Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN SISTEM IMUNOLOGI

MODUL DASAR
TUTOR : Dr. Adib Khumaidi, Sp.OT
Disusun o!h KELOMPOK "
K!#ua : R!$a A%hmad Pras!#&o '()*+,+)*-./
S!0!r#aris: A1i1ah 2oni#a '()*+,+)*(+/
An33o#a : Dias Rahma4a#i 5i6a&a '()*+,+)*+"/
7ina 8ida&a# '()*+,+)*""/
7i#ria D4i Ambarini '()*+,+)145/
8arisha Ar&apu#ra '()*+,+)*",/
Mundri Nur A1sari '()*+,+)*99/
Nadira :uan#i Pra#i4i '()*+,+)*-)/
Topan Muhamad Nur '()*+,+)*;"/
<uni#a Maharani =urhan '()*+,+)*;,/
7a0u#as K!do0#!ran dan K!s!ha#an
Pro3ram Sudi P!ndidi0an Do0#!r
Uni>!rsi#as Muhammadi&ah :a0ar#a
:a0ar#a ()*"
Ka#a P!n3an#ar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Illahi Robbi yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya baha tanpa bantuan bimbingan dan dorongan
dari beberapa pihak, baik berupaa mental maupun moril, laporan ini tidak mungkin
dapat terselesaikan. !ntuk itu kami mengu"apkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada #
1. Ketua $istem Imunologi %r. &lyusrar, Ph%
'. (utor modul dasar, %r. )dib Khumaidi, $p.*(
+. (eman-teman kelompok 4 yang tidak bisa disebutkan satu per satu
4. $emua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu demi kelan"aran penyusunan laporan ini.
$ekiranya semua bantuan dari pihak-pihak terkait mendapatkan balasan yang
setimpal dari )llah $,(.
Penulis menyadari sepenuhnya baha laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian, kami sudah berusaha dengan segala kemampuan
untuk menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. -aka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersi.at membangun demi kesempurnaan laporan
modul ini.
$emoga laporan modul ini dapat berman.aat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu kedokteran.
Jakarta, 31 Mei 2014
Penulis
Skenario
$eorang anak laki-laki usia 1/ tahun dibaa kerumah sakit karena luka ditelapak kaki
kanan. 0uka terasa nyeri, panas, kemerahan disertai nanah. $ehari sebelumnya anak
tersebut terkena pe"ahan ka"a. $etelah dilakukan pemeriksaan ditemukan benjolan
pada lipat paha kanan yang terasa nyeri. $uhu badan penderita +1
*
pada pemeriksaan
darah rutin ditemukan leukosit 1+///2mm
+
dengan hitung jenis leukosit shi.t to the
le.t.
Kata Sulit #
1. Shift to the left
Kata Kunci #
1. Laki-laki usia 10 tahun
2. Luka ditelapak kaki kanan
3. Terasa nyeri, panas, kemerahan disertai nanah
4. Ditemukan benolan pada lipat paha kanan yan! terasa nyeri
". Suhu 3#
$
%. Ditemukan leukosit 13000&mm
3
den!an hitun! enis leukosit shift to the left
Pertanyaan :
1. 'elaskan Definisi Sistem (mun)
2. 'elaskan $r!an*or!an yan! Terlibat dalam System (mun)
3. +a!amana ,ekanisme Sistem (mun-
4. 'elaskan Sistem (mun .lamiah atau Sistem (mun /onSpesifik)
". 'elaskan tentan! Sistem (mun Spesifik)
%. 'elaskan 0aktor-faktor yan! ,empen!aruhi Sistem (mun)
1. 'elaskan 2ubun!an (nfamasi den!an Sistem (mun)
#. 3emeriksaan 3enunan! terkait Sistem (munolo!i)
1. Definisi Sistem Imun 34itria %i )mbarini '/1+5+/1456
-enurut buku )natomi dan 4isiologi untuk pemula karangan &thel $lonane, system
imun adalah suatu system kompleks yang memberikan respons imun 3humoral dan
sellular6 untuk menghadapi agens asing spesi.ik seperti bakteri,7irus,toksin,atau 8at
lain yang oleh tubuh dianggap 9bukan bagian diri:
-enurut buku imunologi dasar edisi ke 11 imunnitas adalah resestensi terhadap
penyakit terutama in.eksi.
$ystem imun dalam memberikan .ungsi pada tubuh se"aragaris besar dibagi dua
sepsi.ik dan nonspesi.ik, keduanya memiliki .ungsi yang sama yaitu untuk
melindungi tubuh misalnya dengan "ara .agosit agen asing,yang berbeda adalah e.ek
samping dari perlindungan tubuh dan mekanismenya. -ekanisme spesi.ik timbul
atau bekerja lebih lambat. %an e.ek samping dari
Re.erensi #
+arata4idaa, 5arnen 6arna +arata4idaa.2014.IMUNOLOGI DASAR EDISI
KE 11.;adan Penerbit 4akultas kedokteran Indonesia

$lonane, &thel. 1<<5.Anatomi dan Fisiologi untuk pemula.&=># ?akarta
2. Jelaskan or!an " or!an yan! terli#at $alam system imun 3-undri
Nur ).sari '/1+5+/1556
% . &r!an limfatik
$ejumlah organ lim.oid dan jaringan lim.oid yang mor.ologis dan .ungsional
berlainan berperan dalam respon imun. *rgan lim.oid tersebut dapat dibagi menjadi
organ primer dan sekunder. (imus dan sumsum tulang adalah organ primer yang
merupakan organ lim.oid tempat pematangan lim.osit.
1. &r!an limfoi$ 'rimer
*rgan lim.oid primer atau sentral terdiri atas sumsum tulang dan timus. $umsum
tulang merupakan jaringan kompleks tempat hematopoiesis dan depot lemak. 0emak
merupakan 5/@ atau lebih dari komprtemen rongga sumsum tulang. *rgan lim.oid
primer diperlukan untuk pematangan, di.erensiasi dan poli.erasi sel ( dan ; sehingga
menjadi lim.osit yang dapat mengenal antigen. Karena itu organ tersebut berisikan
lim.osit dalam berbagai .ase di.erensial. $el hematopoieti" yang diproduksi di
sumsum tulang menembus dinding pembuluh darah dan masuk ke dalam sirkulasi dan
didistribusikan ke berbagai bagian tubuh.
2. &r!an limfoi$ sekun$er
0impa dan K=; merupakan organ lim.oid sekunder yang terorganisasi tinggi. Aang
akhir ditemukan sepanjang system pembuluh lim.e. ?aringan lim.oid yang kurang
terorganisasi se"ara kolekti. disebut -)0( yang ditemukan di berbagai tempat di
tubuh. -)0( meliputi jaringan lim.oid ekstranodul yang berhubungan dengan
mukosa diberbagai lokasi, seperti $)0( di kulit, ;)0( di bronkus, =)0( di saluran
"erna 3 meliputi Plak Peyer di usus ke"il, apendiks, berbagai .olikel lim.oid dalam
lamina propia usus6, mukosa hidung, tonsil, mame, ser7iks uterus, membrane mukosa
saluran napas atas, bronkus dan saluran kemih. *rgan lim.oid sekunder merupakan
tempat $% mempresentasikan antigen yang ditangkapnya di bagian lain tubuh ke sel (
untuk proli.erasi dan di.erensasi lim.osit.
% . (im'a
$eperti hal nya dengan kelenjar getah bening, limpa terdiri atas 8ona sel ( 3 senter
germinal 6 dan 8ona sel ; 3 8ona .olikel 6. )rteriol berakhir dalam sinusoid 7as"ular
yang mengandung sejumlah eritrosit,makro.ag, sel dendriti", lim.osit dan sel plasma.
)ntigen dibaa )P> masuk ke dalam limpa melalui sinusoid 7as"ular. 0impa
merupakan tempat respons imun utama yang merupakan saringan terhadap antigen
asal darah. -ikroba dalam darah dibersihkan makro.ag dalam limpa. 0impa
merupakan tempat utama .agosit memakan mikroba yang diikat antibody 3opsonisasi6.
Indi7idu tanpa limpa akan menjadi rentan terhadap in.eksi bakteri berkapsul seperti
pneumokok dan meningokok, oleh karena mikroba tersebut biasanya hanya
disingkirkan melalui opsonisasi dan .ungsi .agositosis akan terganggu bila limpa tidak
ada.
) . Kelen*ar +eta, )enin!
K=; adalah agregat nodular jaringan lim.oid yang terletak sepanjang jalur lim.e
diseluruh tubuh. $el dendriti" membaa antigen mikroba dari epitel dan
mengantarkannya ke K=; yang akhirnya dikonsentrasikan di K=;. %alam K=;
ditemukan peningkatan lim.osit berupa nodus tempat proli.erasi lim.osit sebagai
respons terhadap antigen.
- . Skin.%ssociate$ (ym',oi$ /issue
$)0( merupakan alat tubuh terluas yang berperan dalam saar .isik terhadap
lingkungan. Kulit juga berpartisipasi dalam pertahanan pejamu, dalam reaksi imun
dan in.lamasi lo"al. ;anyak antigen asing masuk tubuh melalui kulit dan banyak
respons iun sudah diaali di kulit.
D . Mucosal %ssociate$ (ym',oi$ /issue. Sistem Imun Sekretori
Imunitas di tempat khusus seperti saluran napas dan saluran "erna disebut -)0(
yang merupakan imunitas lo"al. -)0( merupakan agregat jaringan lim.oid atau
lim.osit dekat permukaan mukosa. ;aik antibody lo"al 3Ig) sekretori6 maupun sel
lim.osit berperan dalam respons imun spesi.ik. Ig) sekretori yang diproduksi di
saluran "erna dapat bereaksi dengan makanan atau allergen lain yang di"erna. 0apisan
epitel mukosa yang terpajan langsung dengan antigen berperan sebagai saar
mekanis. ?aringan B jaringan lim.oid tersebut berperan dalam pertahanan imun lo"al
dan regional melalui kontak langsung dengan antigen asing. *leh karena itu, berbeda
dari jaringan lim.oid yang berhubungan dengan kelenjar lim.oid, limpa dan timus.
-)0( ditemukan dijaringan mukosa saluran napas bagian atas, saluran "erna, saluran
urogenital dan kelenjar mame berupa jaringan lim.oid tanpa kapsul, mengandung sel
lim.osit dan )P> yang mengaali respons imun tehadap antigen yang terhirup dan
termakan. &pitel mukosa yang merupakan saar antara lingkungan internal dan
eksternal juga merupakan tempat masuknya mikroba.
3. )a!amana Mekanisme Sistem Imun0 1(opan -uhamad Nur
'/1+5+/1146
I. SIS/2M IM34 4&4SP2SI5IK
Imunitas nonspesi.ik .isiologik berupa komponen normal tubuh, selalu ditemukan
pada indi7idu sehat dan siap men"egah mikroba masuk tubuh dan dengan "epat
menyingkirkannya. ?umlahnya dapat ditingkatkan oleh in.eksi,misalnya jumlah sel
darah putih meningkat selama .ase akut pada banyak penyakit. %isebut nonspesi.ik
karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap ber.ungsi
sejak lahir. -ekanismenya tidak menunjukkan spesi.isitas terhadap bahan asing
dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. $istem tersebut
merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan
dapat memberikan respons langsung.
). Pertahanan .isik2mekanik
%alam sistem pertahanan .isik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran
napas, batuk, dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap
in.eksi. Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang
utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba. Kulit yang rusak akibat luka
bakar dan selaput lendir saluran napas yang rusak oleh asap rokok akan
meningkatkan risiko in.eksi. (ekanan oksigen yang tinggi di paru bagian atas
membantu hidup kuman obligat aerob seperti tuberkulosis.
;. 0arut
Pertahanan biokimia
Kebanyakan mikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun beberapa
dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebaseus dan .olikel rambut, pC asam
keringat dan sekresi sebasea, berbagai asam lemak yang dilepas kulit
mempunyai e.ek denaturasi terhadap protein membran sel sehingga dapa
men"egah in.eksi yang dapat terjadi melalui kulit. 0iso8im dalam keringat,
ludah, air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh terhadap berbagai kuman
positi.-=ram oleh karena dapat menghan"urkan lapisan peptidoglikan dinding
bakteri. )ir susu ibu juga mengandung laktooksidase dan asam neuraminik
yang mempunyai si.at anti bakterian terhadap e. "oli dan sta.ilokokus. $ali7a
mengandung en8im seperti laktooksidase yang merusak dinding sel mikroba
dan menimbulkan kebo"oran sitoplasma dan juga mengandung antibodi
sertakomplemen yang dapat ber.ungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.
)sam hidroklorida dalam lambung, en8im proteolitik, antibodi, dan empedu
dalam usus halus membantu men"iptakan lingkungan yang dapat men"egah
in.eksi banyak mikroba. pC yang rendah dalam 7agina, spermin dalam semen
dan jaringan lain dapat men"egah tumbuhnya bakteri gram-positi.. Pembilasan
oleh urin dapat menyingkirkan kuman patogen. 0akto.erin dan trans.erin dalam
serum mengikat besi yang merupakan metabolit esensial untuk hidup beberapa
jenis mikroba seperti psedumonas.
;ahan yang disekresi mukosa saluran napas 3en8im dan antibodi6 dan telinga
berperan dalam pertahanan tubuh se"ara biokimiai.mukus yang kental
melindungi sel epitel mukosa dapat menangkap bakteri dan bahan lainnya yang
selanjutnya dikeluarkan oleh gerakan silia. Polusi, asap, rokok, alkohol dapat
merusak mekanisme tersebut sehingga memudahkan terjadinya in.eksi
oportunistik.


>. Pertahanan humoral
- Komplemen
Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diakti.kan akan
memberikan proteksi terhadap ine.ksi dan berperan dalam respons in.lamasi.
Komplemen dengan spektrum akti7itas yang luas diproduksi oleh hepatosit
dan monosit dan dapat diakti.kan se"ara langsung oleh mikroba atau
produknya 3jalur alternati., klasik, dan lektin6. Komplemen berperan sebagai
opsonin yang meningkatkan .agositosis, sebagai .aktor kemotaktik dan juga
menimbulkan destruksi2lisis bakteri dan parasit.
- Protein .ase akut
$elama .ase akut in.eksi, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein
dalam serum disebut )PP.
>-Rea"ti7e Protein
>RP termasuk golongan protein yang kadarnya dalam darah
meningkat pada in.eksi akut sebagai respon imunitas nonspesi.ik.
$ebagai opsonin >RP menigkat berbagai mikroorganisme, >RP
berperan pada imunitas nonspesi.ik yang dengan bantuan >a
DD
dapat
mengikat berbagai molekul antara lain .os.orilkolin yang ditemukan
pada permukaan bakteri2jamur. $intesis >RP yang meningkat
meninggikan 7iskositas plasma dan laju endap darah. )danya >RP
yang tetap tinggi menunjukkan in.eksi yang persisten.
0ektin
0ektin berperan sebagai opsonin, mengakti.kan komplemen. $)P
mengikat lipopolisakarida dinding bakteri dan ber.ungsi sebagai
reseptor untuk .agosit.
Protein .ase akut lain
Protein .ase akut lain adalah E1-anti-tripsin, amiloid serum ),
haptoglobin, ><, .aktor ; dan .ibrinogen yang juga berperan pada
peningkatan laju endap darah akibat in.eksi. $e"ara keseluruhan,
repons .ase akut memberikan e.ek yang menguntungkan melalui
peningkatan resistensi pejamu, mengurangi "edera jaringan dan
meningkatkan resolusi dan perbaikan "edera in.lamasi.
- -ediator asal .os.olipid
-etabolisme .os.olipid diperlukan untuk produksi P= dan 0(R. Keduanya
meningkatkan respons in.lamasi melalui peningkatan permeabilitas
7askular dan 7asodilatasi.
- $itokin I0-1, I0-F, (N4-E
$elama terjadi in.eksi, produk bakteri seperti 0P$ mengaki.kan makro.ag
dan sel lain untuk memproduksi dan melepas berbagai sitokin seperti I0-1
yang merupakan pirogen endogen, I0-F, dan (N4-E. Pirogen adalah bahan
yang menginduksi demam yang dipa"u baik oleh .aktor eksogen dan
endogen seperti I0-1 yang diproduksi makro.ag dan monosit. Ketiga sitokin
tersebut disebut sitokin proin.lamasi, merangsang hati untuk mensintesis
dan melepas sejumlah protein plasma seperti protein .ase akut antara lain
>RP yang dapat mengikat 1/// kali, -;0 dan $)P.
%. Pertahanan $eluler
4agosit, sel NK, sel mast,dan eosino.il berperan dalam sistem imun nonspesi.ik
seluler. $el-sel sistem imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan.
>ontoh sel yang dapat ditemukan dalam sirkulasi adalah neutro.il, eosino.il,
baso.il, monosit, sel (, sel ;, sel NK dan sel darah merah dan trombosit. $el-sel
tersebut dapat mengenal produk mikroba esensial yang diperlukan untuk hidupnya.
II. SIS/2M IM34 SP2SI5IK
;erbeda dengan sistem imun nonspesi.ik, sistem imun spesi.ik mempunyai
kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. ;enda asing
yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesi.ik.
Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk
tubuh untuk kedua kalinya akan dikenal lebih "epat dan kemudian dihan"urkan. *leh
karena itu, sistem tersebut disebut spesi.ik. !ntuk menghan"urkan benda asing yang
berbahaya bagi tubuh, sistem imun spesi.ik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun
nonspesi.ik. Namun pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem imun
nonspesi.ik dan spesi.ik seperti antara komplemen-.agosit-antibodi dan antara
makro.ag-sel (.
$istem imun spesi.ik terdiri atas sistem humoral dan sistem selular. Pada imunitas
humoral, sel ; melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular. Pada
imunitas selular, sel ( mengakti.kan makro.ag sebagai e.ektor untuk menghan"urkan
mikroba atau mengakti.kan sel >(>2(" sebagai e.ektor yang menghan"urkan sel
terin.eksi
). $istem imun spesi.ik humoral
Pemeran utama dalam sistem imun spesi.ik humoral adalah lim.osit ; atau sel ;.
Cumor berarti "airan tubuh. $el ; berasal dari sel asal multipoten di sumsum
tulang. $el ; akan matang di dalam sumsum tulang. %an akan pergi ke lim.e
nodus, lalu sel ; akan dirangsang oleh sel (
.h
3( .olikel helper 6 dan terakti7asi,
lalu akan masuk ke dalam sentrum germinati7um. %isana sel ; akan berproli.erasi
dan berdi.erensiasi menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. )ntibodi
yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. 4ungsi utama antibodi adalah
pertahanan terhadap in.eksi ekstraselular, 7irus dan bakteri serta menetralkan
toksinnya.
;. $istem imun spesi.ik selular
0im.osit ( atau sel ( berperan pada sistem imun spesi.ik selular. $el tersebut juga
berasal dari sel asal yang sama seperti sel ;. $el ( dibentuk oleh sumsum tulang,
tetapi sel ( akan dimatangkan di dalam kelenjar timus. </-<5@ dari semua sel (
dalam timus akan mati dan hanya 5-1/@ menjadi matang dan selanjutnya
meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi. ;erbeda dengan sel ;, sel (
terdiri atas beberapa subset sel dengan .ungsi yang berlainan yaitu sel >%4
D
dan
>%1
D
. 4ungsi utama sistem imun spesi.ik selular ialah pertahanan terhadap bakteri
yang hidup intraselular, 7irus, jamur, parasit dan keganasan. $el >%4
D
mengakti.kan sel (h1 yang selanjutnya mengakti.kan makro.ag untuk
menghan"urkan mikroba. $el >%1
D
memusnahkan sel terin.eksi.
Re.erensi #
;arataidjaja, Karnen G Iris Rengganis. '/14. IMUNOLOGI DASAR EDISI KE11.
?akarta # ;adan Penerbitan, 4K!I
4. Jelaskan Sistem Imun %lamia, atau Sistem Imun 4onS'esifik
3Nadira ?uanti Pratii '/1+5+/1F/ G Aunita -aharani ;urhan '/1+5+/1156
Imunitas nonspesi.ik .isiologik berupa komponen normal tubuh, selalu ditemukan
pada indi7idu sehat dan siap men"egah mikroba masuk tubuh dan dengan "epat
menyingkirkannya. ?umlahnya dapat ditingkatkan oleh in.eksi, misalnya jumlah sel
darah putih meningkat selama .ase akut pada banyak penyakit. %isebut nonspesi.ik
karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap ber.ungsi sejak
lahir. -ekanismenya tidak menunjukkan spesi.isitas terhadap bahan asing dan
mampu melindungi tubuh terhadap banyak pathogen potensiaH. $istem tersebut
merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan
dapat memberikan respon langsung.
%. Perta,anan 5isik6Mekanik
%alam system pertahanan .isik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran
napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap
in.eksi. Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang
utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba. Kulit yang rusak akibat luka
bakar dan selaput lendir saluran napas yang rusak oleh asap rokok akan
meningkatkan risiko in.eksi. (ekanan oksigen yang tinggi di paru bagian atas
membantu hidup kuman obligat aerob seperti tuber"ulosis.
). Perta,anan )iokimia
Kebanyakan mikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun beberapa
dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebaseus dan .olikel rambut. pC asam
keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas kulit
mempunyai e.ek denaturasi terhadap protein membrane sel sehingga dapat
men"egah in.eksi yang dapat terjadi melalui kulit. 0iso8im dalam keringat,
ludah, air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh terhadap berbagai kuman
positi.-=ram oleh karena dapat menghan"urkan lapisan peptidoglikan dinding
bakteri. )ir susu ibu juga mengandung laktooksidase dan asam neuraminik
yang mempunyai si.at antiba"terial terhadap &."oli dan sta.ilokokus. $ali7a
mengandung en8im seperti laktooksidase yang merusak dinding sel mikroba
dan menimbulkan kebo"oran sitoplasma dan juga mengandung antibody serta
komplemen yang dapat ber.ungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.
)sam hidroklorida dalam lambung, en8im proteolitik, antibody dan
empedu dalam usus halus membantu men"iptakan lingkungan yang dapat
men"egah in.eksi banyak mikroba. pC yang rendah dalam 7agina, spermin
dalam semen dan jaringan lain dapat men"egah tumbuhnya bakteri positi.-
=ram. Pembilasan oleh urin dapat menyingkirkan kuman pathogen. 0akto.erin
dan trans.errin dalam serum mengikat besi yang merupakan metabolit esensial
untuk hidup beberapa jenis mikroba seperti pseudomonas.
;ahan yang disekresi mukosa saluran napas 3en8im dan antibody6 dan
telinga berperan dalam pertahanan tubuh se"ara biokimiai. -ukus yang
kental melindungi sel epitel mukosa dapat menangkap bakteri dan bahan
lainnya yang selanjutnya dikeluarkan oleh gerakan silia. Polusi, asap rokok,
al"ohol dapat merusak mekanisme tersebut sehingga memudahkan terjadinya
in.eksi oportunistik.
I
-. Perta,anan 7umoral
$istem imun nonspesi.ik menggunakan berbagai molekul larut. -olekul larut
tertentu diproduksi di tempat in.eksi atau "edera dan ber.ungsi lo"al. -olekul
tersebut antara lain adalah peptide antimikroba seperti de.ensing, katelisidin
dan I4N 3Inter.eron6 dengan e.ek anti7iral. 4aktor larut lainnya diproduksi di
tempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan sasaran melalui sirkulasi
seperti komplemen dan P4) 3Protein 4ase )kut6.
1. Kom'lemen
;erbagai bahan dalam sirkulasi seperti lektin, inter.eron, >RP 3!Rea"ti#e
Protein6, dan komplemen berperan dalam system pertahanan humoral.
$erum normal dapat memusnahkan dan menghan"urkan beberapa bakteri
negati7e-=ram atas kerja sama antara antibody dan kompelemen yang
ditemukan dalam serum normal. Komplemen rusak pada pemanasan 5FJ>
selama +/ menit.
Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diakti.kan
akan memberikan proteksi terhadap in.eksi dan berperan dalam respons
in.lamasi. Komplemen dengan spe"trum akti7itas yang luas diproduksi
oleh hepatosit dan monosit dan dapat diakti.kan se"ara langsung oleh
mikroba atau produknya 3jalur alternati7e, klasik dan lektin6. Komplemen
berperan sebagai opsonin yang meningkatkan .agositosis, sebagai .aktor
kemotaktik dan juga menimbulkan destruksi2lisis bakteri dan parasit.
)ntibodi diinduksi oleh in.eksi subklinis 3antara lain .lora normal6 dan
komponen yang imunogenik. )ntibodi dengan bantuan komplemen dapat
menghan"urkan membrane lapisan 0P$ 30ipopolisakarida6 dinding sel.
;ila lapisan 0P$ menjadi lemah, liso8im, mukopeptida dalam serum dapat
masuk menembus membrane bakteri dan menghan"urkan lapisan
mukopeptida. -)> 3Mem$%ane Atta"k !omple&6 dari system komplemen
dapat membentuk lubang-lubang ke"il dalam sel membrane bakteri
sehingga bahan sitoplasma yang mengandung bahan-bahan 7ital keluar sel
dan menimbulkan kematian mikroba.
2. Protein 5ase %kut
$elama .ase akut in.eksi, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein
dalam serum yang disebut )PP 3A"ute '(ase '%otein6. Aang akhir
merupakan bahan antimi"robial dalam serum yang meningkat dengan
"epat setelah system imun nonspesi.ik diakti.kan. Protein yang meningkat
atau menurun selama .ase akut disebut juga )PRP 3A"ute '(ase Response
'%otein6 yang berperan dalam pertahanan dini.
)PRP diinduksi oleh sinyal yang berasal dari tempat "edera atau
in.eksi melalui darah. Cati merupakan tempat sintesis )PRP. $itokin
(N4-E 3)umo% Ne"%osis Fa"to%-E6, I0-1 3Interleukin-16, I0-F merupakan
sitokin proin.lamasi dan berperan dalam induksi )PRP.
a. C-Reactive Protein
>RP yang merupakan salah satu P4), termasuk golongan protein yang
kadarnya dalam darah meningkat pada in.eksi akut sebagai respons
imunitas nonspesi.ik. $ebagai opsonin, >RP mengikat berbagai
mikroorganisme, protein > pneumokokus yang membentuk kompleks
dan mengakti.kan komplemen jalur klasik. Pengukuran >RP
digunakan untuk menilai akti7itas penyakit in.lamasi. >RP dapat
meningkat 1//K atau lebih dan berperan pada imunitas nonspesi.ik
yang dengan bantuan >aDD dapat mengikat berbagai molekul antara
lain .os.orilkolin yang ditemukan pada permukaan bakteri2jamur.
$intesis >RP yang meningkat meninggikan 7iskositas plasma dan laju
endap darah. )danya >RP yang tetap tinggi menunjukkan in.eksi yang
persisten.
#. (ektin
0ektin2kolektin merupakan molekul larut dalam dalam plasma yang
dapat mengikat manan2manosa dalam polisakarida, 3karenanya disebut
-;0 3Mannan *inding Le"tin66 yang merupakan permukaan banyak
bakteri seperti galur pneumokokus dan banyak mikroba, tetapi tidak
pada sel 7ertebrata. 0ektin berperan sebagai opsonin, mengakti.kan
komplemen. $)P 3Se%um Am+loid '%otein6 mengikat lipopolisakarida
dinding bakteri dan ber.ungsi sebagai reseptor untuk .agosit.
c. Protein 5ase %kut (ain
Protein .ase akut yang lain adalah E-1-antitripsin, amyloid serum ),
haptoglobin, ><, .aktor ; dan .ibrinogen yang juga berperan pada
peningkatan laju endap darah akibat in.eksi, namun dibentuk jauh lebih
lambat disbanding dengan >RP. $e"ara keseluruhan, respons .ase akut
memberikan e.ek yang menguntungkan melalui peningkatan resistensi
pejamu, mengurangi "edera jaringan dan meningkatkan resolusi dan
perbaikan "edera in.lamasi.
3. Me$iator %sal 5osfoli'i$
-etabolisme .os.olipid diperlukan untuk produksi P= 3Prostaglandin6 dan
0(R 30eukotrin6. Keduanya meningkatkan respons in.lamasi melalui
peningkatan permeabilitas 7as"ular dan 7asodilatasi.
4. Sitokin I(.1, I(.8, /45.9
$elama terjadi in.eksi, produk bakteri seperti 0P$ mengakti.kan makro.ag
dan sel lain untuk memproduksi dan melepas berbagai sitokin seperti I0-1
yang merupakan pirogen endogen, (N4-E dan I0-F. Pirogen adalah bahan
yang menginduksi demam yang dipa"u baik oleh .aktor eksogen
3endotoksin asal bakteri negati7e-=ram6 atau endogen seperti I0-1 yang
diproduksi makro.ag dan monosit. Ketiga sitokin tersebut disebut sitokin
proin.lamasi, merangsang hati untuk mensintesis dan melepas sejumlah
protein plasma seperti protein .ase akut antara lain >RP yang dapat
meningkat 1/// kali, -;0 dan $)P.
D. Perta,anan Seluler
4agosit, sel NK, sel mast dan eosinophil berperan dalam system imun
nonspesi.ik seluler. $el-sel system imun tersebut dapat ditemukan dalam
sirkulasi atau jaringan. >ontoh sel yang dapat ditemukan dalam sirkulasi
adalah neutrophil, eosinophil, basophil, monosit, sel (, sel ;, sel NK, sel
darah merah dan trombosit. $el-sel tersebut dapat mengenal produk mikroba
esensial yang diperlukan untuk hidupnya.
I. )$)0-)$)0 $&0 $I$(&- I-!N
$el-sel system imun berasal dari sel pre"ursor 3induk6 yang pleuripoten
dalam sumsum tulang yang kemudian berdi.erensiasi menjadi sel
premieloid, sel lim.osit 3( dan ;6 dan sel pre-monosit yang
berdi.erensiasinmenjadi sel monosit-makro.ag.
$emua sel darah berasal dari sel induk hematopoieti" yang
bedi.erensiasi menjadi jenis sel-sel yang lain. !ntuk tiap populasi ada
pembaharuan sel yang mempertahankan jumlahnya. Pada manusia
hematopoiesis, pembentukan dan perkembangan sel darah putih mulai
dalam +olk sa" selama beberapa minggu perkembangan janin. $el induk
ini berdi.erensiasi menjadi sel eritroid primiti7e yang mengandung
hemoglobin +olk sa". Pada janin usia + bulan sel induk hematopoieti" telah
bermigrasi dari +olksa" ke hati janin dan selanjutnya mengkolonisasi
limpa. Kedua organ tersebut mempunyai peran utama dalam
hematopoiesis pada usia janin +-5 bulan. $esudah itu di.erensiasi sel induk
dalam sumsum tulang menjadi .aktor utama dalam hematopoiesis dan
aktu lahir hanya sedikit atau tidak ada hematopoiesis dalam hati atau
limpa.
Cematopoiesis merupakan proses yang berjalan terus, sel matang
diproduksi dengan ke"epatan yang sama dengan kematiannya. Kematian
utama disebabkan karena sel yang menjadi tua. $el darah merah rata-rata
hidup 1'/ hari sebelum dimakan dan di"erna makro.ag di limpa. ;erbagai
lim.osit mempunyai masa hidup antara satu hari untuk neutrophil, sampai
'/-+/ tahun untuk beberapa sel (. !ntuk mempertahankan ambang yang
tetap, manusia harus memproduksi sel darah putih per hari. $istem tersebut
diatur oleh mekanisme yang kompleks.
Kematian sel yang terprogram adalah esensial pada mekanisme
homeostasis. $el dengan apoptosis biasanya menunjukkan perubahan
mor.ologi jelas yang disebut apoptosis. Pada manusia deasa ada
neutrophil dalam sirkulasi. $el tersebut hanya hidup 1 hari sebelum
kematian terprogram diaali. ?umlah sel yang stabil dipertahankan oleh
produksi neutrophil yang tetap. Kematian terprogram juga berperan untuk
mempertahankan jumlah progenitor hematopoieti" yang benar untuk
eritrosit dan berbagai jenis leukosit. )poptosis juga berperan dalam proses
imun seperti toleransi dan pemusnahan sel oleh (" atau sel NK.
II. SIS/2M 5%+&SI/ M%K:&5%+
Istilah system .agosit makro.ag, system sel histiosit, system retikulo-
histiosit dan system R&$ adalah istilah lama yang merupakan sebutan
kolekti. untuk semua sel .agosit yang dapat hidup lama di seluruh jaringan
tubuh. $ekarang system itu disebut system .agosit makro.ag.
-eskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan .agositosis, tetpai
sel utama yang berperan dalam pertahanan nonspesi.ik adalah sel
mononu"lear 3monosit dan makro.ag6 serta sel polimor.onuklear atau
granulosit. $el-sel ini berperan sebagai sel yang mengenal dan menangkap
antigen, mengolah dan selanjutnya mempresentasikannya ke sel (.
-onosit dan makro.ag berasal dari sel asal hematopoieti" yang sama.
=ranulosit hidup pendek, mengandung granul yang berisikan en8im
hidrolitik. ;eberapa granul berisikan pula lakto.erin yang bersi.at
bakterisidal.
%. 5a!osit Mononuklear
$istem .agosit mononu"lear terdiri atas monosit dalam sirkulasi dan
makro.ag dalam jaringan.
1. Monosit
$elama hematopoiesis dalam sumsum tulang, sel progenitor
granulosit2monosit berdi.erensiasi menjadi premonosit yang
meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam sirkulasi untuk
selanjutnya berdi.erensiasi menjadi monosit matang dan berperan
dalam berbagai .ungsi. -onosit adalah .agosit yang didistribusikan
se"ara luas sekali di organ lim.oid dan organ lainnya.
-onosit berperan sebagai )P>, mengenal, menyerang mikroba
dan sel kanker dan juga memproduksi sel sitokin, mengerahkan
pertahanan sebagai respons terhadap in.eksi, I0-1, I0-F dan (N4-E
yang diproduksinya menginduksi panas dan produksi protein .ase
akut di hati, memodulasi produksi seng 3Ln6 dan tembaga,
menginduksi produksi hormone kortikotropik adrenal dalam otak
dan mempengaruhi metabolism. -onosit juga berperan dalam
remodeling dan perbaikan jaringan. $el-sel imun nonspesi.ik ada
dalam darah untuk 1/ jam sampai dua hari sebelum meninggalkan
sirkulasi darah.
$elanjutnya monosit bermigrasi ke tempat tujuan di berbagai
jaringan untuk berdi.erensiasi sebagai makro.ag jaringan spesi.ik
dengan berbagai .ungsi.
2. Makrofa!
-onosit yang seterusnya hidup dalam jaringan sebagai makro.ag
residen 3,i&ed ma"%op(age6, berbentuk khusus yang tergantung dari
alat2jaringan yang ditempati, dan dinamakan sesuai dengan lokasi
jaringan sebagai berikut#
!sus # makro.ag interstinal
Kulit # $el dendriti" atau sel 0angerhans
Paru # -akro.ag al7eolar, sel 0anghans
?aringan ikat # histiosit
Cati # sel Kupp.er
=injal # sel mesangial
*tak # sel mikroglia
(ulang # osteoklas
-akro.ag diakti.kan oleh berbagai rangsangan, dapat menangkap,
memakan dan men"erna antigen eksogen, seluruh mikroorganisme,
partikel tidak larut dan bahan endogen seperti sel pejamu yang "edera
atau mati.
4agositosis atau partikel antigen atau kontak dengan reseptor
sering merupakan aal akti7asi. )kti7asi makro.ag selanjutnya dapat
dipa"u oleh sitokin yang dilepas sel (h dan oleh mediator respons
in.lamasi. -akro.ag peritoneal bebas dalam "airan peritoneum.
Kehadirannya di sepanjang kapiler memungkinkan untuk menangkap
pathogen dan antigen yang mudah masuk tubuh. $emuanya
mempunyai kesamaan yaitu dapat mengikat dan memakan partikel
antigen dan mempresentasikannya ke sel (. -enurut .ungsinya,
makro.ag dibagi menjadi ' golongan, pertama sebagai .agosit
pro.essional dan kedua sebagai )P>.
-akro.ag dapat hidup lama, mempunyai beberapa granul dan
melepas berbagai bahan, antara lain liso8im, komplemen, inter.eron
dan sitokin yang semuanya memberikan kontribusi dalam pertahanan
nonspesi.ik dan spesi.ik. -akro.ag tersebut bukan bentuk stadium
akhir karena sel itu masih dapat membelah diri membentuk protein dan
dapat bertahan hidup berbulan-bulan.
a. (isosom
0isosom adalah organel sitoplasma yang memiliki membrane dan
mengandung en8im hidrolitik multiple seperti ribonuklease,
deoksiribonuklease, .os.atase, glioksidase, kolagenase, arilsul.atasa
dan katespin. &n8im-en8im tersebut dapat keluar dari .agosom da
sel.
#. 2n$osom
&ndosom adalah 7esikel intraselular berukuran /,1-/,' Mm yang
diproduksi melalui endositosis. Protein ekstraselular dimakan dan
selanjutnya diproses menjadi antigen. &ndosom memiliki pC asam
dan mengandung en8im proteolitik yang meme"ah protein menjadi
peptida dan selanjutnya diikat -C>-II.
c. Mitokon$ria
-itokondria adalah organel sitoplasma yang diperlukan dalam
metabolisme sel pada sel eukariostik aerobi", tempat terjadinya
respirasi, transport ele"tron, .os.orilase oksidati. dan reaksi siklus
asam sitrat. -itokondria memiliki %N) dan ribosom.
). :ese'tor Imunitas 4ons'esifik
Reseptor imunitas nonspesi.ik ber.ungsi untuk menemukan mikroba
penyebab in.eksi.
1. Molekul (arut
Imunitas nonspesi.ik menggunakan sejumlah molekul larut yang
ditemukan dalam darah dan "airan jaringan atau molekul tidak larut
yang diikat pada membrane makro.ag, neutrophil dan $%. Reseptor
tersebut berupa PRR. Ikatan dengan reseptor memi"u jalur sinyal
"epat untuk .agositosis atau menjadikan mikroba sebagai sasaran
untuk menghan"urkan dengan bantuan komplemen. -olekul larut
tertentu diproduksi di tempat terjadi in.eksi dan bekerja lo"al.
-olekul larut lainnya diproduksi di tempat yang jauh dan dibaa
ke jaringan sasaran melalui sirkulasi darah. >ontohnya adalah
komplemen, -;0 dan >RP. Reseptor lainnya berupa 0;P
mengenal 0P$, disebut 0;P yang merupakan komponen dinding
luar bakteri negati7e-=ram.
;eberapa "ontoh reseptor larut#
0akto.erin adalah protein yang mengikat besi berkompetisi dengan pathogen
yang memerlukan besi dalam metabolisme esensialnya.
>RP mengikat polisakarida > yang merupakan komponen bakteri dan jamur
dan mengakti.kan komplemen melalui jalur klasik.
-;0 mengikat dinding sel bakteri polisakarida dan mengakti.kan komplemen
melalui jalur lektin
$)P mengikat 0P$ dinding sel bakteri dan berperan sebagai reseptor untuk
.agosit.
2. :ese'tor /i$ak (arut
-onosit dan makro.ag mengekspresikan reseptor yang mengenal
sejumlah sruktur yang ditemukan dalam spesies mikroba untuk
menemukan mikroba penyebab in.eksi.
a. Toll-like receptor
(0R diduga merupakan reseptor terpenting. %easa ini
diketahui ada < jenis (0R. (0R terutama mengenal sejumlah
besar pathogen yang berhubungan dengan P)-P seperti yang
ditemukan pada sejumlah besar komponen pathogen 7irus,
bakteri, jamur, bahkan proto8oa seperti %N), 0P$ bakteri
negati7e-=ram, lipoprotein dan polisakarida 8imosan jamur.
(0R terutama ditemukan pada makro.ag, $%, neutro.ilik,
eosinophil, sel epitel dan keratinosit. )kti7asi (0R terbanyak
mema"u mediator yang berperan dalam program pengalihan sel
(h kearah respons (h1 nonatopik. )kti7asi (0R<
mengakti.kan interaksi dengan >p%N) yang merupakan dasar
untuk mengalihkan respons atopi (h' ke respons yang
didominasi nonatopi (h1.
-akro.ag dapat diakti.kan ole sinyal dari (0R.
Reseptor untuk endotoksin 30P$6 bakteri memberikan sinyal
transduksi melalui (0R dan reseptor untuk I4N-N 3sitokin
makro.ag terpenting6. $inyal dari (0R mengakti.kan respons
imun nonspesi.ik, merangsang produksi berbagai protein yang
berperan dalam .ungsi penting makro.ag. ;erbagai reseptor
makro.ag 3(0R6 merangsang produksi .aktor transkripsi yang
menghasilkan produksi berbagai protein dan sejumlah sitokin
yang berperan dalam respons imun.
b. Scavenger receptor
S"a#enge% %e"epto% merupakan molekul pengenal yang
diekspresikan pada makro.ag dan banyak jenis $%, yang
semula diartikan sebagai reseptor yang berperan pada
endositosis partikel lipoprotein dengan densitas rendah yang
diasetilasi, tetapi kemudian juga diketahui dapat membantu
makro.ag untuk mengikat berbagai bakteri positi.-=ram dan
negati7e-=ram, .agositosis dan pen"ernaan serta dalam dan
apoptosis sel pejamu. ;erbagai reseptor sel system imun yang
mengakti.kan respons in.lamasi selular yang diperlukan untuk
menyingkirkan mikroba.
". Nucleotide-binding oligomerization $omain
N*% adalah reseptor yang berperan dalam imunitas
nonspesi.ik yang sitosilik. %ua anggota .amily N*% adalah
N*%1 dan N*%' yang sitosilik dan mengenal produk dari
peptidoglikan bakteri. Interaksi antara makro.ag dan komponen
bakteri tertentu mema"u produksi sejumlah sitokin yang se"ara
nonspesi.ik dapat meningkatkan reak.i in.lamasi.
-akro.ag dapat mengikat pathogen tertentu melalui
PRR dan reseptor lainnya misalnya >%14 yang bekerja sebagai
reseptor untuk 0P$ bakteri, molekul >%11b2>%11,
>%11"2>%11 mengenal beberapa mikroba seperti leishmania,
bordetela, "andida dan 0P$, (0R mengenal sejumlah pathogen.
$. 5c:
4"R merupakan struktur permukaan beberapa jenis lim.osit,
makro.ag dan mungkin juga sel mast yang dapat mengikat
region 4" immunoglobulin. 4"R untuk Ig= adalah 4"NR dan
untuk Ig& adalah 4"OR. Reseptor untuk Ig-, Ig% dan Ig)
masih belum banyak diketahui. Neutro.il, eosinophil, .agosit
mononu"lear, sel ;, sel ( tertentu dan sel asesori memiliki 4"R
untuk Ig= pada permukaan selnya. 4"R ditemukan pada <5@
sel ( peri.er. $ekitar 55@ 4"R adalah spesi.ik untuk Ig- dan
'/@ untuk Ig=.
-. Proses 5a!ositosis
4agositosis yang e.ekti. pada in7asi kuman dini akan dapat men"egah
timbulnya in.eksi. %alam kerjanya, sel .agosit juga berinteraksi dengan
komplemen dan system imun spesi.ik. Penghan"uran kuman terjadi
dalam beberapa tingkat sebgaai berikut, kemotaksis, menangkap,
memakan, .agositosis, memusnahkan dan men"erna.
$emua .ase, ke"uali .ase ' memerlukan tenaga dari .agosit,
sedang mikroba menempel pada .agosit terjadi melalui tenaga kimiai
antara reseptor di permukaan sel dan bakteri atau molekul yang
diikatnya 3misalnya komplemen, antibody6. -ekanisme .ase 5 dapat
dibagi menjadi oksidati. atau nonoksidati., tergantung perlu tidaknya
sumber oksigen. Kemotaksis adalah gerakan .agosit ketempat in.eksi
sebagai respons terhadap berbagai .aktor seperti produk bakteri dan
.aktor biokimiai yang dilepas pada akti7asi komplemen. ?aringan
yang rusak atau mati dapat pula melepas .aktor kemotaktik. $el
polimor.onuklear bergerak dan sudah berada di tempat in.eksi dalam
'-4 jam, sedang monosit bergerak lebih lambat dan memerlukan aktu
5-1 jam untuk sampai di tempat tujuan.
)ntibodi seperti halnya dengan komplemen 3>+b6 dapat
meningkatkan .agositosis 3opsonisasi6. *psonin adalah molekul besar
yang diikat permukaan mikroba dan dapat dikenal oleh reseptor
permukaan sel system .agosit makro.ag, sehingga meningkatkan
e.isiensi .agositosis. >ontoh-"ontoh opsonin adalah Ig= yang dikenal
4"N-R pada .agosit dan .ragmen komplemen yang dikenal oleh
reseptor komplemen tipe 1 3>R1, >%+56 dan integrin -a"-1 pada
leukosit.
)ntibodi seperti Ig= yang dikenal 4"N-R pada permukaan
.agosit diikat mikroba. $inyal dari 4"N-R meningkatkan akti7itas
makro.ag untuk .agositosis mikroba yang diopsonisasi dan
menghan"urkannya.
1. Pen"ernaan dan pembentukan 7akuol
-akro.ag dan neutrophil mengekspresikan banyak reseptor permukaan yang
dapat menangkap dan menelan mikroba. ;ila partikel sudah ditelan, membrane
menutup, partikel digerakkan ke sitoplasma sel dan terbentuk 7esikel intraselular yang
mengandung bakteri atau bahan lain asal ekstraseluler yang disebut .agosom. %alam
sel .agosit ditemukan kantong-kantong yang berisikan en8im yang disebut lisosom.
0isosom bersatu dengan .agosom membentuk .agolisosom yang memungkinkan
terjadinya degradasi semua bahan yang dimakan makro.ag oleh en8im asal lisosom.
'. %estruksi intraselular
%i dalam .agolisosom, bahan yang ditelan akan di"erna en8im yang
terkandung dalam granul lisosom. Isi granul lisosom diperlukan untuk
meme"ah2men"erna bahan yang ditelan dan membunuh mikroba. Pembunuhan
mikroba terjadi melalui proses yang oksigen independen atau oksigen dependen.
=ranul neutrophil berisikan berbagai en8im hidrolitik, mieloperoksidase,
liso8im dan a%ginine%i"( $asi" p%otein- .os.atase alkali, lakto.erin dan liso8im. Isi
granul mengahan"urkan bahan asing terutama melalui en8imnya seperti en8im
hidrolitik. &n8im-en8im tersebut dapat men"erna komponen membrane sel bakteri.
;eberapa en8im dapat merusak protein mantel atau en7elop membrane 7irus.
%e.ensin adalah protein kationik, bukan en8im tetapi peptide dasar yang
mengandung sejumlah besar arginine dalam bentuk polipeptida, membunuh mikroba
melalui interaksi dengan membrane sel mikroba yang membentuk lubang-lubang
ke"il yang mengeluarkn metabolit esensial keluar sel. $intase oksida nitrit yang
diakti.kan pula, bekerja sinergistik dengam I4N- dan (N4. &n8im mengikat oksigen
dengan guanidine-nitrogen dari l-arginine, membentuk oksida nitrit yang toksik untuk
parasite, jamur, sel tumor dan beberapa bakteri.
-akro.ag dapat berdi.erensiasi melalui jalur yang berbeda untuk .ungsi yang
berbeda. Pada pemeriksaan mikroskop ele"tron makro.ag menunjukkan banyak
struktur lisosom.
4agositosis adalah proses yang memerlukan pengenalan antigen2mikroba,
menelan, men"erna dan degradasi. Kerusakan dapat terjadi dalam salah satu .ungsi
tersebut dan menghambat eliminasi mikroba.
+. 4agositosis oksigen dependen
-ikroorganisme dapat dibunuh melalui produk %espi%ato%+ $u%st oleh
beberapa metabolit oksigen mikrobisidal yang dilepas selama .agositosis. Aang
disebut %espi%ato%+ $u%st adalah proses yang menghasilkan R*I. ;ersamaan dengan
terbentuknya .agolisosom, reseptor .agosit yang mengikat mikroba mengirimkan
sinyal yang mengakti.kan beberapa en8im dalam .agolisosom. $alah satu en8im,
oksidase .agosit, terbentuk atas pengaruh mediator in.lamasi seperti 0(;4,P)4, dan
(N4 atau produk bakteri seperti peptide N-.ormilmetionil. &n8im ini mengubah
molekul oksigen menjadi anion superoksid, radikal bebas dan C
'
*
'
yang merupakan
bahan oksidati. poten untuk mikroba. ;ahan-bahan tersebut disebut R*I yang sangat
toksik untuk bakteri dan jaringan, tetapi tidak stabil, dipe"ah dengan "epat menjadi
C
'
*
'
yang akhirnya dipe"ah katalase. &n8im kedua disebut IN*$ yang merupakan
katalase dalam kon7ersi arginine menjadi N* yang juga bersi.at bakterisidal. &n8im
ketiga adalah protease lisosom yang meme"ah protein mikroba.
$emua bahan mikrobisidal yang diproduksi dalam lisosom dan .agolisosom
merupakan merusak mikroba, tetapi tidak merusak .agosit itu sendiri. ;ila reaksi
in.lamasi yang terjadi kuat maka en8im yang sama dapat dilepas ke rongga
ekstraseluler sehingga jaringan akan ikut rusak. Respon protekti. penjamu menjadi
berdampak negati7e terhadap jaringan.
4. Produk yang dilepas .agosit
Produk >ontoh
&n8im
- Proteinase Kolagenase
- Cydrolase 0iso8im
Protein plasma 4ibronektin
4aktor koagulasi >1, >', >+, >4, >5
-etabolit oksigen Cidrogen peroksid, anion superoksid,
oksida nitrit
-etabolit arakidonat P=&', 0eukotrin
-etabolit nu"leotide )denosin mono.os.atsiklik 3 >amp 6
Regulasi .ungsi sel I0-1, I4N-E
III. 4agosit Polimor.onuklear
4agosit polimor.onuklear atau polimor. atau granulosit dibentuk dalam sumsum
tulang dengan ke"epatan 1 juta2menit dan hidup selama '-+ hari, sedang
monosit2makro.ag dapat hidup untuk beberapa bulan sampai tahun. =ranulosit
merupakan sekitar F/-5/@ dari seluruh jumlah sel darah putih normal dan dapat
keluar dari pembuluh darah.
=ranulosit dibagi menurut pearnaan histologi" menjadi neutrophil,
eosinophil, dan basophil. $el-sel tersebut bersama dengan antibody dan komplemen
berperan pada in.lamasi akut. 4ungsi utama neutrophil adalah .agositosis. ?umlah
polimor. yang menurun sering disertai dengan meningkatnya kerentanan terhadap
in.eksi.
). Neutro.il
Neutro.il kadang disebut .Soldie%s o, t(e *od+/ karena merupakan sel
pertama yang dikerahkan ke tempat bakteri masuk dan berkembang dalam
tubuh. Neutrophil merupakan sebagian besar dari leukosit dalam sirkulasi.
;iasanya hanya berada dalam sirkulasi kurang dari 5-1/ jam sebelum
bermigrasi ke jaringan, dan hidup selama beberapa hari dalam jaringan. ;utir-
butir a8uro.ilik primer 3 lisosom 6 mengandung hydrolase asam,
mieloperoksidase dan neutromidase 3 liso8im 6, sedang butir-butir sekunder
atau spesi.ik mengandung lakto.erin dan liso8im. Neutrophil mempunyai
reseptor untuk Ig= dan komplemen.
Neutro.il yang bermigrasi pertama dari sirkulasi ke jaringan terin.eksi dengan
"epat dilengkapi dengan berbagai reseptor seperti (0R ', (0R 4 dan reseptor
dengan pola lain. Neutrophil dapat mengenal patogen se"ara langsung. Ikatan
dengan patogen dan .agositosis dapat meningkat bila antibodi atau komplemen
yang br.ungsi sebagai opsonin diikanya. (anpa bantuan antibody spesi.ik,
komplemen dalam serum dapat mengendapkan .ragmen protein di permukaan
patogen sehingga memudahkan untuk diikat oleh netro.il dan .agositosis.
Neutrophil menghan"urkan mikroba melalui jalur oksigen independen
3liso8im, lakto.erin, R*I, en8im proteolitik, katepsin = dan protein kationik6
dan oksigen dependen.
;. &osino.il
&osinophil merupakan '-5@ dari sel darah putih orang sehat tanpa alergi.
$eperti neutrophil, eosinophil juga dapat ber.ungsi sebagai .agosit. &osinophil
dapat pula dirangsang untuk degranulasi seperti hal nya dengan sel mast dan
basophil serta melepas mediator. &osinophil mengandung berbagai granul
seperti -;, &>P, &%N dan &P* yang bersi.at toksik dan bila dilepas, dapat
menghan"urkan sel sasaran. &osinophil juga berperan pada imunitas parasit
dan memiliki berbagai reseptor antara lain untuk Ig& seperti halnya dengan sel
mast dengan a.initas kuat. 4ungsi utama eosinophil adalah melaan in.eksi
parasite dan dapat juga memakai kompleks antigen antibody.
IP. ;aso.il dan $el -ast
?umlah sel basophil dan yang ditemukan dalam sirkulasi darah sangat sedikit,
yaitu Q/,5@ dari seluruh sel darah putih. ;asophil diduga juga dapat ber.ungsi
sebagai .agosit, tetapi yang jelas sel tersebut melepas mediator in.lamasi. $el mast
adalah sel yang dalam struktur, .ungsi dan proli.erasinya serupa dengan basophil.
;edanya adalah sel mast hanya ditemukan dalam jaringan yang berhubungan dengan
pembuluh darah dan basophil dalam darah.
;aik sel mast maupun basophil melepas bahan-bahan yang mempunyai
akti7itas biologi", antara lain meningkatkan permeabilitas 7as"ular, respon in.lamasi
dan mengerutkan otot polos bronkus. =ranul-granul di dalam kedua sel tersebut
mengandung histamine, heparin, leukotrin, dan &>4. %egranulasi dipa"u antara lain
oleh ikatan antara antigen dan Ig& pada permukaan sel. Peningkatan Ig& ditemukan
pada reaksi dan penyakit alergi. %i lain pihak peningkatan kadar Ig& sering
dihubungkan dengan imunitas terhadap parasite.
;asophil dan sel mast yang diakti.kan juga melepas berbagi sitokin. $el mast
memiliki reseptor untuk Ig& dan karenanya dapat diakti.kan oleh allergen yang
spesi.ik. $elain pada reaksi alergi, sel mast juga berperan dalam pertahanan penjamu,
imunitas terhadap parasite dalam usus dan in7asi bakteri. ?umlahnya menurun pada
sindrom imunode.isiensi.
)da dua ma"am sel mast yaitu terbanyak sel mast jaringan dan sel mast
mukosa. Aang pertama ditemukan sekitar pembuluh darah dan mengandung sejumlah
histamine dan heparin. Penglepasan mediator tersebut dihambat kromoglikat yang
men"egah in.luK kalsium ke dalam sel. $el mast golongan kedua ditemukan di saluran
"erna dan napas. Proli.erasinya dipa"u I0-+ dan I0-4 dan ditingkatkan pada in.eksi
parasite.
Ke"uali melalui mekanisme Ig&, sel mast dapat pula diakti.kan dan melepas
mediator atas pengaruh P)4, >+a, >5a, P=4'E, .os.olipase, kimotripsin dan sengatan
serangga. ;ahan seperti adrenalin, P=&1, P=&' dan ketoti.en menghambat
degranulasi sedang berbagai .a"tor nonimun seperti latihan jasmani, tekanan, trauma,
panas dan dingin dapat pula mengakti.kan dan degranulasi sel mast.
P. $el NK, $el Null, $el K
0im.osit terdiri atas sel ;, sel ( 3 (h, ("2>(0, (r6 dan sel NK. Aang akhir adalah
golongan lim.osit ketiga sesudah sel ( dan sel ;. ?umlahnya sekitar 5-15@ dari
lim.osit dalam sirkulasi dan 45@ dari lim.osit dan jaringan. $el NK berkembang dari
sel asal progenitor yang sama dari sel ; dan sel (, namun bukan sel progenitor sel ;
dan sel (. Istilah NK berasal dari kemampuannya yang dapat membunuh berbagai sel
tanpa bantuan tambahan untuk akti7itasnya. $el NK juga bermigrasi ke organ lim.oid
peri.er seperti limpa dan kelenjar getah bening meskipu hanya merupakan sebagian
ke"il dari sel (. %i semua bagian tubuh, sel null hanya hidup 5-F hari
>iri-"irinya memiliki banyak sekali sitoplasma 3 lim.osit ( dan ; hanya
sedikit mengandung sitoplasma 6, granul sitoplasma a8uro.ilik, pseudopodia dan
nu"leus eksentris. ;ila diakti.kan, berkembang menjadi sel lim.osit dengan granul
besar. *leh karena itu sel NK sering pula disebut 0=0. $el NK merupakan sumber
I4N- yang mengakti.kan makro.ag dan ber.ungsi dalam imunitas nonspesi.ik
terhadap 7irus dan sel tumor. $el NK mengandung per.orin atau sitolisin, sejenis ><
yang dapat membuat lubang-lubang ke"il 3per.orasi6 pada membrane sel sasaran.
-embrane sel NK mengandung prola"tin yang mengikat per.orin, men"egah insersi
dan polimerasi dalam membrane sehingga sel NK sendiri terhindar dari e.ek per.orin.
Per.orin2sitolisin dilepas setelah terjadi kontak dan menimbulkan in.luK ion abnormal
dan kebo"oran metabolit esensial dari sitoplasma.
$el NK juga mengandung dan melepas granul-granul berisikan (N4-R dan
protease serin yang disebut gran8im, "ontohnya .ragmentin yang merupakan protein
sitotoksik. $itotoksisitas seupa diekpresikan oleh sel >(02(" yang juga mengandung
per.orin. $el NK mengenal dan membunuh sel terin.eksi atau sel yang menunjukkan
tran.ormasi ganas, tetapi tidak membunuh sel sendiri yang normal oleh karena dapat
membedakan sel sendiri dari sel yang potensial berbahaya.
PI. $el %endritik
$% atau )P> berasal dari sel asal dalam sumsum tulang atau dari pre"ursor monosit
dalam darah atau dari monosit sendiri. )lternati7e pre"ursor $% adalah dalam timus
yang dapat menjadi $%, sel ( dan sel NK. $% ditemukan dalam jumlah Q/,1@ dalam
darah. %alam stadium ini $% menunjukkan membrane yang menyerupai dendrit sel
sara. dan karenanya disebut #eiled "ell. $% ber.ungsi sebagai )P> yang berperan
pada aal pengenalan protein asing, mengaali respon imunitas selular dan humoral
yang mengakti.kan sel ( naS., (h, >(0, dan sel ;. $% merupakan )P> paling e.ekti.
karena letaknya yang strategis di tempat-tempat mikroba dan antigen asing masuk
tubh serta organ-organ yang mungkin di kolonisasi mikroba. $% ditemukan di kulit,
epitel hampir semua organ, kelenjar lim.oid sebagai sel interdigit, parakorteks sinus
marginal lim.atik a.eren.
). Pembagian sel %endritik
)P> Pro.esional )P> nonpro.essional
$% 3 berbagai jenis 6 4ibroblast 3kulit6
-akro.ag $el glia 3otak6
$el ; $el R pan"reas
;. 4ungsi $el %endiritik
$el dendriti" ber.ungsi dalam pengenalan antigen, mengikat antigen,
mengolah dan mempresentasikan antigen ke sel ( atau sel ;. 4ungsi berbagai
)P> terlihat pada table dibaah ini #
)ntigen yang
di"erna )P>
Presentasi antigen Respons
*rgan lim.oid $% Presentasi ke sel ( $el ( e.ektor.
peri.er naS. melalui
kostimulator ;5
pada $% dengan
ligannya >%'1
pada sel ( nai.
)kti7asi sel ( naS.,
ekspansi dan
di.erensiasi klon
menjadi sel (
e.ektor
*rgan lim.oid
peri.er atau
jaringan
nonlim.oid
-akro.ag Presentasi ke sel (
e.ektor
-ikroba dibunuh#
akti7asi sel (
e.ektor, akti7asi
makro.ag
*rgan lim.oid
peri.er atau
jaringan
nonlim.oid
$el ; Presentasi ke sel (
e.ektor
)ntibodi# )kti7asi
sel ( e.ektor,
akti7asi sel ; dan
produksi antibody
3imunitas humoral6
>. $el %endritik .olikular
$% 4olikular tidak dibentuk dalam sumsum tulang dan mempunyai berbagai
.ungsi yang berbeda dari $% yang sudah disebut diatas. $% 4olikular tidak
mengekspresikan -C> BII dan karenanya tidak ber.ungsi sebagai )P> untuk
akti7asi sel (h. Nama sel ini berdasarkan lokasinya yang eksklusi. dalam
kelenjar lim.oid dengan struktur yang terorganisasi yang disebut .olikel dan
kaya dengan sel ;. meskipun tidak mengekspresikan -C>-II, $% .olikular
mengekspresikan kadar tingggi reseptor antibody sehingga dapat mengikat
kompleks antigen antibody se"ara e.isien. Interaksi ini penting dalam
pematangan dan di7ersi.ikasi sel ;.
Re.erensi #
;arataidjaja, Karnen =arna. '/1/. Imunologi %asar. ?akarta#;alai Penerbit
4K!I.
Radji, -aksum. '/1/. Imunologi dan Pirologi. ?akarta # P(. I$4I Penerbitan
4o. ; Jelaskan tentan! Sistem Imun S'esifik 1%ias Rahmaati ,ijaya
'/1+5+/1+4 G Carishal )ryaputra '/1+5+/1456
$istem Imun $pesi.ik merupakan respon didapat 3a"Tuired6 yang timbul terhadap
antigen tertentu, terhadap mana tubuh pernah terpapar sebelumnya.
'
?adi, $istem imun spesi.ik adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa
disebut harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani.
1
$istem imun ini bekerja se"ara spesi.ik karena respon terhadap setiap jenis mikroba
berbeda. Karena membutuhkan pajanan, sistem imun ini membutuhkan aktu yang
agak lama untuk menimbulkan respon.
1
Namun jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit, maka
perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena sistem imun ini mempunyai
memory terhadap pajanan yang didapat. $istem imun ini dibagi menjadi ' #
a. Sistem Imun S'esifik 7umoral
Aang paling berperan pada sistem imun spesi.ik humoral ini ada Sel * atau Lim,osit
*. $el ; ini berasal dari sumsum tulang dan akan menghasilkan sel Plasma lalu
menghasilkan )ntibodi. )ntibodi inilah yang akan melindungi tubuh kita dari in.eksi
ekstraselular, 7irus dan bakteri, serta menetralkan toksinnya. Rangsangan antigen I
3terbentuk Ig-6. $elanjutnya akan terjadi sit"hing diantaranya Ig ), Ig &. Ig %, Ig
=.
1
#. Sistem Imun S'esifik Selular
Pada sistem imun ini, sel ) atau Lim,osit ) yang paling berperan. %ibentuk di
sumsum tulang, pematangan di timus. -empunyai petanda permukaan yang
membedakan dengan sel ; sebagai pemeriksaan rosette 3D6. -empunyai petanda >%
3"luster di..erentiation6 sel ( dalam berbagai .ase pertumbuhan. -empunyai petanda
.ungsional 3"on"ana7alin ) dan phytohemaglutinin 6. 4ungsi # membantu sel ; dalam
memproduksi antibody, mengenal G menghan"urkan sel yang terin.eksi 7irus,
mengakti.kan makro.ag dalam .agositosis,dan mengontrol ambang G kualitas sistem
imun. ?enis # sel (h 3helper6, (s 3supresor6, (d 3delayed hypersensiti7ity6, ("
3"ytotoKi"6.
Mekanisme :es'on Imun
Ketika mikroba masuk ke dalam tubuh manusia, mikroba tersebut akan meleati +
lapis pertahanan sistem imun.
Pertahanan lapis pertama berisi sistem imun non-spesi.ik terutama .isik2mekanis,
biokimia, dan humoral. Pertahanan ini akan men"egah masuknya mikroba masuk ke
dalam tubuh.
Pertahanan lapis kedua berisi sistem imun non-spesi.ik khususnya yang selular.
Pertahanan selular ini nantinya akan men"egah mikroba yang berhasil masuk ke
dalam tubuh dengan menghan"urkannya.
Pertahanan ketiga adalah sistem imun spesi.ik yang telah dibahas di atas. Ini akan
menangani mikroba yang masih belum ditangani oleh sistem imun non-spesi.ik.
5aktor yan! Mem'en!aru,i Sistem Imun S'esifik
;eberapa .aktor yang mempengaruhi sistem imun, yaitu #
1. !sia
'. ?enis kelamin
+. 0ingkungan
Re.erensi #
Karnen =arna ;arataidjaja. Imunologi Dasa% &d.1, 4K!I. ?akarta
Kresno $iti ;oediana. Imunologi 0 Diagnosis dan '%osedu% La$o%ato%ium &d.5,
4K!I. ?akarta
8. Jelaskan 5aktor.faktor yan! Mem'en!aru,i Sistem Imun 3).i.ah
Uonita '/1+5+/1'+6
;erbagai .aktor yang disebut determinan berpengaruh terhadap sistem imunV
%. S'esies
%iantara berbagai spesies ada perbedaan kerentanan yang jelas terhadap berbagai
mikroba, misalnya tikus sangat resisten terhadap di.teri sedangkan manusia sangat
rentan
). Keturunan $an 3sia
Peranan herediter yang menentukan resistensi terhadap in.eksi terlihat dari studi
tuberkolosis pada pasangan kembar. ;ila satu dari kembar homo8igot menderita
tuberkolosis, pasangan lainnya menunjukan risiko lebih tinggi untuk juga menderita
tuberkolosis dibanding dengan pasangan kembar yang hetero8igot. In.eksi lebih
sering terjadi dan lebih berat pada anak usia balita, hean usia muda dibanding
deasa. Cal tersebut disebabkan karena sistem imun yang belum matang pada usia
muda.
!sia lanjut disertai dengan penurunan resistensi terhadap in.eksi terutama 7irus. *leh
karena itu pada usia lanjut dianjurkan 7aksinasi terhadap 7irus in.luen8a. Pada usia
lanjut sering pula ditemukan nutrisi yang kurang sehingga lebih menurunkan respons
selular seperti proli.erasi lim.osit, sintesis sitokin dan juga respon antibodi.
-. 7ormon
$ebelum pubertas, sistem imun pada pria dan anita adalah sama. $istem imun
berkembang tanpa pengaruh hormon seks. )ndrogen yang dilepas pria bersi.at
imunosupresi., dilepas se"ara menetap selama masa deasa dan tidak ber.luktuasi
sampai usia lanjut. Pasa anita, respons imun terintegrasi dengan sistem endokrin
yang tujuannya agar janin dalam kandungan tidak ditolak selama hamil.
Plasenta melepas sitokin (h' yang men"egah respons sel (h1 berupa penolakan janin
yang mengandung antigen asal )yah. $elama hamil juga terjadi penurunan akti7itas
sel (h1 atas pengaruh esterogen. &sterogen adalah hormon steroid seks yang disekresi
o7arium dan dilepas dalam kadar tinggi selama dan pertengahan siklus haid dan
menetap selama hamil. &sterogen memiliki berbagai e.ek .isiologik yang
berhubungan dengan reproduksi misalnya uterus dan menyiapkan sekresi air susu Ibu.
&sterogen juga men"egah akti7itas sel ( pada anita sehat. ?umlah set ( dalam darah
ber.luktuasi selama siklus haid normal. &sterogen menunjukan e.ek sebaliknya
terhadap sel ;, meningkatkan sintesis Ig= dan Ig) selama hamil. %iduga baha
sejumlah Ig= dapat menembus saar plasenta. Ig= juga ditemukan dalam air susu
Ibu yang melindungi bayi terhadap in.eksi selama .ungsis sistem imunnya belum
berkembang biak.
?anin mendapat sel-sel memori asal Ibu sehingga mampu memproduksi
imunoglobulin sendiri. Kebanyakan anita hamil membuat antibodi terhadap antigen
-C> )yah, namun biasanya tidak menimbulkan e.ek buruk terhadap janin. ,anita
mengalami lebih sedikit in.eksi selama hidupnya dibanding pria. Cal ini diduga
disebabkan oleh e.ek relati. androgen. -eskipun terjadi penghambatan sel ( episodik,
anita tidak menunjukkan in.eksi yang lebih sering dibanding pria, juga selama
hamil. Cal ini menunjukan peran besar imunoglobulin terhadap in.eksi.
,anita menunjukan resiko yang lebih tinggi terhadap penyakit autoimun, sedikitnya
sampai menopause. Penyebab pastinya belum jelas, namun diduga disebabkan
esterogen yang merangsang produksi antibodi. Cal ini tidak terjadi pada pria karena
androgen umunya bersi.at imunosupresi.. Penyakit autoimun seperti penyakit =ra7e
3tipe II6 dan 0&$ 3tipe III6 lebih sering ditemukan pada anita dibanding dengan
penyakit yang terjadi melalui sel ( seperti artritis reumatoid 3tipe IP6. $emua hal
tersebut menunjukkan e.ek stimulator esterogen terhadap sel ;.
Pil kontrasepsi yang mengandung esterogen dan kehamilan dapat memi"u atau
memperburuk 0&$. %i lain pihak, artritis rheumatoid dan sklerosis multipel membaik
selama hamil dan dapat memburuk sesudah melahirkan.
D. Su,u
;eberapa mikroba tidak mengin.eksi manusia oleh karena tidak dapat hidup baik pada
suhu +5W>. Kelangsungan hidup banyak jenis mikroba tergantung dari suhu. Kuman
tuberkolosis tidak akan mengin.eksi hean berdarah dingin. =onokok dan treponema
akan mati pada suhu diatas 4/W>. (erapi dengan meningkatkan suhu pernah dilakukan
terhadap in.eksi gonokok dan si.ilis sebral sebelum ditemukan antibiotik.
2. 4utrisi
Nutrisi yang buruk sudah jelas menurunkan resistensi terhadap in.eksi. Pada hean
per"obaan hal tersebut disertai leukopeni dan .agositosis yang menurun. $ebaliknya
keadaan nutrisi yang buruk dapat menyulitkan proli.erasi 7irus sehingga seseorang
dengan nutrisi buruk dapat lebih tahan terhadap in.eksi 7irus tertentu dibanding
dengan orang yang nutrisinya lebih baik. %e.isiensi spesi.ik seperti selenium, seng
3Ln6 atau 7itamin ; adalah imunosupresi.. )lkohol juga imunosupresi. baik terhadap
imunitas humoral maupun selular.
Parasit malaria memerlukan asam paraamino ben8oat untuk perkembangannya dan
pada malnutrisi 8at ini berkurang atau tidak ada. %i lain pihak, nutrisi yang kurang
baik sering disertai sanitasi buruk yang dapat meningkatkan in.eksi. Peningkatan
kerentanan pada subyek dengan in.eksi dapat pula disebabkan oleh pola hidup dengan
stres, pendidikan kesehatan yang kurang dan jumlah keluarga besar dalam rumah
yang sempit. Kelenjar getah bening atro.is dan penurunan 5/@ sel ( >%4D dalam
sirkulasi menurunkan imunitas selular yang berarti. Respons anti bodi dapat tetap
ber.ungsi, namun dengan a.initas yang kurang. 4agositosis bakteri biasanya normal,
tetapi destruksi selular terganggu.
$ebab de.isiensi imun tersering di seluruh dunia adalah malnutrisi. Kekurangan
protein dapat menimbulkan gangguan imunitas, menimbulkan atro.i dan
mengurangnya sel di timus dan kelenjar lim.oid serta hilangnya sel lim.oid di sekitar
pembuluh darah limpa yang meningkatkan in.eksi oportunistik. Respons antibodi
serum biasanya tidak terganggu pada malnutrisi protein-kalori. Komplemen yang
menurun dapat mempengaruhi .agositosis.
5. 5lora )akteri 4ormal
4lora bakteri normal di kulit dapat memproduksi berbagai bahan antimikrobial seperti
bakteriosin dan asam. Pada aktu yang sama, .lora normal berkompetisi dengan
patogen potensial untuk mendapatkan nutrisi esensial. %ikulit manusia ditemukan
sekitar 1/31'6 dan diusus sekitar 1/3146 .lora komesal. -ungkin kegunaan .lora
komensial tersebut adalah untuk menyingkirkan mikroba lain atau patogen. ;ila .lora
komensal di usus mati karena antibiotik, mikroba patogen dengan mudah mengambil
tempat .lora komensal tadi
+. %natomis
=aris pertahanan pertama dalam menghadapi in7asi mikroba biasanya terdapat pada
kulit dan selaput lendir yang melapisi permukaan dalam tubuh. $truktur jaringan tsb
sebagai imunitas alamiah dengan menyediakan suatu rintangan .isik yang e.ekti..
Kulit lebih e.ekti. daripada selaput lendir. Kerusasakan pada permukaan kulit atau
selaput lendir, seseorang mudah teriangkit penyakit.
7. :a$iasi
(erapi radiasi dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker atau pen"egahan
rejeksi alogra.t. Radiasi akan menghan"urkan lim.osik dan menurunkan populasi sel
yang diturunkan untuk menggantikannya. !kuran atau luas daerah yang akan disinari
menentukan tara. imunosupresi. Radiasi seluruh tubuh dapat mengakibatkan
imonusupensi total pada orang yang menerimanya.
I. (in!kun!an
(empat dan kondisi lingkungan kita 3 udara, air, dan tanah6 akan menentukan "ara
hidup, makanan, agen genetik, keadaan kesehatan, dan kemampuan kita untuk
beradaptasi 3 murray dan 8entner, '//16. 0ingkungan .isik tempat seseorang bekerja
atau berdiam dapat meningkatkan ke"endrungan terjadinya suatu penyakit. $ebagai
"ontoh, beberapa jenis kanker lebih mungkib timbul jika pekerja industri terpajan
pada 8at kimia tertentu atau jika masyarakat berdiam di dekat lokasi limbah bera"un.
Penilaian keperaatan meluas dari indi7idu ke keluarga dan kumonitas sekitarnya
3 murray dan 8entner, '//16
J. +aya 7i$u'
;anyak kegiaatan, kebiasaan dan praktik yang melibatkan .aktor resiko. Praktik gaya
hidup dan tingkah laku dapat memiliki e.ek positi. atau pun e.ek negati. terhadap
kesehatan. Praktik dengan e.ek yang negati. merupakan .aktor resiko. ;eberapa
kebiasaan merupakan .aktor resiko bagi penyakit tertentu.
$ebagai "ontoh, berjemur di sinar matahari se"ara berlebihan akan meningkatkan
resiko kanker kulit, dan berat badan yang berlebihan akan meningkatkan resiko
penyakit kardio7askuler. -okdad, et al 3'//46 mengidenti.ikasi .aktor resiko tingkah
laku yang dimodi.ikasi sebagai penyebab kematian utama di )merika $erikat.
)nalisis mereka menunjukan baha alaupun merokok adalah penyebab utama
kematian, diet buruk dan kurangnya akti7itas .isik dapat menggantikan posisi ini.
%ata ini menekankan pentingnya layanan pen"egahan. In.ormasi ini juga
memperlihatkan dampak yang besar pada ekonomi dari sistem layanan kesehatan.
*leh karena itu, sangat penting untuk memahami dampak tingkah laku gaya hidup
terhadap status kesehatan.
K. Kelainan &r!an lain
Keadaan seperti luka bakar atau bentuk "edera lain, in.eksi dan kanker dapat turut
mengubah .ungsi sistem imun. 0uka bakar yang luas atau .aktor-.aktor lainnya
menyebabkan gangguan integritas kulit dan akan mengganggu garis pertama
pertahanan tubuh. Cilangnya serum dalam jumlah yang besar dalam luka bakar akan
menimbulkan deplesi protein tubuh yang esensial, termasuk imunoglobulin. $tresor
.isiologik dan psikologik yang disertai dengan stres karena pembedahan atau "edera
akan mebstimulasi pelepasan kortisor dari korteks andrenalH peningkatan
kortisolserum juga turut menyebabkan supresi respon imun yang normal.
Keadaan sakit yang kronis dapat turut mengganggu sistem imun melalui sejumlah
"ara. Kegagalan ginjal berkaitan dengan de.isiensi lim.osit yang beredar. %isamping
itu, .ungsi imun untuk pertahanan tubuh dapat berubah karena asidosis dan toksin
urenik. Peningkatan insidensi in.eksi pada deabetes juga berkaitan dengan insu.isiensi
7askuler, neuropati dan pengendalian kadar glukosa darah yang buruk. In.eksi saluran
na.as yang rekuren berkaitan dengan penyakit paru obstrukti. menahun sebagai akibat
dari berubahnya .ungsi inspirasi serta ekspirasi dan tidak e.ekti.nya pembersihan
saluran na.as.
Re.erensi #
;arataidjaja, Karnen G Iris Rengganis. '/14. IMUNOLOGI DASAR EDISI KE11.
?akarta ;adan Penerbitan, 4K!I
<. Jelaskan 7u#un!an Infamasi $en!an Sistem Imun 34ina Cidayat
'/1+5+/1446
Inflamasi
In.lamasi dide.inisikan sebagai reaksi lo"al jaringan terhadap "idera. Reaksi dapat
menimbulkan reaksi berantai dan rumit yang berdampak terjadinya 7asodilatasi,
kebo"oran 7askulatur mikro dengan eksudasi "airan dan protein serta in.iltrasi lo"al
sel-sel in.lamasi. Proses in.lamasi diperlukan sebagai pertahan pejamu terhadap
mikroorganisme yang masuk ke tubuh serta penyembuhan luka yang membutuhkan
komponen seluler untuk membersihkan debris lokasi "idera serta meningkatkan
perbaikan jaringan.
$el .agosit diperlukan untuk menyingkirkan bahan-bahan asing dan mati di jaringan
yang "idera. -ediator in.lamasi yang dilepas .agosit seperti en8im, radikal bebas
anion superoksit dan oksidanitrit berperan untuk menghan"urkan makromolekul dan
"airan eksudat. Namun respon in.lamasi merupakan resiko yang harus diperhatikan
pejamu. ;ila terjadi rangsangan yang menyimpang dan menetap atau bahkan di
tingkatkan. Reaksi dapat berlanjut yang menimbulkan kerusakan jaringan pejamu dan
penyakit.
>iri utama in.lamasi akut ialah kemerahan, panas, edema2bengkak, dan sakit.
Pembengkakan yang berat dapat mengganggu .ungsi alat yang terkena. Pada
pemeriksaan histologi" ditemukan "airan edem dan in.litrasi sel leukosit. ;erbagai
.a"tor plasma seperti immunoglobulin, komplemen, system akti7asi kontak-koagulasi-
.ibrinolotik dan sel-sel in.lamasi seperti neutrophil, mastosit, eosinophil, monosit-
.agosit, sel endotel dan molekul adhesi, trombosit, lim.osit dan sitokin berinteraksi
satu dengan yang lain.
%ilatasi pembuluh darah setempat, menyebabkan aliran darah meningkat,
menghasilkan rubor, "olor.
Peningkatan permeabilitas kapiler, menyebabkan "airan keluar dari sel dan
pembuluh darah, begitu juga dengan leukosit, terutama neutrophil P-N,
makro.ag dan monosit, sehingga menghasilkan dolor dan tumor. Proses
in.lamasi adalah sebagai berikut#
1. Si!nalin!
ketika mikroba masuk kedalam jaringan yang berada disekitar
pembuluh darah, yang pertama kali terangsang di jaringan adalah
makro.ag. -akro.ag ini kemudian akan mengeluarkan mediator
in.lamasi yaitu interleukin-1 3I0-16 dan tumour nekrosis .a"tor 3(N46.
-ediator ini menginduksi sel endotel pembuluh darah untuk
mengekspresikan molekul adhesi yaitu, sele"tin-& 3>%F'&6 dan
sele"tin-P. 3sebenarnya, selain kedua jenis sele"tin ini, adalagi jenis
molekul adhesi yang diekspresikan oleh endotel yaitu immunoglobulin
super.amily, seperti I>)N dan P>)N6. -olekul adhesi ini akan
menarik leukosit yang mengekspresikan molekul adhesi yaitu,
sele"tin-0 3>%F'06 3molekul adhesi leukosit lain bisa berupa integrin
04)-1, -)>-1, dan sebagainya6. Ketika leukosit leat disekitar
endotel yang mengekspresikan selektin-e dan sele"tin-P ini, selektin-0
dileukosit tersebut akan menimbulkan perlekatan yang lemah dengan
kedua molekul tersebut, sehingga leukosit perlahan akan melekat
dengan endotel.
'. :ollin!
setelah terjadi perlekatan lemah antara leukosit dan endotel, perlahan-
lahan ikatan ini menjadi kuat dan semakin kuat. ;ahkana aliran darah
tidak dapat melepaskan ikatan ini. leukosit pun akan menggelinding di
sepanjang endotel pembuluh darah. Perlekatan antara leukosit dan
endotel menjadi semakin kuat karena akti7asi oleh .a"tor kemotaktik
seperti leukotrin ;4, platelet a"ti#ating ,a"to% dan interleukin-1
dengan "ara kerja meningkatkan a.initas molekul adhesi leukosit
untuk molekul adhesi endotel.
+. 2mi!rasi
setelah terjadi perlekatan yang lebih kuat antara leukosit dengan
endotel, sel leukosit pun berhenti menggelinding. $eketika, leukosit
menembus dinding endotel tersebut dengan proses diapedesis melalui
"elah antar sel endotel.
4. Kemotaksis
ketika sel leukosit 3berupa granulosit seperti neutrophil dan eusino.il6
telah bermigrasi ke ekstrasel dari pembuluh darah, dia akan bergerak
kearah jaringan yang diserang oleh mikroba tadi karena terangsang
oleh 8at "hemo-attra" tertentu yang dihasilkan oleh mikroba 3sama
seperti pengenalan sel di proses .agositosis6.
5. 5a!ositosis
ketika sel leukosit telahm bertemu dengan mikroba penyebab
kerusakan sel tersebut, ia akan mem.agositnya. Produk dari .agositosis
akan menghasilkan berma"am eksudat sehingga jaringan di sekitar
area tersebut akan membengkak. ;isa juga apabila leukosit tersebut
mati, ia akan berubah menjadi abses atau nanah. 3res'on sistemik:
$emam6.
8. Pen!le'asan me$iator inflamasi
$el leukosit yang telah bermigrasi ke jaringan akan berubah .ungsi
menjadi sel mast. =ranul-granul di dalam sel mast segera dilepaskan
ke area sekitar. =ranul tersebut mengandung 8at-8at mediator
in.lamasi 3"ell deri7ed mediator6, "ontohnya adalaha histamine dan
serotonin. Keduanya akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
meningkatkan permeabilitas 7askuler supaya leukosit mudah
berimigrasi ke area tersebut. $elain dua "ontoh mediator di atas, ada
lagi 8at mediator in.lamasi lainnya yaitu plasma deri7ed mediator
yang dihasilkan oleh komplemen. >ontohnya adalah ana.ilatoksin
yang meningkatkan Xpermeabilitas pembuluh darah, obsonin yang
mempermudah .agositosis mikroba, kinin yang bere.ek 7asodilatasi,
dan lain-lain.
<. Pemuli,an
Ketika semua agen mikroba telah mati, in.lamasi pun akan berakhir
perlahan. ;iasa jika in.lamasi terjadi di baah kulit, ia akan pe"ah
keluar kulit dan menumpahkan deri7ate in.lamasi yang ada.
Inflamasi %kut
$ebab in.lamasi akut dapat berupa benda asing yang masuk tubuh, in7asi
mikroorganisme, trauma, bahan kimia yang berbahaya, .a"tor .isik dan elergi.
=ejala in.lamasi dini ditandai dengan penglepasan berbagai mediator sel mast
setempat 3histamine dan bradikinin6. Kejadian ini disertai dengan akti7asi komplemen
dan sistemkoagulasi. $el endotel dan sel-sel in.lamasi masing-masing melepas
mediator yang menimbulkan e.ek sistemik seperti panas, neutro.ilia, dan protein .ase
akut. Neutrophil yang sudah di kerahkan di jaringan akan diakti.kan dan melepas
produk-produk yang toksik.
Proses in.lamasi akan berjalan sampai antigen dapat disingkirkan. Cal tersebut
umumnya terjadi "epat berupa in.lamasi akut yang berlangsung beberapa jam sampai
hari. In.lamasi akan pulih setelah mediator-mediator tersebut di inakti.kan. ;ila
penyebab in.lamasi tidak dapat disingkirkan atau terjadi pajanan berulang-ulang
dengan antigen, akan menjadi in.lamasi kronik yang dapat merusak jaringan dan
kehilangan .ungsi sama sekali. ;erbagai mediator yang dilepas pada in.lamasi akan
terlihat pada table '
(abel '. -ediator pada in.lamasi akut
-ediator $umber &.ek
Cistamine $el -ast Peningkatan
permeabilitas
;aso.il Kontraksi otot
polos kemokinesis
5-hidroksi-
triptamin 35C(6 Y
$erotonin
(rombosit Permeabilitas
7as"ular
$el mast Kontraksi otot
polos
P)4 ;aso.il Penglepasan
mediator trombosit
Neutro.il Permeabilitas
7as"ular meningkat
-akro.ag Kontraksi otot
polos
)kti7asi neutrophil
N>4 $el mast Kemotaksis
neutrophil
Kemokin 0eukosit -erangsang dan
kemotaksis
>+a Komplemen >+ %egranulasi sel
mast
Kontraksi otot
polos
>5a Komplemen >5 %egranulasi sel
mast
Kemotaksis
neutrophil dan
makro.ag
)kti7asi neutrophil
Kontraksi otot
polos
Permeabilitas
7as"ular
meningkat.
;radikinin $ystem kinin
3kininogen6
Pasodilatasi
Kontraksi otot
polos
Permeabilitas
7as"ular
meningkat.
Rasa sakit
4ibrinopeptida dan
produk asal .ibrin
>lotting system Permeabilitas
7as"ular meningkat
Kemotaksis
neutrophil dan
makro.ag
P=&' ?alur
siklooksigenase
Pasodilatasi
-eningkatkan
permeabilitas
Pas"ular oleh
histamine dan
bradikinin
0(;4 ?alur lipoksigenase Kemotaksis
neutrophil
$inergistik dengan
P=&' dalam
meningkatkan
permeabilitas
7askular
0(%4 ?alur lipoksigenase Kontraksi otot polos
Permeabilitas
7as"ular meningkat
;erbagai e.ektor mekanisme system imun non-spesi.ik biasanya tidak bekerja sendiri-
sendiri, tetapi terorganisasi dalam respon yang dikenal sebagai respon in.lamasi.
In.lamasi dapat diartikan sebagai pengatur untuk memobilisasi berbagai 7e"tor system
imun non-spesi.ik dan mengerahkannya ke tempat-tempat yang membutuhkannya.
In.eksi atau "edera dapat mema"u produksi peptide 7asoakti. yang berperan dalam
peningkatan permeabilitas 7as"ular dan en8im dari kaskade kinin dan plasmin yang
dapat mengakti.kan kaskade komplemen. Kaskade plasmin penting dalam remodeling
matriks ekstraseluler yang diperlukan pada penyembuhan luka. )kibat akti7asi
komplemen, sel-sel polimor.onuklear, lim.osit dan monosit dapat bermigrasi dari
sirkulasi masuk ke jaringan. &kstra7asasi tersebut diatur oleh sitokin yang diproduksi
sel mast 3diakti.kan oleh komplemen6 dan makro.ag 3diakti.kan oleh bakteri6.
>idera atau in.eksi mengakti.kan kaskade plasmin dan kinin. Kaskade kinin
menghasilkan peptide 7asoakti. yang meningkatkan permeabilitas endotel, en8im dari
kaskade kinin juga mengakti.kan kaskade komplemen.
In.lamasi Kronik
;ila in.lamasi terkontrol, neutrophil tidak dikerahkan lagi dan berdegenerasi.
$elanjutnya dikerahkan sel mononu"lear seperti monosit, makro.ag, lim.osi dan sel
plasma yang memberikangambaran patologik dan in.lamasi kronik. %alam in.lamasi
kronik ini, monosit dan makro.ag mempunyai dua peranan penting seperti#
1. -emakan dan men"erna mikroba, debris seluler dan neutrophil yang
bergenerasi.
'. -odulasi respon imun dan .ungsi sel ( melalui presentasi antigen dan sekresi
sitokin.
-onosit-makro.ag juga mempunyai .ungsi dalam penyembuhan luka dan
memperbaiki parenkim dan .ungsi sel in.lamasi melalui sekresi sitokin. %alam
in.lamasi kronik, .agosit-makro.ag memakan debris seluler dan bahan-bahan ynag
belom disingkirkan oleh neutrophil. (ergantung dari kerusakan jaringan yang terjadi,
hasil akhir dapat berupa struktur jaringan yang normal kembali atau .ibrosis dengan
struktur dan .ungsi yang berubah.
;ila pathogen persisten dalam tubuh makro.ag akan mengalihkan respon berupa
reaksi hipersensiti7itas lambat yang melibatkan lim.osit penuh. ?adi in.lamasi kronik
dapat dianggap sebagai titik -engembalikan respon in.lamasi kearah respon monosit-
makro.ag.
Re.ernsi#
=uyton G Call.1<<5. ;uku )jar 4isiologi Kedokteran ed <. ?akarta# Penerbit ;uku
Kedokteran &=>.
Robbins dan Kumar.1<<'. ;uku )jar Patologi I ed 4. ?akarta# Penerbit ;uku
Kedokteran &=>.

=. Pemeriksaan 'enun*an! terkait system imunolo!i 3Re8a )"hmad
Prasetyo '/1+5+/1F<6
(ubuh kita memiliki system imunologi yang amat sangat kompleks, dan system
imunologi bisa merupakan reaksi atau respon tunuh terhadap antigen atau pathogen
atau benda asing yang bertujuan untuk melindungi tubuh dan menjaga tubuh pada
keadaan .isiologis 3normal6 nya.
Reaksi 2 respon imun tersebut biasa nya menimbulkan beberapa symptom 3gejala6
yang tiap penyakit mempunyai antigen berbeda juga menimbulkan respon imun yang
berbeda pula. *leh sebab itu maka dilakukan lah pemeriksaan penunjang atau
pemeriksaan lebih lanjut terkait untuk mengetahui ada atau tidak nya gangguan pada
system imun pada tubuh manusia.
;eberapa pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak
nya respon dari system imun tubuh manusia terhadap antigen atau penyakit, yaitu
seperti tes rutin Hematologi, pemeriksaan fisik 3alergi, batuk, bersin, suhu tubuh
meningkat, kanker, dll.6, test labolatorium kimia, test parasitology, test mikrobiologi.
Cal-hal tersebut dilakukan berdasarkan apa saja .a"tor-.aktor yang dapat mengganggu
system imunologi tubuh manusia ataupun gejala apa saja yang menunjukan adanya
respon system imun tubuh manusia terhadap penyakit 2 antigen.
%ibaah ini akan dijelaskan beberapa pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan lebih
lanjut terhadap gejala-gejala klinis yang dapat ditimbulkan akibat respon system imun
tubuh manusia terhadap antigen 2 penyakit.
Imuno!lo#ulin
$alah satu komponen dari system imun spesi.ik yang humoral atau sel ; terdapat
immunoglobulin atau yang bisa disebut gama globulin yang terbagi menjadi Ig=, Ig),
Ig-, Ig%, Ig&. 1/@ dari keseluruhan immunoglobulin terdiri dari Ig=.
I!+
Ig= terdiri dari 4 rantai polipeptida, ' rantai besar 3gamma6 dan ' rantai ringan
3kappa6. Immunoglobulin tersebut dapat menembus plasentadan dapat mengikat ion
komplemen. Immunoglobulin = disintesis di R&$ 3reti"ulum endothelium system6
"ontoh dari R&$ yaitu seperti lim.a, sumsum tulang, dan berbagai kelenjar yang
terdapat dalam tubuh.
I!%
Ig) terdapat dalam asi, darah, sali7a, airmata, "airan bronkus, kolostrum dan saluran
"erna. Ig) terdiri dari ' rantai berat 3al.a6 dan ringan 3kappa6. Ig) sekretorik terdiri
dari ' unit Ig) yang dihubungkan dengan polipeptida 3rantai ?6. Ig) tidak menembus
plasenta dan tidak mengikat komplemen.
I!M
Ig- merupakan immunoglobulin yang mempunyai molekul terbesar, dan
immunoglobulin yang pertama kali beraksi saat terjadinya in.eksi akut. $eperti pada
saat seseorang mengalami demam ti.oid maka akan terjadi peningkatan jumlah
immunoglobulin -. -olekul immunoglobulin - berbentuk pentamer 3segi lima6.
$etiap unit terdiri dari 'rantai berat 3miu6 dan ' rantai ringan 3kappa6. Ig- dapat
mengikat ion komplemen tetapi tidak dapat menembus plasenta.
I!D
;elum dapat dipastikan apa kegunaan dari Ig%, akan tetapi sudah diketahui baha
Ig% memiliki rantai berat 3delta6.
I!2
Imunoglobulin &, hanya terdapat sedikit di dalam darah. Peningkatan jumlah
immunoglobulin & menandakan terjadinya respon imun berupa alergi. Ig& terdiri dari
dua rantai berat 3epsilon6, ' rantai ringan 3kappa6.
/es :utin 7ematolo!i
Citung darah lengkap -C%0- atau darah peri.er lengkap B%P0- 3"omplete $lood
"ount1,ull $lood "ount1$lood panel6 adalah jenis pemeriksan yang memberikan
in.ormasi tentang sel-sel darah pasien. C%0 merupakan tes laboratorium yang paling
umum dilakukan. C%0 digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa
gangguan seperti seperti anemia, in.eksi, dan banyak penyakit lainnya.
C%0 memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit 3platelet6. Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi#
?umlah sel darah putih
?umlah sel darah merah
Cemoglobin
Cematokrit
Indeks eritrosit
jumlah dan 7olume trombosit
/a#el 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada populasi normal
'arameter (aki.(aki Perem'uan
Citung sel darah putih 3K 1/
+
2Z06 5.1 34.4B11.+6
Citung sel darah merah 3K 1/
F
2Z06 5.'1 34.5'B5.</6 4.F/ 34.1/B5.1/6
Cemoglobin 3g2dl6 15.5 314./B15.56 1+.1 31'.+B15.+6
Cematokrit 3@6 4F 34'B5/6 4/ 3+FB456
->P 3.06 11./ 31/./B<F.16
->C 3pg6 +/.4 3'5.5B++.'6
->C> +4.4 3++.4B+5.56
R%, 3@6 1+.1 311.5B14.56
Citung trombosit 3K 1/
+
2Z06 +11 315'B45/6
S'esimen
$ebaiknya darah diambil pada aktu dan kondisi yang relati. sama untuk
meminimalisasi perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, aktu
pengambilan, serta kondisi pasien 3puasa, makan6. >ara pengambilan spe"imen juga
perlu diperhatikan, misalnya tidak menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak
mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta penggunaan antikoagulan 3&%(),
sitrat6 untuk men"egah terbentuknya "lot.
7emo!lo#in
)dalah molekul yang terdiri dari kandungan heme 38at besi6 dan rantai polipeptida
globin 3al.a,beta,gama, dan delta6, berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. $tuktur Cb
dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. (erdapat 141
molekul asama amino pada rantai al.a, dan 14F mol asam amino pada rantai beta,
gama dan delta.
(erdapat berbagai "ara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering
dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik 7isual "ara $ahli
dan .otoelektrik "ara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. >ara $ahli kurang
baik, karena tidak semua ma"am hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya
karboksihemoglobin, methemoglobin dan sul.hemoglobin. $elain itu alat untuk
pemeriksaan hemoglobin "ara $ahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang
dapat di"apai hanya [1/@.
>ara sianmethemoglobin adalah "ara yang dianjurkan untuk penetapan kadar
hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin
si.atnya stabil, mudah diperoleh dan pada "ara ini hampir semua hemoglobin
terukur ke"uali sul.hemoglobin. Pada "ara ini ketelitian yang dapat di"apai [
'@.
;erhubung ketelitian masing-masing "ara berbeda, untuk penilaian basil
sebaiknya diketahui "ara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin
tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar
hemoglobin lebih tinggi dari pada orang deasa yaitu berkisar antara 1+,F B
1<, F g2dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur + tahun
di"apai kadar paling rendah yaitu <,5 B 1',5 g2dl. $etelah itu se"ara bertahap
kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada
deasa yaitu berkisar antara 11,5 B 14,1 g2dl. Pada laki-laki deasa kadar
hemoglobin berkisar antara 1+ B 1F g2dl sedangkan pada perempuan deasa
antara 1' B 14 g2dl.
Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai
rujukan ditentukan 1/ g2dl.
Penurunan 7# terdapat pada penderita# )nemia, kanker, penyakit ginjal,
pemberian "airan intra7ena berlebih, dan hodgkin. %apat juga disebabkan oleh
obat seperti# )ntibiotik, aspirin, antineoplastik3obat kanker6, indometasin,
sul.onamida, primaTuin, ri.ampin, dan trimetadion.
Penin!katan 7# terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PP*K, gagal
jantung kongesti, dan luka bakar hebat. *bat yang dapat meningkatkan Cb
adalah metildopa dan gentami"in.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat
tinggal, misalnya Cb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi
dari permukaan laut. $elain itu, Cb juga dipengaruhi oleh posisi pasien
3berdiri, berbaring6, 7ariasi diurnal 3tertinggi pagi hari6.
7ematokrit
Cematokrit atau 7olume eritrosit yang dimampatkan 3pa"ked "ell #olume- '!26
adalah persentase 7olume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan "ara
diputar pada ke"epatan tertentu dan dalam aktu tertentu. (ujuan dilakukannya uji ini
adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Nilai hematokrit atau P>P dapat ditetapkan se"ara automatik menggunakan
(ematolog+ anal+3e% atau se"ara manual. -etode pengukuran hematokrit se"ara
manual dikenal ada ', yaitu metode makrohematokrit dan mikrohematokrit2kapiler.
4ilai normal 7M/:
)nak # ++-+1@
0aki-laki %easa # 4/-5/@
Perempuan %easa # +F-44@
Penurunan 7M/, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut,
anemia, leukemia, penyakit hodgkins, lim,osa%"oma, mieloma multiple, gagal ginjal
kronik, si%osis (epatitis, malnutrisi, de.isiensi 7it ; dan >, kehamilan, $0&, at(%itis
%eumatoid, dan ulkus peptikum.
Penin!katan 7M/, terjadi pada hipo7olemia, dehidrasi, polisitemia #e%a, diare berat,
asidosis dia$etikum,em.isema paru, iskemik serebral, eklamsia, e.ek pembedahan,
dan luka bakar.
7itun! 2ritrosit
Citung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah.
$eperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode,
yaitu manual dan elektronik 3automatik6. -etode manual hampir sama dengan hitung
leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar
daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah dien"erkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan men"egah hemolisis. 0arutan Pengen"er yang
digunakan adalah#
0arutan Cayem # Natrium sul.at '.5 g, Natrium klorid /.5 g, -erkuri klorid
/.'5 g, aTuadest 1// ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak
dapat dipergunakan karena dapat menyebabkan pre"ipitasi protein, rouleauK,
aglutinasi.
0arutan =oer # Natrium sul.at 1'.5 g, )sam asetat glasial ++.+ ml, aTuadest
'// ml. 0arutan ini men"egah aglutinasi dan rouleauK.
Natrium klorid /.15 @
4ilai :u*ukan
%easa laki-laki # 4.5/ B F.5/ 3K1/
F
2Z06
%easa perempuan # +.1/ B 4.1/ 3K1/
F
2Z06
;ayi baru lahir # 4.+/ B F.+/ 3K1/
F
2Z06
)nak usia 1-+ tahun # +.F/ B 5.'/ 3K1/
F
2Z06
)nak usia 4-5 tahun # +.5/ B 5.5/ 3K1/
F
2Z06
)nak usia F-1/ tahun # +.1/ B 5.1/ 3K1/
F
2Z06
Penurunan eritrosit # kehilangan darah 3perdarahan6, anemia, leukemia, in.eksi
kronis, mieloma multipel, "airan per intra 7ena berlebih, gagal ginjal kronis,
kehamilan, hidrasi berlebihan
Penin!katan eritrosit # polisitemia 7era, hemokonsentrasi2dehidrasi, dataran tinggi,
penyakit kardio7askuler
In$eks 2ritrosit
-en"akup parameter eritrosit, yaitu#
Mean "ell 1 "o%pus"ula% #olume 3->P6 atau 7olume eritrosit rata-rata 3P&R6
->P Y Cematokrit 3l2l6 2 ?umlah eritrosit 31/
F
2M06
Normal 1/-<F .l
Mean !ell 4emoglo$in !ontent 3->C6 atau hemoglobin eritrosit rata-rata 3C&R6
->C 3pg6 Y Cemoglobin 3g2l6 2 ?umlah eritrosit 31/
F
2M06
Normal '5-++ pg
Mean !ellula% 4emoglo$in !on"ent%ation 3->C>6 atau konsentrasi hemoglobin
eritrosit rata-rata 3KC&R6
->C> 3g2d06 Y konsentrasi hemoglobin 3g2d06 2 hematokrit 3l2l6
Normal ++-+F g2d0
Red *lood !ell Dist%i$ution 5idt( 3R%,6
R%, adalah perbedaan27ariasi ukuran 3luas6 eritrosit. Nilai R%, berguna
memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai ->P berubah dan sebelum
terjadi gejala. Peningkatan nilai R%, dapat dijumpai pada anemia de.isiensi 38at
besi, asam .olat, 7it ;1'6, anemia hemolitik, anemia sel sabit. !kuran eritrosit
biasanya F-1Mm, semakin tinggi 7ariasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.
R%, Y standar de7iasi ->P 2 rata-rata ->P K 1//
Nilai normal rujukan 11-15@
7itun! /rom#osit
)dalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan ber.ungsi
utama dalam proses pembekuan darah. Penurunan sampai dibaah 1//.///2 M0
berpotensi untuk terjadinya perdarahan dan hambatan pembekuan darah.
Jumla, 4ormal: 15/.///-4//./// 2M0
7itun! (eukosit
Citung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau
mikroliter darah. 0eukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh,
terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah
leukosit merupakan indikator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap
in.eksi.
?umlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-
lain. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 1/.///-+/.///2Zl. ?umlah
leukosit tertinggi pada bayi umur 1' jam yaitu antara 1+.///-+1./// 2Zl. $etelah itu
jumlah leukosit turun se"ara bertahap dan pada umur '1 tahun jumlah leukosit
berkisar antara 45//- 11.///2Zl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang
deasa berkisar antara 5/// \ 1/.///2Zl. ?umlah leukosit meningkat setelah
melakukan akti.itas .isik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.///2Zl. Peningkatan
jumlah leukosit di atas normal disebut leukositosis, sedangkan penurunan jumlah
leukosit di baah normal disebut lekopenia.
(erdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu "ara
automatik menggunakan mesin penghitung sel darah 3(ematolog+ anal+3e%6 dan "ara
manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.
>ara automatik lebih unggul dari "ara pertama karena tekniknya lebih mudah, aktu
yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih ke"il yaitu [ '@, sedang pada
"ara manual kesalahannya sampai [ 1/@. Keburukan "ara automatik adalah harga alat
mahal dan sulit untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di
Indonesia yang memakai alat ini.
4ilai normal leukosit:
%easa # 4///-1/.///2 M0
;ayi 2 anak # <///-1'.///2 M0
;ayi baru lahir # <///-+/.///2 M0
;ila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut
leukositosis. 0eukositosis dapat terjadi se"ara .isiologik maupun patologik.
0eukositosis yang .isiologik dijumpai pada kerja .isik yang berat, gangguan emosi,
kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.
Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya proses in.eksi atau radang akut,
misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll. %apat juga
terjadi miokard in.ark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen,
anemia hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan
ataupun gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan,
misalnya# aspirin, prokainmid, alopurinol, kalium yodida, sul.onamide, haparin,
digitalis, epine.rin, litium, dan antibiotika terutama ampi"illin, eritromisin, kanamisin,
metisilin, tetra"y"line, 7ankomisin, dan streptomy"in.
0eukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5///2M0 darah.
Karena pada hitung jenis leukosit, netro.il adalah sel yang paling tinggi persentasinya
hampir selalu leukopenia disebabkan netropenia.
Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita in.eksi tertentu, terutama
7irus, malaria, alkoholik, $0&, %eumaotid a%t%itis, dan penyakit hemopoetik3anemia
aplastik, anemia perisiosa6. 0eokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat
terutama saetamino.en, sul.onamide, P(!, barbiturate, kemoterapi kanker, dia8epam,
diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpam.in, .enotia8in, dan
antibiotika.3peni"ilin, "e.alosporin, dan kloram.enikol6
7itun! Jenis (eukosit
Citung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
(erdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki .ungsi yang khusus
dalam melaan patogen. $el-sel itu adalah neutro.il, lim.osit, monosit, eosino.il, dan
baso.il. Casil hitung jenis leukosit memberikan in.ormasi yang lebih spesi.ik
mengenai in.eksi dan proses penyakit. Citung jenis leukosit hanya menunjukkan
jumlah relati. dari masing-masing jenis sel. !ntuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relati. 3@6 dikalikan jumlah leukosit total 3sel2Zl6.
!ntuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang
diarnai dengan pearna =iemsa, ,right atau -ay =runald. )mati di baah
mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 1// sel. (iap jenis sel
darah putih dinyatakan dalam persen 3@6. ?umlah absolut dihitung dengan
mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam
sel2Z0.
/a#el 2. Citung ?enis 0eukosit
Jenis 4ilai normal Mele#i,i nilai normal Kuran! $ari nilai
normal
)asofil /,4-1@
4/-1//2M0
in.lamasi, leukemia, tahap
penyembuhan in.eksi atau
in.lamasi
stress, reaksi
hipersensiti7itas,
kehamilan,
hipertiroidisme
2osinofil 1-+@
1//-+//2M0
!mumnya pada keadaan
atopi2 alergi dan in.eksi
parasit
stress, luka bakar, syok,
hiper.ungsi
adrenokortikal.
4eutrofil 55-5/@
3'5//-5///2M06
;ayi ;aru 0ahir
F1@
In.lamasi, kerusakan
jaringan, peyakit
Codgkin, leukemia
mielositik, hemolyti"
disease o. neborn,
kolesistitis akut,
In.eksi 7irus,
autoimun2idiopatik,
pengaruh obat-obatan
!mur 1 tahun '@
$egmen 5/-F5@
3'5//-F5//2M06
;atang /-5@ 3/-
5//2M06
apendisitis, pan"reatitis
akut, pengaruh obat
(imfosit '/-4/@
15//-+5//2M0
;;0 +4@
1 th F/@
F th 4'@
1' th +1@
in.eksi kronis dan 7irus kanker, leukemia, gagal
ginjal, $0&, pemberian
steroid yang berlebihan
Monosit '-1@
'//-F//2M0
)nak 4-<@
In.eksi 7irus, parasit,
anemia hemolitik, $0&Q
R)
0eukemia lim.ositik,
anemia aplastik
(a*u 2n$a' Dara,
0aju endap darah 3e%it(%o"+te sedimentation %ate- ESR6 adalah ke"epatan sedimentasi
eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm2jam. 0&% merupakan
uji yang tidak spesi.ik. 0&% dijumpai meningkat selama proses in.lamasi akut, in.eksi
akut dan kronis, kerusakan jaringan 3nekrosis6, penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress .isiologis 3misalnya kehamilan6.
-etode yang digunakan untuk pemeriksaan 0&% ada dua, yaitu metode ,introbe dan
,estergreen. Casil pemeriksaan 0&% dengan menggunakan kedua metode tersebut
sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai 0&% masih dalam batas normal. (etapi
jika nilai 0&% meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode ,introbe kurang
menyakinkan. %engan metode ,estergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal
itu disebabkan panjang pipet ,estergreen yang dua kali panjang pipet ,introbe.
Inte%national !ommitee ,o% Standa%di3ation in 4ematolog+ 6I!S47
merekomendasikan untuk menggunakan metode ,estergreen.
Pemeriksaan 4isik
Pemeriksaan .isik merupakan hal paling dasar dalam melakukan diagnosis setelah
anamnesis. %ari pemeriksaan .isik ini kita dapat mengetahui apakah ada tidak respon
tubuh terhadap suati penyakit atau antigen yang menyerang tubuh manusia.
;eberapa "ontoh hasil dari pemneriksaan .isik yang dapat kita simpulkan sebagai ada
atau tidak nya respon system imun tubuh yaitu seperti #
(imbulnya alergi
;atuk
;ersin
-u"us 3lender6
;enjolan
%emam
(umor 2 kanker
-alaise
Rasa gatal
;ekas luka seperti ruam atau yang biasa kita sebut 9borok:
?ika dari pemeriksaan .isik kita menemukan hal-hal seperti yang disebutkan diatas,
dapat membantu untuk menunjang diagnosis baha terlah terjadi respon atau reaksi
dari system imun tubuh manusia terhadap penyakit ataupun antigen yang
menyerangnya.]
Re.erensi
1. ;iokimia , Carper. &disi '5
2. http#22id.ikipedia.org2iki2Cematologi
+. Imunologi dasar, .k!I

Anda mungkin juga menyukai