Anda di halaman 1dari 54

ENDODONTI

drg. Arlina Nurhapsari ,SpKG


Endodontologi bahasa yunani
Endos : dalam
Odontologi : ilmu pengetahuan gigi
diartikan pengetahuan mengenai apa yang
ada di dalam gigi, khususnya kamar pulpa.

Endodontologi
Definisi:
bagian dari ilmu konservasi gigi yang
mempelajari tentang etiologi, diagnose,
pencegahan dan perawatan penyakit jaringan
pulpa dan periapikal.

Perawatan endodontic perawatan yang
berdasar prinsip endodontologi.

Tujuan
mempertahankan gigi selama mungkin di
dalam rahang supaya tetap dapat
dipergunakan sesuai dengan fungsinya.

Indikasi
1. Gigi dengan kelainan jaringan pulpa dan
jaringan periapikalnya
2. Gigi sebagai penyangga gigi tiruan
3. Gigi tanpa kelainan jaringan pulpa atau
jaringan periapikal yang membutuhkan pasak
sebagai retensi restorasinya

4. Perawatan pencegahan untuk menghindari
infeksi jaringan periapikal
5. Jaringan pendukung gigi baik dan cukup
untuk perawatan endodonti
6. Kesehatan mulut pasien baik

Kontra indikasi

1. Gigi yang tidak dapat direstorasi baik secara
fungsional maupun estetik
2. Gigi yang tidak cukup diukung jaringan
periodontium
3. Gigi yang letaknya maloklusi, tidak strategis,
tidak mempunyai nilai estetik dan fungsional
(misalnya gigi yang lokasinya jauh dari
lengkung)

4. Fraktur akar vertikal
5. Saluran akar yang tidak dapat dipreparasi
seperti akar terlalu bengkok, saluran akar
banyak dan berbelit - belit dan kontraindikasi
untuk perawatan bedah periapeks.

6. Resoprsi yang luas baik resorpsi eksternal
maupun internal
7. Jarak interoklusal terlalu pendek sehingga
akan menyulitkan dalam instrumentasi
8. Kesehatan umum pasien buruk

Keadaan jaringan pulpa yang dapat
dilakukan perawatan endodonti
1. Pulpa terbuka
Pulpa yang terbuka kesalahan preparasi atau
karies perawatan endodontic
Perawatan, tergantung :
keadaan jaringan pulpa sebelumnya
luas kerusakan jaringan
luas bagian pulpa yang terbuka
besarnya iritasi.

2. Patologi pulpa
Keadaan pulpa sudah berubah, karena:
penyakit jaringan pulpa,
perubahan degeneratif
nekrosis
3. Resopsi interna
Kerusakan pada dinding pulpa dimulai dari
dentin sampai sementum.
Etiologi tidak diketahui fakto pencetus: trauma
dan pulpitis kronik
Perawatan, tergantung besar kerusakan
jaringan.

4. Fraktur akar
Pemeriksaan radiograf diperlukan untuk
mengetahui keadaan fraktur akar.
Keadaan ini sering tidak perlu dirawat, sampai
kerusakan lebih jelas terlihat

DIAGNOSIS
Definisi
ilmu untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan
gejala yang ada.

Gejala adalah tanda tanda suatu permulaan
keadaan sakit yg indikatif
Diagnose dapat dibagi menjadi 2 yaitu;

Diagnosis medis: penentuan jenis penyakit
berdasarkan tanda dan gejala, menggunakan cara
dan alat seperti laboratorium, foto dan klinik

Diagnosis pembanding (Differential Diagnose/DD):
diagnosis yang dilakukan dengan membandingkan
tanda tanda klinis suatu penyakit dengan tanda
klinis penyakit lain.

Pemeriksaan menegakkan diagnosis

I. Pemeriksaan subjektif
II. Pemeriksaan objektif
III. Pemeriksaan radiograf
I. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Adalah pandangan operator ( dokter gigi )
terhadap gejala klinis yang dialami oleh pasien
dan dicatat dalam rekam medis.

Pemeriksaan subjektif meliputi :
Pengisian kartu status
Anamnesa

Anamnesa
Adalah tanya jawab mengenai kesehatan umum
pasien, ada / tidaknya penyakit sitemik dan
keluhan mengenai gejala sakit yang dirasakan.

Contoh pertanyaan yang dapat digunakan :
Apakah pernah sakit gigi ?
Kapan rasa sakit ini terjadi dan apa penyebabnya ?
Berapa lama rasa sakit itu terjadi ?
II. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
adalah pemeriksaan gejala klinis dengan melakukan
tes klinis.
Tes klinis dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1. Tes diagnosis
a) Visual
b) Sondasi
c) Perkusi
d) Palpasi
e) Tes mobilitas
f) Tes vitalitas

2. Tes untuk keadaan sulit
a) Transiluminasi
b) Tes anastesi
c) Tes gigit (bite test)
d) Pewarnaan (staining)
e) Gutta perca point tracing dengan radiograf

Visual

Pemeriksaan paling sederhana hanya
melihat saja dibutuhkan penerangan yang
baik dan gigi harus dibersihkan,
hal hal yang diamati
Kelainan ekstra oral :
Asimetri muka
Pembengkakan

Kelainan intra oral:
Warna gigi yang abnormal
Lesi jaringan lunak
Gigi fraktur

Sondasi
Tujuan
pemeriksaan ini untuk mengetahui kavitas sudah
mencapai dentin atau belum.

Cara
menggeser sonde half moon / lurus pada gigi
tanpa tekanan pada daerah kavitas.
Perkusi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
ketukan ringan pada gigi menggunakan ujung jari
atau ujung tangkai instrument.

Tujuan
menentukan ada/tidaknya kelainan pada jaringan
periodontal.
Cara pemeriksaan
dimulai pada gigi tetangga yang sehat gigi
yang sakit.
dimulai dgn ujung jari ujung tangkai kasus
akut
arah vertical pada daerah insisal / oklusal gigi
arah horizontal pada daerah bukal / lingual gigi
Palpasi

Pemeriksaan dilakukan dengan perabaan /
tekanan ringan menentukan konsistensi
jaringan guna mengetahui :
Ada/tidaknya pembengkakan
Ada/tidaknya rasa sakit pada daerah yang
dipalpasi
Kelainan terdapat pada jaringan lunak / keras
Kasar / licinnya permukaan jaringan

Tujuan
Mengetahui kerusakan yang terjadi pada
periosteum.

Cara pemeriksaan:

Palpasi dilakukan dengan menggunakan ujung jari
Tekanan ringan pada gusi/mukosa sekitar apeks gigi
Perhatikan adanya pembengkakan/rasa sakit
Perhatikan apakah ada fluktuasi pada pembengkakan
Perhatikan apakah gigi goyang saat dipalpasi
Jangan lakukan palpasi apabila diduga abses akut
Test mobilitas

Tujuan
mengetahui derajat kegoyangan gigi sehingga
dapat dideteksi ada/tidaknya kerusakan tulang
alveolar
Derajat goyang gigi menurut Grossman
1. Derajat goyang I
Penderita merasakan goyangnya gigi sedangkan
operator belum melihat goyangnya gigi tersebut
2. Derajat goyang II
Goyangnya gigi terlihat dan terasa, gigi goyang 1
mm dari soket nya
3. Derajat goyang III
Goyangnya gigi lebih dari 1 mm dan gigi dapat
digerakkan dalam arah vertikal

Tes vitalitas

Tujuan mengetahui vitalitas gigi,

3 Test yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Thermal dingin saraf sensoris terangsang sehingga
terjadi kontraksi ruang pulpa
Menggunakan udara dingin, es, kapas + chloretyl.
hasil + : pulpa masih vital
hasil - : berarti pulpa terisolasi atau non vital.

2. Thermal panas saraf sensoris terangsang
sehingga terjadi ekspansi pulpa
Menggunakan gutta perca panas atau instrument
panas.

3. Electronic pulp tester (EPT)
Indikasi:
semua gigi yang dapat diisolasi / dikeringkan

Kontra indikasi:
Gigi yang sulit diisolasi/keringkan
Gigi dengan mahokta selubung atau restorasi besar
Trauma baru
Gigi yang teranestesi
Rasa sakit yang kontinyu
Pasien yang gugup/nervous

Ketepatan pemeriksaan ini tergantung pada :
Status psikologi penderita
Ketepatan alat itu sendiri
Ambang rangsang individual
Kondisi umum penderita

Cara penggunaan EPT :

Baca petunjuk pabrik
Isolasi dan ulasi bagian bukal gigi yang akan diperiksa
dengan gel
Pengatur arus diset pada angka 0
Ujung EPT dilekatkan pada servikal gigi
Jangan sentuhkan EPT pada gingival atau restorasi
metal
Naikkan pengatur arus bertahap sampai timbul respon
Catat pada skala berapa timbul respon, lakukan 2x

Transiluminasi

Pemeriksaan menggunakan sinar fiberoptic
sebagai sumber cahaya.

Tujuan
mengetahui ada atau tidaknya garis fraktur.
Cara pemeriksaan :
Cahaya menembus struktur jaringan, bila:
Jaringan sehat jernih kemerahan
Jaringan patologik keruh / gelap
Fraktur cahaya tidak melewati garis fraktur

Test anastesi

Tujuan
mendapatkan kepastian terakhir bila sumber
sakit tidak ditemukan dengan cara lain.

Cara pemeriksaan
anastesi infiltrasi gigi geligi rahang atas mulai
gigi yang lebih anterior
anestesi blok gigi geligi rahang bawah
Apabila gigi yang dicurigai sebagai sumber sakit
berhenti rasa sakitnya setelah dianestesi
dipastikan gigi geligi tersebut merupakan sumber
rasa sakit

Test gigitan (bite test)

Tujuan
menemukan gigi yang mengalami retak dengan
memisahkan segmen ggi yang retak.

Cara pemeriksaan :
Penderita diinstruksikan menggigit forceps yang
dililit kapas atau applicator stik
Segmen gigi yang fraktur akan terpisah bergerak
sehingga timbul rasa sakit.
Tes pewarnaan (staining tes)
Tujuan
mengisolasi gigi yang fraktur.

Cara pemeriksaan ada 3 cara bebas tumpatan

a) Gigi diulasi larutan 2% iodine atau methylene
blue dalam preparasi kavitas iodine akan
mewarnai garis fraktur jadi lebih gelap
b) Campuran, zinc okside dan eugenol dalam
kavitas Campuran akan meresap dan
memperlihatkan garis fraktur
c) Pemberian disclosing tablet dan dikunyah
garis fraktur akan terlihat.

Gutta perca point tracing dengan
radiograf

Tujuan

Melokalisasi lesi endodontic pada gigi spesifik
bantuan u/ mendiagnosis banding antara lesi
periodontal dan endodontic.

Cara pemeriksaan :
Tempatkan gutta point ke dalam fistula
Ambil foto rontgen kearah apeks gigi yang
dicurigai penyebab fistula.

III. PEMERIKSAAN RADIOGRAF

Pemeriksaan Ro, wajib kasus endodontic
Gambaran yang didapat pada rontgen :
Radiolusen objek terlihat gelap, yaitu;
jaringan lunak dan substansi lain yang dapat
dilalui sinar X.
Radioopak objek terlihat jelas, yaitu;
tumpatan metal, jaringan keras dan substansi
lain yang tidak dapat dilalui sinar X

Fungsi radiograf
dalamnya karies gigi
besar kerusakan tulang pada jaringan periapikal dan
periodontal
gigi impaksi dan belum erupsi
adanya benda asing
konfigurasi saluran akar
resorpsi eksterna dan interna
fraktur
sinus
tumpatan

Kekurangan pemakaian alat rontgen:

hanya memberi gambaran dua dimensi
kesalahan proyeksi pemotretan
tidak dapat membedakan dengan jelas antara
granuloma dan kista radikular.

Teknik bucal object role

= same lingual opposite bucal (SLOB)
Adalah teknik pengambilan rontgen untuk akar
lebih dari satu.

Tujuan
melihat bagian saluran akar yang overlaping

Cara :

Jika tabung diubah posisinya baik dengan
angulasi ke mesial maupun distal saluran
akar yang jauh dari film akan bergerak dalam
arah yang sesuai dengan tabung.
Karena itu jika tabung digerakkan ke distal,
saluran akar bukal (b) akan bergerak ke distal
dan terlihat di sebelah distal dari saluran akar
palatinal atau lingual (l)

Anda mungkin juga menyukai