PBL Blok 24 - Carsinoma Mamae
PBL Blok 24 - Carsinoma Mamae
Pendahuluan
Karsinoma mamae merupakan salah satu tumor ganas yang paling sering
ditemukan pada wanita disamping kanker mulut rahim. Masalah etiologi yang
belum diketahui, masalah usaha-usaha pencegahan yang sukar dilaksanakan serta
perjalanan penyakit yang sukar diduga dan apabila sudah dalam keadaan lanjut
penderita akan masuk dalam era penderitaan nyeri dan disability yang
menakutkan menjelang akhir dari suatu kehidupannya. Namun demikian usahausaha
untuk
penemuan
dini
dapat
dilakukan
dengan
baik
dengan
Anamnesis
Pada anamnesis, selain data-data pribadi seperti jenis kelamin, umur,
pekerjaan, dan keluhan utama, perlu ditanyakan riwayat penyakit dulu dan
sekarang. Riwayat penyakit dulu meliputi pertanyaan yang menanyakan apakah
pasien dulu pernah mengalami penyakit-penyakit tertentu yang memungkinkan
adanya hubungan dengan penyakit yang dialami sekarang. Sedangkan riwayat
penyakit sekarang biasanya merupakan cerita yang kronologis, terinci, dan jelas
mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien
1
Jika tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas terkekang, kemungkinan kanker
sangat besar. Jika terdapat secret papilla mamae, harus buat sediaan apus untuk
pemeriksaan sitologi.4
Pemeriksaan kelenjar limfe regional paling baik posisi tidur. Ketika
memegang aksila kanan, dengan tangan kanan topang siku kanan pasien, ujung
jari kiri paspasi seluruh fosa aksila secara berurutan. Waktu memeriksa fosa aksila
kiri sebaliknya. Akhirnya periksa kelenjar supraklavikula.5
Dapat juga dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan
posisi berdiri atau tiduran. Gerakan palpasi payudara dilakukan secara memutar
atau dari atas ke bawah atau dari luar ke dalam. (Lihat Gambar 1)
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan benjolan pada kuadran lateran atas dari
payudara kiri berukuran 4x3 cm, konsistensi keras, batas tidak tegas, melekat pada
kulit, terdapat retraksi papil, nyeri tekan (+), terdapat pembesaran KGB aksila dan
infraklavikularis sinistra.
Gambar 1. SADARI
Sumber : Internet, web Google Images dengan kata kunci pemeriksaan
payudara sendiri
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah mamografi, USG,
MRI mamae, pemeriksaan sitologi aspirasi jarum halus, dan pemeriksaan biopsi.
Mamografi. Kelebihan mamografi adalah dapat menampilkan nodul yang sulit
dipalpasi atau terpalpasi atipikal menjadi gambar, dapat menemukan lesi mammae
yang tanpa nodul namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, dapat digunakan untuk
analisis diagnostik dan rujukan tindak lanjut. Ketepatan diagnostik sekitar
80%.1,2,4 (Lihat Gambar 2)
Gambar 2. Mamografi normal (kiri) dan mamografi dengan tumor payudara (kanan)
Sumber : Internet, web Google Images dengan kata kunci mammografi
Diagnosis Kerja
Dari hasil anamsesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta
menyesuaikan dengan gejala-gejala yang ada, maka pasien diduga menderita
karsinoma mamae sinistra.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk kasus karsinoma mamae sinistra adalah
karsinoma duktal invasif dan karsinoma lobular mamae.
Karsinoma Duktal Invasif, umumnya juga dikenal sebagai karsinoma
duktal infiltratif, adalah kanker payudara invasif yang ditandai dengan penyebaran
sel-sel kanker dari saluran air susu ke jaringan payudara dan kelenjar getah bening
di sekitarnya. Ini merupakan bentuk kanker payudara yang paling umum yang
terjadi terutama pada wanita. Hampir 80% kanker payudara merupakan karsinoma
duktal invasif. Stadium awal dari karsinoma duktal invasif mungkin tidak
menimbulkan gejala apapun. Namun seiring dengan perkembangannya, akan
terbentuk benjolan atau massa pada payudara yang dapat dirasakan. Payudara
akan membengkak dan tampak merah. Pada kasus-kasus dimana kanker telah
menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, mungkin akan ada benjolan pada
daerah ketiak.1,2
Karsinoma lobular mamae atau karsinoma lobular invasif adalah jenis
kanker payudara yang berawal dari kelenjar penghasil susu (lobules) payudara.
Karsinoma lobular invasif adalah kanker invasif, yang berarti sel kanker yang
telah rusak keluar dari lobulus dan memiliki potensi untuk menyebar ke area lain
dari tubuh. Karsinoma lobular invasif merupakan jenis yang jarang dari semua
kanker payudara. Karsinoma lobular invasif biasanya tidak membentuk benjolan.
Sebaliknya, karsinoma lobular invasif lebih sering menyebabkan penebalan
jaringan atau kepenuhan/bengkak di salah satu bagian dari payudara. Selain itu
dapat terjadi perubahan tekstur atau kondisi kulit payudara seperti berkerut atau
menebal dan putting tertarik ke dalam (nipple retraction).1,2
Anatomi
Payudara (mamae) wanita terletak pada dinding anterior toraks dan
membentang ke bawah mulai dari tulang klavikula serta iga ke-2 hingga iga ke-6,
dan dari sternum melintasi linea midaksilaris. Umumnya daerah permukaannya
lebih berbentuk persegi disbanding berbentuk bundar.4 (Lihat Gambar 3)
Untuk menguraikan hasil pemeriksaan klinis, payudara sering dibagi
menjadi empat kuadran menurut garis horizontal dan vertikal yang bersilangan
pada papila mamae. Sebagai alternatif, hasil-hasil temuan berupa benjolan dapat
ditentukan lokasinya seperti angka-angka pada sebuah jarum jam dan jaraknya
dinyatakan dalam ukuran sentimeter dari papila mamae.4 (Lihat Gambar 4)
Payudara merupakan jaringan yang secara hormonal sensitive dan
responsive terhadap perubahan dalam siklus bulanan dan pertambahan usia.
Jaringan kelenjar, yaitu kelenjar sekretorik tubule-alveolaris serta salurannya
membentuk 12-20 buah lobus bersekat yang menyebar di sekeliling putting susu
(papila mamae). Dalam setiap lobus terdapat banyak lobules yang berukuran lebih
kecil. Lobules ini mengalirkan ASI ke dalam duktus dan sinus yang memproduksi
ASI serta bermuara pada permukaan areola atau outing susu.4 (Lihat Gambar 5)
Klasifikasi
Secara garis besar kanker payudara dibagi menjadi noninvasif dan invasif.
Kanker payudara noninvasif secara umum dibagi menjadi dua tipe besar yaitu
LCIS dan DCIS. Sedangkan kanker payudara invasif dibagi secara histologi
menjadi lobular dan duktal. Kanker duktus invasif atau karsinoma duktus
infiltrative adalah gambaran tersering kanker payudara, merupakan 50% sampai
70% dari seluruh kanker payudara invasif. Karsinoma lobular invasif merupakan
10% sampai 15% dari seluruh kanker payudara.6
Noninvasif terdiri dari6 :
Karsinoma medulla
Kribiformis invasif
Papilla invasif
Karsinoma metaplastik
Etiologi
Kanker payudara ialah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan
payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya tumbuh infiltrative
dan destruktif dan dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh progresif, dan relatif
cepat membesar.7
Etiologi karsinoma mamae masih belum jelas, tapi data menunjukkan
terdapat kaitan erat dengan faktor berikut1,8 :
1. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mamae : probabilitas terkena
karsinoma mamae lebih tinggi 2-3 kali disbanding wanita tanpa riwayat
keluarga. Gen utama yang terkait dengan timbulnya karsinoma mamae
adalah BRCA-1 dan BRCA-2.
2. Reproduksi : usia menarke kecil, henti haid lanjut dan siklus haid pendek
merupakan faktro resiko tinggi karsinoma mamae. Selain itu, yang seumur
hidup tidak menikah atau belum menikah, partus pertama berusia lebih
dari 30 tahun dan setelah partus belum menyusui, berinsiden relatif tinggi.
3. Kelainan kelenjar mamae : penderita kistadenoma mamae hiperplastik
berat berinsiden lebih tinggi.
10
Patofisiologi
Jaringan payudara yang diambil dari mastektomi profilaksis pasien yang
mengalami mutasi gen BRCA-1 menunjukkan banyaknya jumlah Lob 1, bahkan
pada wanita yangtelah melahirkan. Produk gen BRCA-1 normal adalah inhibitor
pertumbuhan yang mengontrol proliferasi sel payudara. Produk ini hilang ketika
gen ini mengalami mutasi. Selain itu ada kemungkinan karsinoma mamae terjadi
akibat stimulasi estrogen sehingga menyebabkan over-eskpresi produksi faktor
pertumbuhan dan/atau reseptor mengakibatkan proliferasi sel yang tidak
terkontrol.8
Jalur penyebaran karsinoma mamae1 :
11
1. Invasi lokal : kanker mamae sebagian besar timbul dari epitel duktus
kelenjar. Tumor pada mulanya menjalar dalam duktus, lalu menginvasi
dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior mengenai kulit, posterior ke
otot pektoralis hingga dinding toraks.
2. Metastasis kelenjar limfe regional : metastasis tersering karsinoma mamae
adalah ke kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi
sel kanker makin buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe
mamaria interna juga merupakan jalur metastasis yang penting.
3. Metastasis hematogen : sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya
masuk ke pembuluh darah, juga dapat langsung masuk pembuluh darah
hingga timbul metastasis hematogen. Hasil metastasis menunjukkan lokasi
tersering metastasis adalah paru, tulang, hati, pleura, dan adrenal.
Klasifikasi Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian
dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah
sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau
jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Banyak sekali cara untuk
menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium
kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC
(International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC
(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer
Society dan American College of Surgeons). TNM merupakan singkatan dari "T"
yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar getah bening
regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan
M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan
dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA).1,2
Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut1,2:
T (tumor size), ukuran tumor:
12
Tis: karsinoma in situ dan penyakit paget pada papilla tanpa teraba tumor
N 2: teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
13
Stadium 0: Tis N0 M0
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive Cancer, yaitu kanker
tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjarkelenjar (lobules) susu pada payudara.
Stadium I: T1 N0 M0
Tumor masih sangat kecil, diameter tumor terbesar kurang dari atau sama
dengan 2 cm dan tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional
ketahanan hidup lima tahun adalah 85%
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Diameter tumor lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan terdapat
metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral. Diameter tumor
14
lebih dari 5 cm, tetapi tidak terdapat metastasis kelenjar limfe regional
ketahanan hidup lima tahun adalah 65%
15
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh,
yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk ketahanan hidup lima
tahun adalah 10%
Manifestasi Klinis
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mamae yang tidak nyeri dan
sering kali ditemukan secara tak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di kuadran
lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas,
permukaan tidak licin, mobilitas kurang (pada stadium lanjut dapat terfiksasi ke
dinding toraks). Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan
bertambah besar secara jelas.1
Perubahan kulit yang terjadi adalah adanya tanda lesung (kulit setempat
menjadi cekung), perubahan kulit jeruk (peau dorange), nodul satelit kulit (secara
klinis disebut tanda satelit), invasi (tampak perubahan berwarna merah atau merah
gelap), ulserasi (ulserasi dapat membentuk bunga terbalik yang disebut tanda
kembang kol), dan perubahan inflamatorik (kulit mamae berwarna merah
bengkak).1
Perubahan papila mamae adalah retraksi, distorsi papilla mamae, sekret
papilar yang umumnya sanguineus, dan adanya perubahan eksematoid. Perubahan
eksematoid ini ditandai dengan tampak areola, papilla mame tererosi, berkrusta,
secret, deskuamasi, sangat mirip eksim.1
Serta terjadinya pembesaran kelenjar limfe regional. Pembesaran kelenjar
limfe aksilar ipsilateral dapat soliter atau multiple. Pada awalnya mobile,
kemudian dapat saling berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan sekitarnya.
Seiring dengan perkembangan penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga
menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada sebagian kecil pasien
kanker mamae hanya tampil dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba massa
mamae. Hal ini disebut karsinoma mamae tipe tersembunyi.1
Penatalaksanaan
16
dilakukan insisi kecil di aksila dan secara tepat mengangkat kelenjar limfe
sentinel, dibiopsi. Bila patologik negatif maka operasi dihentikan, bila
positif maka dilakukan diseksi kelenjar limfe aksilar.
Untuk terapi kanker mamae terdapat banyak pilihan pola operasi. Yang
mana yang terbaik masih kontroversial. Secara umum dikatakan harus
berdasarkan stadium penyakit dengan syarat dapat mereseksi tuntas tumor,
kemudian baru memikirkan sedapat mungkin konservasi fungsi dan kontur
mamae. Dewasa ini lingkup operasi karsinoma mamae cenderung semakin kecil.
Dari mastektomi radikal konvensional digantikan mastektomi radikal modifikasi,
opersi konservasi mamae semakin banyak dikerjakan, operasi biopsi kelenjar
limfe sentinel tampaknya akan semakin menggantikan diseksi kelenjar limfe
aksilar. Secara umum, terhadap lesi kurang dari 3 cm, dan kelenjar limfe tidak
jelas membesar, harus lebih mempertimbangkan terapi kombinasi konservasi
mamae, kalau tidak lebih mempertimbangkan operasi radikan modifikasi.1
Radioterapi. Radioterapi terutama mempunyai tiga jenis1 :
1. Radioterapi murni kuratif : radioterapi murni terhadap kanker mamae
hasilnya kurang ideal, survival 5 tahun 10-37%. Terutama digunakan
untuk pasien dengan kontraindikasi atau menolak operasi.
2. Radioterapi adjuvant : menjadi bagian integral penting dari terapi
kombinasi. Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi
radioterapi pra-operasi dab pasca operasi. Radioterapi pra-operasi terutama
untuk pasien stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker
mamae non-operabel menjadi kanker mamae yang operabel. Radioterapi
pasca operasi adalah radioterapi seluruh mamae pasca operasi konservasi
mamae dan radioterapi adjuvant pasca mastektomi.
3. Radioterapi paliatif : terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut
dengan rekurensi, metastasis. Dalam hal meredakan nyeri efeknya sangat
baik.
Kemoterapi. Kemoterapi yang dapat dilakukan adalah1,9 :
18
19
sejenis
progesteron
yang
digunakan
di
klinis
adalah
20
Prognosis
Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis. Tapi yang paling jelas dan
berpengaruh terbesar atas prognosis adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium
kanker itu sendiri. Dalam kondisi dewasa ini untuk meningkatkan angka
kesembuhan kanker mamae kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, terapi
dini, dan tepat. Untuk mencapai temuan dini, diseminasi pengetahuan tentang
kanker mamae, pendidikan wanita untuk memeriksa payudara sendiri merupakan
tndakan efektif yang sungguh praktis.1
Pada penerita stadium I, angka harapan hidup 5 tahunan adalah 95% dan untuk
stadium II adalah 80%, dengan angka kekambuhan local sekitar 6% menggunakan
pengobatan adjuvant seperti dianjurkan. Prognosis untuk stadium III telah
meningkat dari 20% menjadi 40% pada 5 tahun dengan adanya pengobatan
adjuvant.7
Penutup
Kanker payudara ialah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan
payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya tumbuh infiltrative
dan destruktif dan dapat bermetastase.
Secara garis besar, dibagi menjadi dua yaitu non-invasif dan invasif.
Kanker payudara noninvasif secara umum dibagi menjadi dua tipe besar yaitu
LCIS dan DCIS. Sedangkan kanker payudara invasif dibagi secara histologi
menjadi lobular dan duktal. Kanker duktus invasif atau karsinoma duktus
infiltrative adalah gambaran tersering kanker payudara, merupakan 50% sampai
70% dari seluruh kanker payudara invasif. Karsinoma lobular invasif merupakan
10% sampai 15% dari seluruh kanker payudara. Faktor reproduksi, kelainan
kelenjar mamae, radiasi pengion, diet dan gizi menjadi beberapa hal yang dpat
meningkatkan resiko terkena kanker payudara.
Terapi dilakukan dengan bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi
hormonal. Prognosis tergantung pada kondisi kelenjar limfe dan stadium kanker.
Jadi, wanita berusia 55 tahun menderita karsinoma mamae sinistra.
21
Daftar Pustaka
1.
Desen W, editor. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.h.366-83.
2.
Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.h.388-402.
3.
4.
Bickley LS. Buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan bates. Edisi
8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.303-21.
5.
6.
Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Buku saku ilmu
bedah sabiston. Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2005.h.411-30.
7.
Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah.
Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h.227-36.
8.
9.
22