PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Ekonomi Mikro akan mampu mengembangkan suatu dasar yang kuat atas
konsep-konsep perekonomian pasar, seperti pemahaman tentang hakekat dan metoda
pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, produsen dan pemerintah, yang harus
memilih di antara sumberdaya yang terbatas, beserta seluruh kendala yang ada, seperti
persaingan tidak sempurna. Pemahaman mengenai kerangka institusional perekonomian di
dalam sistem ekstrim maupun campuran. Berarti menyangkut analisis cara-cara produsen
mengorganisasikan bisnis, peranan serikat pekerja dalam pasar tenagakerja, peranan pajak
dalam pilihan-pilihan ekonomi langsung, dan dampak regulasi pemerintah pada keputusan
produksi.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya
yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas
diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu
ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi
teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian
yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum
(general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi
ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat
perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.Teori penawaran
dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan
sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak
satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa
secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal,
karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami
persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang.
B. Rumusan Masalah
C.
mengenai peranan ilmu ekonomi (mikro) ke dalam lingkungan sosio-politik kita secara lebih
nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
1. INFLASI
A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecendrungan naiknya harga umum barang dan rasa secara terus-menerus
akibat tidak adanya keseimbangan arus barang dan arus uang.
Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu Negara yang mengalami
inflasi memiliki ciri-ciri berikut :
a. Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus.
b. Jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan.
c. Jumlah barang relatif sedikit.
d. Nilai uang (daya beli uang) turun
B. Ciri-ciri inflasi :
1. harga barang dan jasa naik secara terus menerus
2. jumlah yang beredar melebihi kebutuhan
3. jumlah barang relatif sedikit
4. nilai uang (daya beli uang) turun
Apakah inflasi itu berbahaya? Inflasi dalam jumlah yang wajar itu bisa mendatangkan
manfaat bagi masyarakat, tetapi jika laju inflasinya tidak terkendali maka akan menimbulkan
masalah dalam perekonomian. Ada beberapa hal yang menjadi alasan inflasi menimbulkan
permasalahan:
inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi, karena harga bahan baku
dalam produksi semakin tinggi
Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara harga barang (P), jumlah yang
diminta dan ditawarkan (Q), dan keseimbangan harga (E). Terjadinya Demand
Pull Inflation ketika permintaan akan barang dan jasa meningkat, maka kurva
permintaan total (D) bergeser dari D1D1 ke D2D2. Ketika itu para pedagang akan
mengambil keuntungan dengan menaikkan harga barang dari P1 ke P2. Sehingga
pada saat itu, terjadi inflasi dan menimbulkan harga keseimbangan baru dari E 1 ke
E2.
Contoh kasus:
Mendekati hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau
supermarket untuk membeli kue lebaran. Ketika sebelum lebaran harga kue
dibanderol Rp 15.000,00. Karena pedangang mengambil kesempatan itu untuk
memperoleh laba yang lebih tinggi, maka pedagang menaikkan menjadi Rp
25.000,00 dan menambah pasokan barang yang dijual. Mau tidak mau sang
pembeli menyetujuinya meskipun harganya lebih tinggi Rp 10.000,00. Kejadian
seperti ini dikatakan sebagai Demand Pull Inflation.
Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan perilaku produsen ketika menghadapi situasi dimana
harga produksi mengalami peningkatan. Ketika terjadi kenaikan harga produksi
maka produsen akan menaikkan harga dari P1 ke P2 tetapi dia justru akan
menurunkan jumlah barang/jasa yang dihasilkan dari Q1 ke Q2 sehingga akan
menggeser kurva penawaran dari S1S1 menjadi S2. Hal ini dilakukan agar
produsen tidak terus merugi sambil menunggu harga produksi kembali turun.
Contoh kasus:
Di Magetan ada banyak perajin dari bahan baku kulit. Ketika harga kulit naik,
maka ongkos produksi sepatu, tas dll juga akan mengalami kenaikan. Keadaan ini
disebut dengan inflasi. Agar perajin tidak merugi, mereka akan menaikkan harga
jual produknya. Perajin juga akan mengurangi jumlah produk yang dihasilkan,
karena takut dengan harga tinggi konsumen enggan membeli. Jika ini dibiarkan
terus terjadi, maka perajin untuk mengurangi beban produksi, maka mereka akan
berpikir untuk mengurangi jumlah karyawannya dan seterusnya. Kejadian seperti
ini disebut dengan Cost Push Inflation.
Cost Push Inflation terjadi karena 2 hal:
kenaikan harga (baik faktor produksi maupun harga barang lain) disebut
Price Push Inflation
domestic inflation : inflasi yang berasal dari dalam negeri tanpa adanya
pengaruh dari negara lain
b)
c)
yaitu
politik
bank sentral
untuk
2)
3)
c. Kebijakan
sektor
riil,
yaitu
melakukan
program-program
nyata
untuk
2)
3)
mengusahakan peredaran barang dalam negeri menjadi lebih banyak, bisa dari
meningkatkan kapasitas produksi atau melakukan impor dari luar negeri
4)
5)
E. Dampak Inflasi
Inflasi ini dalam perekonomian dapat menimbulkan dampak positif (keuntungan) dan dampak
negetif (kerugian).
1
Keuntungan Inflasi
a. Inflasi akan meningkatkan pendapatan bagi para konglomerat / pengusaha
b. Inflasi menguntungkan bagi orang yang memiliki kekayaan dalam bentuk barang
berharga seperti emas dll, karena saat inflasi harga jual barang berharga pasti juga
ikut meningkat
c. Buruh yang tergabung dalam serikat kerja yang kuat, dapat menuntut upah naik
bahkan bisa melebihi dari tingkat inflasi
d. Biaya produksi naik sehingga harga komoditi ekspor ikut naik
Kerugian Inflasi
a. Inflasi merugikan orang yang berpendapatan tetap
b. Inflasi merugikan investor
c. Inflasi merugikan kreditur (orang yang memberikan pinjaman kepada pihak lain)
d. Daya saing perusahaan melunak
e. Efisiensi menurun karena tingginya biaya produksi
f. Arus impor meningkat sehingga menimbulkan defisit anggaran belanja, neraca
perdagangan, dan cadangan devisa
g. Inflasi menimbulkan pengangguran
2. PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih
tinggi nyata dan kerja meningkat.
B. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi antara lain :
1. Peningkatan Gross Domestic Product (GDP) dan Gross National Product (GNP) dari
tahun ke tahun (jangka pendek)
2. Kenaikan jumlah barang dan jasa
3. Ditemukannya sumber-sumber produktif yang dapat didayagunakan.
C. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
Laju
pertumbuhannya
untuk
mengukur
kemajuan
ekonomi
sebagai
hasil
Masalah ekonomi di negara maju berkaitan dengan bagaimana negara maju tersebut
mempertahankan kondisi perekonomiannya agar tetap stabil. Dari sisi produktivitas, negara
maju adalah negara yang tingkat produktivitasnya tinggi. Banyak produk-produk baru yang
bermunculan dari tahun ke tahun. Kualitas jasa yang diberikan juga terus meningkat.
Namun, bagaimana cara mempertahankan kedua hal tersebut, itu yang menjadi
masalah. Bila kita mengingat terguncangnya beberapa negara adidaya beberapa puluh tahun
yang lalu, opini kita pun akan semakin kuat, kalau yang menghancurkan sesuatu yang sudah
besar bukanlah kondisi eksternal melainkan internal. Enron, salah satu perusahaan raksasa di
bidang energi salah satu contohnya. Siapa yang menduga bahwa perusahaan super raksasa itu
bisa habis "hanya" karena pihak manajemennya diduga melakukan moral hazard, yaitu
berupa penyalahgunaan atas laporan keuangan. Kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan
bukan?
Jatuhnya Enron saat itu bisa dibilang peristiwa besar yang mengguncang peradaban
ekonomi dunia. Karena kebangkrutannya, salah satu kantor akuntan publik (KAP) berskala
internasional, yaitu Anderson di-delisting. Sungguh ironis. Lagi- lagi pertanyaannya sama,
apakah kebangkrutan Enron tersebut berimbas ke segala aspek kehidupan? Ya, sudah tentu.
Negara lain yang sebelumnya sudah memiliki masalah pertumbuhan ekonomi yang cukup
serius, kondisinya bertambah parah karena bangkrutnya Enron.
Jadi, bila ada yang bilang negara maju itu pasti tak memiliki masalah pertumbuhan
ekonomi, hal itu adalah salah besar. Negara maju tetap memiliki masalah ekonomi yang harus
diwaspadai. Masalah tersebut bisa diatasi dengan mempertahankan stabilitas ekonomi dan
meningkatkan integritas dari pihak-pihak internal, yang biasanya justru menjadi musuh dalam
selimut.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang
Berbeda dengan negara maju, masalah pertumbuhan ekonomi di negara berkembang
sangat mudah dilihat. Tak perlu jauh- jauh mencari siapa contoh negara berkembang itu,
karena Indonesia sudah bisa kita jadikan bahan analisis. Apa masalah ekonomi yang ada di
negara berkembang? Berikut ini adalah beberapa masalahnya.
1. Gempuran produk dan jasa dari luar
Poin pertama ini berhubungan dengan perdagangan bebas yang mulai
dilakukan oleh banyak negara termasuk negara kita. Mudahnya produk dan jasa dari
10
luar untuk keluar masuk ke negara kita, telah menjadi ancaman tersendiri bagi
produsen dalam negeri. Namun, sebenarnya hal tersebut justru menjadi tantangan
untuk merangsang kreativitas. Apa jadinya bila kita hidup "sendiri" tanpa ada rival.
Tentu perjuangan kita tak akan maksimal. Jadi, persaingan entah dari mana asalnya,
sebenarnya adalah sesuatu yang mutlak terjadi dan tak seharusnya kita hadapi secara
manja.
2. Kurangnya dukungan pengadaan barang dan jasa
Masalah
pertumbuhan
ekonomi
berikutnya
di
negara
berkembang,
11
pengangguran dapat
dihitung
dengan
cara
membandingkan
jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan
dan
sosial
sehingga
mengganggu
pertumbuhan
dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
B.
12
13
Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
C. Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomiankarena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.
14
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
D.
Akibat Pengangguran
Bagi Masyarakat
1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila
tidak bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
E. Cara Mengatasi Pengangguran
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)
kerja yang kosong, dan
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut.
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama
yang bersifat padat karya.
15
berbagai
bidang
industri
untuk
merangsang
program
transmigrasi
untuk
menyerap
tenaga
kerja
di
dengan
tindak
kriminal
(premanisme),
misalnya
perampokan,
16
17
beras harus dikorbankan untuk memproduksi 1 unit motor) adalah 1:4. Artinya,
setiap unit motor nilainya sama dengan 4 ton beras.
Bagi Jepang, biaya produksi per unit motor hanya separuh biaya produksi per unit
beras. Sebab biaya produksi per unit beras adalah 24, sedangkan per unit motor
hanya 12. Dengan demikian rasio tukar domestik adalah 1:1/2; setiap unit motor
setara dengan setengah unit beras.
2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparatif Advantages)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo.
Contoh:
Biaya Produksi per Unit Mobil dan Tekstil Diukur dengan Jumlah Tenaga Kerja yang
Digunakan untuk Memproduksi 1 Unit Output di Indonesia dan Jepang
Negara Mobil (M) Tekstil (T) Rasio Tukar Domestik Indonesia 100 20 1 M : 5 T
USA 25 10 1 M : 2,5 T
Tabel di atas menunjukkan bahwa USA memiliki keunggulan absolut dalam
produksi mobil maupun tekstil. Untuk memproduksi satu unit mobil, USA hanya
membutuhkan 25 tenaga kerja, sedangkan Indonesia 100 tenaga kerja. Untuk
memproduksi satu unit tekstil, USA hanya membutuhkan 10 tenaga kerja,
Indonesia 20 tenaga kerja. Menurut David Ricardo, Indonesia dan USA dapat
melakukan perdagangan bila masing-masing negara memiliki keunggulan
komparatif.
Berdasarkan tabel di atas di lihat dari rasio tukar domestiknya harga mobil di USA
diukur dengan unit tekstil adalah dua kali lebih murah daripada harga mobil di
Indonesia. Karena itu biaya ekonomi memproduksi tekstil di USA lebih mahal
dibanding
di
Indonesia.
USA memiliki
keunggulan
komparatif
dalam
18
5. SIKLUS EKONOMI
A. Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik turun aktivitas
ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :
a. Gerakan manaik
Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang
kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi
selama minimal dua triwulan berturut turut.
b. Titik puncak atau kulminasi
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini
mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah
mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
c. Gerakan menurun
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari
menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadnang kadang gerakan penurunan ini
disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut turut.
d. Titik terendah atau nadir
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang
disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali
dilihat dari adanya gerakan menaik.
B. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan
para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a. Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle)
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph
Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin cycle).
Faktor faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh
alamiah dan adat istiadat atau kebiasaan.
b. Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama
kali ditemukan oleh Clement Jugalar (1860)
c. Siklus janka panjang (Kondratief Cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925).
Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun.
C. Siklus Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi
a. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja,
terutama bila analisanya janka pendek. Sebab, dalam janka pendek teknologi
19
dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap
variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi
kesempatan kerja.
b. Siklus ekonomi dan inflasi
Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan begitu
pula sebaliknya jia output riil lebih besar dari output natural maka inflasi cenderung
meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.
D. Pengelolaan Siklus Ekonomi
Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelolah
siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus
diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik turun output diusahakan
tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
a. Kebijakan jangka pendek
Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output
natural.
b. Kebijakan jangka panjang
Target yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat
pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan
yang kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
E. Masalah Siklus Ekonomi Jangka Pendek : Output Gap
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol
tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrument utama kebijakan fiskal adalah
pengeluaran dan pajak. Dengan kebijakan fiskal pemerintah dapat mengusahakan
terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Seperti keadaan
dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus
defisit dan sebagainya.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kebijakan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan
ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak diantaranya
menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari
topik seperti masuk keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang.
21
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran yang
mungkin dapat dipertimbangkan oleh pihak produsen bahwa kepuasan pelanggan sangatlah penting,
jika kita kehilangan satu pelanggan saja berarti kita sudah kehilangan kepercayaan dari konsumen
yang lainnya karena dari pelanggan dan konsumenlah orang mengetahui produk tersebut, oleh karena
itu berusahalah untuk menerima pengaduan dari kata yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA
22
J. Greenberg and R. L. Cohen (eds), Equity and justice in Social Behavior, New York, NY:
Springer-Verlag.
23