Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM SATUAN PROSES

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL

: Distilasi Batch

PEMBIMBING

: Iwan Ridwan, ST, MT

Praktikum : 9 Desember 3014


Penyerahan : 13 Desember 2014
(Laporan)

Oleh
Kelompok

:4

Nama

: 1. Luthfiyah Sinatrya

131424014

2. Nabila Vidiaty Novera 131424015


3. Nadhira Rifarni
Kelas

131424016

: 2A TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Dapat memisahkan campuran air dan etanol dengan cara distilasi
2. Membuat kurva konsentrasi distilat dan residu terhadap waktu
3. Menghitung jumlah etanol yang diperoleh dengan persamaan
Rayleigh

BAB II
LANDASAN TEORI
Distilasi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dalam
fasa cair cair menjadi komponen penyusun berdasarkan perbedaan daya
penguapan (volatility). Secara umum distilasi dilakukan dengan cara
menguapkan campuran tsb. Yang diikuti proses kondensasi, sehingga
dihasilkan distilat, sedang cairan yang relatif sulit menguap disebut residu.
Mekanisme dalam proses distilasi adalah :
a. penguapan

komponen

yang

relatif

mudah

menguap

dalam

kondisi

operasi

campuran
b. kondensasi fasa uap dalam kondensor
c. penampungan distilat dalam penampung
Prinsip

distilasi

adalah

pemisahan

terjadi

bila

berlangsung dalam
keadaan kesetimbangan (equilibrium) antara fasa uapfasa cair. Bila salah
satu komponen dalam fasa cair bersifat lebih volatil dari pada yang lain,
maka komponen tersebut di dalam fasa uap dan fasa cair akan
mempunyai komposisi yang berbeda. Umumnya operasi distilasi dilakukan
pada tekanan konstan. Beberapa parameter yang berpengaruh dalam
distilasi antara lain sifat campuran, karakteristik kolom ( jenis kolom,
panjang kolom ), parameter operasi (temperatur, tinggi kolom, rasiorefluks, luas permukaan kontak antara fasa gas dan cair dan koefisien
perpindahan massa).
Pada sistem campuran biner, persamaan neraca massa disusun
dengan asumsi bahwa campuran bersifat ideal, relative volatility konstan,
hold-up dalam fasa cair dan uap serta kehilangan panas pada dinding
kolom dapat diabaikan. Selain itu kesetimbangan fasa uap dan fasa cair di
setiap tahap dicapai secara sempurna. Pelaksanaan operasi distilasi batch
dapat dilakukan dengan perbandingan refluks konstan atau bervariasi.
Gambar-1 berikut ditunjukan proses distilasi batch sederhana.

Gambar 1. Skema distilasi batch sederhana.


Bila jumlah tahap kesetimbangan adalah tunggal (single stage) dan
pada setiap saat, penambahan jumlah distilat (dD) sama dengan
pengurangan jumlah cairan direboiler (dW) , maka hubungan tersebut
ditulis :
- dw = dD

(1)

- yDdw = yDdD = - d(w.xw)

(2)

yDdw = wdxw + xwdw

(3)

Integrasi Persamaan (3) diperoleh :

(4)

dengan :

xW = komposisi fasa cair di reboiler


yD = komposisi fasa uap di distilat
Wo = jumlah cairan pada saat awal (mol)
W = jumlah cairan pada saat akhir operasi (mol)
Persamaan (4) disebut persamaan Rayleigh dapat diselesaikan
dengan salah satu cara, yaitu integrasi secara grafis, numerik ataupun
analitik. Selisih antara (yDxW) tergantung jumlah tahap, perbandingan refluks (R) dan
hubungan kesetimbangan antara fasa uap-cair.
Penyelesaikan persamaan secara analitik dilakukan dengan menggunakan
hubungan antara kesetimbangan fasa uap-cair yang dinyatakan dengan relative volatility,
yang didefinisikan sebagai berikut :
(5)
Atau
(6)
dengan :
y*

= komposisi komponen yang relatif lebih volatil di fasa uap yang berada

dalam kesetimbangan dengan x*


x*

= komposisi komponen yang lebih mudah menguap di fasa cair

= relative volatility

Dengan menggunakan Persamaan (4) dan (6) kemudian diselesaikan secara


integrasi analitis diperoleh persamaan :

(7)

Persamaan (4) atau (7) digunakan untuk menentukan jumlah produk


atau distilat
pada berbagai komposisi.

Persamaan (4) diselesaikan dengan integrasi secara grafik dengan


cara menghitung luas di bawah kurva antara 1/(yD-xW) vs. xw, mulai dari xWo sampai xW
yang diamati. Gambar-2 berikut ditunjukkan bahwa komposisi distilat rata-rata (average)
dihitung dengan menggunakan persamaan :
(8)

Gambar 2. Kurva penentuan luas di bawah kurva.

Apabila hold-up tidak diabaikan, Colburn dan Stearn dan Asghar Husain
menurunkan persamaan neraca massa dinyatakan dengan laju pengurangan jumlah komponen
dalam reboiler,-d(WxW) ditambah dgn. laju perubahan jumlah hold-up dalam reboiler, -d(Hxh)
sama dengan laju akumulasi, xD.dW atau secara matematis ditulis sebagai berikut :
-d(wx) d(Hxh) = -xwdw

(9)

Integrasi Persamaan (9) mulai dari xWo sampai xW diperoleh :

(10)

dengan :
H = hold-up pada reboiler (mol)
xh = fraksi komposisi hold-up

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Alat yang Digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Seperangkat alat distilasi dan unit pengendali


Indeks bias/refraktometer
Jam pencatat waktu
Termometer
Gelas ukur 50 ml dan gelas kimia
Botol semprot dan tissue
Pipet tetes dan pipet ukur 5 ml serta bola isap
Erlenmeyer 250 ml
Aquadest dan alkohol/etanol

b. Bahan yang Digunakan


1. 1500 ml etanol

3.2 Diagram Alir Percobaan


Menyiapkan
dan
memanaskan
alat

Melakukan
proses
distilasi

Analisa
massa jenis

Membereska
n semua
peralatan

3.3 Prosedur Kerja


A. Pembuatan Kurva Kalibrasi
1. Buatlah larutan antara etanol dengan air dengan perbandingan tertentu dan jumlah volume
total 10 ml (etanol 10 ml dan tidak ada air, etanol 9 dan air 1 ml) dan sampai etanol 0 ml
dan air 10 ml
2. Hasil dari no.1 di atas ukurlah indeks biasnya

3. Perbandingan volume tiap larutan dikonversi ke dalam konsentrasi yang dinyatakan


dalam komposisi fraksi mol etanol

B. Proses Distilasi Fraksionasi


1. Masukkan etanol kadar 96 % dan aquadest masing-masing 1,5 Liter ke dalam labu
distilasi (volume labu sekitar 5 Liter)
2. Ambil sampel umpan (feed) secukupnya dan periksa massa jenisnya
3. Alirkan air pendingin melalui bagian atas kolom fraksinasi
4. Set temperatur pemanas sekitar 90C dan temperatur kolom di bagian atas sekitar distilat
80oC
5. Nyalakan sistem pemanas (oil bath) dan tekan tombol untuk membuka aliran air
pendingin
6. Pastikan sistem dalam kondisi Refluks Total (R total)
7. Setelah dicapai temperatur bubble-point, tentukan nilai R (L/D) mulai dari kecil hingga
besar
8. Catat volume distilat yang diperoleh terhadap waktu operasi
9. Setiap periode tertentu (10 menit selama 120 menit) ukur massa jenis distilat dan residu
yang diperoleh
10. Buatlah kurva konsentrasi destilat dan residu terhadap waktu dengan menggunakan data
di atas
11. Hitung jumlah residu tersisa pada akhir operasi dengan menggunakan Persamaan (4) dan
Persamaan (10) dan komposisi distilat rata-rata

C. Cara Penggunaan Piknometer


1. Bersihkan piknometer kemudian keringkan
2. Isi piknometer dengan cairan yang akan diukur massa jenisnya
3. Tutup piknometer hingga ada cairan yang keluar dari ujung tutup pikno
4. Timbang Piknometer yang sudah berisi cairan yang dicari massa jenisnya
5. Cari massa jenisnya dengan rumus = m V
3.4 Keselamatan Kerja
1. Pastikan semua pemasangan
2. Perakitan alat sebelum beroperasi telah dilakukan dengan baik untuk menghindari
adanya komponen alat yang terlepas, terpelanting yang berpotensi melukai diri.
3. Memakai APD (Alat Pelindung Diri) seperti jaslab, masker, dan sarung tangan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Kondisi Operasi

Volume Umpan
: 5 Liter
Volume etanol dalam umpan: 1,5 Liter
Temperatur (Di setting)
o Pemanas
: 98oC
o Reboiler
: 72oC
o Kolom Bagian Atas
: 65oC
Waktu Operasi
: 120 menit
Refluks Ratio (L/D)
: 6/3

A. Pembuatan Kurva Kalibrasi


Konsentrasi Etanol (%)
0
20
40
60
80
100

Massa Jenis (gr/ml)


1,100
1,0444
1,0128
0,9700
0,9244
0,873

Kurva Kalibrasi
1.2
1
0.8
Massa Jenis Etanol

f(x) = - 0x + 1.1
R = 1

0.6

Linear ()

0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100120
Konsentrasi Etanol (%)

Persamaan: y = -0,2197x + 1,0973


Persamaan digunakan untuk menghitung konsentrasi etanol dalam destilat dan residu, dengan
y = Densitas Etanol dan x = Konsentrasi Etanol (%). Nilai xD dan xW didapat dengan
mensubstitusikan nilai indeks bias distilat dan residu terhadap persamaan di atas.

B. Tabel Data Pengamatan Densitas Etanol untuk Kurva Kalibrasi

Massa Piknometer kosong

= 21,87 gr

Volume Piknometer

= 25 ml

Konsentrasi Etanol (%)

Massa Piknometer +

Massa Etanol (gram)

Densitas Etanol (gr/ml)

0
20
40
60
80
100

Massa Etanol (gr)


47,98
47,19
46,12
44,73
46,87

26,11
25,32
24,25
22,86
25

1,0444
1,0128
0,9700
0,9144
1

C. Tabel Data Pengamatan Distilat


Massa Piknometer kosong

= 23,45 gr

Volume Piknometer

= 25 ml

Waktu

Massa Piknometer

Massa Distilat

Volume

Densitas

Konsentrasi

(menit)

+ Massa Distilat

(gram)

Distilat (ml)

Distilat

Distilat ( yD / % )

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120

(gr)
49,7
47,92
44,36
46,97
47
46,83
38,93
46,87
44,41
47,02
46,87
46,85
46,7

66,5
27
48
40
38
20
46
27
41,5
45
48
46,5

(gr/ml)
1,05
0,9788
0,7744
0,9408
0,942
0,9352
0,774
0,9368
0,7763
0,9428
0,9368
0,936
0,9298

21,5
53,86
146,77
71,136
70,59
73,68
146,95
72,95
145,909
70,227
72,95
73,318
76,136

Volume

Densitas

24,47
20,91
23,52
23,55
23,38
15,48
23,42
20,96
23,57
23,42
23,4
23,25

D. Tabel Data Pengamatan Residu


Massa Piknometer kosong

= 21,87 gr

Volume Piknometer

= 25 ml

Waktu

Massa Piknometer

Massa

Konsentrasi Residu

(menit)

+ Massa Residu

Residu

Residu (ml)

Residu (gr/ml)

(xW / % )

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120

(gram)
47,23
47,25
47,25
47,26
47,26
47,25
47,26
47,28
47,44
47,59
47,62
47,68
47,65

(gram)
20,36
25,38
25,38
25,39
25,39
25,38
25,39
25,41
25,57
25,72
25,75
25,81
25,83

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

0,8144
1,0152
1,0152
1,0156
1,0156
1,0152
1,0156
1,0164
1,0228
1,0288
1,03
1,0324
1,0332

128,59
37,318
37,318
37,136
37,136
37,318
37,136
36,77
33,86
31,136
30,59
29,5
29,136

E. Tabel Data xw vs 1/(yD-xw)


Waktu (menit)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120

Konsentrasi Distilat

Konsentrasi Residu

1/(yD-xw)

( yD / % )
53,86
146,77
71,136
70,590
73,680
146,95
72,950
145,91
70,227

(xW / % )
37,318
37,318
37,136
37,136
37,318
37,136
36,770
33,860
31,136
30,590
29,500
29,136

0,06045
0,00913
0,02940
0,02990
0,02750
0,00910
0,02760
0,00892
0,02558
0,02360
0,02280
0,02127

72,95

73,318
76,136

Kurva xW vs 1/(yD-xw)
0.07
0.06
0.05
0.04
1/(yD-xw)

0.03
0.02
0.01
0
0.28 0.29

0.3

0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38


xW

F. Menghitung Luas dibawah Kurva


Waktu (menit)
90
100
110
120

Konsentrasi Distilat

Konsentrasi Residu

1/(yD-xw)

( yD / % )
70,227

(xW / % )
0,31136
0,30590
0,29500
0,29136

0,02558
0,02360
0,02280
0,02127

72,95

73,318
76,136

0.03
0.03
0.02
1/(yD-xw)

0.02
0.01
0.01
0
0.29

0.3

0.3

0.31

0.31

0.32

xW

Menghitung luas bangun 1


o Luas Bangun Persegi Panjang = (0,02127 - 0) x (0,295 - 0,29136)
= 0,02127 x 0,00364
= 7,74228 x 10-5
o Luas Bangun Segitiga = 0,5 x (0,0228 0,02127) x (0,295 - 0,29136)
= 0,5 x 0,00153 x 0,00364
= 2,275 x 10-6

Menghitung luas bangun 2


o Luas Bangun Persegi Panjang = (0,0228 - 0) x (0,3059 - 0,295)
= 0,0228 x 0,0109
= 2,4852 x 10-4
o Luas Bangun Segitiga = 0,5 x (0,3059 0,295) x (0,0236 0,0228)
= 0,5 x 0,0109 x 0,0008
= 4,36 x 10-6
Menghitung luas bangun 3
o Luas Bangun Persegi Panjang = (0,02558 - 0) x (0,31136 - 0,3059)
= 0,02558 x 0,00546
= 1,396668 x 10-4
o Luas Bangun Segitiga = 0,5 x (0,02558 0,0236) x (0,31136 -0,3059)
= 0,5 x 0,00198 x 0,00546
= 5,4054 x 10-6
Menghitung Luas Total dibawah Kurva
Luas Total
= 77,4228 x 10-6 + 2,275 x 10-6 + 248,52 x 10-6 + 4,36 x 10-6 +

139,6668 x 10-6 + 5,4054 x 10-6


Luas Total

= 4,7765 x 10-4
= 0,00047765

Menghitung jumlah cairan pada saat awal (Wo)


Diketahui :
BM etanol
= 46 gr/mol
Volume etanol umpan
= 1500 ml
etanol
= 0,789 gr/ml
Massa etanol umpan
= Volume etanol umpan x etanol
= 1500 ml x 0,789 gr/ml
= 1183,5 gr
Mol etanol umpan (Wo)
= Massa etanol umpan / BM etanol
= 1183,5 gr / 46 gr/mol
= 25,73 mol

Menghitung jumlah cairan pada saat akhir operasi (W)


xwo
Wo
dxw
ln ( W ) =
yDxw
xw

ln (

Wo
W

) = Luas Total dibawah Kurva

ln (

Wo
W

) = 0,00047765

Wo
W

= e0,00047765

Wo
W

= 1,000477764

25,73 mol
W

= 1,000477764
25,73 mol
1,000477764

= 25,7177 mol

Menghitung jumlah etanol yang diperoleh


- dW
= dD
- (W - Wo)
- (W - Wo)
- (W - Wo)
D
D
D

= D - Do
=D-0
=D
= - (W - Wo)
= - (25,7177 mol 25,73 mol)
= 0,0123 mol

BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1. Pembahasan
Distilasi adalah proses pemisahan suatu campuran cair-cair yang homogen dimana
campuran tersebut terdiri dari dua komponen atau lebih yang mempunyai titik didih yang
berbeda antara cairan yang satu dengan cairan yang lainnya atau berdasarkan pada
berbedaan volatilitas (kemudahan menguap). Pada proses destilasi melibatkan
perpindahan fasa, yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap dan titik didih komponen
serta sifat kemudahan meguap (volatile) komponen dalam campuran tersebut. Proses
yang dilakukan secara umum dilakukan dengan cara menguapkannya, yang dilanjutkan
dengan kondensasi uap yang terbentuk sehingga menghasilkan cairan destilat
(kondensat). Dalam praktikum ini, dilakukan pemisahan campuran biner antara Etanol
dengan Air. Proses ini, menggunakan Distilasi fraksionasi atmoferik.
Dalam praktikum dilakukan pengukuran massa jenis etanol sebagai pengganti
pengukuran indeks bias dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Penggantian metode ini
dikarenakan alat pengukur indeks bias yang terdapat di dalam laboratorium tidak
berfungsi dengan baik sehingga sebagai penggantinya diukur massa jenis dengan
konsentrasi yang berbeda dari larutan induk etanol murni 96%. Hal ini dilakukan untuk
membuat kurva kalibrasi yang digunakan sebagai kurva baku sehingga nantinya massa
jenis dari distilat dan residu yang didapat dapat diplotkan untuk mendapatkan konsentrasi
etanol hasil dari destilasi.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat bahwa adanya ketidakstabilan dari hasil
perolehan distilat. Distilat yang dihasilkan mengalami kenaikan dan turunan yang terjadi
beberapa kali sehingga membuat massa jenis yang dihasilkan pada distilat masih kurang
mendekati massa jenis etanol murni yaitu sebesar 1 gr/mL (hasil percobaan) sedangkan
etanol hasil destilasi memiliki nilai massa jenis sebesar 0,789 gr/ml. Hal ini mungkin
terjadi karena kurang stabilnya suhu dalam reaktor dan kurang telitinya dalam mengukur
volume yang didapat. W yang kami dapat adalah sebesar 25,7177 mol. Sedangkan Wo
yang telah dihitung adalah sebesar 25,73 mol. Sehingga di dapatkan bahwa hasil distilat
secara total yang kami dapatkan adalah sebesar 0,0123 mol. Sedangkan yang berada
dalam umpan adalah sebanyak 25,728 mol, sehingga dapat diketahui bahwa etanol yang
belum terdistilasi masih berada dalam residu.

5.2. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Praktikan dapat memisahkan campuran air dengan etanol dengan cara destilasi.
Kolom destilasi yang digunakan berjenis distilasi fraksionasi atmoferik. Dengan
kondisi operasi temperatur pemanas sekitar 90C dan temperatur kolom di bagian atas

sekitar distilat 80oC. Etanol yang digunakan berkonsentrasi 96%.


Kurva yang didapat untuk mengetahui jumlah mol yaitu :
0.03
0.03
0.02
1/(yD-xw)

0.02
0.01
0.01
0
0.29

0.3

0.3

0.31

0.31

0.32

xW

Dari hasil percobaan didapatkan hasil destilat sebesar 0,0123 mol dan jumlah cairan pada saat
akhir operasi adalah sebesar 25,7177 mol.

LAMPIRAN

Perhitungan
1. Perhitungan Kurva Standar Etanol

Etanol 20% dari etanol 96%


V1 . N1
= V2 . N2
50 ml . 20%
= V2 . 96%
V2
= 10,4167 ml

Etanol 40% dari etanol 96%


V1 . N1
= V2 . N2
50 ml . 40%
= V2 . 96%
V2
= 20,83 ml

Etanol 60% dari etanol 96%


V1 . N1
= V2 . N2
50 ml . 60%
= V2 . 96%
V2
= 31,25 ml

Etanol 80% dari etanol 96%


V1 . N1
= V2 . N2
50 ml . 80%
= V2 . 96%
V2
= 41,67 ml

2. Perhitungan Massa Jenis Kurva Standar Etanol


0%
Berat pikno kosong
Berat pikno isi
Volume pikno

m 27,5
g
=
=1,1
V
25
ml

20%
Berat pikno kosong
Berat pikno isi
Volume pikno

= 23,45 gr
= 50,95 gr
= 25 ml

= 21,87 gr
= 47,98 gr
= 25 ml

m 26,11
g
=
=1,0444
V
25
ml

40%
Berat pikno kosong
Berat pikno isi
Volume pikno

= 21,87 gr
= 47,19 gr
= 25 ml

m 25,32
g
=
=1,0128
V
25
ml

60%
Berat pikno kosong
Berat pikno isi
Volume pikno

m 24,25
g
=
=0,9700
V
25
ml

80%
Berat pikno kosong
Berat pikno isi
Volume pikno

= 21,87 gr
= 44,98 gr
= 25 ml

m 23,11
g
=
=0,9244
V
25
ml

100%
Berat pikno kosong
Berat pikno isi
Volume pikno

= 21,87 gr
= 46,12 gr
= 25 ml

= 21,87 gr
= 43,695 gr
= 25 ml

m 21,825
g
=
=0,873
V
25
ml

3. Perhitungan Konsentrasi Etanol dalam Distilat

Persamaaan : y = -0,0022x + 1,0973

Waktu = 0 menit

y
1,05
x

= -0,0022x + 1,0973
= -0,0022x + 1,0973
= 21,5%

Waktu = 10 menit

= -0,0022x + 1,0973
0,9788 = -0,0022x + 1,0973
x
= 53,86%

Waktu = 20 menit

= -0,0022x + 1,0973

0,7744 = -0,0022x + 1,0973

= 146,77%

Waktu = 30 menit

= -0,0022x + 1,0973

0,9408 = -0,0022x + 1,0973

Waktu = 40 menit

y
0,942

= 71,136%
= -0,0022x + 1,0973
= -0,0022x + 1,0973
= 70,59%

Waktu = 50 menit

= -0,0022x + 1,0973

0,9352 = -0,0022x + 1,0973

x
y
0,774

= 73,68%

Waktu = 60 menit

= -0,0022x + 1,0973
= -0,0022x + 1,0973
= 146,95%

Waktu = 70 menit

= -0,0022x + 1,0973
0,9368 = -0,0022x + 1,0973
x
= 72,95%

Waktu = 80 menit

= -0,0022x + 1,0973

0,7763 = -0,0022x + 1,0973

= 145,909%

Waktu = 90 menit

= -0,0022x + 1,0973
0,9428 = -0,0022x + 1,0973
x
= 70,227%

Waktu = 100 menit

= -0,0022x + 1,0973
0,9368 = -0,0022x + 1,0973
x
= 72,95%

Waktu = 110 menit

y
0,936

= -0,0022x + 1,0973
= -0,0022x + 1,0973
= 73,318%

Waktu = 120 menit

= -0,0022x + 1,0973
0,9298 = -0,0022x + 1,0973
x
= 76,136%

4. Perhitungan Konsentrasi Etanol dalam Residu

Persamaaan : y = -0,0022x + 1,0973

Waktu = 0 menit

y
= -0,0022x + 1,0973
0,8144 = -0,0022x + 1,0973
x
= 128,59%

Waktu = 10 menit

= -0,0022x + 1,0973

1,0152 = -0,0022x + 1,0973

= 37,318%

Waktu = 20 menit

= -0,0022x + 1,0973
1,0152 = -0,0022x + 1,0973
x
= 37,318%

Waktu = 30 menit

= -0,0022x + 1,0973
1,0156 = -0,0022x + 1,0973
x
= 37,136%

Waktu = 40 menit

= -0,0022x + 1,0973

1,0156 = -0,0022x + 1,0973

= 37,136%

Waktu = 50 menit

= -0,0022x + 1,0973

1,0152 = -0,0022x + 1,0973

= 37,318%

Waktu = 60 menit

= -0,0022x + 1,0973

1,0156 = -0,0022x + 1,0973

= 37,136%

Waktu = 70 menit

= -0,0022x + 1,0973
1,0164 = -0,0022x + 1,0973
x
= 36,77%

Waktu = 80 menit

= -0,0022x + 1,0973

1,0228 = -0,0022x + 1,0973

= 33,86%

Waktu = 90 menit

= -0,0022x + 1,0973
1,0288 = -0,0022x + 1,0973
x
= 31,136%

Waktu = 100 menit

y
1,03

= -0,0022x + 1,0973
= -0,0022x + 1,0973
= 30,59%

Waktu = 110 menit

= -0,0022x + 1,0973
1,0324 = -0,0022x + 1,0973
x
= 29,5%

Waktu = 120 menit

= -0,0022x + 1,0973
1,0332 = -0,0022x + 1,0973
x
= 29,136%
Dokumentasi

Hasil distilasi berupa etanol

Alat distilasi batch

MSDS Etanol
a. Sifat Fisik dan Kimia
Bentuk fisik
Bau
Warna
Titik didih
Titik baku
Massa jenis
Densitas
Tingkat penguapan
Lof Kw
Solubilitas / kelarutan

: cair
: khas alkohol
: tak berwarna
: > 760C (168,80F)
: -113,840C (-172,90F)
: 0,789 0,806
: 1,59 1,62
: 1,7
: <>
: larut dalam air dingin

b. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

c.

Mata
: bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari
pertolongan medis jika terjadi iritasi
Kulit
: bilas segera dengan air yang banyak, pisahkan pakaian dan
sepatu yang terkontaminasi, cuci pakaian sebelum digunakan kembali,
bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali, jika iritasi berlanjut segera
cari pertolongan medis
Pernapasan : pindahkan ke tempat yang berudara segar cari pertolongan
medis
Pencernaan : jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut korban yang
pingsan, jika bahan ini tertelan dalam jumlah banyak segera cari
pertolongan medis.

Penanganan dan Penyimpanan


Penangganan : Jaga agar wadah selalu tertutup gunakan ventilasi yang
memadai, hindarkan dari panas dan nyala api mematikan
Penyimpanan : Simpat di tempat terpisah jaga agar wadah tetap dingin
dalam area yang berventilasi, wadah harus tertutup dan bersegel sampai
bahan siap digunakan, hindarkan dari sumber penyalaan.

DAFTAR PUSTAKA
King, Separation Processes, Tata Mc. Graw Hill Publishing New York Company, New Delhi,
1999
Henly & Seader, Equilibrium-Satge Separation Operation In Chemical Engineering, John
Wiley and Sons, New York, 1981
Prabhudesai,Chemical Engineering for Professional Engineer Examinations, Mc Graw Hill
Book Company, 1983
Hopey and Hicks, Handbook of Chemical Engineering Calculations,Mc. Graw Hill
Company, New York, 1980
Ghozali, Mukhtar. 2012. Jobsheet Praktikum: Distilasi Batch Operasi Pada Tekanan
Atmosfer. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai