Anda di halaman 1dari 6

IMUNISASI

BCG Hepatitis B DTP Polio Campak


Deskripsi -Bacille Calmette_Guerin
merupakan vaksin hidup dibuat
dari Mycobacterium bovis yang
dibiak berulang 1-3 tahun
(dilemahkan
-Tidak mencegah, namun
menurunkan resiko TB berat
-Efek proteksi 0-80%
-Imunisasi BCG ulangan tidak
dianjurkan
-Merupakan vaksin rekombinan
-Titer protektif anti Hbs " 10m
IU/ml
-Vaksin berasal dari HbsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi.
-Titer protektif terentuk pd >90%
-Yang harus imunisasi
@ Semua bayi baru lahir
@ Pekerjaan Resiko tertular
HBV
@ Hemodialisis
@ Transfusi berulang
@ serumah dengan penderia
HBV atau kontak akibat
hubungan seksual
@ Drug user
@ Homoseksual, biseksual,
heteroseksual
! Toksoid Difteri (40Lf) +
Toksoid Tetanus (15Lf) + vaksin
Pertusis
- Titer protektif"0,01 IU
- 2 jenis : DTwP dan DTaP
- DTwp mengandung kuman
B.pertusis mati
- DTaP hanya menggunakan
fraksi sel B.pertusis dengan
dengan dikeluarkannya
endotoksin dan debris sehingga
reaksi lokal dan demam DTaP
lebih ringan
-Serokonveri 15,8%
! OPV berisi virus polio tipe
1,2,3 hidup dilemahkan, dibuat
dari biakan ginjal kera distabilkan
dengan sukrosa
! IPV berisi virus polio tipe 1,2,3
dibiak pada sel vero ginjal kera,
dibuat mati tidak aktif dengan
formaldehid
! 2 jenis : berasal dari
virus campak hidup
dilemahkan (Edmonston B)
dan dari virus comp.
Dimatikan (dalam larutan
formalin+garam
aluminium)
Sediaan dan
Komposisi
- Berupa serbuk kering dalam
ampul coklat
-Pelarut berupa NaCl di tempat
terpisah.
Pelarutnya 4cc (untuk 80 bayi)
Vial 0,5 ml
Tiap ml mengandung :
-HbsAg 20mcg
-Aluminium Hidroksida 0,5mg
-Timerosal 0,01 w/v %
(pengawet)
Vial 5 ml (10 dosis)
Tiap ml mengandung :
-Toksoid difteri yang dimurnikan
(40Lf)
-Toksoid tetanus yang
dimurnikan (15Lf)
-B.Pertusis yang diinaktifasi (24
OU)
-Aluminium fosfat 3 mg
-Timerosal 0,1mg (pengawet)
Vial dengan ujung penetes (pipet)
berisi cairan orange 1 ml (10
dosis)
Tiap dosis
(2tts=0,1ml)mengandung :
-Tipe 1 : 106,0 CCID50
-Tipe 2 : 105,0 CCID50
-Tipe 3 : 105,5 CCID50
-Eritromisin # 2mcg
-Kanamisin # 10mcg
Stabil dengan sukrosa
IPV
-tidak aktif dengan formaldehid
-tumbuhan neomisin, streptomisin,
polimiksin B
-Vial 0,5 ml (10 dosis) +
pelarut steril (Wfi=Water
for
infusion=aquabidest)yang
tersedia terpisah
-Tiap dosis baku minimal
vaksin campak 1000
TCID50
Dosis Bayi # 12 bulan : 0,05ml
Anak > 12 bulan : 0,1ml
Bayi/anak (<10tahun) : 0,5ml
Anak ("10tahun) : 1ml
0,5ml 2 tetes : 0,1ml 0,5ml
Tempat dan
Cara Pemberian
Suntikan intrakutan daerah
insersio m.deltoideus lengan
kanan (konsensus nasional)
Suntikan intramuskular dalam.
-Neonatus dan Bayi :
anterolateral paha
-Anak besar dan dewasa : regio
deltoid
Suntikan intramuscular paha
anterolateral atas atau lengan
atas
OPV : per oral
IPV : subkutan dalam
Subkutan
Campak diberikan pada
umur 9 bulan agar antibodi
dari ibu sudah habis lebih
dulu

Jadwal
Imunisasi
IDAI : Umur 0-2 bulan (1x)
DepKes : 1 bulan (1x)
IDAI : Usia 0,1,3-6 bulan (3x)
Depkes : 0,2,3,4, (4x)
IDAI : 2,4,6 bulan (3x)
Depkes : 2,3,4 bulan (3x)
IDAI : 0,2,4,6 bulan (4x)
DepKes : 1,2,3,4 bulan (4x)
IDAI : umur 9 bulan (1x)
DepKes : Umur 9 bulan
(1x)
Ulangan/
Booster
- - Umur 18 bulan, 3 tahun, 5 tahun
(3x)
Umur 18 bulan, 5 tahun (2x) Umur 6 tahun (1x)
Program Borok (ulkus) tidak boleh diobati,
bila perlu, cukup dibersihkan
dengan kassa steril dan kain
- BIAS PIN, ERAPO Compaign campak
BCG Hepatitis B DTP Polio Campak
Reaksi KIPI
(Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi
-Ulkus lokal yang superfisial muncul 3
minggu setelah penyuntikan
-Ulkus tertutup krusta, akan sembuh
dalam 2-3bulan, meninggalkan parut
bulat dengan diameter 4-6mm
-Dosis terlalu tinggi : ulkus tibul lebih
besar.
-Penyuntikan terlalu dalam : scar
retracted
-Limfadenitis supuratif di aksila atau
leher.
-Limfadenitis akut sembuh sendiri,
sehingga tidak perlu diobati.
-Apabila limfadenitis melekat di kulit
atau timbul fistula dapat dibersihkan
(drainage) dan diberi OAT (OAT
sistemik tidak efektif).
-BCGitis diseminasi : terjadi pada
immunokompromise
-Eritema nodosum, iritis, lupus vulgaris,
osteomielitis, perlu kombinasi OAT
Reaksi lokal ringan
bersifat sementara,
kadang demam
ringan selama 1-2
hari
-Reaksi lokal kemerahan, bengkak,
nyeri di lokasi suntikan
-Demam ringan sampai dengan
hiperpireksia
-Anak gelisah, menangis terus-
menerus selama beberapa jam
pasca suntikan (iconsolable, cying)
-Kejang demam
-Paling serius : ensefalopati, reaksi
anafilaksis
-VAPP (Vacsine Associated Polio
Paralytic)
-Kasus poliomielitis paralitik
berkaitan dengan vaksin terjadi
setiap 2,5 juta dosis OPV
-Resiko KIPI paling besar terjadi
pada dosis pertama
-Pusing, diare ringan, nyeri otot
-Demam>39,5
o
C dijumpai
pada hari ke-5
berlangsung selama 2 hari.
Ini dapat merangsang
kejang demam.
-Ruam hari ke-7 s.d. 10
sesudah iunisasi
berlangsung 2-4 hari
-Reaksi KIPI berat,
ensefalitis
-Ensefalopati 30 hari
sesudah imunisasi 1:1
milyar dosis

Kontraindikasi -Uji tuberkulin >5mm
-Infeksi HIV, resiko tinggi HIV,
-Immunokompromise akibat
kortikosteroid, obat imunosupresif,
radiasi, radiasi, keganasan sumsum
tulang, atau limfe.
-Gizi buruk
-Demam tinggi
-Infeksi kulit luas
-Pernah sakit tuberulosis
-Tidak ada indikasi
kontra absolut
-Kehamilan dan
laktasi bukan
indikasi kontra
imunisasi VHB
-Riwayat anafilaksis DTP
sebelumnya
-Ensefalopati akibat vaksin DTP
sebelumnya
-Perhatian khusus (precaution):
Bila pada DTP pertama dijumpai
hiperpireksia, hipotonik-hiporesponik
dalam 48 jam, menangis terus-
menerus selama 3 jam, kejg dalam 3
hari sesudah DTP.
-Riwayat kejang dalam keluarga
tanpa hidp dengan vaksin dan alergi
terhadap vaksin bukan indikasi
kontra DTaP
-Penyakit akut atau demam
>38,5
0
C
-Muntah atau diare
-Dalam pengobatan kortikosteroid
atau imunosuprsif , radiasi umum
Keganasan retikuloendotelial,
mekanisme imunologi terganggu,
misal : hipogomeglobulinemia
-Infeksi HIV
-Hamil 4 bulan pertama jangan
diberikan kecuali mendesak (pergi
ke daerah endemis, walau belum
ada laporan kejadian pada fetus)
-OPV boleh bersama vaksin mati
atau dilemahkan lain tapi jangan
dengan vaksin oral tifoid
-BCG tidak memperlambat
pemberian OPV
-OPV, IPV mengandung neomisin,
polimiksin, streptomisin,
kontraindikasi pada hipersensitif
antibiotik tersebut secara
berlebihan
-Imunosupresi jn diberikan OPV
maupun IPV
-Hamil
-Immunodefisiensi primer
-TB tidak terobati
-Kanker/transplantasi
organ
-Obat imunosupresif
jangka panjang
-Immunocompromise
Penyimpanan -Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar
matahari
-Disimpan dalam suhu 2-8
0
C
-Tidak boleh beku
-Vaksin yang telah diencerkan harus
digunakan dalam waktu 8 jam
-Disimpan dalam
suhu 2-8
0
C
-Tidak boleh beku
-Disimpan dalam suhu 2-8
0
C
-Tidak boleh beku
-OPV disimpan dalam suhu 0-4
0
C
-IPV disimpan dalam suhu 2-8
0
C
-Tidak boleh beku
-OPV boleh dipakai 2 minggu
setelah dipakai
-Disimpan dalam suhu
2-8
0
C
-Dipakai max.8jam setelah
dilarutkan
Kadaluarsa 1 tahun 2 tahun 18-24 bulan OPV dan IPV : 2 tahun 2 tahun
MMR Hib (Hemofillus
influenza Tipe B)
Demam Tifoid Varisela
Deskripsi ! Measless, Mumps, Rubella (MMR)
-Vaksin kering mengandung virus hidup
-Harus digunakan 1 jam setelah dicampur
pelarutnya
-Tetap harus diberikan walau sudah
pernah terinfeksi MMR atau imunisasi
campak
-Serokonversi>90%
-Anak>12tahun terkena infeksi MMR,
berikan vaksin MMR sesegera ungkin
(#72 jam) karena inkubasi gatur vaksin
(4-6 hari) lebih singkat dari virus campak
liar (1-14 hari)
!Bagian kapsul Hib
disebut
polyribosyribitol
phosphate (PRP)
menentukan virulensi.
Vaksin Hib dibuat dari
kapsul tersebut.
-Vaksin Hib dibuat
dari konjugasi PRP
dengan protein dari
komponen bakteri lain
karena kurag efektif
-PRP-OMP :
Konjugasi dengan
membran protein luar
Neisseria meningitidis
-PRP-T : Konjugasi
dengan protein
tetanus
!2 jenis : Vaksin demam tifoid oral dan
vaksin polisakarida parenteral
Vaksin demam tifoid oral :
!Salmonella typhi galur non patogen yang
sudah dilemahkan. Kuman dalam vaksin
mengalami siklus pembelahan dalam usus
dan daam waktu 3 hari akan dieliminasi.
!Sekretorik IgA (+).
!Vaksin oral efektifitasnya sama dengan
vaksin parenteral, namun vaksin oral reaksi
samping lebih rendah
!Vaksin oral=Ty-2Ia-
Vaksin polisakarida parenteral :
!Setiap 0,5ml mengadung Salmonella
typhi (inaktivasi dengan pemanasan),
polisakarida 0,025mg, fenol, dan larutan
buffer mengandung natrium chlorida,
disodium fosfat, monososium
!Daya proteksi : 50%-80%
!Vaksin varisella zoster
(Galur OKA) yang
dilemahkan terdapat
dalam bubuk kering
(lyophilised)
-Anak hanya 1 dosis,
bila
immunocompromised
atau >13 tahun, butuh 2
dosis, selang 1-2 bulan
-Serokonversi 97%
-Dapat diberikan
bersama vaksin MMR
Sediaan dan
komposisi
-Vial / jarum suntik pra isi 0,5ml -Prefilled syringe
0,5ml+vial 1ml
Vaksin demam typhoid oral :
-Vial 1 ml jarum pra suntik 0,5 ml
-Sediaan kapsul harus ditelan utuh
Vaksin polisakarida parenteral :
-Vial 0,5 ml mengandung kuman
Salmonella typhi, polisakarida 0,025mg,
fenol dan larutan buffer mengandung
natrium klorida, disodium fosfat,
monosodiumfosfat, dan pelarut untuk
suntikan
Vial 0,5ml
Dosis Dosis tunggal 0,5 ml suntikan
intramuskular atau subkutan dalam
Satu dosis berisi 0,5
ml suntikan
intramuskular
Vaksin polisakarida parenteral : 0,05 ml 0,5 ml
Tempat dan
cara
pemberian
MMR dapat diberikan usia 9 bulan pada
individu beresiko infeks campak:
-Anak dengan penyakit kronis
-Anak "1 tahun di day care center, family
day care, dan playgroup
-Anak lembaga cacat mental
HIV tetap diberikan MMR jika tidak ada
kontraindikasi
Pada riwayat kejang :
!Beritahukan akan demam setelah 5-12
hari, anjurkan atasi demam dengan
parasetamol
Vaksin tidak boleh
diberikan pada anak
umur 2 bulan karena
belum dapat
membentuk antibodi
Oral :
!Kemasan kapsul untuk anak umur
"6tahun
! Diminum 1 kapsul tiap hari, saat hari
ke-1, 3,5, 1 jam sebelum makan dengan
minuman #37
0
C, kapsul ke-4 saat hari ke-7
terutama bagi turis.
!Kapsul ditelan utuh, tidak boleh dibuka
upaya tidak mati oleh asam lambug
!Vaksin tidak boleh diberi bersamaan
dengan antibiotik sulfonamid, antimalaria
aktif terhadap salmonella.
!Karena menimbulkan respon kuat
interferon mukosa, vaksin polio oral
sebaiknya ditunda 2 minggu setelah tifoid
oral.
!Imunisasi ulangan tiap 5 tahun
Parenteral :
!Intramuskular atau subkutan deltoid atau
paha
!Imunisasi ulangan tiap 3 tahun
Subkutan
!Dapat diberikan
setelah umur >1tahun.
!" 13 tahun diberikan
2x selang 1 bulan.
!Pencegahan pasca
kontak, vaksin diberikan
dalam 72 jam (kontak
dipisah)
J a d w a l
Imunisasi
15 bulan, 6 tahun (2x) 2 bulan, 4 buan, 6
bulan, 15-18 bulan
(4x)
Dari umur 2 tahun, ulangan sampai 3 tahun 1x dari umur 5 tahun
Reaksi KIPI
( K e j a d i a n
Ikutan Pasca
Imunisasi)
-Malaise, demam, ruam 1 minggu setelah
imunisasi, berlangsung 2-3 hari
-6-11 hari pasca imunisasi, kejang demam
pada ensefalitis pasca imunisasi <
1:1.000.000, pembengkakan kelenjar
parotis berusia sampai <1 tahun
-meningoensefalitis oleh virus gondongan
urabe
-Trombositopenia , biasanya sembuh
sendiri.
-jelaskan kemungkinan penggunaan
parasetamol pada 5-12 hari setelah
imunisasi
- Vaksin polisakarida parenteral :
!reaksi lokal, demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri sendi, nyeri otot, nausea,
nyeri perut, jarang dijumpai.
-sangat jarang reaksi alergi karena pruritus,
ruam kulit, urtikaria
-Reaksi lokal , demam,
ruam papula, vesikel
ringan
-Immunokompromise
!Reaksi sistemik lebih
sering dari reaksi lokal
!Muncul penyakit
varisela (1%)
-reaksi samping
tergolong jarag terjadi
Kontraindika
si
-Keganasan yang tidak diobati atau
ganggan imunitas, obat immunosupresif,
terapi sinar, steroid dosis tinggi
-Al ergi obat t erhadap gel at i n dan
neomisin
-Demam akut
-Baru saja menerima vaksin hidup lain,
MMR harus ditunda 1 bulan stelah anak
mendapat vaksin tersebut
-Hamil, ditunda 2 bulan
-Diberikan 2 bulan pasca imunoglobulin
dan transfusi darah (whole blood)
-Defisiensi imun, HIV, perlu meminta
petunjuk konsultan anak
-Tidak boleh diberikan 2 minggu pasca
imunoglobulin
Ti dak hami l sel am 3 bul an pasca
imunisasi
- Vaksin polisakarida parenteral :
-Alergi bahan-bahan dalam vaksin
-Demam, penyakit akut maupun penyakit
kronik progresif
-Demam tinggi
-Hitung limfosit <1200L
-Bukti defisiensi imun
seluler seperti obat
imunosupresif,
radioterapi, dosis tinggi
kortikosteroid
Penyimpana
n
-Penyimpanan suhu 2-8
0
C terlindung dari
cahaya
-Digunakan dalam waktu 1 jam setelah
dicampur pelarutnya.
Disimpan dalam suhu
2-8
0
C (PRRT)
-Vaksin oral : penyimpanan dalam suhu
2-8
0
C
-Parenteral : 2-8
0
C, jangan dibekukan
Disimpan dalam suhu
2-8
0
C
Kadaluarsa 2 tahun Stail sampai 2 tahun
pada suhu 25
0
C
Vaksin parenteral : 3 tahun 90 hari

Anda mungkin juga menyukai