I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menggunakan alat spektrofotometri serapan atom.
2. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri serapan atom.
Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena
sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan
karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat
dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan
untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal
dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang
berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudia radiasi tersebut diteruskan ke
detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi
yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor
akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus
bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel.
Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom
tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik
ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi,
maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga elektron tersebut
akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan
semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan
oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang
tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut.
Bagian-Bagian pada AAS
a. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki
masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap
unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti
lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu
katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur
Lampu Katoda Multilogam: Digunakan untuk pengukuran beberapa logam
sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan
untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke
dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling
menonjol dari ke-empat besi lainnya.
Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan
energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip
ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar
dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat
menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.Cara pemeliharaan lampu
katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada
main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya
lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai
penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.
b. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi
gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu 20000K, dan ada
juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan
kisaran suhu 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk
pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam
tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator. Merupakan pengatur tekanan
yang berada di dalam tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut,
yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air,
untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa
tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan
yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat
apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut
positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak,
karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam
tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar
tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga
memiliki tekanan.
c. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian
luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS,
diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak
berbahaya.
Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara
horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada
serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila
ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat
menyebabkan ducting tersumbat.Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian
kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara horizontal,
menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap hasil
pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap
yang terhubung dengan ducting.
d. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat
ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS,
pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan,
dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada
bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau
berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan
merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara yang
akan disemprotkan ke burner.
Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat
penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk
kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu menguraikan zat
menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila
atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga menimbulkan emisi pada
panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks misalnya pelarut.
V. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti labu takar 50
ml 5 buah , pipet ukur 25 ml, gelas kimia berisi aquades,dan larutan sampel yg
telah disediakan.
2. Membuat larutan standar Mg dengan konsentrasi 5 ppm,10 ppm, 15 ppm, 20
ppm ,dan 25 ppm.
3. Menghomogenkan larutan tersebut
4. Kemudian mengatur alat GBC AAS 932 PLUS
A. Menyetting gas supply
1. Mengatur gas Acytelene pada range 8-14 psi
2. Mengatur Compress Air (Udara Tekan) pada range 45-60 psi
B. Menyetting Instrumen
1.
Menghidupkan computer
2.
Memilih icon GBC versi 1.33, klik dua kali. Tunggu hingga selesai.
3.
Klik metode, lalu mengatur dengan ketentuan
Description (mengatur unsur yang akan diamati, memasukkan nama
unsur atau mengklik tabel sistem perioda)
Instrument (memasukkan arus lampu dan panjang gelombang
maksimum, sesuai tabel didalam kotak lampu)
Measurement (memilih integration, memasukkan waktu pembacaan
dan jumlah replica yang akan digunakan)
Calibrasi (memilih linier least square though zero)
Standard (menambah atau mengurangi row sesuai jumlah standar
yang digunakan)
Quality (membiarkan seperti apa adanya)
Flame (memilih tipe nyala api pembakaran, memilih AirAcetylen)
4.
Klik sampel
Menambah atau mengurangi row untuk sampel yang digunakan.
5.
Klik analisis (menghubungkan dengan file, membiarkan seperti apa
adanya)
6.
Klik result (menampilkan layar untuk pengamatan hasil)
C. Mempersiapkan Sampel
Menyiapkan sampel, mengencerkan bila perlu.
D. Mengukur Sampel
1. Menekan Air-Acetylen diikuti IGNITION (penyalaan)
2. Klik START pada aplikasi window, menunggu sampai terbaca
2. Kurva Kalibrasi Mg
1
f(x) = 0.03x + 0.19
R = 0.97
0.8
0.6
Absorbansi
0.4
0.2
0
0
10
15
20
Konsentrasi Mg
25
30
% Kesalahan R
T P
x 100%
T
0,9710,977
0,971
x 100%
= 0,62%
= 0,0302x + 0,1914
= 0,0302x + 0,1914
0,1308
0,0302
= -4,33 ppm
Limbah B
Y
0,4837
= 0,0302x + 0,1914
= 0,0302x + 0,1914
0,2923
0,0302
= 9,678 ppm
% kesalahan
T P
x 100
T
9,6789,110
9,678
x 100%
= 5,8%
Limbah C
Y
= 0,0302x + 0,1914
0,4486
= 0,0302x + 0,1914
0,2572
0,0302
= 8,516 ppm
% kesalahan
T P
x 100
T
8,5167,870
8,516
x 100%
= 8,2%
X 2
X
Y
XY N
75 x 3,4055
6
5625
1375
6
55,855
=
55,85542,56875
1375937,5
13,28625
437,5
= 0,0303
% kesalahan
T P
T
x 100%
0,03020,0303
0,0302
x 100%
= 0,3%
Slope
Y b
3,401550,0303(75)
6
1,12905
6
= 0,1882
% kesalahan
T P
T
0,19140,1882
0,1914
= 0,32%
5. Konsentrasi Manual
Limbah A
Y
= aX + b
x 100%
Y b
a
0,06060,1882
0,0303
x 100%
= -3,94 ppm
Limbah B
Y
= aX + b
Y b
a
0,48370,1882
0,0303
= 9,752 ppm
Limbah C
Y
= aX + b
Y b
a
0,44860,1882
0,0303
= 8,594 ppm
6. Tabel Konsentrasi
Konsentasi (ppm)
Dari
Dari
Dari
Alat
Excel
Manual
No.
Sampel
1.
Limbah A
ND
-4,33
-3,94
2.
Limbah B
9,110
9,678
9,752
3.
Limbah C
7,870
8,516
8,594
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan Spektrofotometri Serapan Atom I (AAS I) dapat
disimpulkan bahwa :
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.
Bagian-bagian pada AAS adalah lampu katoda, tabung gas, ducting, kompresor,
burner, buangan pada AAS
http://kc12engineer.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikumspektrofotometri.html
http://www.slideshare.net/DyahAsihSetiatin/spektrofotometri-serapanatom
GAMBAR ALAT
Pipet Ukur
Gelas Kimia
Labu Takar
Botol Aquadest