Balikpapan.
Ekuitas
Per 30 April 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012
Ekuitas meningkat 7,0% menjadi Rp261,8 miliar per 30 April 2013 dari Rp244,6 miliar per
31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan saldo laba atas
laba periode berjalan untuk periode empat bulan yang berakhir 30 April 2013.
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011
Ekuitas meningkat 36,7% menjadi Rp244,6 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp179,0
miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan saldo
laba atas laba periode berjalan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.
Per 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per 31 Desember 2010
Ekuitas meningkat 30,1% menjadi Rp179,0 miliar per 31 Desember 2011 dari Rp137,6
miliar per 31 Desember 2010, terutama karena peningkatan saldo laba atas laba periode
berjalan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.
Likuiditas dan Sumber Modal
Likuiditas Perseroan berhubungan dengan pendanaan untuk modal kerja, belanja modal,
pembayaran hutang, dan pemeliharaan reservan kas. Likuiditas utama Perseroan
didapatkan dari operasional, pemegang saham, hutang bank, dan kontribusi modal dari
pemegang saham.
Perseroan memperkirakan pendapatan bersih dari Penawaran Umum, kas yang diperoleh
dari operasional, dan hutang bank akan menjadi sumber likuiditas utama Perseroan
di depannya, dan akan digunakan untuk mendanai perluasan operasional Perseroan.
Perseroan berkeyakinan memiliki kecukupan likuiditas untuk modal kerja dan operasional
Perseroan, serta untuk membayar hutang selama 12 bulan ke depan.
Arus Kas
Arus Kas yang diperoleh dari Aktivitas Operasi
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode empat bulan yang
berakhir 30 April 2013 berjumlah Rp47,2 miliar, atau menurun Rp145,7 miliar atau sebesar
75,5% dibandingkan dengan periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April
2012 yaitu sebesar Rp192,9 miliar yang terutama disebabkan oleh jumlah rumah sakit
pada periode tersebut, per April 2013, terdapat 13 rumah sakit yang beroperasi, namun di
April 2012, hanya terdapat 7 rumah sakit yang beroperasi. Dengan demikian penerimaan
kas dari pelanggan pada April 2013 meningkat dibandingkan dengan April 2012. Hal
ini berdampak langsung terhadap kenaikan pembayaran kepada pemasok. Selain itu,
terdapat peningkatan jumlah karyawan yang menyebabkan peningkatan pada biaya gaji
dan kesejahteraan karyawan. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri
dari penerimaan kas dari pelanggan Perseroan berjumlah Rp748,1 miliar dan pembayaran
kepada pemasok Rp558,5 miliar, pembayaran manajemen dan karyawan berjumlah
Rp128,1 miliar, beban keuangan bersih Rp5,1 miliar dan beban pajak Rp9,2 miliar.
Penurunan arus kas bersih dari aktivitas operasi tersebut disebabkan adanya penambahan
6 (enam) rumah sakit Perseroan yang meningkatkan biaya operasional Perseroan.
Pada tahun 2012, arus kas bersih Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah
Rp203,0 miliar atau meningkat Rp149,6 miliar atau sebesar 280,1% dibandingkan dengan
tahun 2011 sebesar Rp53,4 miliar yang digunakan untuk aktivitas operasi yang terutama
disebabkan oleh pertumbuhan rumah sakit yang ada serta pembukaan 4 rumah sakit
baru dan 1 rumah sakit akuisisi dalam periode Januari 2012 Desember 2012 yang
menyebabkan kenaikan penerimaan kas dari pelanggan. Pertumbuhan ini berdampak
langsung terhadap kenaikan pembayaran kepada pemasok. Selain itu, dengan rumah
sakit-rumah sakit baru ini, Perseroan merekruit manajemen serta karyawan medis dan nonmedis yang menyebabkan peningkatan pada biaya gaji dan kesejahteraan karyawan. Arus
kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan
Perseroan berjumlah Rp1.717,9 miliar dan pembayaran kepada pemasok Rp1.185,8 miliar,
pembayaran manajemen dan karyawan berjumlah Rp281,5 miliar, beban keuangan
bersih Rp14,5 miliar dan beban pajak Rp33,2 miliar.

Hal 2 PT Siloam International Hospitals Tbk


Pada tahun 2011, arus kas bersih Perseroan yang digunakan untuk aktivitas operasi
berjumlah Rp53,4 miliar atau menurun sebesar Rp210,0 miliar atau sebesar 79,7%
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp263,4 miliar yang diperoleh dari aktivitas
operasi. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan rumah sakit yang ada serta pembukaan
1 rumah sakit baru, MRCCC, dan 2 rumah sakit yang diakuisisi, Siloam Hospitals Jambi
dan Siloam Hospitals Balikpapan yang menyebabkan kenaikan penerimaan kas dari
pelanggan. Penerimaan kas dari pelanggan meningkat namun masih dalam bentuk piutang
usaha pihak ketiga per 31 Desember 2011. Walau pun demikian, pembayaran terhadap
pemasok dan karyawan tetap dibayar tepat waktu. Arus kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi terdiri dari pembayaran kepada pemasok Rp929,4 miliar, pembayaran
kepada manajemen dan karyawan berjumlah Rp195,8 miliar, beban keuangan bersih
sebesar Rp13,4 miliar dan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp23,2 miliar dan
diimbangi oleh penerimaan kas dari pelanggan Perseroan sebesar Rp1.215,2 miliar.
Pada tahun 2010, arus kas bersih Perseroan yang digunakan untuk aktivitas operasi
berjumlah Rp263,4 miliar, terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan Perseroan berjumlah
Rp1.012,9 miliar dan pembayaran kepada pemasok Rp567,2 miliar dan pembayaran
kepada manajemen dan karyawan berjumlah Rp148,4 miliar, beban keuangan bersih
Rp10,3 miliar, dan beban pajak Rp23,6 miliar.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode empat bulan yang
berakhir 30 April 2013 adalah Rp83,9 miliar atau menurun sebesar Rp147,1 miliar atau
sebesar 63,7% dibandingkan dengan periode empat bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2012 yaitu sebesar Rp231,0 miliar. Pada April 2013, pengeluaran untuk aktivitas
investasi terutama digunakan untuk investasi peralatan medis Siloam Hospitals Bali dan
tidak terjadi akuisisi rumah sakit. Pada April 2012, Perseroan mengakuisisi PT Diagram
Healthcare Indonesia serta menginvestasikan pengeluaran untuk investasi peralatan medis
dari 4 rumah sakit yang akan dibuka pada periode Mei 2012 Desember 2012. Arus kas
bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebagian besar digunakan untuk pembelian
aset tetap Rp71,5 miliar dan Rp12,4 miliar untuk uang muka pembelian aset tetap dan
lainnya.
Pada tahun 2012, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah
Rp514,6 miliar atau meningkat Rp233,3 miliar atau sebesar 82,9% dibandingkan dengan
tahun 2011 sebesar Rp281,3 miliar. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi
terdiri dari pembayaran tunai Rp394,1 miliar untuk akuisisi aset tetap yang berhubungan
dengan pembangunan rumah sakit baru Perseroan, Rp52,8 miliar untuk akuisisi entitas
anak, PT Diagram Healthcare Indonesia, dan Rp128,8 miliar untuk uang muka pembelian
aset tetap, yang sebagian besar diimbangi oleh kas yang didapat dari jaminan kinerja
rumah sakit Rp61,0 miliar, yang berhubungan dengan pembelian rumah sakit Siloam
Jambi, dan rumah sakit Siloam Balikpapan karena ketidakmampuan kedua rumah sakit
tersebut untuk memenuhi target, dan penjualan aset tetap sebesar Rp45,5 juta.
Pada tahun 2011, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah
Rp281,3 miliar atau menurun Rp9,9 miliar atau sebesar 3,6% dibandingkan dengan tahun
2010 sebesar Rp271,4 miliar. Arus kas yang digunakan untuk aktivitias investasi sebagian
besar digunakan untuk pembelian aset tetap Rp246,7 miliar terkait dengan pembangunan
rumah sakit baru dan uang muka pembelian aset tetap dan lainnya sebesar Rp34,7 miliar.
Pada tahun 2010, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah
Rp271,4 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk pembelian aset tetap Rp165,7 miliar,
untuk uang muka investasi Rp104,1 miliar.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode empat bulan yang
berakhir 30 April 2013 adalah Rp24,8 miliar atau meningkat Rp6,9 miliar atau sebesar
38,5% dibandingkan dengan periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April
2012 sebesar Rp17,9 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan terdiri
dari penerimaan dari pihak berelasi bersih sebesar Rp28,4 miliar yang diimbangi oleh
pembayaran utang bank sebesar Rp3,6 miliar.
Pada tahun 2012, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah
Rp320,5 miliar atau menurun Rp31,4 miliar atau sebesar 8,9% dibandingkan dengan tahun
2011 sebesar Rp351,9 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan terdiri dari
penerimaan dari pihak berelasi bersih sebesar Rp328,0 miliar dari pinjaman pemegang
saham, diimbangi oleh pembayaran pinjaman bank sebesar Rp7,6 miliar.
Pada tahun 2011, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah sebesar
Rp351,9 miliar atau meningkat Rp336,3 miliar atau sebesar 2.200,0% dibandingkan dengan
tahun 2010 sebesar Rp15,3 miliar. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan terdiri
dari penerimaan dari pihak berelasi bersih Rp356,8 miliar dari pinjaman pemegang
saham, diimbangi oleh pembayaran pinjaman bank Rp4,9 miliar.
Pada tahun 2010, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah
Rp15,3 miliar, terdiri dari penambahan modal disetor bersih Rp98,0 miliar, diimbangi
oleh pembayaran kepada pihak berelasi Rp81,7 miliar dan pembayaran pinjaman bank
Rp1,0 miliar.
Belanja Modal
Secara historis, sumber dana yang digunakan Perseroan untuk mendanai belanja modal
adalah melalui kombinasi kas internal Perseroan, pinjaman dari pihak berelasi serta
pinjaman jangka pendek dan panjang. Belanja modal Perseroan terdiri dari investasi pada
rumah sakit baru, akuisisi rumah sakit dan biaya renovasi, pengadaan peralatan medis
dengan teknologi terkini dan peralatan lainnya termasuk pemeliharaan atas rumah sakit
yang ada saat ini. Berikut adalah tabel pembagian belanja modal Perseroan:

Tanah........................................
Bangunan prasarana dan
renovasi..................................
Perlengkapan dan peralatan
medis......................................
Kendaraan................................
Perabot dan peralatan kantor...
Aset dalam penyelesaian.........
Jumlah belanja modal............

Untuk periode-periode
Untuk tahun-tahun yang berakhir
empat bulan yang
pada 31 Desember
berakhir 30 April
2010
2011
2012
2012
2013
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
(dalam miliar Rupiah)
22,3
0,5

44,1

2,6

1,5

0,2

161,3
1,6
7,0
2,8
173,2

70,8
1,5
75,5
39,8
246,7

280,1
2,6
45,3
54,1
407,0

133,7
1,5
44,9
3,6
185,3

13,8
0,2
4,6
0,4
19,1

Perseroan tidak melakukan transaksi lindung nilai atas mata uang asing, hal ini disebabkan
Perseroan dan entitas anak melakukan sebagian besar transaksi belanja modal dan
memperoleh pendapatan dengan menggunakan mata uang Rupiah, sehingga Perseroan
mendapat lindung nilai natural hedge.
Perseroan berkeyakinan, bahwa dengan adanya pengeluaran modal di tahun 2013
akan memberikan kontribusi positif bagi kinerja Perseroan dalam bentuk penambahan
pendapatan.
Perseroan tidak memiliki pengikatan sehubungan dengan pengeluaran modal yang
belum terealisasi. Perseroan selalu berupaya melakukan peninjauan dan penelaahan
untuk melakukan transaksi pembelian yang sesuai dengan tujuannya untuk mendapatkan
pendapatan di masa yang akan datang. Apabila pembelian tersebut terdapat masalah
yang tidak sesuai dengan pembelian dan tujuannya, Perseroan tetap berkeyakinan bahwa
hal ini tidak akan mempengaruhi pendapatan Perseroan yang berdampak yang signifikan
terhadap rencana Perseroan. Hal ini disebabkan karena Perseroan senantiasa berupaya
untuk melakukan peninjauan dan penelaahan yang intensif secara menyeluruh serta
berupaya untuk mendapatkan syarat-syarat pembelian yang menguntungkan.
Perseroan mengharapkan untuk mendanai belanja modal Perseroan melalui kombinasi
arus kas dari operasional, fasilitas pinjaman bank, pasar modal dan pinjaman dari
pemegang saham. Realisasi belanja modal Perseroan dapat berbeda dengan apa yang
direncanakan sebelumnya karena berbagai faktor, antara lain arus kas Perseroan di masa
depan, hasil usaha dan kondisi keuangan, perubahan kondisi perekonomian Indonesia,
perubahan peraturan di Indonesia dan perubahan rencana serta strategi bisnis Perseroan.
Analisis Rasio Keuangan
Likuiditas
Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka
pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur
dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada
waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua
liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki.
Rasio Lancar Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April
2013 dan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
masing-masing sebesar 1,76x; 1,71x; 1,73x; dan 0,97x.
Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan
menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua
pendekatan sebagai berikut:
1. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas)
2. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Aset (Solvabilitas Aset)
Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 April 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 5,31x; 5,48x; 5,22x; dan 4,66x.
Sedangkan Solvabilitas Aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 April 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 0,84x; 0,85x; 0,84x; dan 0,82x.
Imbal Hasil Investasi (Return on Asset/ROA)
Imbal hasil investasi adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode
tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba
bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil investasi Perseroan untuk periode empat bulan
yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 1,00%; 3,28%; 3,41%; dan 9,22%.
Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity/ROE)
Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode
tahun berjalan dari ekuitas yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba
periode tahun berjalan dengan jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perseroan untuk periode
empat bulan yang berakhir pada 30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 6,5%; 21,24%; 21,17%; dan
52,24%.

RISIKO USAHA
Dalam menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan Jasa Pelayanan Kesehatan
Masyarakat, Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko usaha. Pelaksanaan kegiatan
usaha tersebut dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan usaha
Perseroan. Semua risiko yang mempengaruhi usaha Perseroan secara umum telah
disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan
Perseroan adalah sebagai berikut:
Risiko yang Berhubungan dengan Kegiatan Usaha Perseroan
1. Strategi Perseroan didasarkan pada diperolehnya peluang pertumbuhan dan
penerapan strategi pertumbuhan Perseroan dapat menimbulkan risiko-risiko tertentu
bagi Perseroan
2. Perseroan dipengaruhi oleh seluruh risiko yang lazim dalam industri kesehatan
3. Perseroan bergantung pada pemegang saham pengendali Perseroan dan mitra
strategis Perseroan sehubungan dengan pengembangan dan penyediaan gedung dan
lokasi rumah sakit
4. Perseroan mungkin tidak berhasil mengembangkan atau mengakuisisi dan
mengintegrasikan rumah sakit yang ada saat ini di masa depan
5. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain yang terkait dengan peralatan medis
Perseroan dapat mempengaruhi bisnis Perseroan secara negatif
6. Kegagalan teknologi dan tantangan lain yang terkait dengan sistem informasi Perseroan
dapat mempengaruhi bisnis Perseroan secara negatif
7. Investor mungkin mengalami kesulitan mengevaluasi usaha Perseroan, karena
informasi keuangan historis Perseroan mungkin tidak mewakili hasil usaha seandainya
Perseroan adalah sebuah perusahaan independen
8. Hasil keuangan Perseroan dapat mengalami kerugian jika Perseroan tidak mampu
menarik dan mempertahankan para dokter dan tenaga profesional kesehatan lain
9. Perubahan atau ketidakpatuhan terhadap peraturan pemerintah sehubungan dengan
kesehatan, lingkungan dan aspek lainnya dapat mempengaruhi bisnis Perseroan
10. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan
kepentingan pembeli saham yang ditawarkan
11.
Perseroan kemungkinan tunduk pada gugatan malpraktek kedokteran di mana
Perseroan tidak memiliki jaminan asuransi
12. Wabah flu babi, flu burung, SARS, atau penyakit atau kontaminasi berpotensi
mengancam jiwa lain dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan
13. Perseroan mengalami persaingan dari rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan
lain
14.
Jika Perseroan tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi
kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, klien perusahaan atau pasien
individu, bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh
15. Reputasi Perseroan tergantung pada konsistensi dan kualitas pelayanan medis yang
diberikan oleh profesional medis di rumah sakit Perseroan, tidak semua dari mereka
dipekerjakan secara langsung oleh Perseroan
16. Perseroan kemungkinan akan tunduk pada kewajiban atau risiko operasional dan
peraturan lainnya terkait rumah sakit yang diakuisisi Perseroan
17. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan mengelola persediaan secara
efektif
18. Perseroan bergantung pada individu kunci tim manajemen senior Perseroan
19. Pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak mencakup semua jenis kerugian dan
mungkin tidak cukup untuk menutupi kerugian Perseroan
20. Struktur grup Perseroan menjadikan Perseroan bergantung pada sejumlah entitas
anak untuk arus kas dan menjadikan Perseroan lebih rendah prioritas hak krediturnya
dibanding entitas-entitas anak yang menjadi pailit atau dilikuidasi
Risiko yang berkaitan dengan Indonesia
1. Pasar yang tumbuh seperti Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang
lebih maju, dan jika resiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa
mengganggu bisnis Perseroan dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan
untuk investasi investor
2. Ketidakpastian interpretasi dan pelaksanaan peraturan tentang pemerintahan daerah di
Indonesia dapat berdampak negatif pada Perseroan
3. Pemogokan Tenaga Kerja
4. Bencana Alam
Risiko yang Berkaitan dengan Kepemilikan Saham Perseroan
1. Harga Saham yang Dapat Berfluktuasi
2. Penjualan Saham di Masa Datang Dapat Mempengaruhi Harga Pasar Saham
Perseroan
3. Kemampuan Perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba
ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja di masa depan
4. Investor tunduk pada beberapa pembatasan hak pemegang saham minoritas
5. Agen Stabilisasi untuk dan atas nama Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para
Agen Penjualan Internasional tidak dapat menjamin setelah dilakukannya stabilisasi
atas harga pasar Saham Yang Ditawarkan berada pada Harga Penawaran.

KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN


AUDITOR INDEPENDEN
Terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan
keuangan dan hasil usaha PT Siloam International Hospitals Tbk yang terjadi setelah
tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 8 Juli 2013 atas laporan keuangan periode
empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto,
Amir Jusuf, Mawar & Saptoto dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan mengenai penerbitan kembali laporan keuangan konsolidasian, penyajian
laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan penggunaan laporan keuangan untuk
keperluan pernyataan pendaftaran.
Kejadian penting setelah tanggal laporan auditor independen adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 16 Juli 2013, piutang pihak berelasi non usaha dari PT Eramulia dan
PT Aritasindo Permaisemesta, entitas anak telah dilunasi seluruhnya.
Pada tanggal 17 Juli 2013, piutang lain-lain pihak ketiga dari Champion Assets Return
dan Tuan Santayana Kiemas telah dilunasi seluruhnya.

KETERANGAN TENTANG PERSEROAN


1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
PT Siloam International Hospitals adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan
menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Kabupaten Tangerang.

Perseroan didirikan dengan nama PT Sentralindo Wirasta didirikan berdasarkan Akta


Pendirian Perseroan Terbatas No. 3 tanggal 3 Agustus 1996, dibuat dihadapan Myra
Yuwono, Sarjana Hukum, Notaris di Sukabumi, telah memperoleh pengesahan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-8639.HT.01.01.TH96
tanggal 27 Agustus 1996, telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UU
WDP dengan No. TDP 09031623426 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta
Selatan dengan No. 927/BH.09.03/X/96 tanggal 4 Oktober 1996, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 3 Desember 1996 dan Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. 9518 Tahun 1996 (Akta Pendirian).
Akta Pendirian Perseroan sejak pendirian sampai dengan saat ini telah mengalami beberapa
perubahan anggaran dasar dan perubahan terakhir adalah Akta Pernyataan Keputusan
Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa No. 307 tanggal 25 Maret 2013, dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, SH,
Magister Sains, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan (i) persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) berdasarkan Surat Keputusan No. AHU15929.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 27 Maret 2013, (ii) penerimaan pemberitahuan dari
Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-11768
tanggal 2 April 2013 dan didaftarkan dalam (i) daftar perseroan No. AHU-0027230.AH.01.09.
Tahun 2013 tanggal 27 Maret 2013, (ii) daftar perseroan No. AHU-0028449.AH.01.09.Tahun
2013 tanggal 2 April 2013 (Akta No. 307/2013). Berdasarkan Akta No. 307/2013, para
pemegang saham menyetujui (i) perubahan Pasal 1 mengenai nama dan tempat kedudukan
terkait dengan perubahan nama Perseroan yang semula PT Siloam International Hospitals
menjadi PT Siloam International Hospitals Tbk dan perubahan status Perseroan yang
semula PT tertutup menjadi PT terbuka, (ii) perubahan seluruh Anggaran Dasar dalam
rangka penawaran umum saham kepada masyarakat untuk disesuaikan dengan Peraturan
Bapepam No. IX.J.I.
Lebih lanjut, untuk melaksanakan Penawaran Umum, Perseroan telah memperoleh
persetujuan dari RUPS Perseroan atas rencana pelaksanaan Penawaran Umum
sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 05 tanggal
4 Juni 2013, yang dibuat di hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH, Notaris
di Jakarta.
2. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Ketut Budi Wijaya
Komisaris : Theo L. Sambuaga
Komisaris : Agus Benjamin
Komisaris Independen : Farid Harianto
Komisaris Independen : Muladi
Komisaris Independen : Jonathan L. Parapak
Direksi
Presiden Direktur : Gershu Chandy Paul
Direktur : Grace Frelita Indradjaja
Direktur : Romeo Fernandez Lledo
Direktur : George Mathew
Direktur* : Sugianganto Budisuharto
Direktur Tidak Terafiliasi : Anang Prayudi
Merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan

KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN


1. UMUM
Perseroan adalah grup rumah sakit swasta terbesar di Indonesia dalam jumlah kapasitas
dan jumlah tempat tidur operasional per tanggal 31 Desember 2012 menurut Frost &
Sullivan. Perseroan membuka rumah sakit pertama di tahun 1996 dan sejak itu terus
berkembang melalui pendirian rumah-rumah sakit baru maupun akuisisi oportunistik
rumah-rumah sakit yang sudah ada. Saat ini Perseroan mengoperasikan 13 rumah sakit
dan menawarkan layanan kesehatan spesialis yang lengkap seperti prosedur bedah
kompleks di Indonesia, layanan laboratorium, fasilitas radiologi danimaging, pengobatan
kesuburan, layanan kesehatan umum dan layanan diagnostik dan darurat di Indonesia.
Per tanggal 30 April 2013, Perseroan memiliki kapasitas sekitar 3.436 jumlah tempat tidur
dan mempekerjakan 1.178 dokter (termasuk 930 spesialis) yang menawarkan layanan ke
pasien Perseroan dan 2.607 perawat dan staf medis lainnya. Perseroan berencana untuk
mengembangkan operasi dan kehadiran Perseroan melalui pendirian rumah-rumah sakit
baru, pengembangan rumah-rumah sakit Perseroan yang sudah ada dan akuisisi yang
berpeluang baik.
Perseroan yakin bahwa Perseroan dikenal sebagai pemimpin dalam model layanan klinis
inovatif, peralatan tercanggih, fasilitas berorientasi pasien dan layanan klinik maupun nonklinik terpadu di Indonesia. Selama lebih dari 17 tahun, Perseroan menjadi pelopor dan
memberikan banyak perkembangan penting dalam perkembangan layanan kesehatan di
Indonesia. Sebagai contoh, Siloam Hospitals Lippo Village adalah rumah sakit Indonesia
pertama yang terakreditasi olehJoint Commission International (JCI) pada tahun
2007dan telah berhasil mempertahankan akreditasi tersebut sampai dengan saat ini.
Perseroan percaya Perseroan juga merupakan pelopor dalam penggunaan teknologi
MRI3-Tesla, 256 Slice CT, Rapid Arc Linear Accelerator dan Gamma Knife di Indonesia.
Pada bulan November 2010, Menteri Kesehatan Republik Indonesia memberikan
Perseroan status rumah sakit bertaraf internasional satu-satunya di Indonesia. Perseroan
juga memperoleh penghargaan Indonesian Healthcare Services Provider of the Year:
Best Practices dariFrost & Sullivan pada tahun 2010 dan 2012, menerima penghargaan
Luar Biasa dariAsian Hospital Management Award pada tahun 2011 dan penghargaan
Indonesia Hospital Service Provider of the Year dari Frost & Sullivan pada tahun 2012.
Untuk memastikan bahwa fasilitas-fasilitas medis Perseroan dioperasikan dengan standar
tertinggi, Perseroan secara aktif berkolaborasi dengan pemberi layanan kesehatan
internasional. Perseroan percaya bahwa Perseroan adalah organisasi kesehatan di
Indonesia yang membawa operasi klinis dengan fasilitas riset dan akademis unggulan Perseroan adalah bagian bagian dari grup ilmu-ilmu medis, Layanan Kesehatan Universitas
Pelita Harapan (UPHMS), yang terdiri dari Sekolah Kedokteran Universitas Pelita Harapan,
yaitu suatu sekolah kedokteran dan keperawatan ternama di Indonesia, dan Mochtar Riady
Institut Nanoteknologi, suatu lembaga riset berfokus pada riset genetik dan kanker. Hal ini
memungkinkan organisasi tersebut untuk mendorong inovasi dan menghasilkan generasi
dokter dan perawat mendatang untuk pengembangan usaha Perseroan.
Perseroan telah mengembangkan Centers of Excellence di beberapa bidang spesialisasi
di rumah-rumah sakit Perseroan, termasuk di bidang kanker, jantung, syaraf, kesuburan,
urologi dan ortopedik. Perseroan percaya bahwaCenters of Excellence tersebut sangat
dikenal dalam memberikan layanan kesehatan yang paling mutakhir di Indonesia. Para
dokter yang praktek di rumah-rumah sakit lainnya, baik swasta maupun negeri, secara
reguler merekomendasikan layanan Perseroan di bidang-bidang spesialisasi tersebut.
Perseroan juga percaya bahwa reputasi Perseroan di kemampuan klinik, peralatan
medis dengan teknologi terkini dan program-program pelatihan diCenters of Excellence
tersebut telah membantu Perseroan dalam menarik dan mempertahankan tenaga medis
di rumah sakit Perseroan. Rasio dokter terhadap populasi di Indonesia adalah salah
satu yang paling rendah di dunia dimana hanya terdapat 0,3 dokter untuk setiap 1.000
penduduk dibandingkan dengan 1,80 di Singapura, 2,3 di Amerika Serikat dan rata-rata 3,1
di negara-negara maju lainnya per 31 Desember 2012, menurut Frost & Sullivan. Dokterdokter spesialis pada umumnya merupakan dokter independen, yaitu tidak dipekerjakan
oleh rumah sakit dan diperkenankan untuk melakukan praktek sebanyak-banyaknya pada
tiga rumah sakit. Perseroan percaya bahwa kemampuan Perseroan untuk menarik dan
mempertahankan dokter dan staf medis profesional ternama memberikan Perseroan
kelebihan daripada para pesaing dalam pasar yang sangat kompetitif.
Per tanggal 30 April 2013, tanah dan bangunan (Properti Rumah Sakit) dimana enam
dari rumah sakit Perseroan berlokasi disewa Perseroan melalui LK, dari First Real Estate
Investment Trust (First REIT), suatu DIRE yang tercatat pada Singapore Stock Exchange,
dua Properti Rumah Sakit Perseroan disewa langsung dari LK, salah satu Properti Rumah
Sakit Perseroan dimiliki oleh dan disewa langsung dari First REIT, satu Properti Rumah
Sakit disewakan langsung kepada Perseroan oleh entitas anak MPU, satu Properti Rumah
Sakit disewakan kepada Perseroan melalui PT Anadi Sarana Tatahusada dan sisa Properti
Rumah Sakit dimiliki oleh Perseroan. Sejak 30 April 2013, salah satu Properti Rumah Sakit
yang dimiliki oleh LK dan disewa Perseroan secara langsung kepada LK telah dijual kepada
First REIT dalam transaksi jual dan sewa kembali. Perseroan saat ini sub-lease Properti
Rumah Sakit ini dari LK. Perseroan juga telah masuk dalam sub-lease untuk satu Properti
Rumah Sakit tambahan dengan LK yang disewa LK dari First REIT,
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 dan
untuk periode-periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2012 dan 2013, pendapatan
kotor Perseroan adalah masing-masing sebesar Rp1.030,5 miliar, Rp1.259,3 miliar, 1.788,1
miliar, Rp534,3 miliar dan Rp789,5 miliar dan pendapatan bersih masing-masing sebesar
Rp702,0 miliar, Rp881,1 miliar, Rp1.272,7 miliar, Rp380,4 miliar dan Rp577,8 miliar. Pada
periode-periode yang sama, Perseroan membukukan EBITDA sebesar Rp140,3 miliar,
Rp155,0 miliar, Rp221,1 miliar, Rp74,8 miliar dan Rp103,7 miliar.
2. KEUNGGULAN KOMPETITIF PERSEROAN
1. Posisi pasar terkemuka di pasar layanan kesehatan Indonesia yang sangat menarik
2. Rekam jejak yang terbukti untuk keberhasilan merambah peluang pasar Indonesia
dengan strategi dan visi yang jelas
3. Terbukti model bisnis inovatif melalui model pilar Perseroan
- Keunggulan dalam layanan darurat
- Peralatan dan sistim kedokteran dengan teknologi terkini (state-of-the-art)
- Digital Tele-Medicine
- Program Pengembangan Kemitraan Dokter Siloam
4. Peluang pertumbuhan yang luar biasa baik dari rumah sakit yang sudah mapan
maupun yang masih dalam tahap konstruksi
5. Dukungan pemegang saham beserta afiliasinya meningkatkan kepastian
pelaksanaan dan menyediakan jaringan untuk mendapatkan pemahaman
mendalam tentang pasar utama
6. Kemampuan manajemen untuk menggerakkan imbal hasil komersial yang kuat
sambil berinvestasi dalam usaha
3. STRATEGI BISNIS
1. Terus memperkuat dan mengembangkan posisi terdepan Perseroan di pasar
layanan kesehatan Indonesia
2. Menerapkan model pemberian layanan klinis holistik Siloam dan perbaikan kualitas
berkesinambungan
3. Mendorong efisiensi operasional melalui sistim keuangan, teknologi dan administrasi
yang canggih
4. Mengusung bersama operasi klinis dengan hasil penelitian yang teratas dan fasilitas
akademik untuk memberikan pelayanan prima
5. Terus merekrut, mempertahankan dan memberi insentif tenaga medis handal
4. RUMAH SAKIT PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
Informasi mengenai Rumah Sakit Perseroan
Per tanggal 30 April 2013, tanah dan bangunan (Properti Rumah Sakit) dimana enam
dari rumah sakit Perseroan berlokasi disewa Perseroan melalui LK, dari First Real Estate
Investment Trust (First REIT), suatu DIRE yang tercatat pada Singapore Stock Exchange,
dua Properti Rumah Sakit Perseroan disewa langsung dari LK, salah satu Properti Rumah
Sakit Perseroan dimiliki oleh dan disewa langsung dari First REIT, satu Properti Rumah
Sakit disewakan langsung kepada Perseroan oleh entitas anak MPU, satu Properti Rumah
Sakit disewakan kepada Perseroan melalui PT Anadi Sarana Tatahusada dan sisa Properti
Rumah Sakit dimiliki oleh Perseroan. Sejak 30 April 2013, salah satu Properti Rumah Sakit
yang dimiliki oleh LK dan disewa Perseroan secara langsung kepada LK telah dijual kepada
First REIT dalam transaksi jual dan sewa kembali. Perseroan saat ini sub-lease Properti
Rumah Sakit ini dari LK. Perseroan juga telah masuk dalam sub-lease untuk satu Properti
Rumah Sakit tambahan dengan LK yang disewa LK dari First REIT.
Tabel berikut ini menggambarkan informasi mengenai rumah sakit Perseroan per tanggal
30 April 2013:
SHLV SHKJ SHSB SHLC SHJ SHBP MRCCC RSUS SHMD SHM
SS
SHC SHB Total
Tanah (meter persegi).. 17,442 11,420 6,862 9,900 7,132 12,562 4,145 39,317 5,518 3,963 23,285 1,359 9,025 151,930
Dimiliki Perseroan........

Disewa dari LK............

(1)
Disewa dari First REIT
(langsung dan tidak
langsung).................

Sewa dari MPU...........

Sewa dari PT Anadi


Sarana Tatahusada..

Tahun berakhirnya
sewa........................ 2021
2021 2021 2025
- 2025 2028 2027 2027 2022 2018 2028
Opsi untuk
memperpanjang

sewa........................

Keterangan:
(1) Pada bulan Mei 2013, LK menyelesaikan transaksi jual dan sewa kembali untuk Properti Rumah Sakit SHB
kepada First REIT. Perseroan kemudian menyewa Properti Rumah Sakit SHB untuk jangka waktu awal selama
15 tahun.
Sewa
Perseoan telah masuk dalam delapan perjanjian penyewaan kembali dengan LK dimana
Perseroan menyewakan Properti Rumah Sakit SHLV, SHKJ, SHSB, MRCCC, SHB, SHMD,
SHM dan SHTB, yang dimiliki oleh First REIT dan disewa kepada LK. Masing-masing
perjanjian sub-lease tertanggal 30 April 2013, kecuali untuk SHB yang tertanggal 13 Mei
2013 dan SHTB yang tertanggal 1 Juli 2013. Berdasarkan perjanjian penyewaan kembali
tersebut, LK setuju untuk menyewakan kembali properti-properti tersebut bersama dengan
peralatan mekanikal dan elektrikal terkait untuk jangka waktu awal selama 15 tahun dari
permulaan perjanjian head lease LK dengan First REIT (dapat diperbaharui untuk 15 tahun
lagi) dan untuk biaya sewa sebesar 1% dari pendapatan operasional kotor (GOR) untuk
tahun pertama, 2% dari GOR untuk tahun kedua dan 3% dari GOR untuk tahun ketiga
dan seterusnya. Biaya sewa yang dibebankan berdasarkan perjanjian penyewaan kembali
Perseroan dengan LK saat ini lebih rendah dari biaya yang akan dibayarkan antara LK
dan First REIT berdasarkan perjanjian head lease sehubungan dengan properti-properti
tersebut.
RSUS
Perseroan menandatangani perjanjian sewa pada tanggal 30 April 2013, dimana Perseroan
sewa dari LK Properti Rumah Sakit dari RSUS. Sesuai ketentuan dari perjanjian sewa,
LK setuju untuk menyewakan kepada Perseroan Properti Rumah Sakit bersama dengan
perlengkapan mekanik dan elektrik tertentu yang terpasang di Properti Rumah Sakit untuk
jangka waktu awal selama 15 tahun (dapat diperbaharui lagi untuk 15 tahun) dan pada
sewa tahunan 1% dari GOR RSUS untuk tahun pertama, 2% dari GOR untuk tahun kedua
dan 3% dari GOR untuk tahun selanjutnya.
SHLC
PT EJM, entitas anak, menandatangani perjanjian pengalihan pada tanggal 28 Desember
2010 dengan First REIT dan LK, dimana LK mentransfer, mengalihkan dan menovasi
seluruh hak, keuntungan, bunga dan kewajiban berdasarkan perjanjian sewa antara First
REIT dan LK sehubungan dengan Properti Rumah Sakit (dan peralatan mekanik dan
elektrik tertentu) dari SHLC. Sesuai dengan ketentuan dari perjanjian sewa dan perjanjian
novasi, sewa akan berakhir pada tahun 2025 (dapat diperbaharui lagi untuk 15 tahun)
dan PT EJM membayar biaya sewa tahunan (jumlah keseluruhan sewa dasar dan sewa
variabel yang ditentukan oleh GOR SHLC) kepada First REIT.
SHC
PT DHI, entitas anak, menandatangani perjanjian sewa pada tanggal 23 Februari 2005,
dimana PT DHI menyewa dari PT Anadi Sarana Tatahusada Properti Rumah Sakit SHC.
Sesuai dengan ketentuan dari perjanjian sewa, PT Anadi Sarana Tatahusada setuju untuk
menyewa Properti Rumah Sakit tersebut untuk jangka waktu awal selama 13 tahun (dapat
diperbaharui lagi untuk 5 tahun) dengan biaya sewa tahunan sebeesar Rp6,5 miliar.
SS
Perseroan menandatangani perjanjian sewa pada tanggal 7 Januari 2012, dimana
Perseroan menyewa dari PT Palembangparagon Mall (PPM) Properti Rumah Sakit
SS (Perjanjian Sewa Sriwijaya). Properti ini tersedia untuk PPM melalui kesepakatan
build-operate-transfer (BOT) dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Perjanjian
Sewa Sriwijaya berlaku selama 10 tahun dari tanggal pembukaan perdana rumah
sakit dan dapat diperbaharui lagi untuk 8 tahun. Sesuai dengan perjanjian, biaya sewa
sebesar Rp3 milyar per tahun untuk tiga tahun pertama perjanjian, Rp3,5 milyar per
tahun untuk tahun keempat sampai keenam perjanjian dan Rp4 milyar untuk tahun-tahun
berikutnya. Pada tanggal 5 Oktober 2012, PPM dan MPU (melalui entitas anaknya),
menandatangani perjanjian pengikatan jual beli (PPJB), dimana menurut perjanjian
tersebut PPM mentransfer, mengalihkan dan menovasikan semua hak, keuntungan, bunga
dan kewajibannya berdasarkan BOT kepada MPU.. Sesuai dengan ketentuan perjanjian
jual beli pada tanggal 5 Oktober 2012 dengan PPM dan MPU, PPM mengalihkan seluruh
hak, keuntungan, bunga dan kewajiban berdasarkan Perjanjian Sewa Sriwijaya kepada
MPU. Transfer, pengalihan dan novasi semua hak di bawah Perjanjian Sewa Sriwijaya
diberitahukan kepada Perseroan melalui surat pemberitahuan dari PPM tertanggal
5 Oktober 2012. hak, keuntungan, bunga dan kewajiban berdasarkan kesepakatan BOT
kepada MPU.
Hubungan dengan First REIT
First REIT merupakan dana investasi real estat (DIRE) yang disponsori oleh LK pada
bulan Desember 2006 dan merupakan DIRE pertama yang didaftarkan serta DIRE
kesehatan pertama yang tercatat pada Singapore Stock Exchange (SGX). Saat ini, First
REIT dikelola oleh Bowsprit Capital Corporation Limited, entitas anak yang seluruhnya
dimiliki oleh LK. Per tanggal 30 April 2013, LK secara langsung atau tidak langsung memiliki
28,8% dari total unit First REIT.

Hal 2 PT Siloam International Hospitals Tbk

Pada bulan Oktober 2006, tiga Properti Rumah Sakit dari rumah sakit Perseroan yaitu
SHLV, SHKJ dan SHSB dijual kepada First REIT dan selanjutnya disewa kembali oleh
LK untuk 15 tahun. Pada bulan Desember 2010, Properti Rumah Sakit dari rumah sakit
Perseroan, SHLC, dijual kepada First REIT. Pada saat bersamaan, First REIT juga
mengakuisisi Properti Rumah Sakit MRCCC. Perseroan lalu menyewa Properti Rumah
Sakit SHLC dan LK menyewa Properti Rumah Sakit MRCCC dari First REIT untuk 15 tahun.
Pada bulan November 2012, transaksi penjualan dan penyewaan kembali ditandatangani
dengan First REIT dimana berdasarkan transaksi tersebut Properti Rumah Sakit SHM dan
SHMD dijual kepada First REIT dan disewa oleh LK untuk 15 tahun. Pada bulan Mei 2013,
transaksi penjualan dan penyewaan kembali ditandatangani dengan First REIT dimana
berdasarkan transaksi tersebut Properti Rumah Sakit SHB dijual kepada First REIT dan
disewa oleh LK untuk 15 tahun.
Informasi Operasional mengenai Rumah Sakit Perseroan
Tabel berikut menggambarkan informasi mengenai Rumah Sakit yang dimilki oleh
Perseroan dan Anak Perusahan sampai dengan Prospektus diterbitkan:
Mulai beroperasi..........
Tahun akuisisi.............
Kapasitas tempat tidur..
Tempat tidur
operasional..............
Staf medis...................
Dokter umum..............
Dokter spesialis
dokter tetap..............
Dokter spesialis
paruh waktu.............
Perawat......................

SHLV SHKJ SHSB SHLC SHJ SHBP MRCCC RSUS SHMD SHM
1996 1991 1977 2002 2004 2008 2011 2012 2012 2012
-(2) 2011 2011
-(2) 2002(1)(2) 2002(2)
317
266
177
108
100
212
336
680
249
352
251

197

160

108

97

138

112

120

SS
SHC SHB Total
2012 2006 2013
- 2012
347
21
271 3.436

224

101

99

21

76

1.703

31

41

18

18

12

10

28

15

18

16

16

15

243

79

44

22

16

18

20

13

11

11

10

256

86
444

97
325

73
250

42
143

32
126

46
184

95
217

118

46
205

35
152

58
159

57

55
152

665
2.532

Keterangan:
(1)
Tahun diakuisisi oleh LK
(2)
Perseroan mengakuisisi rumah sakit ini dari LK pada tahun 2010
(3)
Jumlah tempat tidur operasional berarti jumlah tempat tidur yang beroperasi di
rumah sakit
Per 30 April 2013, rumah sakit Perseroan memilki beragam jasa pelayanan kesehatan dan
jasa bedah, sebagai digambarkan pada table dibawah ini :
Rumah Sakit
SHLV.........................................
SHKJ........................................
SHSB.......................................
SHLC.......................................
SHJ..........................................
SHBP........................................
MRCCC....................................
RSUS.......................................
SHMD......................................
SHM.........................................
SS............................................
SHC.........................................
SHB.........................................

Spesialisasi
Kardiologi, neuroscience, ortopedi dan gawat darurat
Urologi, ortopedi, kardiologi dan gawat darurat
Perawatan kesuburan, kardiologi dan gawat darurat
Occupational medicine dan gawat darurat
Gawat darurat
Gawat darurat
Kanker, liver dan gawat darurat
Gawat darurat
Gawat darurat
Kardiologi, endokrinologi dan gawat darurat
Gastroenterologi dan gawat darurat
Kardiologi
Pengobatan untuk Turis, ortopedik, kardiologi dan gawat darurat

Keterangan:
SHTB memulai kegiatan usaha di bulan Juni 2013 dan menyediakan layanan spesialisasi
kardiologi, onkologi dan neuroscience
Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV)
SHLV menawarkan layanan rumah sakit umum dan diposisikan Perseroan sebagai Center
of Excellence untuk Kardiologi, pusat pengobatan neuroscience dan ortopedik. SHLV
menawarkan berbagai layanan yang komprehensif jantung mulai dari langkah-langkah
pencegahan sampai dengan pelaksaanan operasi yang rumit. SHLV merupakan rumah
sakit pertama di Indonesia yang diberikan akreditas JCI pada tahun 2007. SHLV terletak di
Jl. Siloam No 6, Lippo Village, Karawaci, Tangerang, dan berdiri di atas lahan seluas 17.442
meter persegi. SHLV mulai beroperasi pada tahun 1996 dan memperoleh Sertifikasi ISO
di 2001. Per tanggal 30 April 2013, SHLV memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 317
tempat tidur dengan 251 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak
196 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 444
perawat. SHLV merupakan hub Center of Excellence untuk kardiologi, neuroscience dan
ortopedi serta memiliki peralatan medis dengan teknologi terkini, yaitu 3-Tesla MRI dan
Cath Lab.
Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ)
SHKJ menawarkan layanan rumah sakit umum yang diposisikan Perseroan sebagai Center
of Excellence untuk urologi dan ortopedi. SHKJ terletak di Jl. Pejuangan raya Kav. 8,
Kel. Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan berdiri di atas lahan seluas
11.420 meter persegi. SHKJ memperoleh Sertifikasi ISO di 2001. Per tanggal 30 April 2013,
SHKJ memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 266 tempat tidur dengan 197 tempat tidur
yang beroperasional dan memiliki tenaga kerja sebanyak 182 dokter umum dan spesialis
(termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 325 perawat. SHKJ merupakan
Center of Excellence untuk urologi dan ortopedi. Pada tahun 2007, SHKJ menjadi salah
satu rumah sakit pertama di Indonesia untuk menggunakan Siemens Somatom Definition
Dual Source Multi Slice CT Technology yang paling canggih. Untuk menawarkan layanan
komprehensif di Jakarta Barat, SHKJ juga memasang Cath Laboratory dengan teknologi
terkini untuk membantu layanan kardiologi. Selanjutnya, SHKJ telah memerintiskan
Emergency Motorbike Advance Party untuk melewati kemacetan jalan dan mencapai dan
menstabilisasikan pasien selagi menunggu ambulans.
Siloam Hospitals Surabaya (SHSB)
SHSB memberikan jasa perawatan umum dan diposisikan Perseroan sebagai Center
of Excellence untuk perawatan kesuburan. SHSB merupakan salah satu rumah sakit di
Indonesia yang memilki teknologi perbantuan reproduksi, SHSB telah membantu lebih dari
5.400 perawatan inseminasi buatan sejak program tersebut dimulai dimana dari prosedur
tersebut berhasil menghasilkan kehamilan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 masingmasing sebanyak 337, 359 dan 451 kehamilan. SHSB terletak di Jl. Raya Gubeng 70,
Surabaya, Jawa Timur, dan berdiri di atas lahan seluas 6.862 meter persegi. SHSB mulai
beroperasi pada tahun 1997 dan memperoleh Sertifikasi ISO di Juni 2009. Per tanggal
30 April 2013, SHSB memiki kapasitas tempat tidur sebanyak 177 tempat tidur dengan
160 tempat tidur yang beroperasional dan memiliki tenaga kerja sebanyak 98 dokter umum
dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 250 perawat. SHSB
merupakan Center of Excellence untuk perawatan kesuburan. SHSB telah memasang
perawatan intensif neonatal pada tahun 2006 untuk mendukung program In Viro
Fertilization (IVF) Perseroan. SHSB telah mendapatkan Service Excellence Award dari
Markplus Insight, yang merupakan perusahaan riset pasar, pada tahun 2010 serta Azima
Infection Management Award pada tahun 2011.
Siloam Hospitals Lippo Cikarang (SHLC)
SHLC menawarkan layanan rumah sakit umum. SHLC terletak di Jl. M.H. Thamrin Kav.
105, Lippo Cikarang, Bekasi 17550, dan berdiri di atas lahan seluas 9.900 meter persegi.
SHLC memperoleh Sertifikasi ISO di 2008. Per tanggal 30 April 2013, SHLC memiki
tempat tidur sebanyak 108 tempat tidur dan memiliki tenaga kerja sebanyak 82 dokter
umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 143 perawat.
SHLC merupakan salah satu rumah sakit pertama di jaringan rumah sakit Perseroan yang
mendapatkan manfaat dari strategi hub-and-spoke. Jalan tol Jakarta-Cikampek dan
daerah industri Cikarang membuat SHLC rumah sakit ideal untuk menawarkan layanan
gawat darurat dan trauma. SHLC didukung oleh departemen gawat darurat 24 jam dengan
fasilitas evakuasi medis, termasuk evakuasi helikopter siang hari.
Siloam Hospitals Jambi (SHJ)
Pada bulan Maret 2011, Perseroan mengakuisisi 99,98% kepemilikan pada sebuah rumah
sakit di Jambi melalui PT GKE dengan harga Rp27,5 miliar, dimana PT GKE memiliki 83,0%
kepemilikan di perusahaan operasional yang mengoperasikan SHJ. Rumah sakit tersebut
memiliki total lahan seluas 7.132 meter persegi. SHJ mendapatkan Hospital Accreditation
Certificate yang diberikan oleh KARS pada tahun 2011. Per 30 April 2013, rumah sakit
ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 100 tempat tidur dengan 97 tempat tidur
beroperasional dan memiliki tenaga kerja sebanyak 60 dokter umum dan spesialis
(termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu), serta 126 perawat. SHJ merupakan rumah
sakit terkemuka di Sumatera, yang merupakan daerah kaya dengan sumber daya alam.
Lokasinya di sebelah Bandara Sultan Thaha memposisikannya sebagai pusat perujukan
penting untuk layanan gawat darurat dan trauma untuk daerah sekitarnya. SHJ merupakan
rumah sakit spoke.
Siloam Hospitals Balikpapan (SHBP)
Pada bulan Maret 2011, Perseroan mengakuisisi 99,80% dari saham PT PTS dengan
nilai sebesar Rp45,7 miliar, dimana PT PTS memiliki 79,6% kepemilikan di perusahaan
operasional yang mengoperasikan SHBP. Rumah sakit SHBP berdiri di atas lahan seluas
12.562 meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, SHBP memiki kapasitas tempat tidur
sebanyak 212 tempat tidur dengan 138 tempat tidur yang beroperasional dan tenaga
kerja sebanyak 74 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh
waktu) serta 184 perawat. SHBP berlokasi di dekat bandara internasional, pelabuhan dan
terminal bis dan juga merupakan rumah sakit spoke. Karena adanya banyak perusahaan
multinasional di Balikpapan, SHBP mendirikan klinik khusus ekspatriat yang ditargetkan
untuk melayani keperluan keluarga-keluarga ekspatriat. SHBP diawaki oleh dokter umum
dan perawat Indonesia yang dilatih secara khusus untuk menawarkan layanan konsultasi
umum, antara lain, dari obat pencegahan, manajemen penyakit kronis, stabilisasi dan
evakuasi untuk kecelakaan lalu lintas atau industri, sampai saran travel dan vaksinasi, ibu
dan anak serta perujukan untuk perawatan sekunder.
Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC)
MRCCC dibuka pada kuartal 3 (tiga) tahun 2011 dengan 29 lantai yang terdiri dari
80 tempat tidur. MRCCC merupakan rumah sakit pertama di Indonesia dengan spesialiasi
kanker dan diposisikan Perseroan sebagai Center of Excellence untuk perawatan kanker.
MRCCC terletak di Jl. Garnisun Dalam Kav. 2-3, Kel. Karet Semanggi, Kec. Setiabudi,
Jakarta Selatan, Kode Pos 12930, dan berdiri di atas lahan seluas 4.145 meter persegi.
Per tanggal 30 April 2013, MRCCC memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 336 dengan
112 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 143 dokter umum
dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu) serta 217 perawat. MRCCC
merupakan Center of Excellence untuk kanker di jaringan rumah sakit Perseroan.
Rumah Sakit Umum Siloam (RSUS)
Pembangunan RSUS, rumah sakit pendidikan yang berlokasi di Lippo Village, dimulai pada
kuartal pertama tahun 2010. Konstruksi selesai pada kuartal terakhir tahun 2011 dan rumah
sakit pendidikan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2012 dengan 120 tempat tidur
operasional. Perseroan percaya bahwa rumah sakit ini merupakan rumah sakit pertama di
Indonesia yang dibangun dengan model sektor publik tetapi didanai oleh penyedia layanan
kesehatan swasta dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu berpenghasilan
rendah dan juga menyediakan kesempatan pelatihan bagi siswa di sekolah medis lokal.
RSUS terletak di Jl. Siloam No. 6, Lippo Village, Kel. Bencongan Indah, Kec. Kelapa
Dua, Kab. Tangerang, Kode Pos 15811. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 39.317
meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 680
tempat tidur dengan 120 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki 15 dokter umum dan
118 perawat.
Siloam Hospitals Manado (SHMD)
Pembangunan SHMD, yang terletak di Manado, Sulawesi Utara, dimulai pada bulan
Januari 2011. Rumah sakit ini mulai beroperasi pada bulan Mei 2012 dengan 94 tempat
tidur operasional. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 5.518 meter persegi. Per tanggal
30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 249 tempat tidur dengan 224
tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 77 dokter umum dan
spesialis (termasuk 46 spesialis yang bekerja paruh waktu) dan 205 perawat. SHMD
merupakan rumah sakit spoke.
Siloam Hospitals Makassar (SHM)
Pembangunan SHM, yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan, dimulai pada bulan
Januari 2011. Rumah sakit ini mulai beroperasi pada bulan September 2012 dengan
47 tempat tidur operasional. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 3.963 meter persegi.
SHMK diposisikan oleh Perseroan sebagai Center of Excellence untuk kardiologi dan neuro
surgery. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 352 tempat
tidur dengan 101 tempat tidur beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 62 dokter
umum dan spesialis (termasuk 35 spesialis yang bekerja paruh waktu) dan 152 perawat.
SHMK merupakan hub untuk Center of Excellence dalam kardiologi untuk mendukung
jaringan rumah sakit Perseroan di Indonesia bagian timur.
Siloam Sriwijaya (SS)
Pembangunan SS, terletak di Palembang, Sumatera Selatan, dimulai pada kuartal pertama
tahun 2011. Rumah sakit ini mulai beroperasi pada Oktober 2012. Luas total lahan rumah
sakit ini adalah 23.285 meter persegi. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat
tidur sebanyak 347 dengan 99 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja
sebanyak 85 dokter umum dan spesialis (termasuk 58 spesialis yang bekerja paruh waktu)
dan 159 perawat. SS merupakan rumah sakit spoke.
Siloam Hospitals Cinere (SHC)
Pada tahun 2012, Perseroan mengakuisisi 80% kepemilikan di PT DHCI, yang merupakan
perusahaan yang mengoperasikan SHC. SHC terletak di Jl. Maribaya 1, Puri Cinere, Depok
16514 dan menempati bangunan bertingkat 7 yang terletak di lahan seluas 1.359 meter
persegi. SHC diposisikan oleh Perseroan sebagai Center of Excellence untuk kardiologi.
Per tanggal 30 April 2013, SHC memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 21 tempat tidur
(semua beroperasi) dan memiliki tenaga kerja sebanyak 10 dokter umum dan spesialis dan
57 perawat. SHC merupakan hub Center of Excellence dalam kardiologi untuk jaringan
rumah sakit Perseroan.
Siloam Hospitals Bali (SHB)
Pembangunan SHB, yang berlokasi di Bali, dimulai pada kuartal pertama tahun 2011.
SHB mulai beroperasi pada Januari 2013. Luas total lahan rumah sakit ini adalah 9.025
meter persegi. SHB diposisikan Perseroan sebagai Center of Excellence untuk ortopedik
dan kardiologi. Per tanggal 30 April 2013, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 271
tempat tidur dengan 76 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak
80 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis yang bekerja paruh waktu), dan 152
perawat. SHB merupakan hub dari Centre of Excellence bidang ortopedi dan kardiologi
untuk jaringan rumah sakit Perseroan dan juga menargetkan untuk memberikan layanan
kesehatan kepada turis, khususnya turis dari Australia.
Siloam Hospitals TB (SHTB)
Siloam Hospitals TB memulai kegiatan usaha terbatas pada Juni 2013. SHTB terletak
di Jl. R.A. Kartini No. 8, Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan, Kode Pos
12410. Total area tanah rumah sakit ini adalah 2.489 meter persegi. Perseroan telah
memposisikan rumah sakit ini sebagai Center of Excellence untuk kardiologi, onkologi dan
neuroscience. Pada saat kegiatan usaha sudah berjalan penuh, yang diharapkan untuk
mulai pada Juli 2013, Perseroan berencana rumah sakit ini untuk memiliki kapasitas tempat
tidur sebanyak 269 tempat tidur.
5. CENTERS OF EXCELLENCE
Sebagai bagian dari visi dan komitmen Perseroan untuk memberikan layanan kesehatan
dengan kualitas terbaik, Perseroan telah mendirikan Center of Excellence di rumah sakit
yang dipilih, yang didedikasikan untuk menyediakan perawatan tim medis spesialisasi
dalam berbagai bidang dan didukung oleh fasilitas yang terkini. Strategi ini memungkinkan
untuk pengembangan teknologi paling terkini di Indonesia, penyatuan keahlian dan
peningkatan pengalaman pasien di Indonesia dan di daerah. Center of Excellence
Perseroan membedakan Perseroan dari penyedia layanan kesehatan lainnya di Indonesia.
Center of Excellence juga merupakan hal penting dalam model hub-and-spoke Perseroan.
Jaringan rumah sakit Perseroan disegmentasi secara demografi, epidemiologi dan geografi
dan masing-masing rumah sakit dikomplemen oleh lainnya melalui model hub-and-spoke
Perseroan via infrastruktur Tele-Medicine Perseroan, dimana rumah sakit spoke, yang
biasanya beroperasi di kota lebih kecil berlaku sebagai rujukan untuk kasus yang lebih
kompleks kepada rumah sakit hub, yang biasanya beroperasi di pusat perkotaan dan
menawarkan beberapa spesialisasi medis dan klinis.
Berikut ini merupakan daftar rumah sakit hub Centers of Excellence sebagai berikut:
SHLV merupakan hub untuk kardiologi, neuroscience dan ortopedi;
SHKJ merupakan hub untuk operasi kardiologi, urologi dan ortopedi;
SHSB merupakan hub untuk kardiologi dan perawatan kesuburan;
MRCCC merupakan hub untuk perawatan kanker;
SHMK merupakan hub untuk kardiologi untuk Indonesia bagian timur;
SHC merupakan hub untuk kardiologi; dan
SHB merupakan hub untuk ortopedi dan kardiologi dan juga merupakan hub untuk
turis medis

Semua rumah sakit Perseroan terhubung melalui infrastruktur Tele-Medicine Perseroan


untuk data, suara dan komunikasi video menggunakan jaringan fiber yang terdedikasi dan
yang tersedia di Indonesia. Perseroan menggunakan konektivitas ini untuk mengakses
sistem real-time pada informasi klinis yang berkualitas dan untuk menawarkan nasihat
diagnosa dan pengobatan melalui media audiovisual interaktif untuk dokter dan pasien
di rumah sakit spoke. Sistem hub-and-spoke ini merupakan pendorong utama untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan akses masyarakat untuk berbagai pelayanan medis
yang khusus dengan harga terjangkau. Panggung ini juga mendukung pendidikan medis
berkelanjutan dan evaluasi profesional.
Pusat Kanker
Pusat Kanker Perseroan didirikan di MRCCC di Jakarta Selatan, untuk memberikan
skrining, deteksi, diagnosa, rehabilitasi dan pengobatan peringanan kanker yang paling
umum di Indonesia yang meliputi kanker serviks, kanker payudara, kanker kolorektal,
kanker nasofaring, kanker paru-paru, kanker anak, leukemia, kanker hati, kanker prostat,
kanker ginjal dan kanker kulit.
Hampir 8 juta (13% dari semua kematian) orang meninggal di seluruh dunia setiap
tahunnya akibat kanker. Di Indonesia, tingkat prevalensi penyakit ini meningkat dengan
cepat dan diprediksi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia menjadi salah satu penyebab
utama kematian setelah penyakit kardiovaskuler.
Pusat Kanker Perseroan mempekerjakan dokter spesialis terkemuka dan memanfaatkan
teknologi medis yang paling canggih, termasuk PET / CT, SPECT / CT, brachytherapy IBA
Cyclotron (untuk memproduksi isotop) dari Phillips yang paling canggih dan Varian Linear
Accelerator (Rapid Arc LINAC) yang didukung dengan CT Simulator. Dengan demikian,
Pusat Kanker Perseroan menyediakan pengobatan one-stop kemoterapi, radioterapi
dan pengobatan nuklir layanan kanker, yang dipercaya Perseroan sebagai pertama dari
jenisnya di Indonesia.
Neurosciences Center
Didirikan pada tahun 1996, tujuan dari Neurosciences Center Perseroan adalah untuk
menyediakan perawatan dan pengobatan dan mempertahankan fungsi yang optimal
dari sistem otak dan saraf melalui pendidikan, penelitian dan perawatan kontemporer.
Neurosciences Center mengkhususkan diri dalam perawatan otak, sumsum tulang
belakang dan gangguan saraf perifer dengan memberikan pelayanan preventif, skrining
dan kuratif. Neurosciences Center dipimpin oleh satu tim ahli bedah saraf terkemuka yang
mencakup tiga PhD.
Microsurgery adalah spesialisasi utama Perseroan. Operasi ini dilakukan dengan
pembesaran tinggi menggunakan alat kecil pada pembuluh mikroskopis. Neurosciences
Center Perseroan menggunakan peralatan medis termodern, seperti penambahan terbaru
pada Gamma Knife (yang pertama di Indonesia dan model terbaru di regional), dan
bekerjasama dengan universitas dan rumah sakit internasional. Pusat ini juga terkenal
untuk manajemen sakit akut dan kronis yang efektif.
Neurosciences Center terletak di Siloam Hospitals Lippo Village Perseroan.
Cardiac Centers
Dikenal dengan keahliannya dalam skrining, diagnosis dan pengobatan gangguan jantung
dan pembuluh darah, Pusat Jantung menawarkan pelayanan pendidikan, skrining,
prevensi, bedah, pengobatan dan rehabilitasi, menggunakan peralatan diagnostik dan
medis terbaru. Tim multi-disiplin terdiri dari ahli jantung intervensi, ahli bedah jantung,
teknisi medis, spesialis rehabilitasi, perawat dan ahli gizi.
Saat ini, Cath Laboratory dan CT Scan memainkan peranan penting dalam skrining,
deteksi, diagnosis dan pengobatan penyakit pembuluh darah yang dapat menyebabkan
stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan akhirnya kematian. Pusat ini juga memiliki unit
jantung paling canggih untuk mengobati pasien setelah serangan jantung atau operasi
jantung utama. Unit jantung menawarkan perawatan yang sangat khusus sampai kondisi
pasien stabil, sebagai tambahan dari terapi rehabilitasi pasca operasi terapi. Rumah sakit
tersebut memiliki ahli jantung dan ahli bedah jantung senior yang belajar di luar negeri.
Pusat Jantung terletak di Siloam Hospitals Lippo Village, Siloam Hospitals Kebon Jeruk,
Siloam Hospitals Makassar, Siloam Hospitals Bali dan Siloam Hospitals Cinere.
Orthopedic Centers
Pusat tersebut menawarkan pencegahan, diagnosis, pengobatan, operasi dan rehabilitasi
untuk penyakit musculoskeletal system yang mempengaruhi tulang, engsel, otot, saraf /
tendon, dan ligamen dengan kehadiran ahli bedah orthopedic terbaik. Pusat tersebut
juga mengkhususkan diri dalam mengobati penyakit degeneratif seperti osteoarthritis dan
osteoporosis.
Orthopedic Centers terletak di Siloam Hospitals Lippo Village, Siloam Hospitals Kebon
Jeruk dan Siloam Hospitals Bali.
Fertility Center
Fertility Center didirikan pada tahun 1990 dan merupakan salah satu dari pusat fertilitas
terkemuka di Indonesia. Pusat ini terkenal dengan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam
membantu pasangan hamil menggunakan In-Vitro Technology (Assisted Reproductive
Technology). Pada tahun 2012, pusat ini mencatat tingkat keberhasilan 47,5% untuk
semua kasus In-Vitro Fertilization dengan menggunakan intracytoplasmic sperm injection,
percutaneous epididymal sperm aspiration and testicular sperm extraction procedures.
Untuk meningkatkan perawatan yang lebih baik untuk bayi prematur dan kekurangan berat
badan, Neonatal Intensive Care Unit baru (NICU) didirikan pada tahun 2006.
Fertility Center terletak di Siloam Hospitals Surabaya.
Urology Center
Didirikan pada tahun 2011, pusat ini dikenal atas keahliannya dalam skrining, deteksi dan
pengobatan saluran kemih dan gangguan sistem urogenital. Fokus utama dari pusat ini
adalah untuk mendeteksi dan mengobati penyakit prostat dan penyakit batu ginjal.
Alat Extracorporeal Shockwave Lithotripsy yang dimiliki pusat ini menawarkan cara yang
kurang menyakitkan dalam mengilangkan batu ginjal dengan gelombang listrik. Sebuah
mesin holmium yang lebih canggih untuk menghilangkan batu-batu kecil atau tumor dan
Green Light Laser untuk operasi prostat dengan hampir tanpa perdarahan juga tersedia
di pusat ini.
Urology Center terletak di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
6. PROSES EKSPANSI PERSEROAN DAN PROSPEK USAHA
Perseroan secara terus menerus meninjau kemungkinan perluasan jaringan rumah sakit
yang akan dimiliki Perseroan dan menilai kesempatan ekspansi melalui pembangunan
rumah sakit baru maupun akuisisi rumah sakit yang sudah ada. Salah satu ekspansi yang
dilakukan oleh Perseroan adalah telah dibukanya Siloam Hospitals TB pada bulan Juni
2013.
Tahapan Perseroan dalam mengembangkan jaringan rumah sakit adalah sebagai berikut:
Tahap 1 Seleksi Lokasi
Dalam tahap ini, kegiatan utama yang dilakukan Perseroan adalah melakukan pemetaan
dan menentukan lokasi menjadi lokasi primer dan lokasi sekunder. Tren makroekonomi
dan statistik kesehatan masing-masing kota dianalisa secara teliti. Statistik yang
dianalisa termasuk demografi populasi (seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan
segmen penghasilan), epidemiologi (seperti prevalensi penyakit dan tingkat mortalitas),
keberadaan layanan klinik dan kapasitas (seperti tempat tidur, fasilitas kesehatan dan
dokter), belanja kesehatan dan tren konsumsi, serta lingkungan regulasi dan kompetisi.
Dengan pengertian lebih dalam mengenai kebutuhan lokal dan statistik kesehatan, tim
Perseroan mengeluarkan peta keputusan untuk kemungkinan pembuatan rumah sakit di
masing-masing kota. Kemungkinan perluasan usaha rumah sakit tersebut dapat berbentuk:
ekspansi rumah sakit Perseroan yang sudah ada,
akuisisi rumah sakit baru (baik melalui pembelian rumah sakit maupun pembelian
saham perusahaan yang memiliki rumah sakit),
pengembangan rumah sakit pada lokasi yang dimilki LK,
melakukan pembelian tanah dan pembangunan rumah sakit,
kerjasama Build-Operate-Transfer dengan pihak ketiga, dan
kerjasama pengelolaan rumah sakit.
Tim Perseroan melakukan pemilihan lokasi rumah sakit baru berdasarkan kombinasi
terbaik antara faktor makroekonomi serta kesempatan/peluang pembangunan rumah
sakit. Tim tersebut selanjutnya menyampaikan sarannya kepada direksi Perseroan
untuk mendapatkan persetujuan atas lokasi yang diajukan. Sebagai bagian dari proses
persetujuan, tim tersebut juga harus menetapkan rencana layanan klinis yang akan
didirikan untuk demografi di daerah lokasi tersebut dan memetakan pembagian kegiatan
operasional rumah sakit sesuai konsep modular untuk rencana layanan klinis tersebut.
Jika lokasi sudah disetujui, maka lokasi-lokasi diurut kembali berdasarkan terbatasnya
keberadaan fasilitas rumah sakit, kondisi konsumen, peraturan yang kondusif, serta
kesempatan yang ada pada lokasi.
Tahap 2 Evaluasi Proyek
Pada tahap ini, setelah seleksi lokasi, tim akan melakukan studi kelayakan secara detil
dan mulai merancang rencana perkembangan bisnis untuk lokasi yang telah disetujui.
Bagian pertama dari studi kelayakan merupakan pembuatan profil sektor kesehatan untuk
kota dan daerah tersebut, yang terdiri dari profil segmen pasien dan masyarakat, profil
staf kesehatan dan dokter, volume bisnis, tingkat harga dan posisi kompetisi rumah sakit
lainnya serta keberadaan fasilitas, kondisi supply chain, dan lain-lain. Selain pembentukan
profil, tim Perseroan juga mempertimbangkan keberadaan kesempatan untuk membangun
rumah sakit baru atau mengakuisisi rumah sakit yang sudah beroperasi di daerah tersebut.
Langkah terakhir dalam tahap dua adalah untuk memformulasikan rencana bisnis
secara detil yang mencakup beberapa hal penting seperti: penetapan konsep modular
yang sesuai dan konfigurasi layanan klinis untuk lokasi tersebut, penetapan kebutuhan
perijinan dan jangka waktu proses pengurusan perijinan serta pembangunan fisik rumah
sakit yang diusulkan dan menetapkan jadwal rencana atas tindakan migrasi, transisi
dan commissioning. Rencana bisnis yang sudah lengkap akan diberikan kepada direksi
Perseroan untuk mendapatkan persetujuan. Tahap kedua ini kira-kira mengambil waktu
selama dua sampai tiga bulan untuk diselesaikan. Saat rencana bisnis sudah disetujui, tim
akan masuk ke dalam tahap finalisasi proyek.
Tahap 3 Finalisasi Proyek
Pada tahap ini, manajemen Perseroan bersama dengan tim Perseroan mulai
memfinalisasikan proses uji tuntas serta negosiasi dengan kontraktor mengenai ketentuan
dan persyaratan pembangunan rumah sakit termasuk pendanaan. Perseroan juga akan
mulai mendapatkan persetujuan pendahuluan dari badan regulator kesehatan serta
masyarakat yang relevan. Pada saat yang sama, rencana bisnis, anggaran dan rencana
akan disetujui dan difinalisasikan. Saat semua dokumen telah difinalisasikan dan disetujui
oleh direksi Perseroan, maka tim akan memulai tahap eksekusi proyek.
Tahap 4 Eksekusi Proyek
Semua proyek rumah sakit baru pada tahap eksekusi mengikuti metodologi, protokol
dan sarana yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Proses tersebut dikendalikan melalui
sistem informasi terpusat Perseroan yang digunakan untuk menyimpan dokumen terkait
masing-masing proyek, dan dibagi kepada pengelola proyek serta anggota tim terkaitnya.
Perseroan kemudian membuat rencana detil dan melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
eksekusi commissioning dan perijinan, yang meliputi perolehan perijinan praoperasi (tanah dan bangunan), perijinan operasi rumah sakit, perijinan peralatan dan
memastikan semua syarat-syarat terpenuhi;
pembangunan infrastruktur fisik, yang meliputi struktur bangunan, mekanik, pelistrikan
dan pemasangan sistem pipanisasi, instalasi perabot dan peralatan operasi dan
perencanaan infrastruktur informasi dan komunikasi;
pembangunan infrastruktur operasi, yang meliputi pemasangan peralatan medis
dan radiologi, pemilihan dan eksekusi rencana informasi dan komunikasi (termasuk
jaringan dan peralatan), manajemen fasilitas dan keamanan (termasuk simulasi dan
pelatihan gawat darurat), rekrutmen dan pelatihan staf rumah sakit, rekrutmen dan
orientasi dokter serta spesialis dan manajemen pengadaan persediaan. Perseroan
pada umumnya menargetkan untuk mempekerjakan 14 sampai 18 dokter dan sebagian
besar dari perawat yang diperlukan tiga sampai lima bulan sebelum commissioning
rumah sakit supaya dapat dilatih di rumah sakit lain yang sudah dimiliki Perseroan.
Perseroan juga mungkin memindahkan beberapa staf di rumah sakit yang sudah ada
ke rumah sakit baru;
perencanaan pemasaran, yang meliputi branding, mass and intermediary marketing,
yang berfokus pada saluran dan media distribusi; dan
pelaksanaan manajemen keuangan, yang meliputi penentuan harga standar; anggaran
operasional, termasuk penetapan sistem pengendalian biaya dan perencanaan
keuangan dan proyeksinya.
Perijinan
Untuk melakukan commissioning rumah sakit secara lengkap, Perseroan harus melalui
proses perijinan yang melibatkan pemerintah daerah dan kementerian kesehatan tingkat
provinsi.
Bagan berikut ini menggambarkan proses perijinan rumah sakit baru:
SIPPT

Akuisisi Lahan

Surat Rekomendasi
(Dinkes Kota)

Konstruksi

Groundbreaking
Izin Pendirian
(Dinkes Provinsi)

15 hari
Penyelesaian
Bangunan
Izin beroperasi
sementara

Commissioning
1 atau 2 tahun
bergantung
pada Regulasi
Provinsi
Simulasi
Operasional
Izin beroperasi
secara permanen
Soft Opening

Prospek Usaha
Pada tahun 2012, Perseroan telah membuka empat rumah sakit baru dan mengakuisisi
satu rumah sakit. Pada periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013,
Perseroan membuka satu rumah sakit. Siloam Hospitals TB dibuka pada bulan Juni 2013
dan Perseroan berencana untuk membuka satu rumah sakit tambahan pada tahun 2013,
yaitu Siloam Hospitals Medan (direncanakan untuk selesai pada kuartal keempat 2013)
yang akan membuat jumlah rumah sakit Perseroan menjadi sebanyak 15 rumah sakit pada
akhir 2013.
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan beberapa rumah sakit sedang dalam tahap
konstruksi (yang dilaksanakan oleh MPU dengan masukan dari Perseroan), antara lain,
Siloam Hospitals Yogyakarta (direncanakan untuk selesai pada kuartal pertama 2014),
Siloam Hospitals Kupang (direncanakan untuk selesai pada kuartal pertama 2014) dan
Siloam Hospitals Bogor (direncanakan untuk selesai pada kuartal empat 2014).
Semua rumah sakit ini akan didanai oleh dana hasil Penawaran Umum serta kas internal.
7. ENTRY POINT PASIEN
Entry point pasien dimana pasien mengakses dan membayar pelayanan di rumah sakit
Perseroan adalah melalui lima jalur bisnis utama berikut yang mendorong peningkatan
pendapatan secara keseluruhan, yaitu:
Gawat Darurat
Layanan Rawat Jalan
Medical check-up
Rujukan
Layanan Rawat Inap

Hal 3 PT Siloam International Hospitals Tbk


Lini bisnis umumnya didorong oleh biaya konsultasi, perawatan dan administrasi, tetapi
dilengkapi juga dengan penjualan obat dan peralatan medis, dan diagnostik lainnya seperti
tes laboratorium, diagnosa umum, radiologi dan biaya untuk berbagai layanan penitipan
anak lainnya. Penerimaan untuk layanan rawat inap Perseroan sebagian besar didorong
oleh pasien yang datang melalui layanan rawat jalan atau gawat darurat.
Unit Gawat Darurat
Dengan keahlian teknologi dan reputasi Perseroan dalam kualitas kesehatan, unit gawat
darurat Perseroan dianggap sebagai yang terbaik di Indonesia. Unit Gawat Darurat
Perseroan menggunakan proses terbaik di kelasnya termasuk sistem panggilan telepon
gawat darurat nasional 500-911 yang efektif yang memperkenankan pasien di daerahdaerah rumah sakit Perseroan untuk mengakses layanan gawat darurat Perseroan. Semua
rumah sakit Perseroan telah dilengkapi dengan mobil ambulans modern untuk menstabilkan
pasien selama dalam perjalanan ke rumah sakit Perseroan. Semua staf klinis Perseroan
terlatih dalam pengobatan darurat standar internasional dan protokol untuk jantung, stroke
dan perawatan trauma, sesuai dengan pedoman dari American and Australasian Schools
of Emergency Medicine. Pada tahun 2012 dan per tanggal 30 April 2013, unit gawat darurat
masing-masing merawat 99.139 dan 43.332 pasien.
Untuk periode tiga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk periode
empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, sekitar 41,2% dari pasien gawat
darurat Perseroan masuk ke salah satu rumah sakit Perseroan dan menjadi pasien rawat
inap.
Layanan Rawat Jalan
Semua rumah sakit Perseroan memiliki fasilitas rawat jalan dengan klinik dan prosedur
rawat jalan yang dikelola oleh spesialis dalam berbagai spesialisasi medis dan didukung
oleh perawat yang berpengalaman dan sistem manajemen antrian yang efisien yang fokus
pada kenyamanan pasien. Layanan rawat jalan Perseroan merupakan entry point terbesar
untuk lalu lintas pasien mencakup sekitar 77,8% dari seluruh pasien Perseroan di tahun
2012. Layanan rawat jalan juga mencakup penggunaan fasilitas tercanggih untuk bedah
harian atau prosedur atau perawatan invasif yang minimal, seperti operasi minor, fisioterapi,
endoskopi, hemodialisa dan kemoterapi. Pada tahun 2012 dan per tanggal 30 April 2013
Perseroan masing-masing mencatat 804.395 dan 326.829 kunjungan rawat jalan.
Untuk periode tiga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, sekitar 2,6% dari
pasien rawat jalan Perseroan masuk ke salah satu rumah sakit Perseroan dan menjadi
pasien rawat inap.
Medical Check Up
Semua rumah sakit Perseroan menyediakan berbagai macam program medical check up
menggunakan peralatan diagnostik dan tes tercanggih. Medical check up adalah entry
point utama yang digunakan oleh Perseroan untuk mengambil bisnis dari perusahaan
asuransi dan perusahaan yang membutuhkan medical check up untuk anggota dan
karyawan mereka, dengan menjual paket medical check up dan pengecekan kesehatan
yang kompetitif.
Pada tahun 2012 dan per tanggal 30 April 2013, unit medical check up Perseroan masingmasing melayani 68.778 dan 20.070 pasien.
Rujukan
Rujukan merupakan pasien yang dirujuk oleh rumah sakit lain dan dokter untuk rawat inap
dan jasa lainnya (seperti radiologi, laboratorium dan jasa peralatan diagnostik lainnya).
Pada tahun 2012, jumlah rujukan Perseroan adalah sebanyak 561 pasien.
Rawat Inap
Unit layanan rawat inap Perseroan menawarkan pengurusan kepada pasien layanan rawat
jalan dan gawat darurat yang diterima di rumah sakit Perseroan untuk pengurusan lebih
lanjut. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, layanan rawat inap Perseroan memberikan
kontribusi terbesar terhadap pendapatan Perseroan, yaitu terhitung sekitar 60,2% pada
tahun 2012. Jumlah pasien rawa inap didorong oleh jumlah konversi pasien rawat jalan dan
gawat darurat, sedangkan rata-rata pendapatan per hari pasien rawat inap didorong oleh
tipe kamar yang dipilih pasien serta kerumitan perawatan medisnya. Pendapatan rawat
inap meliputi biaya jasa konsultasi dan profesional dokter, biaya kamar, biaya administrasi,
biaya laboratorium, penjualan obat dan peralatan medis, radiologi dan pendapatan
peralatan tambahan dan biaya ruang operasi. Perseroan memiliki empat tipe tempat tidur
di rumah sakitnya, sebagai berikut:
VIP - kamar eksklusif mulai dari presidential suites sampai executive room;
Kelas 1 - kamar pribadi dengan sebanyak-banyaknya dua tempat tidur per kamar; dan
Kelas 2 dan Kelas 3 - berkisar dari empat sampai 24 tempat tidur per kamar.
Untuk periode tiga tahun yang berkahir pada tanggal 31 Desember 2012, rata-rata lama
menginap (ALOS) di rumah sakit Perseroan saat ini adalah sekitar 4 hari.
8. SUMBER PENDAPATAN DAN KELOMPOK PASIEN
Out-of-Pocket Expense (OPE) dari Pasien yang Datang Langsung
Pasien OPE terdiri dari pasien yang datang langsung ke rumah sakit Perseroan dengan
biaya sendiri, yang melakukan pembayaran secara tunai atau dengan menggunakan kartu
kredit untuk layanan yang diberikan oleh rumah sakit Perseroan.
Pasien OPE secara historis berkontribusi sebagian besar hasil rumah sakit Perseroan,
yaitu sekitar 65,6% dari total pasien pada tahun 2012. Tidak seperti di banyak negara lain
seperti Amerika Serikat atau Australia, pasien OPE Indonesia tidak perlu berkonsultasi
ke dokter umum sebelum melakukan konsultasi medis dengan spesialis di rumah sakit,
bahkan untuk penyakit ringan. Oleh karena itu, Perseroan menerima pasien OPE yang
mencari pelayanan kesehatan primer dari spesialis yang praktek di rumah sakit Perseroan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pasien OPE adalah kedekatan dan aksesibilitas
rumah sakit, hubungan dengan dokter di rumah sakit, merek dan reputasi untuk perawatan
kesehatan yang berkualitas dan layanan spesialis termasuk akses ke Centers of
Excellence.
Peraturan Pembayaran Perusahaan
Perseroan secara aktif melibatkan perusahaan dalam program kesehatan dan medis bagi
karyawan melalui tenaga pemasaran Perseroan dalam negosiasi paket untuk berbagai
perawatan. Klien korporasi Perseroan mencakup perusahaan multinasional dan Indonesia
seperti Petrochina, First Media, Bank Indonesia, Astra International, Indofood, Pertamina
dan Chevron Pacific Indonesia. Pada tahun 2012, ada 128.991 pasien perusahaan
yang mencakup sekitar 13,3% dari total pasien. Mayoritas pasien dari pasien Perseroan
tercatat di SHLV dan SHLC, masing-masing mencapai sekitar 18,6% dan 22,0% dari
pasien Perseroan pada tahun 2012. Hal ini terutama disebabkan adanya perusahaan
besar dan industri yang berada di dekat area Lippo Village dan Lippo Cikarang. Kehadiran
perusahaan multinasional di industri pertambangan, perkebunan dan kehutanan juga
menyumbang jumlah pasien perusahaan yang relatif tinggi di Siloam Hospitals Jambi dan
Siloam Hospitals Balikpapan, masing-masing mencapai 25,0% dan 15,5% dari jumlah
pasien perusahaan.
Peraturan Pembayaran Perusahaan Asuransi Swasta
Segmen ini mewakili sekitar 17,1% dari total pasien Perseroan. Perseroan memiliki
hubungan dan diakui oleh asuransi swasta terbesar seperti Manulife, AIA Financial, Bupa
International, Allianz, AXA Financial, dan Lippo General Insurance. Pasien yang dicakup
oleh asuransi swasta memperoleh manfaat dari berbagai diskon pada beberapa layanan
sebagai hasil dari kerja sama dan promosi yang Perseroan jalankan bersama dengan
penyedia asuransi. Pada tahun 2012, ada 166.236 pasien asuransi swasta yang dirawat
di rumah sakit Perseroan, dengan mayoritas berasal dari rumah sakit di Jakarta dan
Surabaya karena penduduk kota yang relatif lebih besar di kedua kota tersebut.
Pengaturan Pembayaran Program Asuransi Kesehatan Pemerintah yang Diakui
Asuransi kesehatan dari pemerintah saat ini memberikan kontribusi yang relatif kecil atas
jumlah pasien, mewakili 4,0% dari pasien Perseroan, atau 38.364 pasien pada tahun 2012.
Sekitar 11,3% dari pasien kesehatan pemerintah dicatat di Siloam Hospitals Lippo Village.
Mengingat model rumah sakit murah yang dipelopori oleh RSUS, Perseroan berharap
dapat msauk ke pasar Universal Health di Indonesia dengan program-program yang telah
disetujui untuk memberikan layanan kesehatan kepada lebih dari 100 juta orang yang
tercakup dalam program Jamkesmas dan program Jamkesda pemerintah. Saat ini, salah
satu sumber terbesar dari program pemerintah di Siloam Hospitals Lippo Village adalah
dari pasien yang tercakup dalam skema asuransi kesehatan pegawai negeri ASKES.
Rujukan
Sampai dengan saat ini, hanya ada sedikit pasien yang dirujuk oleh dokter pihak ketiga,
kami berharap segmen ini tumbuh dari waktu ke waktu seiring kami mengembangkan
rumah sakit baru yang canggih di kota-kota yang belum terlayani. Dokter dari pusat
kesehatan utama di kota-kota tersebut diharapkan untuk merujuk pasien ke salah satu
rumah sakit atau klinik terdekat kami untuk perawatan sekunder, tersier dan kuaterner
daripada mengirim mereka ke kota-kota besar seperti Jakarta. Ini merupakan bagian dari
reverse medical migration strategy kami.
9. PEMASARAN
Perseroan telah merancang beberapa strategi pemasaran untuk menarik pasien baru
maupun menyimpan kelompok pasien yang sudah ada sekarang. Setiap strateginya
dicocokkan kepada masing-masing kelompok pembayar pada entry point pasien, yaitu:
(a) pasien Out-of-Pocket Expense (OPE), (b) pasien Perusahaan, (c) pasien Perusahaan
Asuransi Swasta dan (d) pasien Asuransi Kesehatan Pemerintah.
Pasien Out-of-Pocket Expense (OPE)
Pemasaran masal
Perseroan menawarkan produk diagnostik yang berharga rendah guna meningkatkan
utilisasi peralatan, melakukan cross selling untuk produk layanan medis lanjutan, lebih
menggunakan waktu pelatihan spesialis junior, dan pada akhirnya untuk mendapatkan
kelompok pasien yang besar. Perseroan melakukan program 500-181 secara nasional
untuk menerima telepon dan membantu untuk mengatur janji. Sebagai contoh, program
pemasaran masal Perseroan yang pertama Kanker Serviks Membunuh! ditargetkan
kepada wanita supaya mereka melakukan skrining awal untuk kanker serviks. Sebagai
bagian dari paketnya, pasien wanita mendapatkan pemeriksaaan profesional dan teliti,
dua sesi pribadi dengan salah satu spesialis Obstreti dan Ginekologi Perseroan, serta
keanggotaan kesehatan yang istimewa secara gratis selama setahun dengan banyak
manfaat. Perseroan juga bekerja sama dengan grup koran lokal dan mengatur media
gathering di rumah sakit Perseroan supaya pers bisa menulis mengenai program skrining
masa dengan biaya terjangkau selama periode promosi untuk mendidik dan menciptakan
kesadaran kesehatan kepada masyarakat yang ditargetkan.
Kemitraan bank
Perseroan juga bermitra dengan berbagai institusi perbankan untuk menawarkan promosi
dan diskon kepada pasien Perseroan. Perseroan melakukan kerjasama promosi dan
pameran dengan mitra kartu kredit, dimana masing-masing mitra menawarkan produk dan
jasa sendiri kepada klien mereka sebagai potensi pasien. Perseroan mengatur dengan
bank untuk menawarkan fasilitas angsuran dan paket medikal check-up khusus untuk
pasien yang membayar dengan kartu kredit tertentu dan juga mengadakan program diskon
dan voucher musiman untuk pemegang kartu, misalnya untuk Hari Ibu, Hari Ayah dan Hari
Valentine.
Referensi
Rumah sakit Perseroan juga mendapatkan banyak referensi dari dokter swasta maupun
klinik primer yang secara lokasi berdekatan dengan rumah sakit Perseroan. Perseroan
mampu memberikan diagnosis lebih lanjut maupun jasa tersier / kuarter yang tidak dapat
disediakan oleh rumah sakit lainnya. Saat ini, Perseroan sedang mengembangkan program
Siloam Hospitals Associate Referral Partner (SHARP).
Pelayanan kesehatan masyarakat
Perseroan juga menjangkau masyarakat setempat untuk mempromosikan pendidikan
kesehatan dan memasarkan fasilitas kesehatan Perseroan. Sebagai contoh, staf medis
dari Siloam Hospitals Jambi berpartisipasi dalam acara Emas Expo 2011 di Jambi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah regional Sumatera untuk mempromosikan ekonomi
lokal. Selama acara ini, staf medis Perseroan menyediakan berbagai kegiatan termasuk
konseling kesehatan serta tes gula darah dan tekanan darah untuk pengunjung yang
berumur lebih dari 40 tahun. Perseroan sering menyelenggarakan seminar dan diskusi di
rumah sakit sebagai cara untuk menceritakan kemampuan dan pengetahuan Perseroan
dalam berbagai aspek kesehatan. Sebagai contoh, Perseroan melakukan program dan
seminar pendidikan kesehatan bulanan serta berpartisipasi dalam promosi kesehatan
murid yang dilakukan di sekolah-sekolah. Perseroan juga bekerjasama dengan stasiun
radio lokal untuk menyiarkan informasi dan layanan yang tersedia di rumah sakit Perseroan
untuk masyarakat umum.
Pemasaran ekspatriat
Perseroan juga sadar akan adanya peluang dari pertumbuhan masyarakat ekspatriat
dalam kota-kota dimana Perseroan beroperasi dan menawarkan layanan-layanan khusus
untuk mendapatkan pasar ini. Perseroan memiliki dokter-dokter yang bisa berbahasa
Inggris serta petugas depan yang bisa berbicara beberapa bahasa guna menyediakan
jasa yang nyaman untuk pasien asing. Siloam Emergency Services milik Perseroan di
Siloam Hospitals Balikpapan merupakan pusat one-stop yang terutama melayani ekspatriat
dan keluarga yang bekerja di perusahaan minyak dan gas internasional di sana. Siloam
Hospitals Bali juga memiliki rancangan yang mirip dimana masyarakat ekspatriat di sana
bisa mendapatkan konsultasi medis dari dokter ekspatriat di sana.
Program loyalitas
Perseroan berupaya untuk menahan kelompok pasien saat ini dengan terus meningkatkan
proses manajemen hubungan pelanggan. Sebagai contoh, Perseroan menyediakan artikel
dan konten mengenai kesehatan secara gratis melalui website dan jaringan media sosial
lainnya. Perseroan juga sering kali mengirimkan promosi kesehatan melalui SMS maupun
email kepada pasien-pasien Perseroan. Perseroan juga menawarkan program hadiah
bagi pasien Perseroan yang disebut sebagai My Siloam Card yang menawarkan banyak
manfaat kepada pasien termasuk diskon untuk pelayanan di rumah sakit serta promosi
untuk harga kamar hotel dan restoran yang dimiliki grup Perseroan. My Siloam Card
saat ini sedang diupgrade untuk meliputi manfaat yang lebih baik dan lebih luas dimana
Perseroan menggunakan program customer relationship management untuk memperbaiki
pengalaman pasien dan menambah afinitas pasien pada rumah sakit Perseroan.
Talkshow Radio/TV
Perseroan bekerjasama dengan stasiun radio nasional dan regional untuk menyebarkan
layanan pendidikan dan layanan medis bagi komunitas di rumah sakit Perseroan. Sebagai
contoh, Perseroan menyebarkan informasi kepentingan perawatan kanker yang tersedia
di MRCCC, Perseroan juga sedang mengembangkan acara TV yang akan ditayangkan
di seluruh Indonesia dengan grup produksi media Perseroan untuk mendidik mengenai
kesehatan, gaya hidup dan masalah medis yang mempengaruhi individu. Iklan TV juga
sedang dikembangkan untuk membuat kesadaran lebih tinggi mengenai layanan gawat
darurat Perseroan dan mempromosikan nomor darurat 500-911.
Pasien Perusahaan
Perseroan memiliki strategi pemasaran yang khusus untuk klien dari perusahaan.
Perseroan menawarkan layanan check-up kesehatan dan paket-paket seperti paket
bersalin yang dapat digunakan di salah satu rumah sakit Perseroan kepada klien
perusahaan lokal dan multinasional Perseroan. Perseroan menyediakan skrining untuk
karyawan pada tempatnya dan juga dokter perusahaan khusus untuk klien perusahaan
Perseroan. Sebagai bagian dari peningkatan kesadaran kesehatan klien perusahaan,
Perseroan juga menyediakan pelatihan first aid dan kampanye kesehatan untuk kebersihan
tempat kerja dan kesadaran atas flu burung. Sebagai bagian dari upaya Perseroan untuk
mempertahankan klien perusahaan yang sudah ada, Perseroan mengadakan acara
penghargaan untuk klien perusahaan secara tahunan yang memungkinkan Perseroan
untuk mendapatkan komen serta menawarkan fasilitas dan layanan baru kepada klien
tersebut.
Perseroan akan memasukkan unsur kesehatan kerja ke dalam program medical check-up
yang diminati oleh pabrik dan industri yang berlokasi di kawasan industri. Siloam Hospitals
Lippo Cikarang berlokasi di dekat kawasan industri dan berposisi baik untuk menyediakan
layanan strategis ini.
Pasien Perusahaan Asuransi Swasta
Perseroan bekerjasama dengan perusahaan asuransi untuk mempromosikan layanan dan
manfaat Perseroan kepada pasien yang saat ini maupun berprospek untuk diasuransikan.
Sebagai contoh, Perseroan menyediakan skrining kesehatan secara gratis untuk pasien
prospek baru untuk diasuransikan. Untuk pasien yang sudah memiliki asuransi kesehatan,
Perseroan menawarkan pencairan medis cashless kepada klien asuransi secara langsung
maupun melalui administrator pihak ketiga. Perseroan juga menawarkan pasien yang
sudah memiliki asuransi kesempatan untuk daftar untuk manfaat check-up medis seperti
kanker dan program deteksi penyakit kritis dini sebagai bagian dari kampanye pendidikan
pasien asuransi Perseroan.
Pasien Asuransi Kesehatan Pemerintah
Perseroan memahami bahwa cara terbaik untuk menangkap segmen pasar ini adalah
dengan menawarkan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan dapat diakses pada biaya
yang terjangkau. Maka dari itu, Perseroan telah menandatangani kemitraan publik-swasta
dengan Pemerintah untuk memberikan fasilitas Puskesmas untuk menyediakan perawatan
kepada pasien yang berpenghasilan rendah di masyarakat sekitar. Pada tahun 2012,
Perseroan membuka Rumah Sakit Umum Siloam yang merupakan rumah sakit biaya
rendah dengan 100 ranjang yang dilayani oleh dokter dari rumah sakit lain Perseroan
serta mahasiswa kedokteran dan UPHMS. Per tanggal 30 April 2013, Perseroan telah
meningkatkan ukuran operasional rumah sakit sampai 300 tempat tidur. Ini merupakan
fasilitas pertama sejenisnya yang dibuka oleh rumah sakit swasta di Indonesia dan
menggarisbawahi komitmen Perseroan untuk menyediakan layanan kesehatan kepada
pasien berpenghasilan rendah serta pasien yang hanya diasuransikan oleh Pemerintah.

10. PEMASOK DAN PENGADAAN


Perseroan mengoperasikan sistem pengadaan terpusat untuk menjaga dan memanfaatkan
lokasi Perseroan yang tersebar di Indonesia secara baik dan mencapai economies of scale.
Untuk mayoritas pemesanan obat Perseroan yang kepada pemasok utama, Perseroan
telah menegosiasikan supaya beberapa rumah sakit bisa menempatkan pemesanan
secara langsung yang memungkinkan Perseroan untuk mempertahankan harga
sekaligus memanfaatkan economies of scale. Penempatan pemesana secara langsung
ini oleh rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya kepada pemasok membantu untuk
menghindari penanganan ganda dan membuat proses pengadaan lebih efisien.
Tabel di bawah ini memperlihatkan 10 pemasok utama Perseroan untuk obat dan peralatan
medis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 serta persentase
kontribusi masing-masing pemasok terhadap jumlah biaya obat dan peralatan medis
Perseroan:
10 Pemasok Utama untuk Obat & Bahan Medis
% dari Jumlah Biaya Obat
Distributor
Merek
& Bahan Medis
PT Anugerah Pharmindo Abbott, Otsuka, Sanofi Aventis, Roche,
19,21%
Lestari
Pfizer, Glaxosmithkline, Pharos
PT Enseval Putera
Interbat, Kalbe Farma
12,98%
Megatrading Tbk
PT Anugerah Argon
Dexa Medica, Pfizer, Glaxosmithkline,
9,18%
Medica
Tanabe, Actavis, UCB, Novo Nordisk
Janssen Pharmaceutical, Soho, Ethica,
3,69%
PT Parit Padang Global
Astra Zeneca
PT Dos Ni Roha
BBraun, Bayer Schering, Bernofarm,
3,14%
Taisho, Medikon
PT Merapi Utama Pharma Abbott, Miji, Otsuka, Biofarma, Cendo
2,62%
Pratama
PT Tempo
Alcon, Merck, Roche, Boehringer
2,35%
Ingelheim
PT Bina San Prima
Sanbe Farma, Caprifarmindo
2,14%
PT Kebayoran Pharma
Fahrenheit, Global Multi Pharmalab
2,05%
PT Kimia Farma
Janssen Pharmaceutical, Biofarma, Kimia
1,03%
Farma (Generic)
% dari Jumlah Biaya
Peralatan Medis
46,01%
10,86%
6,06%
4,83%
2,87%
2,44%
2,04%
1,50%
0,62%
0,37%

Distributor

Sesuai dengan peraturan Pemerintah, Perseroan melakukan pengadaan obat dan


peralatan medis melalui distributor yang ditunjuk oleh pabrik. Akan tetapi, untuk menjaga
harga, Perseroan bernegosiasi langsung dengan pabrik. Untuk peralatan medis, dengan
kondisi perundang-undangan yang sedang berubah di Indonesia, Perseroan sudah mulai
untuk bernegosiasi dan melakukan pengadaan peralatan medis langsung dengan pabrik.
Obat dan Peralatan Medis
Porsi signifikan pengadaan dari obat Perseroan berasal dari perusahaan obat nasional
terkenal seperti Kalbe Farma dan Sanbe Farma serta perusahaan obat global seperti Pfizer
dan Astra Zeneca. Strategi pengadaan obat dan peralatan medis Perseroan dikaitkan
secara dekat dengan strategi ekspansi dimana memanfaatkan economies of scale dan
mempunyai pusat pengadaan yang sentral akan mengurangi biaya obat untuk Perseroan.
Peralatan Medis
Perseroan mengembangkan kemitraan jangka panjang dengan produsen global peralatan
diagnostik dan medis dalam rangka mendukung migrasi, transisi dan komisioning semua
rumah sakit baru maupun rumah sakit Perseroan yang sudah ada. Tingkat kemitraan
Perseroan meliputi harga bedasarkan economies of scale, perbaharuan teknologi, pelatihan
& pendidikan, planned & preventive maintenance (PPM) dan pemasaran bersama.
Saat ini, peralatan pencitraan Perseroan distandarisasikan menggunakan Philips.
Peralatan laboratorium distandarisasikan menggunakan Roche dan Sysmex. Ruang
operasi dan peralatan departement steril pusat distandarisasikan menggunakan Mindray,
Draeger dan Getinge. Perseroan biasa menggunakan Aesculap (B.Braun), Karl Storz dan
Olympus untuk peralatan peralatan bedah Perseroan. Tergantung pada keperluan khusus
dari beberapa rumah sakit, Perseroan juga meggunakan peralatan dari beberapa produsen
lain seperti Siemens, GE, Macquet dan produsen global peralatan medis lainnnya.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, PT Anugerah Pharmindo
Lestari, PT Anugerah Argon Medica, PT Parit Padang Global, PT Enseval Putera
Megatrading Tbk, PT Philips Indonesia, PT Mindray Medical Indonesia, PT B.Braun
Medical Indonesia, PT Paramount Bed Indonesia dan PT Draeger Medical Indonesia
masing-masing berkontribusi lebih dari 5% dari jumlah pembelian Perseroan.
11. TATA KELOLA KLINIS DAN STANDAR MUTU
Perseroan berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas kepada
pasien. Setiap rumah sakit Perseroan mengikuti protokol standar yang ditetapkan oleh JCI
dan National Healthcare Regulation. Pendekatan Perseroan terhadap tata kelola klinis
dibagi menjadi empat unsur utama, yaitu akreditasi Sumber Daya Manusia, tata kelola
praktek klinis, manajemen risiko klinis dan komitmen untuk pendidikan klinis berkelanjutan.
Mandat Sumber Daya Manusia
Untuk memastikan bahwa semua dokter Perseroan telah memenuhi syarat dengan benar
dan standar yang tertinggi, semua calon dokter harus melalui proses mandat sebelum
bekerja dengan Perseroan dan semua dokter yang saat ini bekerja bersama Perseroan
harus melakukan proses mandat ulang setiap 3 tahun di masing-masing lingkup praktek
mereka. Perseroan juga telah mengembangkan program pelatihan pengobatan darurat
dan sertifikasi tersendiri yang mengambil model dari program Rumah Sakit Johns Hopkins,
untuk memberikan pelatihan tambahan untuk perawat, paramedis dan dokter sebagai
tambahan dari program pelatihan standar yang dilakukan oleh masing-masing staf medis.
Sebagai tambahan, Perseroan bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin untuk
menyediakan program PhD untuk dokter.
Tinjauan Praktek Klinis
Perseroan telah membentuk struktur organisasi di setiap rumah sakit yang melibatkan
semua tingkat staf klinis di rumah sakit, termasuk komite medis dan komite perawatan,
yang melakukan peninjauan atas laporan pagi, laporan kasus dan komen apapun yang
diterima setiap hari. Manajemen Perseroan juga terus memantau dan meninjau standar
klinis rumah sakit Perseroan untuk memastikan adanya perbaikan secara terus menerus
serta untuk memastikan bahwa program saat ini berfungsi secara efektif dan staf medis
rumah sakit memenuhi standar yang ditetapkan. Ulasan praktek klinis Perseroan meliputi
audit klinis atas catatan medis dan kasus penyakit, pembentukan prosedur yang ketat
untuk mengatur pasien bedah, pengendalian infeksi dan kesadaran keselamatan kerja.
Saat ini terdapat 23 pedoman klinis dan 370 prosedur operasi standar guna mengelola dan
mendukung kinerja klinis. Semua dokumen ini disimpan oleh aplikasi Q-Pulse Enterprise
sebagai e-document dan juga mendukung proses audit klinik dan CAPA (Corrective Action
& Preventive Action).
Dalam rangka menyediakan layanan terbaik kepada pasien, Perseron berfokus pada IPSG
(International Patient Safety Goals).
Manajemen Risiko Klinis
Selain pengawasan dan penilaian internal, Perseroan juga melakukan penilaian dan kritik
eksternal terhadap praktek klinis melalui penggunaan konsultan eksternal dalam bidangbidang seperti pengendalian infeksi, protokol klinis, pedoman klinis dan tata kelola klinis.
Melakukan peniliain dan kritik eksternal memungkinkan staf klinis dan manajemen untuk
mendapatkan perspektif obyektif pada bidang tertentu yang berfungsi dengan baik maupun
daerah yang membutuhkan perbaikan dari praktek. Ini juga termasuk pengakuan eksternal
dalam bentuk akreditasi, secara nasional oleh National Hospitals Accreditation Committee
dan secara internasional oleh JCI dan ISO.
Selanjutnya, Perseroan juga menerima masukan dari pasien.
Komitmen Untuk Pendidikan Klinis Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan staf medis Perseroan merupakan bagian yang integral untuk
menjaga pengetahuan dan keterampilan kontemporer staf, sehingga mereka dapat
menegakkan protokol praktek klinis dan menerapkan solusi inovatif untuk mengatasi
masalah klinis. Perseroan menyediakan pelatihan untuk staf klinis melalui kombinasi
pelatihan on-the-job, program internal dan eksternal dan workshop. Polis Perseroan
menyatakan bahwa staf medis harus menyelesaikan 40 jam pelatihan, sedangkan
staf non-medis menyelesaikan 20 jam pelatihan per tahun. Perseroan percaya bahwa
pemahaman atas inovasi baru dan pentingnya protokol tertentu memfasilitasi penerimaan
dan penggunaan protokol, yang pada akhirnya menjunjung tinggi keselamatan pasien.
Perseroan berlangganan pada database online, Uptodate.com, yang menyediakan akses
kepada staf klinis ke lebih dari 300.000 jurnal medis. Selain itu, SDPDP menyediakan
spesialis pengujung dengan manfaat dan hak istimewa untuk mendukung pertumbuhan
profesional mereka. Berpartisipasi dalam program tersebut juga memungkinkan dokter
untuk mendapatkan akses ke program-program Continuous Medical Education melalui
seminar dan konferensi di Indonesia maupun di luar negeri. Selanjutnya, Perseroan
telah menandatangani nota kesepahaman dengan Singapore Health Services Pte
Ltd (SingHealth), dimana SingHealth akan menyediakan pelatihan untuk staf medis
Perseroan dan Perseroan akan mereferensikan pasien kepada SingHealth untuk jenis
perawatan khusus.
12. PERSAINGAN
Perseroan bersaing dengan rumah sakit umum, rumah sakit swasta, klinik yang lebih kecil,
rumah sakit yang dioperasi oleh organisasi non profit dan dermawan dan rumah sakit yang
terafiliasi dengan kuliah medis di Indonesia dan secara regional. Di Indonesia, Perseroan
percaya bahwa saingan utama Perseroan adalah Grup Mitra Keluarga, Grup Awal Bros,
Grup Sari Asih dan Ramsay Sime Darby Health Care, yang merupakan 5 teratas grupgrup rumah sakit swasta yang beroperasi di Indonesia menurut Laporan Frost & Sullivan
bulan Juni 2013. Tabel berikut menggambarkan posisi Perseroan dibandingkan pesaing
utamanya:

Perseroan

14

Perkiraan
Jumlah
Ranjang
~ 3,000

Mitra Keluarga Group

10

~ 1,200

Awal Bros Group

~1,000

Sari Asih Group


Ramsay Sime Darby Health
Care
Total 5 Teratas Grup Rumah
Sakit Swasta

6
3

~ 900
~ 650

41

~ 6,750

Group Rumah Sakit Swasta

Jumlah Rumah
Sakit

Rumah Sakit
SH Lippo Village
RSUS
SH Lippo Cikarang
MRCCC

No Izin
660.1/3/0 Dis. LH
660.1/Kep.80 BP2T/2011
660.1/23/PPDAL/DPLH
24/Amdal/-I.774.151

5 SH Jambi
6 SH Balikpapan

660.2/50/BLH/2010
033/Komdal/I/2004

7
8
9
10
11

137.b Tahun 2011


660/1027/Kep/X/2011
998/04-B/HK/2012
660/5003/436.6.3/2006
10/DPL/-1.774.151

SH Menado
SH Makassar
SH Bali
SH Surabaya
SH Kebun Jeruk

12 SH Palembang
512 Tahun 2011
13 Klinik Utama Jantung 660.1/81/VI/BLH
Cinere (SH Cinere)

Jumlah Aset
Jumlah Liabilitas
Jumlah Ekuitas
Jumlah Ekuitas dan Liabilitas

Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal


31 Desember
2012
2011
2010
2009
2008
1.586,2 1.112,4
779,1
2,9
2,9
1.341,6
933,4
641,6
0,8
0,8
244,6
179,0
137,6
2,1
2,1
1.586,2 1.112,4
779,2
2,9
2,9

(dalam miliar Rupiah, kecuali laba per saham dasar)


Uraian

PENDAPATAN
BEBAN POKOK PENDAPATAN
LABA BRUTO
Beban Usaha
Lain-lain - Bersih
LABA USAHA
Penghasilan Bunga
Beban keuangan
LABA SEBELUM PAJAK
Beban Pajak
LABA TAHUN BERJALAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAIN
JUMLAH LABA
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN
LABA YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Nonpengendali

Periode empat bulan yang


Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
berakhir pada 30 April
31 Desember
2013
2012
2012
2011
2010
2009
2008
789,5
534,3 1.788,1 1.259,4 1.030,47
(581,3)
(389,5) (1.343,3)
(925,8) (772,92)
208,3
144,8
444,8
333,6
257,55
(175,4)
(107,2)
(367,9)
(245,1) (156,90)
0,0
(1,9)
6,8
14,5
(17,4)
3,26
31,0
44,4
91,5
71,2
103,91
1,3
1,0
3,6
2,8
0,37
0,0
0,0
(6,4)
(6,2)
(18,0)
(16,2)
(10,71)
(0,0)
25,9
39,2
77,0
57,7
93,57
(8,8)
(8,2)
(25,1)
(19,9)
(21,70)
17,1
31,0
52,0
37,9
71,87
0,0
0,0

JUMLAH LABA
KOMPREHENSIF YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Nonpengendali
LABA PER SAHAM DASAR
Laba Periode Berjalan yang
Diatribusikan kepada
Pemegang Saham Biasa
Entitas Induk

17,1

31,0

52,0

37,9

71,87

0,0

0,0

19,4
(2,3)
17,1

27,2
3,9
31,0

50,5
1,5
52,0

43,7
(5,9)
37,9

67,48
4,39
71,87

19,4
(2,3)
17,1

27,2
3,9
31,0

50,5
1,5
52,0

43,74
(5,86)
37,9

67,48
4,40
71,87

0,0
-

0,0
-

27,2

50,5

43,74

143,27

19,4

EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan untuk periode empat bulan
yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf,
Mawar & Saptoto dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
mengenai penerbitan kembali laporan keuangan konsolidasian, penyajian laporan
keuangan tersendiri entitas induk, dan penggunaan laporan keuangan untuk keperluan
pernyataan pendaftaran. Rincian dari ekuitas tersebut adalah sebagai berikut:
(dalam miliar Rupiah)
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Tambahan Modal Neto
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Nonpengendali
Jumlah Ekuitas

30 April
2013
400
100
(23,1)
175,7

31 Desember
2012
2011
400
400
100
100
(23,1)
(23,1)
156,2
105,8

252,6
9,2
261,8

233,2
11,5
244,6

182,7
(3,7)
179,0

2010
400
100
(23,1)
62,0
138,9
(1,4)
137,5

Selain yang telah disebutkan di atas, setelah tanggal Laporan Keuangan 30 April 2013
hingga Prospektus diterbitkan, tidak ada perubahan struktur modal yang terjadi.

KEBIJAKAN DIVIDEN
Berdasarkan UUPT, pembayaran dividen dilakukan melalui keputusan pemegang saham
pada RUPS tahunan atau luar biasa atas rekomendasi dari Direksi Perseroan. Perseroan
dapat melakukan pembayaran dividen dalam suatu tahun atas hasil laba bersih Perseroan
dari tahun sebelumnya. Sebelum berakhirnya tahun buku Perseroan, dividen interim
dapat dibagikan selama diizinkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan jika pembagian
dividen interim tersebut tidak menyebabkan jumlah kekayaan bersih Perseroan lebih kecil
dari jumlah modal ditempatkan dan disetor serta cadangan wajib. Pembagian tersebut
ditentukan oleh Direksi setelah disetujui oleh Dewan Komisaris. Apabila setelah akhir
tahun buku tersebut, Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah
dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan
Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara renteng jika dividen interim tersebut
tidak dikembalikan kepada Perseroan.
Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan bermaksud untuk membayarkan dividen kas
kepada pemegang saham Perseroan sejak tahun buku 2013 dan seterusnya, atas laba
bersih setelah pajak dengan kisaran sebagai berikut:
Persentase Dividen Kas terhadap Laba setelah
Pajak

Keterangan
Bila laba bersih setelah pajak sampai dengan
Rp150 miliar
Laba bersih setelah pajak di atas Rp150 miliar

10%
15 30%

Tingkat dividen kas Perseroan juga dipengaruhi oleh aliran dana dan rencana investasi
dari Perseroan dan entitas anak, di samping batasan peraturan perundangan yang
digambarkan di atas dan persyaratan lainnya, termasuk pembayaran dividen kas oleh
entitas anak kepada Perseroan, kepatuhan pada persyaratan fasilitas kredit untuk
memastikan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur,
kondisi keuangan dan prospek usaha di masa mendatang dari Perseroan, dan faktor-faktor
yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan dan pemegang saham, termasuk pemegang
saham pengendali.
Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen kas, dividen kas tersebut akan
dibayar dalam Rupiah. Pemegang saham pada tanggal pencatatan yang berlaku berhak
atas sejumlah penuh dividen kas yang disetujui, dan dapat dikenai pajak penghasilan
(withholding tax) yang berlaku di Indonesia, jika ada. Dividen kas yang diterima oleh
pemegang saham asing akan dikenai pajak penghasilan (withholding tax) Indonesia
sebesar 20%.
Pemegang Saham baru dalam rangka Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama
dan sederajat dalam segala hal dengan Pemegang Saham lainnya yang modal sahamnya
telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan, termasuk hak atas pembagian
dividen kas.
Tidak ada negative covenant atau pembatasan terkait dengan pembagian dividen.

PERPAJAKAN
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK
BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI
AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN
PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.

Lokasi Rumah Sakit

PENJAMIN EMISI EFEK


Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Akta
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek PT Siloam International Hospitals Tbk No. 60 tanggal 18
Juni 2013, Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No.
09 tanggal 8 Juli 2013 dan juncto Akta Addendum I dan Pernyataan Kembali Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek No. 48 tanggal 24 Juli 2013, ketiganya dibuat dihadapan Insinyur
Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut
Perjanjian Emisi Efek), para Penjaminan Emisi Efek yang namanya disebut dibawah ini,
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan
dan menjual saham yang akan ditawarkan Perseroan kepada Masyarakat sesuai bagian
penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan
mengikatkan diri untuk membeli saham yang akan ditawarkan yang tidak habis terjual pada
tanggal penutupan masa penawaran.

PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Dikeluarkan oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tangerang
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tangerang
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bekasi
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Propinsi DKI
Badan Lingkungan Hidup Kota Jambi
Komisi Penilai Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Kota Balikpapan
Badan Lingkungan Hidup Kota Manado
Walikota Makassar
Gubernur Bali
Walikota Surabaya
Komisi Penilai Amdal Daerah Provinsi
DKI Jakarta
Walikota Palembang
Walikota Depok

14. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


Sertifikat Merek Siloam Hospitals dengan No. Pendaftaran IDM000286084 untuk
kelas 44 tertanggal 3 Juli 2007 yang berlaku sampai dengan tanggal 18 Oktober 2015.
Sertifikat Merek Siloam Hospitals ABCDe Assesment Baby & Child Development Early
dengan No. Pendaftaran IDM000281464 untuk kelas 41 tertanggal 23 November 2010
yang berlaku sampai dengan tanggal 20 Februari 2019.
Sertifikat Merek Siloam Hospitals ABCDe Assesment Baby & Child Development Early
dengan No. Pendaftaran IDM000281463 untuk kelas 44 tertanggal 23 November 2010
yang berlaku sampai dengan tanggal 20 Februari 2019.
Seluruhnya merupakan pengalihan merek dari PT Sentra Dwimandiri kepada Perseroan.
Sebelumnya PT Sentra Dwimandiri merupakan penerima pengalihan atas merek tersebut
dari PT Lippo Karawaci Tbk.
Perseroan juga sedang dalam proses pengurusan atas 9 merek berikut:
Siloam Sriwijaya, (Siloam Sriwijaya & Logo) untuk kelas barang/jasa 42, 41 dan 44,
seluruhnya berdasarkan Permintaan Pendaftaran Merek tanggal 18 Juli 2012.
Siloam, untuk kelas barang/jasa 41, 42 dan 44, seluruhnya berdasarkan Permintaan
Pendaftaran Merek tanggal 18 Juli 2012.
Siloam Clinic, untuk kelas barang/jasa 41, 42 dan 44, seluruhnya berdasarkan
Permintaan Pendaftaran Merek tanggal 5 September 2012.
15. TANGGUNG JAWAB PERSEROAN (Corporate Social Responsibility/CSR)
Perseroan telah melakukan berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility dalam
periode 2010 hingga 2012 diantaranya :
a. Pembangunan PUSKESMAS dalam rangka penyediaan fasilitas kesehatan bagi
masyarakat luas
Perseroan telah melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
yang tertuang dalam Perjanjian tanggal 15 November 2011 dimana Perseroan
membangun dan menyediakan tempat yaitu PUSKESMAS sebagai sarana pelayanan
kesehatan dasar di wilayah kota Tangerang.
b. Sumbangan Ambulans kepada Yayasan
Perseroan juga telah menyumbangkan ambulans pada Yayasan Bapa Bangsa, yaitu
yayasan non-profit di daerah Nusa Tenggara Timur dalam periode Juli 2011 sebagai
penunjang kegiatan pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
c. Bakti Sosial
Bakti Sosial pernah diadakan pada Desember 2011 diimplementasikan pada
masyarakat Tangerang juga dihadiri oleh Bupati Tangerang. Bakti sosial juga kerap
dilakukan secara berkala termasuk juga bakti sosial pada Desember 2012 yang
dilakukan di daerah Ciledug.

Hal 3 PT Siloam International Hospitals Tbk

(dalam miliar Rupiah)


Pada tanggal
30 April
2013
1.651,5
1.389,7
261,8
1.651,5

Jakarta, Surabaya, Cikarang,


Makassar, Manado, Bali,
Palembang, Cinere, Balikpapan,
Lippo Village, Jambi, Kebon Jeruk
Jakarta, Surabaya, Bekasi, Depok,
Tegal, Waru, Cikarang, Cibubur
Jakarta, Tangerang, Bekasi, Batam,
Makassar, Pekanbaru, Ujung Batu
Tangerang, Serang
Jakarta, Surabaya, Tangerang

Sumber: Riset Pasar Independen tentang Pasar Jasa Perawatan Kesehatan (HCS) Global
dan Indonesia oleh Frost & Sullivan (Juni 2013)
Perseroan juga menghadapi saingan dari grup regional yang beroperasi di Singapura dan
Penang.
Fokus utama Siloam Hospitals Group saat ini adalah melayani seluruh wilayah Indonesia
yang bertujuan untuk mengubah layanan dan akses pelayanan kesehatan menjadi
pelayanan kesehatan berkualitas dan bermutu internasional untuk masyarakat Indonesia
pada umumnya dalam 5 tahun kedepan. Dengan membangun lebih dari 40 rumah sakit
di seluruh Indonesia, kami ingin dikenal sebagai penyedia pelayanan kesehatan yang
melakukan transformasi dimana penduduk Indonesia akan menyadari bahwa mereka
dapat menemukan pelayanan kesehatan berkualitas dengan hasil yang memuaskan
dari rumah sakit-rumah sakit Siloam Hospitals Group yang tidak kalah kualitasnya
dengan pelayanan kesehatan di luar negeri. Dengan populasi lebih dari 240 juta orang
untuk dilayani, Perseroan melihat tidak ada masalah yang timbul dari persaingan dengan
Singapura dan Penang.
13. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
Berikut adalah surat persetujuan atas dokumen ANDAL, RKL, dan RPL yang dimiliki rumah
sakit Perseroan dan Entitas Anak:
No
1
2
3
4

IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING


Uraian

10 Pemasok Utama untuk Peralatan Medis

PT Philips Indonesia
PT Mindray Medical Indonesia
PT Paramount Bed Indonesia
PT Setio Harto
PT Versacon Medical
PT B.Braun Medical Indonesia
PT Draeger Medical Indonesia
PT Thomasong Nirmala
PT Aerocom Jenco Indonesia
PT Murti Indah Sentosa

d. Program Beasiswa
Perseroan juga mengadakan Program Beasiswa yang diperuntukan anak-anak
SMA (Sekolah Menengah Atas) agar dapat mengeyam pendidikan dalam Fakultas
Kedokteran UPH (Universitas Pelita Harapan). Program tersebut disalurkan pada
daerah-daerah maupun masyarakat yang membutuhkan. Selain itu Program diadakan
setiap tahun selama jangka waktu rata-rata 4 tahun hingga pendidikan berakhir.
e. Aksi Donor Darah
Aksi Donor Darah juga kerap dilakukan Perseroan secara berkala setiap tahunnya pada
Rumah Sakit - Rumah Sakit milik Perseroan. Aksi Donor Darah dilakukan bekerjasama
dengan PMI. Salah satu aksi donor darah dilakukan pada Siloam Hospitals Jambi pada
Juni 2012 dan telah terkumpul 45 kantung darah dari aksi tersebut.
f. Pengadaan Program Kesehatan Pendidikan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS)
Perseroan secara berkala mengadakan Seminar, Edukasi dan Talk show bertema
Kesehatan yang beragam seperti contohnya Seminar Kesehatan Gigi Anak dan
pemeriksaan gigi gratis serta Sosialisasi alat KB, Talk Show Saturday Health gratis
kegiatan-kegiatan tersebut diadakan di beberapa Siloam Hospitals milik Perseroan.
g. Pemberian Bantuan Bagi korban Bencana Alam
Perseroan juga aktif memberikan bantuan berupa tenaga medis, obat-obatan dan
kebutuhan dasar hidup para korban bencana dalam bencana-bencana alam nasional
yang telah terjadi antara lain Tsunami Aceh tahun 2004, Gempa Yogya di tahun 2006,
Gempa Padang di 2009, Merapi Yogya 2011 dan paling terdekat dilakukan adalah
Longsor Manado 2013.
h. Lainnya
Selain itu, Perseroan juga kerap menyediakan atau menyumbang tenaga ahli dokter
pada Program Bakti Sosial yang dilakukan di daerah Tangerang dan sekitarnya. Dalam
pengadaan maupun kontribusi Program-program Sosial Perseroan melakukan hal
tersebut secara periodik guna memberikan kontribusi dan pelayanan jasa kesehatan
pada masyarakat yang membutuhkan.

1. Pemesanan Pembelian Saham


Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dan Prospektus ini.
Pemesanan Pembelian Saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dapat
diperoleh dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek atau Agen
Penjualan yang namanya tercantum pada Bab XIII dalam Prospektus. FPPS tersedia
cukup bagi para pemesan. Bilamana pemesanan menggunakan FPPS fotocopy maka yang
bersangkutan diminta untuk menyalin kembali pada FPPS asli yang dapat diperoleh di
Penjamin Emisi Efek. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham
yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.
Setiap pemesan saham harus memiliki rekening efek pada Perusahaan Efek/Bank
Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI).
2. Pemesan yang Berhak
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/
atau lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM, Peraturan No. IX.A.7
tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan
Efek dalam Penawaran Umum, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-691/
BL/2011 tanggal 30 Desember 2011.
3. Jumlah Pemesanan
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 500 (lima
ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima ratus) saham.
4. Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif
Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian
Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No. SP-0015/PE/KSEI/0423 yang ditandatangani
antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 24 April 2013.
Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham yang ditawarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :
a. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat
Kolektif Saham. Saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang
diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan
dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya
pada tanggal 11 September 2013.
b. Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di BEI,
pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam
bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (FKPS) yang sekaligus merupakan
tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan atas
saham-saham dalam Penitipan Kolektif.
c. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis
kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan saham.
Konfirmasi tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat
dalam rekening efek.
d. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar rekening efek
di KSEI.
e. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, saham
bonus, hak memesan efek terlebih dahulu dan memberikan suara dalam RUPS, serta
hak-hak lain yang melekat pada saham.
f. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih
dahulu kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang
ditunjuk oleh Perseroan, melalui rekening efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan
kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang memiliki/membuka rekening efek di
Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
g. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang
saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar
dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke
dalam rekening efek Perusahaan Efek atau Kustodian yang ditunjuk.
h. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham
kepada KSEI melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya
dengan mengisi formulir penarikan efek.
i. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk surat
kolektif saham selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah permohonan diterima
oleh KSEI.
j. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaikan transaksi bursa atas saham
Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi
pemegang rekening di KSEI untuk mengadministrasikan saham tersebut.
Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat
Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi
lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin
Emisi Efek atau agen penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham


Selama Masa Penawaran Umum, para pemesan dapat melakukan pemesanan pembelian
saham selama jam kerja yang ditentukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para
Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, dimana FPPS diperoleh.
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS asli dan wajib diajukan oleh
pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotocopy tanda jati diri (KTP/Paspor
bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran
sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi
paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili
hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran
sebesar jumlah pemesanan. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti
bahwa pemesan yang sama mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari 1 (satu)
FPPS, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka manajer penjatahan hanya
dapat mengikutsertakan 1 (satu) FPPS yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan Perseroan
berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila formulir tidak diisi dengan
lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Sedangkan
pemesan, tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi
persyaratan pemesanan pembelian.
Pemesanan pembelian saham yang telah disampaikan kepada Penjamin Pelaksana Emisi
Efek tidak dapat dibatalkan oleh pemesan karena sebab apapun juga.
6. Masa Penawaran Umum
Masa Penawaran Umum akan dilakukan selama 3 (tiga) hari kerja, yaitu pada tanggal
4 sampai dengan 6 September 2013. Pada tanggal 4 dan 5 September 2013, jam
penawaran akan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, sedangkan
pada tanggal 6 September 2013 jam penawaran akan dimulai pada pukul 09.00 WIB
sampai dengan pukul 12.00 WIB.
7. Tanggal Penjatahan
Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek menetapkan penjatahan
saham untuk setiap pemesanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal
10 September 2013.
8. Syarat Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank
dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek, atau
agen penjualan pada waktu FPPS diajukan. Semua setoran harus dimasukkan ke dalam
rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada :
Bank CIMB Niaga
Cabang Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Atas nama: PT Ciptadana Securities QQ IPO Siloam
Nomor Rekening: 4800101452007
Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas
nama/milik pemesan yang mengajukan (menandatangani) FPPS dan harus sudah
in good funds pada tanggal 6 September 2013. Apabila pembayaran tidak diterima pada
tanggal dan jam tersebut di atas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak
berhak atas penjatahan.
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi
tanggung jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada
saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank
tertarik, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis dianggap batal.
Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer account dari bank lain, pemesan
harus melampirkan fotocopy Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan
menyebutkan No. FPPS-nya.
9. Bukti Tanda Terima
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek dan agen penjualan yang
menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari
FPPS lembar ke-5 (lima) dari FPPS sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian
saham.
Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya
pemesanan. Bukti tanda terima tersebut harus disimpan untuk kelak diserahkan kembali
pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi
Penjatahan atas pemesanan pembelian saham.
10. Penjatahan Saham
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang
bertindak selaku Manajer Penjatahan dengan sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti
(fixed allotment) dan penjatahan terpusat (pooling) sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7
tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan
Efek Dalam Penawaran Umum, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-691/
BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 serta peraturan perundangan lain termasuk peraturan
di bidang Pasar Modal yang berlaku.
Adapun sistem porsi penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu
penjatahan pasti (fixed allotment) dibatasi sampai dengan jumlah maksimum []% ([]
persen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar []% ([] persen) akan
dilakukan penjatahan terpusat (pooling).
A. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti,
maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratanpersyaratan sebagai berikut:
a. Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Pihak-pihak yang akan
mendapatkan Penjatahan Pasti adalah karyawan Perseroan serta sejumlah pihak
yang menurut pertimbangan Manajer Penjatahan adalah merupakan investor dengan
kredibilitas yang baik dan merupakan investor institusi seperti dana pensiun, reksadana,
asuransi dan korporasi lainnya serta investor individu dengan pertimbangan investasi
jangka panjang.
b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin
Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak
terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk rekening mereka
sendiri; dan
c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin
Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, agen penjualan, atau pihak-pihak
terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya
berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, sampai dengan efek tersebut
dicatatkan di Bursa Efek.
B. Penjatahan Terpusat (Pooling)
Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer
Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa saham sebagai berikut:
a. Dalam hal setelah mengecualikan pemesanan efek dari: (i) Direktur, Komisaris,
pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek
yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan
dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau LK, atau (iii) afiliasi dari
pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak
yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga, dan terdapat sisa efek
yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka:
i. pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah efek yang dipesan;
dan
ii. dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan
sepenuhnya dan masih terdapat sisa efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan
secara proporsional kepada para pemesan (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau
pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang
bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan
dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau LK, atau (iii) afiliasi dari
pihak sebagiamana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak
yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.
b. Jika setelah mengecualikan pemesanan saham sebagaimana dimaksud di poin 10.2.a
di atas dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan,
maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasi dengan
ketentuan sebagai berikut :
i. Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan
memenuhi persyaratan berikut:
1. para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan
perdagangan di BEI, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia.
Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia
akan dibagikan dengan diundi. Jumlah efek yang termasuk dalam satuan
perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar yang ditetapkan
oleh BEI dimana efek tersebut akan tercatat;
2. apabila terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan
dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan
secara proporsional dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan
oleh para pemesan.
Perseroan wajib menyerahkan laporan hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat
5 (lima) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan.
Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada
OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dan berpedoman pada peraturan
Bapepam No. VIII.G.12 Tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan
dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan Bapepam Nomor
IX.A.7. Tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan
Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum paling lambat 30 Hari Kalender setelah
berakhirnya masa Penawaran Umum.
11. Penundaan atau Pembatalan Penawaran Umum
Berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan
Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka
Penawaran Umum, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran Umum untuk masa paling
lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran
Umum, dengan ketentuan terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan
Perseroan yang meliputi:
a. indeks harga saham gabungan di Bursa turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama
3 (tiga) Hari Bursa berturut-turut;
b. banjir, gempa bumi, gunung meletus, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang
berpengaruh - secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan;
c. peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha
Perseroan yang ditetapkan oleh OJK
12. Pengembalian Uang Pemesanan
Bagi pemesanan pembelian saham yang ditolak seluruhnya atau sebagian, atau dalam hal
terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah
akan dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat mana FPPS
yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut akan dilakukan selambatlambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya
pembatalan Penawaran Umum.
Bila pengembalian uang dilakukan dalam jangka 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal
Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum, maka
pengembalian uang tidak akan disertai pembayaran bunga.
Pengembalian uang tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan dari Hari Kerja ketiga
setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum
sebesar 2,00% (dua persen) di atas tingkat bunga sembilan bulan Sertifikat Bank Indonesia
yang berlaku pada saat itu, yang dihitung secara pro-rata setiap hari keterlambatan,
kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil uang
pengembalian sampai dengan Hari Kerja keempat setelah Tanggal Penjatahan atau Hari
Kerja keempat setelah tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum.
Uang yang dikembalikan hanya dapat diambil oleh pemesan yang bersangkutan secara
langsung dengan menunjukkan tanda jati diri asli dan menyerahkan Bukti Tanda Terima
Pemesanan Pembelian Saham pada Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana
FPPS yang bersangkutan diajukan mulai tanggal pengembalian uang pemesanan.
Pengembalian uang menggunakan cek atau bilyet giro akan diberikan sesuai dengan nama
pihak yang mengajukan pemesanan.
13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan Atas Pemesanan Pembelian Saham
Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (FKPS) kepada masing-masing
pemesan saham akan dilakukan melalui para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan
dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua)
Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS atas distribusi saham tersebut dapat diambil
dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham.
14. Lain-lain
Keterangan yang lebih mengenai Persyaratan Pemesanan Pembelian Saham dapat dilihat
pada Bab XVIII Prospektus.

LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL


Akuntan Publik
Konsultan Hukum
Notaris
Biro Administrasi Efek

: ARYANTO AMIR JUSUF MAWAR & SAPTOTO


: HADIPUTRANTO, HADINOTO & PARTNERS
: INSINYUR NANETTE CAHYANIE HANDARI ADI WARSITO, S.H.
: PT SHARESTAR INDONESIA

PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR


PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk yaitu
perantara pedagang efek yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek. Penjamin Pelaksana
Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang dimaksud adalah sebagai berikut:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT Ciptadana Securities
Plaza Asia Office Park Unit 2
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190
Indonesia
Telepon: (62-21) 2557 4800
Faksimili: (62-21) 2557 4900
Website: www.ciptadana.com
Email: customerservice@ciptadana.com

PT Credit Suisse Securities Indonesia


Sampoerna Strategic Square
South Tower, Lantai 23
Jalan Jend. Sudirman Kav. 45
Jakarta 12930
Telepon: (62-21) 2553 7900
Faksimili: (62-21) 2553 7999
Website: www.creditsuisse.com

SETIAP CALON INVESTOR DIHARAPKAN MEMBACA


KETERANGAN LEBIH LANJUT MENGENAI
PENAWARAN UMUM INI MELALUI INFORMASI YANG
TERSAJI DALAM PROSPEKTUS PERSEROAN
SAHAM PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK
MEMENUHI KRITERIA EFEK SYARIAH SAMPAI DENGAN
DIKELUARKANNYA KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER
OTORITAS JASA KEUANGAN MENGENAI PENETAPAN
SAHAM PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK
SEBAGAI EFEK SYARIAH.

Anda mungkin juga menyukai