Anda di halaman 1dari 87

PENGELOLAAN KASUS PADA KLIEN BP.

D DENGAN CA PARU DI
RUANG LUKAS RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Nursing Practice 7.2
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
PROGRAM SARJANA KEPERAATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
!"#3
KELOMPOK 3
#. Ah$%& J%el%ni
!. Al'(%ih%)i
3. A*+i%ni
,. Dess- An..hi/%
0. E1% Pu/+i Sulis/i%
2. Ghin%3%/i Nu+%4i4%h
5. M. Ri61- 7%u4i Juli%/n%
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah tentang penggolaan kasus pada Bp. D dengan ! Paru Di
"uang #ukas "umah $akit %mmanuel Bandung.
Penulis menyadari bah&a terselesaikannya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. 'leh karena itu, penulis ingin mengu(apkan terima kasih kepada )
*. Dr. Bla(ius Dedi, $KM., M.Kep
2. $aurmian $inaga $.Kep., +ers., $$T., M.MKes
,. #inda -otmaida $.Kep., +ers
.. Pembimbing klinik "uang #ukas "umah $akit %mmanuel
Penulis menyadari akan berkembangnya ilmu pengetahuan yang tak pernah
berhenti, oleh karena itu Kelompok menerima semua saran dan kritik guna untuk
memperbaiki di masa mendatang.
$emoga Tuhan Yang Maha /sa membalas semua amal baik semua yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini, !min.
Bandung, 2 Desember 20*,
Kelompok ,
i
ii
DA7TAR ISI
K!T! P/+1!+T!"..............................................................................................i
D!2T!" %$%............................................................................................................ii
B!B %.......................................................................................................................*
P/+D!-3#3!+....................................................................................................*
*.*#atar Belakang................................................................................................*
*.2Tujuan Penulisan ............................................................................................2
*.,Metode Penulisan ...........................................................................................,
*..Man4aat ...........................................................................................................
B!B %%......................................................................................................................5
T%+6!3!+ T/'"%T%$...........................................................................................5
a.Konsep Peran Pera&at ......................................................................................5
b.Konsep Manajer Kasus ..................................................................................*2
(.Konsep a Paru...............................................................................................20
B!B %%%...................................................................................................................,7
T%+6!3!+ K!$3$..............................................................................................,7
ii
a.!suhan Kepera&atan.......................................................................................,7
b.!nalisa Data.....................................................................................................7
(.Diagnosa Kepera&atan....................................................................................5*
d."en(ana !suhan Kepera&atan........................................................................52
e.%mplementasi Dan /8aluasi.............................................................................57
4. Dis(harge Planing...........................................................................................75
g.!nalisis Pembiayaan ......................................................................................77
B!B %9..................................................................................................................:0
P/+3T3P..............................................................................................................:0
a.$impulan..........................................................................................................:0
D!2T!" P3$T!K!............................................................................................:*
iii
BAB I
PENDAHULUAN
#.# L%/%+ Bel%1%n.
Manajemen kepera&atan di %ndonesia dimasa depan perlu mendapat
prioritas utama dalam mengembangkan proses kepera&atan. Pengembangan
dalam berbagai aspek kepera&atan bersi4at saling berhubungan, saling
bergantung, saling mempengaruhi, dan berkesinambungan. 'leh karena itu,
manajemen kepera&atan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
kepera&atan yang nyata, yaitu di "umah $akit dan komunitas masyarakat
sehingga pera&at perlu memahami konsep dan aplikasinya. Manajemen
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proakti4 dalam menjalankan
suatu kegiatan dalam suatu organisasi dimana dalam manajemen tersebut
men(angkup kegiatan koordinasi dan super8isi terhadap sta4, sarana dan
prasarana dalam men(apai tujuan organisasi ;+ursalam, 2000<.
Permasalahan a Paru atau batuk darah di %ndonesia pada umumnya masih
terus menjadi masalah nasional. De&asa ini, masalah kanker paru dirasakan
makin menonjol dibandingkan 20 tahun yang lalu, terutama di %ndonesia.
Menurut 3nion %nternationale entre #e an(er ;%3<, insidensi dan
mortalitas kanker paru meningkat di seluruh dunia, baik di negara maju
maupun negara=negara berkembang. Di negara=negara maju, kematian
akibat kanker menempati urutan pertama di antara *0 penyebab kematian
terbanyak di dunia. +egara=negara berkembang seperti %ndonesia, kanker
menempati urutan ke 7 sesudah penyakit=penyakit in4eksi saluran (erna,
in4eksi saluran na4as, penyakit kardio8askular dan lain=lain. Di negara=
negara maju, kanker paru pada pria menempati urutan pertama sampai ke
tiga dari seluruh penderita kanker. Bagaimana keadaannya di %ndonesia> %ni
*
masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Makin menonjolnya masalah
kanker paru di %ndonesia ini disebabkan oleh beberapa 4aktor)
*. Makin majunya ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran dengan
ditemukannya alat=alat diagnostik baru? makin banyak penderita kanker
paru didiagnosis.
2. Meningkatnya konsumsi rokok, di mana rokok mempunyai hubungan
erat dengan timbulnya kanker paru.
,. Meningkatnya polusi di udara, sebagai akibat bertambahnya kendaraan
bermotor dan berdirinya pabrik=pabrik baru.
.. Membaiknya pelayanan kesehatan, mengakibatkan bertambahnya
penduduk yang berusia lanjut.
$e(ara khusus di tempat penulis bekerja, ter(atat *. pasien datang berobat
dengan keluhan utama batuk ber(ampur darah selama periode tahun 20*0.
*0 dari pasien tersebut di rujuk ke "umah $akit atau Puskesmas untuk
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut, tidak semua pasien
bersedia dirujuk karena berbagai alasan terutama ekonomi.
#.! Tu8u%n Penulis%n
*.2.* Tujuan 3mum
Mampu menjadi manajer kasus yang pekan akan biaya terhadap pasien
kelolaan di ruang #ukas "$.%mmanuel
*.2.2 Tujuan Khusus
*. Mahasis&a mampu mengimplementasikan mengenai !suhan
Kepera&atan dengan ! Paru
2
2. Mahasis&a mampu mengimplementasikan mengenai Dis(harge
Planing pada pasien ! Paru
,. Mahasis&a mampu mengimplementasikan pembiayaan klien
dari masuk hingga keluar dari rumah sakit
#.3 Me/o&e Penulis%n
Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah pola deskripsi, yakni mengambarkan, memaparkan serta menjelaskan
kembali apa yang telah kami dapat dan telah kami pelajari sebelumnya dari
berbagai sumber yang telah kami padukan menjadi satu rangkaian
berdasarkan pemahaman kami, agar para masyarakat juga dapat mengerti
dan memahami tentang penyakit ! Paru. !dapun metode penulisan untuk
bahan sumber yang kami dapatkan adalah sebagai berikut)
*. Men(ari bahan di perpustakaan berdasarkan sumber yang sesuai dengan
materi
2. Men(ari buku sumber yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan
,. Men(ari ke internet, jurnal dan lain=lain.
.. Melakukan obser8asi ataupun &a&an(ara terhadap klien maupun
keluarga klien.
,
#., M%n9%%/
*. Penulis
Penulis dapat lebih memahami apaarti dari peran pera&at dan dapat
mengaplikasikannya di lapangan ketika nanti bekerja.
2. Pemba(a
Mengetahui dan memahami apa itu peranpera&at dan apasaja yang
harus pera&at lakukan dalam perannya sebagai manajer kasus.
.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
%. Konse* Pe+%n Pe+%3%/
2.*.* Pengertian Pera&at
a. Pera&at merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dan
paling lama berinteraksi dengan klien. $ehingga pera&at adalah
pihak yang paling mengetahui perkembangan kondisi kesehatan
klien se(ara menyeluruh dan bertanggung ja&ab atas klien.
;!smadi, 20*0<
b. -arlley it !+! ;2000< menjelaskan pengertian dasar seorang
pera&at yaitu seseorang yang berperan dalam mera&at atau
memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit,
injury dan proses penuaan
2.*.2 Peran Pera&at
Menurut 33 "% +' 2, tahun *772 tentang Kesehatan,
mende4inisikan Pera&at adalah mereka yang memiliki kemampuan
dan ke&enangan melakukan tindakkan kepera&atan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan
kepera&atan.
Peran pera&at menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun *7:7
terdiri dari )
*. Peran Pemberi !suhan Kepera&atan
Peran sebagai pemberi asuhan kepera&atan ini dapat dilakukan
pera&at dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
kepera&atan dengan menggunakan proses kepera&atan
sehingga dapat ditentukan diagnosis kepera&atan agar bisa
diren(anakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
die8aluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
kepera&atan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan
kompleks.
a. 2aktor asuhan dalam kepera&atan
*< Menunjukkan sistem nilai kemanusian dan alteruisme
2< Memberikan harapan dengan)
a< Mengembangkan sikap dalam membina hubungan
dengan klien
b< Mem4alitasi untuk optimis
(< Per(aya dan penuh harapan
,< Menunjukkan sensi8itas antara satu dengan yang lain.
.< Mengembangkan hubungan saling per(aya )
komunikasi e4ekti4, empati, dan hangat.
5< /kspresi perasaan positi4 dan negati8e melalui tukar
pendapat tentang perasaan.
@< Menggunakan proses peme(ahan mesalah yang kreati4
7< Meningkatkan hubungan interpersonal dan proses
belajar mengajar
:< Memeberi support, perlindungan, koreksi mental,
sosiokultural dan lingkungan spiritual
7< Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
*0< Melibatkan eksistensi 4enomena aspek spiritual.
b. Kekuatan dalam !suhan )
*< !spek Trans4ormasi
Pera&at membantu klien untuk mengontrol perasaannya
dan berpartisipasi akti4 dalam asuhan.
2< %ntegrasi asuhan
/ngintegrasikan indi8idu ke dalam sosialnya.
,< !spek pembelaan
.< !spek penyembuhan
Membatu klien memilih support so(ial, emosional,
spiritual.
5< !spek partisipasi
Peme(ahan masalah dengan metode ilmiah
2. Peran $ebagai !d8okat Klien
Peran ini dilakukan pera&at dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai in4ormasi dari
pemberi pelayanan atau in4ormasi lain khusunya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan kepera&atan yang
diberikan kepada klien, juga dapat berperan mempertahankan
dan melindungi hak=hak klien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik=baiknya, hak atas in4ormasi tentang penyakitnya, hak
atas pri8asi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
,. Peran $ebagai /dukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Peran $ebagai /dukator Dilakukan untuk)
a. Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan
kemampuan klien mengatasi kesehatanya.
b. Pera&at memberi in4ormasi dan meningkatkan perubahan
perilaku klien
.. Peran $ebagai Koordinator A Manager Kasus
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, meren(anakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuan klien.
Tujuan pera&at sebagai (oordinator adalah)
a. 3ntuk memenuhi asuhan kesehatan se(ara e4ekti4, e4isien
dan menguntungkan klien.
b. Pengaturan &aktu dan seluruh akti4itas atau penanganan
pada klien.
(. Menggunakan keterampilan pera&at untuk )
*< Meren(anakan
2< Mengorganisasikan
,< Mengarahkan
.< Mengontrol
5. Peran $ebagai Kolaborator
Peran pera&at disini dilakukan karena pera&at bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter, 4isioterapis, ahli giBi dan
lain=lain dengan berupaya mengidenti4ikasi pelayanan
kepera&atan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
@. Peran $ebagai Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan kepera&atan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap in4ormasi tentang
tujuan pelayanan kepera&atan yang diberikan.
7. Peran $ebagai Panutan A "ole Model
Pera&at menunjukkan perilakunya sehari=hari dan di(ontoh oleh
orang lain.
:. Peran $ebagai Penemu Kasus
Biasanya pera&at komunitas, pera&at berperan dalam
mendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran
terjadinya penyakit.
7. Peran $ebagai Peneliti A Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
peren(anaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan kepera&atan.
$elain peran pera&at berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan,
terdapat pembagian peran pera&at menurut hasil lokakarya
kepera&atan tahun *7:,, yang membagi empat peran pera&at)
a. Peran Pera&at sebagai Pelaksana Pelayanan Kepera&atan
Peran ini dikenal dengan peran pera&at dalam memberikan
asuhan kepera&atan se(ara langsung atau tidak langsung
kepada klien sebagai indi8idu, keluarga, dan masyarakat,
dengan metoda pendekatan peme(ahan masalah yang
disebut proses kepera&atan.
b. Peran Pera&at sebagai Pendidik dalam Kepera&atan
$ebagai pendidik, pera&at berperan dalam mendidik
indi8idu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga
kesehatan yang berada di ba&ah tanggung ja&abnya. Peran
ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk
desiminasi ilmu kepada peserta didik kepera&atan.
(. Peran Pera&at sebagai Pengelola pelayanan Kepera&atan
Dalam hal ini pera&at mempunyai peran dan tanggung
ja&ab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan
kepera&atan sesuai dengan manajemen kepera&atan dalam
kerangka paradigma kepera&atan. $ebagai pengelola,
pera&at melakukan pemantauan dan menjamin kualitas
asuhan atau pelayanan kepera&atan serta
mengorganisasikan dan mengendalikan sistem pelayanan
kepera&atan. $e(ara umum, pengetahuan pera&at tentang
4ungsi, posisi, lingkup ke&enangan, dan tanggung ja&ab
sebagai pelaksana belum maksimal.
d. Peran Pera&at sebagai Peneliti dan Pengembang pelayanan
Kepera&atan
$ebagai peneliti dan pengembangan di bidang kepera&atan,
pera&at diharapkan mampu mengidenti4ikasi masalah
penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta
meman4aatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan pendidikan kepera&atan.
Penelitian di dalam bidang kepera&atan berperan dalam
mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi di bidang
kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan
terjadinya trans4ormasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan
dan memajukan pro4esi kepera&atan.
(. Konse* M%n%8e+ K%sus
2.,.* Pengertian Manajer Kasus
Manajer kasus adalah seorang pera&at dengan kriteria tertentu baik
yang masih akti4 maupun yang sudah memasuki masa pensiun.
Mereka bisa berasal dari Puskesmas, "umah $akit, Klinik, Petugas
Kesehatan $&asta dan lain=lain. $eorang Koordinator Kasus dapat
mengkoordinir *0=20 orang pelaksana pera&atan yang bekerja baik
se(ara suka rela maupun yang menerima imbalan dari #embaga
$&adaya Masyarakat atau masyarakat ;depkes,200,<. $edangkan
masih menurut ;depkes,200,< manajemen kasus adalah proses
kolaborasi dari pengkajian, peren(anaan, implementasi, koordinasi,
monitor dan e8aluasi terhadap kesehatan indi8idu yang
mementingkan kee4ekti4an pera&atan dan biaya dalam pera&atan.
$ebagai manajer kasus, pera&at mengoordinasi akti8itas anggota tim
kesehatan lain. Misalnya ahli giBi dan ahli terapi 4isik, ketika
mengatur kelompok yang memberikan kepera&atan pada klien.
$elain itu juga pera&at mengatur &aktu kerja dan sumber yang
tersedia. Ditempat kerjanya, berkembangnya model praktik
memberikan pera&at kesempatan untuk memilih. 6alur karier yang
ingin ditempuhnya. !danya berbagai tempat kerja. Pera&at dapat
memilih antara peran sebagai manajer asuhan kepera&atan atau
sebagai pera&at asosiat yang melaksanakan keputusan manajer
;Manthey, *770<. $ebagai manajer pera&at mendelegasi dan
mengkoordinasi tanggung ja&ab asuhan dan menga&asi tenaga
kesehatan lainnya. Case manajer dalam kepera&atan menjamin agar
klien memperoleh pertolongan dan pera&atan yang di butuuhkan
se(ara lintas 4ungsi.
2.,.2 Tugas Manajer Kasus ;!smuji, 20*2<
Berikut ini merupakan uraian dari manajer kasus yaitu)
a. Memonitor permasalahan yang potensial terjadi
b. Menge8aluasi permasalahan dan mengusulkan solusi
(. Mengkomunikasikan solusi dan alternati4 peme(ahan masalah
pelayanan
d. Melakukan tindakan emergensi jika diperlukam
e. Mengkoordinir pelaksanaan program
4. Penghubung klienAkeluarga dengan tim kesehatan lain
g. Penghubung antar dokter spesialis
h. Pertolongan ga&at darurat
i. Pelayanan kepada klien sesuai standar
j. Meningkatkan kepuasan klien
k. Mengkoordinasikan pemberian pelayanan yang berkualitas
l. Mengokumunikasikan, memonitor, dan menge8aluasi
pelayanan klien sejak masuk sampai keluar rumah sakit.
$eorang manajer kasus bertanggung ja&ab atas pelaksanaan program
pemeriksaan penunjang dan pelaksanaan terapi yang telah di
tentukan, agar pelayanan kepeda klien diberikan dengan baik sesuai
standar sehingga kepuasan klien meningkat. $eorang manajer kasus
juga perlu memastikan agar pelayanan kesehatan yang baik itu dapat
di berikan dengan berkesinambungan dan kualitas prima. Dalam
menjalankan tugasnya, seorang manajer kasus memiliki &e&enang
untuk menghubungi dokter utama dan menjad&alkan peryemuan tim
dokter dan bidang lain di rumah sakit.
2.,., 2ungsi Manajer Kasus, Bambang "ustanto ;2007<
a. %denti4ikasi klien dan orientasi ;Client Identification and
Orientation<. Dalam hal ini manajer kasus terlibat identi4ikasi
se(ara langsung dan menyeleksi orang=orang yang menjadi
tujuan pelayanan yang ingin di(apai, kualitas hidup, atau berapa
biaya untuk suatu pera&atan dan pelayanan yang dapat
dipengaruhi dengan positi4 oleh manajemen kasus
b. !sesmen klien ;Client Assessment<. 2ungsi ini menga(u pada
pengumpulan in4ormasi dan perumusan suatu as esmen dari
kebutuhan=kebutuhan komprehensi4 klien, situasi kehidupan,
dan sumber=sumber. Dalam hal ini termasuk jua melakukan
penggalian atas potensi klien, baik kekuatan dan kelemahannya,
mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang tidak.
*< Menyadari kebutuhan komprehensi4 kliennya, termasuk
kekuatan dan kelemahannya.
2< Memahami hasil kontak dan pengkajian a&al, &alaupun
belum tentu harus terlibat se(ara langsung.
,< $elalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk
meyakinkan bah&a in4ormasi mereka menyeluruh
;komprehensi4< dan terkini ;aktual<.
.< $elalu kontak se(ara teratur dengan klien sehingga dapat
memahami perubahan kemampuan dan kebutuhannya.
(. "en(ana %nter8ensiAPelayanan. Pekerja sosial sebagai
manajer kasus mengidenti4ikasi pelayanan=pelayanan atau
sumber yang ber8ariasi yang dapat dijangkau untuk
membantu penanganan masalah klien.
*< Memiliki da4tar lengkap tentang lembagaAorganisasi
pelayanan di dalam masyarakat serta memahami pelayanan
yang diberikan masing=masing lembagaAorganisasi,
termasuk kebijakan dan prosedurnya.
2< Memberikan in4ormasi yang dimilikinya kepada
peren(anaan kasus tentang sumber=sumber yang tersedia.
,< Menginterprestasikan tujuan dan 4ungsi ren(ana kasus
kepada pemberi pelayanan.
d. Koordinasi hubungan dan pelayanan.
$eorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan
sumber=sumber yang sesuai. $elain itu juga harus menekankan
adanya koordinasi diantara sumber=sumber yang digunakan oleh
klien dengan menjadi sebuah saluran serta poin utama dari
komunikasi yang teriintegrasi.
2.,.. Karakter Manajer Kasus ;+ursalam, 200:<
Dengan tugas dan tanggung ja&ab yang telah diuraikan sebelumnya,
maka seorang manajer kasus harus memiliki karakter sebagai
berikut)
a. Komunikati4, sabar, ramah dan dapat bekerjasama
b. Memiliki ji&a pemimpin, managerian skill, ber&a&asan luas
dan memahami 8isi misi pro4esi kepera&atan
(. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik
d. Costumer oriented
e. Minimal pera&at senior
4. Mampu berkomunikasi dan diterima baik oleh klien
g. Pengalaman dalam pelayanan minimal 5 tahun
h. Memahami sistem pelayanan
i. Memahami marketing rumah sakit
2.,.5 -ak dan Ke&ajiban Manajer Kasus ;+ursalam, 200:<
*. -ak dari seorang manajer kasus yaitu)
a. Berhak mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan perjanjian
kerja,
b. Memperoleh perlakuan yang layak sesuai norma yang
berlaku,
(. Memperoleh in4ormasi yang berkaitan dengan perubahan
pelayanan, perubahan pembiakan pelayanan dan
kemungkinan dihentikannya perjanjian kerja,
d. Berhak mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan
peningkatan mutu pelayanan serta perlindungan terhadap
Pramusila maupun klien,
e. Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang
dirasakan merugikan,
4. Memperoleh dukungan dari Pengelola, Pramusila dan klien
serta keluarganya dalam melaksanakan tugasnya.
2. Ke&ajiban dari seorang manajer kasus yaitu)
a. Mentaati peraturan dan disiplin kerja yang telah ditetapkan
oleh Pengelola,
b. Memberikan pelayanan yang pro4esional dan bermutu
sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan serta kode
etik pro4esi,
(. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya berkaitan
dengan keadaan klien ke(uali untuk kepentingan
klienAhukum,
d. Melaksanakan tugas sebagai koordinator yaitu diantaranya
mengkoordinir, memberikan bimbingan teknis,
mengadakan monitoring dan e8aluasi terhadap pekerjaan
Pramusila,
e. Bekerja sama dan saling mendukung dengan pelaksana
pelayanan lainnya dalam tim pelayanan demi keberhasilan
pelayanan,
4. Menghargai hak=hak Pramusila dan klien,
g. Membuat laporan rutin kepada Pengelola
2.,.@ Proses Manajer Kasus ;+ursalam, 200:<
Dalam pelaksanaannya, pera&at sebagai manajerial kasus melalui
beberapa proses, yaitu)
*. $eleksi Kasus
2. Penilaian
,. Pengembangan dan Koordinasi "en(ana
.. %mplementasi "en(ana
5. /8aluasi dan Follow up
@. Monitoring, penilaian ulang, e8aluasi ulang se(ara terus=
menerus.
2.,.7 Kendala Penerapan Manajer Kasus ;!smuji, 20*2<
!da beberapa kenadala yang sering dihadapi diantaranya komite
medik, $M2, Kepala "umah $akit, dan lainnya. Kendala juga dapat
berasal dari dokter spesialis yang merasa terganggu atau dikurangi
haknya dengan adanya case manager. $eringkali kepala rumah sakit
memiliki persepsi yang salah dengam merasa tersaingi oleh case
manajer. Maka dari itu perlu dilakukan inter8ensi untuk
memperbaiki mutu pelayanan kepera&atan dengan (ara)
*. Mind set) 4okus pada pelanggan
2. 3bah penampilan, sikap, perilaku, (itra indi8idu pemberi
pelayanan) pengembangan sikap kepribadian, tata busana,
perbaikan penampila 4isik, komunikasi dan perilaku aserti4.
,. !danya mekanisme untuk mengelola pengalaman klien,
.. Perubahan pada sistem mikro dalam pelayanan organisasi
5. Perubahan pada sistem organisasi.
@. Perubahan pada lingkungan organisasi ;melalui in4ormasi,
soialisasi, ad8okasi, negoisasi<
6. Konse* C% P%+u
!.3.# Pen.e+/i%n C% P%+u
a paru merupakan keganasan pada jaringan paru ;pri(e,
pato4isiologi, *775<. Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel=
sel yang mengalami proli4erasi dalam paru ;under&ood, patologi,
2000<. a paru adalah pertumbuhan sel=sel kanker yang tidak dapat
terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh
sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok ;%lmu
Penyakit Dalam, 200*<.
a paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran
napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas dan merusak sel=
sel atau jaringan yang normal. Pertumbuhan sel=sel kanker akan
menyebabkan jaringan menjadi besar yang disebut tumor ganas.
Tumor dibagi atas dua bagian yaitu tumor jinak dan tumor ganas.
Terjadinya sel kanker ini didahului oleh masa prakanker dimana
terjadi perubahan sel=sel jaringan tersebut menjadi bentuk sel yang
tidak normal akibat berma(am=ma(am pengaruh dari luar tubuh
seperti inhalasi gas=gas karsinogenik dan asap bahan kimia hasil
industri. Bila berlangsung terus menerus untuk &aktu yang lama
ditambah dengan adanya Bat karsinogenik ;Bat penyebab kanker<
maka sel=sel kanker akan tumbuh lebih (epat dan menyebar ke
jaringan sekitarnya melalui pembuluh darah dan getah bening.
Titik tumbuh karsinoma paru berada di per(abangan segmen atau
subsegmen bronkus. Pada tempat pertumbuhan tumor tampak
berupa nodul ke(il kemudian tumbuh menjadi gumpalan dan
meluas ke arah sentral atau sentripetal dan ke arah pleura. Paru
merupakan tempat paling umum untuk metastatis kanker dari
berbagai tempat. Penyebaran lim4atik ;karsinomatosa lim4angitis<
menyebabkan suatu perselubungan linier pada paru, biasanya
disertai pembesaran kelenjar getah bening hilus.
!.3.! E/iolo.i
*. "okok
"okok merupakan penyebab :5 C 70D kasus kanker paru,
dimana resiko kanker paru pada perokok ,0 kali lebih besar
dari yang bukan perokok. Perokok pasi4 memiliki resiko 2 kali
lipat untuk menjadi kanker paru, sedangkan perokok akti4 20
kali lipat untuk mengalami kanker paru. "esiko untuk
terjadinya kanker paru berhubungan dengan dosis kumulati4
yang pada rokok digunakan isitilah EPa(k=yearE atau pak per
tahun dan untuk pen(atatan biasanya dipakai batang per hari.
"esiko untuk terjadinya kanker tipe sel besar meningkat pada
perokok sedangkan beberapa adenokarsinoma tidak
berhubungan dengan rokok khususnya pada &anita %ni karena
tembakau pada rokok mengandung lebih dari ..000 Bat kimia,
dimana 50 di antaranya dikenal sebagai karsinogen ;yang
berarti agen penyebab kanker< yang dapat menyebabkan
kerusakan pada sel=sel paru=paru. $ebuah sel yang sudah rusak
dapat menjadi kanker dalam jangka &aktu tertentu.
2. Paparan dengan gas radon
2aktor risiko kedua untuk kanker paru=paru adalah paparan gas
radon. "adon adalah gas radioakti4 yang terjadi se(ara alami di
tanah di daerah tertentu, yang dapat menyebabkan kanker
paru=paru jika merembes ke dalam rumah !nda.
,. $krining kanker paru=paru
$krining berarti pengetesan untuk tahap a&al penyakit sebelum
ada gejala. $ebelum skrining untuk semua jenis kanker.
Pengujian harus handal dalam menangani kanker yang ada di
sana. Dan tidak boleh memberikan hasil positi4 palsu pada
orang yang tidak memiliki kanker.
Kanker paru seringkali ditangani dengan sinar=F dada. +amun
jika didiagnosis dengan (ara ini, umumnya (ukup lama.
Peneliti sedang men(oba untuk menemukan tes skrining yang
dapat membantu untuk mendiagnosa kanker paru=paru lebih
(epat. Mereka melirik pada alat s(an yang disebut T $(an
untuk orang=orang berisiko tinggi terkena kanker paru=paru.
.. Polusi udara
$ebuah studi menunjukkan bah&a orang yang tinggal di daerah
dengan tingkat oksida nitrogen tinggi ;umumnya dari mobil
dan kendaraan lainnya< memiliki peningkatan risiko kanker
paru=paru sebesar ,0D.
!.3.3 P%/o9isiolo.i
Dari etiologi yang menyerang per(abangan segmenA sub bronkus
menyebabkan (ilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi
peri4er yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul e4usi pleura, dan bisa diikuti
in8asi langsung pada kosta dan korpus 8ertebra. #esi yang letaknya
sentral berasal dari salah satu (abang bronkus yang terbesar. #esi
ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. 1ejala=gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin. GheeBing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut,
penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur C
struktur terdekat seperti kelenjar lim4e, dinding eso4agus,
peri(ardium, otak, tulang rangka.
Dalam istilah medis penyebaran kanker disebabkan oleh bagian
tubuh lain sebagai penderita kanker. Dalam 8irus yang mengin4eksi
a&al kanker paru=paru, dapat terjadi karena pasien sering merokok
atau penderita lain bisa menyebabkan in4eksi dari 8irus kanker.
Pada saat tumor ganas mulai di tempat dan penyebaran mereka
sangat terbatas hanya di bagian=bagian tubuh tertentu. Pertama
dimulai di paru=paru yang sel=sel kanker ganas sangat rentan di
paru=paru, tetapi juga di organ lain mulai menyebar, sementara
kerusakan jaringan ini juga dikenal sebagai tumor primer, tumor ini
(enderung jaringan paru=paru, di mana ia tumbuh dan berkembang.
Tidak peduli apa yang telah meningkatkan angka kelangsungan
hidup untuk kanker paru=paru dibandingkan dengan kanker lainnya.
$ebuah kanker paru=paru adalah salah satu bentuk kanker paling
berbahaya di dunia saat ini, yang dikenal dan bertanggung ja&ab
atas lebih dari *00.000 kematian per tahun. Meskipun statistik ini
mengkha&atirkan, masih banyak orang yang tidak tahu bah&a
merokok tembakau, atau bahkan alasan utama untuk kasus kanker
paru=paru. Di sisi lain, juga dikenal sebagai perokok pasi4 merokok
berbahaya terutama yang berkaitan dengan Tahap * kanker paru=
paru.
!.3., Kl%si9i1%si
Klasi4ikasi menurut G-' untuk +eoplasma Pleura dan Paru C
paru ;*777<)
*. Karsinoma Bronkogenik.
2. Karsinoma epidermoid ;skuamosa<.
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan
epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok
jangka panjang, se(ara khas mendahului timbulnya tumor.
Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki
besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa (entimeter
dan (enderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening
hilus, dinding dada dan mediastinum.
,. Karsinoma sel ke(il ;termasuk sel oat<.
Biasanya terletak ditengah disekitar per(abangan utama
bronki.Tumor ini timbul dari sel=sel Kul(hitsky, komponen
normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel=sel ke(il dengan
inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini
ke mediastinum dan kelenjar lim4e hilus, demikian pula
dengan penyebaran hematogen ke organ C organ distal.
.. !denokarsinoma ;termasuk karsinoma sel al8eolar<.
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan
dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian
peri4er segmen bronkus dan kadang C kadang dapat dikaitkan
dengan jaringan parut lo(al pada paru C paru dan 4ibrosis
interstisial kronik. #esi seringkali meluas melalui pembuluh
darah dan lim4e pada stadium dini, dan se(ara klinis tetap tidak
menunjukkan gejala C gejala sampai terjadinya metastasis yang
jauh.
5. Karsinoma sel besar.
Merupakan sel=sel ganas yang besar dan berdi4erensiasi
sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti
berma(am C ma(am. $el C sel ini (enderung untuk timbul
pada jaringan paru = paru peri4er, tumbuh (epat dengan
penyebaran ekstensi4 dan (epat ke tempat C tempat yang jauh.
!.3.0 M%ni9es/%si Klinis
Mani4estasi klinis baik tanda maupun gejala kanker paru sangat
ber8ariasi. 2aktor=4aktor seperti lokasi tumor, keterlibatan kelenjar
getah bening di berbagai lokasi, dan keterlibatan berbagai organ
jauh dapat mempengaruhi mani4estasi klinis kanker paru.
Mani4estasi klinis kanker paru dapat dikategorikan menjadi
*. Mani4estasi #okal Kanker Paru ;%ntrapulmonal %ntratorakal<
1ejala yang paling sering adalah batuk kronis denganAtanpa
produksi sputum. Produksi sputum yang berlebih merupakan
suatu gejala karsinoma sel bronkoal8eolar ;bronchoalveolar
cel carcinoma<. -emoptisis ;batuk darah< merupakan gejala
pada hampir 50D kasus. +yeri dada juga umum terjadi dan
ber8ariasi mulai dari nyeri pada lokasi tumor atau nyeri yang
lebih berat oleh karena adanya in8asi ke dinding dada atau
mediastinum. $usah berna4as ;dyspnea< dan penurunan berat
badan juga sering dikeluhkan oleh pasien kanker paru.
Pneumonia 4okal rekuren dan pneumonia segmental mungkin
terjadi karena lesi obstrukti4 dalam saluran na4as. Mengi
unilateral dan mono4onik jarang terjadi karena adanya tumor
bronkial obstruksi. $tridor dapat ditemukan bila trakea sudah
terlibat.
2. Mani4estasi /kstrapulmonal %ntratorakal
Mani4estasi ini disebabkan oleh adanya in8asiAekstensi kanker
paru ke strukturAorgan sekitarnya. $esak na4as dan nyeri dada
bisa disebabkan oleh keterlibatan pleura atau perikardial. /4usi
pleura dapat menyebabkan sesak na4as, dan e4usi perikardial
dapat menimbulkan gangguan kardio8askuler. Tumor lobus
atas kanan atau kelenjar mediastinum dapat mengin8asi atau
menyebabkan kompresi 8ena ka8a superior dari eksternal.
Dengan demikian pasien tersebut akan menunjukkan suatu
sindroma 8ena ka8a superior, yaitu nyeri kepala, &ajah
sembabAplethora, lehar edema dan kongesti, pelebaran 8ena=
8ena dada. Tumor apeks dapat meluas dan melibatkan (abang
simpatis superior dan menyebabkan sindroma -orner,
melibatkan pleksus brakialis dan menyebabkan nyeri pada
leher dan bahu dengan atro4i dari otot=otot ke(il tangan. Tumor
di sebelah kiri dapat mengkompresi ner8us laringeus
rekurensyang berjalan di atas ar(us aorta dan menyebabkan
suara serak dan paralisis pita suara kiri. %n8asi tumor langsung
atau kelenjar mediastinum yang membesar dapat menyebabkan
kompresi esophagus dan akhirnya dis4agia.
,. Mani4estasi /kstratorakal +on Metastasis
Kira=kira *0=20D pasien kanker paru mengalami sindroma
paraneoplastik. Biasanya hal ini terjadi bukan disebabkan oleh
tumor, melainkan karena Bat hormonApeptida yang dihasilkan
oleh tumor itu sendiri. Pasien dapat menunjukkan gejala=gejala
seperti mudah lelah, mual, nyeri abdomen, (on4usion, atau
gejala yang lebih spesi4ik seperti galaktorea ;gala(torrhea<.
Produksi hormon lebih sering terjadi pada karsinoma sel ke(il
dan beberapa sel menunjukkan karakteristik neuro=endokrin.
Peptida yang disekresi berupa adreno(orti(otrophi( hormone
;!T-<, antidiureti( hormone ;!D-<, kalsitonin, oksitosin
dan hormon paratiroid. Galaupun kadar peptide=peptida ini
tinggi pada pasien=pasien kanker paru, namun hanya sekitar
5D pasien yang menunjukkan sindroma klinisnya. 6ari tabuh
;(lubbing 4inger< dan hypertrophi( pulmonary osteo=
arthropathy ;-P'!< juga termasuk mani4estasi non metastasis
dari kanker paru. +europati peri4er dan sindroma neurologi
seperti sindroma miastenia #ambert=/aton juga dihubungkan
dengan kanker paru.
.. Mani4estasi /kstratorakal Metastasis
Penurunan berat badan H20D dari berat badan sebelumnya
;bulan sebelumnya< sering mengindikasikan adanya metastasis.
Pasien dengan metastasis ke hepar sering mengeluhkan
penurunan berat badan. Kanker paru umumnya juga
bermetastasis ke kelenjar adrenal, tulang, otak, dan kulit.
Keterlibatan organ=organ ini dapat menyebabkan nyeri lo(al.
Metastasis ke tulang dapat terjadi ke tulang mana saja namun
(enderung melibatkan tulang iga, 8ertebra, humerus, dan
tulang 4emur. Bila terjadi metastasis ke otak, maka akan
terdapat gejala=gejala neurologi, seperti (on4usion, perubahan
kepribadian, dan kejang. Kelenjar getah bening suprakla8ikular
dan ser8ikal anterior dapat terlibat pada 25D pasien dan
sebaiknya dinilai se(ara rutin dalam menge8aluasi pasien
kanker paru.
!.3.2 P%/olo.i
*. Kanker paru tipe sel ke(il
Kanker paru tipe sel ke(il atau small (ell lung (an(er ;$#<
meliputi*5D dari seluruh kanker paru. $# ini terdiri dari
beberapa subtipehistologi yaitu sel oat, sel poligonal, lim4ositik
dan sel spindel. #okasi yang paling sering adalah pada daerah
sentral atau hilus ;75D< sedangkan sisanya di daerah peri4er
;5D<. Pasien dengan $# biasanya telah menunjukkan
berbagai gejala dan tanda penyakit pada saat $# di
diagnosis. Penurunan kondisi klinis yang (epat pada seseorang
yang terdapat massa di daerah thoraI ini dapat
mengindikasikan adanya $#. Metastase $# biasanya
melalui jalur peredaran darah ke otak, sumsum tulang dan hati.
/44usi pleura sering terjadi pada $#. $ering kambuh pada
tempat yang baru setelah radioterapi atau kemoterapi. $#
dihubungkan dengan sindrom paraneoplastik seperti $%!D-,
-iperkoagulasi, sindrom !T- ektopik, sindrom myastenia
danhiperkalsemia.
2. Kanker paru tipe bukan sel ke(il
Kanker paru tipe bukan sel ke(il atau non=small (ell lung
(an(er ;+$#<dibagi atas tiga 8ariant yaitu karsinoma sel
skuamosa, adenokarsinoma dan kanker sel besar yang
dikelompokkan menjadi satu karena memiliki persamaan
dalam presentasi tumor, terapi dan perjalanan alamiahnya.
Karsinoma sel skuamosa merupakan ,0D dari kanker paru
lebih sering terjadi di peri4er dan se(ara klinis biasanya
terlokalisasi pada tempatnya dan kekambuhan setelah operasi
maupun radiasi atau kemoterapi biasanya pada tempat yang
sama. Karsinoma sel skuamosa ini dihubungkan
dengansindrom paraneoplastik seperti hiperkalsemia dan
hiperkoagulasi.
!.3.5 S/%&iu$ C% P%+u
Tahapan perkembangan kanker paru dibedakan menjadi dua, yaitu
perkembangan $# dan perkembangan +$#.
*. Perkembangan $#
a. Tahap terbatas, yaitu kanker yang hanya ditemukan pada
satu bagian paru=paru saja dan pada jaringan
disekitarnya.
b. Tahap ekstensi4, yaitu kanker yang ditemukan pada
jaringan dada di luar paru=paru tempat asalnya. !tau
kanker ditemukan pada organ=organ tubuh yang jauh.
2. Perkembangan +$#
a. Tahap tersembunyi merupakan tahap ditemukannya sel
kanker pada dahak ;sputum< pasien di dalam sampel air
saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat adanya tumor di
paru=paru.
b. $tadium 0 merupakan tahap ditemukannya sel=sel kanker
hanya pada lapisan terdalam paru=paru dan tidak bersi4at
in8asi4.
(. $tadium % merupakan tahap kanker yang hanya
ditemukan pada paru=paru dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening sekitarnya.
d. $tadium %% merupakan tahap kanker yang ditemukan
pada paru=paru dan kelenjar getah bening di dekatnya.
e. $tadium %%% merupakan tahap kanker yang telah
menyebar ke daerah di sekitarnya, seperti dinding dada,
dia4ragma, pembuluh besar atau kelenjar getah bening di
sisi yang sama atau pun sisi berla&anan dari tumor
tersebut.
4. $tadium %9 merupakan tahap kanker yang ditemukan
lebih dari satu lobus paru=paru yang sama, atau di paru=
paru yang lain. $el=sel kanker telah menyebar juga ke
organ tubuh lainnya, misalnya ke otak, kelenjar
adrenalin, hati, dan tulang.
!.3.: Pe$e+i1s%%n Di%.nos/i1
*. 2oto dada se(ara postero=anterior
Pada 4oto dada P! dapat dilihat adanya gambaran massa di
daerah hilus atau parahiler atau apeks, lesi parenkim, obstruksi,
kolaps didaerah peripleura dan pembesaran mediastinum
2. Pemeriksaan T=s(an dan M"%
Pemeriksaan T=s(an dada lebih sensiti4 dibandingkan dengan
4otodada P! karena dapat mendeteksi massa ukuran , mm.
M"% dilakukan untuk mengetahui penyebaran tumor ke tulang
belakang
,. Pemeriksaan Bone s(aning
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui adanya
metastasis tumor ke tulang. Jat radioakti4 yang dialirkan pada
pembuluh darah yang melayani tulang yang di(urigai telah
mengalami metastasis akan diserap oleh sel kanker yang
kemudiandi s(an akan memperlihatkan gambaran berbeda dari
sel normalsekitarnya.
.. Pemeriksaan $itologi
Pemeriksaan sitologi dilakukan dengan pemeriksan sitologi
sputumterutama pada kasus tumor paru yang mengin8asi
saluran na4asdengan gejala batuk. Dalam pemeriksaan
mikroskopis akanditemukan gambaran sel=sel kanker dalam
sputum. Pemeriksaan initidak in8asi4
5. Pemeriksaan -istopatologi
Pemeriksaan histopatologi merupakan standar baku
penegakandiagnosis kanker paru. Pengumpulan bahannya
dapat melalui bronkoskopi, biopsi transtorakal, torakoskopi,
mediastinoskopi dantorakotomi. -asil pemeriksaan dapat
mengklasi4ikasikan tipekanker. $# ditandai dengan
gambaran yang khas dari sel ke(ilmirip gandum dengan
sitoplasma yang sedikit dalam sarang=sarangatau kelompok
tanpa organisasi skuamosa atau glandular. Pada$ ditandai
dengan 8ariasi sel=sel neoplasma yang berkeratinyang
berdi4erensiasi baik sampai dengan tumor anaplastik dengan
beberapa 4okus di4erensiasi. Pada adenokarsinoma ditandai
dengansel=sel kanker berbentuk sel kelenjar dengan produksi
musin dandikelilingi dengan jaringan desmoplastik di
sekitarnya. $edangkan pada karsinoma sel besar menunjukkan
gambaran histologi yanganeh dan tidak khas selain ketiga jenis
lainnya, bisa dalam bentuk skuamosa dan glandular dengan
di4errensiasi buruk dengan seldatia, sel jernih dan 8arian sel
berbentuk kumparan di dalamnya.
@. Pemeriksaan $erologi
Beberapa petanda kanker paru yang dipakai sebagai
penunjangdiagnosis yaitu /! ;(ar(inoma embryoni(
antigen<, +$/;neuron=spesi4i( enolase< dan y4ra 2*=
*;ytokeratin 4ragment*7<.
7. Bronkoskopi
Dilakukan dengan memasukkan alat bronkosko4 ke dalam
bronkusuntuk melihat se(ara langsung tumor atau kanker pada
saluranna4as dan juga dapat digunakan untuk mengambil
bahan biopsy 6ika kanker terdapat pada saluran na4as maka
akan tampak jaringan kanker yang mengisi ruang saluran na4as
di antara sel normal.
:. Thorakosintesis
Dilakukan apabila kanker yang mengenai jaringan paru telah
menimbulkan e4usi pleura atau suatu ruang dalam paru yang
terisi(airan eksudat atau transudat akibat in8asi sel=sel kanker.
7. Pemeriksaan #aboratorium lainnya
Pada pemeriksaan darah lengkap dan serum penderita kanker
parudapat ditemukan adanya tanda=tanda yang terkait dengan
paraneoplastik sindrom dan adanya metastasis seperti)
anemia,trombosis, granulositosis, sitopenia dan
leukoeritroblastosis ;pada pemeriksaan sumsum tulang<,
hiperkalsemia, hipo4os4atemia, hiponatremia dan hypokalemia
!.3.; Pen%/%l%1s%n%%n
*. Kurati4
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka
harapan hidup klien.
2. Paliati4
a. Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
b. "a&at rumah ;-ospi(e (are< pada kasus terminal.
(. Mengurangi dampak 4isis maupun psikologis kanker baik
pada pasien maupun keluarga.
,. $upoti4
Menunjang pengobatan kurati4, paliati4 dan terminal sepertia
pemberian nutrisi, tran4usi darah dan komponen darah, obat
anti nyeri dan anti in4eksi. ;%lmu Penyakit Dalam, 200* dan
Doenges, ren(ana !suhan Kepera&atan, 2000<
.. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit
paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit
sementara mempertahankan sebanyak mungkin 4ungsi paru=
paru yang tidak terkena kanker.
a. Toraktomi eksplorasi) 3ntuk mengkom4irmasi diagnosa
tersangka penyakit paru atau toraks khususnya
karsinoma, untuk melakukan biopsy.
b. Pneumonektomi) Karsinoma bronkogenik bilaman
dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.
(. #obektomi ;pengangkatan lobus paru<. Karsinoma
bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis
bleb atau bula em4isematosa? abses paru? in4eksi jamur?
tumor jinak tuberkulois.
d. "esesi segmental. Merupakan pengankatan satau atau
lebih segmen paru.
e. "esesi baji. Tumor jinak dengan batas tegas, tumor
metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir.
Merupakan pengangkatan dari permukaan paru C paru
berbentuk baji ;potongan es<.
4. Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan=bahan
4ibrin dari pleura 8is(elaris<.
5. "adiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai
pengobatan kurati4 dan bisa juga sebagai terapi adju8antA
paliati4 pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi
e4ek obstruksiA penekanan terhadap pembuluh darahA bronkus.
@. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel ke(il
atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau
terapi radiasi. Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan
kelemahan=kelemahan yang apabila diberikan kemoterapi
dapat terjadi untolerable side e4ek, sebelum memberikan
kemoterapi harus dipertimbangkan)
a. Menggunakan kriteria /astren ooperati8e 'n(ology
1roup ;/'1< yaitu status penampilan K 2.
b. 6umlah lekosit lebih dari ,000Aml.
(. 6umlah trombosit lebih dari *20.000Aul.
d. adangan sumsum tulang masih adekuat misalnya -b
lebih dari *0 grD.
e. Kliren kreatinin diatas @0 mlAmenit ;dalam 2. jam<.
4. Bilirubin kurang dari 2 mlAdl, $1'T dan $1PT dalam
batas normal.
g. /lektrolit dalam batasnormal.
h. Mengingat toksisitas obat sebaiknya tidak diberikan
diatas umur 70 tahun.
$tatus penampilan penderita ini mengambil indikator
kemampuan pasien, dimana penyakit kanker semakin berat
pasti akan mempengaruhi penampilan pasien. -al ini juga
menjadi 4aktor prognostik dan 4aktor yang menetukan
pilihan terapi yang tepat pada pasien sesuia dengan status
penampilannya.
$kala status penampilan menurut /'1 ialah)
a. 1rade 0) masih sepenuhnya akti4, tanpa hambatan
untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan sehari=hari.
b. 1rade *) hambatan pada pekerjaan berat, namun masih
mampu bekerja kantor ataupun pekerjaan rumah yang
ringan.
(. 1rade 2) hambatan melakukan banyak pekerjaan, 50 D
&aktunya untuk tiduran dan hanya bisa mengurus
pera&ata dirinya sendiri, tidak dapat melakukan
pekerjaan lain.
d. 1rade ,) hanya mampu melakukan pera&atan diri
tertentu, lebih dari 50 D &aktunya untuk tiduran.
e. 1rade .) sepenuhnya tidak bisa melakukan akti4itas
apapun, hanya dikursi atau tiduran terus.
Kemoterapi dapat diberikan jika memenuhi syarat antara lain
keadaan umum baik, skala Karno4sky diatas H 70, 4ungsi hati,
ginjal dan homeostatik ;darah< baik dan masalah 4inansial
dapat diatasi. $yarat homeostatik yang memenuhi syarat ialah)
-B H*0 grD, leukosit H .000Adl, trombosit H *00000Adl.
a. Kemoterapi !ju8an
Kemoterapi ialah segolongan obat=obatan yang dapat
menghambat pertumbuhan kanker dan bahkan membunuh
sel kanker. 'bat=obat anti kanker ini dapat digunakan
sebagai terapi tunggal ;a(ti8e single agent<, tetapi
sebagian besar berupa kombinasi karena dapat lebih
meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel kanker.
$elain itu sel=sel yang resisten terhadap salah satu obat
mungkin sensiti4 terhadap obat lainnya. Dosis obat
sitostatik dapat dikurangi sehingga e4ek samping
menurun.
b. Platinum ased
Kemoterapi merupakan pilihan terapi lini pertama pada
hampir 70 sampai :0D pasien +on=small (ell #ung
ar(inoma ;+$#< yang luas ;stadium %%%< atau yang
sudah bermetastase ;stadium %9<, yang merupakan :0 D=
:5D dari kasus kanker paru. $tandar lini pertama
kemoterapi pada pasien dengan per4orman(e status baik
;0A*< ialah platinum=based ;isplatin atau arboplatin<
yang dikombinasikan dengan generasi ketiga sitotoksik
agen ;gem(itabine, 8inorelbine, pa(litaIel, atau do(etaIel<.
Kemoterapi untuk kanker paru minimal berupa regimen
yang terdiri dari lebih satu obat anti kanker dan
diberikan dengan siklus 2* atau 2: hari setiap siklusnya.
Kemoterapi untuk $# ;small cell lung cancer< diberikan
sampai enam siklus dengan isplatin based regimen, yang
diberikan ialah isplatin dengan /toposide, isplatin
dengan %rinote(an dimana pada keadaan tertentu isplatin
dapat digantikan dengan Karboplatin dan %rinote(an
digantikan dengan Do(etaIel.
BAB III
TINJAUAN KASUS
%. Asuh%n Ke*e+%3%/%n
!. Pengkajian
,.!.*Biodata
*< %dentitas Klien
+ama ) Bp. D
Tanggal #ahirA3mur ) 5: Tahun
6enis Kelamin ) #aki=#aki
!gama ) %slam
Pendidikan ) $M!
Pekerjaan ) Giras&asta
Tanggal Masuk ) 25=**=20*,
+o. "M ) 0*0.,5@:
Diagnose Medis ) ! Paru
DP6P ) dr. Teguh
!lamat )isondari Kp. "T ) 02 ,
"G) 0, Ke(. isondari .
Kota Bandung
2< %dentitas Penanggung 6a&ab
+ama Penanggung 6a&ab ) +y. !
-ubungan dengan klien ) %stri
!lamat ) isondari Kp. "T ) 02 ,
"G) 0, Ke(. isondari .
Kota Bandung
,.!.2Data 3mum
!mamnesa ) -etero dari %stri
Tanggal Pengkajian ) 2@=**=*,
Diagnose masuk ) a Paru
Pasien Masuk dengan ) Blankar
!lat Bantu ) Tidak !da
,.!.,"i&ayat Penyakit Dan Kesehatan
*. Keadaan 3mum ) $edang
2. Kesadaran ) ompos Mentis
,. Keluhan 3tama ) Batuk
.. "i&ayat Penyakit $ekarang )
Klien mengatakan sejak 7 hari mengeluh batuk, berdarah batuk
disertai sesak, batuk sering timbul terutama pada malam hari.
5. "i&ayat Penyakit Dahulu )
Keluarga klien mengatakan klien sebelumnya pernah dira&at
dengan penyakit yang sama
@. "i&ayat Penyakit Keluarga )
Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai
penyakit serupa dengan klien.
7. "i&ayat !lergi )
Klien tidak mempunyai ri&ayat alergi baik makanan ataupun obat=
obatan.
,.!..'bser8asi dan Pemeriksaan 2isik
*. Keadaan 3mum ) $edang
2. Kesadaran ) ompos Mentis
,. Tanda 9ital )
a. Tekanan Darah) **0A:0 mm-g,
b. $uhu ) ,@ L ,
(. +apas ) 20 IAmenit,
d. +adi ) :. IAmenit,
e. Tinggi Badan ) *@5 (m,
4. Berat Badan
$ebelum sakit ) @0 kg
$esudah sakit )5* Kg
.. "'$ ) ; "e8ie& o4 $ystem <
..* Perna4asan
*< Pola +apas
%rama +apas ) Teratur
6enis +apas ) +ormal
$uara +apas ) 9esikuler
2< Pergerakan dinding dada ) $imetris
,< Penggunaan otot pernapasan tambahan ) Tidak ada
.< Perkusi ) "edup
5< $aturasi 'ksigen ) 7: D
@< !lat Bantu Pernapasan ) Tidak
..2 ardio 9askuler
yanosis ) Tidak ada
!kral ) -angat
lumbing ) Tidak ada
Bunyi 6antung ) +ormal
+adi ) "eguler
Tekanan 9ena 6ugularis ) Tidak ada
"T ) K , detik
!lat Bantu ) in4use "! *500 ((A2. jam
.., -ematolgi
Konjungti8a ) Tidak anemis
... Persyara4an dan Pengindraan
1$ ) *5 ;/M., 9M5 , MM@<
'rientasi ) 'rang, tempat dan &aktu
"e4lek Patologis ) Tidak ada
Kelainan ) Tidak ada
Pupil ) %sokor
Besar Pupil Kanan ) Kanan ) 2mm, Kiri ) 2mm
"e4leI Mengedip ) Ka ) N Ki ) N
"eaksi terhadap (ahaya ) Ka ) N Ki ) N
Gajah ) $imetris
1angguan Pendengaran ) Tidak !da
1angguan Pen(iuman ) Tidak !da
1angguan Penge(apan ) Tidak !da
..5 1enitor C 3rinarius
Kebersihan ) Bersih
Kandung Kemih
Membesar ) Tidak
+yeri Tekan ) Tidak
+yeri Ketuk ) Tidak
!lat Bantu ) Tidak
..@ Pen(ernaan
%(terus ) Tidak !da
Mulut ) Bersih
Mukosa ) Kering
1igi ) +ormal
1usi ) +ormal
!bdomen ) Kembung
Bunyi usus ) *2 IAmenit , kuat
+yeri Tekan ) Tidak
+yeri #apas ) Tidak
"e(tal ) +ormal
!nus ) +ormal
!lat Bantu ) Tidak
..7 /ndrokrin
Pembesaran kelenjar tiroid ) Tidak !da
Keringat banyak ) Tidak
+a4as bau keton ) Tidak
..: Mus(uloskeletal
Kemampuan Pergerakan $endi ) Bebas
Kekuatan 'tot ) 5 5
5 5
..7 %ntegumen
Garna Kulit ) Kemerahan
Turgor ) epat kembali ;K, detik<
/dema ) Tidak ada
,.!.5Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan #aboratorium
*. Tanggal Pemeriksaan) 25 +o8 20*,
Pemeriksaan -asil $atuan Batas +ormal
-ematologi !
-emoglobin
-ematokrit
6umlah #eukosit
6umlah Trombosit
/ritrosit
# *2,2
# ,@,7
# *0,7:
,:*
.,.
gAd#
D
*0O,AmmO,
*0O,AmmO,
6utaAmmO,
*2,* C *7,@
.5 = 52
.,00 = *0,00
*50 = .50
.,* = 5,*
+ilai= +ilai M
M9
M-
M-
:.
2:
,,
4#
pgAm#
gAd#
:0 = *00
2@ = ,.
,2 C ,@
Kimia Klinik
+atrium ;+a<
Kalium ;K<
Kreatinin
e12"
3reum
1lukosa darah
*.,
.,.
*,2
@@,*
,5
:5
m/PA#
m/PA#
m/PAd#
m#AminA*,7, m
2
m/PA#
m/PA#
*,5=*.7
,,5=5,5
0,7=*,.
*0=50
@0=*00
se&aktu
,.!.@Therapy
(. An%lis% D%/%
+' D!T! /T%'#'1% M!$!#!-
*. D$ )
= Klien mengatakan
sputum dapat
dikeluarkan tapi
sedikit=sedikit
D' )
- TT9 )
TD ) **0A:0
"" ) 20
IAmenit
$ ) ,@
+adi ) :.
IAmenit
- Batuk
berdahak
perokok pasi4, pajanan okupasi
!deno karsinoma
Perubahan /pitel bronkus
Bronkus mengandung mukus
$tesol
$putum kental
Bersihan jalan na4as tidak e4ekti4
Bersihan 6alan
+a4as tidak
e4ekti4
ber(ampur
darah
2. D$ )
- klien mengeluh
nyeri dada pada
saat batuk dan
juga terasa
pusing
Do )
- Klien tampak
gelisah, pu(at
- TD ) **0A:0
"" ) 20
IAmenit
$ ) ,@
+adi ) :.
IAmenit
- 'tot tegang
- Klien tampak
sering
memegang
kepalanya
setelah batuk
- $kala nyeri ,
perokok pasi4, pajanan okupasi
!deno karsinoma
Perubahan /pitel bronkus
Bronkus mengandung mukus
Timbul bagian peri4er segmen bronkus
2ibrasi intersisial
#esi dan melebarnya pembuluh darah
+yeri
+yeri
,. Ds )
Klien mengatakan
tidak ada na4su makan
perokok pasi4, pajanan okupasi
adeno karsinoma
1angguan
Pemenuhan
+utrisi kurang
dari kebutuhan
Do )
- Klien hanya
mengahabiska
n makanan Q
porsi yang di
sediakan
rumah sakit
- Berat badan
menurun
;BBM5* Kg<
penimbunan toksin
peningkatan jumlah sekret
!noreksia
1angguan pemenuhan nutrisi
6. Di%.nos% Ke*e+%3%/%n
*. Bersihan jalan na4as tak e4ekti4 berhubungan dengan sekresi yang
kentalA darah
2. +yeri berhubungan dengan pelebaran pembuluh darah
,. 1angguan Pemenuahan +utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan !noreksia
&. Ren6%n% Asuh%n Ke*e+%3%/%n
NO
DIAGNOSA
KEPERAATAN
TUJUAN INTER<ENSI RASIONAL
*. Bersihan jalan
na4as tidak e4ekti4
berhubungan
dengan sekresi
yang kental atau
darah.
D$ )
= Klien
mengatakan sputum
dapat dikeluarkan
tapi sedikit=sedikit
D' )
= TT9 )
TD ) **0A:0
Tupan )
Dalam &aktu ,I2.
jam diharapkan
bersihan jalan na4as
klien kembali
e4ekti4.
Tupen )
Dalam &aktu *I2.
jam klien respirasi
normal.
Kriteria -asil )
= Men(ari posisi
yang
memudahkan
*. 6elaskan pada klien tentang
kegunaan batuk yang e4ekti4
dan terdapat penumpukan
sekret di saluran perna4asan.
2. !jarkan kI tentang metode
yang tepat pengontrolan
batuk.
,. !njurkan klien na4as dalam
dan perlahan saat duduk
setegak mungkin.
.. !njurkan klien melakukan
perna4asan dia4ragma
5. !uskultasi paru sebelum
dan sesudah klien batuk.
*. Pengetahuan yang diharapkan akan
membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap ren(ana
teraupetik.
2. !gar batuk terkontrol dan tidak
menyebabkan kelelahan.
,. Memungkinkan ekspansi paru
lebih luas.
.. 3ntuk menurunkan 4rek&ensi
"" ) 20 IAmenit
$ ) ,@
+adi ) :. IAmenit
=Batuk berdahak
ber(ampur darah
peningkatan
udara
= Memberikan
pendidikan
kesehatan
mengenai batuk
e4ekti4.
= Mendemostrasi
kan batuk
e4ekti4
= Menyatakan
strategi untuk
menurunkan
kekentalan
sekresi.
@. Kolaborasi dengan tim
dokter dalam pemberian
na4as.
5. Membantu menge8aluasi
kee4ekti4an upaya batuk klien.
@. Menentukan pemberian terapi yang
tepat pada klien..
2. 1angguan "asa
+yaman ) +yeri
berhubungan
Tupan )
$etelah dilakukan
tindakan , I 2. jam
*. Kaji skala nyeri pada klein. *. +yeri merupakan respon
subjekti4 yang dapat dikaji
dengan menggunakan skala
dengan lesi yang
menyebar sehingga
menyebabkan
in4eksi
D$ )
= klien
mengeluh nyeri
dada pada saat
batuk dan juga
terasa pusing
Do )
= Klien
tampak gelisah,
pu(at
= TD ) **0A:0
"" ) 20 IAmenit
$ ) ,@
klien dapat
melakukan akti4itas
sehari=hari tanpa
keluhan
Tupen )
$etelah dilakukan
tindakan * I 2. jam
nyeri yang
dirasakan klien
berkurang
kriteria hasil )
*. $kala nyeri 0
2. Gajah klien
tampak berseri
,. 'tot abdomen
2. 'bser8asi tanda=tanda 8ital
,. !njurkan teknik relaksasi
setiap kali nyeri seperti tarik
na4as dalam dan panjang
.. !njurkan banyak istirahat
dengan mengurangi
akti8itas
5. Bantu klien dalam
mengindenti4ikasi 4aktor
pen(etus nyeri.
@. !jarkan klien teknik
relaksasi yang dapat
mengurangi nyeri.
7. Berikan posisi yang nyaman
nyeri.
2. "espon autonemik meliputi
perubahan pada tekanan darah,
nadi dan perna4asan yang
berhubungan dengan keluhanA
penghilang nyeri.
,. Membantu mensuplai 0
2
ke
daerah lesi dan melan(arkan
aliran darah sehingga otot=otot
tidak tegang dan nyeri
berkurang
.. Dengan mengurangi akti8itas,
produksi lesi berkurang
5. +yeri dipengaruhi oleh
ke(emasan, ketegangan, suhu
dan berbaring.
+adi ) :. IAmenit
='tot tegang
=Klien tampak
sering memegang
kepalanya setelah
batuk
=$kala nyeri ,
tidak tegang
.. Tidak ada nyeri
tekan
pada klien. @. "elaksasi dapat melan(arkan
peredaran darah sehingga
kebutuhan oksigen pada
jaringan terpenuhi dan
mengurangi nyeri.
7. %stirahat merelaksasi semua
jaringan sehingga akan
meningkatkan kenyamanan.
,. +utrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan anoreksia
Ds )
Klien mengatakan
tidak ada na4su
makan
Tupan )
Dalam &aktu .I2.
jam klien dapat
kembali
meningkatkan
asupan nutrisi.
Tupen )
Dalam &aktu *I2.
*. #akukan
pendekatan pada pasien.
2. 6elaskan
pentingnya nutrisi bagi tubuh.
,. Berikan posisi
tidur dengan kepala lebih
tinggi dari badan saat makan.
*. Diharapkan pasien
dan keluarga kooperati4 terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
2. Meningkatkan
pengetahuan pasien tentang
pentingnya nutrisi.
,. Men(egah
timbulnya regurgitasi.
Do )
= Klien hanya
mengahabiskan
makanan Q porsi
yang di sediakan
rumah sakit
= Berat badan
menurun ;BBM5*
Kg<
jam klien dapat
menghabiskan
makanan yang
sediakan.
Kriteria -asil )
= +a4su makan
meningkat.
= Klien dapat
menghabiskan
* porsi.
= %ntake sesuai
dengan porsi
yang diberikan.
.. Berikan makan
sedikit tapi sering.
5. Pantau intake
dan output nutrisi klien.
@. Kolaborasi
dengan tim giBi dalam
pemberian nutrisi
.. 3ntuk
meningkatkan na4su makan
klien.
5. 3ntuk mengetahui
perkembangan nutrisi klien.
@. 3ntuk menentukan
diit yang tepat
e. I$*le$en/%si D%n E=%lu%si
*. Tanggal ) 2@ +o8ember 20*,
+' T!+11!# %MP#/M/+T!$% /9!#3!$%
*. 2@=**=20*,A
pkl) 0:)00=07)00
G%B
*. Memberikan posisi yang
nyaman sesuai dengan indikasi
dari dokter
2. 'bser8asi TT9
TD ) **0A:0
"" ) 20 IAmenit
$ ) ,@
+ ) :. IAmenit
,. Membantu bantu klien untuk
(ontrol diri dengan perna4asan
lambat dan dalam.
.. Mengajarkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam
5. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
@. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
2@=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$)
*. Klien mengeluh
batuk masih ada
2. Klien mengeluh
batuk
' )
TT9
TD ) *20A:0
mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 22 IAmenit
$ ) ,@,2
! ) Masalah DP *,
DP 2 belum
teratasi
P ) #anjutkan
inter8ensi
2. 2@=**=20*,A *. Menganjurkan teknik relaksasi 2@=**=20*,
*0.*5=**),0
G%B
seperti tarik na4as dalam dan
panjang setiap kali nyeri
2. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
,. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengatakan
nyeri pada saat
batuk
' )
*. Klien tampak
meringis
kesakitan
2. Klien tampak
lemas
,. $kala nyeri ,
! ) DP * belum
tertasi
P )
#anjutkan
%nter8ensi
,. 2@=**=20*,A
*0.,0G%B
*. menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering
2. memberi klien moti8asi terus
untuk makan
,. Penyuluhan tentang penting
nya makan.
2@=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengeluh
tidak na4su makan
' )
*. Porsi makan
yang disajikan
habis Q porsi
2. Klien tampak
lemah
!) Masalah
DP , teratasi
sebagian
P )
%nte8ensi
dilanjutkan
2. Tanggal ) 27 +o8ember 20*,
+' T!+11!# %MP#/M/+T!$% /9!#3!$%
*. 27=**=20*,A
0:.00=0:),0
G%B
*. memberikan posisi yang
nyaman sesuai dengan indikasi
dari dokter
2. 'bser8asi TT9
TD ) **0A:0 mm-g
27=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$)
*. Klien mengeluh
+ ) :0 IAmenit
" ) 20 IAmenit
$ ) ,@,5
,. Pertahankan perilaku tenang,
membantu klien untuk (ontrol
diri dengan perna4asan lambat
dan dalam.
.. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam
5. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
@. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
batuk masih ada
2. Klien mengeluh
batuk
' )
TT9
TD ) *,0A:0
mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 22 IAmenit
$ ) ,@,2
! ) Masalah DP 2
teratasi sebagian
P ) #anjutkan
inter8ensi
2. 27=**=20*,A
*0.*5=**)00
G%B
*. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam dan
panjang setiap kali nyeri
2. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
,. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
27=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengatakan
nyeri pada saat
batuk
' )
*. Klien tampak
meringis
kesakitan
2. Klien tampak
lemas
,. $kala nyeri ,
! ) Masalah DP 2
teratasi sebagian
P )
#anjutkan
%nter8ensi
,. 27=**=20*,A
**.,0=*2)00
G%B
*. menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering
2. memberi moti8asi terus untuk
makan
,. Penyuluhan tentang penting
nya makan.
27=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengeluh
tidak na4su makan
' )
*. Porsi makan
yang disajikan
habis Q porsi
2. Klien tampak
lemah
!) Masalah DP ,
+utrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan anoreksia
P )
%nte8ensi
dilanjutkan
,. Tanggal ) 2: +o8ember 20*,
+' T!+11!# %MP#/M/+T!$% /9!#3!$%
*. 2:=**=20*,A
:0.00=07)00
G%B
*. memberikan posisi yang
nyaman sesuai dengan indikasi
dari dokter
2. 'bser8asi TT9
,. Pertahankan perilaku tenang,
bantu klien untuk (ontrol diri
dengan perna4asan lambat dan
dalam.
.. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam
5. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
2:=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$)
*. Klien mengeluh
batuk masih ada
' )
TT9
TD ) *,0A:0
mm-g
+ ) :0 IAmenit
@. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
" ) 22 IAmenit
$ ) ,@,2
! ) Masalah DP *
belum teratasi
P ) #anjutkan
inter8ensi
2. 2:=**=20*,A
*0.*5=**),0
G%B
*. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam dan
panjang setiap kali nyeri
2. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
,. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
2:=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengatakan
nyeri pada saat
batuk
' )
*. Klien tampak
meringis
kesakitan
2. Klien tampak
lemas
,. $kala nyeri ,
! ) Masalah DP 2
belum tertasi
P )
#anjutkan
%nter8ensi
,. 2:=**=20*,A
*0.,0G%B
*. menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering
2. memberi moti8asi terus untuk
makan
,. Penyuluhan tentang penting
nya makan.
.. Menyajikan makanan selagi
hangat
2:=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengeluh
tidak na4su makan
' )
*. Porsi makan
yang disajikan
habis Q porsi
2. Klien tampak
lemah
!) masalah DP ,
belum tertasi
P )
%nte8ensi
dilanjutkan
.. Tanggal ) 27 +o8ember 20*,
+' T!+11!# %MP#/M/+T!$% /9!#3!$%
*. 27=**=20*,A
*5.00=
*7)*5G%B
*. Berikan posisi yang nyaman
sesuai dengan indikasi dari
dokter
2. 'bser8asi TT9
,. Pertahankan perilaku tenang,
bantu klien untuk (ontrol diri
dengan perna4asan lambat dan
dalam.
.. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam
5. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
@. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
27=**=20*,
pkl)2*.00 G%B
$)
*. Klien
mengeluh
batuk masih
ada
' )
TT9
TD ) *,0A:0
mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 22 IAmenit
$ ) ,@,2
! ) Masalah DP *
belum tertasi
P ) #anjutkan
inter8ensi
2. 27=**=20*,A
*5.*5 G%B
*. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam dan
panjang setiap kali nyeri
2. Menganjurkan pasien untuk
27=**=20*,
pkl)2*.00 G%B
$ )
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
,. Memberikan buli=buli panas
pada daerah epigastrium
.. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
Klien mengatakan
nyeri pada saat
batuk
' )
*. Klien tampak
meringis
kesakitan
2. Klien tampak
lemas
,. $kala nyeri 2
! ) Masalah DP 2
belum tertasi
P )
#anjutkan
%nter8ensi
,. 27=**=20*,A
*7),0=20)*5
G%B
*. !njurkan klien makan sedikit
tapi sering
2. Beri moti8asi terus untuk
makan
,. Penyuluhan tentang penting
nya makan.
.. Menyajikan makanan selagi
hangat
27=**=20*,
pkl)2*.00 G%B
$ )
Klien mengatakan
na4su makan
bertambah
' )
*. Porsi makan
yang disajikan
habis *A2 porsi
2. Klien tampak
lemah
!) Masalah DP ,
belum teratasi
P )
%nte8ensi
dilanjutkan
5. Tanggal ) ,0 +o8ember 20*,
+' T!+11!# %MP#/M/+T!$% /9!#3!$%
*. ,0=**=20*,A
:0.00=0:),0
G%B
7. Berikan posisi yang nyaman
sesuai dengan indikasi dari
dokter
:. 'bser8asi TT9
,0=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$)
TD ) **0A:0 mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 20 IAmenit
$ ) ,@,5
7. Pertahankan perilaku tenang,
bantu klien untuk (ontrol diri
dengan perna4asan lambat dan
dalam.
*0. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam
**. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
*2. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
,. Klien mengeluh
batuk masih ada
.. Klien mengeluh
batuk
' )
TT9
TD ) *,0A:0
mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 22 IAmenit
$ ) ,@,2
! ) Masalah DP *
teratasi sebagian
P ) #anjutkan
inter8ensi
2. ,0=**=20*,A
*0.*5=**)00
G%B
.. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam dan
panjang setiap kali nyeri
5. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
@. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
,0=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengatakan
nyeri pada saat
batuk
' )
.. Klien tampak
meringis
kesakitan
5. Klien tampak
lemas
@. $kala nyeri ,
! ) Masalah DP 2
teratasi sebagian
P )
#anjutkan
%nter8ensi
,. ,0=**=20*,A
**.,0=*2)00
G%B
.. !njurkan klien makan sedikit
tapi sering
5. Beri moti8asi terus untuk
makan
@. Penyuluhan tentang penting
nya makan.
7. Menyajikan makanan selagi
hangat
,0=**=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengeluh
tidak na4su makan
' )
.. Porsi makan
yang disajikan
habis Q porsi
5. Klien tampak
lemah
!) Masalah DP ,
teratasi sebagian
P )
%nte8ensi
dilanjutkan
@. Tanggal 2 Desember 20*,
+' T!+11!# %MP#/M/+T!$% /9!#3!$%
*. 02=*2=20*,A
:0.00=0:),0
G%B
*,. Berikan posisi yang nyaman
sesuai dengan indikasi dari
dokter
*.. 'bser8asi TT9
TD ) **0A:0 mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 20 IAmenit
$ ) ,@,5
*5. Pertahankan perilaku tenang,
bantu klien untuk (ontrol diri
dengan perna4asan lambat dan
dalam.
*@. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam
*7. Menganjurkan pasien untuk
02=*2=20*,
pkl)*..00 G%B
$)
5. Klien mengeluh
batuk masih ada
@. Klien mengeluh
batuk
' )
TT9
TD ) *,0A:0
mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 22 IAmenit
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
*:. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
$ ) ,@,2
! ) Masalah DP 2
teratasi sebagian
P ) #anjutkan
inter8ensi
2. 02=*2=20*,A
*0.*5=**)00
G%B
7. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam dan
panjang setiap kali nyeri
:. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
7. Memberikan buli=buli panas
pada daerah epigastrium
*0. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
02=*2=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengatakan
nyeri pada saat
batuk
' )
7. Klien tampak
meringis
kesakitan
:. Klien tampak
lemas
7. $kala nyeri ,
! ) Masalah DP 2
teratasi sebagian
P )
#anjutkan
%nter8ensi
,. 02=*2=20*,A
**.,0=*2)00
G%B
:. !njurkan klien makan sedikit
tapi sering
7. Beri moti8asi terus untuk
makan
*0. Penyuluhan tentang penting
nya makan.
**. Menyajikan makanan selagi
hangat
02=*2=20*,
pkl)*..00 G%B
$ )
Klien mengeluh
tidak na4su makan
' )
7. Porsi makan
yang disajikan
habis Q porsi
:. Klien tampak
lemah
!) Masalah DP ,
teratasi sebagian
P )
%nte8ensi
dilanjutkan
7 Tanggal , Desember 20*,
+' T!+11!# %MP#/M/+T!$% /9!#3!$%
*. 0,=*2=20*,A
*5.00=
*7)*5G%B
7. Berikan posisi yang nyaman
sesuai dengan indikasi dari
dokter
:. 'bser8asi TT9
7. Pertahankan perilaku tenang,
bantu klien untuk (ontrol diri
dengan perna4asan lambat dan
dalam.
*0. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam
**. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
mengurangi akti8itas
*2. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
0,=*2=20*,
pkl)2*.00 G%B
$)
2. Klien
mengeluh
batuk masih
ada
' )
TT9
TD ) *,0A:0
mm-g
+ ) :0 IAmenit
" ) 22 IAmenit
$ ) ,@,2
! ) Masalah DP *
teratasi sebagian
P ) #anjutkan
inter8ensi
2. 0,=*2=20*,A
*5.*5 G%B
5. Menganjurkan teknik relaksasi
seperti tarik na4as dalam dan
panjang setiap kali nyeri
@. Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat dan
0,=*2=20*,
pkl)2*.00 G%B
$ )
Klien mengatakan
mengurangi akti8itas
7. Memberikan buli=buli panas
pada daerah epigastrium
:. Memberikan obat=obatan yang
diresepkan oleh dokter
nyeri pada saat
batuk
' )
.. Klien tampak
meringis
kesakitan
5. Klien tampak
lemas
@. $kala nyeri 2
! ) Masalah DP 2
teratasi sebagian
P )
#anjutkan
%nter8ensi
,. 0,=*2=20*,A
*7),0=20)*5
G%B
5. !njurkan klien makan sedikit
tapi sering
@. Beri moti8asi terus untuk
makan
7. Penyuluhan tentang penting
nya makan.
:. Menyajikan makanan selagi
hangat
0,=*2=20*,
pkl)2*.00 G%B
$ )
Klien mengatakan
na4su makan
bertambah
' )
,. Porsi makan
yang disajikan
habis *A2 porsi
.. Klien tampak
lemah
!) Masalah DP ,
teratasi sebagian
P )
%nte8ensi
dilanjutkan
9. Dis6h%+.e Pl%nin.
*. Pengkajian
a. Bp. D masuk pada tanggal 25 +o8ember 20*,, dengan Keluhan
Batuk
b. Bp. D berumur 5: Tahun.
(. Bp. D dira&at di "uang #ukas
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan ;dokter,pera&at,ahli
giBi,4armasi< untuk kesehatan klien.
e. !njurkan klien untuk beristirahat yang (ukup,jangan terlalu sering
terlambat pada saat makan.
2. Diagnosa Kepera&atan
a. Bersihan jalan na4as tak e4ekti4 berhubungan dengan sekresi yang
kentalA darah
b. 1angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan lesi yang
meluas sehingga terjadi in4eksi
(. 1angguan Pemenuhan +utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan !noreksia
$emua diagnosa pada saat klien pulang dapat teratasi
,. Peren(anaan
a. Kaji keluarga dan pasien untuk mampu mengulangA menyebutkan
kembali penatalaksanaanA pengobatan yang akan dilakukan
dirumah pada saat Bp. D pulang. Dan mengetahui obat yang harus
dilanjutkan setelah Bp. D pulang.
b. !njurkan kepada keluarga pasien bila penyakit kambuh lagi ;nanti
semakin parah< agar langsung memba&a Bp. D ke petugas
kesehatan terdekat, dan mentaati diet seperti tidak mengkonsumsi
makanan yang mengandung alkohol, ka4ein, serta anjurkan untuk
minum obat se(ara teratur.
(. Terapi yang diberikan pada klien ketika klien pulang ke rumah
adalah men(iptakan lingkungan yang nyaman. !njurkan klien
untuk tidak terlambat pada saat makan. Berikan air hangatAteh
hangat ketika dirumah.
d. 6aga pri8asi klien ketika klien bersiap=siap untuk pulang. Periksa
seluruh ruangan dan la(i untuk memastikan barang=barang pasien
agar tidak tertinggal. 'bat yang diba&a pulang , pastikan klien
meminum obat yang diba&a pulang
e. Bantu pasien menuju kursi roda , dampingi klien sampe keluar
ruangan menuju alat transportasi ke rumah klien. Bantu Bp. D
pindah ke mobil.
.. %mplementasi
Klien dan keluarga klien menjelaskan tentang penyakit, obat=
obatan, &aktu kontrol dan ren(ana tindak lanjut yang akan
dilakukan yang harus diperhatikan saat Bp. D pulang ke rumah.
5. /8aluasi
a. Bp. D dan keluarga mampu menjelaskan tentang penyakit a Paru
yang di derita Bp. D.
b. Keluarga dan Bp. D memahami pengobatan yang harus di lakukan
di rumah. $eperti minum obat dan pemberian air hangat
.. An%lisis Pe$(i%-%%n
Berdasarkan hasil &a&an(ara dengan keluarga Bp. D, Bp. D bekerja sebagai
Pensiunan Pega&ai $&asta. Penghasilan rata=rata sekitar "p. *.000.000,=A
bulan. Dalam keluarga inti tidak ada alokasi dana sehat berbenturan untuk
kebutuhan sehari=hari, tetapi keluarga besar terkadang bergotong royong
untuk membantu pembiayaan kesehatan jika salah satu keluarga yang sakit.
Bp. D tidak memakai !suransi Kesehatan baik dari pemerintah maupun
s&asta
Diba&ah ini merupakan rin(ian biaya terhitung mulai dari tanggal 25=,0
+o8ember 20*,
+o. 6asa Pelayanan 6umlah Biaya Total
*.
2.
,.
..
5.
@.
7.
:.
7.
". #ukas
-onor dokter
2armasi
2armasi
%n4us, Pasang
$untik 9ia $langAI
/K1
$untik 9ia $langA I
#aboraturium
#aboraturium
.
.
*
*
*
*
*
7
*
*
"p. ,50.000,=
"p. @0.000,=
"p. 2.*@7.0,:,=
"p. ,*2.555,=
"p. 55.500,=
"p. *..000,=
"p. .:.500,=
"p. 7.000,=
"p. 275.700,=
"p ,,0.000,=
"p. *..00.000,=
"p. 2.0.000,=
"p. 2.*@7.0,:,=
"p. ,*2.555,=
"p. 55.000,=
"p. *..000,=
"p. .:.500,=
"p. @,.000,=
"p. 275.700,=
"p. ,,0.000,=
Total Biaya $ementra "p. ..725.77,,=
BAB I<
PENUTUP
%. Si$*ul%n
Kanker paru adalah pertumbuhan sel=sel kanker yang tidak dapat terkendali
dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen
lingkungan terutama asap rokok. Pera&at sebagai tenaga kesehatan harus
mampu memberikan asuhan kepera&atan yang e4ekti4 dan mampu ikut serta
dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya pre8enti4,
promotor, kurati4 dan rehabilitati4. Manajer kasus berkoordinasi dan
berkolaborasi dengan pera&at pelaksana yang bertugas sebagai menerima
klien baru sesuai prosedur rumah sakit, men(iptakan hubungan kerjasama
yang baik dengan klien dan keluarga, mengkaji kebutuhan dan masalah
kesehatan klien sesuai batas kemampuannya termasuk mengamati keadaan
klien dan melaksanakan anamnesa, menyusun ren(ana kepera&atan sesuai
kemampuannya, melaksanakan tindakan kepera&atan kepada klien sesuai
kebutuhan antaralain) melaksanakan tindakan pengobatan, memberikan
penyuluhan kesehatan, Memantau dan memelihara kondisi klien, selanjutnya
melakukan tindakan, men(iptakan, memelihara hubungan kerjasama yang
baik dengan tim kesehatan, berperan serata dengan tim kesehatan membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan kepera&atan. Dalam kasus !
Paru seorang manajer kasus harus dapat menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan pada klien agar klien bisa mendapatkan asuhan kepera&atan se(ara
komprehensi4.
DA7TAR PUSTAKA
!smuji. ;20*2<. Manajemen !eperawatan !onsep dan Apli"asi. 6ogjakarta)!r=
ruBB Media
!BiB !limul. ;200,<. #iset !eperawatan dan $e"ni" Penulisan Ilmiah.
$alemba medika) 6akarta.
or&in, /liBabeth 6. ;2007<. Patofisiogi. 6akarta ) /1
+ursalam. ;200:<. Manajemen !eperawatan% Apli"asi dalam pre"ti"
!eperawatan Profesional &disi ') $alemba Medika. 6akarta
$iti Jena. ;20*,<. Asuhan !eperawatan Pada Pasien Ca Paru.
http)AAsitiBenabkarbela.blogspot.(omA20*,A0.Aasuhan=kepera&atan=pada=
pasien=a Paru.html>mM* diakses pada tanggal 2@ +o8ember 20*,,
pukul *@.00 G%B
Geebly. ;20**<. Asuhan !eperawatan Ca Paru
http)AAhealthyroom.&eebly.(omA2ApostA20**A02Aasuhan=kepera&atan=a
Paru.html diakses pada tanggal 27 +o8ember 20*,, pukul *5.00 G%B

Anda mungkin juga menyukai