(glisin)
(methionin)
(leusin)
Solven B
Trp Tyr PT T
Aln Tyr PT T
Keterangan :
Trp : Triptofan
Tyr : Tirosin
Aln : Alanin
PT : Putih Telur
T : Tempe
Kelompok 1 dan 2
Perhitungan Rf
Diketahui jarak (cm) dari garis yang diberi batas pada kertas TLC :
Solven A :
Tirosin : 2,5
Triptofan : 2,3
Tempe : 2,3
Putih telur : 2,7
Solven B :
Alanin : 2
Triptofan : 1,8
Tempe : 2,2
Putih telur : 2,1
Solven A :
(prolin)
(prolin)
(prolin)
(prolin)
Solven B :
(asam glutamat)
(asam glutamat)
Kelompok 3 dan 4
Perhitungan Rf
Diketahui jarak (cm) dari garis yang diberi batas pada kertas TLC :
Solven A :
Tirosin : 1 cm
(arginin)
Putih telur : 3,5 cm
(methionin)
Tempe : 1,5 cm
(glisin)
Solven B :
Tirosin : 4 cm
(lisin)
Tempe : 3 cm
(serin)
Kurva standar asam amino
Penambahan (ml)
Tabung
1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 0 0,01 0,03 0,05 0,07 0,1
OD 0 0,194 0,222 0,310 0,509 0,706
Diketahui dan OD sampel tempe dan putih telur
Maka dapat dihitung konsentrasi asam amino sampel tempe dan putih telur
Kandungan asam amino sampel
Sampel sesudah pengenceran 100x OD Konsentrasi
Tempe 0,509 3,3407146
Putih telur 1,097 7,1506018
y = 6.4794x + 0.0427
R = 0.958
0
0.2
0.4
0.6
0.8
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
O
D
Konsentrasi Asam amino
Kurva Standar Asam Amino
Kurva standar protein
Penambahan
(ml)
Tabung
1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 0 0,01 0,03 0,05 0,07 0,1
OD 0,018 0,051 0,125 0,251 0,276 0,397
Perhitungan konsentrasi protein sampel :
Diketahui dan OD sampel
Maka konsentrasi sampel bisa dicari dengan :
Sebelum pengenceran :
Sesudah pengenceran :
Kurva Standar Protein
Konsentrasi
O
D
Kandungan protein dalam sampel
Sampel sebelum pengenceran OD Konsentrasi
Tempe 1,820 0,69404
Putih telur 1,474 0,565328
Sampel sesudah pengenceran OD Konsentrasi
Tempe 0,028 0,026156
Putih telur 0,082 0,043184
Perhitungan Kjehdal
Kelompok 5 dan 6
Kelompok 3 dan 4
B. Pembahasan
Preparasi asam amino dan protein di lakukan dengan menggunakan tempe dan telur
sebagai bahan uji dalam praktikum in hasil yang di peroleh dari perlakuan tersebut adalah
putih telur mengandung methionin dan tempe mengandung leusin leusin merupakan asam
amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Hanya tanaman dan bakteri yang
dilengkapi dengan kemampuan untuk mensintesis asam amino ini.
Lisin adalah konmponen penting dari semua protein yang ditemukan dalam tubuh.
Terdapat berbagai sumber makanan yang mengandung lisin seperti sereal, kacang kedelai,
dan bayam. Selain itu, daging, terutama daging merah, daging babi dan unggas, telur, keju,
serta beberapa ikan seperti cod dan sarden adalah sumber yang kaya akan lisin.manfaat dan
fungsi lisin adalah sebagai komponen tak terpisahkan dari protein, lisin memainkan peran
yang signifikan dalam tubuh manusia. Lisin sangat penting dalam proses penyerapan kalsium
di saluran pencernaan. Asam amino ini memfasilitasi produksi enzim, hormon, antibodi, serta
membantu pembentukan protein otot.Lisin membantu dalam sintesis kolagen, komponen
penting dari tulang dan jaringan ikat.Selain itu, L-lisin turut merangsang produksi kreatinin
yang bertanggung jawab untuk mengubah asam lemak menjadi energi.
Dalam proses ini, tingkat kolesterol, terutama kolesterol LDL berbahaya berkurang
dari dalam tubuh.Tingkat kolesterol LDL yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit jantung koroner dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah akibat timbunan
lemak di dalam dinding arteri). Lisin sering digunakan untuk mengobati infeksi virus herpes,
terutama yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Telah diamati bahwa lisin efektif
dalam mempercepat proses pemulihan herpes genital. Asam amino ini juga berguna untuk
menyembuhkan penyakit virus yang dikenal sebagai herpes zoster, yang ditandai dengan
ruam kulit.Sebagai komponen tak terpisahkan dari protein, lisin memainkan peran yang
signifikan dalam tubuh manusia. Lisin sangat penting dalam proses penyerapan kalsium di
saluran pencernaan.Asam amino ini memfasilitasi produksi enzim, hormon, antibodi, serta
membantu pembentukan protein otot. Lisin membantu dalam sintesis kolagen, komponen
penting dari tulang dan jaringan ikat.Selain itu, L-lisin turut merangsang produksi kreatinin
yang bertanggung jawab untuk mengubah asam lemak menjadi energi.Dalam proses ini,
tingkat kolesterol, terutama kolesterol LDL berbahaya berkurang dari dalam tubuh.Tingkat
kolesterol LDL yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner
dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah akibat timbunan lemak di dalam dinding
arteri). Lisin sering digunakan untuk mengobati infeksi virus herpes, terutama yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks.Telah diamati bahwa lisin efektif dalam mempercepat
proses pemulihan herpes genital
Sumber protein dapat diperoleh dari bahan hewani maupun nabati. Salah satu sumber
protein dari bahan makanan adalah telur. Telur mengandung protein, lemak, vitamin dan
beberapa mineral. Kandungan penyusun protein dapat dibagi kedalam protein putih telur dan
protein kuning telur.
Salah satu sumber protein dalam bahan makanan adalah telur. Telur merupakan
sumber makanan yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan makanan ini mengandung
protein, lemak, vitamin dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein telu dapat dibagi
kedalam protein putih telur dan protein kuning telur. Disamping itu, susu juga merupakan
salah satu bahan makanan atau larutan yang mengandung protein. Sehingganya dalam
percobaan ini, sampel yang digunakan adalah protein dari susu berupa kasein dan dari putih
telur yaitu albumin. Untuk mendapatkan larutan protein, maka putih telur diencerkan dengan
aquadest ( H
2
O ) dengan perbandingan (1:10). Setelah itu larutan protein ini siap diuji. Dalam
penentuan uji protei diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi
dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan
menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang
terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara
titrasi. Metode ini cocok digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah
sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek.
Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar
contoh 1-3 g, sedang semimikro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang
dari 300 mg dari bahan yang homogen. Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan
asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam
jumlah yang besar. Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-
vitamin, asam amino besar, kreatina, dan kreatinina ikut teranalisis dan terukur sebagai
nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini kini masih digunakan dan dianggap cukup
teliti untuk pengukuran kadar protein dalam bahan makanan.
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi. Tahap destruksi, pada tahapan ini sampel
dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya.
Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO
2
dan H
2
O. Sedangkan nitrogennya (N)
akan berubah menjadi (NH
4
)
2
SO
4
. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan
katalisator berupa campuran Na
2
SO
4
dan HgO (20:1). Dengan penambahan katalisator
tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain
katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium. Selenium
dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga
mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya. Tahap
destilasi, pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH
3
) dengan
penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi
superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka
dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap
oleh asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak
antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup
sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka
diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Tahap titrasi, apabila penampung destilat
digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi
dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan
menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
Penambahan asam oksalat pada percobaan ini dibuat berlebih bertujuan agar dapat
mengetahui jumlah asam oksalat yang bereaksi dengan amonia. Fungsi penambahan metil
merah atau metil biru adalah sebagai indikator untuk menandakan kapan proses titrasi
dihentikan dimana pH metil merah adalah 4,2 6,3 dengan perubahan warna merah pada
asam dan kuning pada basa. Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana
basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. Penambahan asam oksalat
pada percobaan ini dibuat berlebih bertujuan agar dapat mengetahui jumlah asam oksalat
yang bereaksi dengan amonia. Penambahaban H
2
SO
4
diawal reaksi berfungsi untuk
mengkonversi nitrogen menjadi NH
4
HSO
4
.
Perhitungan mikro kejdhal di lakukan dalam praktikum ini bertujuan untuk
perhitungan total asam amino pada sampel pengujian asam amino.dari hasil yang ada
perhitungan asam amino.Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang
mengandung atom nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen. Tetapi
untuk zat-zat seperti amina,protein,dan lain lain hasilnya lumayan.
Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan
makanan secara tidak langsung,karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar
nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,28 diperoleh
nilai protein dalam bahan makanan itu.Angka 6,28 berasal dari angka konversi susu yang
biasaya mengandung 70% N.
BAB IV
KESIMPULAN
Preparasi asam amino dan protein di lakukan dengan menggunakan tempe dan telur
sebagai bahan uji dalam praktikum in hasil yang di peroleh dari perlakuan tersebut
adalah putih telur mengandung methionin dan tempe mengandung leusin.
Dalam penentuan uji proten diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.
Analisis N-total dapat dilakukan dengan cara destilasi kjeldahl.
Destilat yang diperoleh dari hasil destilasi harus direaksikan dengan asam oksalat
berlebih dehinggga asam oksalat sisa dapat bereaksi dengan NaOH sehingga dapat
ditentukan kadar N-nya.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://protein.asam amino.com/2013/04/25/makalah-asam amino//
Team Teaching. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA UNG : GorontaloChairil Anwar. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik.
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi : Yogyakarta.
Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Gadjah Mada University Press. :
Yogyakarta
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Pres : Jakarta
Lehninger.A.L, 1995. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta