Laporan lengkap praktikum Biokimia Umum dengan judul Karbohidrat
disusun oleh : Nama : Nurfitriani Nim : 1214141002 Kelas : B Kelompok : V (Lima) Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan dapat diterima.
Makassar, Januari 2014 Koordinator Asisten Asisten
Djumarirmanto, S.Pd Andi Mirnawati NIM 1114140001
Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab
Prof. Dr. Ir. Yusminah Hala, M.S NIP: 1961 1212 1986 01 2002
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan dan aktivitas yang kita lakukan sehari-hari memerlukan energi. Jika energi ini tidak dipenuhi maka tubuh kita tidak akan melakukan kegiatan seperti biasanya. Energi yang dimaksudkan disini yaitu energi yang bersumber dari berbagai bahan makanan yang kita konsumsi tiap hari, tapi ternyata dari semua makanan yang kita konsumsi, tidak semuanya memenuhi energi yang diperlukan oleh tubuh. Maka dari itu makanan yang kita konsumsi sebaiknya banyak mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energy tubuh kita , tetapi karena sebagian besar makanan terdiri dari karbohidrat maka karbohidratlah yang terutama merupakan sumber energy bagi tubuh. Di samping karbohidrat yang merupakan bahan makanan bagi kita, adapula karbohidrat yang tidak dapat kita makan atau tidak berfungsi sebagai makanan, misalnya kayu, serat kapas dan tumbuhan lain. Pada tumbuhan tersebut karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyawa yang membentuk dinding sel tumbuhan. Serat kapas dapat dikatakan seluruhnya terdiri atas selulsa, sedangkan cairan yang terasa manis yang terkandung pada batang tebu itu ialah cairan gula atau sukrosa. Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolism. Hasil metabolism karbhidrat antara lain, glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energy. Jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh-contoh tadi kita mengetahui bahwa amilum dan pati, selulosa, glukosa, gula atau sukrosa dan glukosa yang merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Di dalam ilmu biokima terdapat beberapa jenis karbohidrat yang memiliki peranan penting, antara lain monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Uji kualitatif dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau jenis karbohidrat dalam suatu bahan, sedangkan uji kuantitatif dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan karbohidrat dalam suatu bahan. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara detail lagi di dalam laporan ini. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat pada suatu larutan melalui uji Molisch. 2. Untuk menentukan gula yang mengandung gugus aldehid atau keton pada sampel melalui uji Benedict. 3. Untuk mengetahui kandungan monosakarida pada sampel melalui percobaan Barfoed. 4. Untuk mengetahui kandungan sampel pada percobaan Peragian 5. Untuk mengetahui adanya kandungan gugus ketosa pada sampel melalui uji Seliwanoff. 6. Untuk mengamati dan mengetahui kandungan sampel melalui hidrolisis selulosa. 7. Untuk mengamati dan mengetahui kandungan sampel melalui hidrolisis amilum. 8. Untuk mengetahui reaksi ketosa atau aldosa dengan hidrazin melalui uji Osazon.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Glukosa merupakan bahan bakar universal bagi sel-sel tubuh manusia dan berfungsi sebagai sumber karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa lainnya. Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh, dan juga membentuk protein dan lemak. Kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa, galaktosa, serta fruktosa, dan akan diubah menjadi glukosa di dalam hati (Djakani, 2013) Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung atom hydrogen dan oksigen dengan rumus umum Cn(H2O)n. karbohidrat merupakan sumber energy dan penyusun struktur sel. Pada tanaman dan ganggang yang memiliki klorofil (zat hijau daun) karohidrat dibentuk dari air dan karbon dioksida yang terdapat diudara dengan bantuan energy matahari melalui proses fotosintesis. Tanaman yang mengandung banyak karbohidrat sebagai cadangan makanannya dapat ddigunakan oleh manusia dan hewan sebagai sumber karbohidrat (Bintang, 2010) Manusia mencerna karbohidrat dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi sebagai dasar pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa dan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi (Irawan, 2007) Menurut Hala (2013), ada empat jenis klasifikasi karbohidrat, antara lain: 1. Monosakrida (gula sederhana), yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis tanpa kehilangan sifat gulanya. 2. Disakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida yang sama atau berbeda. 3. Oligosakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan 3-10 monosakarida. 4. Polisakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan lebih dari 10 monosakarida. Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen, membentuk gugus karbonil; masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Semua monosakarida, kecuali dihidroksiaseton, mengandung satu atau lebih atom karbon asimetri atau khiral, dan karenanya terdapat dalam bentuk isomer yang bersifat optik aktif. Aldosa yang paling sederhana, yaitu gliseraldehida, mengandung hanya satu pusat khiral, dan dapat berbentuk sebagai dua isomer optik yang berbeda yang bukan bayangan cermin dan tidak saling menutupi sesamanya (Lehninger, 1982) Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hydrogen, dan oksigen. Jumlah atom hydrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom hydrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1, sedangkan pada sukrosa 22:11 atau 2:1. Dengan demikian dahulu orang berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat. Karena hal inilah maka dipakai kata karbohidrat yang berasal dari karbon dan Hidrar yang berarti air. Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, namun kata karbohidrat tetap digunakan disamping nama lain yaitu sakarida (Poedjiadi, 2009) Karbohidrat tersusun sebagai polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau zat yang jika dihidrolisis menghasilkan salah satu senyawa tersebut. Polisakarida yang terdapat di alam dapat dihidrolisis oleh asam maupun enzim, dimana menghasilkan monosakrida atau turunan dari monosakarida. Polisakarida dapat berfungsi sebagai polisakarida struktur maupun polisakarida simpanan. Pati yang terdapat pada tumbuhan dan glikogen pada hewan termasuk polisakrida simpanan, biasanya disimpan dalam bentuk granula besar di sitoplasma sel. Di dalam granula juga terdapat protein dan enzim-enzim yang sangat khas. Pada waktu glukosa berlebihan, unit-unit glukosa akan berikatan dengan ujung pati atau glikogen secara enzimatis. Tetapi pada waktu dibutuhkan, unit-unit glukosa ini akan dilepaskan, juga secara enzimatis (Girindra, 1986) Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang dapat dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat dalam sehari-hari dan merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh pada saat berolahraga. Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam otot dan sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama yang mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot. Glikogen yang terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah dalam bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkannya (Irawan, 2007)
BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum Biokimia tentang Karbohidrat dilaksanakan pada: Hari/tanggal : Jumat, 3 Januari 2014 Waktu : 15.00 16.40 WITA Tempat : Laboratorium Biologi Lantai 2 FMIPA UNM B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Tabung reaksi b. Rak tabung reaksi c. Pipet tetes d. Bunsen dan kaki tiga e. Gelas kimia f. Gelas ukur 10 ml g. Stopwatch 2. Bahan a. Fruktosa b. Maltosa c. Glukosa d. Galaktosa e. Amilum (Pati) f. Sukrosa g. Selulosa h. Laktosa i. Reagen -naftol j. H 2 SO 4 pekat k. NaOH l. Reagen Benedict m. Reagen Barfoed n. Asam fosfomolibdat o. Reagen schliwanoff p. Tissue q. Ragi roti r. Kertas saring s. HCl t. Fenilhidrazin u. Na-asetat v. Spiritus w. Korek api C. Prosedur Kerja 1. Uji Molisch Menyiapkan
Menambahkan
Menambahkan
6 buah tabung reaksi kering dan bersih 1 cc fruktosa, maltosa, glukosa, galaktosa, amilum, dan laktosa ke dalam masing-masing tabung. larutan -naftol dan H 2 SO 4 pekat ke dalam masing- masing tabung reaksi yang sudah berisi sampel Kocok, amati dan catat hasilnya 2. Percobaan Benedict Menyiapkan
Menambahkan
Menambahkan
Memanaskan
3. Percobaan Barfoed Menyiapkan
Menambahkan
Menambahkan
Memanaskan
6 buah tabung reaksi kering dan bersih 2 cc fruktosa, maltosa, glukosa, galaktosa, amilum, dan laktosa ke dalam masing-masing tabung. reagen benedict sebanyak 2 ml ke dalam masing- masing tabung reaksi yang sudah berisi sampel Selama 2-3 menit Ke 6 tabung sampel Amati perubahan yang terjadi dan catat hasilnya 6 buah tabung reaksi kering dan bersih 1 ml fruktosa, maltosa, glukosa, galaktosa, amilum, dan laktosa ke dalam masing-masing tabung. reagen Barfoed sebanyak 2 ml ke dalam masing- masing tabung reaksi yang sudah berisi sampel Ke 6 tabung yang berisi sampel selama 5 menit
Menambahkan
4. Percobaan Seliwanoff Menyiapkan
Menambahkan
Menambahkan
Memanaskan
5. Percobaan Peragian Menyiapkan
Menambahkan
Menambahkan
Mendiamkan reagen fosfomolibdat ke 6 tabung yang berisi sampel Amati dan catat hasilnya 6 buah tabung reaksi kering dan bersih 2 cc fruktosa, maltosa, glukosa, galaktosa, amilum, dan laktosa ke dalam masing-masing tabung. Reagen Seliwanoff sebanyak 2 ml ke dalam masing- masing tabung reaksi yang sudah berisi sampel Selama 20 menit Ke 6 tabung sampel Amati perubahan yang terjadi dan catat hasilnya 6 buah tabung reaksi kering dan bersih 5 ml fruktosa, maltosa, glukosa, galaktosa, amilum, dan laktosa ke dalam masing-masing tabung. 5 ml suspense ragi roti ke dalam masing-masing tabung reaksi yang sudah berisi sampel
6. HIdrolisis Selulosa Menyiapkan
Menambahkan
Memanaskan
Mendiamkan
Menambahkan
7. Hidrolisis Amium Menyiapkan
Menambahkan
Menambahkan
Memanaskan
Selama 60 menit Ke 6 tabung sampel Amati perubahan yang terjadi dan catat hasilnya Kertas saring yang telah dipotong kecil kedalam gelas kimia Larutan H 2 SO 4 dan air
ke dalam gelas kimia Larutan hingga mendidih Gelas kimia selama 60 menit Amati perubahan yang terjadi dan catat hasilnya Reagen Benedict ke dalam gelas kimia 1 tabung reaksi yang bersih dan kering 10 ml Suspense Amilum HCl ke dalam tabung reaksi Tabung reaksi tiap 3 menit Menambahkan
8. Uji Osazon Menyiapkan
Menambahkan
Menambahkan
Menambahkan
Mengocok
Memanaskan
Reagen Iod ke dalam tabung reaksi tiap 3 menit Amati perubahan yang terjadi. 1 tabung reaksi yang bersih dan kering 0,5 cc fenilhidrazin ke dalam tabung reaksi Na-asetat kering ke dalam tabung reaksi 2 cc sampel ke dalam tabung reaksi Hingga semua larutan homogen Selama 30 menit lalu amati yang terjadi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Uji Sukrosa Laktosa Glukosa Fruktosa Galaktosa Maltose Selulosa Barfoed Rx + + + + + + W Biru Biru Biru Biru Biru Biru Benedict Rx + + + + + + W E merah E merah E merah E merah E merah E merah Peragian Rx + - + + - + W Gelem bung Tanpa gelemb ung Gelem bung Gelem bung Tanpa gelem bung Gelem bung
Seliwanoff Rx + - + + + + W Merah Kuning pucat Kuning Kuning kmerahan Kuning Kuning Molisch Rx + + + + W Cincin ungu Cincin ungu Cincin ungu
B. Pembahasan 1. Uji Molisch Uji molisch bertujuan untuk membedakan karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi seperti hidroksimetil furfural. Pada percobaan didapatkan hasil pada glukosa, selulosa, fruktosa dan galaktosa yaitu menghasilkan cincin ungu yang berarti hasil uji positif, hal ini sesuai dengan teori Bintang (2010) yang menyatakan bahwa terbentuknya warna merah-violet pada perbatasan kedua lapisan cairan menunjukkan hasil positif, sedangkan warna hijau menunjukkan hasil negative. Hal ini disebabkan oleh furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan alfa naftol dan akan membentuk cincin berwarna ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan naftol. Adapun persamaan reaksinya yaitu :
2. Uji Benedict Uji benedict ini digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi. Menurut Hala (2013), reaksi positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna hijau, kuning, jingga atau merah, dengan melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua sampel menunjukkan hasil positif karena menghasilkan endapan merah. Hal ini disebabkan karena larutan-larutan tembaga yang basa bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida (Cu 2 O) yang berwarna kuning sampai merah. Adapun persamaan reaksinya yaitu :
3. Uji Seliwanoff Uji Seliwanoff ini bertujuan untuk membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa karena adanya gugus fungsi keton atau aldehida pada gula tersebut. Pada percobaan kali ini sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa dan maltosa menghasilkan hasil positif karena berwarna merah, kuning kemerahan dan kuning. Menurut Bintang (2010), pembentukan warna merah ini menunjukkan reaksi positif adanya karbohidrat yang tergolong ketosa, hal ini juga didukung dengan teori Hala (2013), yang menyatakan fruktosa akan bereaksi cepat dengan menunjukkan warna merah. Prinsipnya reaksi berdasarkan atas pembentukan 4-hidroksi metil furfural yang akan membentuk senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol (1,3-dihidroksi benzena). Reaksi ini spesifik untuk ketosa, yang ditandai dengan hasil reaksi berubah warna menjadi merah. Adapun persamaan reaksinya yaitu :
4. Peragian Dari hasil pengamatan yang dilakukan semua sampel mengalami reaksi positif, kecuali laktosa dan galaktosa. Hal tersebut ditandai dengan adanya gelembung gas dan endapan pada setiap sampel yang diuji. Hal ini sesuai dengan teori dari Hala (2013), yang mengatakan bahwa pada percobaan peragian apabila bereaksi positif ditandai dengan adanya gelembung gas. Pada umunya ragi megandung alkohol, dan apabila direaksikan dengan dengan fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, glukosa, galaktosa, dan amilum (contoh dari karbohidrat) akan menghasilkan gelembung gas. Pada reaksi peragian, terjadi reaksi pemutusan ikatan pada suatu polimer menjadi monomer-monomernya. Supensi ragi larutan karbohidrat (amilum) membuat reaksi cepat terjadi dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga muncul gelembung-gelembung gas dan terbentuknya endapan dan dapat dicium bau alkohol padatabung reaksi. Gelembung tersebut merupakan gas CO 2 yang merupakan hasil sampingan dari pemutusan ikatan pada amilum dan semakin lama gelembung gas yang terbentuk semakin banyak dan memenuhi mulut tabung reaksi. Terbentuknya gelembung gas CO 2 ini menunjukkan adanya reaksi peragian. Keadaan ini menunjukkan bahwa merupakan karbohidrat yang dapat mengandung gugus gula yang dapat difermentasikan. Ragi + karbohidrat ----Buffer fosfat-- CO2
5. Percobaan Barfoed Uji ini digunakan untuk mendeteksi monosakarida yang terdapat dalam disakarida. Pada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua sampel menghasilkan reaksi positif karena menunjukkan warna biru, yang dimana menurut teori Hala (2013), bila terjadi larutan yang berwarna biru menunjukkan reaksi positif. Begitu juga dengan teori Bintang (2010), warna biru gelap dan endapan merah bata yang terbentuk menunjukkkan adanya monosakarida. Pereaksi Barfoed dapat bereaksi positif dengan karbohidrat yang memiliki gula pereduksi. Uji ini dilakukan pada suasana asam. Pada suasana asam, reaksi oksidasi akan lama terjadi, sehingga hanya monosakarida yang dapat teroksidasi dengan cepat pemanasan pada uji ini harus dilakukan dengan baik agar monosakarida bereaksi positif, sedangkan disakarida tidak. Pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida, dan menghasilkan Cu 2 O (kupro oksida berwarna biru gelap atau merah bata. Adapun persamaan reaksinya yaitu : O O Cu 2+ asetat RCH + RCOH + Cu 2 O+ CH 3 COOH n-glukosa Endapan merah bata monosakarida
6. Uji Osazon Dari hasil pengamatan yang diperoleh, semua sampel mengalami reaksi positif yang ditandai dengan adanya kristal yang terbentuk ataupun endapan berwarna kuning. Hal tersebut sesuai dengan teori Hala (2013), yang menyatakan bahwa reaksi positif pada percobaan osazon akan mengahsilkan endapan kuning setelah didinginkan. Aldosa dan ketosa dapat bereaksi dengan hidrazin yang akan membentuk suatu osazon. Reaksi pembentukan osazon adalah sebagai berikut: Aldosa + fenilhidrazin fenilhidrazon Fenilhidrazon + 2 fenilhidrazin Osazon + aniline + NH 3 +H 2 O Menurut Bintang (2010) prinsip uji osazon adalah reaksi aldosa atau ketosa dengan hidrazin untuk membentuk hidrazon. Dengan hidrazin yang berlebih, maka akan terbentuk produk oksidasi hidrazon. Tahap berikutnya adalah reaksi ketosa atau aldehida hidrazon dengan fenilhidrazin, yang membentuk osazon. Osazon yang terbentuk ditunjukkan dengan terbentuknya kristal. H H OH H H
7. Hidrolisis Amilum Dari hasil pengamatan yang dilakukan semua sampel mengalami reaksi positif. Menurut Hala (2011), reaksi positif pada uji ini ditandai dengan adanya cincin ungu dan perubahan warna menjadi merah atau ungu menunjukkan adanya kandungan karbohidrat pada sampel di uji. Adapun reaksinya yaitu :
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada uji Molisch sampel fruktosa, glukosa dan galaktosa mengalami reaksi positif yang ditandai dengan terbentuknya cincin ungu yang menandakan adanya karbohidrat. 2. Pada uji Benedict sampel yang mengalami reaksi positif yaitu fruktosa, glukosa, galaktosa, maltosa, dan laktosa yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah yang menandakan sampel merupakan gula yang mengandung gugus aldehid/keton. 3. Untuk percobaan Barfoed hanya fruktosa yang bereaksi positif ditandai dengan perubahan warna biru. Artinya fruktosa tergolong dalam monosakarida 4. Percobaan peragian semua sampel mengalami reaksi positif yang ditandai dengan adanya gelembung gas kecuali pada sampel laktosa dan galaktosa. 5. Pada uji Schliwanoff semua sampel positif kecuali laktosa artinya gula ini memiliki kandungan gugus ketosa. 6. Pada hidrolisis selulosa dan hidrolisis amilum semua sampel yang diuji bereaksi positif dengan menghasilkan warna bening kebiruan artinya sampel mengandung karbohidrat 7. Pada uji Osazon, semua sampel positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan kuning serta kristal. B. Saran 1. Diharapkan kepada praktikan untuk lebih teliti berhati-hati dalam memegang alat, sebab harga alat yang digunakan sangat mahal harganya. 2. Diharapkan kepada laboran untuk menyediakan bahan praktikum lebih lengkap agar praktikum dapat berjalan secara efisien.
DAFTAR PUSTAKA Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta : Erlangga. Djakani, Hindri. 2013. Gambaran Kadar Gula Darah Puasa pada Laki-laki Usia 49- 50 Tahun. Jurnal e-Biomedik (eBM). Volume 1. No 1. 71-75
Girindra, Aisjab. 1986. Biokimia. Jakarta : PT.Gramedia.
Hala, Yusminah. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia Umum. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Irawan, M. Anwari. 2007. Karbohidrat. Jurnal Olahraga. Vol 1(2007). No 3
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga. Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.