Efrizal Syarief (Sekretariat KPEL) * Pe!a"#l#a Sudah menjadi suatu mitos yang berkembang ditengah-tengah masyarakat bahwa Indonesia memiliki kekayaan laut yang berlimpah, baik sumber hayatinya maupun non hayatinya, walaupun mitos seperti itu perlu dibuktikan dengan penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif. Terlepas dari mitos tersebut, kenyataannya Indonesia adalah negara maritim dengan 70% wilayahnya adalah laut, namun sangatlah ironis sejak ! tahun yang lalu kebijakan pembangunan perikanan tidak pernah mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Implikasi dari tidak adanya prioritas kebijakan pembangunan perikanan tersebut, mengakibatkan sangat minimnya prasarana perikanan di wilayah pesisir, terjadinya abrasi wilayah pesisir dan pantai, pengrusakan ekosistim laut dan terumbuh karang, serta belum teroptimalkannya pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan. Per$%ala Pe&'a(#a Perikaa Implikasi langsung terhadap peningkatan pertumbuhan penduduk adalah makin meningkatnya tuntutan kebutuhan hidup, sementara potensi sumber daya alam di darat yang kita miliki sangatlah terbatas. "al tersebut mendorong kita untuk mengalihkan alternatif potensi sumber daya alam lain yang kita miliki yaitu potensi kelautan. #da lima potensi kelautan yang dapat kita andalkan, yaitu$ potensi perikanan, potensi wilayah pesisir, potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi bawah laut, potensi pariwisata, dan potensi transportasi laut. %ebijakan pembangunan kelautan, selama ini, &endrung lebih mengarah kepada kebijakan 'produkti(itas) dengan memaksimalkan hasil eksploitasi sumber daya laut tanpa ada kebijakan memadai yang mengendalikannya. #kibat dari kebijakan tersebut telah mengakibatkan beberapa ke&endrungan yang tidak menguntungkan dalam aspek kehidupan, seperti$ a* #spek +kologi, overfishing penggunaan sarana dan prasarana penangkapan ikan telah &endrung merusak ekologi laut dan pantai ,trawl, bom, potas, pukat harimau, dll* akibatnya menyempitnya wilayah dan sumber daya * Ir. +fri-al Syarief adalah Staf Teknis .eren&anaan di Sekretariat %oordinasi .engembangan +konomi /okal 0appenas. Ia adalah lulusan I.0 ,1223* dan 4ahasiswa .as&a Sarjana 44, 5#I) re!* /var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/227184923.doc 6 1 tangkapan, sehingga sering menimbulkan konflik se&ara terbuka baik bersifat (ertikal dan horisontal ,antara sesama nelayan, nelayan dengan masyarakat sekitar dan antara nelayan dengan pemerintah*. b* #spek Sosial +konomi, akibat kesenjangan penggunaan teknologi antara pengusaha besar dan nelayan tradisional telah menimbulkan kesenjangan dan kemiskinan bagi nelayan tradisional. #kibat dari kesenjangan tersebut menyebabkan sebagian besar nelayan tradisional mengubah profesinya menjadi buruh nelayan pada pengusaha perikanan besar. &* #spek Sosio %ultural, dengan adanya kesenjangan dan kemiskinan tersebut menyebabkan ketergantungan antara masyarakat nelayan ke&il7 tradisional terhadap pemodal besar7modern, antara nelayan dan pedagang, antara pherphery terdapat &enter, antara masyarakat dengan pemerintah. "al ini menimbulkan penguatan terhadap adanya komunitas juragan dan buruh nelayan #rah modernisasi di sektor perikanan yang dilakukan selama ini, hanya memberi keuntungan kepada sekelompok ke&il yang punya kemampuan ekonomi dan politis, sehingga diperlukan alternatif paradigma dan strategis pembangunan yang holistik dan terintegrasi serta dapat menjaga keseimbangan antara kegiatan produksi, pengelolahan dan distribusi. K%$e+ Pe&'a(#a Alteratif .aradigma pembangunan holistik, yaitu pembangunan yang dilakukan se&ara menyeluruh dan terintegrasi yang sangat memperhatikan aspek spasial, yaitu pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan berbasis komunitas, pembangunan berpusat pada rakyat, pembangunan berkelanjutan dan pembangunan berbasis kelembagaan. 8ntuk mewujudkan pembangunan yang holistik tersebut diperlukan alternatif srategi, yaitu strategi yang berorientasi pada sumber daya atau eso!rce "ase #trategy $"#%& yang meliputi ketersedian sumber daya, faktor keberhasilan serta proses belajar. .endekatan dalam 90S adalah strategi pengelolaan sumber daya lokal7pesisir dan kelautan yang berorientasi pada$ kualitas, proses, kinerja, pengembangan, budaya, lingkungan ,management 'y process* yang berdasarkan pada pembelajaran, kompetensi, keunggulan, berpikir sistematik, dan pengetahuan ,knowledge 'ased management*. /var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/227184923.doc 6 ! Me&'er!ayaka Ma$yarakat Pe$i$ir Saat ini banyak program pemberdayaan yang menklaim sebagai program yang berdasar kepada keinginan dan kebutuhan masyarakat ,'ottom !p*, tapi ironisnya masyarakat tetap saja tidak merasa memiliki akan program-program tersebut sehingga tidak aneh banyak program yang hanya seumur masa proyek dan berakhir tanpa dampak berarti bagi kehidupan masyarakat. .ertanyaan kemudian mun&ul apakah konsep pemberdayaan yang salah atau pemberdayaan dijadikan alat untuk men&apai tujuan tertentu dari segolongan orang: 4emberdayakan masyarakat pesisir berarti men&iptakan peluang bagi masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhannya, meren&anakan dan melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya men&iptakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. 4emberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masayarakat diantaranya$ a* 4asyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pen&aharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. %elompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap tradisional. %eduanya kelompok ini dapat dibedakan dari jenis kapal7peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapannya. b* 4asyarakat nelayan pengumpul7bakul, adalah kelompok masyarakt pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. 4ereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal. 8mumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat pesisir perempuan. &* 4asayarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. ;iri dari mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau peralatan yang memadai untuk usaha produktif. 8mumnya mereka bekerja sebagai buruh7anak buah kapal ,#0%* pada kapal-kapal juragan dengan penghasilan yang minim. d* 4asyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan kelompok masyarakat nelayan buruh. /var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/227184923.doc 6 DA,TAR PUSTAKA 0appenas, Pe(e&'a(a Ek%%&i Ma$yarakat !i Daera". /aporan (ilot (ro)ect .rogram .emberdayaan +konomi 4asyarakat .esisir, 1222. 0appenas, Pe(e&'a(a Ek%%&i Ma$yarakat !i Daera". /aporan .rogram .emberdayaan +konomi 4asyarakat .esisir, !000. <epartemen %elautan dan .erikanan, Pe!%&a U&#& Pe&'er!ayaa Ek%%&i Ma$yarakat Pe$i$ir. !001 /var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/227184923.doc 6 =