Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Ekonomi Mikro akan mampu mengembangkan suatu dasar yang kuat atas
konsep-konsep perekonomian pasar, seperti pemahaman tentang hakekat dan metoda
pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, produsen dan pemerintah, yang harus
memilih di antara sumberdaya yang terbatas, beserta seluruh kendala yang ada, seperti
persaingan tidak sempurna. Pemahaman mengenai kerangka institusional perekonomian di
dalam sistem ekstrim maupun campuran. Berarti menyangkut analisis cara-cara produsen
mengorganisasikan bisnis, peranan serikat pekerja dalam pasar tenagakerja, peranan pajak
dalam pilihan-pilihan ekonomi langsung, dan dampak regulasi pemerintah pada keputusan
produksi.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya
yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas
diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu
ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi
teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian
yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum
(general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi
ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat
perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.Teori penawaran
dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan
sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak
satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa
secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal,
karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami
persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang.
B. Rumusan Masalah

Apa pengertian inflasi ?

Bagaimana macam-macam inflasi?

C.

Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?

Apa masalah-masalah pertumbuhan ekonomi?

Apa pengertian pengangguran?

Bagaimana interaksi dengan perekonomian dunia?

Apa yang dimaksud dengan siklus ekonomi?


Tujuan
Agar penulis maupun pembaca mampu mengembangkan pemahaman yang lebih baik

mengenai peranan ilmu ekonomi (mikro) ke dalam lingkungan sosio-politik kita secara lebih
nyata.

BAB II
PEMBAHASAN
1. INFLASI
A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecendrungan naiknya harga umum barang dan rasa secara terus-menerus
akibat tidak adanya keseimbangan arus barang dan arus uang.
Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu Negara yang mengalami
inflasi memiliki ciri-ciri berikut :
a. Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus.
b. Jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan.
c. Jumlah barang relatif sedikit.
d. Nilai uang (daya beli uang) turun
B. Ciri-ciri inflasi :
1. harga barang dan jasa naik secara terus menerus
2. jumlah yang beredar melebihi kebutuhan
3. jumlah barang relatif sedikit
4. nilai uang (daya beli uang) turun
Apakah inflasi itu berbahaya? Inflasi dalam jumlah yang wajar itu bisa mendatangkan
manfaat bagi masyarakat, tetapi jika laju inflasinya tidak terkendali maka akan menimbulkan
masalah dalam perekonomian. Ada beberapa hal yang menjadi alasan inflasi menimbulkan
permasalahan:

inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi, karena harga bahan baku
dalam produksi semakin tinggi

inflasi mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat

inflasi dapat menyebabkan penurunan output produksi dan cenderung menurunkan


peluang terbukanya kesempatan kerja (bisa jadi, ada pemutusan hubungan kerja)

C. Macam-Macam Inflasi dan Penyebabnya

1. Menurut parah atau tidaknya inflasi :


a) Inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun
b) Inflasi sedang, yaitu antara 10% - 30% per tahun
c) Inflasi berat, yaitu antara 30% - 100% per tahun
d) Inflasi sangat berat (Hiperinflasi), yaitu di atas 100% per tahun
2. Menurut penyebabnya :
a. Demand Pull Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah permintaan akan barang dan
jasa. Perhatikan grafik berikut.

Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara harga barang (P), jumlah yang
diminta dan ditawarkan (Q), dan keseimbangan harga (E). Terjadinya Demand
Pull Inflation ketika permintaan akan barang dan jasa meningkat, maka kurva
permintaan total (D) bergeser dari D1D1 ke D2D2. Ketika itu para pedagang akan
mengambil keuntungan dengan menaikkan harga barang dari P1 ke P2. Sehingga
pada saat itu, terjadi inflasi dan menimbulkan harga keseimbangan baru dari E 1 ke
E2.
Contoh kasus:
Mendekati hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau
supermarket untuk membeli kue lebaran. Ketika sebelum lebaran harga kue
dibanderol Rp 15.000,00. Karena pedangang mengambil kesempatan itu untuk
memperoleh laba yang lebih tinggi, maka pedagang menaikkan menjadi Rp
25.000,00 dan menambah pasokan barang yang dijual. Mau tidak mau sang
pembeli menyetujuinya meskipun harganya lebih tinggi Rp 10.000,00. Kejadian
seperti ini dikatakan sebagai Demand Pull Inflation.

b. Cost Push Inflation


Yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi

Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan perilaku produsen ketika menghadapi situasi dimana
harga produksi mengalami peningkatan. Ketika terjadi kenaikan harga produksi
maka produsen akan menaikkan harga dari P1 ke P2 tetapi dia justru akan
menurunkan jumlah barang/jasa yang dihasilkan dari Q1 ke Q2 sehingga akan
menggeser kurva penawaran dari S1S1 menjadi S2. Hal ini dilakukan agar
produsen tidak terus merugi sambil menunggu harga produksi kembali turun.
Contoh kasus:
Di Magetan ada banyak perajin dari bahan baku kulit. Ketika harga kulit naik,
maka ongkos produksi sepatu, tas dll juga akan mengalami kenaikan. Keadaan ini
disebut dengan inflasi. Agar perajin tidak merugi, mereka akan menaikkan harga
jual produknya. Perajin juga akan mengurangi jumlah produk yang dihasilkan,
karena takut dengan harga tinggi konsumen enggan membeli. Jika ini dibiarkan
terus terjadi, maka perajin untuk mengurangi beban produksi, maka mereka akan
berpikir untuk mengurangi jumlah karyawannya dan seterusnya. Kejadian seperti
ini disebut dengan Cost Push Inflation.
Cost Push Inflation terjadi karena 2 hal:

kenaikan harga (baik faktor produksi maupun harga barang lain) disebut
Price Push Inflation

Permintaan kenaikan upah atau gaji karyawan (Wage Push Inflation)

c. Inflasi karena bencana alam yang menyebabkan rusaknya barang barang


produksi sehinga menyebabkan harga naik
d. Inflasi karena defisit anggaran belanja, biasanya untuk mengurangi beban subsidi
maka pemerintah membuat kebijakan menaikkan harga. Contoh: BBM
e. Inflasi campuran, yaitu inflasi yang terjadi disebabkan oleh kombinasi (campuran)
antara unsur inflasi tarikan permintaan dan inflasi inflasi dorongan biaya produksi
f. Inflasi impor (imported inflation). Yaitu inflasi yang terjadi karena pengaruh
inflasi dari luar negeri karena adanya perdagangan antarnegara.
3. Menurut asal inflasi:
a)

domestic inflation : inflasi yang berasal dari dalam negeri tanpa adanya
pengaruh dari negara lain

b)

imported inflation : inflasi yang berasa dari luar negeri

c)

inflasi yang berasal dari defisit anggaran belanja negara

D. Cara Mengatasi Inflasi


Ada 3 cara untuk mengatasi inflasi suatu negara atau daerah, diantaranya:
a. kebijakan moneter atau sering disebut kebijakan uang ketat (fight money policy)
yaitu pengendalian inflasi dengan cara mengendalikan (mengurangi) jumlah uang
yang beredar di masyarakat. Ada 5 cara yaitu:
1) Politik

Diskonto (Discount Policy),

yaitu

politik

bank sentral

untuk

mempengaruhi jumlah peredaran uang dengan cara menaikkan dan menurunkan


tingkat suku bunga bank. Ketika inflasi tinggi maka masyarakat dihimbau untuk
menabungkan uangnya di bank agar JUB menurun dengan cara menaikkan
tingkat suku bunga
2) Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation), yaitu dengan jalan menjual suratsurat berharga (berupa Sertifikat Bank Indonesia).
3) Politik kredit selektif, yaitu dengan cara memperketat atau mempersulit
pemberian kredit pada masyarakat
4) Politik sanering, yaitu dengan cara penyehatan kembali nilai uang
b. kebijakan fiskal, yaitu kebijakan pemerintah untuk mengatur anggarannya. Ada 3
cara, yaitu:
1)

menaikkan tarif pajak

2)

menekan pengeluaran pemerintah

3)

meminjam dana dari masyarakat

c. Kebijakan

sektor

riil,

yaitu

melakukan

program-program

nyata

untuk

mengendalikan harga dan produksi secara langsung, ada 5 cara, yaitu:


1)

menurunkan subsidi pemerintah

2)

menaikkan atau meningkatkan hasil produksi

3)

mengusahakan peredaran barang dalam negeri menjadi lebih banyak, bisa dari
meningkatkan kapasitas produksi atau melakukan impor dari luar negeri

4)

adanya kebijakan upah

5)

menetapkan harga maksimal (price roof) untuk barang-barang tertentu

E. Dampak Inflasi
Inflasi ini dalam perekonomian dapat menimbulkan dampak positif (keuntungan) dan dampak
negetif (kerugian).
1

Keuntungan Inflasi
a. Inflasi akan meningkatkan pendapatan bagi para konglomerat / pengusaha
b. Inflasi menguntungkan bagi orang yang memiliki kekayaan dalam bentuk barang
berharga seperti emas dll, karena saat inflasi harga jual barang berharga pasti juga
ikut meningkat
c. Buruh yang tergabung dalam serikat kerja yang kuat, dapat menuntut upah naik
bahkan bisa melebihi dari tingkat inflasi
d. Biaya produksi naik sehingga harga komoditi ekspor ikut naik

Kerugian Inflasi
a. Inflasi merugikan orang yang berpendapatan tetap
b. Inflasi merugikan investor
c. Inflasi merugikan kreditur (orang yang memberikan pinjaman kepada pihak lain)
d. Daya saing perusahaan melunak
e. Efisiensi menurun karena tingginya biaya produksi
f. Arus impor meningkat sehingga menimbulkan defisit anggaran belanja, neraca
perdagangan, dan cadangan devisa
g. Inflasi menimbulkan pengangguran

2. PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih
tinggi nyata dan kerja meningkat.
B. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi antara lain :
1. Peningkatan Gross Domestic Product (GDP) dan Gross National Product (GNP) dari
tahun ke tahun (jangka pendek)
2. Kenaikan jumlah barang dan jasa
3. Ditemukannya sumber-sumber produktif yang dapat didayagunakan.
C. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

Laju

pertumbuhannya

untuk

mengukur

kemajuan

ekonomi

sebagai

hasil

pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur


tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita
dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga
produktivitasnya.

Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk


perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya.

Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi


perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)

D. Masalah Pertumbuhan Ekonomi


Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah global. Bagi masyarakat awam,
mungkin negara maju dianggap akan terbebas dari segala macam masalah termasuk masalah
ekonomi. Kenyatannya, tak ada satu negara pun di dunia ini yang bisa terbebas dari lingkaran
setan tersebut. Mari kita bahas satu per satu masalah ekonomi, seperti apakah yang ada pada
masing-masing negara.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi di Negara Maju
Permasalahan ekonomi di negara maju mungkin dianggap tidak terlalu rumit. Sama
halnya seperti orang kaya yang "tak mungkin" akan bermasalah dengan stabilitas
perekonomian keluarga. Padahal, negara maju pun tak luput dari masalah ekonomi. Ingin
bukti? Lihat saja kondisi Amerika Serikat, salah satu negara adidaya, beberapa tahun terakhir
ini dari sisi ekonomi.
Kurang lebih tiga tahun yang lalu, publik sempat dikagetkan dengan peristiwa
bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan jasa keuangan raksasa dunia. Bangkrutnya
perusahaan raksasa tersebut tentu mengakibatkan efek samping yang tak bisa dianggap
remeh. Yang merasakan tak hanya Amerika, namun juga hampir semua negara di dunia ini.
Ibarat pondasi, Amerika merupakan pondasi utama yang menopang bangunan di atasnya.
Ketika ada kerusakan di salah satu bagian pondasi, bangunan di atasnya pun akan ikut
goyang.
Kebangkrutan salah satu perusahaan raksasa di bidang jasa tersebut ibarat virus.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, perusahaan- perusahaan yang bisa dikategorikan besar
juga ikut berjatuhan atau setidaknya "koma". Kondisi perekonomian yang tidak stabil
tersebut berimbas ke mana- mana. Nilai saham yang jatuh hingga ke level minus,
pengangguran meningkat, dan kriminalitas bertambah banyak.

Masalah ekonomi di negara maju berkaitan dengan bagaimana negara maju tersebut
mempertahankan kondisi perekonomiannya agar tetap stabil. Dari sisi produktivitas, negara
maju adalah negara yang tingkat produktivitasnya tinggi. Banyak produk-produk baru yang
bermunculan dari tahun ke tahun. Kualitas jasa yang diberikan juga terus meningkat.
Namun, bagaimana cara mempertahankan kedua hal tersebut, itu yang menjadi
masalah. Bila kita mengingat terguncangnya beberapa negara adidaya beberapa puluh tahun
yang lalu, opini kita pun akan semakin kuat, kalau yang menghancurkan sesuatu yang sudah
besar bukanlah kondisi eksternal melainkan internal. Enron, salah satu perusahaan raksasa di
bidang energi salah satu contohnya. Siapa yang menduga bahwa perusahaan super raksasa itu
bisa habis "hanya" karena pihak manajemennya diduga melakukan moral hazard, yaitu
berupa penyalahgunaan atas laporan keuangan. Kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan
bukan?
Jatuhnya Enron saat itu bisa dibilang peristiwa besar yang mengguncang peradaban
ekonomi dunia. Karena kebangkrutannya, salah satu kantor akuntan publik (KAP) berskala
internasional, yaitu Anderson di-delisting. Sungguh ironis. Lagi- lagi pertanyaannya sama,
apakah kebangkrutan Enron tersebut berimbas ke segala aspek kehidupan? Ya, sudah tentu.
Negara lain yang sebelumnya sudah memiliki masalah pertumbuhan ekonomi yang cukup
serius, kondisinya bertambah parah karena bangkrutnya Enron.
Jadi, bila ada yang bilang negara maju itu pasti tak memiliki masalah pertumbuhan
ekonomi, hal itu adalah salah besar. Negara maju tetap memiliki masalah ekonomi yang harus
diwaspadai. Masalah tersebut bisa diatasi dengan mempertahankan stabilitas ekonomi dan
meningkatkan integritas dari pihak-pihak internal, yang biasanya justru menjadi musuh dalam
selimut.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang
Berbeda dengan negara maju, masalah pertumbuhan ekonomi di negara berkembang
sangat mudah dilihat. Tak perlu jauh- jauh mencari siapa contoh negara berkembang itu,
karena Indonesia sudah bisa kita jadikan bahan analisis. Apa masalah ekonomi yang ada di
negara berkembang? Berikut ini adalah beberapa masalahnya.
1. Gempuran produk dan jasa dari luar
Poin pertama ini berhubungan dengan perdagangan bebas yang mulai
dilakukan oleh banyak negara termasuk negara kita. Mudahnya produk dan jasa dari

10

luar untuk keluar masuk ke negara kita, telah menjadi ancaman tersendiri bagi
produsen dalam negeri. Namun, sebenarnya hal tersebut justru menjadi tantangan
untuk merangsang kreativitas. Apa jadinya bila kita hidup "sendiri" tanpa ada rival.
Tentu perjuangan kita tak akan maksimal. Jadi, persaingan entah dari mana asalnya,
sebenarnya adalah sesuatu yang mutlak terjadi dan tak seharusnya kita hadapi secara
manja.
2. Kurangnya dukungan pengadaan barang dan jasa
Masalah

pertumbuhan

ekonomi

berikutnya

di

negara

berkembang,

berhubungan dengan dukungan terhadap pengusaha baru. Banyak pengusaha yang


curhat seperti ini, "Bagaimana bisa berkembang coba, belum-belum udah "dipalak"
sana-sini dengan alasan kontribusi, keamanan, dan uang kerjasama!" Ya, dilema
memang. Di satu sisi, kita disuruh untuk kreatif dengan menciptakan banyak lapangan
kerja. Namun di sisi lain, pungutan liar masih ada di mana-mana. Ibarat sebuah
kondisi kita sedang berada di dalam sumur. Ketika kita ingin keluar dari sumur yang
gelap tersebut, dan ingin merasakan hangatnya sinar matahari, kaki kita ditarik oleh
orang-orang yang juga sama-sama berada di dalam sumur.
3. Kurangnya kreativitas
Sekalipun jumlah orang-orang kreatif meningkat dari waktu ke waktu, namun
sejujurnya kita masih kekurangan orang-orang kreatif. Hal itulah yang juga akan
menjadi masalah ekonomi. Tak ada kreativitas itu artinya mati. Bila saat ini kita
adalah mahasiswa yang baru saja lulus dan tak juga mendapatkan pekerjaan, apa yang
akan kita lakukan? Memulai usaha atau bertahan menjadi pengangguran bergengsi?
"Malu dong, masa sarjana jualan?" begitu salah satu contohnya. Padahal,
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa bisa terus naik karena banyaknya orang-orang
kreatif di negara tersebut.
Bila tak ada yang kreatif, mungkin tak ada yang akan menciptakan kendaraan
dan alat komunikasi. Namun, di negara berkembang, biasanya para penduduknya
masih suka mengikuti tren. Kebanyakan dari mereka akan malu bila berjalan sedikit
"menyimpang" dari teman-temannya. Hal tersebut bisa jadi, karena negara
berkembang biasanya sudah "terbiasa" dijajah oleh bangsa lain. Sehingga pola pikir
menurut dan patuh itu sangat membudaya. Sedangkan pola pikir nyeleneh atau tampil
beda itu dianggap melanggar aturan. Padahal pola pikir dan sikap nyeleneh yang
positif adalah bagian dari kreativitas yang mungkin bisa bermanfaat bagi
pertumbuhan ekonomi bangsa.

11

4. Kurangnya apresiasi terhadap penemuan yang bermanfaat


Masalah pertumbuhan ekonomi lainnya di negara berkembang adalah kurang adanya
apresiasi atau dukungan terhadap penemuan-penemuan di bidang ekonomi yang bisa
bermanfaat bagi banyak orang. Bahkan, lebih sering mungkin sikap nyinyir yang akan
diperlihatkan ketika penemuan tersebut tercipta.
3. PENGANGGURAN
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang
mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan
pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat

pengangguran dapat

dihitung

dengan

cara

membandingkan

jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan

dan

sosial

sehingga

mengganggu

pertumbuhan

dan

pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
B.

Jenis & Macam Pengangguran

12

1. Berdasarjan Jam Kerja


Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja


yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak


bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang


sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal.

2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya


Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:

Pengangguran friksional (frictional unemployment)


Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar
kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang
lebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)


Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran struktural (structural unemployment)


Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1. Akibat permintaan berkurang
2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3. Akibat kebijakan pemerintah

13

Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)


Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang
menanti musim durian.

Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.

Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

C. Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomiankarena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.

14

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
D.

Akibat Pengangguran

Bagi Perekonomian Negara


1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3.

Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi Masyarakat
1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila
tidak bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
E. Cara Mengatasi Pengangguran
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)
kerja yang kosong, dan
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut.
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama
yang bersifat padat karya.

15

Deregulasi dan debirokratisasi di

berbagai

bidang

industri

untuk

merangsang

timbulnya investasi baru.


Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
Menggalakkan

program

transmigrasi

untuk

menyerap

tenaga

kerja

di

sektor agraris dan sektor formal lainnya.


Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan,
jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara
langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut.
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
Meningkatkan daya beli masyarakat.
F. Ciri Ciri Pengangguran Di Indonesia
Pengangguran sangatlah melekat terhadap terbatasnya tingkat perekonomian dalam
kehidupan pelakunya. Kurangnya kemampuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya
ditambah dengan tidak adanya pendapatan yang diperoleh, membuat pengangguran memiliki
ciri ciri sebagai berikut :
a. Melekatnya

dengan

tindak

kriminal

(premanisme),

misalnya

perampokan,

pembegalan, pencurian dll.


b. Melekatnya dengan larangan perintah agama, misalnya pelacuran yang dilakukan oleh
para wanita disebabkan karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia yang
mengakibatkan mereka harus bekerja dengan jalan yang kurang disegani.
c. Tidak memiliki pendirian dalam hidupnya
d. Tidak memiliki penghasilan dan tempat tinggal yang layak
e. Mudah berputus asa

16

f. Tidak mampu mencukupi kebutuhannya


g. Memiliki masalah masalah sosial dalam kehidupannya, dll.
4. INTERAKSI DENGAN DUNIA INTERNASIONAL
A. Pentingnya Kerjasama Ekonomi Internasional
Cakupan kerjasama ekonomi internasional sangat luas. Ada yang langsung
memberikan manfaat dan ada yang baru memberikan manfaat dalam jangka panjang.
Kerjasama ekonomi yang dapat langsung memberikan manfaat terutama adalah perdagangan
internasional. Sedangkan kerjasama yang memberikan manfaat dalam jangka panjang
misalnya penanaman modal langsung. Misalnya pengusaha Amerika Serikat yang
menanamkan modalnya dalam bidang industri di Indonesia, membutuhkan waktu beberapa
tahun sebelum dapat berproduksi.
B. Teori-teori Perdagangan Internasional
Sebenarnya banyak teori perdagangan internasional. Namun akan dibahas 2 teori yang
paling terkenal.
1. Teori Keunggulan Absolut (Absolute Advantages)
Teori ini dikemukan oleh Adam Smith. Menurut Adam Smith, perdagangan akan
meningkatkan kemakmuran bila dilaksanakan melalui mekanisme perdagangan bebas.
Melalui mekanisme perdagangan bebas, para pelaku ekonomi diarahkan untuk
melakukan spesialisasi dalam upaya peningkatan efisiensi. Menurut Adam Smith,
sebaiknya spesialisasi dilakukan berdasarkan pertimbangan keunggulan absolut, yaitu
keunggulan yang dilihat dari kemampuan produksi dengan biaya lebih rendah. Sebab
bila biaya produksinya lebih rendah, dengan input yang sama dapat dihasilkan output
yang lebih banyak.
Contoh:
Biaya Produksi per Unit Sepeda Motor dan Beras Diukur dengan Jumlah Tenaga
Kerja yang Digunakan untuk Memproduksi 1 Unit Output di Indonesia dan Jepang
Negara Motor (M) Beras (B) Rasio Tukar Domestik Indonesia 60 15 1 M : 4 B
Jepang 12 24 1 M :
Bagi Indonesia biaya produksi per unit sepeda motor adalah empat kali lebih
mahal daripada biaya produksi per unit beras (1 unit = 1 ton). Sebab untuk
memproduksi satu unit sepeda motor dibutuhkan 60 tenaga kerja, sedangkan 1 ton
beras dibutuhkan 15 tenaga kerja, sehingga rasio tukar domestiknya (berapa ton

17

beras harus dikorbankan untuk memproduksi 1 unit motor) adalah 1:4. Artinya,
setiap unit motor nilainya sama dengan 4 ton beras.
Bagi Jepang, biaya produksi per unit motor hanya separuh biaya produksi per unit
beras. Sebab biaya produksi per unit beras adalah 24, sedangkan per unit motor
hanya 12. Dengan demikian rasio tukar domestik adalah 1:1/2; setiap unit motor
setara dengan setengah unit beras.
2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparatif Advantages)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo.
Contoh:
Biaya Produksi per Unit Mobil dan Tekstil Diukur dengan Jumlah Tenaga Kerja yang
Digunakan untuk Memproduksi 1 Unit Output di Indonesia dan Jepang
Negara Mobil (M) Tekstil (T) Rasio Tukar Domestik Indonesia 100 20 1 M : 5 T
USA 25 10 1 M : 2,5 T
Tabel di atas menunjukkan bahwa USA memiliki keunggulan absolut dalam
produksi mobil maupun tekstil. Untuk memproduksi satu unit mobil, USA hanya
membutuhkan 25 tenaga kerja, sedangkan Indonesia 100 tenaga kerja. Untuk
memproduksi satu unit tekstil, USA hanya membutuhkan 10 tenaga kerja,
Indonesia 20 tenaga kerja. Menurut David Ricardo, Indonesia dan USA dapat
melakukan perdagangan bila masing-masing negara memiliki keunggulan
komparatif.
Berdasarkan tabel di atas di lihat dari rasio tukar domestiknya harga mobil di USA
diukur dengan unit tekstil adalah dua kali lebih murah daripada harga mobil di
Indonesia. Karena itu biaya ekonomi memproduksi tekstil di USA lebih mahal
dibanding

di

Indonesia.

USA memiliki

keunggulan

komparatif

dalam

memproduksi mobil, karenanya sebaiknya USA menspesialisasikan diri dalam


memproduksi mobil. Sedangkan Indonesia memproduksi tekstil.
Keunggulan komparatif USA dalam memproduksi mobil dapat juga dilihat dari
tingkat efisiensi relatifnya. Karena untuk memproduksi 1 unit mobil USA hanya
membutuhkan 25 tenaga kerja, sementara Indonesia membutuhkan 100 tenaga
kerja, maka USA memiliki efisiensi 4 kali lipat dalam produksi mobil. Sedangkan
dalam produksi tekstil, USA memiliki efisiensi hanya dua kali lipat. Karena itu
sebaiknya USA menspesialisasikan diri dalam produksi mobil, sedangkan
Indonesia memproduksi tekstil.

18

5. SIKLUS EKONOMI
A. Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik turun aktivitas
ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :
a. Gerakan manaik
Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang
kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi
selama minimal dua triwulan berturut turut.
b. Titik puncak atau kulminasi
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini
mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah
mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
c. Gerakan menurun
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari
menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadnang kadang gerakan penurunan ini
disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut turut.
d. Titik terendah atau nadir
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang
disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali
dilihat dari adanya gerakan menaik.
B. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan
para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a. Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle)
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph
Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin cycle).
Faktor faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh
alamiah dan adat istiadat atau kebiasaan.
b. Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama
kali ditemukan oleh Clement Jugalar (1860)
c. Siklus janka panjang (Kondratief Cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925).
Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun.
C. Siklus Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi
a. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja,
terutama bila analisanya janka pendek. Sebab, dalam janka pendek teknologi

19

dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap
variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi
kesempatan kerja.
b. Siklus ekonomi dan inflasi
Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan begitu
pula sebaliknya jia output riil lebih besar dari output natural maka inflasi cenderung
meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.
D. Pengelolaan Siklus Ekonomi
Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelolah
siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus
diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik turun output diusahakan
tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
a. Kebijakan jangka pendek
Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output
natural.
b. Kebijakan jangka panjang
Target yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat
pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan
yang kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
E. Masalah Siklus Ekonomi Jangka Pendek : Output Gap
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol
tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrument utama kebijakan fiskal adalah
pengeluaran dan pajak. Dengan kebijakan fiskal pemerintah dapat mengusahakan
terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Seperti keadaan
dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus
defisit dan sebagainya.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kebijakan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan
ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.

20

F. Kebijakan jangka panjang


Target yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat
pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan yang
kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban. Untuk mengubah kondisi
stabil stagnan ke kondisi stabil dengan pertumbuhan dapat digunakan peralatan kebijakan
fiskal dan moneter. Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan kebijakan fiskal dan moneter
adalah stimulasi permintaan, maka dalam jangka panjang lebih diarahkan kepada stimulasi
penawaran. Contohnya seperti, pemberian kredit kepada UKM (Usaha Kecil Menengah),
alokasi anggaran yang lebih besar kepada pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan
kualitas SDM dan kesehatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak diantaranya
menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari
topik seperti masuk keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang.

21

Hukum dan Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan


penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya. Ekonomi perburuhan
mempelajari upah, kepegawaian, dan dinamika pasar buruh.

B. SARAN
Berdasarkan pembahasan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran yang
mungkin dapat dipertimbangkan oleh pihak produsen bahwa kepuasan pelanggan sangatlah penting,
jika kita kehilangan satu pelanggan saja berarti kita sudah kehilangan kepercayaan dari konsumen
yang lainnya karena dari pelanggan dan konsumenlah orang mengetahui produk tersebut, oleh karena
itu berusahalah untuk menerima pengaduan dari kata yang bersifat negatif.

DAFTAR PUSTAKA

R. L. Day (ed.), Costumer Satisfaction, disatisfaction aand Comlaining Behavior,


Bloomington, IN: Indiana University Press.
Greenberg, J. (1982), Approaching Equity and avoiding inequity in Groups and
Organization,

22

J. Greenberg and R. L. Cohen (eds), Equity and justice in Social Behavior, New York, NY:
Springer-Verlag.

23

Anda mungkin juga menyukai