Anda di halaman 1dari 15

Mekanisme Dan Peraturan Perdagangan Efek Di Bei

I. Mekanisme Perdagangan Efek


Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka Rekening
Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang diminta
nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan transaksi pembelian dan
penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari portofolio perusahaan.
Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia
2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK
sebagai Perantara Pedagang
3. Nasabah
4. Biro Administrasi Efek
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian
Gambar 6
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

1) Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak


1.1 Bagi Perusahaan Efek atau Anggota Bursa
1. Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak
dengan nasabah mengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan
nasabah untuk membeli atau menjual Efek.
2. Verifikasi Data Nasabah
3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22
Tahun 2014 Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan

1
a. Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas nama
nasabah tersebut.
b. pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub Rekening
Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor
identification) untuk Nasabah.
c. kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub Rekening Efek
dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor identification)
peraturan KSEI nomer 3.C.7
1.2 Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah
perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus
melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli
setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang bersangkutan.
1.3 Bagi Bursa Efek Indonesia
Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim data transaksi
bursa (DTB) kepada KPEI.
1.4 Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
1. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan Transaksi
Bursa akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan dalam
DHK.
2. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI
3. KPEI melakukan pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening
Serah Terima Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota
Kliring yang bersangkutan
4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang ke
Rekening Serah Terima Anggota Kliring
5. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal
sebagai berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan Anggota
Kliring dan memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang bersangkutan
mengenai hasil penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat mencairkan dan atau
menjual Agunan yang di jaminkan Anggota Kliring yang bersangkutan kepada KPEI.

2
6. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi sebagian atau
seluruh kewajiban
7. serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota Kliring kepada
KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas yang
tidak dipenuhinya
8. menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate cash settlement) kepada KPEI
sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat
Ekuitas yang sama di pasar reguler dan negosiasi di hari penyelesaian saham tersebut
atau pada sesi I pasar reguler di hari penyelesaian saham tersebut.
1.5 Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan penyelesaian
kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan efek dari penjual ke
rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak pembeli ke pihak penjual.
hal ini sesuai dengan Lampiran Keputusan Direksi PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia Nomor: KEP-0013/DIR/KSEI/0612
2) Proses & Prosedur Jual Beli Efek
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan efek.
Para investor dapat melakukan transaksi jual beli setelah resmi terdaftar sebagai
nasabah pada perusahaan efek yang bersangkutan.
2. Pelaksanaan Order Nasabah
Ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan cara online trading yang
banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional trading via broker. Untuk online
trading investor tinggal memasukan penawaran beli maupun jual dari gadget, laptop
dan device lainya dan order tersebut akan diteruskan ke system yang tersedia di
anggota bursa sebelum diteruskan ke JATS, sedangkan untuk order via broker,
investor memberikan instruksi kepada broker kapan saham harus dibeli dan dijual.
3. Verifikasi dan validasi order
Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui sistem dari
anggota bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-masing Anggota Bursa.
4. Transaksi terjadi (matched)

3
Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu dengan
harga yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang telah terjadi
(done), artinya sebuah order jual/beli telah bertemu dengan harga yang cocok.
5. Penyelesaian transaksi (settlement)
Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses seperti kliring,
pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak kita
akan terpenuhi 3 hari bursa selanjutnya (T+3) untuk pasa regular dan (T+0) untuk
pasa tunai.
3) Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek
1. Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan
transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya sendiri atas Efek
yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut melalui sistem
perdagangan Bursa.
2. AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari
nasabahnya, guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya
perdagangan yang tidak wajar.
3. Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya pesanan
terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai dengan batas
harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
4. Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian Pemasaran
yang memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah, jumlah dan nama
(atau kode) Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli), serta keterangan mengenai
status nasabah (asing/lokal), dan instruksi khusus, jika ada sebelum dimasukan ke
JATS.
5. Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS satu
per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu (prioritas
waktu) disetujuinya pesanan tersebut.
6. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib dilengkapi
dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor Identity/SID).
7. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar Reguler,
kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran
jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.

4
8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain apabila
AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara melakukan
aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi).
4) Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa
Segmen Pasar di BEI
Gambar 7
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

a) Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari
bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).
b) Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuousauctionmarket) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
c) Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan
sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan
HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu
penyelesaian.

5
5) Proses Tawar Menawar
5.1 Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai berpedoman
pada harga pembukaan.
2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase Auto
Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di pasar reguler
dan pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing yang
melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di Bursa;
3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS
diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), dalam arti
permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan
beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS
memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan
terlebih dahulu (time priority).
5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan ke
JATS.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakanoleh
JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara otomatis keperdagangan sesi
Pre-closing oleh JATS
5.2 Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses
tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota Bursa
Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan AB yang
selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses melalui JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi
Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter party)

6
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi
dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan beli
Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi (advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan
penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di luar
batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota Bursa Efek
yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan tujuan dilakukannya
transaksi dimaksud
6) Jam dan Sesi Perdagangan
Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal
(Senin-Kamis) dan perdagangan Jumat, dan secara umum sesi perdagangan di bursa efek
Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni:
1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk membentuk
harga pre-opening.
Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
08:55:01 - 08:59:59 JATS melakukan proses penetapan harga pre-opening dan
pengalokasian transaksi

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II


Hari Sesi Waktu
Senin - Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS
Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS
Jum’at Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS
Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing


Sesi Waktu Aktivitas
Pre-closing 15:50:00 - 16:00:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli

7
16:00:01 - 16:04:59 JATS melakukan proses pembentukan Harga
Penutupan dan memperjumpakan penawaran
jual dengan permintaan beli pada Harga
Penutupan berdasarkan price dan time priority
Post-closing 16:05:00 - 16:15:00 Anggota Bursa Efek untuk memasukkan
penawaran jual dan atau permintaan beli pada
Harga Penutupan, dan JATS memperjumpakan
secara berkelanjutan (continuous auction) atas
penawaran jual dengan permintaan beli untuk
Efek yang sama secara keseluruhan maupun
sebagian pada Harga Penutupan berdasarkan
time priority

7) Fraksi Harga dan Auto Rejection


Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan
penawaran jual atau permintaan beli.
Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah
harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh
JATS (Auto Rejection).
8) Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling
Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian suatu saham dengan cara sebagian
pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam
dari anggota bursa efek Indonesia.
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan suatu saham dimana penjual belum
memiliki saham tersebut pada waktu transaksi dilakukan.
9) Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkan kepada investor bahwa investasi di

8
pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada peraturan tersebut
bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin transaksi nya oleh Kliring
Penjaminan Efek Indonesia. Namun di sisi lain OJK juga memperkuat aturan mengenai
efek mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan.
10) Biaya Transaksi
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk biaya
kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa kepada
Anggota Bursa Efek. Ketentuan ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa Efek dalam
keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dibekukan. Biaya
dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang bersangkutan.
Gambar 11
Biaya Transaksi Beli dan Jual

11) Penghentian Perdagangan


Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien,
bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di Bursa
apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi sebelum
dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat inkonsistensi data,
kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa pada JATS yang disebabkan
karena tidak berfungsinya JATS
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari diterbitkannya Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut dihentikan sementara
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat
menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana

9
kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh persetujuan
OJK.

II. Peraturan Perdagangan Efek di BEI


A. Peraturan Perdagangan
Landasan Peraturan Perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia
memiliki landasan yakni peraturan yang diterbitkan pemerintah Republik
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yang sebelumnya bernama Bapepam-
LK.
1. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah yang menjadi fondasi awal peraturan
perdagangan salah satunya adalah undang- undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1995 dan peraturan pemerintah No. 45 Tahun 1995
tentang penyelenggaran kegiatan di pasar modal, dimana dalam undang-
undang tersebut disebutkan secara jelas Izin, fungsi, tugas, dan peran
Bursa Efek Indonesia dalam kaitanya dengan penyelenggara perdagangan
efek di Indonesia. Berikut ini adalah pokok-pokok penting yang tercantum
dalam undang- undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995.
a. Definisi
b. Perizinan Bursa Efek
c. Tujuan dan Kepemilikan
d. Peraturan Bursa Efek dan Satuan Pemeriksa

2. Peraturan OJK
OJK atau Otoritas Jasa Keuangan mempunyai tugas
penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan,
salah satu peranya adalah menyusun peraturan pelaksanaan di pasar modal
dan juga merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di
bidang pasar modal. Banyak Peraturan yang melandasi peraturan
perdagangan di Bursa Efek Indonesia, seperti :
a. Peraturan Bapepam III.A.1 Perihal perizinan Bursa Efek
Perizinan bursa Efek

10
b. Peraturan Bapepam dan LK No. IV.B.3 perihal Tentang
Reksadana berbentuk KIK
c. Peraturan Bapepam dan Lk No. III.E.1 perihal tentang kontrak
berjangka dan Opsi atas efek atau indeks efek
d. Peraturan Bapepam dan LK No.V.D.6 tentang pembiayaan
transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah dan transaksi
shortselling oleh perusahaan efek
e. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.26/PJOK.04/2014 Perihal
efek tidak menjamin dan transaksi dipisahkan atas efek bersifat
ekuitas

B. Peraturan Perdagangan Efek Bursa Efek Indonesia


Secara umum bursa memiliki 2 jenis efek yang diperdagangkan yakni
efek bersifat ekuitas atau kepemilikan dan hak atas kepemilikan seperti saham,
opsi, dan HMETD dan juga efek bersifat hutang seperti obligasi. Berlandaskan
peraturan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan diatas, bursa
mengaplikasikan peraturan tersebut ke dalam 12 peraturan perdagangan yang
mencakup hampir semua efek di pasar modal
1. Peraturan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di BEI
a. Peraturan Perdagangan II-A Perihal Mekanisme Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas
Peraturan Perdagangan II-A Merupakan peraturan utama,
karena semua mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas diatur
dan dijelaskan di peraturan ini. Setidaknya ada 12 pasal yang
mengatur mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas, seperti
dibawah ini.
 Definisi
Setidaknya ada 41 Definisi yang tercantum dalam peraturan
perdagangan II-A perihal mekanisme perdagangan efek
bersifat Ekuitas, yaitu: definisi anggota bursa, auto rejection,
bursa, DHK, DTB, efek bersifat ekuitas, fraksi harga, harga,
opening price, closing price, harga previous, harga teoritis
hasil tindakan korporasi, hari bursa, SID, IT officer remote
trading, JATS, JONEC, JONES, jaringan, kliring, komite
11
perdagangan efek, kondisi darurat, KPEI, KSEI, laporan
penyelesaian kewajiban , netting panduan perdagangan, pasar
negosiasi, pasar regular, pasar tunai, post trading, perangkat
remote trading, perangkat remote trading bursa, trade for
trade, perusahaan tercatat, pre opening, pre closing, remote
trading, tindakan koperatif, trading ID, dan waktu JATS
 Ketentuan Umum Perdagangan
Efek Bersifat Ekuitas yang diatur dalam Peraturan ini
meliputi: Saham, Efek Bersifat Ekuitas lainya seperti HMETD
dan Waran, dan juga turunan-turunan saham lainya. Selain itu
anggota bursa efek yang melakukan transaksi jual dan atau
beli atas Efek Bersifat Ekuitas yang tercatat di Bursa, wajib
melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui JATS dan
dilarang melaksanakan Transaksi di Luar Bursa atau
memfasilitasi transaksi jual beli di luar Bursa kecuali dalam
kedudukannya sebagai Kustodian, atas Efek Bersifat Ekuitas
yang tercatat di Bursa.
 Segmen Pasar di Bursa
Segmen pasar di BEI terdiri dari:
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai
 Jam Perdagangan di Bursa
Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam
perdagangan normal (senin-kamis) dan perdagangan jumat,
dan secara umum sesi perdagangan di bursa efek Indonesia
dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1,
Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi Post-closing.
 Pesanan Nasabah
Anggota bursa efek yang menerima pesanan dari nasabahnya
untuk melakukan transaksi jual atau beli atas efek bersifat
ekuitas yang tercatat di bursa wajib melaksanakan transaksi
tersebut di bursa melalui JATS.

12
 Pasar Reguler dan Tunai
Secara umum investor akan melakukan jual beli efek di pasar
regular, namun terkadang ada beberapa hal yang mendasari
investor untuk bertransaksi di pasar tunai.
 Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana harga yang terbentuk
adalah hasil kesepakatan antara pihak pembeli dan penjual
 Perdagangan dengan Kondisi Khusus
Perdagangan kondisi Khusus adalah keadaan dimana ada hal-
hal lain yang tidak terjadi setiap hari, sehingga memiliki
perlakuan khusus, seperti IPO saham memiliki batas
autorejection yakni 2x dari aturan, koreksi transaksi bursa, dan
juga corporate action
 Koreksi Transaksi Bursa
1.Dalam hal terjadi kesalahan Transaksi Bursa yang
terjadi di Pasar Negosiasi
2.Dalam hal terjadi kesalahan Trading-ID pada Transaksi
Bursa, Anggota
3.Bursa berwenang menyetujui atau menolak permohonan
koreksi Transaksi Bursa yang diajukan Anggota Bursa
Efek.
4.Setiap pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa dikenakan
denda yang besarnya ditetapkan sesuai kebijakan Bursa.
 Biaya Transaksi
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada
Bursa (tidak termasuk biaya kliring dan settlement) sebagai
kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa kepada
Anggota Bursa Efek.
 Penghentian Perdagangan
 Komite perdagangan efek

b. Peraturan Perdagangan II-C Perihal Perdagangan Unit Penyertaan


Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

13
Peraturan Perdagangan II-C ini berlandasan peraturan Bapepam dan
LK Nomor IV.B.3 Tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif Yang Unit Penyertaannya Diperdagangkan Di
Bursa Efek. Adapun Isi dari peraturan ini memuat tentanf Ketentuan
Umum dan Tata cara pelaksanaan perdagangan.
c. Peraturan Perdagangan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi Saham adalah satuan perdagangan opsi saham yang
ditetapkan dalam satu satuan kontak yang terdiri dari 3 kontrak
yakni 1 bulanan, 2 bulanan, dan 3 bulanan dan diperdagangkan di
sistem JOTS, peraturan yang mendasari peraturan II-D Perihal
Kontrak Opsi Saham adalah Peraturan Bapepam No. III-E.1 Tentang
Kontrak Berjangka dan Opsi atas efek atau indeks efek.
d. Peraturan Perdagangan II-E Perihal Kontrak Berjangka Indeks Efek
Kontrak Berjangka Indeks Efek Kontrak Berjangka Indeks Efek
adalah janji untuk menjual atau membeli kontrak Indeks Efek LQ-
45 dengan penyelesaian di waktu yang akan datang, yang
mewajibkan setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada
saat jatuh tempo.
e. Peraturan II-H Perihal Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam
transaksi marjin dan Shortselling
Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling
dilakukan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6.
tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek Bagi
Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek serta
Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short
Selling.
f. Peraturan II-J Perihal Perdagangan DIRE Berbentuk KIK di Bursa
g. Peraturan II-K Perihal Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Peraturan II-K Perihal Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
mulai berlaku sejak per tanggal 1 januari 2016, namun hinggajuli
2016 Bursa, KPEI dan OJK belum mengeluarkan daftar mengenai
efek tidak dijamin dana atau transaksi dipisahkan.

14
2. Peraturan Perdagangan Efek Bersifat Utang di BEI
a. Peraturan II-F–Kep-00011 Perihal Perdagangan EBA di Bursa
b. Peraturan II-F-SK-007 Perihal Ketentuan Umum Perdagangan Efek
Bersifat Utang
c. Peraturan II-F.1-SK-008 Perihal Tata Cara Perdagangan Efek
Bersifat Utang
d. Peraturan II-F.2-SK-009 Perihal Komisi dan Biaya Transaksi Efek
Bersifat Surat Utang
e. Peraturan II-F.3-SK-010 Perihal Kliring dan Penyelesaian Transaksi
Efek Bersifat Utang

15

Anda mungkin juga menyukai