Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pedikulosis Kapitis
2.2.1 Pendahuluan
Pedikulosis kapitis (PK) adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh
ektoparasit spesifik yang terbatas pada rambut kepala, walaupun sesekali juga dapat
terlibat pada daerah janggut. Infiltrasi terberat sering pada regio ocipital dan
postauricular.
1,3,10,11
Dikatakan kurang dari 5% pasien, dapat dijumpai lebih dari 100
kutu di kepalanya.
11
PK ini terjadi di seluruh dunia dan tidak ada batasan baik berdasarkan umur,
jenis kelamin, ras, dan status sosial ekonomi meskipun dikatakan bahwa jarang
terjadi pada orang Amerika yang berkulit hitam, kemungkinan dikarenakan ciri khas
bentuk rambut mereka yang berbentuk oval atau melingkar sehingga sulit dijangkau.


1-
3,11,18,19
Dapat terjadi melalui kontak langsung dengan rambut penderita lain maupun
secara tidak langsung dengan alat-alat yang digunakan seperti sisir, topi, handuk, dan
lainnya.
2,8,11,13,15,18
Walaupun sering terjadi pada masyarakat yang hidup dengan
kebersihan yang buruk, infestasi kutu kepala sering terjadi pada anak-anak, hal ini
kemungkinan dikarenakan kebiasaan anak bermain bersama (kontak erat dengan
penderita), berbagi alat-alat seperti topi, sisir dan lainnya.

6,9,10,12




9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2 Etiologi
Penyebab PK adalah Pediculus humanus capitis yaitu suatu ektoparasit
spesifik yang hidup di kepala manusia dan memperoleh sumber makanan dari darah
yang dihisapnya 4-5 kali sehari atau sekitar setiap 4-6 jam.
2,9-11
Rentang hidup kutu
sekitar 30 hari dan dapat bertahan hidup di lingkungan bebas sekitar 3 hari,
sedangkan telurnya dapat bertahan hidup di lingkungan bebas sekitar 10 hari.

Kutu
kepala tersebut tidak dapat melompat atau terbang, tetapi kutu tersebut akan merayap
untuk berpindah dengan kecepatan sekitar 23 cm per menitnya. Walaupun pada
seluruh bagian kepala dapat sebagai tempat kolonisasi, kutu kepala lebih menyukai
pada daerah tengkuk dan belakang telinga.
1-4,9,20


2.2.3 Pediculus humanus capitis
Pediculus humanus capitis merupakan suatu arthropoda dari kelas serangga
yang termasuk pada kelompok pterigotes dari ordo Anoplura.
1,4,16
Terdapat 2 jenis
kelamin dari kutu kepala tersebut yaitu kutu jantan dan betina. Kutu betina dibedakan
dengan kutu jantan berdasarkan ukuran tubuh yang lebih besar dan adanya
penonjolan daerah posterior yang membentuk huruf V yang digunakan untuk
menjepit sekeliling batang rambut ketika bertelur. Kutu jantan memiliki pita berwarna
coklat gelap yang terbentang di punggungnya.
1,4

Siklus hidup Pediculus humanus capitis terdiri dari stadium telur, nimfa dan
dewasa.Setelah perkawinan, kutu betina dewasa akan menghasilkan 1 sampai 6 telur
per hari selama 30 hari. Telur kutu berbentuk oval dan umumnya berwarna putih.
Telur diletakkan oleh betina dewasa pada pangkal rambut (sekitar 1 cm dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
permukaan kulit kepala) dan bergerak ke arah distal sesuai dengan pertumbuhan
rambut. Telur kutu ini akan menetas setelah 7-10 hari, dengan meninggalkan kulit
atau selubungnya pada rambut, selubung berwarna putih dan kolaps. Selubung telur
tersebut dapat tetap melekat pada rambut selama 6 bulan. Sedangkan telur kutu yang
belum menetas tampak berwarna hitam, bulat, dan translusen. Hal ini merupakan cara
terbaik untuk membedakan dan memeriksa keberadaan operkulumnya yang
mengindikasikan bahwa telur kutu tersebut belum menetas atau sudah
menetas.
1,4,15,16,19
Berdasarkan penelitian Buxton (1946) dikatakan bahwa keadaan
kering akibat pemanasan dapat mengurangi jumlah cairan amniotik pada telur kutu,
sehingga menyulitkan untuk menetas, oleh karena itu dapat dijelaskan mengapa
pemanasan dapat menyebabkan telur kutu menjadi hancur.
7,17

Telur yang menetas akan menjadi nimfa. Bentuknya menyerupai kutu dewasa,
namun dalam ukuran kecil. Nimfa akan menjadi dewasa dalam waktu 9-12 hari
setelah menetas. Untuk hidup, nimfa membutuhkan makanan berupa darah.
1,4,16,19

Kutu dewasa mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan
menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. Kutu kepala tidak bersayap, memipih
di bagian dorsoventral dan memanjang. Kutu dewasa dapat merayap untuk berpindah
dengan kecepatan sekitar 23 cm per menitnya. Rentang hidupnya sekitar 30 hari dan
dapat bertahan hidup di lingkungan bebas sekitar 3 hari.
1,19,20


Siklus hidup dan morfologi kutu serta telur kutu kepala dapat dilihat pada
gambar 3,4,5 dan gambar 6.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3. Siklus hidup kutu kepala.*

*Dikutip sesuai dari kepustakaan no.10
Gbr 4. Telur kutu yg belum menetas* Gbr 5. Telur kutu yang sudah menetas*





UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 6. Pedikulosis kapitis*

*Dikutip sesuai dari kepustakaan no.15 dan 19
2.2.4 Epidemiologi
Jumlah kasus PK meningkat di seluruh dunia sejak pertengahan tahun 1960
an, diperkirakan ratusan juta orang terinfeksi setiap tahunnya.
5,6,10
Di beberapa negara
seperti Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia dan Australia dilaporkan terjadi
peningkatan infestasi kutu kepala setiap tahunnya.
5
Walaupun penyakit ini dapat
menyerang siapa saja, dikatakan anak perempuan dua kali lebih besar terinfeksi
dibandingkan pria dikarenakan kebiasaan perempuan mempunyai rambut yang
panjang berteman akrab dan suka berbagi aksesoris rambut.
1,2,5,6,10,18

Terdapat beberapa faktor yang dapat membantu penyebaran PK antara lain
faktor sosial-ekonomi, tingkat pengetahuan, higiene perorangan, kepadatan tempat
tinggal (misalnya di asrama, panti asuhan, sekolah dasar), dan karakteristik individu
(umur, panjang rambut, dan tipe rambut).

1,2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.5 Gejala klinis

Gejala khas yang sering timbul akibat infestasi kutu kepala berupa rasa gatal
di sekitar kulit kepala. Hal ini disebabkan oleh karena sensitisasi dari saliva kutu dan
garukan menyebabkan terjadinya ekskoriasi dan krusta pada kulit kepala akibat
garukan dan memudahkan terjadinya infeksi sekunder. Bila infeksi sekunder berat,
rambut akan bergumpal yang disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta dan dapat
pula terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional. Pada keadaan tersebut kepala
akan berbau busuk.
1,3,4,9,13,10
Penderita PK terutama yang di pedesaan kadang-kadang sudah merasa
keadaan tersebut wajar-wajar saja tetapi ada kalanya pula PK menyebabkan berbagai
dampak pada penderitanya, antara lain berkurangnya kualitas tidur anak pada malam
hari akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa malu dan rendah diri.
1,2,4
2.2.6 Diagnosis banding
PK dapat di diagnosis banding dengan hair cast, piedra hitam dan putih,
trikodistropi (moniletriks dan trikorheksis nodosa), psoriasis, hair spray debris,
dermatitis seboroik dan Psocids (book lice).
Gold standard untuk menegakkan diagnosis PK adalah dengan cara
mengidentifikasi kutu dan telur kutu yang terlihat di kepala dan dapat dibantu dengan
menggunakan kaca pembesar dan sisir kutu.
1-3
2.2.7 Diagnosis
1,2
Ditemukannya satu kutu dewasa yang
hidup di kepala merupakan diagnosis yang adekuat sebagai suatu infestasi yang aktif.
Sedangkan bila hanya ditemukan telur kutu saja tidak dapat diindikasikan sebagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
infestasi yang aktif, sehingga diperlukan pemeriksaan mikroskopis untuk melihat dan
memastikan suatu embrio yang masih viable.
1,2,4,9,10,21-24
2.2.8 Penatalaksanaan

Sejak era 1960 an, prevalensi PK telah meningkat di banyak negara. PK ini
masih merupakan masalah di seluruh dunia, yang membutuhkan solusi yang pasti.
16

Ada beberapa bentuk pengobatan dasar untuk PK yang umum digunakan yaitu
dengan menggunakan preparat pedikulosid topikal atau sampo yang mengandung
bahan-bahan kimia, bahan-bahan yang tersedia di rumah dan sisir kutu. Semua bentuk
pengobatan ini mempunyai keterbatasan masing-masing dalam penggunaanya.
3,5-10
Pengobatan dengan preparat pedikulosid topikal atau sampo yang
mengandung bahan-bahan kimia seperti lindane, pyrethrin, permethrin dan
malathion dikatakan belum ada yang dapat membunuh 100% kutu dan telurnya.
2,6,8-11

Dibutuhkan pengobatan yang berulang yaitu sekitar 1 minggu kemudian setelah
pengobatan yang pertama untuk membunuh kutu dari telur kutu yang baru menetas.
7

Penggunaan preparat pedikulosid topikal tersebut dikatakan dapat menimbulkan efek
samping, misalnya lindane dapat menyebabkan toksisitas pada susunan saraf pusat
manusia dan pada beberapa kasus telah dilaporkan terjadi kejang berat pada anak-
anak yang menggunakan preparat lindane.
8,12,13
Selain itu dilaporkan telah terjadi
resistensi PK terhadap preparat pedikulosid topikal tersebut yang kemungkinan
dikarenakan penggunaan yang berlebihan dari produk insektisidal sebelumnya,
sehingga terjadi peningkatan resisten strain pada kutu.
5,12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 1.Pengobatan dengan preparat pedikulosid topikal terhadap pedikulosis kapitis
*Dikutip dari kepustakaan no.3
*

Metode pengobatan lain adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang
tersedia di rumah seperti mayones, petroleum jeli, minyak zaitun, margarin, gel
rambut, dan lainnya digunakan dengan pengaplikasian bahan-bahan tersebut dengan
banyak dan tebal pada rambut dan kulit kepala yang dibiarkan selama 1 hari. Hal ini
dikatakan dapat menutup jalan spirakel kutu dan menyebabkan penurunan respirasi
dari kutu tersebut. Namun, bahan-bahan ini dikatakan hanya sedikit menunjukkan
efektifitasnya dalam membunuh kutu bahkan belum ada percobaan yang dilakukan
untuk membuktikan efektifitas dan keamanannya.
6,9
Pengobatan
Selain itu, ada bahan lain seperti
Cara
Pemberian
Mekanisme Kerja Faktor resiko
Pyrethrin



Secara topikal
(10 menit)
Menghambat repolarisasi dari
Na
+
Alergi terhadap
chrysanthems,
rumput-rumputan
atau tumbuh-
tumbuhan
channel sehingga
menyebabkan paralisis
pernafasan
Permethrin
1%
Secara topikal
(10 menit)
Menghambat repolarisasi dari
Na
+
Tidak ada
channel sehingga
menyebabkan paralisis
pernafasan
Lindane 1% Secara topikal
(10 menit )
pemakaian tidak
boleh diulang
toksik
Suatu organoklorida yang
bekerja menghambat GABA
(-aminobutyric acid) sehingga
menyebabkan paralisis
pernafasan
Kejang, hati-hati
penggunaannya
pada anak-anak,
lansia, dan pasien
dengan BB <50kg
Malathion
0,5%
Secara topikal
(8-12 jam)
Menghambat organofosfat
kolinesterase sehingga
menyebabkan paralisis
pernafasan
Inflamasi berat,
penekanan
pernafasan, toksik
terhadap susunan
saraf pusat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
minyak tanah, kerosene, juga digunakan oleh penderita untuk pengobatan PK, tetapi
bahan-bahan tersebut sangatlah berbahaya dan belum ada dilaporkan efektifitas
dalam penggunaannya.
5,6,9,11

Kelompok pengobatan lain yang sering digunakan adalah sisir kutu. Memiliki
bentuk yang bervariasi, biasanya terdiri dari metal yang tipis atau bergigi plastik yang
didisain sebagai sisir rambut untuk mengeluarkan kutu dan telurnya. Bagaimanapun,
penyisiran yang efektif diperlukan waktu beberapa jam hingga beberapa hari, dan
kebanyakan orang tidak memiliki waktu dan tidak sabar untuk melakukan penyisiran
untuk memperoleh seluruh kutu dan telurnya.
7,10

Pada tahun 2006 Goates dkk di Utah melakukan penelitian mengenai
penanganan PK secara non kimiawi yaitu dengan memanfaatkan efek udara panas
melalui alat penghasil udara panas, yang menggunakan tenaga listrik, disebut
LouseBuster.
3
Dengan angka keberhasilan 98% untuk membunuh telur kutu dan
mencapai 80% untuk membunuh kutunya.
8,10
Alat pemanas rambut adalah perangkat elektromekanis yang dirancang untuk
menghasilkan udara panas dan digunakan untuk mengubah struktur/bentuk rambut.
Alat pemanas rambut tersebut banyak digunakan baik di

2.2 Alat Pemanas Rambut
salon kecantikan maupun di
rumah.
25
Alat pemanas rambut tersebut memiliki bentuk yang beraneka ragam dan
memiliki fungsi yang bervariasi antara lain alat pemanas pelurus rambut. Beberapa
istilah yang dikenal sebagai alat pemanas pelurus rambut yaitu hot comb, hot iron,
flat iron, electrical hair straightener dan sebagainya.
26-29
Alat pemanas pelurus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
rambut merupakan suatu alat yang digunakan untuk meluruskan dan merapikan
rambut, terdiri dari dua pelat yang terbuat dari logam atau keramik, menggunakan
tenaga listrik dengan menghasilkan udara panas dengan suhu 60C. Alat pemanas
pelurus rambut tersebut pertama kali diciptakan oleh Madame C.J.Walker pada abad
ke 19.
25,30
Pelurusan dengan panas disebut juga hot style method atau hair pressing,
bersifat sementara dengan membutuhkan proses energi rendah yang melibatkan
perubahan pada ikatan hidrogen dan garam. Hasil dapat bertahan sampai adanya
paparan kelembaban dari lingkungan dan prespirasi. Efek samping yang dapat terjadi
pada rambut bila rambut dilakukan pemanasan berupa rambut yang bergelembung /
rambut yang patah yang disebut bubble hair. Hal ini dapat terjadi akibat suhu panas
yang tinggi mengenai rambut menyebabkan air di dalam poros berubah menjadi uap
dan keluar dari batang rambut sehingga sisik kutikula menghilang.
31
Suhu panas yang
dihasil alat pemanas berkisar 70-100 C dikatakan masih dapat direkomendasi
penggunaannya dalam waktu yang relatif singkat. Pada kulit kepala dapat terjadi
eritema akibat efek panas yang mengenai kulit kepala namum efek tersebut sangat
jarang ditemukan oleh karena penggunaan alat pemanas pelurus rambut tidak
mengenai kulit kepala. Semua efek tersebut sangat jarang ditemukan, jika
penggunaan alat pemanas tidak digunakan dengan suhu yang tinggi dan tidak
digunakan dalam waktu yang lama.

32,33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai