Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DASAR TEORI

a. Definisi
1) Fimosis
Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal
sampai ke korona glandis. Fimosis merupakan suatu keadaan normal yang sering ditemukan
pada bayi baru lahir atau anak kecil, karena terdapat adesi alamiah antara prepusium dengan
glans penis. dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya. Pada pria
yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menahun. Fimosis bisa mempengaruhi proses
berkemih dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan
(sirkumsisi).
Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang, dan debris yang dihasilkan oleh epitel
prepusium (smegma) mengumpul di dalam prepusium dan perlahan-lahan memisahkan
prepusium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat prepusium
terdilatasi perlahan-lahan sehingga prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke
proksimal. Pada saat usia 3 tahun, 90% prepusium sudah apat diretraksi.
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis memiliki 2 fungsi,
yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama)
c. Etiologi
1) Fimosis
Fimosis dapat terjadi karena infeksi bakteri di daerah preputium

d. Gejala Klinis

1) Fimosis
Fimosis menyebabkan gangguan aliran urine berupa sulit kencing, pancaran urine
mengecil, menggelembungnya ujung prepusium penis pada saat miksi, dan menimbulkan
retensi urine. Higiene lokal yang kurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada
prepusium (postitis), infeksi pada glans penis (balanitis) atau infeksi pada glans dan
prepusium penis (balanopostitis). Kadang kala pasien dibawa berobat oleh orang tuanya
karena ada benjolan lunak di ujung penis yang tak lain timbunan smegma di dalam sakus
prepusium penis. Smegma terjadi dari sel-sel mukosa prepusium dan glans penis yang
mengalami jeskuamasi oleh bakteri yang ada di dalamnya.
Patofisiologi
BAKTERI
Fimosis
Di daerah prepotium

Infeksi
Terjadi timbunan smegma dalam sakus prepesium penis
Benjolan lunak diujung penis
Pancaran urine mengecil
Retensi urine
Resiko injuri
Gangguan rasa nyaman nyeri
cemas
Penatalaksaan
1) Fimosis
Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada fimosis,
karena menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sebagai fimosis
sekunder. Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans dapat dicoba diberikan salep
Deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali. Diharapkan setelah pemberian selama 6

minggu, prepusium dapat diretraksi spontan. Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi,
menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan
infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada balanitis atau
prostitis harus diberi antibiotika dahulu sebelum sirkumsisi.
Diagnosa
1)

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pemumpukan prepusium dipunggung


penis

2)

Ganguan eliminasi uri berhubungan dengan retensi uri

3)

Gangguan kecemasan berhubungan dengan penis yang abnormal

4)

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya benjolan

5)

Resiko injuri berhubungan dengan pancaran uri yang tidak normal


PENUTUP

1. Kesimpulan
Penyebab terjadinya kelainan embrional sering tidak diketahui. Gangguan ini dapat
menyebabkan efek psikologis baik pada penderita dan orangtuanya. Efek patologi yang
mungkin terjadi adalah obstruksi saluran kemih, inkontinensia kemih, infertilitas, gangguan
faal seks, predisposisi infeksi dan gangguan kosmetik. Pada berbagai jenis kelainan bawaan
masih dapat di koreksi dan dicegah terjadinya gangguan faal yang berat melalui tindakan
bedah. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis prenatal antara lain ultrasonografi dan
pungsi cairan amnion. Identifikasi dini dan penanganan yang tepat diharapkan akan
memberikan hasil yang baik untuk perkembangan fisik dan psikologis pasien.

Anda mungkin juga menyukai