Disusun Oleh :
Kelompok Tutorial 2
Dosen Pembimbing :
dr. Irfannuddin, Sp.KO, M.Pd. Ked
M. Ragil Pamungkas W.
Intan Endhini
Nabilla Indriyana
Nuria Junita
M. Hadyan Syahputra
Vanesa Rizk Vayari
Intan Sahara
Efri Handriansyah
Nadia Khoirunnisa Pasaribu
Aryani Diningrum
M. Rizky Rusti Rama P.
(702010044)
(702013002)
(702013009)
(702013044)
(702013045)
(702013047)
(702013052)
(702013061)
(702013063)
(702013068)
(702013089)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan
Sementara Tutorial 2 Blok X Skenario B sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. dr. Irfannuddin, Sp.KO, M.Pd. Ked
3. Teman-teman seperjuangan
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal perbuatan kepada semua
orang yang telah mendukung penulis, dan semoga laporan turotial ini bermanfaat bagi kita
serta perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Amin.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ 2
Daftar Isi ......................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 4
1. Latar Belakang .................................................................................... 4
2. Maksud dan Tujuan ............................................................................. 4
BAB II Pembahasan ........................................................................................ 5
1. Data Tutorial ....................................................................................... 5
2. Skenario B Blok X .............................................................................. 5
3. Seven Jump Steps ............................................................................... 6
1) Klarifikasi Istilah .................................................................... 6
2) Identifikasi Masalah ................................................................ 7
3) Analisis Masalah ..................................................................... 8
4) Kerangka Konsep .................................................................... 28
5) Kesimpulan ............................................................................. 28
Daftar Pustaka ................................................................................................. 29
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Moderator
: M. Hadyan Syahputra
Sekretaris meja
: Nabilla Indriyana
Rules :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Dilarang makan dan minum.
2.2 Skenario B
Tn. Agus 55 tahun, datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas berat. Beberapa bulan
sebelumnya, Tn. Agus sudah mengeluh sesak nafas bila beraktivitas seperti naik tangga dan
berjalan jauh. Bila tidur, Tn. Agus sering menggunakan 3 bantal. Sesak nafas semakin lama
semakin memburuk dan dalam 2 hari terakhir sesak nafas tidak hilang meski sudah
beristirahat. Dia memiliki riwayat hipertensi sejak 12 tahun terakhir, beberapa kali berobat
namun tidak teratur. Perutnya mudah terasa penuh dan mual terutama makan besar.
Pemeriksaan Fisik:
BB: 60 Kg, TB: 168 cm.
Tanda vital: TD 180 / 120 mmHg, RR 28x/menit, HR 120x/menit, temp : 36,8 C
Leher: JV P 5 - 2 CM H2O
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: batas pekak jantung: sebelah kiri sampai ICS VI linea axilaris anterior
kiri, sebelah kanan sampai lien parasternalis dextra, batas atas ICS II
linea parasternalis sinistra.
Auskultasi
Pulmo
Abdommen
Ektremitas
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb 12,3 g/dl , ureum 45 mg/dl , creatinin 1,2 mg/dl , sodium 135 mEq/L , dan potassium 3,5
mEq/L, Total kolestrol 250 mg/dl, LDL 170 mg/dl , HDL 40 mg / dl , trigliseride 205 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang:
Elektrocardiogram : sinus rhythm, HR: 120x/mnt, aksis ke kiri , terdapat gambaran left
ventrikel hipertropi
Chest X-ray : CTR > 50%
2.3
2. Shifting Dullness
3. Sesak Nafas
4. Gallops
5. CTR
6. Pittung Edema
7. Sinus Rhythm
8. Murmus Sistolik
9. Wheezing
panjang kira-kira 12 cm,lebar dibagian yang paling lebar 6 cm,dan berat kira-kira
300 gram.
(Snell, 2006)
Batas-batas jantung
Batas anterior : os sternum
Batas superior : oscolumna vetebralis
Batas lateral : pulmo
Setiap ruang memiliki katup,katup jantung adalah pintu yang membatasi antar
ruang jantung,katup jantung berjumlah 4 buah yaitu:
1. Katup trikuspid : pintu antara atrium dan ventrikel kanan
2. Katup mitra : pintu antara atrium dan ventrikel kiri
3. Katup pulmonal : pintu antara vemtrikel kanan dan arteri pulmonal
4. Katup aorta : pintu antara ventrikel kiri dan aorta (sistemik)
Ruang ruang jantung
Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang : atrium dextra, atrium
sinistra, ventrikel dextra dan ventrikel sinistra. Atrium dextra terletak anterior
terhadap atrium sinistrum dan ventrikel dexter anterior terhadap ventrikel sinistra.
Dinding jantung tersusun atas otot jantung, miokardium, yang di luar terbungkus
oleh perikardium serosum, yang disebut epikardium, dan di bagian dalam diliputi
oleh selapis endotel, disebut endokardium.
Atrium dextra
Atrium dextra terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Pada
permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium kanan dan auricula kanan
terdapat sebuah sulkus vertikal, sulkus terminalis, yang pada permukaan
dalamnya berbentuk rigi disebut krista terminalis. Bagian atrium di anterior
berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas serabut
serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke auricular
dextra.
Ventrikel dextra
Terletak tepat di bawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada
di kanan depan ventrikel sinistra dan di media atrium dextra.
Katub trikuspid melindungi osteum antrioventrikular, terdiri dari tiga cupis yang
dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputi
kupis anterior , septalis dan inferior(posterior). Basis kupis melekat pada cincin
fibrosa rangka jantung sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikelnya
dilekatkan pada korda tendinae.
Atrium sinistrum
Atrium sinistrum terdiri atas rongga utama dan auricula sinistra. Atrium sinistra
terletak di belakang atrium dextra dan membentuk sebagian besar basis atau
facies posterior jantung. Di belakang atrium sinistrum terdapat sinus obliqus
perikardii serosum dan perikardium fibrosum memisahkannya dari esofagus.
Bagian dalam atrium sinistra licin, tetapi auricula sinistra mempunyai rigi rigi
otot seperti pada auricula dextra.
Ventrikel sinistra
Ventrikel sinistra berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium
attrioventriculare sinistra dan dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding
ventrikel sinistra tiga kali lebih tebal dari pada dinding ventrikel dextra. Pada
penampang melintang, ventrikel sinistra berbentuk sirkular. Terdapat trabecula
carneae yang berkembang baik, dua buah musculi papilares yang besar tetapi
tidak terdapat ostium aortae disebut vestibulum aortae.
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare. Valva terdiri atas dua cuspis,
cuspis anterior dan cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada
valva trikuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium
dexter.
4.
atrium dextra. Atria nodus sinuatrialis mendarahi nodus dan atrium dextra dan
sinistra.
(Snell, 2006)
1.
Fisiologi
Dari
nodus
A-V,impuls
dihantarkan
melalui
bundle
His
ke
Siklus jantung
Siklus jantung terdiri atas periode relaksasi yang disebut diastolik,yaitu periode
pengisian darah ke dalam ruang jantung,kemudian diikuti oleh periode kontraksi
yang disebut sistolik,yaitu masa kontraksi untuk mengeluarkan darah dari ruang
jantung. Dalam keadaan normal ,selama masa diastolik ,pengisian ventrikel akan
meningkatkan volume masing-masing ventrikel masing-masing ventrikel menjadi
kira-kira 110 sampai 120 mililiter. Volume ini dikenal dengan sebutan volume
akhir diastolik. Sedangkan ,selama sistolik darah yang dipompakan dari ventrikel
kiri ke dalam aorta berjumlah kira-kira 70 mililiter,begitu pula dari ventrikel
kanan ke dalam trunkus pulomonalis. Jumlah darah yang dipompakan masingmasing ventrikel selama masa sistolik ini disebut volume sekuncup. Sedangkan,
sisa volume darah yang tertinggal di dalam masing-masing ventrikel pada akhir
masa sistolik disebut volume akhir sistolik yang berjumah kira-kira 40-50
mililiter.
(Guyton.2012 dan Sherwood. 2012)
Bunyi jantung
Bunyi jantung pertama adalah kontraksi ventrikel yang menyebabkan aliran darah
berbalik secara tiba-tiba. Aliran darah yang berbalik ini menumbuk katup A-V
sehingga katu A-V menonjol ke atrium. Kemudian korda tendinea mendadak
menarik daun katup sehingga penonjolan daun katup A-V tersebut terhenti dengan
tiba-tiba. Daya elastisitas daun katup yang kaku menyebabkan darah berbalik arah
dengan cepat ke arah ventrikel dan bertumbukan pula dengan dinding ventrikel.
Semua peristiwa diatas,menyebabkan darah, dinding ventrikel,dan daun katup
bergetar (bervibrasi), serta menyebabkan vibrasi turbulensi pada darah. Vibrasi ini
kemudian menjalar ke jaringan dinding dada di sekitarnya sehingga dapat
didengar melalui stetoskop ditempat tersebut sebagai bunyi jantung. Bunyi
jantung kedua adalah akibat penutupn katup semilunar (katup aorta dan katup
pulmonal) secara tiba-tiba. Begitu katup semilunar tertutup ,daun-daun katup ini
akan menonjol kearah ventrikel karena dorongan darah yang berbalik arah.
Regangan elastis daun katup menyebabkan darah berbalik lagi kearah arteri
sehingga menimbulkan vibrasi yang bergaung akibat gerakan darah yang berjalan
bolak-balik antara dinding arteri dan daun katup,dan antara daun katup dan
dinding ventrikel. Vibrasi ini kemudian menjalar di sepanjang dinding arteri
pulmonalis dan aorta. Sewaktu vibrasi dari pembuluh darah atau ventrikel
mencapai dinding yang dapat berbunyi (sounding wall),seperti dinding
dada,timbullah bunyi yang dapat didengar ditempat tersebut.
(Sherwood, 2012)
S
I
SSISTEM PERNAFASAN
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang
rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Rongga
hidung dibagi menjadi dua bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan.
Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang
ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid. Bagian bawah rongga
hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi oleh ethmoid,
bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan ethomoid sedangkan
bagian tengah dibatasi oleh septum nasalis.
Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka nasalis superior,
konka media dan konka inferior. Melalui celah-celah pada ketiga tonjolan ini udara
inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembapkan oleh lendir
yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir juga dapat membersihkan udara pernapasan
dari debu. Bagian atas dari rongga hidung terdapat daerah olfaktorius, yang
mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan saraf otak pertama
(nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm. Udara yang akan masuk ke dalam
paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih dahulu. Sekitar 15.000
liter udara setiap hari akan melewati hidung.
(Djojodibrot. 2007 dan Sherwood. 2012)
Faring (Pharynx)
Faring / tekak terletak di belakang hidung, mulut dan tenggorokan di depan ruas
tulang belakang. Faring berupa saluran dengan panjang sekitar 7 cm.
Faring berbentuk kerucut terdiri dari muskulo membranosa dan tersambung
dengan esofagus dan trakhea. Tersusun atas lapisan mukosa, fibrosa dan otot, dimana
otot utamanya adalah otot konstriktor yang berkontraksi pada saat makanan masuk
ke faring dan mendorongnya ke esofagus.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan. Keatas bagian
yang terdiri dari sel-sel bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda
asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Cabang Tenggorokan (Bronchus)
Bronkus merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea.
Bronkus terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus.
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus
kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena
strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah
sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis.
Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 2025 kali percabangan membentuk
bronkiolus. Dinding bronkiolus tipis dan tidak bertulang rawan. Pada ujung
bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk seperti buah anggur.
Pulmo
Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongg
dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau
hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput
selaput yang bernama pleura.
Paru kanan terdiri dari 3 lobus superior, inferior dan media dexter sedangkan paru
kiri terdiri dari 2 lobus superior dan inferior.
Persarafan pada paru : Serabut aferrent dan eferrent visceralis berasal dari truncus
sympaticus dan serabut parasympatiscus berasal dari nervus vagus. (Snell,2006)
Fisiologi respirasi
Bernapas melalui paru memiliki 2 fungsi
1. Untuk menyuplai O2 ke dalam darah
2. Untuk mengatur keseimbangan asam basa melalui konsentrasi CO2 di dalam
darah.
Mekanika pernapasan berperan untuk ventilasi alveolus, yang melalui dindingnya,
O2 dapat berdifusi ke dalam darah, sementara CO2 beridfusi keluar. Gas
pernapasan didalam darah sebagian besar ditranspor dalam bentuk yang terikat.
(Sherwood, 2012)
b) Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada kasus ini?
Hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami oleh Tn. Agus
yakni Tn.Agus yang berusia 55 tahun, merupakan lanjut usia yang
akan
akan mengalami
aterosklerosis
(Sudoyo, 2009)
vasokontriksi
dan
dapat
memperberat
keadaan
2. Beberapa bulan sebelumnya, Tn. Agus sudah mengeluh sesak nafas bila beraktivitas
seperti naik tangga dan berjalan jauh. Bila tidur, Tn. Agus sering menggunakan 3
bantal.
a) Apa makna Tn. Agus mengeluh sesak nafas bila beraktivitas sejak beberapa bulan
sebelumnya?
Makna Tn.Agus mengeluh sesak nafas bila beraktivitas yakni terjadi gangguan pada
sistem respirasi. Keluhan akan semakin bertambah ketika beraktivitas karena dengan
adanya aktivitas kebutuhan O2 meningkat, dan kompensasi dari tubuh yakni dengan
bernafas dan menghirup O2, namun karena adanya gangguan pada proses respirasi
menyebabkan Tn.Agus mengalami hambatan dalam pengambilan O2 maksimal .
Sesak napas juga dapat terjadi pada gagal jantung dekompensata akibat dari
peningkatan derajat dilatasi akan menunjukan tegangan pada dinding rongga yang
bersangkutan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada miokard yang
lemah. Miokard yang lemah tidak mampu lagi memompa cukup darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Menurut New York Heart Association yang telah
membut pedoman berdasarkan kalsifikasi sesuai tingkat aktivitas fisik yang dapat
menimbulkan gejala yakni penderita kelas II, dimana pasien menunjukkan
simptomatik dengan aktivitas fisik biasa yaitu Tn.Agus mengeluh sesak napas saat
melakukan aktivitas seperti naik tangga dan berjalan jauh
Pedoman klasifikasi pasien menurut NYHA
- Kelas I
3. Sesak nafas semakin lama semakin memburuk dan dalam 2 hari terakhir sesak nafas
tidak hilang meski sudah beristirahat.
a) Apa makna sesak nafas semikin lama makin memburuk dan tidak hilang meski
sudah beristirahat?
Karena adanya decompensasi cordis, akibat dari peningkatan derajat dilatasi akan
menunjukan tegangan pada dinding rongga yang bersangkutan menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada miokard yang lemah. Miokard yang lemah
tidak mampu lagi memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
sehingga kompensasi akan tetap berjalan, karena cardiac output tetap turun,
sehingga tetap mengaktifkan mekanisme Frank-Starling, aktifasi saraf simpatis
dan RAA, hal tersebut tidak terlalu berguna karena jantung sudah mengalami
kegagalan, bahkan semakin membuat kerja jantung meningkat Maka terjadi
edema paru akibat transudasi cairan ke interstisial paru dan peningkatan tekanan
hidrostatik dalam kapiler paru yang akhirnya menyebabkan proses ventilasi
terganggu. Hal inilah yang menyebabkan sesak nafas tidak menghilang meski
sudah beristirahat.
(Price. 2005, Khalilullah.2011, dan Silbernagl. 2006)
b) Apa kemungkinan penyebab sesak nafas yang memburuk dalam 2 hari terakhir?
4. Perutnya mudah terasa penuh dan mual terutama setelah makan besar.
a) Apa makna perutnya mudah terasa penuh dan mual terutama setelah makan
besar?
b) Bagaimana hubungan perut mudah terasa penuh dan mual setelah makan besar
dengan keluhan sesak nafas?
6. Pemeriksaan Fisik
a) Apa interpretasi dari mekanisme abnormal IMT dan Tanda vital dari pemeriksaan
fisik?
b) Apa interpretasi dari mekanisme abnormal leher dari pemeriksaan fisik
c) Apa interpretasi dari mekanisme abnormal jantung dari pemeriksaan fisik?
d) Apa interpretasi dari mekanisme abnormal pulmo dari pemeriksaan fisik?
e) Apa interpretasi dari mekanisme abnormal abdomen dari pemeriksaan fisik?
f) Apa interpretasi dari mekanisme abnormal ekstremitas dari pemeriksaan fisik?
7. Pemeriksaan Laboratorium
a) Apa interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?
HDL: 40-80 mg/dl
LDL: 20-29th
30-39
: 79-136
: 110-150
40-49
: 120-162
50-59
: 125-167
60-69
: 115-185
70-150
: 114-172
Hb: 14-18
Kreatinin: 0,5- 1,4
Sodium (Natrium): 135-145
Potassium (kalium) : 3,5-5,0
Total kolesterol :
12-19 : 120-230
20-29 : 120-240
30-39 : 140-270
40-49 : 150-310
50-59 : 160-330
Trigliserida:
20-29 : 10-140
30-39 : 20-150
40-49 : 20-160
50-59 : 20-190
60-101 : 20-200
Ureum: 10-38
Price, Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC
b) Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan laboratorium?
c) Bagaimana biokimia dari lipoprotein dengan hubungan pada kasus (LDL, HDl,
Kolesterol, dan Trigliserida) ?
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Apa interpretasi dari pemeriksaan penunjang (EKG dan Chest X-Ray)?
2.3.4 Hipotesis
Tn. Agus, 55 tahun mengalami sesak nafas dan mudah lelah disebabkan kompensasi
terhadap hipertensi kronik.
Kerja Jantung
Terjadi terus menerus
Sesak nafas
metabolisme
Kerja jantung
semakin
Mual dan
cepat merasa
penuh