Nama Mahasiswa
NIM
: H2A009017
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. AY
Umur
: 10 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
Status
: Belum menikah
Dirawat di ruang
Tgl masuk RS
: 5 Agustus 2014
Tgl keluar RS
: 9 Agustus 2014
No RM
: 453935
DAFTAR MASALAH
NO
Masalah Aktif
Tanggal NO
Tanggal
I. SUBYEKTIF
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Alamanda RSUD Dr.
Adhyatma Semarang
Tanggal
: 6 Agustus 2014
Jam
: 15.00 WIB
1. Keluhan Utama
: post KLL
Lokasi
kanan
Onset
Kualitas
: nyeri kepala
Kuantitas
Kronologis
RSUD
Adhyatma
Semarang
diantar
oleh
k e l u a r g a n ya d a l a m k e a d a a n s a d a r s e t e l a h d i t a b r a k
oleh sepeda motor. Pasien ditabrak oleh sepeda motor
ketika akan menyeberang jalan dan jatuh ke sisi
kanan
dengan
kepala
membentur
aspal.
Menurut
selama
15
menit
dan
kejang
selama
pasien
langsung
2
menangis.
Akibat
dari
Faktor memperberat
:-
Faktor memperingan
:-
Gejala penyerta
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat opname
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat hipertnsi
: disangkal
II. OBYEKTIF
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 6 Agustus 2014, jam 15.15 WIB
1. Status Pasien
KU
: Baik
Kesadaran
TD
: 100/60 mmHg
3
Nadi
RR
Suhu
: 36,7 oC
Status gizi
Kepala
Leher
Jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : Suara jantung (SI dan SII normal) reguler, gallop (-)
Paru-paru
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Perkusi
Palpasi
2. Status Psikis
Tingkah laku
: normoactive
Perasaan hati
: euthymic
Orientasi
: orientasi baik
Daya ingat
: baik
Kecerdasan
: baik
3. Status Neurologis
A. Kepala
Bentuk
: Kesan mesosefal
Nyeri tekan
: (+)
Simetris
: (+)
B. Leher
Sikap
: normal
Gerakan
: normal
Kaku kuduk
: (-)
C. Nervi Cranialis
N I. (OLFAKTORIUS)
Kanan
Kiri
Subjektif
Normal
Normal
Dengan bahan
N II. (OPTIKUS)
Kanan
Kiri
Tajam Penglihatan
Tdl
Tdl
Lapang Pengelihatan
Tdl
Tdl
Penglihatan Warna
Tdl
Tdl
Tdl
Tdl
N III.
Kiri
(OKULOMOTORIUS)
Kanan
Palpebra
Normal
Normal
Pergerakan bulbus
Normal
Normal
Strabismus
(-)
(-)
Nystagmus
(-)
(-)
Exophtalmus
(-)
(-)
Pupil, besarnya
3 mm
3 mm
Bentuknya
Bulat isokor
Bulat isokor
(+)
(+)
(+)
(+)
Diplopia
(-)
(-)
N IV. (TROKHLEARIS)
Kanan
Kiri
Pergerakan mata
Normal
Normal
(kebawah keluar)
(-)
(-)
Sikap bulbus
Normal
Normal
N V. (TRIGEMINUS)
Kanan
Kiri
Membuka mulut
(+)
(+)
Mengunyah
(+)
(+)
Menggigit
(+)
(+)
Sensibilitas muka
(+)
(+)
N VI. (ABDUSEN)
Kanan
Pergerakan mata ke
Normal
Normal
Sikap bulbus
(-)
(-)
Diplopia
(-)
(-)
Kiri
lateral
N VII. (FASIALIS)
Kanan
kiri
Normal
Normal
Menutup mata
Normal
Normal
Memperlihatkan gigi
Normal
Normal
Lipatan naso-labia
Normal
Normal
N VIII. (AKUSTIKUS)
Kanan
kiri
Suara bisik
Normal
Normal
Tes Weber
Lateralisasi (-)
Lateralisasi (-)
Tes Rinne
Normal
Normal
N IX.
Kanan
kiri
Perasaan lidah
Normal
Normal
Bagian belakang
Normal
Normal
Sensibilitas pharynx
Normal
Normal
N X. (VAGUS)
Kanan
kiri
Simetris
Simetris
Bicara
(+)
(+)
Bersuara
(+)
(+)
Menelan
(+)
(+)
Kanan
kiri
dan konsistensi
dan konsistensi
keras, adekuat
keras, adekuat
mengangkat bahu
adekuat
adekuat
Sikap bahu
simetris
simetris
(-)
(-)
(GLOSOFARINGEUS)
Arcus faring
N XI. (AKSESORIUS)
Memalingkan kepala
N XII. (HIPOGLOSUS)
Kanan
Kiri
deviasi (-)
deviasi (-)
kuat (+)
kuat (+)
jelas
jelas
(-)
(-)
Tremor lidah
(-)
(-)
lurus (+)
lurus (+)
Sikap lidah
kekuatan lidah
Artikulasi
Menjulurkan lidah
Kiri
Drop hand
(-)
(-)
Claw hand
(-)
(-)
Pitchers hand
(-)
(-)
Kontraktur
(-)
(-)
Warna kulit
Normal
Normal
Tidak ada
Tidak ada
kelainan
kelainan
Tidak ada
Tidak ada
kelainan
kelainan
Gerakan
Normal
Normal
Kekuatan
5-5-5
5-5-5
Tonus
Normal
Normal
Trofi
Eutrofi
Eutrofi
Taktil
(+)
(+)
Nyeri
(+)
(+)
Motorik
Inspeksi:
Palpasi:
Lengan atas
Sensibilitas
Reflek fisiologik
(+)
(+)
Bisep
(+)
(+)
Reflek Patologis
(-)
(-)
Reflek Hofman
(-)
(-)
Kanan
kiri
Drop foot
(-)
(-)
Claw foot
(-)
(-)
Pitchers foot
(-)
(-)
Kontraktur
(-)
(-)
Warna kulit
Normal
Normal
Gerakan
Normal
Normal
Kekuatan
5-5-5
5-5-5
Tonus
Normal
Normal
Trofi
eutrofi
eutrofi
Taktil
(+)
(+)
Nyeri
(+)
(+)
Patella
(+)
(+)
Achilles
(+)
(+)
Perluasan reflek
(-)
(-)
Babinski
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Trisep
Reflek Trommer
Sensibilitas
Reflek Fisiologik
Reflek Patologis
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Gonda
(-)
(-)
Rossolimo
(-)
(-)
Mandel- Bechtrew
(-)
(-)
F. FUNGSI VEGETATIF
Miksi
III. RINGKASAN
Pasien datang k e
IGD
dengan keluhan p o s t
KLL
24x / menit, Suhu 36,7 oC. Status generalisata tidak ada kelainan. Pada
10
Vulnus laseratum
Diagnosis Topik :
Diagnosis Etiologik :
V. RENCANA AWAL
Daftar Masalah
Cedera kepala ringan
Rencana Terapi
Farmakoterapi :
Infus NaCl 15 tpm
Inj cefotaxim 2x 250 mg IV
Inj citicolin 2x500 mg IV
Novalgin syr 3x1 cth PO
Depakene syr 2x1 cth PO
Fisioterapi
Rencana Diagnosis
CT scan kepala tanpa contras
Monitoring
Monitoring KU dan TV
Monitoring kejang dan penurunan kesadaran
Monitoring vulnus laseratum (post hetting)
Edukasi
Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit,
komplikasi serta penanganannya
Memberitahu pemeriksaan penunjang yang diberikan.
Memberitahu pasien untuk fisioterapi
11
Prognosis
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
Ad sanam
: dubia ad bonam
12
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEPALA
1.
Anatomi Kepala
a. Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin atau
kulit, connective tissue atau jaringan penyambung, aponeurosis atau galea
aponeurotika, loose conective tissue atau jaringan penunjang longgar dan
pericranium Tulang tengkorak terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis
kranii.
Tulang tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal,
temporal dan oksipital. Kalvaria khususnya diregio temporal adalah tipis,
namun disini dilapisi oleh otot temporalis. Basis cranii berbentuk tidak
rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses
akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu :
fosa anterior tempat lobus frontalis, fosa media tempat temporalis dan fosa
posterior ruang bagi bagian bawah batang otak dan serebelum.
13
b. Meningen
transversus
dan sinus
14
15
Lobus
oksipital
bertanggungjawab
dalam
proses
retikular
kewapadaan.Pada
yang
berfungsi
medula
dalam
oblongata
kesadaran
terdapat
dan
pusat
serebrospinal
(CSS)
dihasilkan
oleh
plexus
f. Vaskularisasi otak
16
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri
vertebralis.Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan
inferior otak dan membentuk circulus Willisi.Vena-vena otak tidak
mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan
tidak mempunyai katup.Vena tersebut keluar dari otak dan
bermuara ke dalam sinus venosus cranialis.
2.
Fisiologi Kepala
Tekanan intrakranial (TIK) dipengaruhi oleh volume darah
intrakranial, cairan secebrospinal dan parenkim otak. Dalam keadaan
normal TIK orang dewasa dalam posisi terlentang sama dengan
tekanan CSS yang diperoleh dari lumbal pungsi yaitu 4 10 mmHg.
Kenaikan TIK dapat menurunkan perfusi otak dan menyebabkan atau
memperberat iskemia.Prognosis yang buruk terjadi pada penderita
dengan TIK lebih dari 20 mmHg, terutama bila menetap. Pada saat
cedera, segera terjadi massa seperti gumpalan darah dapat terus
bertambah sementara TIK masih dalam keadaan normal. Saat
pengaliran CSS dan darah intravaskuler mencapai titik dekompensasi
maka TIK secara cepat akan meningkat. Sebuah konsep sederhana
dapat menerangkan tentang dinamika TIK.Konsep utamanya adalah
bahwa volume intrakranial harus selalu konstan, konsep ini dikenal
dengan Doktrin Monro-Kellie. Otak memperoleh suplai darah yang
besar yaitu sekitar 800ml/min atau 16% dari cardiac output, untuk
menyuplai oksigen dan glukosa yang cukup . Aliran darah otak (ADO)
normal ke dalam otak pada orang dewasa antara 50-55 ml per 100
gram jaringan otak per menit. Pada anak, ADO bisa lebih besar
tergantung pada usainya. ADO dapat menurun 50% dalam 6-12 jam
pertama sejak cedera pada keadaan cedera otak berat dan koma. ADO
akan meningkat dalam 2-3 hari berikutnya, tetapi pada penderita yang
tetap koma ADO tetap di bawah normal sampai beberapa hari atau
17
B. CEDERA KEPALA
1. Definisi
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak
yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi
otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.
Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala bukan bersifat
congenital ataupun degenerative, tetapi disebabkan serangan/benturan fisik
dari luar yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik. Cedera
kepala atau trauma kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena
trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit neorologis
terjadi karena robeknya substansia alba, iskemia dan pengaruh massa
karena hemoragig, serta edema cereblal disekitar jaringan otak.
2. Etiologi
Cedera kepala disebabkan oleh
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Jatuh
c. Trauma benda tumpul
d. Kecelakaan kerja
e. Kecelakaan rumah tangga
f. Kecelakaan olahraga
g. Trauma tembak dan pecahan bom
18
3. Patofisiologi
Adanya cedera kepala dapat mengakibatkan kerusakan struktur,
misalnya
kerusakan
pada
paremkim
otak,
kerusakan
pembuluh
ruang
Epidural
diantara
periosteum
tengkorak
dengan
Mekanisme Cedera
Mekanisme cedera kepala dibagi :
-
19
b. Beratnya Cedera
GCS penelaian secara kuantitatif kelainan neurologis dan dipakai
secara umum untuk menilai beratnya cedera kepala.
-
mata
dengan
spontan,
mematuhi
perintah
dan
berorientasi baik.
c. Morfologi
Secara morfologi cedera kepala dibagi atas :
Fraktur kranium,
Dapat terjadi pada dasar atau atap tengkorak, dapat berbentuk
garis / bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup.
Fraktur dasar tulang tengkorak ditandai :
-
Battles sign
20
21
otak
yang
berarti.
Ditandai
dengan
Kejang
MRI kepala
22
Namun
penggunaannya
untuk
kasus
CKR
belum
dirkomendasikan
2. Penatalaksanaan
a.
Klinis :
a. Keadaan penderita sadar
b. Dapat disertai dengan hilangnya kesadaran yang singkat
(Pembuktian kehilangan kesadaran sulit apabila penderita
dibawah pengaruh obat-obatan / alkohol)
c. Sebagain besar penderita pulih sempurna, mungkin ada gejala
sisa ringan
Pemeriksaan laboratorium :
a.
b.
diagnostik / medikolagel
Therapy :
a.
b.
23
Pada 10 % kasus :
Pada 10 20 % kasus :
-
Tindakan di UGD :
-
Anamnese singkat
24
Primary survey
1.
Airway
2.
Breathing
3.
Circulation
4.
Defisit Neurologis
Dinilai dengan menilai tingkat kesadaran (GCS), ukuran dan reaksi
pupil
5.
Eksposure
Semua pakaian dilepas sehingga luka terlihat. Anak sering datang
Penurunan ksadaran
Mual muntah
25
Cairan Intravena
Cairan intra vena diberikan secukupnya untuk resusitasi penderita
agar tetap normovolemik. Perlu diperhatikan untuk tidak memberikan
cairan berlebih. Penggunaan cairan yang mengandung glucosa dapat
menyebabkan hyperglikemia yang berakibat buruk pada otak yangn
cedera. Cairan yang dianjurkan untuk resusitasi adalah NaCl o,9 %
atau RL. Kadar Natrium harus dipertahankan dalam batas normal,
keadaan hyponatremia menimbulkan odema otak dan harus dicegah
dan diobati secara agresig
Hyperventilasi
Tindakan hyperventilasi harus dilakukan secara hati-hati, HV dapat
menurunkan PCo2 sehingga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah otak. HV yang lama dan cepat menyebabkan iskemia otak
karena perfusi otak menurun PCo2 < 25 mmHg , HV harus dicegah.
Pertahankan level PCo2 pada 25 30 mmHg bila TIK tinggi.
Manitol
Dosis 1 gram/kg BB bolus IV. Indikasi penderita koma yang semula
reaksi cahaya pupilnya normal, kemudian terjadi dilatasi pupil dengan
atau tanpa hemiparesis. Dosis tinggi tidak boleh diberikan pada
penderita hypotensi karena akan memperberat hypovolemia
Furosemid
Diberikan bersamaan dengan manitol untuk menurunkan TIK dan
akan meningkatkan diuresis. Dosis 0,3 0,5 mg/kg BB IV
26
Steroid
Steroid tidak bermanfaat. Pada pasien cedera kepala tidak dianjurkan
Barbiturat
Bermanfaat untuk menurunkan TIK. Tidak boleh diberikan bila
terdapat hypotensi dan fase akut resusitasi, karena barbiturat dapat
menurunkan tekanan darah
Anticonvulasan
Penggunaan anticonvulsan profilaksisi tidak bermanfaat untuk
mencegaah terjadinya epilepsi pasca trauma
Phenobarbital & Phenytoin sering dipakai dalam fase akut hingga
minggu ke I. Obat lain diazepam dan lorazepam
Penatalaksanaan pembedahan
A. Luka Kulit kepala
Hal penting pada cedera kepala adalah mencukur rambut disekitar luka
dan mencuci bersih sebelum dilakukan penjahitan
Penyebab infeksi adalah pencucian luka dan debridement yang tidak
adekuat
Perdarahan
pada
cedera
kepala
jarang
mengakibatkan
syok,
27
IX. PROGNOSIS
Penderita lansia mempunyai kemungkinan lebih rendah untuk pemuluhan
dari cedera kepala. Penderita anak-anak memiliki daya pemulihan yang baik
28
DAFTAR PUSTAKA
29