Anda di halaman 1dari 44

DAFTAR ISI

Daftar Singkatan 2
Daftar Tabel, Grafik dan gambar 3
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang 4
I.2 Masalah 5
I.3 Hipotesis 5
I.4 Tujuan 6
I.5 Manfaat Penelitian 6
I.6.Kerugian Penelitian 7
BAB II Tinjauan Pustaka
II.1 Misoprostol 8
II.2 Terminasi Kehamilan 12
Kerangka Teori 21
Kerangka Konsep 22
BAB III Metode Penelitian
III.1 Rancangan Penelitian 23
III.2 Tempat dan Waktu Penelitian 23
III.3 Subjek Penelitian 23
III.4 Kriteria Penerimaan dan Kriteria Penolakan 23
III.5 Perhitungan Besar Sampel 24
III.6 Kriteria Drop Out 25
III.7 Variabel Penelitian 25
III.8 Kegiatan Penelitian 26
III.9 Cara Kerja 27
III.10 Rancangan Penelitian 29
III.11 Batasan Operasional 30
III.12.Pengolahan dan Analisis Data 31
III.13.Masalah Etika 31
BAB IV Hasil Penelitian
IV.1 Karakteristik Subjek 32
IV.2 Efektivitas Misoprostol 34
IV.3 Efek Samping Misoprostol 35
BAB V Pembahasan
V.1 Karakteristik Subjek 37
V.2 Efektivitas Misoprostol 38
V.3.Efek Samping Misoprostol 39
BAB VI Kesimpulan dan Saran 41
Daftar Pustaka 42
Lampiran Pengesahan Etik 45

1
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Daftar Singkatan

AUC Area Under Curve


BO Blighted Ovum
cAMP cyclic Adenosin Mono phosphate
FKUI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
IUD Intra uterine divice
IUFD Intra Uterine Fetal Death
KKM Kelainan Kongenital Mayor
Kmax Konsentrasi Maksimun
NSAID Non Steroid anti-inflamation Drugs
PGE1 Prostaglandin E1
PRC Packed Red Cell
RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
USG Ultrasonography
WHO World Health Organization
Wmax Waktu Maksimum

2
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Daftar Tabel

Tabel 1. Bioaviabilitas misoprostol


Tabel 2. Keuntungan dan kerugian berbagai cara terminasi kehamilan
Tabel 3. Berbagai regimen penelitian misoprostol
Tabel 4. Karakteristik subyek penelitian
Tabel 5. Perbandingan usia kehamilan antara kelompok subyek
Tabel 6. Keberhasilan menurut kelompok perlakuan
Tabel 7. Perbandingan dosis dan keberhasilan ekspulsi pada usia kehamilan ≤ 22 minggu
Tabel 8. Efek samping berdasarkan kelompok perlakuan

Daftar Grafik

Grafik 1. Konsentrasi plasma misoprostol pada rute pemberian oral – vaginal


Grafik 2. Dosis misoprostol berdasarkan usia kehamilan

Daftar Gambar

Gambar 1. Rumus kimia misoprostol


Gambar 2. Mekanisme kontraksi oleh misoprostol

3
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Aborsi yang tidak aman adalah masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Salah satu cara
untuk mengurangi hal ini adalah memberikan pilihan cara terminasi kehamilan yang aman. Pada
negara maju, dari 28 juta kehamilan setiap tahun, 36% berakhir dengan abortus. Pada negara
berkembang, dari 128 juta kehamilan setiap tahun, 20% berakhir dengan abortus. Hampir 80%
dari seluruh aborsi terjadi di Negara berkembang.1

Menurut WHO 19 juta wanita memperoleh aborsi yang tidak aman setiap tahunnya dan
18,5 juta dari ini terjadi di Negara berkembang.2 Angka kematian akibat aborsi yang tidak aman
diperkirakan terjadi sebesar 68000 kematian setiap tahunnya.3 Menurut WHO, resiko dari
kematian akibat komplikasi pada aborsi yang tidak aman pada negara berkembang seratus kali
lebih tinggi dibandingkan bila dilaksanakan dengan aman. 2 Metode medisinalis menawarkan
cara alternatif yang lebih aman dibandingkan prosedur operatif. 4

Walaupun obat-obatan telah digunakan untuk menginduksi aborsi sejak berabad-abad


yang lalu, sejak lima decade terakhir para peneliti telah mengembangkan metode yang efektif
dan aman untuk terminasi kehamilan medisinalis. Aborsi medisinalis merupakan metode untuk
mengakhiri kehamilan dengan menggunakan obat tunggal atau kombinasi yang diberikan secara
oral, pervaginam dan atau intramuskuler yang menyebabkan dikeluarkannya produk konsepsi
dari rahim.5 Diseluruh dunia, terdapat tiga metode aborsi medisinalis yang umum digunakan
pada kehamilan: mifepriston dan misoprostol; metotreksat dan misoprostol; dan misoprostol
tunggal. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa aborsi medisinalis aman, efektif dan
memiliki tingkat penerimaan yang tinggi baik bagi pasien maupun pemberi pelayanan. 5 Metode
menggunakan misoprostol tunggal dapat digunakan pada daerah yang tidak tersedia mifepriston
dengan angka keberhasilan yang baik.5,6

4
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Saat ini terminasi kehamilan umumnya dilakukan dengan cara operatif berupa dilatase
dan kuretase. Dan belum didapatkan regimen yang baku dalam terminasi kehamilan dengan
metode medisinalis. Pada kepustakaan digunakan misoprostol dosis 600µg melewati mukosa
bukal pada kehamilan ≤ 12 minggu dengan keberhasilan 86%. Pada kehamilan 13 – 22 minggu
belum didapatkan kepustakaan penggunaan misoprostol per oral. Pada pemberian dengan jalur
oral memerlukan dosis yang lebih tinggi dibandingkan jalur lain untuk menghasilkan efek yag
sama, namun lebih nyaman dan mudah diberikan kepada pasien. Penelitian ini akan membahas
efektifitas penggunaan misoprostol sebagai regimen tunggal untuk terminasi kehamilan pada
kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu, dengan membandingkan dosis 600µg
dengan 400µg tiap 6 jam.

I.2. MASALAH

1. Bagaimana efektifitas penggunaan misoprostol 600µg per oral dibandingkan dengan


misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤
22 minggu
2. Bagaimana efek samping penggunaan misoprostol 600µg per oral dibandingkan dengan
misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤
22 minggu

I.3. HIPOTESIS

1. Penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam memiliki efektivitas lebih baik
dibandingkan dengan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan kehamilan
pada usia kehamilan ≤ 22 minggu.
2. Penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam memiliki efek samping yang tidak
berbeda dibandingkan dengan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan
kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu.

5
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
I.4. TUJUAN

Umum :

Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu pada terminasi kehamilan pada
kegagalan kehamilan dengan penggunaan misoprostol sebagai regimen tunggal

Khusus :

- Mengetahui perbedaan efekifitas penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam
dibandingkan dengan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada terminasi kehamilan
pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu
- Mengetahui perbedaan efek samping penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6
jam dibandingkan dengan misoprostol 400µg tiap 6 jam pada terminasi kehamilan
pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu

I.5. MANFAAT PENELITIAN

5.1. Klinik

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan teknik terminasi kehamilan pada


kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu yang aman, termasuk pada pasien
dengan riwayat seksio caesarea sebelumnya. Dan dapat digunakan sebagai acuan
pembuatan standar pelayanan medis.

5.2. Akademik

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pemahaman dan pengetahuan efektivitas serta
efek samping penggunaan misoprostol pervaginam untuk terminasi kehamilan pada
kegagalan kehamilan.

6
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
I.6. KERUGIAN PENELITIAN

Penelitian ini memungkinkan penggunaan misoprostol disalahgunakan oleh pihak – pihak


yang tidak bertanggung jawab untuk terminasi kehamilan pada kasus – kasus yang tidak
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku serta norma keagamaan dan susila.

7
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 MISOPROSTOL

Prostaglandin adalah asam lemak yang secara alami diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh.
Prostaglandin E1 menyebabkan kontraksi miometrium dengan cara berinteraksi dengan reseptor
spesifik pada sel miometrium. Interaksi ini menimbulkan kaskade proses yang mencakup
perubahan pada konsentrasi kalsium yang menimbulkan kontraksi uterus.5,7

Misoprostol adalah analog dari prostaglandin E1. Dengan berinteraksi pada reseptor
prostaglandin, misoprostol menyebabkan serviks menjadi lunak dan uterus berkontraksi yang
menyebabkan pengeluaran dari isi uterus. Misoprostol relatif tidak dimetabolisme, sehingga
memiliki masa kerja lebih lama. Walaupun analog prostaglandin lain dapat digunakan bersamaan
dengan mifepriston dan metotreksat, keamanan, biaya yang rendah, ketersediaan dan stabilitas
pada suhu ruangan dari misoprostol menyebabkan obat ini lebih disenangi dalam aborsi
medisinalis.5 Misoprostol digunakan dalam berbagai macam kondisi termasuk pencegahan ulkus
lambung. Misoprostol juga digunakan pada keadaan emergensi obstetric termasuk induksi
persalinan, pematangan serviks dan aborsi trimester tengah. Misoprostol juga dapat digunakan
pada perdarahan postpartum dan kegagalan kehamilan. 5,7

Misoprostol larut dalam air, cepat diserap dan mengalami de esterifikasi menjadi bentuk
asamnya, yang memiliki aktifitas klinis. Misoprostol pada pemberian oral diserap dengan Tmax
dari asam misoprostol 12±3 menit dan T1/2 20-40menit. Terdapat variabilitas yang besar pada
level plasma asam misoprostol pada berbagai penelitian, namun nilai rata-rata setelah pemberian
dosis tunggal menunjukkan hubungan linier dengan dosis antara 200-400µg. Tidak terdapat
akumulasi asam misoprostol pada penelitian dengan dosis multiple, kadar plasma stabil tercapai
dalam 2 hari. Konsentarasi plasma maksimum dari misoprostol berkurang setelah penggunaan
bersama dengan makanan dan ketersediaan total dari asam misoprostol berkurang dengan
penggunaan antasida.7
8
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Gambar 1. Rumus kimia Misoprostol

Misoprostol dapat diserap baik melalui mukosa vagina maupun mukosa mulut. Beberapa
penemuan mendapatkan bahwa vaskularisasi dari mukosa mulut memungkinkan absorbsi yang
dapat menghindari dari metabolisme hati.5 Jika dibandingkan pemberian melalui oral, vaginal
dan rectal, didapatkan bahwa pemberian per vagina menghasilkan kadar misoprostol dalam
plasma lebih lama dan memiliki area dibawah kurva (AUC) pada menit ke 240 lebih besar
dibandingkan kedua jalur lainnya (p < 0,01). Pemberian jalur rectal menghasilkan keadaan yang
serupa naming dengan area dibawah kurva yang jauh lebih sedikit pada menit ke 240.
Sedangkan pemberian jalur oral memiliki kadar plasma yang lebih tinggi dan waktu yang jauh
lebih sedikit untuk mencapai dosis maksimal dibandingkan dengan kedua rute lainnya. 8

Rata-rata ± SD Kmax(pg/ml) Wmax(min)


Puasa 811 ± 317 14 ± 8
Dengan Antasida 689 ± 315 20 ± 14

Dengan sarapan tinggi lemak 303 ± 176 64 ± 79

Tabel 1. Bioaviabilitas Misoprostol

9
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Penelitian farmakokinetik pada pasien dengan berbagai derajat gangguan renal
menunjukkan penggandaan dari T1/2, Cmax dan AUC dibandingkan keadaan normal, namun
tidak terdapat korelasi yang jelas antara derajat gangguan dengan AUC. Tidak terdapat
penyesuaian dosis rutin pada pasien lanjut usia ataupun pasien dengan gangguan ginjal, namun
dosis dapat dikurangi jika dosis yang umum digunakan tidak dapat ditoleransi.7

Grafik 1. Konsentrasi plasma misoprostol pada rute pemberian oral - vaginal

Misoprostol memiliki kerja antisekretoris dan proteksi mukosa. Misoprostol digunakan


dalam perlindungan mukosa lambung pada penggunaan NSAID. Obat ini menghambat produksi
prostaglandin yang mengakibatkan kurangnya sekresi mucus dan bikarbonat sehingga
mengakibatkan kerusakan mukosa pada penggunaan NSAID tersebut. Misoprostol meningkatkan
produksi mukus dan bikarbonat, serta pada dosis yang diatas 200µg juga berfungsi sebagai
antisekretoris.7

10
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Misoprostol merupakan analog prostaglandin dan memiliki reseptor dalam menjalankan
fungsinya. Pada awal kehamilan hanya terdapat sedikit reseptor pada uterus sehingga
membutuhkan dosis yang lebih besar untuk menimbulkan efek yang diinginkan. Setelah
berikatan dengan reseptornya, prostaglandin akan mengakibatkan menurunnya cAMP pada
reticulum endoplasma melalui mediasi protein G, dimana protein G tersebut akan mengaktifkan
fosfolipase C selanjutnya fosfolipase C akan mengaktifkan protein kinase C dan melepaskan
inositol trifosfat. Protein kinase C akan mengaktifkan myosin sedangkan inositol trifosfat akan
mengakibatkan peningkatan konsentrasi ion Ca dalam otot, sehingga kedua hal tersebut akan
menimbulkan kontraksi otot.9

Gambar 2. Mekanisme Kontraksi oleh Misoprostol

Tidak didapatkan dosis maksimal misoprostol pada manusia. Pada dosis kumulatif
1600µg masih dapat ditoleransi dengan keluhan hanya ketidaknyamanan pada abdomen. 7

11
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
II.2. TERMINASI KEHAMILAN

Usia kehamilan diperkirakan dari hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi diperkirakan terjadi
2 minggu setelah menstruasi terakhir tersebut. Penentuan usia kehamilan yang tepat tergantung
pada pengetahuan pasien terhadap periode menstruasi terakhirnya dan lama siklus umumnya 28
hari diperkirakan memiliki keakuratan ± 2 minggu. Trimester pertama kehamilan adalah usia
kehamilan ≤ 13 minggu dan trimester kedua adalah kehamilan dengan usia ≤ 28 minggu.
Sedangkan kegagalan kehamilan dengan usia ≤ 22 minggu didefinisikan sebagai abortus.5

Terminasi kehamilan dengan cara operatif dengan menggunakan aspirasi vakum atau
dilatasi dan kuretase telah menjadi metode pilihan sejak tahun 1960an. Terminasi kehamilan
medisinalis menjadi metode alternative untuk terminasi kehamilan pada trimester pertama
dengan tersedianya prostaglandin pada awal 1970an dan anti progesteron pada 1980an. Sebagian
besar obat yang diteliti adalah prostaglandin tunggal, mifepriston tunggal, metotreksat tunggal,
mifepriston dengan prostaglandin dan metotreksat dengan prostaglandin.5,10

Terminasi kehamilan medisinalis merupakan pengakhiran kehamilan elektif dengan


menggunakan berbagai macam obat baik digunakan secara tunggal maupun secara bersamaan.
Terminasi kehamilan medisinalis memiliki angka keberhasilan berkisar antara 75-95% dengan
sekitar 2-5% dari pasien yang gagal memerlukan terminasi kehamilan dengan tindakan operatif
sedangkan 5-10% dari pasien yang gagal mengalami abortus inkomplit, tergantung pada usia
kehamilan dan regimen yang digunakan.5,11

12
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Metode Keuntungan Kerugian
Abortus Medisinalis Digunakan pada awal kehamilan Sering membutuhkan kunjungan klinik
setidak nya 2 minggu
Menimbulkan abortus yang alami
Pasien dapat melihat perdarahan dan
Pertimbangan lebih privasi produk konsepsi

Menghindari intervensi aspirasi Mifepriston dan atau metotreksat tidak


selalu tersedia
Tidak dibutuhkan anestesi

Mifepriston mahal
Angka keberhasilan tinggi
Abortus Aspirasi vakum Angka keberhasilan (>99%) Merupakan prosedur invasif

Hanya memerlukan satu kali kunjungan Tidak selalu dapat dilakukan pada awal
kehamilan
Prosedur dapat selesai dalam menit
Dipertimbangkan kurang privasi
Diperlukan sedasi
Kualitas dari fasilitas yang dapat
bervariasi

Tabel 2. Keuntungan dan kerugian berbagai cara terminasi kehamilan5

Regimen yang mengkombinasikan mifepriston atau metotreksat dengan prostaglandin


seperti misoprostol lebih efektif dibandingkan penggunaan prostaglandin saja. Pada kombinasi
mifepriston dengan prostaglandin, dosis mifepriston dapat dikurangi dari 600mg menjadi 200mg
tanpa mempengaruhi efektifitas, pada 4 penelitian yang membandingkan efektifitas antara dosis
mifepriston 200mg dengan 600mg, nilai relative risk dari kegagalan adalah 1,07 dengan
confidence interval 0,87-1,32. Pada kombinasi dengan mifepriston, penggunaan misoprostol
intravagina 800µg terlihat lebih efektif dibandingkan dengan 0,5mg analog prostaglandin E1.
Ketika mifepriston digunakan dengan misoprostol untuk mengakhiri kehamilan dengan usia
kehamilan sampai 63 hari, pemberian misoprostol intravagina lebih efektif dibandingkan
denggan pemberian oral (pada 2 penelitian, RR 4,41 kegagalan misoprostol oral dibandingkan
pemberian intravagina, 95% CI 2,32-8,38). Pada meta-analisa data tidak mencukupi untuk
13
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
menentukan efektifitas berbagai regimen pada usia kehamilan tertentu. Pemberian misoprostol
per oral berhubungan dengan keluhan mual dan diare dibandingkan dengan pemberian per
vaginam (pada 2 penelitian RR 1.13, 95% CI 1.0–1.25 dan RR 1.80, 95% CI 1.49–2.18). Salah
satu penelitian menyatakan bahwa pemberian misoprostol pada hari ketiga setelah pemberian
mifepriston kurang efektif dibandingkan dengan pemberian pada hari pertama (RR1.94, 95% CI
1.05-3.58) Bagaimanapun pada 3 penelitian lain yang tercakup dalam review menyatakan tidak
terdapat perbedaan bermakna pada pemberian prostaglandin hari 3 dibandingkan hari 2, hari 2
dengan hari 1 dan hari 2 dengan hari 0.12

Disamping bukti yang menunjukkan keamanan dan efektifitas dari regimen mifepriston-
misoprostol, kesulitan dari segi politis dan komersial menyebabkan terbatasnya produksi dan
distribusi dari mifepriston. Pada awal tahun 1990, para peneliti mulai mempelajari kemungkinan
penggunaan misoprostol tunggal sebagai metode terminasi pada kehamilan. Walau regimen yang
optimal masih dalam penelitian, banyak bukti yang telah didapatkan yang menunjukkan
misoprostol dapat digunakan sebagai obat tunggal pada terminasi kehamilan.12,13,14 Efektifitas
yang tinggi dan insiden yang rendah terhadap efek samping menyebabkan misoprostol banyak
digunakan sebagai metode untuk terminasi medisinalis.5,15

Misoprostol murah, stabil di suhu ruangan, mudah dibawa, mudah digunakan dan tidak
memerlukan pendinginan bahkan pada lingkungan yang panas. 5,2,14 Sehingga misoprostol
memiliki potensi untuk digunakan secara luas di negara berkembang. Disamping hal itu beberapa
negara melarang akses terhadap misoprostol akibat kegunaannya untuk aborsi. Sehingga
ketersediaanya bervariasi antar berbagai negara.5,13

Penggunaan misoprostol sebagai agen tunggal abortus medisinalis saat ini menjadi area
penelitian berbagai pihak. Peneliti amerika latin dan asia timur telah mengeksplorasi regimen
pervaginam dan sublingual, berbagai dosis dan berbagai jadwal pemberian. Secara keseluruhan
studi ini menunjukkan bahwa misoprostol merupakan modalitas yang efektif, namun beberapa
regimen dari penelitian tersebut memerlukan jadwal pemberian yang rumit, serta kesulitan
pengawasan dan penilaian.5

14
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Walaupun saat ini penelitian terus berlanjut untuk mencari regimen yang optimal dengan
misoprostol tunggal, regimen yang direkomendasikan pada terminasi kehamilan dengan usia
kehamilan ≤ 63 hari adalah pemberian misoprostol pervaginam 800µg. Dosis ini diulang setelah
24 jam. Terdapat bukti bahwa efektifitas dari regimen ini dapat ditingkatkan jika misoprostol
dilembabkan terlebih dahulu dengan air sebelum dimasukkan ke vagina.5

Dosis tunggal misoprostol 800µg pervaginam direkomendasikan untuk terminasi


kehamilan pada trimester pertama.5,16,17,18 Sebagai alternatif, misoprostol 600µg peroral dapat
pula digunakan. Pengobatan dapat diulang 2 kali dengan interval 3 jam, namun diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas dosis berulang dengan misoprostol.19

Review dari penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa efektifitas misoprostol untuk
terminasi kehamilan tergantung kepada rute adminsitrasi, dosis, jadwal pemberian dan usia
kehamilan dengan rentang antara 65% - 93%.5,13 Regimen rekomendasi untuk usia kehamilan ≤
63 hari didasarkan pada penelitian yang memberikan angka keberhasilan antara 85% - 90%.5

Pada satu penelitian mendapatkan penggunaan misoprostol 400µg peroral dan 400µg
intravagina memiliki angka keberhasilan sampai 91.8%, dengan waktu rata-rata ekspulsi jaringan
10,2 jam untuk primigravida dan 9.2 jam untuk multigravida.15 Pemberian misoprostol secara
oral kurang efektif dibandingkan dengan pemberian misoprostol pervaginam (RR, 3.00; 95 % CI,
1.44 - 6.24) dan berhubungan dengan lebih banyak efek samping seperti mual dan diare.10

Pada wanita yang tidak berhasil mendapatkan abortus komplit dengan regimen ini,
diperlukan intervensi vakum. Alasan untuk dilakukan aspirasi vakum ini termasuk perdarahan
lama atapun berat, abortus inkomplit atau kehamilan yang menetap.5,20

Tidak didapatkan regimen yang baku untuk terminasi kehamilan dengan misoprostol
untuk kehamilan trimester kedua, namun pada satu penelitian didapatkan penggunaan
misoprostol dengan loading dose 800µg pervaginam dilanjutkan dengan dosis 400µg per oral
memiliki keberhasilan yang sama dengan dosis 400µg per vaginam. Dengan waktu rata – rata
yang dibutuhkan 15.9 ± 2.3 jam pada pemberian peroral dan 21.1 ± 3.5 jam pada pemberian
15
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
pervaginam21. Tidak didapatkan penelitian untuk loading dose yang aman, namun pada
penelitian sebelumnya penggunaan misoprostol 800µg tidak menimbulkan gangguan yang
berat.22,23

Pada penelitian lain yang membandingkan misoprostol 200µg, 400µg dan 600µg
pervaginam per 12 jam pervaginam pada trimester kedua mendapatkan keberhasilan terminasi
dalam 48jam untuk masing – masing regimen adalah 70,6%, 82% dan 96%. Angka keberhasilan
tersebut tidak dipengaruhi oleh paritas. Dan pada penelitian tersebut didapatkan pula bahwa
terdapat perbedaan bermakna pada efek samping dosis 600µg dengan dosis lainnya.24

Grafik 2. Dosis misoprostol berdasarkan usia kehamilan

16
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Beberapa penelitian yang menggunakan misoprostol untuk terminasi kehamilan terdapat
pada tabel berikut:

Penelitian Usia Sampel Rute Protokol Efektifitas


Kehamilan
Jain, et al 56 days 125 PV 800µg misoprostol yang Total 88%
(2002)14 dilembabkan diberikan Setelah dosis I
pervaginam. 72 %
Dosis diulang tiap 24 jam Setelah dosis
sampai 3 dosis jika aborsi II 86%
tidak terjadi. Setelah dosis
Penelitian ini terrandomisasi III 88%
double blind, terkontrol
placebo membandingkan
misoprostol tunggal dengan
mifepriston-misoprostol
Tang, et al 12 minggu 50 PO 600µg misoprostol Total 86%
(2002)25 sublingual. Dosis diberikan 7mgg 100%
setiap 3 jam sampai dosis
maksimum 5 kali
9mgg 89%

Carbonell, et al 42 – 63 days 300 PV 1000µg misoprostol yang Total 93%


(2001)26 dilembabkan diberikan aborsi komplit
secara individual (dirumah). (69% dalam
Dosis diulang tiap 24 jam 24 jam)
dengan dosis maksimum 3
kali

Bugaldho, et al 42 hari 103 PV 800µg misoprostol yang After 1 dosis


(2000)23 dilembabkan diberikan 87,1% (71,8%
pervaginam. dalam 24 jam)
Dosis diulang satu minggu After 2 dosis
kemudian jika aborstus tidak 92%
komplit

Ngai, et al 9 minggu 1) 40 1) PV 1) 800µg misoprostol 1) Total


(2000)27 2) 40 2) PV yang dilembabkan 85%
diberikan 2) Total
pervaginam. Dosis 65%
diulang pada hari 3
dan 5

17
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
2) 800µg misoprostol
kering diberikan
pervaginam. Dosis
diulang pada hari 3
dan 5

Carbonell, et al 35 – 63 hari 720 PV 800µg misoprostol diberikan Total 89,4%


(1999)22 secara individual dirumah. (65,4%
Dosis diulang setiap 24 jam setelah dosis
sampai maksimum 3 dosis pertama)

Tabel 3. Berbagai Regimen Penelitian Misoprostol

Regimen misoprostol tunggal memiliki potensi yang baik, aman dan efektif untuk
terminasi kehamamilan pada negara berkembang. Bagaimanapun regimen misoprostol tunggal
tidak seefektif regimen misoprostol-mifepriston ataupun misoprostol-metotreksat.5,14,20

Pada penelitian didapatkan bahwa penggunaan misoprostol untuk terminasi kehamilan


pada trimester kedua, pada wanita dengan riwayat operasi seksio caesarea, tidak didapatkan
kejadian ruptur uteri, sehingga misoprostol dapat digunakan secara aman. 28,29

Pada pemberian misoprostol terdapat syarat yang harus dipenuhi, yaitu:5

1. Kehamilan non ektopik


2. Tidak terdapat kontraindikasi
3. Bersedia untuk menjalani aspirasi vakum atau dilatasi dan kuretase jika diindikasikan
4. Kesulitan untuk akses terhadap mifepriston atau metotreksat

Kontraindikasi untuk penggunaan misoprostol tunggal adalah:5

1. Kecurigaan atau terbukti suatu kehamilan ektopik


2. Alergi terhadap misoprostol
3. Terdapat IUD insitu

18
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Lebih jauh lagi wanita dengan infeksi uterus, anemia berat, gangguan kardiovaskuler dan
cerebrovaskuler, koagulopati atau sedang dalam terapi antikoagulan dan hipertensi diekslusi dari
penelitian maka tidak memenuhi syarat untuk penggunaan misoprostol.5

Beberapa efek samping seperti kram perut dan perdarahan, merupakan tanda dari abortus
itu sendiri. Banyak wanita dan klinisi melaporkan kram dan nyeri perut serupa dengan nyeri
menstruasi yang berat. Perdarahan pervaginam dapat bervariasi secara signifikan pada lama dan
beratnya. Perdarahan dapat lebih berat dari perdarahan menstruasi yang banyak dan berlansung
berminggu-minggu. Mayoritas dari penelitian yang menggunakan misoprostol tunggal
melaporkan rata-rata perdarahan terjadi selama 2 minggu.5,20

Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, diare, pusing, demam, menggigil
kemerahan dan nyeri abdomen. Pada wanita yang mengalami nyeri perut setelah pemberian
misoprostol, 25% lebih berat dari nyeri menstruasi. Pada sebagian besar kasus dapat diatasi
dengan analgetik oral.5,10,20

Pada salah satu penelitian didapatkan efek samping yang paling umum ditemukan adalah
menggigil pada 17,3% kasus, mual dan muntah (10,2%), nyeri kepala (7,1%) nyeri abdomen
(79,6%) sedang diare ditemukan pada 4,1% kasus15,21

Komplikasi dari aborsi medisinalis seperti perdarahan dan infeksi, jarang ditemukan.
Perdarahan yang memerlukan tranfusi terdapat pada sekitar 0,2% kasus. Infeksi jauh lebih
sedikit.10

Misoprostol dapat menimbulkan paralisis fasialis congenital yang disebut sebagai


sindrom mobius. Pada suatu penelitian membandingkan penggunaan misoprostol pada trimester
pertama kehamilan antara 96 ibu dengan bayi menderita sindrom mobius dan 96 ibu dengan bayi
menderita kelainan neural tube. Diantara ibu dengan bayi sindrom mobius, 47% mendapatkan
misoprostol pada kehamilan, dibandingkan dengan 3% pada bayi dengan kelainan neural tube.
Sindrom mobius merupakan kelainan yang jarang ditemukan, ditandai dengan paralisis fasialis
menetap. Sindrom ini terjadi akibat gangguan pada perkembangan 2 saraf cranial yang
19
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
penting.5,25 Pada kepustakaan lain disebutkan pada penelitian yang menggunakan hewan
didapatkan efek teratogenik dari misoprostol yang paling umum ditemukan adalah equinovarus
diikuti oleh kelainan saraf sentral VII, VI, V dan XII serta agenesis dari jari.30

Bagaimanapun hubungan kausal yang jelas antara misoprostol dan deformitas fetus
belum ditemukan. Wanita yang menggunakan misoprostol harus diingatkan kemungkinan
teratogenik dari obat ini.5,30

20
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
KERANGKA TEORI

Misoprostol

(PGE 1)

Rute

Usia Kehamilan Reseptor Paritas

Protein G

fosfolipase C

cAMP

Protein kinase C Inositol trifosfat

Kontraksi miosin Ca 2+

KONTRAKSI MIOMETRIUM

Indikasi Terminasi

EKSPULSI

21
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
KERANGKA KONSEP

Usia Gestasi Dosis

Paritas Indikasi Terminasi

EKSPULSI Efek samping

Waktu

22
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan suatu uji klinis dengan randomisasi berdasarkan pendekatan
tersamar ganda (Randomized Controlled Clinical Trial with double blind approach) dengan
desain paralel independen. Dilakukan intervensi yang berbeda pada dua kelompok sampel untuk
kemudian diketahui apakah didapatkan perbedaan efektivitas penggunaan misoprostol dosis
600µg per oral dibandingkan dengan dosis 400µg per oral tiap 6 jam pada kehamilan ≤ 22
minggu.

III.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo dengan melakukan intervensi terhadap


pasien yang datang pada periode Januari 2009 sampai dengan September 2009.

III.3. SUBYEK PENELITIAN

Pemilihan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling. Subyek penelitian adalah
setiap kasus kegagalan kehamilan yang datang ke RS Cipto Mangunkusumo dan RS Fatmawati
pada periode yang sudah ditentukan sebelumnya, memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan
serta bersedia mengikuti penelitian.

III.4. KRITERIA PENERIMAAN DAN KRITERIA PENOLAKAN

III.4.1. Kriteria Penerimaan

- Kehamilan non ektopik dengan usia kehamilan ≤ 22 minggu berdasarkan rumus Naegel
ataupun Ultrasonografi
- Bersedia untuk mengikuti penelitian

23
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
III.4.2. Kriteria Penolakan

- Kecurigaan atau terbukti suatu kehamian ektopik


- Terdapat IUD insitu
- Alergi atau terdapat riwayat alergi misoprostol
- Anemia berat yang membutuhkan transfusi
- Terdapat gangguan atau dalam pengobatan kardiovaskuler ataupun koagulopati
- Terdapat kecurigaan suatu infeksi pada uterus

III.5. PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

( zα(2PQ) + z(P1Q1 + P2Q2))2

n1 = n2 =

(P1 – P2)2

n = jumlah sampel awal

P1 = Angka keberhasilan terminasi dengan misoprostol 600µg pada kehamilan ≤ 22


minggu (95%)

P2 = Angka keberhasilan terminasi dengan misoprostol 400µg pada kehamilan ≤ 22


minggu (70%)

Q =1-P

24
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Zα = derajat suatu batas kepercayaan, dengan nilai α=0,05; Zα = 1,96

Z = derajat suatu power penelitian, dengan nilai =20% ; Z = 0,842

P = ½ (P1 + P2) = ½ (0,95 + 0,70) = 0,825

Dengan perhitungan :

( 1,96(2x0,825 x0,175) + 0,842(0,95x0,05 + 0,7x0,3))2

nA1 = nA2 =

(0,95 – 0,7)2

Sehingga didapatkan sampel masing-masing n1=n2= 35

Maka n = 2x35 = 70 sampel

III.6. KRITERIA DROP OUT

- Terdapat tanda – tanda alergi berat terhadap misoprostol dalam masa pengobatan
- Terdapat efek samping misoprostol yang berat dan memerlukan tindakan medis khusus
ataupun operatif
- Menolak melanjutkan sebagai subyek penelitian

III.7. VARIABEL PENELITIAN

III.7.1. Variabel Terikat

- Evakuasi hasil konsepsi


- Efek Samping

25
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
III.7.2. Variabel Bebas

- Dosis
- Paritas
- Usia gestasi
- Indikasi terminasi

III.8. KEGIATAN PENELITIAN

III.8.1. Tahap persiapan :

- Bimbingan
- Pembuatan usulan penelitian

III.8.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

- Pengumpulan dan intervensi terhadap subyek penelitian


- Persiapan perangkat pengolahan data

III.8.3. Tahap Pengolahan Data

- Pemeriksaan kelengkapan data


- Pembuatan tabel data
- Pengolahan data sesuai uji kemaknaan dan penyajian

26
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
III.9. CARA KERJA

Pasien yang memenuhi kriteria penerimaan dipilih dengan metode consecutive sampling,
dimana setiap pasien yang memenuhi kriteria dimasukkan sebagai subyek penelitian. Subyek
dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dengan sebelumnya dilakukan randomisasi dengan
menggunakan blok randomisasi. Ditentukan setiap blok terdiri dari 10 sampel sehingga terdapat
7 blok untuk keseluruhan jumlah sampel. Dari setiap blok dilakukan randomisasi dengan tabel
randomisasi, diberikan kode A untuk kelompok perlakuan A dan kode B untuk kelompok
perlakuan B. Kelompok perlakuan A mendapatkan misoprostol 600µg peroral tiap 6 jam dan
kelompok perlakuan B mendapatkan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam.

Ketersamaran pada penelitian ini merupakan double masking dimana peneliti dan pasien
tidak mengetahui jenis perlakuan pada masing – masing kelompok. Misoprostol dimasukkan
kedalam sampel penelitian yang diberi kode A untuk dosis 800µg dan kode B untuk dosis 600µg.
Pada kelompok subyek A dan B dilakukan penilaian keberhasilan terminasi kehamilan dalam
waktu 6 jam setelah penggunaan misoprostol dengan pemeriksaan fisik dan USG transvaginal
jika diperlukan. Jika tidak didapatkan abortus komplit, maka pemberian misoprostol diulang,
dengan dosis yang sesuai dengan kelompok masing-masing subyek penelitian. Jika pada
penilaian ulang 48 jam setelah pemberian misoprostol tidak didapatkan abortus komplit, maka
terminasi kehamilan dinyatakan gagal dan pasien disiapkan untuk menjalani evakuasi baik
dengan kuretase ataupun dengan oksitosin dosis tinggi jika diperlukan. Evakuasi dengan kuretase
juga dilakukan pada pasien dengan perdarahan banyak. Pada subyek penelitian yang berhasil
mendapatkan abortus komplit dilakukan penilaian waktu yang diperlukan untuk mencapai
keadaan tersebut.

Selain keberhasilan terminasi kehamilan, pada pasien juga dilakukan penilaian efek
samping penggunaan misoprostol berupa perdarahan pervaginam, kram pada perut, mual dan
muntah serta diare. Kram dikelompokkan berdasarkan beratnya; kelas 1, sesuai dengan nyeri
menstruasi; kelas 2, nyeri lebih berat dari menstruasi namun masih dapat ditoleransi; kelas 3,
nyeri lebih berat dari menstruasi dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Perdarahan

27
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
pervaginam digolongkan menjadi 4 kelas; kelas 1, perdarahan spotting; kelas 2, perdarahan
sesuai dengan perdarahan menstruasi; kelas 3, perdarahan lebih berat dari menstruasi; kelas 4,
perdarahan lebih berat dari menstruasi sampai menimbulkan kecemasan pada pasien. Diare
dikelompokkan berdasarkan beratnya menjadi; kelas 1, frekuensi <5 kali perhari; kelas 2,
frekuensi ≥ 5 kali perhari. Mual dan muntah dikategorikan menjadi; 1. Ringan (frekuensi muntah
<5 kali per hari), 2. Sedang (frekuensi muntah 5 – 10 kali per hari), 3. Berat (frekuensi muntah ≥
10 kali per hari).

28
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
III.10. RANCANGAN PENELITIAN

Pengumpulan subyek penelitian yang


datang ke RSCM dengan cara
consecutive sampling
YA

Memenuhi kriteria penerimaan dan


Tidak Ekslusi
penolakan?

YA

Randomisasi

Misprostol 600µg Misprostol 400µg


po per 6 jam po per 6 jam

Variabel Luaran:

- Keberhasilan terminasi (abortus komplit)


- Efek samping (kram, perdarahan, mual, muntah, diare)

29
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
III.11. BATASAN OPERASIONAL

1. Kegagalan kehamilan: Merupakan kegagalan kehamilan berupa kematian mudigah,


abortus insipiens, abortus inkomplit ataupun blighted ovum yang terjadi pada kehamilan
≤ 22 minggu yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan USG transvaginal.
2. Efektivitas terminasi kehamilan: Keberhasilan terminasi dinilai berdasarkan tercapainya
abortus komplit dengan menggunakan misoprostol dalam waktu ≤ 48 jam. Dinyatakan
gagal jika dalam waktu ≤ 48 jam tidak tercapai abortus komplit.
3. Abortus Komplit: Merupakan pengeluaran seluruh hasil konsepsi dari kavum uteri pada
kehamilan dibawah 22 minggu yang dinilai dengan pemeriksaan fisik dan atau
ultrasonografi.
4. Anemia berat: Anemia berat merupakan anemia dengan nilai Hb ≤ 7 g/dL atau yang telah
menimbulkan gangguan hemodinamik dan memerlukan transfusi PRC.
5. Kehamilan Ektopik: Merupakan kehamilan diluar uterus yang didiagnosa dengan
pemeriksaan fisik, anamnesa dan USG
6. IUD Insitu: Merupakan keadaan dimana terdapatnya IUD didalam uterus yang didiagnosa
dari ananesa, pemeriksaan fisik dan USG
7. Infeksi Uterus: Merupakan infeksi pada terus yang didiagnosa berdasarkan
didapatkannya discharge vagina yang bau disertai demam, leukositosis dengan atau tanpa
nyeri abdomen
8. Alergi Misoprostol: Suatu reaksi anafilaksis setelah konsumsi misoprostol, yang ditandai
hipotensi, takikardia sampai penurunan kesadaran
9. Kram dikelompokkan berdasarkan beratnya; kelas 1, sesuai dengan nyeri menstruasi;
kelas 2, nyeri lebih berat dari menstruasi namun masih dapat ditoleransi; kelas 3, nyeri
lebih berat dari menstruasi dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
10. Perdarahan pervaginam digolongkan menjadi 4 kelas; kelas 1, perdarahan spotting; kelas
2, perdarahan sesuai dengan perdarahan menstruasi; kelas 3, perdarahan lebih berat dari
menstruasi; kelas 4, perdarahan lebih berat dari menstruasi sampai menimbulkan
kecemasan pada pasien.

30
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
11. Diare dikelompokkan berdasarkan beratnya menjadi; kelas 1, frekuensi <5 kali perhari;
kelas 2, frekuensi ≥ 5 kali perhari. Mual dan muntah dikategorikan menjadi; 1. Ringan
(frekuensi muntah <5 kali per hari), 2. Sedang (frekuensi muntah 5 – 10 kali per hari), 3.
Berat (frekuensi muntah ≥ 10 kali per hari).

III.12. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Seluruh data dari sampel penelitian dicatat pada formulir penelitian yang mencakup usia,
paritas dan riwayat terminasi kehamilan sebelumnya serta variabel luaran ( abortus komplit dan
efek samping berupa kram, perdarahan, mual, muntah dan diare ) dari masing-masing kelompok
perlakuan untuk diedit dan dikoding. Data direkam dalam cakram magnetis mikro komputer dan
dilakukan validasi. Pada data yang sudah bersih dilakukan tabulasi dan diolah secara statistik
menggunakan program SPSS 11.5. Pada data kuantitatif dihitung nilai mean dan SD beserta
tingkat kepercayaan 95% nya. Dilakukan analisa kesetaraan antara masing-masing kelompok.
Hubungan antara dua variabel kualitatif dinilai dengan uji Chi Square atau uji mutlak Fisher,
sedangkan hubungan antara variabel kualitatif dikotom penelitian dan variabel kualitatif ordinal
dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Pengambilan kesimpulan statistik dilakukan dengan
batas kepercayaan sebesar 5%.

III.13. MASALAH ETIKA

1. Semua subyek penelitian akan mendapat penjelasan mengenai tujuan, prosedur


penelitian, keuntungan dan kerugian penelitian.
2. Setelah mendapat penjelasan, subyek berhak untuk menyetujui atau menolak menjadi
peserta penelitian.
3. Subyek akan diberi penjelasan mengenai hasil prosedur terapi.
4. Hasil pemeriksaan dan identitas subyek penelitian akan dirahasiakan.
5. Apabila terjadi kegagalan terminasi kehamilan maka akan dilakukan evakuasi hasil
konsepsi dengan kuretase atau dengan oksitosin dosis tinggi jika diperlukan
6. Penelitian akan diajukan ke komite etik untuk mendapat pengesahan sebelum dimulai.

31
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian dari Januari 2009 sampai September 2009 terhadap subjek
yang memenuhi kriteria inklusi di Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI – RSCM. Selama
kurun waktu tersebut didapatkan 70 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, yang
dibagi menjadi dua kelompok dengan teknik randomisasi blok. Masing – masing kelompok
mendapatkan perlakuan berbeda dan dilakukan penilaian keberhasilan terminasi kehamilan serta
keluhan perdarahan, kram, diare dan muntah untuk masing – masing kelompok tersebut.

IV.1 Karakteristik Subjek

Pada penelitian didapatkan rentang usia subjek antara 17 – 45 tahun dengan rerata usia 29
tahun dan sebagian besar subjek (51,4%) termasuk dalam kelompok usia 21 – 30 tahun. Subjek
terbanyak pada golongan pendidikan SMA (54,2%) dan sebagian besar bekerja sebagai ibu
rumah tangga (72,8%) serta terutama subyek merupakan multigravida (55,7%). Dilakukan
penilaian kesetaraan pada karakteristik subyek antara kelompok perlakuan dengan misoprostol
400µg dan 600µg, tidak didapatkan perbedaan bermakna pada karakteristik subyek penelitian
(p > 0,05).

Sebagai indikasi terminasi kehamilan pada penelitian ini paling banyak ditemukan adalah
kematian mudigah, diikuti oleh blighted ovum (44,2% dan 24,2%). Terdapat 5 subjek (10,4%)
dilakukan terminasi dengan indikasi kelainan congenital, masing – masing 2 diantaranya
merupakan anensefalus dan hidrops fetalis dan 1 diantaranya adalah higroma coli. Tidak
didapatkan perbedaan bermakna indikasi terminasi kehamilan antara kelompok perlakuan
dengan misoprostol 400µg dan 600µg (p > 0,05).

32
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
Kelompok
Kharakteristik subyek 400µg 600µg Nilai p
( n = 35) (n = 35)
Kelompok umur subyek
< 21 thn 7 4
21 – 30 thn 17 19 0.615
>30 thn 11 12

Pendidikan subyek
SD/SMP 7 11
SMA 21 17 0.519
Akademi atau diatasnya 7 7

Pekerjaan subyek
Ibu Rumah Tangga 24 27 0.591
Bekerja 11 8

Paritas
Primi 17 14 0.630
Multi 18 21

Alasan induksi
BO 9 8
Kematian mudigah 14 17
KKM 2 3 0.430
Missed/Sisa konsepsi 3 5
IUFD 7 2

Tabel 4. Karakteristik subjek penelitian

Pada penelitian didapatkan sebagian besar subyek memiliki usia gestasi < 12 minggu
(54,3%) dengan median 12 ± 4 minggu. Berdasarkan statistik tidak didapatkan perbedaan
bermakna pada distribusi usia kehmilan antara kedua kelompok subyek tersebut (p = 0,337)

Kelompok
Usia Gestasi 400 600 Nilai p
(n=35) (n=35)
< 12minggu 17 21
13 – 22 minggu 18 14 0,337

Tabel 5. Perbadingan usia kehamilan antara kelompok subyek

33
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
IV.2. Efektivitas Misoprostol

Hasil perlakuan pada kedua kelompok subjek menunjukkan penggunaan misoprostol


400µg dan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam untuk terminasi kehamilan pada kegagalan
kehamilan usia ≤ 22 minggu memberikan hasil yang baik (88,5% dan 91,4%).

Dosis Misoprostol Berhasil Gagal p


400µg 31 4
1,000
600µg 32 3
Tabel 6. Keberhasilan menurut kelompok perlakuan

Pada analisa kemaknaan tidak didapatkan perbedaan bermakna keberhasilan terminasi


pada kedua kelompok perlakuan, dengan nilai p = 1,000 (fisher exact) dan RR = 1,03 (0,88 –
1,21).

Ekspulsi
Dosis Misoprostol ≤ 24 jam 24 – 48 jam p

400µg 14 17
0,701
600µg 16 16
Tabel 7. Perbandingan dosis dan keberhasilan ekspulsi pada usia kehamilan ≤ 22 minggu

Dilakukan penilaian lama terjadinya ekspulsi jaringan konsepsi, dari 63 subyek yang
berhasil terjadi ekspulsi komplit jaringan konsepsi didapatkan rerata lama tercapainya ekspulsi
jaringan adalah 22 jam ± 8 jam dengan waktu tercepat 6 jam dan paling lama 32 jam. Lama
ekspulsi yang paling banyak didapatkan adalah 28 jam (30,2%). Didapatkan pula 45,1% subyek
pada kelompok misoprostol 400µg mencapai ekspulsi dalam ≤ 24 jam dibandingkan 50%
subyek pada kelompok misoprostol 600µg.

Berdasarkan analisa statistik tidak didapatkan perbedaan bermakna waktu ekspulsi


jaringan antara kelompok perlakuan menggunakan misoprostol 400µg dan 600µg dengan nilai p
= 0,701 dan RR = 0,824 (0,306 – 2,217)

34
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
IV.3. Efek Samping Misoprostol

Pada penelitian ini didapatkan seluruh subyek penelitian mengeluhkan perdarahan


pervaginam dan kram dengan berbagai tingkat beratnya keluhan. Sedangkan keluhan muntah
tidak ditemukan pada 37,1% subyek dan keluhan diare tidak ditemukan pada 27,1% subyek.

Kelompok
Efek Samping 400µg 600µg Nilai p
(n = 35) (n = 35)
Keluhan Kram
Sesuai Menstruasi 2 0
Lebih dari menstruasi 32 14 0,000 (KS)
Mengganggu aktivitas 1 21

Perdarahan
Sesuai Menstruasi 18 3
Lebih dari Menstruasi 17 21 0,003 (KS)
Menimbulkan kekhawatiran 0 11

Muntah
Tidak Ada 24 2
< 5 kali 11 31 0,000 (KS)
5 – 10 kali 0 2

Diare
Tidak Ada 15 4
0,003
< 5 kali 20 31

Tabel 8. Efek samping berdasarkan kelompok perlakuan

Pada penelitian didapatkan keluhan kram yang melebihi menstruai merupakan keluhan
yang paling sering ditemukan (65,7%) dari keseluruhan subyek, namun keluhan kram yang
menganggu aktivitas paling banyak ditemukan pada kelompok misoprostol 600µg (60%)
dibandingkan dengan kelompok misoprostol 400µg (2,9%). Keluhan perdarahan pada kelompok
perlakuan dengan misoprostol 400µg sebagian besar sesuai dengan menstruasi (51,4%)
sedangkan pada kelompok dengan misoprostol 600µg keluhan perdarahan sebagian besar
melebihi menstruasi (60%). Begitu pula dengan keluhan muntah, sebagian besar subyek pada
kelompok misoprostol 600µg mengeluhkan muntah < 5 kali/ hari (88,6%) sedangkan keluhan

35
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
yang sama hanya ditemukan pada sebagian subyek pada kelompok misoprostol 400µg (31,4%).
Keluhan diare pada kelompok 400µg hanya ditemukan pada 20 subyek (57,1%) sedangkan pada
kelompok 600µg ditemukan pada 31 subyek (88,6%) dengan frekuensi < 5 kali/ hari.

Pada analisa kemaknaan terhadap keluhan – keluhan tersebut, didapatkan nilai p masing
– masing 0,000; 0,003 dan 0,000 untuk keluhan kram, perdarahan dan muntah dengan
perhitungan Kolmogorov – Smirnov. Sedangkan untuk keluhan diare didapatkan nilai p = 0,003
dengan Chi – Square. Dengan batas kemaknaan p < 0,05 maka didapatkan perbedaan bermakna
pada beratnya keluhan efek samping antara kelompok perlakuan dengan misoprostol 400µg dan
600µg dimana efek samping pada penggunaan misoprostol 600µg lebih berat dibandingkan
dengan penggunaan misoprostol 400µg.

36
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
BAB V

PEMBAHASAN

Telah berhasil dikumpulkan 70 subyek yang bersedia mengikuti penelitian serta telah
dilakukan pengacakan secara tersamar berganda terhadap subyek – subyek tersebut. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan perbandingan efek samping
penggunaan misoprostol 400µg dan 600µg pada rute oral untuk terminasi pada kegagalan
kehamilan usia ≤ 22 minggu. Penelitian ini didasarkan atas belum didapatkannya regimen baku
penggunaan misoprostol pada terminasi kehamilan di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo.

V.1. Karakteristik Suyek

Pada penelitian ini didapatkan subyek sebanyak 70 orang dengan karakteristik sosio –
demografi yang berbeda. Didapatkan subyek terbanyak pada kelompok usia 21 – 30 tahun
dengan tingkat pendidikan SMA. Umumnya pasien merupakan ibu rumah tangga dan sudah
pernah hamil sebelumnya Indikasi terbanyak untuk terminasi kehamilan adalah kematian
mudigah dengan usia kehamilan umumnya dibawah 12 minggu. Pada penilaian statistik tidak
didapatkan perbedaan bermakna karakteristik subyek antara kelompok 400µg dan 600µg dimana
didapatkan kesetaraan pada karakteristik subyek.

Paritas, usia gestasi dan indikasi terminasi kehamilan merupakan hal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan.5,13 Didapatkan ekspulsi komplit pada multigravida lebih cepat
terjadi dibandingkan dengan primigravida.10 Namun hal ini disangkal oleh penelitian lain dimana
pada penelitian tersebut tidak didapatkan hubungan bermakna keberhasilan terminasi dengan
paritas.26 Pada penelitian ini tidak dilakukan penilaian hubungan kemaknaan antara usia gestasi,
diagnosa dan paritas subyek dengan keberhasilan terminasi pada kedua kelompok perlakuan
karena hal tersebut memerlukan desain penelitian yang berbeda.

37
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
V.2. Efektivitas Misoprostol

Keberhasilan terminasi medisinalis dengan misoprostol baik sebagai regimen tunggal


maupun bersama mifepriston dengan berbagai regimen memiliki angka keberhasilan antara 70 –
95%.5,10-12 Dibandingkan dengan kuretase yang memiliki angka keberhasilan > 99%, misoprostol
dapat digunakan sebagai alternatif terapi medisinalis pada kegagalan kehamilan. 5 Sebagian besar
penelitian menggunakan rute pervaginam dikarenakan pemberian melalui rute per oral dapat
meningkatkan efek samping gastrointestinal, namun pemberian rute ini memiliki kenyamanan
penggunaan lebih tinggi pada pasien. Pada penelitian ini didapatkan angka keberhasilan 88,5%
untuk kelompok perlakuan dengan misoprostol 400µg dan 91,4% untuk kelompok perlakuan
dengan misoprostol 600µg. Pada analisa kemaknaan tidak didapatkan perbedaan bermakna
efektivitas misoprostol 400µg dibandingkan dengan misoprostol 600µg untuk terminasi pada
kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu [p = 1,000 dan RR = 1,03 (0,88 – 1,21)].

Dilakukan penilaian lama terjadinya ekspulsi jaringan konsepsi pada seluruh sampel, dari
63 sampel yang berhasil didapatkan terminasi pada kehamilan ≤ 22 minggu, tidak didapatkan
perbedaan bermakna pada waktu tercapainya ekspulsi jaringan antara kelompok perlakuan
dengan misoprostol 400µg dan misoprostol 600µg (p = 0,701 dan RR = 0,824 (0,306 – 2,217)).
Rerata waktu tercapainya ekspulsi jaringan didapatkan 22 ± 8 jam. Dari penelitian sebelumnya
terhadap kehamilan trimester kedua dengan menggunakan misoprostol 800µg dilanjutkan dengan
400µg per oral, didapatkan ekspulsi jaringan memerlukan waktu rata – rata 15,9 ± 2,3 jam.21
Perbedaan waktu ekspulsi tersebut dapat disebabkan karena sebagian besar subyek penelitian ini
merupakan kegagalan kehamilan pada trimester 1 (54,3%) dengan rata – rata usia kehamilan
13 ± 4 minggu sedangkan pada penelitian tersebut rata – rata usia kehamilan adalah 20,7 ± 2,1
minggu. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan keberhasilan terminasi kehamilan
berhubungan dengan usia gestasi.5,13 Pada penelitian ini tidak dilakukan penilaian hubungan
kemknaan antara usia gestasi dengan keberhasilan terminasi kehamilan.

38
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
V.3. Efek Samping Misoprostol

Terminasi kehamilan trimester dua dengan misoprostol 200µg, 400µg dan 600µg
pervaginam didapatkan efek samping berupa muntah, diare dan perdarahan. Tidak diperlukan
pengobatan khusus untuk keluhan – keluhan tersebut, hanya analgesia ringan. Secara statistik
didapatkan keluhan pada dosis 600µg berbeda bermakna dengan kedua kelompok dosis
lainnya.24 Sedangkan pada pemberian rute pervaginam dengan misoprostol 800µg diikuti dengan
400µg melalui rute oral didapatkan keluhan yang ringan yang dapat ditoleransi. 21-23

Pada penelitian ini didapatkan keluhan kram yang sampai mengganggu aktivitas pada 21
subyek (60%) dengan misoprostol 600µg, sedangkan pada kelompok subyek dengan misoprostol
400µg hanya didapatkan 1 subyek (2,9%) dengan keluhan tersebut. Begitu pula pada keluhan
perdarahan, pada kelompok misoprostol 600µg didapatkan 11 subyek (31,4%) dengan keluhan
perdarahan yang mengkhawatirkan, hal ini tidak didapatkan pada kelompok misoprostol 400µg.
Keluhan muntah yang mencapai 5 – 10 kali dalam 24 jam ditemukan pada 2 subyek (5,6%) pada
kelompok misoprostol 600µg dan hal ini tidak ditemukan pula pada kelompok misoprostol
400µg. Perbedaan yang nyata secara klinis juga ditemukan pada keluhan diare, pada kelompok
dengan misoprostol 600µg didapatkan 31 subyek (88,6%) dengan keluhan diare < 5 kali/ hari
sedangkan pada kelompok misoprostol 400µg hanya didapatkan 20 subyek (57,1%). Tidak
seluruh pasien mengeluhkan muntah dan diare, terdapat 37,1% pasien yang tidak mengeluhkan
terjadinya muntah dan 27,1% pasien yang tidak mengeluhkan diare.

Dilakukan penilaian kemaknaan secara statistik, didapatkan hasil yang sesuai dengan
kepustakaan. Ditemukan perbedaan bermakna beratnya keluhan efek samping penggunaan
misoprostol baik untuk kram, perdarahan, muntah maupun diare pada dosis 600µg dibandingkan
dengan 400µg (p = 0,000; p = 0,003; p = 0,000 dan p = 0,003).

Penelitian sebelumnya pada kepustakaan menyatakan bahwa penggunaan misoprostol


aman untuk terminasi kehamilan pada pasien dengan riwaayat operasi seksio caesarea sampai
dengan usia kehamilan 24 minggu.28,29 Pada penelitian didapatkan 2 subyek dengan riwayat dua

39
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
kali operasi seksio caesarea dan 1 subyek dengan riwayat satu kali operasi seksio caesarea pada
kehamilan sebelumnya. Kedua subyek dengan riwayat dua kali operasi seksio caesarea
mendapatkan misoperostol 400µg dan 600µg, sedangkan satu subyek dengan riwayat satu kali
mendapatkan misoprostol 600µg. Pada ketiga subyek penelitian berhasil didapatkan ekspulsi
komplit dari jaringan konsepsi dan tidak ditemukan kejadian ruptura uteri maupun keluhan efek
samping yang berat. Untuk mengetahui hubungan kemaknaan dan keamanan penggunaan
misoprostol diperlukan penelitian lebih lanjut dengan subyek penelitian yang lebih besar.

40
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Efektivitas terminasi pada kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu menggunakan


misoprostol 400µg dan 600µg melalui rute oral mencapai angka 88,5% dan 91,4%
2. Tidak didapatkan perbedaan bermakna angka keberhasilan terminasi menggunakan
misoprostol 400µg dibandingkan dengan misoprostol 600µg melalui rute oral pada
kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu
3. Didapatkan perbedaan bermakna pada beratnya keluhan efek samping berupa kram,
perdarahan, muntah dan diare pada penggunaah misoprostol 600µg dibandingkan dengan
misoprostol 400µg
4. Misoprostol dosis 400µg dan 600µg melalui rute oral aman digunakan untuk terminasi
pada kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu

Saran

1. Penggunaan misprostol dosis 400µg tiap 6 jam melalui rute oral direkomendasikan untuk
terminasi pada kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara paritas dan indikasi
terminasi dengan keberhasilan terminasi kehamilan dengan misoprostol
3. Untuk keamanan penggunaan misoprostol pada pasien dengan riwayat operasi seksio
caesarea memerlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel penelitian yang lebih besar

41
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. The Alan Guttmacher Institute (AGI). Sharing Responsibility: Women, Society and Abortion
Worldwide. New York: AGI; 1999
2. World Health Organization. Safe Abortion: Technical and Policy Guidance for Health
Systems. Geneva: WHO; 2003. 35 p. In: http://www.who.int/reproductive-
health/unsafeabortion/index.html cited at 3/4/2007

3. WHO. Highlights of 2003. In: http://www.who.int/reproductive-health/publications


/highlights/ hrp-2003A4.pdf cited at 3/4/2007
4. Elul B, Ellertson C, Winikoff B, Coyaji K. Side effects of mifepristone-misoprostol
abortion versus surgical abortion. Contraception 1999; 59: 107-14.
5. Foster AM, DPhil AM. Medication Abortion: A guide for Health Profesionals. In:
http://www.ibisreproductivehealth.org cited at 3/4/2007
6. Jain JK et al. A prospective randomized double blinded, placebo-controlled trial
comparing mifepristone and vaginal misoprostol to vaginal misoprostol alone for elective
termination of early pregnancy. Human Repsroduction 2002; Vol.17 No.6 p.1477-82
7. National library of medicine. Misoprostol Tablet; 2006. In: http://www.nlm.nih.gov cited
at 2/4/2007
8. Uddin Khan et al. Oral, Rectal and Vaginal Pharmacokinetics of Misoprostol. American
College of Obstetricians and Gynecologists 2004; 103: 866-870
9. Sanborn BM, Ku CY, Shlykov S, Babich.L. Molecular signaling through G-protein
coupled receptors and the control of intracellular calcium in myometrium. J Soc Gynecol
Investig. 2005;12:479-87
10. Kulier R, Gülmezoglu AM, Hofmeyr GJ, Cheng LN, Campana A. Medical methods for
first trimester abortion. Cochrane Database Syst Rev 2004;1:CD002855
11. Trupin SR. Abortion; 2006. In: http://www.emedicine.com cited at 30/3/2007
12. Grossman D. Medical Methods for First Trimester Abortion: RHL commentary. The
WHO Reproductive Health Library, no.9, 2006.

42
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
13. Daponte A et al. The use of vaginal misoprostol for second trimester pregnancy
termination in woman with previous single caesarean section. Contraception 2006; 74:
324-27
14. Jain J, Dutton C, Harwood B, Meckstroth K, Mishell D. A prospective randomize, double
blinded, placebo-controlled trial comparing mifepristone and vaginal misoprostol to
vaginal misoprostol alone for elective termination of early pregnancy. Human
Reproduction 2002; 17 (6): 1477-82
15. Elsheikh A., Antsaklis A., Mesogitis S., Papantoniou N., Rodolakis A., Vogas E.,
Michalas S. Use of misoprostol for the termination of second trimester pregnancies.
Archives of Gynecology and Obstetrics 2001; 265 (4): 204-6
16. Heard MJ, Stewart GM, Buster JE, Carson SA, Miller HJ. Outpatient management of
missed abortion with vaginal misoprostol [abstract]. Obstetric and Gynecology 2002;99(4
Suppl):20S.
17. Kovavisarach E, Jamnansiri C. Intravaginal misoprostol 600 µg and 800 µg for the
treatment of early pregnancy failure. International Journal Gynecology and Obstetrics,
Suppl 2005;90:208-12.
18. Ngoc NTN, Blum J, Westheimer E, Quan TTV, Winikoff B. Medical treatment of missed
abortion using misoprostol. International Journal Gynecolology and Obstetrics, Suppl
2004;87:138-42.
19. Tang OS, Lau WNT, Ng EHY, Lee SWH, Ho PC. A prospective randomized study to
compare the use of repeated doses of vaginal with sublingual misoprostol in the
management of first trimester silent miscarriage. Human Reproduction 2003;18:176-81.
20. Blanchard. K, Winikoff B, Ellertson C. Misoprostol used alone for termination of early
pregnancy: A review of the evidence. Contraception 1999; 59: 209-17.
21. Deborah M. Feldman. A randomized comparison of two regimens of misoprostol for
second-trimester pregnancy termination. American Journal of Obstetric and Gynecology
2003; 189:709-13
22. Carbonell J, Varela L, Velazco A, Tanda R, Cazebas E, Sanchez C. Early abortion with
800µg of misoprostol by the vaginal route. Contraception 1999; 59: 219-25

43
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu
23. Bugaldho A, Mocumbi S, Faundes A, David E. Termination of pregnancies of < 6 weeks
gestation with a single dose of 800µg vaginal misoprostol. Contraception 2000; 61: 47-50
24. Herabutya et al. Second trimester abortion using intravaginal misoprostol. International
Journal Gynecology and Obstetric 60 (1998) 161 – 165
25. Tang O, Miao B, Lee S, Ho P. Pilot study on the use of repeated doses of sublingual
misoprostol in termination of pregnancy up to 12 weeks gestation: Efficacy and
acceptability. Human Reproduction 2002; 17 (3): 654-8
26. Carbonell J, Rodrigues J, Aragon S, Velazco A, Tanda R, Sanchez C, Brambio S, Chami
S, Valero F. Vaginal misoprostol 1000µg for early abortion. Contraception 2001; 63:
131-6
27. Ngai S, Tang O, Chan Y, Ho P. Vaginal misoprostol alone for medical abortion up to 9
weeks of gestation: Efficacy and acceptability. Human Reproduction 2000; 15 (5): 1159-
62
28. Jan E. Dickinson. Misoprostol for Second-Trimester Pregnancy: Termination in Women
With a Prior Cesarean Delivery. The American College of Obstetricians and
Gynecologists 2005; 105 (2)
29. Alexandros Daponte. The use of vaginal misoprostol for second-trimester pregnancy
termination in women with previous single cesarean section. Contraception 74 (2006)
324– 327
30. Briggs GG, Freeman RK, Yaffe SJ: Drugs in Pregnancy and Lactation. 6th ed.
Philadelphia, Pa: Lippincott Williams & Wilkins; 2001

44
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg
Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

Anda mungkin juga menyukai