Anda di halaman 1dari 14

Diagnosis & Penatalaksanaan

Basal Cell Carcinoma


PENDAHULUAN
Karsinoma sel basal temasuk dalam salah satu jenis kanker kulit non-melanoma. Kanker
kulit non-melanoma sendiri merupakan kanker kulit yang paling sering terjadi pada manusia.
Sekitar 75% hingga 80% daripada kanker kulit non-melanoma adalah karsinoma sel basal,
manakala selebihnya 25% adalah karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel basal banyak dialami
oleh kumpulan kulit putih terutama yang tinggal di kawasan panas dan dataran tinggi. Penyakit
ini lebih kerap berlaku pada usia lebih dari 60 tahun namun frekuensinya meningkat pada usia
kurang dari 50 tahun dengan pasien laki-laki lebih banyak berbanding perempuan. Beberapa
kajian menyebutkan bahawa kira-kira 57% pasien karsinoma sel basal adalah laki-laki. 1, 2,3
Karsinoma sel basal (KSB) adalah tumor ganas yang berasal dari sel pluripotensial pada
lapisan basal epidermis, iaitu sel non-keratinosit. Umumnya timbul di bahagian badan yang
terdedah kepada cahaya matahari seperti kepala dan leher, namun boleh juga berlaku pada
bahagian badan lain1, 3. Bentuk luka berupa ulser, telangiektasis, translusensi dan rolled border.
Penyebab karsinoma sel basal belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa faktor yang
mempunyai hubungan dengan timbulnya karsinoma sel basal antara lain radiasi sinar ultraviolet,
penggunaan fotokemoterapi (PUVA) dan fototerapi UVB, riwayat terdedah X-ray, jangkitan
Human papilloma virus (HPV), pendedahan bahan yang bersifat karsinogenik seperti arsenik,
serta riwayat kanser dalam keluarga.1-3
DEFINISI
Karsinoma sel basal (KSB) adalah kanker kulit non melanositik yang berasal dari sel
basal stratum basalis epidermis. Ukuran tumor bervariasi dari beberapa milimeter sampai
beberapa sentimeter. Tumor dapat menginvasi dermis tapi jarang menginvasi bagian tubuh

lainnya. KSB memiliki distribusi yang khas tubuh yaitu 70% pada kepala (paling sering pada
wajah ), 25% pada batang tubuh, dan 5% pada penis, vulva, atau kulit perianal. 2

ETIOLOGI
KSB disebabkan seringnya terpapar sinar UVL yang umumnya spektrum ultraviolet.
Pesakit yang terdedah kepada arsenik, pesakit dengan imunosupresif kronik, xeroderma
pigmentosum, sindrom nevus sel basal, dan sindrom Bazex merupakan kecenderungan untuk
terjadinya KSB. Jenis kulit Kebalaran juga cenderung terkena KSB. Sinar UV menyebabkan
mutasi pada gen supresor tumor p53 dan Patched Tumor-supressor HOMOLOGUE (PTCH)
sehingga mensimulasi penghantaran isyarat terus menerus untuk pembentukan sel.1
PATOGENESIS
Radiasi UV, terutama UVB dengan spektrum 290-320 nm diduga sebagai faktor utama
KSB. Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen supresor tumor p53 yang terletak pada
kromosom 17p. Fungsi gen p53 adalah mengontrol siklus sel dan menyebabkan apoptosis.
Mutasi pada tumor supressor gen p53 menyebabkan inaktifasi gen tersebut dan perkembangan
resisitensi tumor terhadap apoptosis.3, 4
Selain mutasi pada gen supressor tumor p53, pada KSB juga terjadi mutasi gen penyandi
Patched Tumor-Supressor Homologue (PTCH) yang terletak pada kromosom 9q22. Gen PTCH
mengkode reseptor yang bekerja pada jalur penghambatan proliferasi sel ( jalur Hedgehog).
Terdapat dua gen utama pada jalur Hedgehog, yaitu PTCH dan Smoothed G-protein-coupled
receptor (SMO). Mutasi pada gen PTCH mencegah PTCH terikat dengan SMO dan
menstimulasi kehadiran Sonic Hedhoge (SHH). Ketika SHH hadir, ia mengikat PTCH, dan
kemudian melepaskan dan mengaktifkan SMO. Sinyal SMO disampaikan ke inti melalui Glioma
(GLI). Gen SMO dan GLI yang aktif menstimulasi penghantaran sinyal terus menerus untuk
pembentukan sel. Gen SMO memungkinkan penghantaran sinyal tanpa hambatan yang
menyebabkan pertumbuhan tumor tidak terkendali. Kehilangan penghambatan jalur ini dikaitkan
dengan keganasan termasuk karsinoma sel basal.4

KLASIFIKASI

KSB diklasifikasikan menjadi beberapa subtipe antara lain KSB subtipe nodular, KSB
subtipe pigmentasi, KSB subtipe superfisial, KSB subtipe morpheafom, dan KSB subtipe
fibroepitelioma.2
Subtipe Nodular
KSB tipe nodular adalah tipe KSB paling umum. KSB tipe nodular paling sering terjadi
pada kepala, leher, dan punggung atas. KSB tipe nodular mungkin memiliki beberapa ciri, yaitu
papula dengan cekungan di sentral, warna seperti mutiara, terdapat erosi atau ulserasi,
pendarahan spontan, pengerasan kulit, batas tidak tegas, translusen, telangiektasis dan riwayat
perdarahan dengan trauma minor. Khasnya tipe nodular adalah lesi luas dengan bagian tengah
terdapat nekrosis (ulkus rodent).2

Gambar 2. KSB subtipe nodular2

Subtipe Pigmentasi
Karsinoma sel basal berpigmen adalah subtipe dari KSB nodular yang menunjukkan
peningkatan melanisasi. Karsinoma sel basal berpigmen muncul sebagai papul hiperpigmentasi,
berwarna coklat atau homogen (hitam merata).2

Gambar 3. Karsinoma sel basal pigmented2

Subtipe Superfisial
Tipe superfisial muncul biasanya pada batang tubuh dan bahu. Lesi berupa patch eritema
yang menyerupai eksema, sering multipel, berwarna merah jambu atau merah, tumbuh perlahan
dalam beberapa bulan atau tahun , mudah berdarah dan dapat membentuk ulkus. Eksema yang
tidak ada perbaikan dengan pengobatan harus dicurigai sebagai KSB subtipe superfisial. 2, 3

Gambar 4. KSB subtipe superfisial2, 3

Subtipe Morpheaform
Subtipe Morpheaform adalah subtipe KSB yang pertumbuhannya progresif dan gambaran
klinis serta histologinya jelas. Lesi pada subtipe ini putih dan terdapat scar. Scar yang muncul
4

tanpa riwayat trauma sebelumnya atau tanpa riwayat luka pada kulit akibat operasi. Biasanya
ditemukan pada bagian tengah wajah dan dapat menginfiltrasi saraf wajah.2

Gambar 5. KSB subtipe Morpheaform1

Subtipe Fibroepithelioma
Subtipe fibroepitelioma atau fibroepithelioma of pinkus memiliki gambaran berupa satu
atau beberapa nodul yang keras, permukaannya halus dan berwarna sedikit kemerahan (pink),
biasa terdapat pada pundak bagian bawah.2

DIAGNOSIS BANDING
Gambaran klinis KSB secara umum menyerupai gambaran klinis karsinoma sel skuamosa
dan melanoma maligna. Bedanya, KSB seringkali meninggi dan memiliki pembuluh
telangiektatis pada permukaannya, sedangkan karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna
berupa nodul menebal, bersisik, berulserasi dan kadang-kadang berdarah. Khusus pada
melanoma maligna lesinya asimetri, tepi tidak beraturan, warna yang berbeda-beda, dan diameter
yang lebih besar dari 6 mm.1
Diagnosa banding untuk KSB subtipe nodular adalah nevus melanosit, molluscum
contagiosum, dan hiperplasia kelenjar sebasea senile. Subtipe nodular biasanya nampak jelas
ketika diameternya lebih dari beberapa milimeter. Pada lesi awal, mungkin sulit dibedakan dari
beberapa diagnosis tersebut. Nevus dapat dikenali jika rambut tumbuh dari permukaan, dan pada
molluscum contagiosum atau hiperplasia kelenjar sebasea terdapat central keratin. Krusta di
permukaan dapat menyebabkan KSB sulit dibedakan dengan karsinoma sel skuamosa dan
5

molluscum contagiosum. Pada semua kasus KSB, debris atau skuamanya sangat mudah
dilepaskan.1
Subtipe pigmentasi dan ulserasi kadang-kadang sulit dibedakan dengan melanoma
maligna. Bentuk KSB biasanya bulat, terdapat telangiektasis dan multinoduler serta tidak ada
halo berpigmentasi. Warnanya cenderung coklat tua, kontras dengan warna coklat keabu-abuan
pada melanoma maligna.1
Subtipe superfisial merupakan KSB yang paling sulit dibedakan dengan penyakit lain.
Inspeksi mungkin menunjukkan adanya patches of eczema, psoriasis atau suatu Bowens disease.
Diagnosisnya bisa disingkirkan dengan melepaskan krusta dan meregangkannya kemudian
diinspeksi secara teliti. Inspeksi hanya dapat menyingkirkan eczema atau psoriasis sedangkan
untuk menyingkirkan Bowens disease diperlukan pemeriksaan biopsi.1
DIAGNOSIS
Kanker kulit non melanoma, khususnya KSB membutuhkan suatu deteksi dini dan
ketepatan diagnosis. Hal ini berguna untuk menentukan modalitas terapi, baik berdasarkan
temuan secara klinis maupun patologi, serta bagaimana pendekatan dan upaya pencegahan
terhadap pasien dengan faktor resiko spesifik. Deteksi dini KSB sangat bergantung pada
pengenalan faktor resiko dan karakteristik perkembangan tumor pada masing-masing kelompok
resiko tersebut.
Deteksi dini KSB dapat ditentukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, sedangkan
untuk diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi.2, 3
Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan keluhan yang dirasakan pasien, perjalanan penyakitnya serta
faktor-faktor yang mungkin menjadi resiko untuk terjadinya KSB.
Pasien biasanya mengeluhkan rasa gatal atau nyeri. Lesi mengalami perubahan yang
berarti dalam hal warna, ukuran dan konsistensinya. Perubahan warna bisa menjadi lebih gelap,
pucat ataupun terang. Ukurannya membesar dalam waktu yang cukup singkat. Lesi melebar tak
merata ke samping begitu juga permukaannya semakin tak rata.
Ditanyakan apakah ada riwayat trauma sebelumnya pada lesi tersebut, riwayat adanya
ulkus dan riwayat infeksi yang sukar sembuh. Hal ini penting karena dapat menjadi faktor

predisposisi terjadinya KSB sekaligus menjadi gambaran bagaimana perkembangan lesi tersebut.
Perdarahan yang terjadi walaupun karena trauma ringan juga penting untuk ditanyakan.1, 2
Pemeriksaan fisik
Lesi yang tampak pada KSB antara lain tidak berambut, warnanya mulai dari
hipopigmentasi hingga hiperpigmentasi, pada tipe tertentu warna khas seperti mutiara
(translusen). Penyebaran warna tidak homogen.
Permukaan lesi KSB biasanya tak rata, cekung ditengah dengan pinggir agak menonjol
(linear atau papular), kadang disertai skuamasi halus atau krusta yang melekat, bila diangkat
mudah timbul perdarahan. Perabaan berbeda-beda sesuai dengan keadaan, dapat keras, kenyal,
terasa nyeri, dan dalam taraf permulaan mudah digerakkan dari dasarnya.
Pada KSB sering timbul tunas yang bersifat seperti tumor induknya. Diameter terpanjang
tumor membentuk sudut dengan garis RSTL (Rest Skin Tension Line) dan telangiektasis kadangkadang ditemukan mulai dari pinggir ke arah sentralnya.1

Gambar 6. Gambaran klinis Karsinoma Sel Basal (A) tipe nodular dengan telangiektasis
(panah); (B) tipe nodulo-ulseratif : lebar; (C) plak eritem superfisial disertai ulser yang terdapat
pada tipe superficial; (D) patch sklerotik (panah) di hidung yang terdapat pada tipe morphea;
(E) nodul gelap (panah) pada tipe pigmentasi

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat menunjang penegakkan diagnosis KSB antara lain lampu wood
dan biopsi kulit. Pemeriksaan lampu wood dilakukan dengan cara menyinari lesi dengan lampu.
Lesi akan tampak seperti gambaran mutiara. Sedangkan biopsi kulit dilakukan dengan
mengambil jaringan di seluruh area lesi. Pisau yang digunakan adalah scalpel no. 15. Biopsi
yang mencakup area pokok dilakukan pada KSB subtipe morpheaform atau KSB yang berulang
pada lesi yang sudah menjadi scar.3

PENATALAKSANAAN
Dalam hampir semua kasus, modalitas pengobatan yang dianjurkan untuk KSB adalah
operasi. Beberapa pengobatan topikal ada untuk beberapa bentuk KSB, meskipun secara umum
dengan tingkat kesembuhan kurang dibandingkan modalitas bedah. Perawatan bervariasi
menurut ukuran, kedalaman, dan lokasi kanker. Idealnya, pilihan perawatan harus dievaluasi
bersama-sama dengan dokter bedah, dermatolog, dan radiotherapist dan harus didasarkan pada
diagnosis histologis.
Penatalaksanaan Umum
Penatalaksanaan umum yang dapat dianjurkan untuk penderita KSB antara lain : (a)
lindungi kulit dari cahaya matahari dengan menggunakan topi, kemeja lengan panjang, celana
panjang atau rok panjang; (b) sebaiknya hindari sinar matahari pada tengah hari karena sinar
matahari yang paling kuat adalah pada tengah hari; (c) gunakan tabir surya berkualitas tinggi
setengah jam sebelum berpergian minimal dengan SPF 15, yang menghambat sinar UVA dan
UVB; (d) periksa kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai perubahan yang
mengarah kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak, mudah
berdarah, sukar sembuh, berubah warna, ukuran, struktur, terasa nyeri, meradang atau gatal).2
Penatalaksanaan Khusus
Penatalaksanaan khusus untuk penderita KSB terdiri dari penatalaksanaan bedah dan non-bedah.
Berikut penjelasan mengenai kedua modalitas penatalaksanaan tersebut :
1. Non-bedah (terapi dengan Obat-obatan ) antara lain :

a. 5-fluorourasil 5% (Efudex) topikal


5-fluorourasil (5-FU) dipakai dua kali sehari selama 2-12 minggu bisa efektif dalam
mengobati KSB superfisial, dengan angka kesembuhan dilaporkan setinggi 93%.
9

Penggunaan 5-fluorourasil untuk jenis KSB lain pada umumnya tidak direkomendasikan
karena tidak cukup menembus ke dalam lapisan kulit untuk memberantas semua sel
tumor. Iritasi dan pengerasan kulit umum terjadi bila menggunakan obat ini. Tingkat
kekambuhan sangat tinggi. Efek samping 5-fluorourasil antara lain pengerasan kulit,
kemerahan, nyeri, peradangan, atau iritasi kulit. Efek samping yang berat dapat berupa
ruam, gatal-gatal, sulit bernapas, sesak nafas, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau
lidah, BAB berdarah, perubahan warna kulit, menggigil, demam, parut atau luka di
daerah yang dirawat , kulit terbakar terus-menerus, pengerasan kulit, kemerahan, nyeri
terus menerus, peradangan berat, atau iritasi kulit yang luas, dan muntah.5
Cara menggunakan Efudex antara lain menggunakan aplikator non-logam atau memakai
sarung tangan karet sambil mengoleskan krim Efudex, mencuci lembut daerah di mana
akan dioleskan krim Efudex, bilas dengan air, keringkan dengan handuk, dan menunggu
10 menit sebelum mengoleskan krim Efudex dan

mencuci tangan segera setelah

mengoleskan krim Efudex.

b. Imiquimod
Krim Imiquimod 5 % membantu membunuh sel-sel yang tidak normal dan menghentikan
pertumbuhannya, tetapi tidak menyembuhkan. Penggunaan Imiquimod (Aldara) disetujui
FDA untuk pengobatan KSB superfisial termasuk pada wajah. Beberapa studi telah
menunjukkan imiquimod kuratif pada semua pasien dengan KSB superfisial jika
digunakan dua kali sehari, dan berhasil pada 73-82% pasien bila digunakan sekali sehari
selama 6-12 minggu. Studi lebih kecil telah menunjukkan respon yang sama untuk KSB
nodular.
Efek samping penggunaan Imiquimod antara lain adalah kemerahan pada kulit, kulit
menjadi kering dan mudah pecah. Selain itu, juga menimbulkan efek samping berat
antara lain gatal yang hebat, rasa terbakar pada kulit, perubahan warna kulit permanen,
pembengkakan, timbul bula, erosi dan ulkus.
Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan krim tipis-tipis sampai setengah inchi
diluar margin tumor. Setiap delapan jam cuci dengan menggunakan sabun yang lembut.
10

Krim ini biasanya digunakan lima kali seminggu dan digunakan selama 6 minggu.
Penggunaan krim biasanya dimulai pada 3 kali per minggu dan meningkat ditoleransi
untuk satu kali sehari.

Pada saat sedang menggunakan krim ini, pasien harus

menghindari terpapar sinar matahari.

2. Radioterapi
Radioterapi baik dilakukan pada KSB karena bersifat radiosensitif. Radioterapi
digunakan untuk pasien yang memiliki kontraindikasi untuk dilakukan operasi, misalnya,
kondisi genetik predisposisi untuk kanker kulit xeroderma pigmentosum, alergi terhadap
obat bius, radiodermatitis, kanker rekuren, sedang mendapat terapi antikoagulan,
kecenderungan untuk membentuk keloid, dan tumor terletak pada wajah. Meskipun
radioterapi digunakan secara luas di masa lalu karena angka kesembuhan tinggi (95%),
sekarang jarang digunakan karena menghabiskan banyak waktu dan biaya. Radioterapi
kurang efektif untuk tumor di luar muka.
Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar luar (radiasi
eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal seringkali kedua metode diberikan
secara kombinasi. Sesuai dengan istilahnya maka sinar dalam diberikan dengan cara
langsung pada jaringan kankernya, bisa dengan menancapkan sumber radiasi (berupa
jarum) langsung ke jaringan kanker seperti pada kanker lidah atau prostat, atau dengan
menempatkannya pada struktur anatomis seperti pada kanker rahim. Dengan cara
demikian hanya jaringan kanker saja yang memperoleh dosis sinar, sedangkan jaringan
normal sekitarnya praktis tidak memperolehnya.6

11

3. Bedah
Ada beberapa macam modalitas penatalaksanaan KSB melalui prosedur bedah,
yaitu bedah listrik dan bedah scalpel. Bedah listrik terdiri dari electrodesiccation dan
kuretase (tanpa electrodesiccation). Sedangkan bedah scalpel terdiri dari bedah eksisi,
bedah plastik, Mohs Mikrografi, cryosurgery dan bedah laser. Bedah Mohs Mikrografi
merupakan salah satu prosedur bedah yang dapat dilakukan oleh seorang spesialis kulit.
Prosedur ini biasanya dilakukan oleh seorang dokter setelah pasien dibius secara
lokal. Sebuah pisau bedah kecil digunakan untuk memotong di sekitar tumor yang
terlihat. Sebuah margin bedah digunakan sangat kecil, biasanya dengan 4 sampai 6 mm
di luar margin tumor. Setelah setiap pembedahan jaringan, spesimen diproses, potong
pada cryostat dan ditempatkan pada slide, diwarnai dengan H & E dan kemudian dibaca
oleh ahli bedah Mohs / ahli patologi yang memeriksa bagian sel-sel kanker. Jika kanker
ditemukan, lokasi yang ditandai pada peta (gambar jaringan) diperlihatkan kepada ahli
bedah untuk mengangkat jaringan kanker dari tubuh pasien Prosedur ini diulang sampai
tidak ada kanker lebih lanjut yang ditemukan. 5, 6
Keuntungan operasi Mohs adalah angka kesembuhannya tertinggi dibandingkan
modalitas pengobatan lainnya (99% untuk karsinoma basal sel primer) dan merupakan
terapi pilihan untuk KSB infiltrasi, KSB mikronodular, KSB morpheaform, dan KSB
berulang.5
Kekurangan operasi Mohs adalah memerlukan waktu lama dan mungkin tidak
tersedia di beberapa tempat

karena harganya mahal. Pasien mungkin memerlukan

anestesi tambahan sebelum memulai setiap tahap. 6


PROGNOSIS
Baik jika diditeksi saat dini .
KESIMPULAN
KSB adalah tumor ganas yang berasal dari sel pluripotensial pada lapisan basal
epidermis, yaitu sel non-keratinosit. Insiden penderita KSB meliputi 75 % dari seluruh kanker
kulit non melanositik
12

KSB disebabkan seringnya terpapar sinar ultraviolet. Pasien yang terpapar arsenik, pasien
dengan imunosupresif kronis, sindrom nevus sel basal, dan sindrom Bazex merupakan
predisposisi untuk terjadinya KSB. UV-menyebabkan mutasi pada gen supresor tumor p53 dan
PTCH sehingga menstimulasi penghantaran sinyal terus menerus

untuk pembentukan sel.

Umumnya, KSB didiagnosa bila ada lesi yang berdarah dalam waktu yang singkat kemudian
sembuh sempurna.
KSB terjadi pada bagian tubuh yang terekspos sinar matahari, terutama mengenai kepala
dan leher, tapi dapat juga mengenai bagian tubuh yang lain. Diagnosa KSB ditegakkan dari hasil
biopsi kulit. KSB terbagi menjadi beberapa subtipe antara lain KSB subtipe nodular, KSB
subtipe pigmentasi, KSB subtipe superfisial, KSB subtipe morpheafom, dan KSB subtipe
fibroepitelioma.
Pengobatan antara lain terapi menggunakan obat-obatan,radioterapi dan terapi melalui
tindakan bedah. Obat-obatan yang digunakan pada terapi KSB antara lain 5-FU, dan imiquimod,
Metode

bedah

yang

electrodesiccation)

dan

paling

umum

operasi

Mohs

adalah

electrodesiccation

Mikrografi,.

Operasi

dan

kuretase

(tanpa

Mohs

memiliki

angka

kesembuhannya tertinggi dibandingkan modalitas pengobatan lainnya (99% untuk karsinoma


basal sel primer, 90-95% untuk KSB berulang) dan merupakan terapi pilihan pada hampir semua
subtipe KSB (KSB infiltrasi, KSB mikronodular, KSB morpheaform, dan KSB berulang).

13

Daftar Pustaka
1.

2.

3.
4.
5.
6.

Mackel Quinn. Fitzpatricks Non melanoma skin cancer and other epidermal
skin Tumours. In: Burns, Stephen, Neil, Christoper, editors. Rooks Text Book of
Dermatology. 7 ed. Oxford: Blackwell Publishing Ltd; 2004.
John A, David J.Basal Cell Carcinoma. In: Wolff, Goldsmith LA, Katz SI,
Gilcherst BA, Paller AS, Leffel DJ, editors, Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. United states of America: McGraw-Hills Companies; 2012.
James WD, Berger TG, Elston DM. Basal Cell Carcinoma . Andrews Diseases
of The Skin Clinical Dermatology; 10th ed. Philadelphia: Elsevier Inc ;2006.
Prakoeswa CRS. Peran p53 pada Patogenesis Karsinoma Sel Basal. 2008.
Venura Samarasinghe V, and John T. Lear. et al..Focus on Basal Cell
Carcinoma.2011
Yaln Tzn ZK, Burhan Engin and Server Serdarolu.et al. Basal cell
carcinoma; Skin cancer review. Inthecopen

14

Anda mungkin juga menyukai