Endodontologi bahasa yunani Endos : dalam Odontologi : ilmu pengetahuan gigi diartikan pengetahuan mengenai apa yang ada di dalam gigi, khususnya kamar pulpa.
Endodontologi Definisi: bagian dari ilmu konservasi gigi yang mempelajari tentang etiologi, diagnose, pencegahan dan perawatan penyakit jaringan pulpa dan periapikal.
Perawatan endodontic perawatan yang berdasar prinsip endodontologi.
Tujuan mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rahang supaya tetap dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
Indikasi 1. Gigi dengan kelainan jaringan pulpa dan jaringan periapikalnya 2. Gigi sebagai penyangga gigi tiruan 3. Gigi tanpa kelainan jaringan pulpa atau jaringan periapikal yang membutuhkan pasak sebagai retensi restorasinya
4. Perawatan pencegahan untuk menghindari infeksi jaringan periapikal 5. Jaringan pendukung gigi baik dan cukup untuk perawatan endodonti 6. Kesehatan mulut pasien baik
Kontra indikasi
1. Gigi yang tidak dapat direstorasi baik secara fungsional maupun estetik 2. Gigi yang tidak cukup diukung jaringan periodontium 3. Gigi yang letaknya maloklusi, tidak strategis, tidak mempunyai nilai estetik dan fungsional (misalnya gigi yang lokasinya jauh dari lengkung)
4. Fraktur akar vertikal 5. Saluran akar yang tidak dapat dipreparasi seperti akar terlalu bengkok, saluran akar banyak dan berbelit - belit dan kontraindikasi untuk perawatan bedah periapeks.
6. Resoprsi yang luas baik resorpsi eksternal maupun internal 7. Jarak interoklusal terlalu pendek sehingga akan menyulitkan dalam instrumentasi 8. Kesehatan umum pasien buruk
Keadaan jaringan pulpa yang dapat dilakukan perawatan endodonti 1. Pulpa terbuka Pulpa yang terbuka kesalahan preparasi atau karies perawatan endodontic Perawatan, tergantung : keadaan jaringan pulpa sebelumnya luas kerusakan jaringan luas bagian pulpa yang terbuka besarnya iritasi.
2. Patologi pulpa Keadaan pulpa sudah berubah, karena: penyakit jaringan pulpa, perubahan degeneratif nekrosis 3. Resopsi interna Kerusakan pada dinding pulpa dimulai dari dentin sampai sementum. Etiologi tidak diketahui fakto pencetus: trauma dan pulpitis kronik Perawatan, tergantung besar kerusakan jaringan.
4. Fraktur akar Pemeriksaan radiograf diperlukan untuk mengetahui keadaan fraktur akar. Keadaan ini sering tidak perlu dirawat, sampai kerusakan lebih jelas terlihat
DIAGNOSIS Definisi ilmu untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala yang ada.
Gejala adalah tanda tanda suatu permulaan keadaan sakit yg indikatif Diagnose dapat dibagi menjadi 2 yaitu;
Diagnosis medis: penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala, menggunakan cara dan alat seperti laboratorium, foto dan klinik
Diagnosis pembanding (Differential Diagnose/DD): diagnosis yang dilakukan dengan membandingkan tanda tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain.
Pemeriksaan menegakkan diagnosis
I. Pemeriksaan subjektif II. Pemeriksaan objektif III. Pemeriksaan radiograf I. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF Adalah pandangan operator ( dokter gigi ) terhadap gejala klinis yang dialami oleh pasien dan dicatat dalam rekam medis.
Pemeriksaan subjektif meliputi : Pengisian kartu status Anamnesa
Anamnesa Adalah tanya jawab mengenai kesehatan umum pasien, ada / tidaknya penyakit sitemik dan keluhan mengenai gejala sakit yang dirasakan.
Contoh pertanyaan yang dapat digunakan : Apakah pernah sakit gigi ? Kapan rasa sakit ini terjadi dan apa penyebabnya ? Berapa lama rasa sakit itu terjadi ? II. PEMERIKSAAN OBJEKTIF adalah pemeriksaan gejala klinis dengan melakukan tes klinis. Tes klinis dibagi menjadi 2 tahap yaitu : 1. Tes diagnosis a) Visual b) Sondasi c) Perkusi d) Palpasi e) Tes mobilitas f) Tes vitalitas
2. Tes untuk keadaan sulit a) Transiluminasi b) Tes anastesi c) Tes gigit (bite test) d) Pewarnaan (staining) e) Gutta perca point tracing dengan radiograf
Visual
Pemeriksaan paling sederhana hanya melihat saja dibutuhkan penerangan yang baik dan gigi harus dibersihkan, hal hal yang diamati Kelainan ekstra oral : Asimetri muka Pembengkakan
Kelainan intra oral: Warna gigi yang abnormal Lesi jaringan lunak Gigi fraktur
Sondasi Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui kavitas sudah mencapai dentin atau belum.
Cara menggeser sonde half moon / lurus pada gigi tanpa tekanan pada daerah kavitas. Perkusi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan ketukan ringan pada gigi menggunakan ujung jari atau ujung tangkai instrument.
Tujuan menentukan ada/tidaknya kelainan pada jaringan periodontal. Cara pemeriksaan dimulai pada gigi tetangga yang sehat gigi yang sakit. dimulai dgn ujung jari ujung tangkai kasus akut arah vertical pada daerah insisal / oklusal gigi arah horizontal pada daerah bukal / lingual gigi Palpasi
Pemeriksaan dilakukan dengan perabaan / tekanan ringan menentukan konsistensi jaringan guna mengetahui : Ada/tidaknya pembengkakan Ada/tidaknya rasa sakit pada daerah yang dipalpasi Kelainan terdapat pada jaringan lunak / keras Kasar / licinnya permukaan jaringan
Tujuan Mengetahui kerusakan yang terjadi pada periosteum.
Cara pemeriksaan:
Palpasi dilakukan dengan menggunakan ujung jari Tekanan ringan pada gusi/mukosa sekitar apeks gigi Perhatikan adanya pembengkakan/rasa sakit Perhatikan apakah ada fluktuasi pada pembengkakan Perhatikan apakah gigi goyang saat dipalpasi Jangan lakukan palpasi apabila diduga abses akut Test mobilitas
Tujuan mengetahui derajat kegoyangan gigi sehingga dapat dideteksi ada/tidaknya kerusakan tulang alveolar Derajat goyang gigi menurut Grossman 1. Derajat goyang I Penderita merasakan goyangnya gigi sedangkan operator belum melihat goyangnya gigi tersebut 2. Derajat goyang II Goyangnya gigi terlihat dan terasa, gigi goyang 1 mm dari soket nya 3. Derajat goyang III Goyangnya gigi lebih dari 1 mm dan gigi dapat digerakkan dalam arah vertikal
Tes vitalitas
Tujuan mengetahui vitalitas gigi,
3 Test yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Thermal dingin saraf sensoris terangsang sehingga terjadi kontraksi ruang pulpa Menggunakan udara dingin, es, kapas + chloretyl. hasil + : pulpa masih vital hasil - : berarti pulpa terisolasi atau non vital.
2. Thermal panas saraf sensoris terangsang sehingga terjadi ekspansi pulpa Menggunakan gutta perca panas atau instrument panas.
3. Electronic pulp tester (EPT) Indikasi: semua gigi yang dapat diisolasi / dikeringkan
Kontra indikasi: Gigi yang sulit diisolasi/keringkan Gigi dengan mahokta selubung atau restorasi besar Trauma baru Gigi yang teranestesi Rasa sakit yang kontinyu Pasien yang gugup/nervous
Ketepatan pemeriksaan ini tergantung pada : Status psikologi penderita Ketepatan alat itu sendiri Ambang rangsang individual Kondisi umum penderita
Cara penggunaan EPT :
Baca petunjuk pabrik Isolasi dan ulasi bagian bukal gigi yang akan diperiksa dengan gel Pengatur arus diset pada angka 0 Ujung EPT dilekatkan pada servikal gigi Jangan sentuhkan EPT pada gingival atau restorasi metal Naikkan pengatur arus bertahap sampai timbul respon Catat pada skala berapa timbul respon, lakukan 2x
Transiluminasi
Pemeriksaan menggunakan sinar fiberoptic sebagai sumber cahaya.
Tujuan mengetahui ada atau tidaknya garis fraktur. Cara pemeriksaan : Cahaya menembus struktur jaringan, bila: Jaringan sehat jernih kemerahan Jaringan patologik keruh / gelap Fraktur cahaya tidak melewati garis fraktur
Test anastesi
Tujuan mendapatkan kepastian terakhir bila sumber sakit tidak ditemukan dengan cara lain.
Cara pemeriksaan anastesi infiltrasi gigi geligi rahang atas mulai gigi yang lebih anterior anestesi blok gigi geligi rahang bawah Apabila gigi yang dicurigai sebagai sumber sakit berhenti rasa sakitnya setelah dianestesi dipastikan gigi geligi tersebut merupakan sumber rasa sakit
Test gigitan (bite test)
Tujuan menemukan gigi yang mengalami retak dengan memisahkan segmen ggi yang retak.
Cara pemeriksaan : Penderita diinstruksikan menggigit forceps yang dililit kapas atau applicator stik Segmen gigi yang fraktur akan terpisah bergerak sehingga timbul rasa sakit. Tes pewarnaan (staining tes) Tujuan mengisolasi gigi yang fraktur.
Cara pemeriksaan ada 3 cara bebas tumpatan
a) Gigi diulasi larutan 2% iodine atau methylene blue dalam preparasi kavitas iodine akan mewarnai garis fraktur jadi lebih gelap b) Campuran, zinc okside dan eugenol dalam kavitas Campuran akan meresap dan memperlihatkan garis fraktur c) Pemberian disclosing tablet dan dikunyah garis fraktur akan terlihat.
Gutta perca point tracing dengan radiograf
Tujuan
Melokalisasi lesi endodontic pada gigi spesifik bantuan u/ mendiagnosis banding antara lesi periodontal dan endodontic.
Cara pemeriksaan : Tempatkan gutta point ke dalam fistula Ambil foto rontgen kearah apeks gigi yang dicurigai penyebab fistula.
III. PEMERIKSAAN RADIOGRAF
Pemeriksaan Ro, wajib kasus endodontic Gambaran yang didapat pada rontgen : Radiolusen objek terlihat gelap, yaitu; jaringan lunak dan substansi lain yang dapat dilalui sinar X. Radioopak objek terlihat jelas, yaitu; tumpatan metal, jaringan keras dan substansi lain yang tidak dapat dilalui sinar X
Fungsi radiograf dalamnya karies gigi besar kerusakan tulang pada jaringan periapikal dan periodontal gigi impaksi dan belum erupsi adanya benda asing konfigurasi saluran akar resorpsi eksterna dan interna fraktur sinus tumpatan
Kekurangan pemakaian alat rontgen:
hanya memberi gambaran dua dimensi kesalahan proyeksi pemotretan tidak dapat membedakan dengan jelas antara granuloma dan kista radikular.
Teknik bucal object role
= same lingual opposite bucal (SLOB) Adalah teknik pengambilan rontgen untuk akar lebih dari satu.
Tujuan melihat bagian saluran akar yang overlaping
Cara :
Jika tabung diubah posisinya baik dengan angulasi ke mesial maupun distal saluran akar yang jauh dari film akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan tabung. Karena itu jika tabung digerakkan ke distal, saluran akar bukal (b) akan bergerak ke distal dan terlihat di sebelah distal dari saluran akar palatinal atau lingual (l)