Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

Teknik Analisa Sampel


Materi 2 : Teknik Analisa Asam Amino dan Protein




Rachel Octavia V Bleskadit (31120012)
Sarlen Sihombing (31120024)
Stefanie Yolanda Liwan (31120028)


FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2013



BAB I
DASAR TEORI

Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung
unsur logam seperti besi dan tembaga. Protein membantu mengatur hormon-hormon yang
berfungsi dalam proses pencernaan. Protein juga berperan dalam menjaga keseimbangan pH
asam dan basa tubuh.Manfaat lainnya dari protein adalah sebagai cadangan makanan dan
energi dalam tubuh. Karena pentingnya fungsi protein untuk tubuh kita,maka kita perlu
mencukupi kebutuhan protein setiap harinya.
Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein
hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan sedangkan protein hewani berasal dari hewan.
Protein hewani mengandung profil asam amino yang lengkap termasuk asam amino esensial
yang mutlak dibutuhkan untuk perkembangan tubuh.Daging dan telur merupakan makanan
sumber protein yang paling populer. Namun, selain telur dan daging masih banyak makanan
yang mengandung protein tinggi.
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu
senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon(C)
yang sama Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat
basa.Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung menjadi asam
pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino
mampu menjadi zwiter-ion Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak
dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan
dengan gugus karboksil (C-) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus
karboksil dalam asam amino.Selain berperan menghasilkan energi, Asam amino dalam
pembentukan protein yang dibutuhkan, pembentuk glukosa, molekulnonprotein (derivatasam
amino), badan-badanketon, dll
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino,protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi
dengan asam sulfat dandikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan
amonium sulfat.Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap
secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode ini telah
banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara semimikro,karena hanya
memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek.
Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang mengandung atom nitrogen
yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen. Tetapi untuk zat-zat seperti
amina,protein,dan lain lain hasilnya lumayan.
Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan
makanan secara tidak langsung,karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar
nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25,
diperoleh nilai protein dalam bahan makanan itu. Untuk beras, kedelai, dan gandum angka
konversi berturut-turut sebagai berikut: 5,95, 5,71, dan 5,83.Angka 6,25 berasal dari angka
konversi serum albumin yang biasanya mengandung 16% nitrogen.
Prinsip cara analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan didestruksi
dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn. Amonia
yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl pada umumnya
dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimakro. Cara makro Kjeldahl
digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar contoh 1-3 g. Cara semimikro
Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang
homogen.
Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen dalam bentuk
ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang besar. Kekurangan cara
analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-vitamin, asam amino besar, kreatina, dan
kreatinina ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini
kini masih digunakan dan dianggap cukup teliti untuk pengukuran kadar protein dalam bahan
makanan.Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.





BAB II
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
B. Cara Kerja
Preparasi Ekstrak Asam Amino dan Protein
Ditimbang 1 gr tempe ditambah 2 gr putih telur (mengandung albumin)

Secara bertahap ditambahkan 20 ml buffer fosfat 0,1 M, Ph = 7

Sampel padat dihaluskan dalam murtal (disaring untuk diambil ekstraknya)

Sampel larutan dicampurka sampai homogen (jika ada endapan disaring dulu)

Dilakukan pengenceran larutan putih telur sebanyak 6-8x

Identifikasi Jenis Asam Amino Pada Ekstrak Sampel
Plate TCL diaktivasi dulu pada suhu 10
o
C, 30 menit

Dilakukan spotting larutan asam amino tirosin dan sampel ekstrak asam amino bebas

Dilakukan elusi dengan larutan pengembang :
Solven A : n-butanol : asam asetat : air (12 : 3 : 5
v
/
v
)
Solven B : fenol : air (4 : 1
v
/
v
)

Elusi dihentikan bila mencapai batas yang telah ditentukan

Plate TLC diangkat dan dibiarkan kering

Disemprot dengan reagen ninhidrin (200mg ninhidrin dalam 100ml alkohol 95%
ditambah piridin 1,5 ml)

Dipanaskan pada 110
o
C selama 10 menit

Diamati kromatogram yang terbentuk

Dihitung Rf dan tentukan jenis asam amino yang terdapat pada ekstrak sampel

Lihat tabel nilai Rf asam amino



Penentuan Asam Amino Secara Kuantitatif
No Penambahan
(ml)
Nomot tabung
1 2 3 4 5 6
1 Triptofan 0 0,1 0,3 0,5 0,7 1,0
2 Akuades 4 3,9 3,7 3,5 3,3 3
3 Ninhidrin 1 1 1 1 1 1
Campur sampai homogen panaskan 70-80
o
C 10n menit, dinginkan
Pengukuran intensitas warna pada panjang gelombang 440 nm
Catatan : konsentrasi larutan standard dapat diubah sesuai dengan limit deteksi dari
reagen ninhidrin

Ukuran kandungan asam amino pada sampel dengan cara mengambil 4ml sampel
berisi ekstrak asam amini

Ditambahkan 1ml ninhidrin

Dicampur sampai homogen (panaskan 100
o
C, 15 menit)

Didinginkan dan tambah etanol 50%nsebanyak 1ml

Dilakukan pengukuran intensitas warna pada panjang gelombang 440nm dan 550nm

Dengan kurva standart tentukan besarnya asam amino pada sampel





















Penentuan Protein Secara Kuantitatif
Buat kurva standart protein dengan cara sebagai berikut:
No Penambahan (ml) Tabung nomor:
1 2 3 4 5 6
1 Albumin Fraksi V 0 0,1 0,3 0,5 0,7 1,0
2 Akuades 1 0,9 0,7 0,5 0,3 0
3 Reagen D 1 1 1 1 1 1
Campur sampai homogen, in kub asikan pada suhu ruangan selama
15 menit
4 Reagen E 3 3 3 3 3 3
Vortex, inkubasi pada suhu kamar 15 menit
Ukur absorbansi pada 540 nm


Ukur kandungan pada sampel dengan cara mengambil 1 ml sampel berisi ekstrak
protein

+ reagen D 1ml

Campur sampai homogen

Inkubasi pada suhu 15 menit

+ reagen E sebanyak 3 ml

Vortex

Inkubasi kembali pada suhu kamar 15 menit

Lakukan pengukuran intensitas warna pada panjang gelombang 540nm

Dengan menggunakan kurva standart tentukan besarnya protein yang terkandung
dalam sampel

Penentuan N-Total cara semi mikro Kjeldahl

Ambil 5 ml susu atau larutan protein

Masukkan ke dalam labu takar 100 ml

Encerkan dengan akuades sampai tanda

Kemudian ambil 10 ml dari larutan ini

Tambahkan 5 ml H
2
SO
4
(93-98% bebas N)

+ 2,59 campuran NaSo
4
-HgO (20:10) untuk katalisator

Didihkan sampai jernih dan lanjutkan pendidihan 30 menit lagi

Setelah dngin cucilah dinding dalam labu kjeldahl dengan akuades

Didihkan 30 menit

+ 17,5 ml larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
dan beberapa butiran zink

Kemudian lakukan destilasi

Titrasilah larutan yang diperoleh dengan 0,02 N HCL

Hitunglah total N atau % protein dalam sampel

Perhitungan jumlah total N


X 14
Perhitungan N total= mg/ml
F= faktor pengenceran, dalam contoh petunjuk ini besarnya f = 10

Penentuan N-total cara makro kjeldahl yang dimodifikasikan ( AOAC, 1970)
Timbang 1g bahan yang telah di haluskan kedalam labu kjeldahl

Jika kandungan protein bahan tinggi, misalnya tepung kedelai gunakan bahan kurang dari 1g

Kemudian tambahkan 7,5g K
2
S
2
O
4
dan 0,35 g Hg O (awas: zat ini beracun)

+ 15ml H
2
SO
4
pekat

Panaskan semua bahan dalam labu kjeldahl dalam almari asam sampai berhenti berasap

Teruskan pemanasan dengan api besar sampai mendidih dan cairan jernih

Teruskan pemanasan tambahan lebih kurang 1 jam

Matikan api pemanas dan biarkan bahan menjadi dingin

+ 100 ml akuades dalam labu kejldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn

+ 15 ml larutan K
2
S 4% (dalam air)

+ perlahan-lahan larutan NaOH 50% sebanyak 50 ml yang sudah didinginkan dalam lemari es

Pasanglah labu kjeldahl dengan segera pada alat destilasi

Panaskan labu kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapisan cairan tercampur

Kemudian panaskan dengan cepat sampai tmendidih

Distilat ini ditampung dalam erlenmayer yang telah diisi dengan 50 ml larutan standart HCl
0,1N dan 5 tetes indicator metal merah

Lakukan distilat yang diperoleh dengan standart NaOH (0,1N) sampai warna kuning

Buatlah juga larutan blanko dengan mengganti bahan dengan akuades

Lakukan destraksi, distilasi dan titrasi seperti pada bahan sampel perhitungan %N


x 100x 14,008


BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil
Perhitungan Rf





Kelompok 5 dan 6
Perhitungan Rf
Diketahui jarak (cm) dari garis yang diberi batas pada kertas TLC :
Solven A
Triptofan : 1,5
Tirosin : 0
Putih telur : 3,7
Tempe : 5,5
Solven B
Alanin : 0,9
Tirosin : 0,3
Putih telur : 0
Tempe : 0





Solven A

(glisin)

(methionin)

(leusin)

Solven B




Trp Tyr PT T
Aln Tyr PT T
Keterangan :
Trp : Triptofan
Tyr : Tirosin
Aln : Alanin
PT : Putih Telur
T : Tempe
Kelompok 1 dan 2
Perhitungan Rf
Diketahui jarak (cm) dari garis yang diberi batas pada kertas TLC :
Solven A :
Tirosin : 2,5
Triptofan : 2,3
Tempe : 2,3
Putih telur : 2,7
Solven B :
Alanin : 2
Triptofan : 1,8
Tempe : 2,2
Putih telur : 2,1


Solven A :

(prolin)

(prolin)

(prolin)

(prolin)
Solven B :

(asam glutamat)

(asam glutamat)

Kelompok 3 dan 4
Perhitungan Rf
Diketahui jarak (cm) dari garis yang diberi batas pada kertas TLC :
Solven A :
Tirosin : 1 cm

(arginin)
Putih telur : 3,5 cm

(methionin)
Tempe : 1,5 cm

(glisin)
Solven B :
Tirosin : 4 cm

(lisin)
Tempe : 3 cm

(serin)

Kurva standar asam amino
Penambahan (ml)
Tabung
1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 0 0,01 0,03 0,05 0,07 0,1
OD 0 0,194 0,222 0,310 0,509 0,706









Diketahui dan OD sampel tempe dan putih telur
Maka dapat dihitung konsentrasi asam amino sampel tempe dan putih telur







Kandungan asam amino sampel
Sampel sesudah pengenceran 100x OD Konsentrasi
Tempe 0,509 3,3407146
Putih telur 1,097 7,1506018


y = 6.4794x + 0.0427
R = 0.958
0
0.2
0.4
0.6
0.8
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
O
D

Konsentrasi Asam amino
Kurva Standar Asam Amino
Kurva standar protein
Penambahan
(ml)
Tabung
1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 0 0,01 0,03 0,05 0,07 0,1
OD 0,018 0,051 0,125 0,251 0,276 0,397













Perhitungan konsentrasi protein sampel :
Diketahui dan OD sampel
Maka konsentrasi sampel bisa dicari dengan :
Sebelum pengenceran :






Sesudah pengenceran :






Kurva Standar Protein
Konsentrasi
O
D

Kandungan protein dalam sampel
Sampel sebelum pengenceran OD Konsentrasi
Tempe 1,820 0,69404
Putih telur 1,474 0,565328

Sampel sesudah pengenceran OD Konsentrasi
Tempe 0,028 0,026156
Putih telur 0,082 0,043184

Perhitungan Kjehdal
Kelompok 5 dan 6










Kelompok 3 dan 4














B. Pembahasan
Preparasi asam amino dan protein di lakukan dengan menggunakan tempe dan telur
sebagai bahan uji dalam praktikum in hasil yang di peroleh dari perlakuan tersebut adalah
putih telur mengandung methionin dan tempe mengandung leusin leusin merupakan asam
amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Hanya tanaman dan bakteri yang
dilengkapi dengan kemampuan untuk mensintesis asam amino ini.
Lisin adalah konmponen penting dari semua protein yang ditemukan dalam tubuh.
Terdapat berbagai sumber makanan yang mengandung lisin seperti sereal, kacang kedelai,
dan bayam. Selain itu, daging, terutama daging merah, daging babi dan unggas, telur, keju,
serta beberapa ikan seperti cod dan sarden adalah sumber yang kaya akan lisin.manfaat dan
fungsi lisin adalah sebagai komponen tak terpisahkan dari protein, lisin memainkan peran
yang signifikan dalam tubuh manusia. Lisin sangat penting dalam proses penyerapan kalsium
di saluran pencernaan. Asam amino ini memfasilitasi produksi enzim, hormon, antibodi, serta
membantu pembentukan protein otot.Lisin membantu dalam sintesis kolagen, komponen
penting dari tulang dan jaringan ikat.Selain itu, L-lisin turut merangsang produksi kreatinin
yang bertanggung jawab untuk mengubah asam lemak menjadi energi.
Dalam proses ini, tingkat kolesterol, terutama kolesterol LDL berbahaya berkurang
dari dalam tubuh.Tingkat kolesterol LDL yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit jantung koroner dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah akibat timbunan
lemak di dalam dinding arteri). Lisin sering digunakan untuk mengobati infeksi virus herpes,
terutama yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Telah diamati bahwa lisin efektif
dalam mempercepat proses pemulihan herpes genital. Asam amino ini juga berguna untuk
menyembuhkan penyakit virus yang dikenal sebagai herpes zoster, yang ditandai dengan
ruam kulit.Sebagai komponen tak terpisahkan dari protein, lisin memainkan peran yang
signifikan dalam tubuh manusia. Lisin sangat penting dalam proses penyerapan kalsium di
saluran pencernaan.Asam amino ini memfasilitasi produksi enzim, hormon, antibodi, serta
membantu pembentukan protein otot. Lisin membantu dalam sintesis kolagen, komponen
penting dari tulang dan jaringan ikat.Selain itu, L-lisin turut merangsang produksi kreatinin
yang bertanggung jawab untuk mengubah asam lemak menjadi energi.Dalam proses ini,
tingkat kolesterol, terutama kolesterol LDL berbahaya berkurang dari dalam tubuh.Tingkat
kolesterol LDL yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner
dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah akibat timbunan lemak di dalam dinding
arteri). Lisin sering digunakan untuk mengobati infeksi virus herpes, terutama yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks.Telah diamati bahwa lisin efektif dalam mempercepat
proses pemulihan herpes genital
Sumber protein dapat diperoleh dari bahan hewani maupun nabati. Salah satu sumber
protein dari bahan makanan adalah telur. Telur mengandung protein, lemak, vitamin dan
beberapa mineral. Kandungan penyusun protein dapat dibagi kedalam protein putih telur dan
protein kuning telur.
Salah satu sumber protein dalam bahan makanan adalah telur. Telur merupakan
sumber makanan yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan makanan ini mengandung
protein, lemak, vitamin dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein telu dapat dibagi
kedalam protein putih telur dan protein kuning telur. Disamping itu, susu juga merupakan
salah satu bahan makanan atau larutan yang mengandung protein. Sehingganya dalam
percobaan ini, sampel yang digunakan adalah protein dari susu berupa kasein dan dari putih
telur yaitu albumin. Untuk mendapatkan larutan protein, maka putih telur diencerkan dengan
aquadest ( H
2
O ) dengan perbandingan (1:10). Setelah itu larutan protein ini siap diuji. Dalam
penentuan uji protei diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi
dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan
menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang
terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara
titrasi. Metode ini cocok digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah
sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek.
Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar
contoh 1-3 g, sedang semimikro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang
dari 300 mg dari bahan yang homogen. Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan
asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam
jumlah yang besar. Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-
vitamin, asam amino besar, kreatina, dan kreatinina ikut teranalisis dan terukur sebagai
nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini kini masih digunakan dan dianggap cukup
teliti untuk pengukuran kadar protein dalam bahan makanan.
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi. Tahap destruksi, pada tahapan ini sampel
dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya.
Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO
2
dan H
2
O. Sedangkan nitrogennya (N)
akan berubah menjadi (NH
4
)
2
SO
4
. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan
katalisator berupa campuran Na
2
SO
4
dan HgO (20:1). Dengan penambahan katalisator
tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain
katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium. Selenium
dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga
mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya. Tahap
destilasi, pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH
3
) dengan
penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi
superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka
dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap
oleh asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak
antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup
sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka
diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Tahap titrasi, apabila penampung destilat
digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi
dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan
menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
Penambahan asam oksalat pada percobaan ini dibuat berlebih bertujuan agar dapat
mengetahui jumlah asam oksalat yang bereaksi dengan amonia. Fungsi penambahan metil
merah atau metil biru adalah sebagai indikator untuk menandakan kapan proses titrasi
dihentikan dimana pH metil merah adalah 4,2 6,3 dengan perubahan warna merah pada
asam dan kuning pada basa. Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana
basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. Penambahan asam oksalat
pada percobaan ini dibuat berlebih bertujuan agar dapat mengetahui jumlah asam oksalat
yang bereaksi dengan amonia. Penambahaban H
2
SO
4
diawal reaksi berfungsi untuk
mengkonversi nitrogen menjadi NH
4
HSO
4
.
Perhitungan mikro kejdhal di lakukan dalam praktikum ini bertujuan untuk
perhitungan total asam amino pada sampel pengujian asam amino.dari hasil yang ada
perhitungan asam amino.Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang
mengandung atom nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen. Tetapi
untuk zat-zat seperti amina,protein,dan lain lain hasilnya lumayan.
Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan
makanan secara tidak langsung,karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar
nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,28 diperoleh
nilai protein dalam bahan makanan itu.Angka 6,28 berasal dari angka konversi susu yang
biasaya mengandung 70% N.












BAB IV
KESIMPULAN
Preparasi asam amino dan protein di lakukan dengan menggunakan tempe dan telur
sebagai bahan uji dalam praktikum in hasil yang di peroleh dari perlakuan tersebut
adalah putih telur mengandung methionin dan tempe mengandung leusin.
Dalam penentuan uji proten diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.
Analisis N-total dapat dilakukan dengan cara destilasi kjeldahl.
Destilat yang diperoleh dari hasil destilasi harus direaksikan dengan asam oksalat
berlebih dehinggga asam oksalat sisa dapat bereaksi dengan NaOH sehingga dapat
ditentukan kadar N-nya.













BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://protein.asam amino.com/2013/04/25/makalah-asam amino//
Team Teaching. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA UNG : GorontaloChairil Anwar. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik.
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi : Yogyakarta.
Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Gadjah Mada University Press. :
Yogyakarta
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Pres : Jakarta
Lehninger.A.L, 1995. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai