Anda di halaman 1dari 12

imam mukono

Selasa, 14 Desember 2010


ANALISIS VEGETASI BAGIAN 2
ANALISIS VEGETASI BAGIAN II
(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan)

Disusun Oleh :
Kelompok 11 / BIOLOGI 3C
Ferdian 09330139
Anal Faizin 09330108
Sukma Mahola Y.P 07330045
Imam Mukono 07330078
Sidi 09330146
Rifad Eko 09330124
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
tiada habisnya kepada umatnya terutama pada kami tim penyusun sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah untuk mata kuliah Ekologi Tumbuhan. Shalawat
serta salam tetap kami curahkan junjungan nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni ajaran agama islam.
Selanjutnya ucapan terimakasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada bapak Husamah,
S.Pd. yang telah membimbing kami pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan dan kepada seluruh
anggota kelompok atas kerja samanya yang kompak dalam menyelesaikan tugas ini serta
kepada pihak pihak lain yang memberi dukungan demi terselesaikanya makalah ini.

Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, tidak ada kata yang dapat kami ucapkan
selain kata maaf yang sebesar besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan baik dari segi penulisan maupun isi dari penulisan makalah ini. Kami sangat
membutuhkan kritik dan saran para pembaca yang bersifat membangun demi penulisan
makalah selanjutnya. Besar harapan kami semoga apa yang kami sajikan dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan bagi seluruh pihak yang membaca. Dan semoga Allah
senantiasa memberi hidayah kepada setiap hambanya yang mau selalu berusaha dan belajar.
Malang, 15 Desember 2010
Tim Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan
vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum
dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Ilmu vegetasi sudah dimulai hampir tiga abad
yang lalu. Mula-mula kegiatan utama yang dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari
tentang alam dan vegetasinya. Dalam abad ke XX usaha-usaha diarahkan untuk
menyederhanakan eskripsi dari vegetasi dengan tujuan untuk untuk meningkatkan keakuratan
dan untuk mendapatkan standart dasar dalam evaluasi secara kuantitaif. Berbagai metode
analisis vegetasi dikembangkan, dengan penjabaran data secara detail melalui cara coding
dan tabulasi. Berbagai metode yang digemari dan banyak diterima oleh banyak pakar adalah
dari Raun kiaer (1913, 1918), Clements (1905, 1916), Du Rietz (1921, 1930), Braun (1915),
dan Braun Bienquet (1928). Deskripsi umum dari vegetasi dan komunitas tumbuhan melalui
bentuk hidup dan species dominan adalah tekanan pada zaman yang telah lalu.
Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik pandang
bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama
dalam suatu terutama yang mungkin dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponenya.
Maupun oleh kombinasi dan struktur sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran
vegetasi secara umum atau fungsional. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai
metode untuk menganalisis dan juga sintesis sehingga akan membantu dan mendiskripsikan
suatu vegetasi sesuai dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai
penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan
tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu (1)
pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan
membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda;
(2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal; dan (3) melakukan korelasi antara

perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan
(Greig-Smith, 1983).
Untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode Berpetak
(Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur, Metode Garis Berpetak)
dan Metode Tanpa Petak (Metode berpasangan acak, Titik pusat kwadran, Metode titik
sentuh, Metode garis sentuh, Metode Bitterlich) (Kusuma, 1997).
Berdasarkan model geometrik yang dihasilkan dari hasil analisis, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa titik yang saling berdekatan merupakan unit-unit sampling yang
mempunyai pola kesamaan dalam komunitas, sedangkan titik-titik yang saling berjauhan
adalah unit-unit sampling yang mempunyai perbedaan komunitas. Berdasarkan perbedaan
tersebut hasil analisis ordinasi dapat dilanjutkan dengan mengkorelasikan pola komunitas
pada unit-unit sampling dengan faktor lingkungan dari unit-unit sampling tersebut, sehingga
dapat diketahui penyebab perbedaan pola komunitas di antara unit-unit sampling tersebut .
Ada berbagai metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini.
Diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter.
Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutrhkan plot
dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada
individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan
perhitungan satu persatu akan membutuhkanwaktu yang sangat lama, biasanya metode ini
digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya.
b. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan analisis vegetasi?
b. Apa yang dimaksud dengan metode kuadrat dan kuarter, kerapatan, frekuensi,
dominasi, nilai penting, dan teknik ordinasi pada analisis vegetasi?
c. Bagaimana penerapan dengan menggunakan metode kuadrat dan kuarter?
d. Bagaimana penerapan kerapatan, frekuensi, dominasi, nilai penting, dan teknik
ordinasi pada analisis vegetasi?
c. Tujuan
a. Mengetahui pengertian metode kuadrat dan kuarter.
b. Mengetahui pengertian kerapatan, frekuensi, dominasi, nilai penting, dan teknik
ordinasi pada analisis vegetasi.
c. Mengetahui penerapan dengan menggunakan metode kuadrat atau kuarter.
d. Mengetahui penerapan kerapatan,, frekuensi, dominasi, nilai penting,dan teknik
ordinasi pada analisis vegetasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di
tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu
sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.

Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai
penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan
tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu
(1) pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan
membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu
pengamatan berbeda
(2) menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal
(3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan
tertentu atau beberapa faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983).
Untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan Metode Berpetak
(Teknik sampling kuadrat : petak tunggal atau ganda, Metode Jalur, Metode Garis Berpetak)
dan Metode Tanpa Petak (Metode berpasangan acak, Titik pusat kuadran, Metode titik sentuh,
Metode garis sentuh, Metode Bitterlich) (Kusuma, 1997).
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis
yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu
yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik
berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas
petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan
teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan :
(1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah
minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang
mewakili jika menggunakan metode jalur.
Pola komunitas dianalisis dengan metode ordinasi yang menurut Mueller-Dombois
dan E1lenberg (1974) pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik
atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu. Untuk memperoleh informasi
vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh
(releve) berdasar koefisien uketidaksamaan. Variasi dalam releve merupakan dasar untuk
mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh relevevegetasi dalam bentuk model
geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa mendasarkan komposisi
spesies beserta kelimpahannya akan mempunyai posisi yang saling berdekatan,
sedangkan releve yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk
menghubungkan pola sebaran jenis-jenis dengan perubahan faktor lingkungan.
Pada metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang
akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah
individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis
yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan
panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat
(Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan
pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat

berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang


pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
(Syafei, 1990).
a. Metode kuadrat dan metode kuarter
b. Kerapatan
c. Frekuensi
d. Indeks Dominansi
e. Nilai penting
f. Teknik ordinasi
2.1 Metode Kudrat dan Kuadran Dalam Analisis Vegetasi
Metode Kuadrat, bentuk sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran dengan luas
tertentu. Hal ini tergantung pada bentuk vegetasi. Berdasarkan metode pantauan luas
minimum akan dapat di tentukan luas kuadrat yang di perlukan untuk setiap bentuk vegetasi
tadi. Untuk setiap plot yang di sebarkan di lakukan perhitungan terhadap variabel-variabel
kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan
berdasarkan luas kerapatan. Dari spesies yang di temukan dari sejumlah kuadrat yang di buat
(Rahardjanto, 2001).
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau
lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai
dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis
yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel
kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990). Kelimpahan setiap spesies
individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total
spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran
yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat
penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).
Metode garis juga merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis.
Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan
tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin
pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan
untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini
digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m (Syafei,
1990).
Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa,
yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan.
Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan
kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani
dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi
vegetasi secara alami itu sendiri (Webb, 1954).
Menurut Weaver dan Clements (1938) kuadrat adalah daerah persegi dengan
berbagai ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk
petak sampel dapat persegi, persegi panjang atau lingkaran.
2.1.1Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a. Liat quadrat
Spesies di luar petak sampel dicatat.
b. Count/list count quadrat

Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang ada beberapa
batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar
spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat)
Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yag tertutup vegetasi. Metode
ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang
diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah.
Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis
tanaman. Cara umum untuk mengetahui basal area pohon dapat dengan
mengukur diameter pohon pada tinggi 1,375 meter (setinggi dada).
d. Chart quadrat
Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan
menentukan letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang
digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf diperlengkapi dengan lengan
pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat
otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya.
2.1.2Cara kuadran ini memiliki keunggulan yaitu terlanjur lebih mudah
dan sedehana. Cara pengambilan datanya yaitu sebagai berikut :
1. Cara kuadran point
Buat garis kompas
Tentukan titik pengamatan (plat)
Buat garis silang yang tegak lurus sehingga terbagi empat kuadran (daerah)
Pilih satu pohon yang terldekat dari titik pengamatan untuk masing-masing
kuadran sesuai dengan criteria (pohon,poles/tiang,sapling)
Ukur diameternya
Ukur jaraknnya terhadap titik pengamatan
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam
suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari
seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai
indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas
adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah
bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
Pengambilan sampel penelitian dilakukan denganmenggunakan metode
kuarter (Rugayah et al., 2005). Sebanyak 100 petak ukur dibuat secara berurutan
dalam satu baris dengan jarak antar petak ukur sepanjang 10 m. Petak-petak ukur
dibuat memotong garis kontur agar perubahan komposisi jenis tumbuhan dapat
teramati (Shukla dan Chandel, 1996).
2.1.3
Berikut
langkah
- langkah
kerja jikaakan melakukan
penelitian/analisis vegetasi metode kudrat:
1. Menyebarkan 5 kuadrat ukuran 1 m2 secara acak di suatu vegetasi tertentu.
2. Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi.
3. Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk
setiap tumbuhan.
4. Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis
tumbuhan.

5. Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan
ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada
tempat teratas.
6. Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis / spesies
yang memiliki nilai penting terbesar.
2.2 Kerapatan Didalam Analisis Vegetasi
Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu,
misalnya 100 individu/ha. Frekwensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh
dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Biasanya
frekwensi dinyatakan dalam besaran persentase. Basal area merupakan suatu luasan areal
dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh tumbuhan. Untuk pohon, basal areal diduga
dengan mengukur diameter batang (Kusuma, 1997). Suatu daerah yang didominasi oleh
hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman
jenis yang rendah. Keanekaragaman jenis terdiri dari 2 komponen; Jumlah jenis dalam
komunitas yang sering disebut kekayaan jenis dan Kesamaan jenis. Kesamaan menunjukkan
bagaimana kelimpahan species itu (yaitu jumlah individu, biomass, penutup tanah, dan
sebagainya) tersebar antara banyak species itu (Ludwiq and Reynolds, 1988).
2.2.1 Berdasarkan data kerapatan, dapat diketahui symbol atau
singkatan pada kerapatan pada analisis vegetasi:
Kerapatan Mutlak (KM) =
Kerapatan Nisbi (KN) =
Berat Kering Mutlak (BKM) =
Berat Kering Nisbi (BKN) =
Frekuensi Mutlak (FM) =
Frekuensi Nisbi (FN) =
Nilai Penting (NP) =
Nisbah Jumlah Dominasi (NJD) =
Kerapatan dapat juga dapat diartikan banyaknya (abudance) merupakan jumlah individu
dari satu jenis pohon dan tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau dihitung. Secara
kualitatif kualitatif dibedakan menjadi jarang terdapat ,kadang-kadang terdapat,sering
terdapat dan banyak sekali terdapat( Ishernat Soerianegara dan Andry indrawan, 1982).
Jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang disebut kerapatan (Odum 1975)
yang umunya dinyatakan sebagai jumlah individu,atau biosmas populasi persatuan areal atau
volume,missal 200 pohon per Ha.
2.3 frekuensi terhadap Analisis Vegetasi
Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya
suatu jenis frekwensi memberikan gambaran bagimana pola penyebaran suatu
jenis,apakah menyebar keseluruh kawasan atau kelompok.Hal ini menunjukan daya
penyebaran dan adaptasiny terhadap lingkungan. Raunkiser dalam shukla dan
Chandel (1977) membagi fekwensi dalm lima kelas berdasarkan besarnya
persentase.

Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran


suatu spesies di dalam suatu habitat.
Jumlah unit contoh di mana sp. A ditemukan
FK A = ---------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah semua unit contoh
Apabila
FK = 0%-25% : Kehadiran sangat jarang (aksidental)
FK = 25%-50% : Kahadiran jarang (assesori)
FK = 50%-75% : Kehadiran sedang (konstan)
FK = 75%-100% : Kehadiran absolut
2.4 Dominasi dalam Analisis Vegetasi
Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis
dominan. Jika dominasi lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai indeks dominasi akan
meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi secara bersama-sama maka nilai
indeks dominasi akan rendah. Untuk menentukan nilai indeks dominasi digunakan rumus
Simpson (1949) dalam Misra (1973) sebagai berikut :

Dimana :
C : Indeks dominasi
ni : Nilai penting masing-masing jenis ke-n
N : Total nilai penting dari seluruh jenis
Data vegetasi yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kerapatan jenis,
kerapatan relatif, dominansi jenis, dominansi relatif, frekuensi jenis dan frekuensi relatif serta
Indeks Nilai Penting menggunakan rumus Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) sebagai
berikut:
Kerapatan = Jumlah individu ................................................... 1)
Luas petak ukur
Kerapatan relatif = Kerapatan satu jenis x 100%.................................2)
Kerapatan seluruh jenis
Dominansi = Luas penutupan suatu jenis ................................... 3)
Luas petak
Dominansi relatif = Dominansi suatu jenis x 100%............................. 4)
Dominansi seluruh jenis
Frekuensi = Jumlah petak penemuan suatu jenis ...... 5)
Jumlah seluruh petak
Frekuensi relatif = Frekuensi suatu jenis x 100% .....6)
Frekuensi seluruh jenis

2.5 Nilai Penting dalam Analisis Vegetasi


Nilai penting merupakan penjumlahan dari kerapatan relatif, frekuensi relatif dan
dominansi relatif, yang berkisar antara 0 dan 300 (Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974).
Untuk tingkat pertumbuhan sapihan dan semai merupakan penjumlahan Kerapatan relatif dan
Frekwensi relatif, sehingga maksimum nilai penting adalah 200.
INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi.
Kerapatan analisis vegetasi dengan nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis ,
INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi.
Kerapatan analisis vegetasi dengan nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis.
INP diperoleh dengan formula sebagai berikut:
INP = FR + KR + DR
FR (frekuensi relatif) = FM/Ftotalx100%
KR (kerapatan relatif) = KM/Ktotalx100%
DR (dominansi relatif) = DM/Dtotalx100%
Indeks Nilai Penting ini menunjukkan jenis pohon yang mendominasi di lokasi penelitian.
FM merupakan jumlah petak ukur ditemukannya suatu jenis pohon dibagi jumlah total petak
ukur yang dicacah. Ftotal adalah jumlah nilai frekuensi semua jenis pohon. KM adalah
jumlah individu suatu jenis dibagi luas total petak ukur, sedangkan Ktotal adalah jumlah nilai
kerapatan semua jenis pohon. DM merupakan luas basal area suatu jenis dibagi luas total
petak ukur.
Data vegetasi yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kerapatan jenis,
kerapatan relatif, dominansi jenis, dominansi relatif, frekuensi jenis dan frekuensi relatif serta
Indeks Nilai Penting menggunakan rumus Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) sebagai
berikut:
Kerapatan = Jumlah individu ................................................... 1)
Luas petak ukur
Kerapatan relatif = Kerapatan satu jenis x 100%.................................2)
Kerapatan seluruh jenis
Dominansi = Luas penutupan suatu jenis ................................... 3)
Luas petak
Dominansi relatif = Dominansi suatu jenis x 100%............................. 4)
Dominansi seluruh jenis
Frekuensi = Jumlah petak penemuan suatu jenis ...... 5)
Jumlah seluruh petak
Frekuensi relatif = Frekuensi suatu jenis x 100% .....6)
Frekuensi seluruh jenis
Dan juga nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari
penjumlahan nilai relative dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan
relative, kerimbunan relative, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk
rumus maka akan diperoleh:
Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu
variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk

seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan
disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang
terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat
digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990).
Nilai penting = Kerapatan relatif +Frekuensi relatif + Dominansi relatif ..7)
Keanekaragaman jenis dan kemantapan komunitas setiap areal dapat digambarkan
dengan indeks Shannon (Ludwig & Reynold, 1988) :
s
H' = - (pi) ln pi .................................................... 8)
i=1
Keterangan :
H' = Indeks Keranekaragaman Jenis
pi = ni/N
ni = Nilai Penting Jenis ke i
N = Jumlah Nilai Penting Semua Jenis
Makin besar H' suatu komunitas maka semakin mantap pula komunitas tersebut. Nilai
H' = 0 dapat terjadi bila hanya satu spesies dalam satu contoh (sampel) dan H' maksimal bila
semua jenis mempunyai jumlah individu yang sama dan ini menunjukkan kelimpahan
terdistribusi secara sempurna.
Kesimpulan
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai
penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat
berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang
pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
(Syafei, 1990).
g. Metode kuadrat dan metode kuarter
h. Kerapatan
i. Frekuensi
j. Indeks Dominansi
k. Nilai penting
l. Teknik ordinasi
Daftar Pustaka
Anonymous. 2009. http://www.asterpix.com/tagcloudclick/?id.com (diakses tanggal 11
Desember 2010)
Anonymous. 2009. http://id.wordpress.com/tag/vegetasi/ ( diakses tanggal 11 desember
2010)

Anonymous 2009. http://zaifbio.wordpress.com/ ( diakses tanggal 09 desember 2010)


Anonymous 2010. http://elfisuir.blogspot.com/ (diakses tanggal 10 desember 2010 )
Anonymous 2009. http://mei-smart.blogspot.com/ ( diakses tanggal 10 desember 2010)
Anonymous
2009.http://cuchuz.blogspot.com/2009/12/penggunaan-teknik-inderajauntuk-kajian.html (diakses tanggal 11 desember 2010)
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
JICA: Malang.
Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press.San Diego. California.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.

Diposkan oleh imam di 19:10


TIDAK ADA KOMENTAR:
POSKAN KOMENTAR
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
waktu

Cari Blog Ini


Memuat...
Pengikut

Arsip Blog
2010 (1)
Desember (1)
ANALISIS VEGETASI BAGIAN 2
2009 (1)
Mengenai Saya

imam
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai