Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLI)

Disusun Oleh :
Ramacil Afsan Awang Notoprawiro, S.Ked
110.2009.235

Pembimbing :
dr.Ida Winarti Retno D, Sp.OG
dr.Zainuri Miltas, Sp.OG

Referat ini diajukan sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik bagian ilmu kebidanan
dan kandungan
pada

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KOTA CILEGON
SEPTEMBER 2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan sari pustaka ini dengan
judul KEHAMILAN KEMBAR (GEMELLI) sebagai salah satu persyaratan mengikuti
ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD Cilegon.
Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis hingga sari pustaka ini selesai tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Atas bantuan yang telah diberikan,
baik moril maupun materil, maka selanjutnya penulis ingin menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1.

dr. Ida Winarti, Sp.OG dan dr. Zainuri, Sp.OG selaku konsulen Ilmu Kebidanan
dan Kandungan RSUD Cilegon yang telah memberikan bimbingan, ilmu, saran dan
kritik kepada penulis dalam penyelesaian referat ini.

2.

Kedua orang tua tercinta, ayahanda Awang Notoprawiro dan ibunda Siti Nuraini
Soegito atas segala doa, kasih sayang, perhatian, semangat, nasihat serta segala
dukungan yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa moril maupun materiil.

3.

Staf dan karyawan RSUD Cilegon khususnya para bidan atas bantuan dan arahan yang
telah diberikan kepada penulis.

4.

Teman-teman seperjuangan di bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD Cilegon.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan sari pustaka ini, kesalahan
dan kekurangan tidak dapat dihindari, baik dari segi materi maupun tata bahasa yang
disajikan. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan yang
dibuat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca dalam
memberikan sumbang pikir dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia kedokteran.
Kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi memperoleh hasil yang
lebih baik di dalam penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu merahmati
kita semua.

Cilegon, September 2013


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................ii
DAFTAR ISI................iv
BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................................1

BAB II

KEHAMILAN KEMBAR...........................................................................2

BAB III

2.1

Definisi................................................................................................2

2.2

Epidemiologi.......................................................................................2

2.3

Etiologi...............................................................................................2

2.4

Patogenesis..........................................................................................4

2.5

Diagnosis............................................................................................6

2.6

Penatalaksanaan..................................................................................7

2.7

Prognosis...........................................................................................12

KESIMPULAN...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............14

BAB I
PENDAHULUAN
Insiden kelahiran kembar telah meningkat dalam 30 tahun terakhir. Pada tahun
2009, terdapat 16 kasus kelahiran kembar dari total 1000 kelahiran hidup di Inggris dan
Wales. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah kasus jika dibandingkan pada tahun 1980,
dimana hanya terdapat 10 kasus kelahiran kembar per 1.000 kelahiran hidup. Angka
kelahiran kembar yang meningkat sering dikaitkan dengan penggunaan teknik reproduksi
bantuan, termasuk fertilisasi in vitro ( IVF ). Sekitar lebih dari 24 % kesuksesan prosedur
IVF menghasilkan kehamilan kembar. Kelahiran kembar saat ini mencapai 3 % dari
kelahiran hidup. Di USA, telah terjadi kenaikan kelahiran kembar sebesar 3 % dari seluruh
kelahiran hidup
Beberapa kehamilan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi bagi ibu dan bayi . Wanita
dengan kehamilan kembar memiliki peningkatan risiko dari keguguran, anemia , gangguan
hipertensi, perdarahan, persalinan operatif dan penyakit pasca kelahiran. Secara umum,
angka kematian ibu terkait dengan kelahiran kembar adalah 2,5 kali lipat lebih besar jika
dibandingkan dengan kelahiran tunggal. Kehamilan kembar menyebabkan peningkatan
yang nyata dari morbiditas dan mortalitas perinatal. Wanita dengan kehamilan multifetus
memerlukan pengawasan dan perhatian khusus sehingga digolongkan sebagai kehamilan
dengan komplikasi. Risiko kelahiran prematur juga lebih tinggi pada kehamilan kembar
dibandingkan dengan kehamilan tunggal, dimana terjadi pada 50% kehamilan kembar, 10
% diantaranya terjadi kelahiran sebelum kehamilan mencapai usia 32 minggu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi
Kehamilan multifetus atau ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau embrio atau lebih dalam satu gestasi. Kehamilan dengan dua janin disebut
kehamilan kembar, tiga janin disebut triplet, empat janin disebut kuadriplet dan lima
janin disebut quintiplet.

2.2

Epidemiologi
Insiden kehamilan kembar monozigotik di USA cenderung konstan berkisar 4 dari
1000 kelahiran dan sebagian besar tidak berhubungan dengan usia ibu, ras atau
paritas dan terjadi secara random genetik.

Hal ini berlawanan dengan kembar

dizigotik yang insidennya bervariasi diantara berbagi macam ras, dan berpengaruh
juga dari usia ibu (peningkatan dari yang usia >20 tahun insidennya 3 per 1000
sampai 14 per 1000 pada wanita usia 35-40 tahun) serta jumlah paritas. Angka
kelahiran kembar dizigotik tertinggi pada African Americans (10-40 per 1000
kelahiran), diikuti oleh Caucasians (7-10 per 1000 kelahiran) and Asian Americans
(3 per 1000 kelahiran.
2.3

Etiologi dan faktor risiko


Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang terpisah
(ovum ganda, kembar dizigot atau kembar "fraternal"). Sekitar sepertiga di antara
kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya
membagi diri menjadi dua buah struktur serupa, masing-masing dengan kemampuan
untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (kehamilan monozigot atau
kembar "identik"). Salah satu atau kedua proses dapat terlibat dalam pembentukan
fetus dengan jumlah yang lebih besar. Faktor resiko untuk kemungkinan terjadinya
kehamilan kembar dapat dibagi menjadi secara natural dan hasil induksi. Secara
natural faktor resiko tersebut adalah riwayat keluarga yang merupakan kembar
dizigotik, ras, bertambahnya paritas dan usia maternal, dan ukuran fisik ibu.
Sedangkan yang secara induksi adalah induksi ovulasi dan fertilisasi in vitro.

Faktor Predisposisi
1) Ras
Frekuensi kelahiran janin multipel memperlihatkan variasi yang nyata di antara
berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) menemukan kehamilan bayi
kembar pada satu dari setiap 100 kehamilan diantara wanita kulit putih dan satu
dari 79 kehamilan wanita kulit hitam. Kehamilan diantara orang timur atau oriental
tidak begitu sering terjadi.
2) Hereditas
Sebagai faktor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih penting daripada
genotip ayah.
3) Usia maternal dan paritas
Kehamilan multipel meningkat seiring dengan meningkatnya paritas.
4) Nutrisi
Ibu dengan postur tubuh besr dan tinggi, lebih besar kemungkinan untuk
mendapatkan kehamilan kembar daripada ibu dengan postur pendek dan kecil.
5) Gonadotropin endogen
Angka kehamilan kembar dizigot yang lebih tingggi pernah dikemukakan untuk
wanita yanng hamil dalam waktu 1 bulan sesudah menghentikan pemakaian
kontrasepsi oral, naum ini tidak berlaku untuk bulan bulan berikutnya (Rothman,
1977). Salah satu kemungkinan untuk menimbulkan peningkatan yang nampak
nyata adalah pelepasan gonadotropin hipofise dalam jumlah yang lebih besar
daripada lazimnya selama siklus spontan yang pertama setelah penghentian
kontrasepsi.
6) Preparat kesuburan
Induksi ovulasi dengan menggunakan preparat gonadotropin (follicle stimulating
hormone plus chorionic gonadotropin) atau klomifen, akan meningkatkan secara
nyata kemungkinan ovulasi ovum yang jumlahnya lebih dari satu.
Pada wanita dengan faktor risiko tertentu dapat dicurigai sebagai kehamilan kembar.
Sebagai faktor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih penting daripada
genotip ayah. Frekuensi kelahiran janin multipel memperlihatkan variasi yang nyata
di antara berbagai ras yang berbeda. Kehamilan kembar di antara orang-orang Timur
atau Oriental tak begitu sering terjadi. Sebagai contoh, di antara lebih dari 10 juta
kehamilan yang diperiksa di Jepang, ternyata kehamilan kembar ditemukan hanya
7

satu pada setiap 155 kelahiran. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat
keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Bertambahnya usia
maternal dan paritas pada insiden kehamilan kembar telah diperlihatkan dengan jelas
oleh Waterhouse (1950). Untuk setiap peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau
paritas sampai 7, frekuensi kehamilan kembar akan meningkat.
2.4

Patogenesis
Kehamilan kembar lebih sering terjadi sebagai akibat fertilisasi dua ovum yang
terpisah, yang dikenal dengan kembar dizigot. Walaupun beberapa ahli mengatakan
bahwa kembar dizigot bukanlah kembar sejati oleh karena berasal dari maturasi dan
fertilisasi dua buah ovum selama siklus ovulatoir tunggal. Sedangkan sekitar
sepertiga diantara kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan
selanjutnya membagi diri menjadi dua buah struktur serupa, masing-masing dengan
kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (kehamilan
monozigot atau kembar identik).
Kembar monozigot terjadi saat 1 telur yang dibuahi membelah selama 2 minggu
pertama setelah konsepsi yang akan menghasilkan bayi dengan rupa yang sama atau
bayangan cermin dimana mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik
pun sama. Satu bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya kanan karena lokasi
daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi berlawanan.1,3 Jenis kembar
monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya faktor penghambat dalam
segmentasi atau pembelahan, misalnya hambatan dalam tingkat segmentasi (2-4
hari), hambatan dalam tingkat blastula (4-7 hari)serta hambatan setelah amnion
dibentuk tapi sebelum primitif streak. 1,3,5 Kembar monozigot timbul dari pembelahan
ovum yang sudah dibuahi pada berbagai tahap perkembangan awal sebagai berikut:
1) Bila pembelahan terjadi sebelum inner cell mass terbentuk. dan lapisan luar
blastokist belum berubah menjadi korion, yaitu dalam 72 jam pertama setelah
fertilisasi, maka akan terbentuk dua embrio dengan dua amnion dan dua korion.
Keadaan ini menghasilkan kehamilan kembar monozigot dengan diamnion dan
dikorion. Bisa terdapat dua plasenta yang berbeda atau satu plasenta. Sekitar
sepertiga dari kembar monozigotik memiliki 2 amnion 2 korion dan 2 plasenta
yang kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat

dibedakan dengan kembar dizigotik.


2) Jika pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan yaitu setelah inner
cell mass dibentuk dan sel-sel yang akan menjadi korion sudah mengalami
diferensiasi namun sel-sel yang akan menjadi amnion belum, maka akan
terbentuk dua buah embrio, masing-masing dalam kantong ketuban yang
terpisah. Kedua kantong ketuban akhirnya akan diselubungi oleh satu korion
bersama, sehingga terjadi kehamilan kembar monozigot diamnion, monokorion.
Sekitar 70 persen kembar monozigotik adalah seperti ini.
3) Namun, jika amnion sudah terbentuk, yang terjadi sekitar hari ke-8 sesudah
fertilisasi, pembelahan akan menghasilkan dua embrio di dalam satu kantong
ketuban

bersama

atau

mengakibatkan

kehamilan

kembar

monozigot

monoamnion, monokorion.
4) Bila pembelahan terjadi lebih belakangan lagi yaitu sesudah diskus embrionik
terbentuk, pada hari ke 9-12 setelah fertilisasi maka akan timbul 1 korion 1
amnion. Pembelahan berlangsung tidak lengkap dan akan terbentuk kembar siam.
Kembar siam sangat jarang dijumpai, hanya sekitar 1:100.000 persalinan.
Kembar siam dapat dibagi atas beberapa jenis sesuai dengan lokasi anatomis
menjadi satu bagian tubuh, yaitu torakopagus (40%), sifoomfalopagus (34%),
pigopagus (18%), iskiopagus(6%) dan kraniopagus (2%).

Gambar 1. Struktur plasenta kembar dalam hubungannya dengan perbedaan pada waktu
embriogenik

2.5

Diagnosis
Riwayat dan Pemeriksaan Fisik
Riwayat kehamilan dalam keluarga, dengan sendirinya hanya memberikan suatu
bukti yang lemah, namun informasi mengenai terapi klomifen atau gonadotropin
yang baru saja diberikan, akan menjadi petunjuk yang kuat.
Dari pemeriksaaan fisik didapatkan :
Perut lebih besar daripada yang sesuai dengan tuanya kehamilan.
Meraba tiga bagian besar atau lebih (yang dimaksud dengan bagian besar
ialah kepala dan bokong sedangkan yang dimaksud dengan bagian kecil
ialah kaki dan tangan).
Meraba dua bagian besar berdampingan.
Meraba banyak bagian bagian kecil.
Mendengar bunyi jantung anak pada dua tempat dengan sama jelasnya dan
dengan perbedaan frekuensi 10 denyut atau lebih dalam 1 menit.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan diantaranya; USG, radiografi dan
pemeriksaan biokimia. Melalui pemeriksaan USG yang cermat, kantong kehamilan
yang terpisah dapat ditemukan lebih dini pada kehamilan kembar. Pemeriksaan
radiografi, pada rontgen foto didapatkan dua kerangka janin. Pemeriksaan
biokimiawi, jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin rata rata lebih
tinggi daripada jumlah yang ditemukan dalam kehamilan tunggal. Kadar fetoprotein dalam plasma maternal umumnya lebih tinggi pada kehamilan dengan
janin kembar daripada kehamilan dengan janin tunggal.
Diagnosis Banding
Pada kehamilan multifetus, selama trisemester kedua terdapat perbedaan antara usia
kehamilan yang ditentukan dari data data menstruasi dengan data yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan ukuran uterus. Uterus yang berisi dua janin atau lebih jelas
akan menjadi lebih besar daripada uterus yang berisi janin tunggal. Pada kasus

10

dengan uterus yang tampak besar dan tidak sesuai dengan usia kehamilannya, harus
dipikirkan kemungkinan hal berikut :
1. Multifetus atau janin lebih dari satu.
2. Peninggian uterus akibat distensi vesika urinaria.
3. Riwayat haid yang kurang cermat.
4. Hidramnion.
5. Mola hidatidosa.
6. Mioma uteri atau adenomiosis uteri.
7. Massa adneksa yang melekat erat.
8. Makrosomia janin yang terjadi kemudian dalam kehamilan.
2.6

Penatalaksanaan
Untuk menurukan mortalitas dan morbiditas perinatal secara bermakna dalam
kehamilan nyang dipersulit oleh janin kembar, tindakan yang perlu diambil adalah :
1. Persalinan bayi prematur harus dicegah
2. Kegagalan salah satu atau kedua janin untuk bertahan hidup harus diketahui.
3. Trauma janin selama persalilnan harus dikurangi
4. Perawatan neonatal yang memadai harus tersedia sejak bayi lahir.
Tahap utama yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan ini adalah mengetahui
secara dini kehamilan yang dipersulit dengan multifetus.
Diet
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin dan asma lemak essensial
mengalami peningkatan pada wanita dengan hamil multifetus. Konsumsi energi
harus ditingkatkan sebesar 300 kalori per hari. Suplementasi zat merupakan terapi
yang penting; direkomendasikan pemberian 60 hingga 100 mg zat besi per hari.
Asam folat dengan takaran 1 mg per hari terbukti bermanfaat.
Hipertensi Maternal

11

Hipertensi yang ditimbulkan dan diperberat oleh kehamilan, jauh lebih besar
kemungkinannya terjadi pada kehamilan dengan multifetus. Hipertensi bukan saja
terjadi lebih sering, tetapi cenderung lebih dini dan lebih berat. Pada kehamilan janin
tunggal, hipertensi karena kehamilan terjadi lebih jarang di antara wanita multipara
daripada nulipara. Namun demikian, keadaan tersebut tidak terjadi pada kehamilan
multifetus.
Surveilans Antepartum terhadap Pertumbuhan Janin
Pertumbuhan janin berlangsung lebih lambat pada kehamilan multifetus daripada
kehamilan janin tunggal. Aspek penting penilaian pertumbuhan janin dengan USG
adalah untuk menilai ketidaksesuian pertumbuhan antar janin dalam kehamilan
kembar. Sebagian peneliti menyatakan bahwa ketidaksesuaian dapat dikenali lewat
disparitas antara diameter biparietal pada pasangan janin kembar, bukti terakhir
ternyata pengukuran lingkar perut dianggap lebih sensitif. Dengan menggunakan
perbedaan lingkaran perut 20 mm atau lebih untuk meramalakan ketidaksesuaian
pertumbuhan sebesar 20 %, Storlazzi dkk. (1987) melaporkan sensitivitas sebesar 80
%, spesifitas sebesar 85 %
Velosimetri Doppler
Perbedaan resistensi vaskuler yang dinilai dengan pengukuran kecepatan aliran darah
menggunakan alat ultrasonografi Doppler gelombang-kontinyu, telah dipakai untuk
menilai keadaan pada janin kembar
Pencegahan Persalinan Prematur
Beberapa langkah telah dgunakan untuk memperpanjang lama gestasi pada
kehamilan kembar. Teknikini mencakup tirah baring yang intensif, khususnya dengan
perawatan di rumah sakit, terapi profilaksis dengan obat obat mimetik, cervical
cerclage, pemberian progestin.

Tirah Baring
Beberapa penulis menyebutkan bahwa tirah baring merupakan tindakan yang
menguntungkan bagi janin kembar, mungkin hal ini terjadi melalui
peningkatan perfusi darah serta penurunan gaya kekuatan fisik yang dapat

12

merugikan serviks untuk mempercepat penipisan dan dilatasi. Sayangnya,


keuntungan dari tirah baring sulit untuk dievaluasi.

-mimetik
Seperti pada kehamilan tunggal, tidak ada bukti yang valid bahwa terapi
tokolitik meningkatkan outcome neonatus pada kehamilan multipel.

Cerclage
Tidak terdapat penurunan yang berarti pada persalinan prematur maupun
kematian perinatal yang terlihat dari tindakan profilaksis cervical cerclage.

Pemberian Progestin
Penyuntikan secara seri 17-hidroksiprogesteron kaproat (Delalutin) untuk
mencegah persalinan prematur, telah dianjurkan oleh sebagian dokter. Namun
demikian, Hartikainnen-Sorri dkk. (1980) tidak menemukan manfaat
pemberian preparat ini sepanjang trisemester ketiga kehamilan pada
kehamilan kembar.

Maturasi Pulmoner
Maturasi pulmonal secara sinkron dapat diukur dari rasio Lecithin-Sphingomyelin.
Persalinan janin Lebih dari Satu
Banyak komplikasi pada persalinan, mencakup persalinan prematur, disfungsi uteri,
presentasi abnormal, prolapsus funikuli, pelepasan plasenta dini, perdarahan post
partum segera, ditemukan jauh lebih sering pada kehamilan multifetus.
Presentasi dan Posisi
Pada multifetus, semua kemungkinan presentasi janin dapat ditemukan. Presentasi
yang paling sering ditemukan diantaranya adalah ; kepala-kepala, kepala-sungsang,
kepala-lintang. Presentasi ini, khususnya kepala-kepala, bisa menjadi tidak stabil
pada persalinan. Apalagi kalau janinnya kecil, air ketuban yang berlebih, ataupun
pada ibu multiparitas.
Induksi atau Stimulasi Persalinan

13

Walaupun proses persalinan dapat lebih cepat pada kehamilan kembar, namun
induksi oksitosin dapat digunakan pada kondisi kondisi tertentu dengan melihat
keadaan ibu dan janin.
Persalinan pervaginam
Secara khas, bayi kembar yang lebih besar, menjadi kekuatan pendorong utama yang
menghasilkan dilatasi serviks dan jaringan lunak lainnya dari saluran lahir. Kadang
kala pada preentasi kepala terdapat permasalahan yang tidak lazim dengan persalinan
pertama. Setelah episiotomi yang tepat dilakukan, persalinan spontan atau persalinan
yang dibantu forsep, biasanya terbukti cukup memuaskan.
Seperti pada kehamilan tunggal, pada presentasi bokong bayi pertama, akan
mengalami beberapa kesulitan.
1. Janin secara abnormal berukuran besar dan aftercominghead melampaui
kemampuan jalan lahir.
2. Janin terlalu kecil, sehingga ekstremitas dan batang tubuh dilahirkan lewat
kanalis serviks yang penipisan dan silatasi serviknya kurang memadai
3. Prolaps tali pusat
Fenomena janin kembar yang saling mengunci merupakan keadaan yang
jarang ditemukan. Agar penguncian dapat terjadi, janin pertama harus dalam
presentasi bokong dan janin

kedua presentasi verteks. Pada penurunan

bokong lewat jalan lahir, dagu janin pertama akan terkait dan mengunci pada
leher serta dagu janin kedua dengan presentasi sefalik. Bila penguncian ini
tidak bisa dilepaskan, maka harus dilaksanakan seksio secaria sebelum badan
bayi dilahirkan atau dekapitasi.
Persalinan Bayi Kembar Kedua
Setelah bayi kembar yang pertama sudah dilahirkan, bagian presentasi bayi
kedua,bagian presentasi bayi kedua, ukuran dan hubungannya dengan jalan lahir
harus cepat ditentukan dengan kombinasi pemeriksaan

abdominal, vaginal,

kadangakala intrauteri yang dilakukan secara hati hati. Jika verteks atau bokong
mace di dalam jalan lahir, kita dapat memberikan tekanan pada fundus uteri dan
memcahkan selaput ketuban. Segera sesudah itu, pemeriksaan dilakukan ulang untuk
menilai adanya prolapsus funikuli atau abnormalitas lainnya.

14

Perdarahan dari dalam uterus menunjukkan terjadinya pelepasan plasenta yang dapat
membahayakan jiwa ibu maupun janin. Jika kontraksi rahim tidak timbul kembali
dalam waktu 10 menit, infus larutan oksitosisn yang diencerkan dapat dilakukan
untuk menstimulasi aktivitas miometrium yng tepat, sehingga terjadi persalinan
spontan atau dibantu dengan forsep.
Jika oksiputa atau bokong bayi segera masuk ke dalam pintu atas atas panggukl
tertapin belum terfiksasi di dalam jalan lahir, bagian presentasi seringkali dibantu
kedalam rongga panggul dengan satu tangan pada vaginal sedangkan tangan yang
lain berada pada fundus uteri.
Versi Podalik Interna
Selaput ketuban dipecahkan, kedua tungkai ditentukan kemudian dipegang secara
akurat, tungkai bayi ditarik secara hati hati ke dalam jalan lahir. Dengan tangan lain
pada abdomen, verteks bayi secara bersamaan diangkat dengan hati hati ke arah
sternum ibu. Epiosiotomi dilakukan untuk memperluas ruangan yang diperlukan bagi
manipulasi intravaginal dan intra uterin. Kedua tungkai secar perlahan lahan ditarik
lewat jalan lahir hingga bokong terlihat di sebelah anterior tepat di bawah simfisis
maternal. Sehelai handuk basah dan hangat diletakkan pada bokong bayi dn traksi
dilanjutkan kembali secara hati hati sampai sepertiga bawah kedua skapula terlihat.
Selanjutnya, badan bayi diputar secara perlahan dengan traksi yang hati hati sampai
lengan dan bahu masuk ke dalam vagina. Kepala yang menyusul kemudiankini dapat
dilahirkan dengan tekanan eksternal suprapubik yang dilakukan untuk memfleksikan
kepala bayi bersamaan dengan traksi bagian badannya secara hati hati, atau dengan
menggunakan forsep.
Seksio Sesaria
Indikasi seksio sesaria pada persalinan kembar :
1. Presentasi yang bukan kepala pada salah satu atau kedua bayi.
2. Disfungsi uterus hipotonik.
3. Hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan.
4. Gawat janin.
5. Prolaps funikuli
6. Tiga janin atau lebih

15

Post Partum
Bentuk bentuk komplikasi masa setelah kelahiran bayi yang jumlahnya lebih dari
satu, tidak berbeda dengan kelahiran bayi tunggal; kendati demikian, frekuensi dan
intensitas komplikasi ini sering meningkat. Ibu dapat dipersulit dengan keletihan
jasmani yang cukup berat kadangkala depresi emosional akibat peningkatan bebab
kerja fisisk serta tnggung jawab lainnya yang berkaitan dengan perawatan dua bayi
atau lebih.
2.7

Prognosis
Rata-rata berat badan anak kembar kurang dari berat badan anak tunggal
karena lebih sering terjadi persalinan kurang bulan. Terjadinya persalinan ini
meninggikan angka kematian di antara bayi bayi yang kembar. Walaupun
demikian, prognosis anak kembar yang lahir kurang bulan lebih baik dibandingkan
dengan anak tunggal yang sama beratnya.

16

BAB III
KESIMPULAN
Kehamilan multifetus atau ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin
atau embrio atau lebih dalam satu gestasi. Wanita dengan kehamilan kembar memiliki
peningkatan risiko dari keguguran, anemia, gangguan hipertensi, perdarahan, persalinan
operatif dan penyakit pasca kelahiran. Secara umum, angka kematian ibu terkait dengan
kelahiran kembar adalah 2,5 kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan kelahiran
tunggal. Oleh karena itu dibutuhkan pemantauan yang komprehensif dan penatalaksanaan
yang tepat sesuai indikasi untuk mengurangi angka kematian maternal pada kasus
kehamilan ganda atau kembar.

17

DAFTAR PUSTAKA
1.

National Institute for health and Clinical Excellence. 2011. Multiple Pregnancy : The
Management of twin and triplet pregnancies in the antenatal periode. NICE Clinical
Guideline: UK.

2.

Vaysiserre, C, et all. 2011. Twins pregnancies: Guidelines for Clinical Practice from
The French Colleges Gynaecologists (XNGOF): European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive Biology.

3.

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Haunt JC, Wenstrom KD.
Williams obstetrics, 22 edition. New York, McGraw-Hill, 2007, p 766-804.

4.

James DK, Steer PJ, Weiner CP, Gonik B. 2001. High Risk Pregnancy : Management
Options. 2nd ed. London : WB Sounders Company. 146

5.

Malone, Fergal D and Mary E. DAlton. Multiple Gestation in Maternal Fetal


Medicine. 5th Ed. London : Saunders. 513 - 533.

6.

Sastrawinata, Sulaiman, et al. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi.


Jakarta : EGC: 52 58.

18

Anda mungkin juga menyukai