Anda di halaman 1dari 35

Tugas Akhir

UPAYA PENINGKATAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR


KHUSUSNYA CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA DIARE DI
WILAYAH PUSKESMAS KAMPUS PALEMBANG
TAHUN 2014

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN


KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2015
Oleh :
Ian Pahlevi
70 2010 012
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Episode diare setiap tahun di
Indonesia masih berkisar sekitar 60
juta dengan kematiannya sebanyak
200.000-250.000
Survei 1986 angka kematian karena
diare merupakan 12% diantara
seluruh angka kematian kasar yang
besarnya 7/1000 penduduk

Angka ini merupakan angka yang


tertinggi diantara semua penyebab
kematian

Sekitar 15% penyebab kematian bayi


dan 26% kematian anak balita
disebabkan oleh diare
Rumusan Masalah
Belum tercapainya target cakupan
penderita diare di Puskesmas Kampus
Tahun 2014.
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Penyebab belum tercapainya
target Cakupan Penderita diare di Puskesmas
Kampus pada tahun 2014.
Tujuan Khusus
Diketahuinya penyebab masalah yang mengakibatkan
cakupan Penderita diare pada tahun 2014 di Puskesmas
Kampus belum mencapai target.
Diketahuinya prioritas masalah yang mengakibatkan
cakupan Penderita diare pada tahun 2014 di Puskesmas
Kampus belum mencapai target.
Diketahuinya alternatif pemecahan masalah dari target
cakupan Penderita diare pada tahun 2014 di Puskesmas
Kampus.
Diketahuinya penyelesaian masalah dari target Penderita
diare pada tahun 2014 di Puskesmas Kampus.
Manfaat
Bagi Masyarakat Setempat
Bagi Instansi Puskesmas
Bagi Mahasiswa
Lokasi dan Waktu
Lokasi :
Kegiatan dilakukan di Puskesmas Kampus Palembang, Jl. Golf
Blok G-5 Kampus Palembang.

Waktu :
1 29 November 2015
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi Diare
buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang
sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi 3 kali atau lebih
per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair, dengan atau
tanpa lendir dan darah
Etiologi Diare

Infeksi : virus, bakteri, dan parasit.


Malabsorpsi
Makanan
Alergi terhadap makanan
Imunodefisiensi
Psikologis
Epidemiologi Diare
Episode diare setiap tahun di Indonesia masih berkisar sekitar
60 juta dengan kematiannya sebanyak 200.000-250.000

Menurut survei kesehatan rumah tangga (1986) angka


kematian karena diare merupakan 12% diantara seluruh angka
kematian kasar yang besarnya 7/1000 penduduk.

Sekitar 15% penyebab kematian bayi dan 26% kematian anak


balita disebabkan oleh diare
Patofisiologi Diare

Diare sekretorik
Diare invasif/dysentriform diarrhae
Diare osmotik
Tatalaksana Diare
Aeromonas sp. Use cefixime and most third- and fourth-generation cephalosporins

Campylobacter sp. Erythromycin shortens illness duration and shedding


C. difficile Discontinue potential causative antibiotics. If antibiotics cannot be stopped or this does not result in
resolution, use oral metronidazole or vancomycin. Vancomycin is reserved for the child who is seriously ill

C.perfringens Do not treat with antibiotics


Cryptosporodium parvum Paromomycin; however, effectiveness is not proven. Nitazoxanide, a newer anthelmintic, is effective against
C parvum
Entamoeba histolytica Metronidazole followed by iodoquinol or paromomycin Asymptomatic carriers in nonendemic areas:
Iodoquinol or paromomycin
E.coli Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX) if moderate or severe; antibiotic treatment may increase
likelihood of HUS. Parenteral second-generation or third-generation cephalosporin for systemic
complications
G.lamblia Most effectively treated with quinacrine
Since this medicine is poorly tolerated because of its bitter taste, furazolidone, metronidazole, or
nitazoxanide can be used
Plesiomonas sp. Use TMP-SMX or any cephalosporin
Salmonella sp. Treatment prolongs carrier state, is associated with relapse, and is not indicated for nontyphoid-
uncomplicated diarrhea. Treat infants younger than 3 months and high-risk patients (eg,
immunocompromised, sickle cell disease). TMP-SMX is first-line medication; however, resistance occurs.
Use ceftriaxone and cefotaxime for invasive disease

Shigella sp. Treatment shortens illness duration and shedding but does not prevent complications. TMP-SMX is first-line
medication; however, resistance occurs. Cefixime, ceftriaxone, and cefotaxime are recommended for
invasive disease

V.cholera Treat infected individuals and contacts. Doxycycline is the first-line antibiotic, and erythromycin is second-
line antibiotic
Yersinia sp. TMP-SMX, cefixime, ceftriaxone, and cefotaxime are used. Treatment does not shorten disease duration;
Antidiare tidak diberikan dan Antibiotik digunakan hanya
untuk :
Diare invasif : Kotrimoksasol 50 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 2
dosis selama hari.
Kolera : Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 4 dosis
selama 2-3 hari.
Amoeba, Giardia, Kriptosporodium : Metronidazol 30-50
mg/kgBB/hari, dibagi 3 dosis selama 5 hari (10 hari untuk
kasus berat)
Diet : Sesuai dengan penyebab diare
Intoleransi karbohidrat : susu rendah sampai bebas laktosa
Alergi protein susu sapi : susu kedelai
Malabsorpsi lemak : susu yang mengandung medium chain
trigliserid (MCT) Apabila dengan terapi dietetik diatas tidak
ada respons, gunakan susu protein hidroksilat
Prognosis Diare
Baik di negara maju maupun di negara berkembang, dengan
penanganan diare yang baik maka prognosis akan sangat baik
BAB III
Profil Puskesmas Kampus
Puskesmas Kampus
Puskesmas Kampus berdiri pada tahun 1978
dengan luas tanah 1560m. Pada waktu pertama
berdiri Puskesmas Kampus memberikan
pelayanan/pengobatan umum, pengobatan gigi
dan KIA. Terletak di Kecamatan Ilir barat I
Kelurahan Lorok Pakjo dengan luas wilayah
227 Ha.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas


Kampus adalah 30.625 jiwa dengan jumlah
penduduk wanita sebanyak 15.161 jiwa dan
pria sebanyak 15.491 jiwa.
Program Puskesmas
Program Kesehatan Dasar (Upaya Upaya Kesehatan Gilut
Kesehatan Wajib ) Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Indra
Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Kerja
Upaya KIA KB Perkesmas
Upaya Perbaikan Gizi masyarakat. Upaya kesehatan Batra
Upaya P2M
Upaya Pengobatan Dasar Upaya Kesehatan Penunjang
SP2TP
Program Kesehatan Pengembangan laboratorium
(Upaya Kesehatan Pengembangan)
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Kesorga
Upaya Kesehatan Lansia
BAB IV
Pembahasan
Identifikasi Masalah

Target Tahun Pencapaian


Program / Indikator 2014 (%)

Cakupan penemuan penderita diare 100% 83.30%

Cakupan penemuan penderita


pneumonia balita 85% 40.20%

Cakupan penderita penyakit TB Paru


BTA positif yang ditangani 70% 17.30%
Rumusan Masalah
MANUSIA METODE

Kurangnya
Peran Aktif kerjasama
Kader diare lintas program
dan sektoral
masih kurang
Cakupan
Keluarga pasien kurang Penyuluhan Kurang Temuan
sadarj diare Penderita
diare
belum
mencapai
Media target
sosialisasi
mengenai
Diare di luar Dana transport
Tingkat
gedung kurang petugas kurang
Pendidkan
rendah
SARANA DANA LINGKUNGAN
Konfirmasi Dengan Data Primer
No Penyebab Pertanyaan Sumber Jumlah Responden

Ya Ragu Tidak
1 Kurang Apakah bpk/ibu Ibu/bapak 15 5 10
Penyuluhan pernah diberi
penjelasan
tentang Diare ?

2 Sikap Petugas Apakah petugas Ibu/bapak 22 3 5


memberitahuka
n mengenai
penyakit diare
yang dialami ?

3 Kurang Apakah bp/ibu Ibu/bapak 3 7 20


Melibatkan pernah
Kader pencari diberikan
subsek penjelasan
mengenai
Peumonia oleh
kader diluar
puskes ?
Prioritas Masalah
Metode USG
Tabel Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

No Aspek Masalah U S G To
tal

1 Peran Aktif Kader diare masih kurang


5 5 3 75

2 Kurangnya kerjasama lintas sektoral


4 4 3 48

3 Keluarga pasien kurang sadari diare


4 5 3 60

4 Media sosialisasi mengenai diare di luar gedung kurang


4 4 3 48

5 Penyuluhan Kurang
3 3 3 27

6 Pelaporan dan pencatatan kurang akurat


3 4 2 24
Dari hasil skoring yang dilakukan dengan metode
USG, maka prioritas penyebab masalahnya adalah
Peran Aktif Kader diare masih kurang
Penyelesaian Masalah
MCUA Alternatif Penyelesaian Masalah

Penggunaan
Pelatih
media
N Penyebaran N N Penyuluhan N an
komunikasi
Masalah Bobot leaflet besar- dengan Kader
handphone
besaran Hadiah penyul
untuk
uh
pelaporan
Efeketifitas 5 7 35 10 50 7 35 5 50
nya tinggi

Biaya murah 3 5 15 7 1 3 9 5 20

Teknologi 4 8 32 10 10 5 20 6 25
tersedia
Waktu lebih 2 7 14 4 15 5 10 4 10
cepat

Total 96 76 74 105
Alternatif yang terpilih
Prioritas Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan
Masalah Pemecahan Masalah Terpilih
Masalah
Manusia - Peran Aktif Pelatihan Pelatihan
Kader diare Kader Kader
masih kurang penyuluh penyuluh
Penyebaran Penyebaran
- Keluarga pasien leaflet besar- leaflet besar-
kurang sadari besaran besaran
diare Penyuluhan
dengan
Hadiah
Penggunaan
media
komunikasi
handphone
untuk
pelaporan
BAB V
Penutup
Kesimpulan
a) Masalah yang akan diselesaikan adalah Pencapaian
Program Cakupan Penemuan Penderita Diare di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampus sebesar 83,30%.
Berdasarkan data yang tersedia, ditemukan
permasalahan Peran Aktif kader diare masih kurang,
Keluarga pasien kurang sadari diare, Media sosialisasi
mengenai pneumonia balita di luar gedung yang
kurang, kurangnya kerjasama lintas program,
pengunaan dana kurang efisien..
b) Prioritas penyebab masalah adalah Peran Aktif kader
diare masih kurang
c) Alternatif pemecahan masalah terpilih
adalah Pelatihan Kader penyuluh di
wilayah kerja Puskesmas Kampus dan
Meningkatkan frekuensi penyuluhan
tentang diare.

d) Penyelesaian masalah terpilih adalah


Pelatihan Kader penyuluh di wilayah kerja
Puskesmas Kampus.
Saran
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan
program sehingga meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat yang berdampak
paradigma sehat, perlu dilakukan kerja
sama antar lintas program dalam
menjalankan program tersebut. Selain itu
suatu lokakarya perlu dilaksanakan agar
progam ini dapat terlaksana dengan baik.
Kajian ulang data juga perlu dilakukan
tentang data cakupan Penemuan
Penderita Diare di Puskesmas Kampus
agar mendapatkan gambaran yang
akurat mengenai cakupan tersebut
sehingga kita bisa melihat taraf
kesehatan masyarakat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai